2E - Kel. 3 Gizi Pada Ibu Hamil Dan Menyusui

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

DASAR GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

KELOMPOK 3

Agnes Marcella 20111101188

Alfino K. J Liwutang 20111101162

Sean P. P Gogani 20111101181

Milythia A. Pongantung 20111101177

Natalita S. Tambing 20111101178

Giovanni R. R Langi 20111101199

Gebby G. T Walujo 20111101198

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat, akal, pikiran, serta karunianya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan,
tugas makalah yang berjudul “Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui” ini dengan baik dan teapt
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Gizi
Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Makalah ini dapat selesai tersusun berkat hasil kerja dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam pembuatan
makalah ini dan telah membantu kami menyelesaikannya. Kami juga mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada bapak/ibu selaku dosen mata kuliah.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca akan kami
terima dengan senang hati. Kami sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat menginspirasi para pembaca.

Manado, Maret 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil...........................................................................................3

2.2 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.....................................................................................................3

2.3 Cara Penilaian Status Gizi....................................................................................................11

2.4 Menu untuk ibu hamil..........................................................................................................15

2.5 Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui.............................................................................................16

2.6 Gizi Seimbang untuk ibu menyusui.....................................................................................17

2.7 Tabel Angka Kecukupan Gizi..............................................................................................18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seribu hari pertama kehidupan anak (1000 HPK) adalah sejak hari pertama kehamilan
sampaianak umur dua tahun yang dapat menentukan masa depanmanusia. Fase ini disebut
sebagai periode emas karena pada masa ini terjadipertumbuhan otak yang sangat pesat.
Masalah gizi yang sering terjadi pada1000 HPK adalah BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah),
anak balita pendek(stunting), gizi kurang (underweight), dan gizi lebih (overweight)
(Bappenas,2013).

Masalah gizi merupakan masalah yang kompleks, terdapat beberapa faktor yang
menjadi penyebab timbulnya penyakit gizi. Faktor tersebut adalah faktor diet, faktor sosial,
faktor kepadatan penduduk, infeksi, kemiskinan, dan faktor lain seperti pendidikan dan
pengetahuan. Timbulnya masalah gizi pada anak balita terjadi karena penyebab langsung dan
tidak langsung (Waryana, 2016).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018,


proporsi status gizi buruk dan gizi kurang berdasarkan indikator BB/U pada balita sebesar
3,9% dan 13,8%. Proporsi status gizi berdasarkan indikator TB/U adalah 11,5% sangat
pendek dan 19,3% pendek. Sedangkan status gizi balita berdasarkan indikator BB/TB adalah
3,5% sangat kurus, 6,7% kurus, dan 8,0% gemuk. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan
masalah gizi tersebut adalah terganggunya perkembangan otak dan kecerdasan, terganggunya
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme tubuh. Dalam jangka panjang dapat
menimbulkan penurunan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah terserang penyakit, dan risiko tinggi untuk penyakit degenerative.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu gizi seimbang untuk ibu hamil?


2. Apa saja kebutuhan gizi ibu hamil?
3. Bagaimana cari penilaian status gizi?

1
4. Apa saja menu untuk ibu hamil?
5. Bagaimana kebutuhan gizi ibu menyusui?
6. Bagaimana gizi seimbang ibu menyusui?
7. Bagaimana tabel gizi seimbang?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang gizi seimbang bagi ibu hamil


2. Untuk mengetahui kebutuhan gizi ibu hamil
3. Untuk mengetahui cara penilaian status gizi
4. Untuk mengetahui menu sehat bagi ibu hamil
5. Untuk mengetahui kebutuhan gizi ibu menyusui
6. Untuk mengetahui gizi seimbang ibu menyusui
7. Untuk mengetahui tabel gizi seimbang

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman


Gizi Seimbang, Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan
keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan karena selain untuk ibu zat gizi dibutuhkan bagi
janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu
dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan
pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayi serta untuk
memproduksi ASI Oleh karena itu Gizi Seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi
kebutuhan gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin. Prinsip
pertama Gizi Seimbang yaitu mengonsumsi anekaragam pangan secara seimbang jumlah dan
proporsinya tetap diterapkan. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi
yang dibutuhkan, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori zat besi dari simpanan di dalam
tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi, maka janin atau bayi akan mengambil
persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak
disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam
sayuran dan buah-buahan. Sehubungan hal tersebut, ibu harus mempunyai status gizi yang
baik sebelum hamil dan mengonsumsi anekaragam pangan, baik proporsi maupun jumlahnya.
Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu yang saat hamil mempunyai status gizi kurang,
misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanannya
selama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu
kondisi ini dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingkan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi yang
dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.

2.2 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kehamilan normal berlangsung selama 38-40 minggu. Jika dihitung dengan ukuran
hari, kehamilan akan berakhir sesudah 266 hari atau 38 minggu pascaovulasi, atau kira-kira
40 minggu dari akhir hari pertama haid terakhir. Seorang wanita baru dapat dipastikan hamil

3
jika pemeriksa telah melihat tanda pasti hamil, yaitu : berhenti haid (2-4 minggu setelah
konsepsi); mendengar detak jantung janin; dapat melihat dari USG (ultrasonografi); meraba
bentuk janin; dan uji hormon HCG (human chorionik gonadotropin) dalam urine. Sebagai
organ endokrin, plasenta menghasilkan berbagai hormon yang sangat penting untuk proses
kehamilan. Hormon ini antara lain : Estrogen, Progesteron, dan HCG (human chorionik
gonadotropin). Peningkatan produksi estrogen berpengaruh pada pembesaran uterus,
mammae, organ genital; retensi cairan yang menyebabkan pertambahan natrium; perubahan
disposisi lemak dan faktor pembekuan dalam darah; relaksasi persendian ; penurunan
produksi HCl (asam klorida) dan pepsin dalam lambung . Progesteron memacu pertumbuhan
endometrium , penumpukan lemak ibu, peningkatan retensi natrium dan pelemasan jaringan
otot polos (mengakibatkan penurunan kelenturan rahim, gerak lambung dan tonus otot).
Kelenjar endokrin juga menunjukkan perubahan. Kelenjar hipofisis dan tiroid membesar
sedikit, laju metabolisme basal meningkat (akibat peningkatan konsumsi oksigen serta luas
permukaan tubuh ibu dan bayi) sebanyak 25%. Disamping itu , kelenjar paratiroid juga
membesar, inilah yang menyebabkan peningkatan kebutuhan vitamin D dan mineral kalsium.
Setelah trimester II perubahan fisiologi pada kehamilan adalah volume plasma yang naik 40-
50% menyebabkan anemia pada kehamilan walaupun RBC (red blood cell) atau sel darah
merah jumlahnya bertambah 33%, kadar protein plasma akan turun, ginjal akan membesar
untuk kompensasi kerja yang lebih keras. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi baik
pada ibu maupun janin menyebabkan konsumsi oksigen meningkat sehingga dampaknya
cardiac output naik sehingga jantung juga membesar 12%. Terjadi vasodilatasi perifer yang
menyebabkan tekanan diastolik menurun sehingga memicu terjadinya edema, BMR (basal
metabolisme rate) akan naik 15-20% .(Mardalena dan Eko Suryani, 2016)

Pada saluran pencernaan diawal kehamilan perubahan hormon menyebabkan mual


dan muntah sehingga nafsu makan akan turun kemudian secara bertahap nafsu makan akan
meningkat, daya serap usus juga meningkat, gerakan peristaltik melambat sehingga sering
muncul masalah konstipasi. Demikianlah antara lain perubahan yang terjadi selama
kehamilan. Setelah kita mengetahui perubahan yang begitu besar pada seorang ibu yang
sedang hamil, kita akan pelajari bagaimana dengan kebutuhan gizi ibu hamil agar kehamilan
dapat optimal. Dalam setiap harinya, ibu hamil dianjurkan untuk menambah zat gizi
dibanding kondisi normal. Energi tambahan bagi ibu hamil (bumil) pada trimester (TM) II
dibutuhkan untuk; pemekaran jaringan ibu yaitu penambahan volume darah, pertumbuhan

4
uterus dan payudara serta penumpukan lemak. Sepanjang trimester III, energi tambahan
dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan placenta. (Mardalena dan Eko Suryani, 2016)

Gizi berpengaruh terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh ibu hamil, baik sebelum
maupun ketika sedang hamil. Sedangkan bagi bayi; status gizi janin yang dilahirkan dari ibu
dengan malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung akan
melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang karena sistem syaraf
pusat sangat peka pada 2-5 minggu pertama kehamilan. Ibu penderita atau mengalami
malnutrisi sepanjang minggu terakhir kehamilan akan melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah. Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu sewaktu konsepsi terdiri dari :
keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil; keadaan kesehatan dan gizi ibu; jarak
kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama; paritas; dan usia kehamilan pertama .
Sedangkan status gizi ibu pada waktu melahirkan dipengaruhi : keadaan sosial dan ekonomi
ibu waktu hamil; derajat pekerjaan fisik; asupan pangan; pernah tidaknya terjangkit penyakit
infeksi. Perlu diingat adalah status gizi ibu ketika hamil dan melahirkan akan mempengaruhi
gizi anaknya. Makanan bumil sebaiknya disesuaikan dengan keluhan yang dialami, seperti
pada Trimester I; nafsu makan menurun, rasa mual dan muntah sebaiknya diberikan makanan
kering dan tinggi karbohidrat , serta buah-buahan, selanjutnya pada Trimester II; kebutuhan
kalori mulai meningkat, Berat badan mulai bertambah, pada masa ini sebaiknya diberikan
makanan seimbang, banyak buah dan sayur,sedangkan pada Trimester III nafsu makan baik
sehingga makanan diberikan porsi kecil tapi sering, banyak buah dan sayur . (Mardalena dan
Eko Suryani, 2016)

Banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan pada saat menyusun menu seimbang bagi
ibu hamil yaitu : perhatikan kebutuhan energi dan zat gizi, khususnya protein, Fe, vitamin C,
calsium; pemilihan jenis bahan makanan dan pengolahannya sesuaikan dengan keluhan ibu;
bentuk dan frekuensi makan disesuaikan dengan keluhan ibu . Faktor yang mempengaruhi
hasil kehamilan meliputi asupan zat gizi makanan ibu; status gizi prahamil; pertambahan
berat badan selama hamil; kondisi ibu pada masa remaja (masih dalam proses pertumbuhan);
jumlah janin per kehamilan; gizi kurang saat pra hamil dan kurang asupan selama hamil
berisiko terjadinya abortus, stillbirth, dan berat bayi lahir rendah (BBLR); Obesitas
menyebabkan kesulitan untuk hamil, risiko hipertensi selama kehamilan dan berisiko diabetes
gestasional ( diabetes yang dipicu oleh adanya kehamilan). (Mardalena dan Eko Suryani,
2016)

5
Tabel 1.1 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan

1. Kebutuhan Kalori

Ibu yang sedang hamil membutuhkan tambahan energi/kalori untuk tumbuh kembang
janin, plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk perubahan metabolisme yang
terjadi. Pada trimester II dan III, kebutuhan kalori tambahan ini berkisar 300 kalori per hari
dibanding saat tidak hamil. Berdasarkan perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan
sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum hamil. Karbohidrat
merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan.
Tumbuh kembang janin selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber
kalori utama. Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi
dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan
asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit
buang air besar dan wasir.

2. Kebutuhan Protein

Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram per hari. Artinya, wanita
hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein
tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.

3. Lemak

Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta.
Pada kehamilan yg normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir
trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yg akan mendukung persiapannya
untuk menyusui setelah bayi lahir.

4. Kebutuhan Vitamin dan Mineral

6
Kebutuhan meningkat dibanding sebelum hamil, untuk mendukung tumbuh kembang
janin serta proses diferensiasi sel. Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan untuk
membantu proses metabolisme energi seperti vitamin (Vit) B1, vit B2, niasin, dan asam
pantotenat, Vit B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan
sel-sel darah merah, sedangkan Vit B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam
amino. Kebutuhan vit A dan C juga meningkat selama hamil. Begitu juga kebutuhan mineral,
terutama Mg (magnesium) dan Fe (zat besi). Mg dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
dari jaringan lunak. Sedangkan Fe dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat
penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan
peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum
hamil. (Mardalena dan Eko Suryani, 2016)

Kebutuhan Tambahan Zat Gizi Selama Kehamilan

a. Energi

Tambahan energi diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta, dan jaringan tubuh ibu
mengimbangi meningkatnya kegiatan metabolisme (±15%), meningkatnya aktivitas
muskular, dan untuk mendapatkan kualitas kehamilan yang baik. Tambahan energi untuk ibu
hamil adalah ±300 kkal/hari (15%) selama trimester 2 dan 3, Sementara pada trimester 1, ibu
sering mengalami gangguan selera makan sehingga diupayakan mengonsumsi tambahan
energi 180 kkal/hari.(Pakar Gizi Indonesia, 2016)

b. Protein

Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan tubuh ibu, janin, dan plasenta,
serta melindungi kehamilan dan hasil kehamilan dari komplikasi dan defisiensi asupan
protein. Tambahan protein yang berkualitas baik adalah 10 g/hari (17 g/hari untuk menu
dengan net protein utilization atau NPU 70%) di atas kebutuhan ibu tidak hamil. Asam amino
yang sering mengalami defisiensi ialah treonin, triptofan, dan lisin. (Pakar Gizi Indonesia,
2016)

c. Karbohidrat

Tambahan karbohidrat diperlukan untuk sumber tambahan energi dan mencegah terjadinya
glukoneogenesis yang tidak efisien (energically expensive). Kecukupan karbohidrat untuk ibu
hamil adalah 130-210 g/hari. Pola pangan yang baik ialah apabila komposisi energi dari

7
karbohidrat sebanyak 50-65%, protein 10-20%, dan lemak 20-30%.(Pakar Gizi Indonesia,
2016)

d. Lemak

Tambahan lemak diperlukan untuk melengkapi kebutuhan energi guna mempertahankan


pertambahan berat badan lemak yang dikonsumsi tidak melebihi 30% dari total kecukupan
energi, yaitu maksimal 8% dari lemak jenuh, dalam bentuk asam lemak PUFA yang sangat
diperlukan untuk semua membran sel, pada otak janin terdapat 60%, sebagian di antaranya
terdiri dari omega-6 (asam arakidonat/AA), dan sebagiannya adalah omega-3 (asam
dokosaheksanoat/DHA). DHA berfungsi untuk tumbuh kembang sistem saraf pusat dan
retina janin. Makanan sumber DHA ialah lemak ikan air dingin (23 kali per minggu selama
hamil).(Pakar Gizi Indonesia, 2016)

e. Vitamin B1, B2, dan B3

Kebutuhan tambahan vitamin B1, B2, dan B3 proporsional dengan peningkatan kebutuhan
energi. Apabila terjadi defisiensi vitamin B1, dan B2, sel darah merah di saluran penghubung
plasenta akan menurun dan menjadi faktor risiko BBLR. Tambahan vitamin B1 adalah
sebanyak 0,3 mg untuk masing-masing trimester 1, 2, dan 3. Tambahan vitamin B2 sejumlah
0,3 mg pada trimester 1, 2, dan 3. Tambahan vitamin B3 sebanyak 0,4 mg pada trimester 1, 2,
dan 3. Sumber vitamin B1, adalah beras tumbuk, kacang-kacangan, kuning telur, hati, dan
kerang. Sumber vitamin B2 terdapat pada telur, hati, dan susu. Sementara sumber vitamin B3
terdapat pada telur, hati, ikan, daging, susu, dan kacang-kacangan.(Pakar Gizi Indonesia,
2016)

f. Vitamin B6 (piridoksin)

Peningkatan kebutuhan vitamin B6 selaras dengan kebutuhan protein. Defisiensi vitamin B6


mengakibatkan aktivitas di jaringan plasenta menurun. Tambahan yang diperlukan untuk ibu
hamil adalah 0,4 mg/hari. Sumber vitamin B6 adalah minyak jagung, kecambah gandum/
beras, dan kedelai. (Pakar Gizi Indonesia, 2016)

g. Folat dan Vitamin B12

Tambahan asam folat adalah sebanyak 200 pg/hari untuk produksi sel-sel darah merah dan
pertumbuhan sel-sel baru pada saat pembentukan janin. Pada saat bersamaan, massa sel darah
ibu juga berkembang. Defisiensi asam folat dapat menyebabkan anemia makrositik pada Ibu

8
hamil. Tambahan vitamin B12 diperlukan untuk mengalctifkan folat. Vitamin B12 dapat
diperoleh dari daging, ikan, telur, dan produk susu. Sumber asam folat pada makanan ialah
buah-buahan, sayuran hijau, serealia fortifikasi, dan hati. Apabila kandungan folat dari
makanan tidak mencukupi, disarankan ditambah dengan suplemen setiap hari, terutama untuk
ibu berisiko tinggi (seringlitik kronis, dan hamil, penderita anemia hemolitik kronis, dan
pengguna obat antikonvulsan).(Pakar Gizi Indonesia, 2016)

h. Asam askorbat (vitamin C)

Ibu hamil memerlukan tambahan vitamin C karena kebutuhan vitamin C di plasenta


meningkat sejalan dengan eningkatan progesteron. Terdapat hubungan antara rendahnya
kadar vitamin C dalam plasma dengan kejadian pre-eklamsia. Semakin tua umur kehamilan,
kadar vitamin C dalam darah semakin menurun (Brown, 2010).

i. Vitamin A

Ibu hamil memerlukan tambahan asupan vitamin A ntuk meningkatkan simpanan vitamin A
pada ibu hamil, meningkatkan vitamin A pada janin, berperan dalam tegritas jaringan epitel
(peningkatan lapisan mukosa), stabilitas membran sel saraf dan sistem reproduksi, serta
pembentukan tulang dan kerangka tubuh janin. Sumber vitamin A ialah pangan hewani
seperti hati dan daging, sedangkan dari pangan nabati antara lain wortel dan sayuran berdaun
hijau tua. (Pakar Gizi Indonesia, 2016)

j. Vitamin D

Vitamin D diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang. Vitamin D berperan


dalam absorpsi dan utilisasi kalsium. Bersama dengan mineral pembentuk tulang seperti
kalsium, fosfor, dan magnesium, vitamin D dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak selama
kehamilan. Asupan vitamin D yang kurang dapat menghambat pertumbuhan tulang dan gigi
janin, serta osteomalasia pada ibu. Kecukupan vitamin D biasanya dapat terpenuhi melalui
pajanan sinar matahari pada tubuh atau konsumsi susu yang difortifikasi vitamin D. Ibu hamil
vegetarian dapat mencukupi vitamin D dari pajanan tubuh di bawah sinar matahari setiap
hari, atau susu kedelai yang difortifikasi vitamin D. (Pakar Gizi Indonesia, 2016)

k. Kalsium (Ca)

Pada masa kehamilan, kalsium diperlukan untuk mineralisasi rangka tulang dan gigi janin.
Absorpsi kalsium pada awal kehamilan meningkat menjadi dua kali lipat dan disimpan dalam

9
tubuh ibu. Selama trimester akhir, saat proses kalsifikasi tulang janin, transfer kalsium ke
plasenta menjadi lebih deras. Pada minggu kedua terakhir kehamilan, lebih dari 300 mg
kalsium ditransfer ke janin setiap hari. (Pakar Gizi Indonesia, 2016)

l. Zat besi (Fe)

Tambahan asupan zat besi pada ibu hamil diperlukan untuk meningkatkan simpanan zat besi
ibu. Dari simpanan zat besi ibu, janin juga mendeposit zat besi yang akan digunakan untuk
mencukupi kebutuhan saat bayi lahir sampai usia 46 bulan, terutama jika ASI kurang akan zat
besi. Ibu yang melahirkan dengan operasi sesar mengalami kehilangan darah yang lebih
banyak sehingga menguras simpanan zat besi ibu untuk proses peningkatan volume darah ibu
dan untuk mencukupi kebutuhan plasenta dan janin. Sumber zat besi pada pangan yang utama
adalah hati dan daging.(Pakar Gizi Indonesia, 2016)

m. Yodium (I)

Tambahan yodium (iodin) pada ibu hamil diperlukan karena terjadi peningkatan laju
metabolik basal. Besar tambahan yang disarankan adalah 50 µg/hari pada masing-masing
trimester. Apabila hasil pengamatan klinis menunjukkan bahwa ibu hamil menderita
pembengkakan kelenjar tiroid, berarti ibu hamil mengalami defisiensi yodium. Defisiensi
yodium pada ibu hamil akan memperbesar peluang anak menderita gondok. Sumber yodium
antara lain pangan laut (kerang, udang, rumput laut) dan garam beryodium. (Pakar Gizi
Indonesia, 2016)

n. Magnesium (Mg)

Ibu hamil memerlukan tambahan magnesium karena magnesium bersama dengan kalsium
berperan selain sebagai unsur pembentuk tulang, juga berperan antagonistik dalam mengatur
impuls saraf, yaitu kalsium untuk stimulator dan magnesium untuk relaksor. Defisiensi
magnesium mengakibatkan penegangan pada pembuluh darah, plasenta, dan umbilikal.
Sumber magnesium banyak ditemukan pada berbagai jenis pangan, antara lain daging, susu,
pangan laut, kacang-kacangan, dan sayuran.(Pakar Gizi Indonesia, 2016)

o. Zink (Zn)

Tambahan asupan zink pada ibu hamil diperlukan karena pada ibu hamil terjadi penurunan
kadar zink dalam sirkulasi, bersamaan dengan periode organogenesis, kadar zink yang rendah
dapat mengakibatkan janin sangat peka terhadap teratogen, yaitu serangan toksin penyebab

10
janin abnormal, berisiko tinggi terkena cacat bawaan, atau aborsi spontan. Kadar zink yang
rendah dalam darah merupakan prediktor Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Zink juga
berperan dalam sintesis DNA dan RNA yang berperan dalam sintesis protein untuk
pembentukan dan pertumbuhan sel. Asupan zat besi dosis tinggi dapat menghambat absorpsi
dan utilisasi zink. Sumber zink ialah pangan hewani (susu, daging, hati, kerang, telur) dan
kacang-kacangan. Serealia juga tinggi kandungan zink, tetapi daya serapnya rendah.(Pakar
Gizi Indonesia, 2016)

p. Natrium (Na)

Peningkatan produksi hormon sewaktu hamil, metabolisme natrium, volume darah ibu hamil,
laju filtrasi, dan laju filtrasi natrium di glomerulus, dapat menyebabkan retensi natrium.
Mekanisme kompensasi diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dengan elektrolit,
yaitu tidak disarankan untuk menurunkan konsumsi natrium secara berlebihan. Konsumsi
natrium pada kehamilan dijaga secukupnya saja, tidak lebih dari 2-3 g/hari. (Pakar Gizi
Indonesia, 2016)

q. Air

Perlu peningkatan konsumsi air sekurang-kurangnya 6-8 gelas, yaitu untuk merangsang
buang air besar, terutama juga mencegah infeksi ginjal. Saat hamil, terjadi pembesaran uterus
sehingga menekan usus bagian bawah dan menyebabkan sulit buang air besar. (Pakar Gizi
Indonesia, 2016).

2.3 Cara Penilaian Status Gizi

1. Penilaian status gizi secara langsung, ada empat penilaian

a. Antropometri
1. Pengertian
Antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antopometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Dalam menilai status gizi dengan metode antropometri
adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan
status gizi. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri
untuk mengukur status gizi adalah konsep dasar pertumbuhan. (Thamaria, 2017)

11
2. Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan
protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
(Bakri, 2021)

b. Klinis
1. Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau organ organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
2. Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical
surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melalukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
(Bakri, 2021)

c. Biokimia
1. Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji
secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. (Bakri, 2021)
2. Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik. Tes biokimia mengukur zat gizi dalam
cairan tubuh atau jaringan tubuh atau ekskresiurin. Misalnya mengukur status
iodium dengan memeriksa urin, mengukur statushemoglobin dengan pemeriksaan
12
darah dan lainnya. Tes fungsi fisik merupakan kelanjutandari tes biokimia atau tes
fisik. Sebagai contoh tes penglihatan mata (buta senja) sebagaigambaran
kekurangan vitamin A atau kekurangan zink.(Thamaria, 2017)

d. Biofisik
1. Pengertian
Pengertian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur
dari jaringan.
2. Penggunaan
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemic (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi
gelap. (Bakri, 2021)

2. Penilaian status gizi secara tidak langsung, dapat dibagi tiga yaitu survei konsumsi
makanan, statistic vital dan faktor ekologi.

a. Survey konsumsi makanan


1. Pengertian
Survey konsumsi makanan adalah metode penetuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Tujuan
khusus pengukuran konsumsi pangan adalah:
- menentukan tingkat kecukupan asupan gizi pada individu;
- menentukan tingkat asupan gizi individu hubungannya dengan penyakit;
- mengetahui rata-rata asupan gizi pada kelompok masyarakat;
- menentukan proporsi masyarakat yang asupan gizinya kurang

2. Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survey ini
dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.

b. Statistik vital

13
1. Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.
2. Penggunaan
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat. (Bakri, 2021)

c. Faktor ekologi
1. Pengertian
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Lingkungan yang baik, yang memungkinkan makhluk tumbuh
akanmembentuk makhluk yang baik. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan
olehkeseimbangan antara asupan makanan dengan kebutuhan zat gizi. Jadi ekologi
yangberkaitan dengan gizi adalah keadaan lingkungan manusia yang
memungkinkan manusia tumbuh optimal dan mempengaruhi status gizi seseorang.
Faktor ekologi yang mempengaruhi status gizi di antaranya adalah beberapa
informasiekologi yang berkaitan dengan penyebab gizi kurang. Informasi tersebut
di antaranya datasosial ekonomi, data kependudukan, keadaan lingkungan fisik
dan data vital statistik. Datayang termasuk sosial ekonomi misalnya jumlah
anggota keluarga, tingkat pendidikan,keadaan budaya, agama, tingkat pendapatan,
jenis pekerjaan, ketersediaan air bersih,pelayanan kesehatan, ketersediaan lahan
pertanian dan informasi yang lain.(Thamaria, 2017)
2. Penggunaan
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab
malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi
gizi. (Bakri, 2021)

2.4 Menu untuk ibu hamil

Ibu hamil harus cermat dalam memilih makanan yang dikonsumsi karena selain untuk
memenuhi nutrisi bagi tubuhnya, juga untuk mecukupi kebutuhan gizi janin didalam
kandungan. Jika asupan gizi ibu hamil tidak tercukupi dapat berakibat buruk bagi janin,

14
misalnya bayi terlahir cacat atau memiliki berat badan rendah.Pada triwulan pertama, organ
– organ penting pada janin mulai terbentuk, seperti otak, saraf dan organ – organ reproduksi.
Pada masa ini sebaiknya ibu hamil memperbanyak konsumsi nutrisi penting seperti asam
folat yang membantu pertumbuhan sistem saraf janin.(Tim Demedia, 2010)

Pada trimester pertama, ibu hamil biasanya mengalami morning sickness, dengan
gejala muntah, mual dan nafsu makan berkurang. Jika ibu hamil enggan makan bisa
berdampak buruk kesehatan ibu, misalnya mengalami kekurangan gizi.Pada trimester kedua ,
asupan protein bagi ibu hamil harus ditambah. Asupan kalori juga harus tercukupi. Protein
dan kalori akan digunakan untuk membentuk plasenta, ketuban, menambah volume darah dan
mengalirkannya ke seluruh tubuh.Pada trimester ketiga, janin semakin besar dan kebutuhan
gizi ibu hamil meningkat. Selain, protein, kalori dan vitamin, pada trimester ini ibu hamil
juga harus memeperhatikan asupan zat besi dengan mengonsumsi suplemen zat besi dengan
pengawasan oleh dokter selama masa kehamilan. Mineral juga diperlukan seperti iodium
yang berfungsi sebagai pembentukan senyawa tiroksin. Senyawa ini berfungsi untuk
mengontrol metabolisme sel. Kekurangan iodium dapat menyebabkan bayi kerdil dan
pertumbuhannya lambat.(Tim Demedia, 2010)

Saat sedang hamil, seorang ibu membutuhkan asupan gizi untuk kesehatannya dan janin yang
dikandungnya. Berikut ini beberapa bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu
hamil.

1. Protein hewani

Protein ini berasal dari hewan. Bahan makanan yang mengandung protein hewani,
misalnya ayam, daging sapi, ikan dan telur. Protein hewani membantu pertumbuhan sel-sel
organ tubuh, membentuk otak janin dan menjadikan sel darah merah lebih kuat.
Mengonsumsi protein hewani dapat membantu meningkatkan kecerdasan otak. Kekurangan
protein membuatn seseorang rentan terhadap penyakit.

2. Protein nabati

Protein nabati berasal dari tumbuhan. Contoh sumber makanan yang kaya protein nabati
adalah tempe, tahu, dan kacang- kacangan. Sumber makanan yang mengandung protein ini
tidak mengandung kolestrol yang berbahaya bagi kesehatan. Pada protein nabati terkandung
serat makanan yang membantu melancarkan proses pencernaan. Ibu hamil sangat
memerlukan protein nabati untuk pembentukan sel-sel janin.

15
3. Sayuran merah

Sayur-sayuran berwarna merah baik untuk kesehatan ibu hamil. Sayuran jenis ini
mengandung Carotenoid (Lycopene, Alpha carotene, Beta Carotene) yang mampu
mengurangi risiko terkena kanker pankreas, kanker lambung dan kanker rahim. Beta Caroten
dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung contohnya paprika merah

4. Sayuran organik

Sayuran organik lebih aman dikonsumsi daripada sayuran biasa, karena tidak mengandung
residu peptisida yang berbahaya bagi kesehatan. Sayuran organik juga memiliki kandungan
nutrisi yang lebih tinggi dari sayuran biasanya. Kandungan kalsium, potassium, magnesium,
sodium, zat besi, dan seng pada sayuran organik 10% lebih tinggi daripada sayuran biasa.
(Tim Demedia, 2010).

2.5 Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Produksi hormon Estrogen dan Progesteron pada saat remaja menyebabkan kelenjar
susu dan salurannya terbentuk, sehingga payudara wanita membesar. Ketika ibu mengalami
kehamilan, maka ibu memproduksi hormon prolaktin dan placenta memproduksi hormon
laktogen, sementara itu produksi estrogen dan progesteron juga bertambah. Apa yang Ibu
makan selama menyusui akan mempengaruhi kandungan zat gizi dari ASI (Air Susu Ibu)
Makanan Ibu bisa mempengaruhi gizi pada bayi lewat pemberian ASI . Hindari makanan
berbumbu tajam atau pedas juga kafein karena bisa menjadi stimulan bagi bayi seperti
kembung, diare, alergi atau masalah lain. Makanan yang mungkin perlu Ibu hindari karena
dapat mempengaruhi gizi pada bayi, melalui ASI adalah : makanan pedas dan berbumbu
tajam karena dapat menimbulkan gangguan pencernaan; kafein yang ada dalam minuman
Ibu, bukan hanya membuat Ibu terjaga tapi juga membuat bayi sulit tidur sehingga waktu
istirahat Ibu pun berkurang Padahal Ibu butuh istirahat untuk kembali mengurus bayi esok
harinya ; Produk olahan susu, bawang bombay, kubis mungkin membuat bayi Ibu kembung
dan kolik . Kebutuhan Nutrisi ibu menyusui meliputi Kebutuhan Energi , untuk memproduksi
air susu ibu baru (ASI), ibu menyusui perlu tambahan energi yang bersumber dari 1)
makanan sebesar 330 kkal pada enam bulan pertama dan 400 Kkal pada enam bulan kedua.
2) 100- 150 Kkal dari lemak cadangan tubuh ibu sendiri. Karena lemak tubuh dipakai maka
BB ibu post partum turun 0,5 sampai dengan 1 kg/ bulan . Kebutuhan Protein : Tambahan
protein enam bulan pertama dan kedua sebesar 25 g/ hari. Asupan lemak adalah 25-30 %

16
asupan energi , Asupan Karbohidrat kira-kira 160-200 g/hari. Kebutuhan vitamin ibu
menyusui lebih besar dibandingkan ibu hamil kecuali vitamin D dan K. Ibu menyusui yang
kekurangan vitamin menyebabkan vitamin ASI juga berkurang. Kebutuhan mineral ibu
menyusui lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil kecuali : Ca, P, Mg, F dan Mo. Selama
belum mengalami menstruasi pasca melahirkan kebutuhan Fe ibu lebih sedikit dari ibu yang
tidak hamil. Kebutuhan air pada ibu menyusui bertambah sebanyak produksi ASI ( jadi
sebaiknya ibu minum 1 gelas per kali menyusui). Sebaiknya ibu menyusui tidak minum kopi
karena kopi bisa masuk melalui ASI yang menyebabkan bayi susah tidur. Hal-hal yang harus
dihindari ibu menyusui antara lain : merokok; minum kopi; obat-obatan; radiasi. Perhitungan
kebutuhan energi ibu menyusui menggunakan Metode Harrist Benedict, hasil yang
didapatkan ditambah 500 kkal untuk 6 bulan pertama dan ditambah 550 kkal untuk 6 bulan
kedua. Kebutuhan protein :1 gr/kg BB/ hari, ditambah 17 gram. Kebutuhan lemak : 25-30%
dari total kebutuhan energi. (Mardalena dan Eko Suryani, 2016)

2.6 Gizi Seimbang untuk ibu menyusui

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman


Gizi Seimbang , Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi dirinya
dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak. Dengan demikian maka
kebutuhan zat gizi ibu menyusui lebih banyak dari kebutuhan zat gizi ibu yang tidak
menyusui. Konsumsi pangannya tetap harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan
proporsinya. Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan untuk memproduksi
ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan,
misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi sebagai zat untuk pembentukkan sel
darah merah, maka kebutuhan zat-zat tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi
kebutuhan bayi akan diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Berbeda dengan sel
lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C yang dipenuhi melalui
produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang ada dalam tubuh ibu, melainkan harus
dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari.

17
2.7 Tabel Angka Kecukupan Gizi

Tabel Angka Kecukupan Gizi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat
Indonesia :

I. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang
Dianjurkan (Per Orang Per Hari)

Tabel 1 Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang
dianjurkan (per orang per hari)

18
II. Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari)

Tabel 2 Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan (per orang per hari)

19
III. Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan (per orang per hari)

Tabel 3 Angka Kecukupan Mineral yang dianjurkan (per orang per hari)

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman


Gizi Seimbang, Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil. Selama hamil seorang ibu harus menambah jumlah dan
jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan
kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayi serta untuk memproduksi ASI Oleh
karena itu Gizi Seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi untuk
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin. Prinsip pertama Gizi
Seimbang yaitu mengonsumsi anekaragam pangan secara seimbang jumlah dan
proporsinya tetap diterapkan.
 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil, Gizi berpengaruh terhadap kesehatan dan daya tahan
tubuh ibu hamil, baik sebelum maupun ketika sedang hamil. Banyak hal-hal yang
harus dipertimbangkan pada saat menyusun menu seimbang bagi ibu hamil yaitu :
perhatikan kebutuhan energi dan zat gizi, khususnya protein, Fe, vitamin C, calsium;
pemilihan jenis bahan makanan dan pengolahannya sesuaikan dengan keluhan ibu;
bentuk dan frekuensi makan disesuaikan dengan keluhan ibu.
 Cara Penilaian Status Gizi dibedahkan menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara
langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara
langsung ada empat penilaian yaitu : Antropometri, Klinis, Biokimia dan Biofisik.
Sedangkan Penilaian status gizi secara tidak langsung, dapat dibagi tiga yaitu survei
konsumsi makanan, statistic vital dan faktor ekologi.
 Saat sedang hamil, seorang ibu membutuhkan asupan gizi untuk kesehatannya dan
janin yang dikandungnya. Beberapa bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi ibu hamil yaitu : Protein hewani, Protein nabati, Sayuran merah dan Sayuran
organik.
 Kebutuhan Nutrisi ibu menyusui meliputi Kebutuhan Energi, Kebutuhan protein,
Kebutuhan vitamin, Kebutuhan mineral, dan Kebutuhan air pada ibu menyusui.
 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Gizi Seimbang, Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi

21
dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak. Konsumsi
pangannya tetap harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.

22
DAFTAR PUSTAKA

AIPGI 2016. Ilmu Gizi: Teori dan Aplikasi. 1st edn. Edited by Hardinsyah and I.D. N.
Supariasa. Jakarta: EGC

Bakri, S, H. 2021. Upaya peningkatan kesehatan dan gizi ibu hamil. Jawa Barat: Media sains
Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Gizi Seimbang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia

Mardalena, Ida dan Eko Suryani. 2016. Ilmu Gizi. Jakarta: Kementerian KesehatanRI.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Ilmu-Gizi-
Keperawatan-Komprehensif.pdf (diakses pada 12 April 2021)

Thamaria, Netty. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PENILAIAN-
STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf (diakses pada 12 April 2021)

Tim Demedia. 2010. Menu Sehat Untuk Ibu Hamil. Jakarta : Demedia Pustaka
https://www.google.co.id/books/edition/Menu_Sehat_untuk_Ibu_Hamil/U0dyxPwQz5gC?
hl=id&gbpv=1&dq=menu%20sehat%20bagi%20ibu
%20hamil&pg=PP1&printsec=frontcover&bsq=menu%20sehat%20bagi%20ibu%20hamil (diakses
pada 12 April 2021)

23

Anda mungkin juga menyukai