Laporan - Praktikum 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

PENETAPAN KENORMALAN KMnO4 0,1 N


Dengan Bahan Baku Asam Oksalat

Disusun oleh:

Nama: Taufik Rizkiana


NIM : 2021001064
Dosen Pengampu : Puspita Sari, M.Si
I.Tujuan

Untuk mengetahui dan menetapkan kenormalan KMnO4 0.1 N


dengan tepat.

II.DASAR TEORI
KMnO4 merupakan BBS yang kenormalannya tidak dapat ditentukan secara teori,
oleh karena itu dilakukan standarisasi. KMnO4 adalah oksidator kuat, oleh karena itu sebagai
BBP dipilih Asam Oksalat yang merupakan asam reduktor. Penitaran dilakukan tanpa
indikator dengan warna TA merah muda seulas.
Analisa Volumetri Adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas
kegunaannya. Cara ini rangkas menguntungkan karena pelaksanaannya yang mudah dan
cepat. Ketelitian dan kecepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar
berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda – beda.
Titrasi adalah proses menentukan kadar suatu larutan yang belum diketahui
konsentrasinya dengan larutan lain (larutan standar) yang telah diketahui konsentrasinya.
Titrasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu Titrasi asam basa, Titrasi pengendapan, Titrasi redoks,
dan Titrasi kompleksometri. Titrasi asam basa adalah proses menentukan kadar suatu larutan
asam yang belum diketahui konsentrasinya dengan larutan basa yang telah diketahui
konsentrasinya maupun sebaliknya.
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya antarmolekul
yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni atau pelarut ke keadaan
tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan maupun kestabilan larutan
(Kuswanto, 2010). Dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat
yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut. Larutan
yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang
mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat
terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang
terlarut (Lusiana, 2012).

Titrasi redoks (reduksi-oksidasi) merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya,
diantaranya: permanganometri, dikromatometri, cerimetri, iodimetri, iodatometri,
bromometri, bromatometri, dan nitrimetri. Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu
senyawa (titran) yang dapat bereaksi dengan semua senyawa oksidator dan reduktor sehingga
pastinya akan melibatkan senyawa reduktor dan oksidator, karena titrasi redoks melibatkan
rekasi oksidasi dan reduksi diantaranya titran dan analit. Jadi kalau titrannya oksidator maka
sampelnya adalah oksidator.
Permanganometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor dengan jalan
dioksidasi dengan larutan baku Kalium Permanganat (KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat
encer. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi
ini berlangsung dalam suasana asam, netral, dan alkalis, dimana kalium permanganate
merupakan oksidator yang kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan
oksidasi atau redoks. Kalium permangant inilah yang telah digunakan meluas lebih dari 100
tahun. (Shevla, 1995).
Pada teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukkan kadar oksalat atau besi
dalam suatu sampel. Kalium Permanganat merupakan peran oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam dengan
menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa digunakan untuk
menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya.(Anonim, 2009). Sedikit
permanganat dapat terpakai dalam pembentukan kholor. Reaksi ini terutama kemungkinan
akan terjadi dengan garam – garam besi, kecuali jika tindakan -  tindakan pencegahan yang
khusus diambil. Dengan asam bebas yang sedikit berlebih, larutan yang sangat encer,
temperature yang rendah, dan titrasi yang lambat sambil terus menerus, bahaya dari penyebab
ini telah dikurangi sampai minimal. Pereaksi kalium permanganate bukan merupakan larutan
baku primer dan karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. Pada percobaan ini untuk
membakukan kalium permanganate dapat digunakan  natrium oksalat yang merupakan
standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam. ( Basset, 1994 ).
Sifat fisik dari kalium permanganat (KMnO 4) berat molekulnya adalah 197, 12
gr/mol, memiliki titik didih 32, 35 °C dan memiliki titik beku 2, 83°C.  Kalium permanganat
(KMnO4) memiliki warna ungu kehitaman berbentuk kristal. Sifat kimia dari kalium
permanganat (KMnO4) adalah (KMnO4)  larut dalam metanol, dapat terurai oleh sinar.
(KMnO4) dalam suasana basa dan netral akan tereduksi menjadi MnO 2. Kalium permanganat
telah banyak dipergunakansebagai agen pengoksidasi. Reagen ini dapat diperoleh dengan
mudah, tidak mahal dan tidak membutuhkan indikator karena  KMnO4 dapat bertindak
sebagai autoindikator (reagen yang berfungsi sebagai penandan titik akhir titrasi). Satu tetes
0,1 N permnganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang
biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat
dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Asam oksalat adalah
senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam
dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH.
Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam
asetat. Oksalat dari logam-logam alkali dan besi(II) larut dalam air, semua oksalat lain tak
larut atau sangat sedikit larut dalam air. Mereka semuanya larut dalam asam-asam encer.
Beberapa oksalat larut larutan pekat asam oksalat dengan jalan membentuk oksalat asam atau
oksalat komplek yang larut. Asam oksalat adalah zat padat kristalin, tak berwarna.

III.Alat dan Bahan

Alat
- Timbangan Analitik - Batang pengaduk
- Botol timbang - Labu Ukur 100 ml
- Spatulla - Botol Semprot
- Corong pendek - Pipet Volume 25 ml
- Erlenmeyer 250 ml - Pipet Tetes
- Buret 50 ml - Tiang Statif dan Klem
- Gelas Kimia 100 ml - Kertas Putih
- Hot Plate - Termometer raksa

Bahan :
a. Hablur asam oksalat
b. Larutan KMnO4 0.1 N
c. Larutan H2SO4 4 N

IV.Prosedur Kerja

1. Di timbang dengan teliti 500 mg hablur asam oksalat. Di bilas dengan air sulung kedalam
labu ukur 100 ml.
2. Dilarutkan dan di impitkan sampai tanda batas
3. 25 ml larutan ini di pipet kedalam Erlenmeyer 300 ml
4. Di tambahkan H2SO4 4N dan di encerkan sampai 100 ml
5. Larutan di panaskan hingga 70°C dan segera di titar dengan larutan KMnO4 0,1 N sampai
warna merah jambu muda

V. Reaksi

2KMnO4 + 3H2SO4 + 5 (COOH)2 → 2 MnSO4 + K2SO4 + 8 H2O + 5CO2

VI. Perhitungan

VII. Data Pengamatan

Titrasi
No Average
Pertama Kedua
20.35
1 20.3 ml 20.4 ml
ml

Kenormalan KmnO4 = mg asam oksalat


Fp x V KMnO4 x 63
= 500
4 x 20.35 ml x 63
= 500
5128.2
= 0.09755 N
VIII.Pembahasan

Pada percobaan penetapan kenormalan KMnO4 digunakan asam oksalat 0,1 N sebagai


larutan baku dan juga sebagai pereduksi dalam larutan. Pada penambahan asam sulfat 4 N
berfungsi, untuk mengasamkan larutan.Penambahan asam sulfat penting supaya reaksi berada
dalam suasana asam sehingga MnO4-  tereduksi menjadi Mn2+. Jika larutan dalam keadaan
netral atau sedikit basa maka KMnO4 akan tereduksi menjadi MnO2 berupa endapan coklat
yang akan mempersulit penentuan titik akhir titrasi. Setelah larutan menjadi homogen, maka
dilakukan pemanasan. Pemanasan ini hingga mencapai 60°C-70°C, hal ini berfungsi agar
KMnO4 dapat mengoksidasi H2C2O4 (asam oksalat) karena apabila suhu larutan dibawah
60°C-70°C maka reaksi akan berjalan lambat dan akan mengubah MnO 4- menjadi MnO2 yang
berupa endapan cokelat sehingga titik akhir titrasi susah untuk dilihat. Sedangkan
apabila suhu larutan di atas 60°C-70°C maka akan merusak asam oksalat, dan terurai menjadi
CO2 dan H2O sehingga hasil akhir akan lebih kecil. Setelah dipanaskan hingga suhunya
mencapai 60°C-70°C kemudian dilakukan titrasi dengan KMnO4. Dari percobaan pada V
KMnO4 10,35 mL didapat perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Perubahan
warna ini merupakan titik akhir titrasi dari volume KMnO4 tersebut didapat konsentrasi dari
KMnO4 yaitu 0,09755 N.

IX.Kesimpulan

Pada praktikum kali ini didapatkan konsentrasi dari KMnO4 yaitu


0.09755 N

X.Daftar Pustaka

 kumpulan-kumpulan laporan: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM Mentetapkan titar lar.


KMnO4 0.1 N (satyapermana.blogspot.com) Alkalimetri - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
 Penetapan Normalitas (Standarisasi) KMnO4 dengan BBP Asam Oksalat
(asymmetricalife.com)

Anda mungkin juga menyukai