Laporan Sistem Limfatik
Laporan Sistem Limfatik
Laporan Sistem Limfatik
Sistem Limfatik
DISUSUN OLEH :
Oktavia c.silitonga
NIM :210208010
DOSEN PENGAMPUH :Dr Dicky Yuswardi M.Kes
1. SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi Sistem ini terdiri dari organ-organ yang
memproduksi dan menyimpan limfosit, suatu cairan yang bersirkulasi (limfe): yang merupakan derivate
cairan jaringan dan pembuluh pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi. Fungsi dari
limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah, yang pada
penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan melewatkan
melalui organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor faktor imunologis lain ke dalam sirkulasi.
Sistem Limfoid
Sistem limfoid terdiri atas sel-sel dan organ-organ yang melindungi lingkungan interna dari invasi dan
kerusakan oleh zat-zat asing, sehingga sel-sel sistem ini dikenal sebagai sel-sel imunokompeten, karena
mempunyai kemampuan membedakan miliknya sendiri dari yang bukan miliknya sendiri (benda-benda
asing) dan menyelenggarakan inaktivasi atau destruksi benda-benda asing. Sistem ini terdiri atas sel-sel
yang bergerak dan menetap. Limfosit dan makrofag.merupakan sel-sel utama yang bergerak, sedangkan
retikulo endotel dan sel-sel plasma adalah unsur utama sel yang menetap. Organ-organ limfatik
umumnya terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi jala-jala sel dan serabut-serabut retikuler di
mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel plasma, makrofag, dan dalam arti yang lebih sempit, sel-sel
imunokompeten lainnya. Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus, limpa, tonsil, kelenjar limfe),
limfosit darah dan cairan limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma yang tersebar di seluruh
jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas saluran pencernaan dan pernapasan.
Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-benda asing (bukan miliknya sendiri) yang menembus
barier pertahanan lain (misalnya, kulit) dan masuk sebagai molekul molekul bebas atau sebagai bagian
dari mikroorganisme invasif. Ia juga mengenal struktur-struktur yang menyimpang dari kebiasaan yang
bukan miliknya sendiri yang berasal dalam tubuh seperti sel-sel maligna. Akibat dari makromolekul yang
tidak biasa ini (bukan miliknya sendiri) sistem ini menimbulkan reaksi imun.
Jaringan Limfoid
Noduli limfatisi juga dinamakan folikel-folikel limfatik dapat ditemukan terisolasi dalam jaringan
penyambung beberapa jaringan, terutama dalam lamina pria saluran pencernaan, saluran pernapasan
bagian atas, dan saluran kemih. Noduli tidak mempunyai kapsul jaringan penyambung dan dapat
ditemukan dalam kelompokan yang membentuk timbunan seperti agmen Peyer dalam ileum. Nodulus
adalah struktur sementara dan dapat menghilang dan timbul kembali pada tempat yang sama. Tiap-tiap
noduli limfatisi adalah suatu struktur bulat yang dapat mempunyai garis tengah 0.2-1 mm. Pada
potongan histologis, nodule sangat diwarnai oleh hematoksilin sebagai akibat adanya limfosit dalam
jumlah yang banyak, mempunyai inti basofilik dengan kromatin padat dan korona dari sitoplasma
basofilik yang sempit. Bagian dalam nodulus sering menunjukkan daerah yang lebih pucat pada
pewarnaan yang dinamakan sentrum germinativum. Perbedaan dalam pewarnaan pada sentrum
germinativum ini disebabkan karena adanya limfosit yang aktif (imunoblast) yang menunjukkan
sitoplasma yang banyak, berwarna pucat pada pewarnaan dan inti yang besar, aktif, eukromatik;
berdasarkan alasan ini, ia berbeda dengan limfosit yang lebih kecil yang mempunyai inti yang lebih gelap
dan menyolok di pinggir nodulus, yang tidak berbatas jelas. Sekarang, banyak sel-sel dalam sentrum
germinativum dapat menunjukkan gambaran mitosis. Adanya sentrum germinativum dapat timbul dan
hilang dari nodulus sesuai dengan tingkat fungsionalnya. Dalam nodulus yang fase kematangannya
berbeda, terdapat sel-sel bebas yang menyolok, terutama limfoblast, limfosit kecil, sedang, dan besar.
imunoblast, dan sel-sel plasma. Aktivitas nodulus limfatikus tergantung pada beberapa faktor termasuk
efek flora bakteri. Pada binatang yang diletakkan dalam keadaan steril, noduli dengan sentrum
germinativum jarang ditemukan. Keadaan yang berlawanan terjadi pada beberapa infeksi, di mana
pembentukan limfosit meningkat dan sentrum germinativum sering ditemukan. Pada bayi yang baru
lahir
serta pada binatang yang tumbuh dalam lingkungan aseptik, noduli limfatisi sangat
antigenik. Pada peradangan lokal, terdapat peningkatan jumlah noduli limfatisi yang
dekat dengan tempat yang meradang, dan sebagian besar noduli mempunyai sentrum
germinativum.
Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe adalah organ berkapsul yang berbentuk seperti kacang yang
terdiri atas jaringan limfoid. Kelenjar limfe tersebar di seluruh tubuh, sepanjang
perjalanan pembuluh limfe yang membawa cairan limfe ke dalam duktus thoracicus
dan duktus limphaticus dexter. Kelenjar limfe ditemukan dalam axilla dan sktrotum.
sepanjang pembuluh-pembuluh besar leher, dan dalam jumlah besar dalam thorax.
abdomen dan khususnya dalam mesenterium. Kelenjar limfe terdiri atas serangkaian
garis-garis filter, di mana semua cairan jaringan yang berasal dari cairan limfe
difiltrasi paling tidak pada satu kelenjar, sebelum ia kembali ke sistem sirkulasi.
Kelenjar limfe berbentuk ginjal mempunyai bagian yang konveks dan suatu depresi.
hilus, melalui arteri dan syaraf menembus vena dan meninggalkan organ. Cairan
limfe menembus kelenjar limfe melalui pembuluh limfe aferen yang masuk pada
permukaan konfeks organ, dan cairan limfe ke luar melalui pembuluh limfe eferen
hilus. Tiap nodus limfatikus mempunyai bagian korteks dan medula. Korteks nodus
limfatikus mengandung kelompokan limfosit dan sel-sel retikuler yang padat, yang
dikenal sebagai noduli limfatisi. Di samping daerah korteks dan medula yang
secara morfologis sukar didefinisikan tetapi secara fungsional jelas. Pada dasarnya.
zona parakorteks terdiri atas jaringan limfoid padat yang terletak pada daerah
juxtamedula (yaitu pada perbatasan korteks dan medula). Limfosit zona parakorteks
Histofisiologi
Nodus limfatikus berperan sebagai suatu filter yang mana limfe mengalir dan
Karena nodus limfatikus tersebar di seluruh tubuh, cairan limfe yang terbentuk dalam
jaringan paling tidak harus melalui satu nodus limfatikus sebelum masuk dalam
aliran darah. Tiap-tiap nodus menerima cairan limfe dari daerah tubuh tertentu,
karena itu in dinamakan nodus satelit. Tumor ganas sering mengadakan metastatis
melalui nodus satelit Pada noduli limfatikus, antigen yang jumlahnya besar diproses
oleh makrofag, dan sebagian antigen terjebak pada permukaan sel-sel retikuler
khusus yang dikenal sebagai sel-sel dendritik. Antigen yang terikat ini tidak
dikenal dan ditindak oleh limfosit yang kompeten secara imunologik. Bila sel B
peranan sel-selT) limfosit B dapat diaktifkan. Sel-sel ini selanjutnya membelah dan
menghasilkan sel-sel plasma dan limfosit B aktif. Sel-sel plasma kemudian secara
aktif mensintesis antibodi spesifik dan mengeluarkannya ke dalam cairan limfe yang
sedang mengalir melalui sinus-sinus medula. Sel-sel B aktif, yang dapat mengsekresi
beberapa antibodi dan juga mengikat sebagian antibodi ini pada permukaannya,
meninggalkan medula dan mengalir dengan cairan limfe untuk masuk kembali dalam
bergerak. Sebagai akibat infeksi dan perangsangan antigen nodus limfatikus yang
plasma merupakan 1-3% populasi sel; akan tetapi, jumlah mereka sangat meningkat
dan mereka berperanan sebagian akan pembesaran nodus limfatikus yang terangsang.
Sel-sel dalam cairan limfe kembali ke aliran dan melalui ductus thorasicus. Limfosit
yang berasal dari darah dapat mendiami kembali nodus limfatik dengan
sel-sel kubis tinggi yang tidak seperti pada umumnya. Limfosit mampu berjalan
antara sel-sel endotel pembuluh tersebut. Diduga bahwa kemampuan migrasi ini
antara sel-sel endotel venula menembus zona parakortika sinus-sinus medula dan
limfosit yang baru dibentuk. Dengan jalan ini, sebagian besar limfosit T ber
Tonsila
Tonsila adalah organ yang terdiri atas sekelompok jaringan limfoid berkapsul
tidak sempurna yang terletak di bawah tetapi bersentuhan dengan epitel usus.
Menurut lokasinya, tonsila dalam mulut dan pharynx dinamakan tonsila palatina,
tonsila pharyngea, dan tonsils lingualis. Pada usus, noduli limfatisi yang terletak
dibawah epitel usus merupakan satu bentuk "tonsila usus" yang dikenal sebagai
agmen Peyer. Appendix vermifornis, juga terdiri atas noduli limfatisi yang
1. Tonsila palatina, terdiri atas 2 buah yang terletak pada pars oralis pharynx.
Timus
Timus merupakan organ limfoid utama yang terletak didekat mediastinum kira
tidak sempurna, tidak memiliki pembuluh limfe aferen atau nodulus limfatikus. Tiap
tiap lobulus mempunyai zona perifer dari jaringan limfoid korteks yang terdiri atas
kecil, bagian ini merupakan tempat yang sangat aktif dalam pembentukan limfosit.
limfosit-limfosit muda, dan sel-sel retikuler. Medula juga mengandung badan-badan Hassel, yang
merupakan gambaran khas timus. Badan-badan Hassel terdiri atas
Histofisiologi
dinamakan organ-organ limfoid sekunder atau perifer. Limfosit T adalah sel yang
hidup lama dan merupakan bagian populasi sel limfosit dari timus, sebagian besar
limfosit limfe dan darah, dan limfosit yang terdapat pada semua zona timus
dependen. Mereka bereaksi terhadap sebagian besar antigen, membentuk sel plasma
Limpa
organ limfatik terbesar dalam sistem sirkulasi, memiliki banyak sel-sel fagositik,
Struktur umum: Pada preparat limpa tampak bercak-bercak putih dalam parenkim
yang merupakan nodulus limfatikus bagian dari pulpa putih. Nodulus-nodulus yang
pulpa merah. Pulpa limpa terdiri atas jaringan penyambung yang mengandung
serabut-serabut retikuler, sel-sel retikuler dan makrofag. Pulpa putih terdiri atas
jaringan limfatik. Seperti halnya pada jaringan limfatik pada umumnya, sel-sel
3-dimensi dan ditempati oleh limfosit-limfosit dan makrofag. Pulpa merah adalah
Histofisiologi
Limpa merupakan organ limfatik dengan sifat-sifat khusus dan fungsi utama sbb:
1. Pembentukan limfosit
2. Destruksi eritrosit
4. Cadangan darah.
Pulpa putih limpa menghasilkan limfosit yang bermigrasi ke pulpa merah. Pada
saat fetus, limpa menghasilkan granulosit (neutrofil, basofil, dan eosinofil) dan
eritrosit, dan berhenti pada akhir fase fetal. Pada keadaan-keadaan patologis tertentu
(misalnya, leukemia), limpa mulai lagi membentuk granulosit dan eritrosit, jadi
mengalami proses yang dikenal sebagai metaplasia mieloid (perubahan patologis dari
2. Destruksi eritrosit
Sel-sel darah merah mempunyai masa hidup rata-rata 120 hari, setelah itu mereka
oleh sel-sel hati bersama dengan empedu. Feritin digunakan oleh eritrosit-eritrosit
3. Pertahanan
limfosit B dan T dan makrofag di dalam limpa memiliki peranan penting dalam
Limfosit T yang ditemukan dalam selubung periarterial pulpa putih berproliferasi dan
masuk aliran darah berperanan dalam mekanisme kekebalan yang diperantarai se!
tidak berdaya yang mereka temukan dalam perjalanan mereka ke aliran darah. Bila
didalam plasma darah terdapat lipid yang berlebihan (hiperlipemia), maka makrofag
4. Cadangan darah
Karena struktur pulpa merah yang seperti spon, limpa menyimpan darah, yang
dapat masuk ke sirkulasi untuk menambah volume darah yang beredar. Splenektomi Senyawa-senyawa
ma kemudian dikembalikan kedalam darah. Bilirubin dikeluarkan
oleh sel-sel hati bersama dengan empedu. Feritin digunakan oleh eritrosit-eritrosit
3. Pertahanan
limfosit B dan T dan makrofag di dalam limpa memiliki peranan penting dalam
Limfosit T yang ditemukan dalam selubung periarterial pulpa putih berproliferasi dan
masuk aliran darah berperanan dalam mekanisme kekebalan yang diperantarai sel
tidak berdaya yang mereka temukan dalam perjalanan mereka ke aliran darah. Bila
didalam plasma darah terdapat lipid yang berlebihan (hiperlipemia), maka makrofag
4. Cadangan darah
Karena struktur pulpa merah yang seperti spon, limpa menyimpan darah, yang
dapat masuk ke sirkulasi untuk menambah volume darah yang beredar. Splenektomi (pengambilan
limpa), walaupun limpa mempunyai fungsi-fungsi penting, limpa dapat
dibuang tanpa membahayakan individu. Organ-organ lain dengan sel-sel yang sama
seperti yang ditemukan dalam limpa akan mengkompensasi kehilangan limpa ini.
sumsum tulang.
IV.KESIMPULAN
Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri
dari organ-organ yang memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang
limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi. Fungsi dari limfe adalah untuk
mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah, yang pada
penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan
jala-jala sel dan serabut-serabut retikuler di mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel
plasma, makrofag, dan dalam arti yang lebih sempit, sel-sel imunokompeten lainnya.
Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus, limpa, tonsil, kelenjar limfe), limfositdarah dan cairan
limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma yang tersebar di seluruh
jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas saluran pencernaan dan
pernapasan. Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-benda asing (bukan miliknya
sendiri) yang menembus barier pertahanan lain (misalnya, kulit) dan masuk sebagai
V. KESIMPULAN
Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari organ-organ yang
memproduksi dan menyimpan limfosit: suatu cairan yang bersirkulasi (limfe): yang merupakan derivate
cairan jaringan dan pembuluh-pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi. Fungsi dari
limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah, yang pada
penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan melewatkan
melalui organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor-faktor imunologis lain ke dalam sirkulasi.
Organ-organ limfatik umumnya terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi jala-jala sel dan
serabut-serabut retikuler di mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel plasma, makrofag, dan dalam
arti yang lebih sempit, sel-sel imunokompeten lainnya. Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus,
limpa, tonsil, kelenjar limfe), limfositdarah dan cairan limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma
yang tersebar di seluruh jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas saluran
pencernaan dan pernapasan.
Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-benda asing (bukan miliknya, sendiri) yang
menembus barier pertahanan lain (misalnya, kulit) dan masuk sebagai molekul-molekul bebas atau
sebagai bagian dari mikroorganisme invasif.