Laporan Sistem Limfatik

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Sistem Limfatik

DISUSUN OLEH :
Oktavia c.silitonga
NIM :210208010
DOSEN PENGAMPUH :Dr Dicky Yuswardi M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
T.A 2021/2022

I. Judul : Diskusi tentang sistem limfatik


II.Tujuan : Mampu mengenal sistem limfatik

III. DASAR TEORI

1. SISTEM LIMFATIK

Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi Sistem ini terdiri dari organ-organ yang
memproduksi dan menyimpan limfosit, suatu cairan yang bersirkulasi (limfe): yang merupakan derivate
cairan jaringan dan pembuluh pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi. Fungsi dari
limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah, yang pada
penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan melewatkan
melalui organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor faktor imunologis lain ke dalam sirkulasi.

 Sistem Limfoid

Sistem limfoid terdiri atas sel-sel dan organ-organ yang melindungi lingkungan interna dari invasi dan
kerusakan oleh zat-zat asing, sehingga sel-sel sistem ini dikenal sebagai sel-sel imunokompeten, karena
mempunyai kemampuan membedakan miliknya sendiri dari yang bukan miliknya sendiri (benda-benda
asing) dan menyelenggarakan inaktivasi atau destruksi benda-benda asing. Sistem ini terdiri atas sel-sel
yang bergerak dan menetap. Limfosit dan makrofag.merupakan sel-sel utama yang bergerak, sedangkan
retikulo endotel dan sel-sel plasma adalah unsur utama sel yang menetap. Organ-organ limfatik
umumnya terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi jala-jala sel dan serabut-serabut retikuler di
mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel plasma, makrofag, dan dalam arti yang lebih sempit, sel-sel
imunokompeten lainnya. Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus, limpa, tonsil, kelenjar limfe),
limfosit darah dan cairan limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma yang tersebar di seluruh
jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas saluran pencernaan dan pernapasan.
Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-benda asing (bukan miliknya sendiri) yang menembus
barier pertahanan lain (misalnya, kulit) dan masuk sebagai molekul molekul bebas atau sebagai bagian
dari mikroorganisme invasif. Ia juga mengenal struktur-struktur yang menyimpang dari kebiasaan yang
bukan miliknya sendiri yang berasal dalam tubuh seperti sel-sel maligna. Akibat dari makromolekul yang
tidak biasa ini (bukan miliknya sendiri) sistem ini menimbulkan reaksi imun.

 Jaringan Limfoid

Noduli limfatisi juga dinamakan folikel-folikel limfatik dapat ditemukan terisolasi dalam jaringan
penyambung beberapa jaringan, terutama dalam lamina pria saluran pencernaan, saluran pernapasan
bagian atas, dan saluran kemih. Noduli tidak mempunyai kapsul jaringan penyambung dan dapat
ditemukan dalam kelompokan yang membentuk timbunan seperti agmen Peyer dalam ileum. Nodulus
adalah struktur sementara dan dapat menghilang dan timbul kembali pada tempat yang sama. Tiap-tiap
noduli limfatisi adalah suatu struktur bulat yang dapat mempunyai garis tengah 0.2-1 mm. Pada
potongan histologis, nodule sangat diwarnai oleh hematoksilin sebagai akibat adanya limfosit dalam
jumlah yang banyak, mempunyai inti basofilik dengan kromatin padat dan korona dari sitoplasma
basofilik yang sempit. Bagian dalam nodulus sering menunjukkan daerah yang lebih pucat pada
pewarnaan yang dinamakan sentrum germinativum. Perbedaan dalam pewarnaan pada sentrum
germinativum ini disebabkan karena adanya limfosit yang aktif (imunoblast) yang menunjukkan
sitoplasma yang banyak, berwarna pucat pada pewarnaan dan inti yang besar, aktif, eukromatik;
berdasarkan alasan ini, ia berbeda dengan limfosit yang lebih kecil yang mempunyai inti yang lebih gelap
dan menyolok di pinggir nodulus, yang tidak berbatas jelas. Sekarang, banyak sel-sel dalam sentrum
germinativum dapat menunjukkan gambaran mitosis. Adanya sentrum germinativum dapat timbul dan
hilang dari nodulus sesuai dengan tingkat fungsionalnya. Dalam nodulus yang fase kematangannya
berbeda, terdapat sel-sel bebas yang menyolok, terutama limfoblast, limfosit kecil, sedang, dan besar.
imunoblast, dan sel-sel plasma. Aktivitas nodulus limfatikus tergantung pada beberapa faktor termasuk
efek flora bakteri. Pada binatang yang diletakkan dalam keadaan steril, noduli dengan sentrum
germinativum jarang ditemukan. Keadaan yang berlawanan terjadi pada beberapa infeksi, di mana
pembentukan limfosit meningkat dan sentrum germinativum sering ditemukan. Pada bayi yang baru
lahir

serta pada binatang yang tumbuh dalam lingkungan aseptik, noduli limfatisi sangat

jarang, yang menunjukkan bahwa pembentukannya tergantung pada rangsang

antigenik. Pada peradangan lokal, terdapat peningkatan jumlah noduli limfatisi yang

dekat dengan tempat yang meradang, dan sebagian besar noduli mempunyai sentrum

germinativum.

 Kelenjar Limfe

Kelenjar limfe adalah organ berkapsul yang berbentuk seperti kacang yang

terdiri atas jaringan limfoid. Kelenjar limfe tersebar di seluruh tubuh, sepanjang

perjalanan pembuluh limfe yang membawa cairan limfe ke dalam duktus thoracicus

dan duktus limphaticus dexter. Kelenjar limfe ditemukan dalam axilla dan sktrotum.

sepanjang pembuluh-pembuluh besar leher, dan dalam jumlah besar dalam thorax.

abdomen dan khususnya dalam mesenterium. Kelenjar limfe terdiri atas serangkaian

garis-garis filter, di mana semua cairan jaringan yang berasal dari cairan limfe

difiltrasi paling tidak pada satu kelenjar, sebelum ia kembali ke sistem sirkulasi.

Kelenjar limfe berbentuk ginjal mempunyai bagian yang konveks dan suatu depresi.

hilus, melalui arteri dan syaraf menembus vena dan meninggalkan organ. Cairan

limfe menembus kelenjar limfe melalui pembuluh limfe aferen yang masuk pada

permukaan konfeks organ, dan cairan limfe ke luar melalui pembuluh limfe eferen

hilus. Tiap nodus limfatikus mempunyai bagian korteks dan medula. Korteks nodus

limfatikus mengandung kelompokan limfosit dan sel-sel retikuler yang padat, yang

dikenal sebagai noduli limfatisi. Di samping daerah korteks dan medula yang

merupakan 2 daerah yang secara klasik dikemukakan, terdapat zona parakorteks..

secara morfologis sukar didefinisikan tetapi secara fungsional jelas. Pada dasarnya.
zona parakorteks terdiri atas jaringan limfoid padat yang terletak pada daerah

juxtamedula (yaitu pada perbatasan korteks dan medula). Limfosit zona parakorteks

limfosit T mempunyai sifat-sifat khusus yang membuat mereka berbeda dari

limfosit-limfosit nodus limfatikus lainnya, limfosit B.

 Histofisiologi

Nodus limfatikus berperan sebagai suatu filter yang mana limfe mengalir dan

dibersihkan dari partikel-partikel asing sebelum ia kembali ke sistem sirkulasi.

Karena nodus limfatikus tersebar di seluruh tubuh, cairan limfe yang terbentuk dalam

jaringan paling tidak harus melalui satu nodus limfatikus sebelum masuk dalam

aliran darah. Tiap-tiap nodus menerima cairan limfe dari daerah tubuh tertentu,

karena itu in dinamakan nodus satelit. Tumor ganas sering mengadakan metastatis

melalui nodus satelit Pada noduli limfatikus, antigen yang jumlahnya besar diproses

oleh makrofag, dan sebagian antigen terjebak pada permukaan sel-sel retikuler

khusus yang dikenal sebagai sel-sel dendritik. Antigen yang terikat ini tidak

difagositosis tetapi dikenakan pada permukaan sel-sel dendritik dimana ia mungkin

dikenal dan ditindak oleh limfosit yang kompeten secara imunologik. Bila sel B

mengenali antigen, dalam keadaan yang sesuai (yang mungkin membutuhkan

peranan sel-selT) limfosit B dapat diaktifkan. Sel-sel ini selanjutnya membelah dan

menghasilkan sel-sel plasma dan limfosit B aktif. Sel-sel plasma kemudian secara

aktif mensintesis antibodi spesifik dan mengeluarkannya ke dalam cairan limfe yang

sedang mengalir melalui sinus-sinus medula. Sel-sel B aktif, yang dapat mengsekresi

beberapa antibodi dan juga mengikat sebagian antibodi ini pada permukaannya,

meninggalkan medula dan mengalir dengan cairan limfe untuk masuk kembali dalam

sistem sirkulasi. Bila dalam perjalanannya sel-sel B menemukan antigen perangsang

yang lebih banyak, ia dapat meninggalkan darah, masuk ke dalam jaringan

penyambung, dan berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma bersekresi yang tidak

bergerak. Sebagai akibat infeksi dan perangsangan antigen nodus limfatikus yang

terserang menunjukkan pembengkakan, menggambarkan pembentukan banyak


sentrum germinativum dan proliferasi aktif sel-sel. Pada nodus yang istirahat, sel-sel

plasma merupakan 1-3% populasi sel; akan tetapi, jumlah mereka sangat meningkat

dan mereka berperanan sebagian akan pembesaran nodus limfatikus yang terangsang.

Sel-sel dalam cairan limfe kembali ke aliran dan melalui ductus thorasicus. Limfosit

yang berasal dari darah dapat mendiami kembali nodus limfatik dengan

meninggalkan melalui venula spesifik dalam zona parakorteks nodus limfatikus

Pembuluh-pembuluh ini, venula postkapilaris, menunjukkan endotel yang terdiri atas

sel-sel kubis tinggi yang tidak seperti pada umumnya. Limfosit mampu berjalan

antara sel-sel endotel pembuluh tersebut. Diduga bahwa kemampuan migrasi ini

dihubungkan dengan interaksi spesifik reseptor-reseptor (mungkin polisakarida) pada permukaan


limfosit dan sel-sel endotel venula postkapiler. Limfosit yang menembus

antara sel-sel endotel venula menembus zona parakortika sinus-sinus medula dan

meninggalkan nodul melalui eferen pembuluh limfatik bersama-sama dengan

limfosit yang baru dibentuk. Dengan jalan ini, sebagian besar limfosit T ber

resirkulasi secara banyak.

 Tonsila

Tonsila adalah organ yang terdiri atas sekelompok jaringan limfoid berkapsul

tidak sempurna yang terletak di bawah tetapi bersentuhan dengan epitel usus.

Menurut lokasinya, tonsila dalam mulut dan pharynx dinamakan tonsila palatina,

tonsila pharyngea, dan tonsils lingualis. Pada usus, noduli limfatisi yang terletak

dibawah epitel usus merupakan satu bentuk "tonsila usus" yang dikenal sebagai

agmen Peyer. Appendix vermifornis, juga terdiri atas noduli limfatisi yang

berhubungan dengan epitel, menggambarkan bentuk tonsila usus lain. Berbeda

dengan nodus limfatikus, tonsila tidak terletak sepanjang perjalanan pembuluh

pembuluh limfe. Tonsila menghasilkan limfosit, banyak diantara mereka menembus

epitel dan terkumpul dalam mulut, pharynx, dan usus.

1. Tonsila palatina, terdiri atas 2 buah yang terletak pada pars oralis pharynx.

2. Tonsila pharingea, tunggal yang terletak pada bagian superoposterior pharynx.


3. Tonsila lingualis lebih kecil dan lebih banyak daripada tonsila lain, terletak

pada dasar lidah.

 Timus

Timus merupakan organ limfoid utama yang terletak didekat mediastinum kira

kira setinggi pembuluh-pembuluh besar jantung Timus terdiri atas lobulus-lobulus

tidak sempurna, tidak memiliki pembuluh limfe aferen atau nodulus limfatikus. Tiap

tiap lobulus mempunyai zona perifer dari jaringan limfoid korteks yang terdiri atas

kelompokan timosit atau limfosit T. Pada zona korteks terdapat limfosit-limfosit

kecil, bagian ini merupakan tempat yang sangat aktif dalam pembentukan limfosit.

Disamping sel-sel tersebut,timus mempunyai sedikit sel-sel retikuler mesenkim dan

banyak makrofag Pada zona medula banyak ditemukan limfoblas-limfoblas

limfosit-limfosit muda, dan sel-sel retikuler. Medula juga mengandung badan-badan Hassel, yang
merupakan gambaran khas timus. Badan-badan Hassel terdiri atas

lapisan-lapisan konsentris dari sel-sel retikuler epitel.

 Histofisiologi

Limfosit T meninggalkan timus melalui pembuluh-pembuluh darah dalam

medula, menembus daerah-daerah tertentu dari organ-organ limfoid lain yang

dinamakan organ-organ limfoid sekunder atau perifer. Limfosit T adalah sel yang

hidup lama dan merupakan bagian populasi sel limfosit dari timus, sebagian besar

limfosit limfe dan darah, dan limfosit yang terdapat pada semua zona timus

dependen. Mereka bereaksi terhadap sebagian besar antigen, membentuk sel plasma

yang mensintesis antibodi.

 Limpa

Limpa merupakan sekumpulan jaringan limfoid. Pada manusia limpa merupakan

organ limfatik terbesar dalam sistem sirkulasi, memiliki banyak sel-sel fagositik,

tempat pertahanan yang penting terhadap mikroorganisme yang menembus sirkulasi

dan tempat destruksi banyak sel-sel darah merah.

Struktur umum: Pada preparat limpa tampak bercak-bercak putih dalam parenkim
yang merupakan nodulus limfatikus bagian dari pulpa putih. Nodulus-nodulus yang

terdapat di dalam jaringan merah (gelap), banyak mengandung darah, dinamakan

pulpa merah. Pulpa limpa terdiri atas jaringan penyambung yang mengandung

serabut-serabut retikuler, sel-sel retikuler dan makrofag. Pulpa putih terdiri atas

jaringan limfatik. Seperti halnya pada jaringan limfatik pada umumnya, sel-sel

retikuler dan serabut-serabut retikuler keduanya ditemukan dan membentuk jala-jala

3-dimensi dan ditempati oleh limfosit-limfosit dan makrofag. Pulpa merah adalah

jaringan retikuler dengan sifat-sifat khusus, pulpa merah sebenarnya merupakan

spon, rongga-rongga yang terdiri atas sinusoidsinusoid. Pulpa merah limpar

mengandung makrofag, limfosit, sel-sel plasma, dan banyak unsur-unsur darah

(eritrosit, trombosit, dan granulosit).

 Histofisiologi

Limpa merupakan organ limfatik dengan sifat-sifat khusus dan fungsi utama sbb:

1. Pembentukan limfosit

2. Destruksi eritrosit

3. Pertahanan terhadap partikel-partikel asing

4. Cadangan darah.

1. Penghasil sel-sel darah

Pulpa putih limpa menghasilkan limfosit yang bermigrasi ke pulpa merah. Pada

saat fetus, limpa menghasilkan granulosit (neutrofil, basofil, dan eosinofil) dan

eritrosit, dan berhenti pada akhir fase fetal. Pada keadaan-keadaan patologis tertentu

(misalnya, leukemia), limpa mulai lagi membentuk granulosit dan eritrosit, jadi

mengalami proses yang dikenal sebagai metaplasia mieloid (perubahan patologis dari

satu jenis sel menjadi sel lainnya).

2. Destruksi eritrosit

Sel-sel darah merah mempunyai masa hidup rata-rata 120 hari, setelah itu mereka

dihancurkan, terutama dalam limpa. Makrofag-makrofag dalam pulpa merah

menelan seluruh keping-keping eritrosit, kemudian dicerna oleh lisosom.


Hemoglobin dicerna menjadi pigmen bilirubin, dan feritin yang mengandung besi.

Senyawa-senyawa ini kemudian dikembalikan kedalam darah. Bilirubin dikeluarkan

oleh sel-sel hati bersama dengan empedu. Feritin digunakan oleh eritrosit-eritrosit

sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin baru.

3. Pertahanan

limfosit B dan T dan makrofag di dalam limpa memiliki peranan penting dalam

pertahanan tubuh Limpa dianggap sebagai "saringan" darah terhadap kuman

Limfosit T yang ditemukan dalam selubung periarterial pulpa putih berproliferasi dan

masuk aliran darah berperanan dalam mekanisme kekebalan yang diperantarai se!

(kekebalan seluler). Limfosit B berproliferasi dan menghasilkan sel-sel plasma yang

menghasilkan antibodi (kekebalan humoral) Makrofag limpa paling aktif

mengfagosit partikel-partikel hidup (bakteri dan virus) dan partikel-partikel yang

tidak berdaya yang mereka temukan dalam perjalanan mereka ke aliran darah. Bila

didalam plasma darah terdapat lipid yang berlebihan (hiperlipemia), maka makrofag

limpa mengumpulkan zat ini dalam jumlah yang sangat banyak.

4. Cadangan darah

Karena struktur pulpa merah yang seperti spon, limpa menyimpan darah, yang

dapat masuk ke sirkulasi untuk menambah volume darah yang beredar. Splenektomi Senyawa-senyawa
ma kemudian dikembalikan kedalam darah. Bilirubin dikeluarkan

oleh sel-sel hati bersama dengan empedu. Feritin digunakan oleh eritrosit-eritrosit

sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin baru.

3. Pertahanan

limfosit B dan T dan makrofag di dalam limpa memiliki peranan penting dalam

pertahanan tubuh. Limpa dianggap sebagai "saringan" darah terhadap kuman.

Limfosit T yang ditemukan dalam selubung periarterial pulpa putih berproliferasi dan

masuk aliran darah berperanan dalam mekanisme kekebalan yang diperantarai sel

(kekebalan seluler). Limfosit B berproliferasi dan menghasilkan sel-sel plasma yang

menghasilkan antibodi (kekebalan humoral) Makrofag limpa paling aktif


mengfagosit partikel-partikel hidup (bakteri dan virus) dan partikel-partikel yang

tidak berdaya yang mereka temukan dalam perjalanan mereka ke aliran darah. Bila

didalam plasma darah terdapat lipid yang berlebihan (hiperlipemia), maka makrofag

limpa mengumpulkan zat ini dalam jumlah yang sangat banyak.

4. Cadangan darah

Karena struktur pulpa merah yang seperti spon, limpa menyimpan darah, yang

dapat masuk ke sirkulasi untuk menambah volume darah yang beredar. Splenektomi (pengambilan
limpa), walaupun limpa mempunyai fungsi-fungsi penting, limpa dapat

dibuang tanpa membahayakan individu. Organ-organ lain dengan sel-sel yang sama

seperti yang ditemukan dalam limpa akan mengkompensasi kehilangan limpa ini.

Splenektomi bermanfaat pada penyakit-penyakit dimana terdapat defisiensi fungsi

sumsum tulang.

IV.KESIMPULAN

Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri

dari organ-organ yang memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang

bersirkulasi (limfe), yang merupakan derivate cairan jaringan; dan pembuluh-pembuluh

limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi. Fungsi dari limfe adalah untuk

mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah, yang pada

penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan

melewatkan melalui organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor-faktor

imunologis lain ke dalam sirkulasi.

Organ-organ limfatik umumnya terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi

jala-jala sel dan serabut-serabut retikuler di mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel

plasma, makrofag, dan dalam arti yang lebih sempit, sel-sel imunokompeten lainnya.
Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus, limpa, tonsil, kelenjar limfe), limfositdarah dan cairan
limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma yang tersebar di seluruh

jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas saluran pencernaan dan

pernapasan. Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-benda asing (bukan miliknya

sendiri) yang menembus barier pertahanan lain (misalnya, kulit) dan masuk sebagai

molekul-molekul bebas atau sebagai bagian dari mikroorganisme invasif.

V. KESIMPULAN

Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari organ-organ yang
memproduksi dan menyimpan limfosit: suatu cairan yang bersirkulasi (limfe): yang merupakan derivate
cairan jaringan dan pembuluh-pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi. Fungsi dari
limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah, yang pada
penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan melewatkan
melalui organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor-faktor imunologis lain ke dalam sirkulasi.

Organ-organ limfatik umumnya terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi jala-jala sel dan
serabut-serabut retikuler di mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel plasma, makrofag, dan dalam
arti yang lebih sempit, sel-sel imunokompeten lainnya. Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus,
limpa, tonsil, kelenjar limfe), limfositdarah dan cairan limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma
yang tersebar di seluruh jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas saluran
pencernaan dan pernapasan.

Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-benda asing (bukan miliknya, sendiri) yang
menembus barier pertahanan lain (misalnya, kulit) dan masuk sebagai molekul-molekul bebas atau
sebagai bagian dari mikroorganisme invasif.

Anda mungkin juga menyukai