Makalah Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat - 1
Makalah Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat - 1
Makalah Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat - 1
D3 KEBIDANAN TK.2
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
II.1 Latar
belakang………………………………………………………………………………
II.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………..........
II.3 Tujuan…………………………………………………………………………………........
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Bagaimana sejarah Kesehatan masyarakat............................................................................
II.2 Bagaimana periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat.......................................
II.3 Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia............................................
II.4 Apa definisi dari kesehatan masyarakat.................................................................................
II.5 Apa saja ruang lingkup kesehatan masyrakat........................................................................
II.6 Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat..........................
II.7 Siapa saja yang menjadi sasaran kesehatan…………………………………………………
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………
III.2 Saran……………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup; Ilmu
biolog, Ilmu kedokteran, Ilmu kimia, Fisika, Ilmu Lingkungan, Sosiologi, Antropologi (ilmu
yang mempelajari budaya pada masyarakat), Psikologi, Ilmu pendidikan. Oleh karena itu ilmu
kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kesehatan masyarakat
2. Untuk mengetahui bagaimana periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia
4. Untuk mengetahui apa definisi dari kesehatan masyarakat
5. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup kesehatan masyrakat
6. Untuk mengetahui apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat
7. Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter
pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang
telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah
melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan /
setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada
makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan
melakukan olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya
secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan
memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran atau
cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan
kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan
praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun
sosial.
penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan
sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam perkembangan
selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni
pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif
(preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung
jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan)
masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah
masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien
datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada
masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
menunggu pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke
masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan
tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri
dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.
Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan
pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem
biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial. Dengan
demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau
holistik.
• Telah ditemukan dokumen-dokumen tertulis tentang pembuangan air limbah, pengaturan air
minum
• Telah dibuat sumur, karena air sungai sudah kotor dan terasa tidak enak
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 mempunyai dampak yang luas
terhadap aspek kehidupan manusia. Beberapa pelopor kesehatan modern :
• John snow (1813 – 1912), Bapak epidemiologi dan menemukan penyakit kolera disebabkan
oleh kuman kolera melalui air
• Joseph Lister penemu asam karbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruangan operasi
Abad Ke-16 – Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera
yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera
tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan
masyarakat.
Tahun 1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi
dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka
kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga
pelatih.
Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian
berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan
Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra,
cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan
di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi
sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI.
Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-
dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia
Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena
dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.
konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian
dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer
dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di
tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut
Puskesmas.
Tahun 1952 – Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
Tahun 1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat
pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan
medis.
Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat
terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah
disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah
merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh
pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam
wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan
tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1,
dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten
di tiap Propinsi.
Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas
saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik,
rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang
lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk
pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di
Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.
•Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang
layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.
Menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) Kesehatan
Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan
kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang
kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk mendeteksi
dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap
orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
II.5 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup :
a. Ilmu biologi
b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu kimia
d. Fisika
e. Ilmu Lingkungan
f. Sosiologi
h. Psikologi
i. Ilmu pendidikan
Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb :
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
6. Gizi Masyarakat.
7. Kesehatan Kerja.
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Keturunan
4. Pelayanan Kesehatan
Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh
faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas sangat berkaitan
dan saling mempengaruhi.
Perilaku sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat
menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke,
kegemukan, diabetes mellitus dan lain lain. Perilaku / kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna seperti mencret mencret dan lainnya.
Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya
pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan
membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan
rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit rumah sakit baru di setiap kabupaten /
kota.
Ke 4 faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat di atas tidak berdiri sendiri
sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus dilaksanakan
secara simultan dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat
komprehensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif / promotif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Dengan berbagai upaya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi,
dan pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat.
masyarakat binaan.
1. Keluarga
Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang tergolong
2. Keluarga keluarga denga kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah
5. Keluarga keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak di luar kemampuan kapasitas
keluarga
6. Dan sebagainya.
2. Kelompok
masyarakat adalah:
adalah :
seperti:
a. Masyarakat sekolah
3. Masyarakat
2.Masyarakat Nelayan
3.Masyarakat Pedesaaan
4.Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas ,posyandu yang
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan
dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui
pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang
bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan
dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua
lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan. Ilmu Kesehatan
Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit
,Memperpanjang umur, meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha
kesehatan masyarakat yang terorganisasi.
Secara umum “pencegahan” atau “prevention” dapat diartikan sebagai tindakan yang
dilakukan sebelum peristiwa yang diharapkan (atau diduga) akan terjadi, sehingga peristiwa tadi
tidak terjadi atau dapat dihindari. Pencegahan atau prevention dapat diartikan sebagai bertindak
mendahului atau mengantisipasi yang menyebabkan sesuatu proses tidak mungkin berkembang
lebih lanjut. Jadi yang namanya “pencegahan” akan memerlukan tindakan antipatif berdasar
pada penguasaan kita tentang model ‘riwayan alamiah penyakit nyan yang berkaitan inisiasi
(awal mulai) atau kemajuan dari proses suatu penyakit atau masalah kesehatan ataupun tidak
mempunyai peluang untuk berlanjut.
III.2 Saran
1. Hendaknya para mahasiswa giat belajar agar bisa menenggulangi permasalahan kesehatan
masyarakat yang sangat banyak saat ini.
2. Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah penulis dan memperluas wawasan dari
berbagai sumber lain.
3. Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan, penulis harapkan saran dari pembaca untuk
kemajuan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2,
Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Entjang, Indan, 20Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.00, Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Bandung: Citra Aditya Bakti
http://www.indonesian-publichealth.com/sejarah-kesehatan-masyarakat-2/
https://www.academia.edu/8278738/Definisi_Kesehatan_Masyarakat