Proposal.-Khoirul REV!
Proposal.-Khoirul REV!
Proposal.-Khoirul REV!
Judul Penelitian
STRATEGI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MEMPERKUAT
KARAKTER ANAK ( Studi Kasus Di Mts Al-Qodiry Bira Barat )
B. Konteks Penelitian
ٰيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰاَم ُنْو ا ُقْو ا َاْنُف َس ُك ْم َو َاْه ِلْيُك ْم َناًر ا
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka….7
Ayat di atas memberi pemahamn kepada orang tua untuk memelihara dan
membina keluarganya terutama pada anak-anaknya, Setiap orang tua, tentu
menginginkan anaknya berkembang secara sempurna. Untuk mencapai tujuan itu,
orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Kaidah ini ditetapkan
secara kodrati. Artinya, orang tua tidak dapat berbuat lain, mereka harus
menempati posisi itu dalam keadaan bagaimana pun juga. Karena mereka
ditakdirkan untuk membina anak yang dilahirkannya. Oleh karena itu, mau tidak
mau mereka harus menjadi penanggung jawab pertama dan utama. Kaidah ini
diakui oleh semua agama dan semua sistem nilai yang dikenal manusia, Sesuai
dengan hakekat manusia tersebut, maka tujuan pendidikan adalah ”untuk
membimbing anak kearah kedewasaan” yang dikemukakan oleh Langevald
mempunyai arti membentuk individu yang berdasarkan sosial dan susila atau
membentuk pribadi sosial yang bermoral.8
Pembinaan karakter harus terus menerus dilakukan secara holistik dari
semua lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga
6
Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani (Penerbit Erlangga, 2012), 10.
7
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya (Cet. I; Semarang: Toha Putra, 2000), h. 951.
8
Soewarno Handayaningrat. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: PT. Inti Indayu
Press. 1982.
sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan bertugas membentuk kebiasaan-
kebiasaan (habit formation) yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam
pendidikan informal. Dengan pembiasaan tersebut anak-anak akan
mengikuti/menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya. Dengan demikian
akan terjadi sosialisasi yang positif dalam keluarga. Orang tua mempunyai berbagai
macam fungsi diantaranya ialah memberikan pendidikan kepada anak terutama
untuk pendidikan karakter karena sebagai dasar kepribadian putra-putrinya.
Sebagai pendidik dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakan
dasar-dasar perilaku bagi anaknya. Sikap, kebiasaan, dan perilaku selalu dilihat,
dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak
sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan bagi anak-anaknya.9
Lain halnya di Madrasah Mts. Al-qodiry merupakan salah satu madrasah
yang saat ini menjadi pusat pendidikan agama islam bagi masyarakat sekitarnya.
Madrasah Madrasah Mts. Al-qodiry adalah satuan pendidikan formal dalam binaan
Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan
kekhasan agama Islam juga telah berusaha mencetak generasi yang mampu
meneruskan perjuangan Rosululloh SAW, serta mampu menghadapi tantangan
akhir zaman dengan menjadikan anak didiknya menjadi insan kamil, memiliki
kecerdasan intelektual, berdikari tidak bergantung pada oarang lain, memiliki
wawasan yang luas, serta dapat memahami islam secara kaffah, berbudi pekerti
yang baik serta memiliki iman yang kuat dan rasa takut kepada Allah SWT.10
Disaat peneliti turun langsung ke lapangan maka peneliti menemukan
beberapa hal yang tentunya menjadi permasalahan yang harus diselesaikan antara
lain; a) Terlihat seorang anak kurang menghormati terhadap gurunya. b)
Kurangnya kedisiplinan anak ketika masuk kedalam kelas
Hal ini menjadi masalah besar bagi bangsa dan negara yang harus
diselesaikan agar supaya tidak berdampak pada generasi berikutnya mengingat
seorang pemuda adalah penerus generasi bangsa yang akan memegang estafet
kepemimpinan suatu negara.11 Maka dari pada itu permasalahan ini harus
dipikirkan bersama bagaimana cara untuk menyelesaikannya dan siapa yang paling
bertanggung jawab terhadap permasalahan ini.
9
Doni Koesoema, "Pendidikan Karakter: Strategi Membidik Anak di Jaman Global". ( Jakarta: Grasindo,
2010),
10
hal. 181
Ahmad, Wawancara, Sampang, 4 November 2022.
11
Musthafa Al-Ghulayaini
Dalam hal ini tentunya strategi guru dan orang tua bahkan keluarga
sekalipun sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Orang tua
adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Orang tua
yang bertanggung jawab dalam mendidik anaknya dari segi fisik seperti halnya
makan, minum, pakaian dan lain sebagainya. Anak merupakan titipan dari Allah
SWT bagi orang tua yang harus dijaga dengan baik.
Dalam pandangan syari’at Islam, anak merupakan amanat yang dibebankan
oleh Allah SWT kepada kedua orang tuanya., maka dari itu orang tua berkewajiban
untuk menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanat itu kepada yang
berhak yaitu anak. Karena manusia adalah milik Allah SWT, mereka harus melatih
anaknya melalui pendidikan untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada
Allah.12
Melihat peran keluarga terhadap pendidikan khususnya pada masyarakat di
Indonesia, ia menilai keluarga di Indonesia harus bisa memahami setiap anggota
keluarganya, termasuk anak-anak dalam proses pembelajaran dan literasi dari usia
dini, usia pra-remaja dan remaja maka Keluarga harus memahami
kecenderungannya pada minat pengetahuan tertentu, keterampilan tertentu, pada
karakter-karakter baik yang bisa dikembangkan pada kesenian, pada teknologi, dan
itu harus bisa di capture oleh keluarga.
Berdasarkan pengertian di atas sikap dan pribadi seorang anak pada
umumnya dimulai sejak kecil. Orang Tua merupakan orang pertama yang mendidik
anaknya, kemudian dilanjutkan oleh seorang guru. Semua pengalaman yang
dimiliki anak semasa kecilnya, merupakan unsur penting dalam kepribadiannya.
Status Seorang guru disini merupakan orang tua kedua setelah orang tua
kandungnya sendiri yang juga memiliki kewajiban dalam mendidiknya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat diketahui bahwa baik buruknya
sikap dan karakter anak tergantung dari cara atau strategi orang tua dalam membina
anak nya. Oleh karena itu, orang tua tidak hanya diharapkan mengasuh dan
membimbing anaknya, melainkan harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam
membina karakter pada diri anak.
C. Fokus Penelitian
1. Bagaimana strategi pendidikan keluarga di Mts al-qodiry Bira barat ?
2. Bagaimana karakter anak di Mts al-qodiry Bira barat ?
3. Bagaimana peran keluarga dalam memperkuat karakter anak di Mts al-qodiry
Bira barat ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran keluarga dalam mendidik anak di mts al-qodiri bira
barat.
2. Untuk mengetahui strategi keluarga terhadap memperkuat karakter pendidikan
anak di mts al-qodiri bira barat.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat berguna dan bermanfaat kepada
para pembaca baik secara teoritis maupun peraktis ketika penelitian ini dapat
dilaksanakan dan permasalahan dapat terjawab dengan baik.
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menjadi bacaan dan bentuk
pemahaman baru, serta menjadi acuan referensi bagi guru atau pembaca pada
umumnya agar dapat mengetahui bagaimana sikap seorang guru di dalam
menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlakul karimah pada peserta didiknya.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini, diharapkan menjadi referensi atau acuan bagi para guru
atau pendidik dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlakul karimah
pada peserta didiknya.
b. Peneliti berikutnya, menambah pengetahuan penulis dalam memperkaya
wawasan keilmuan dalam dunia pendidikan, terutama dalam menanamkan
nilai-nilai pendidikan akhlakul karimah.
E. Definisi Istilah
Terdapat beberapa istilah yang dirasa perlu untuk didefinisikan secara
operasional agar pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki kesamaan persepsi, kemudian dengan adanya definisi istilah
akan menghindari kesalahan kesalahan pemahaman dalam penafsiran.
1. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran. 13
2. Pendidikan Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.14
3. Karakter adalah tabiat atau kebiasaan.” Sedangkan menurut ahli psikologi,
karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter
seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu
tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.15
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan terhadap Strategi pendidikan keluarga dalam
memperkuat karakter anak telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian-
Penelitian tersebut dapat di klarifikasikan sebagai brikut:
Skripsi milik Lina Anggarini Mulyono 16 (Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta 2020) yang berjudul “Peran Pendidikan Keluarga Dalam
Pembentukan Karakter Anak Di Rw/Rt003/010 Sindumartani Ngemplak Sleman
Yogyakarta’’.
Dalam skripsi ini penulis menulis rumusan masalahnya sebagaiman
berikut:
a. Bagaimana peran pendidikan keluarga dalam pembentukan karakter anak
di RT/RW 003/010 Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta?
13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. IV; Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), h. 859.
14
Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
15
Rhonda Byrne, The Secret (Cet. I; Jakarta: PT Gramedia, 2007), h.17
16
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/19892. Lina Anggarini Mulyono. Peran Pendidikan
Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Anak Di Rw/Rt003/010 Sindumartani Ngemplak Sleman
Yogyakarta
b. Bagaimana tujuan pendidikan keluarga dalam pembentukan karakter anak
di RT/RW 003/010 Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta?
c. Bagaimana kendala-kendala pendidikan keluarga dalam pembentukan
karakter anak di RT/RW 003/010 Sindumartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta?
d. Bagaimana kewajiban dan hak anggota keluarga dalam pembentukan
karakter anak?
Dari hasil penelitian ini dapat di simpulakan bahwa Peranan Pendidikan
Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Anak DiRW/RT003/010 Sindumartani,
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Menekankan pada beberapa hal:
a. Peran pendidikan keluarga dalam pembentukan karakter Anak harus ada
suasana saling harga-menghargai di keluarga, sopan santun, untuk
memberikan karakter yang kuat, displin, dan tahu tugas dan peran
masingmasing.
b. Tujuan pendidikan keluarga dalam pembentukan karakter anak adalah
untuk menjunjung tinggi martabat keluarga dengan tutur kata, tindak
tanduk yang baik, sopan-santun, serta tanggungjawab.
c. Meminimalisir Kendala-kendala pendidikan keluarga dalam pembentukan
karakter anak di RT/RW 003/010 Sindumartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta. tentang Quality Time yang orang tua sediakan.
d. Terkait dengan kewajiban dan hak anggota keluarga dalam pembentukan
karakter Anak di RT/RW 003/010 Sindumartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta. Warga di RT/RW 003/001 Sindumartani memahami
kewajiban dan hak anggota keluarga mereka dengan Karakter suka saling
bantumembantu kepada orang yang membutuhkan ditambah dengan
contoh teladan yang baik dan juga perilaku istiqomah bagi warga itu
adalah kewajiban yang harus dipemuhi oleh anggota keluarga.
Skripsi milik Nina NurKholida17 (Fakultas Keagamaan Islam
Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap Tahun 2021) yang berjudul
“Pendidikan Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Anak (Studiterhadap
Novel Ayah Karya Andrea Hirata)’’.
17
https://repository.unugha.ac.id/1105/1. Nina NurKholida. Pendidikan Keluarga Dalam Pembentukan
Karakter Anak (Studiterhadap Novel Ayah Karya Andrea Hirata
Dalam skripsi ini penulis memfokuskan permasalahannya sebagaimana
berikut :
a. Bagaimana Pendidikan keluarga dalam pembentukan karakter anak dalam
novel Ayah karya Andrea Hirata?
b. Bagaimana Karakter Anak Yang Terbentuk Dalam Novel Ayah karya
Andera Hirata?
Hasil penelitian dan pembahasan terhadap pendidikan keluarga dalam
pembentukan karakter anak pada novel Ayah karya Andrea Hirata memiliki
kesimpulan sebagai berikut:
Pendidikan keluarga dalam pembentukan karakter anak dalam novel Ayah
karya Andera Hirata dilakukan dalam bentuk keteladanan, pembiasaan, dan
pembinaan.
Adapun karakter anak yang bisa dijadikan contoh atau teladan dalam
novel Ayah karya Andrea Hirata yaitu: akhlak mulia, tangguh, percaya diri,
berani mengambil resiko, dan kerja keras. Memiliki akhlak mulia perlu
pembiasaan, diajarkan di dalam keluarga. Untuk memiliki ketangguhan dalam
diri seorang anak perlu diajarkan bahwa hidup tidak selamanya baik-baik saja.
Akan ada masanya seseorang berada dalam kesulitan, hal-hal tersebut perlu
dijelaskan kepada anak agar mereka siap dengan hal sulit yang mungkin terjadi
dalamhidupnya. Anak-anak pun perlu diberikan rasa kepercayaan diri, dengan
tidak menyalahkanya, membentak, atau melarang mereka melakukan sesuatu.
Karakter-karakter tersebut diajarkan oleh Sabari kepada anaknya, Zorro.
Skripsi milik Deza Rahayu18 (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2018) yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga
Terhadap Pembentukan Karakter Anak’’.
Dalam skripsi ini penulis memfokuskan permasalahannya sebagaimana berikut:
21
Epon Ningrum, pengembangan strategi pembelajran, (Bandung : CV. Putra Setia, 2013), h.42
22
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan efektif .
( Jakarta : PT Bumi Aksara ,2008 ), hal. 1
23
Made Wena, Strategi Pembelejaran Inovatif kontemporer “Suatu Tinjauan Konseptual Oprational,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012),.5-6
a) Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy) Strategi
pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi,
dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi,
penataan isi, pembuatan diagram, format, dan sejenisnya.
b) Strategi penyampaian (Delivery Strategy) Strategi penyampaian
merupakan cara untuk menyampaiakan pembelajaran pada siswa atau
untuk menerima serta merespon masukan dari siswa.
c) Strategi pengelolaan, merupakan cara menata interaksi antara siswa
dan variabel strategi pembelajaran lainnya (variabel strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian). Strategi pengelolaan
pembelajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian selama proses
pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran
berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan
belajar, dan motivasi.
Strategi pendidikan yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran tentu ada komponen yang harus diperhatikan. Agar
seorang guru dapat mempertimbangkan strategi pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan materi yang akan diajarkan melalui
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Di dalam sebuah strategi,
diperlukan adanya tahapan-tahapan untuk menjalankan strategi.
3) Prinsip-prinsip Strategi
Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang dimaksud
adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi
pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memahami prinsip-prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran, sebagai berikut :
a) Berorientasi pada Tujuan Dalam strategi pembelajaran tujuan
merupakan komponen yang utama. Segala aktifitas guru dan siswa,
mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hal ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan.
Oleh sebab itu keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat
ditentukan dari keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
b) Individualitas Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada
hakikatnya yang kita inginkan adalah perubahan perilaku siswa. Oleh
karena itu, dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar
keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Sebab, semakin
tinggi standar keberhasilan yang ditentukan, maka semakin
berkualitas proses pembelajrannya.
c) Aktifitas Belajar bukanlah menghapal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalahberbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, strategi pembelajran
harus dapat mendorong aktifitas siswa, baik aktifitas fisik maupun
mental.
d) Integrasi Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi mengembangkan
aspek kognitif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi
pembelajran harus dapat mengembangjan seluruh aspek kehidupan
siswa dan siswi secara terintegrasi.24
b. Pendidikan Keluarga
1) Pengertian Pendidikan Keluarga
24
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar,.8-10
25
Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: LP3M UMY, 2019), 33.
memelihara dan melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.26
28
Rhonda Byrne, The Secret (Cet. I; Jakarta: PT Gramedia, 2007), .17
29
Majid Abdullah dkk, “Pendidikan Karakter Perspektif Islam“. 30
30
Majid Abdullah dkk, “Pendidikan Karakter Perspektif Islam“. 57
a) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
b) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan, dan perilaku.
c) Menggunakan pendekatan yang tajam, priaktif dan efektif untuk
membangun karakter.
d) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
e) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
perilaku yang baik.
f) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun
karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
g) Mengsahakan tumbuhnya motifasi diri pada peserta didik.
h) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada
nilai dasar yang sama.
i) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
j) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra
dalam usaha membangun karakter.
k) Mengevaluasi sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.
3. Karangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan bentuk kerangka berfikir yang dapat
digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah, biasanya kerangka
konseptual dalam penelitian menggunakan pendekatan penelitian ilmiah dan
memperlihatkan hubungan antara variable dalam proses analisi. Adapun
gambaran kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat dalam berbagai
bentuk. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
a. Tahap pra-penelitian, yaitu: menyusun rancangan (proposal) penelitian,
mengumpulkan buku-buku dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
penyusunan.
b. Tahap pekerjaan laporan, yaitu: membaca buku-buku, artikel
dansemacamnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti,
kemudian mencatat dan menuliskan data-data yang diperoleh dari berbagai
sumber tersebut, serta memilah untuk menjadi data primer atau data
sekunder.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian lapangan (field research).31 Adapun data yang dikumpulkan adalah
berupa bentuk dan simbul-simbul gambar bukan angka-angka, sehingga
dengan demikian laporan penelitian ini berisi kutipan kalimat yang disusun
dalam sebuah laporan penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiyah, dengan
menggunakan metode alamiyah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara ilmiyah.32 Penelitian deskriptif dimaksud untuk
mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifatan
faktual secara sistematik dan akurat, terkait tentang peran guru bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan kemandirian belajar.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini lokasinya di Jl. Raya Potoan Laok Kec. Palengaan Kab.
Pamekasan dengan unit analisinya di MA Miftahul Ulum Panyepen.
3. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti berinteraksi secara langsung
dengan subjek, maka dari itu kehadiran peneliti dilapangan harus dilakukan
atau suatu kewajiban karna peneliti ini mengunakan Metode kualitatif dan
tujuannya untuk memperoleh informasi dan data-data yang diinginkan oleh
peneliti. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif ini sangat penting
31
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011), Hal 26
32
Laxy J Moleoong, metodologo penelitian kualitatif, (bandung, PT remaja rosdakarya, 2011), hal 9
karena peneliti yang akan melaksanakan perencanaan, pengumpulan data,
analisis data, penafsiran data, dan melaporkan hasil penelitiannya.
4. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru bimbingan konseling di Madrasah Aliyah
Miftahul Ulum Panyeppen, sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah
siswa yang mengalami kurangnya kemandirian belajar di Madrasah Aliyah
Miftahul Ulum Panyeppen.
5. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling di
Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Panyeppen yang berjumlah satu orang.
6. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan dengan baik:
a. Wawancara
Wawancara di lakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian. Untuk melakukan wawancara
penelitian menyiapkan instrument pedoman wawancara. Adapun jenis
wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin,
dimana wawancara terlebih dahulu dibuat pedoman kemudian
melaksanakan wawancara dan memperdalam pertanyaan dengan
menanyakan lebih lanjut terkait pertanyaan sebelumnya. Teknik
wawancara ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa strategi Guru
Bimbingan Konseling dalam meningkatkan kemandirian belajar
siswa.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalu sesuatu pengamatan, disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran.
c. Dokomentasi
Penyelidikan data mengenai hal-hal yang berupa benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya
7. Analisis Data
Dalam sebuah penelitian analisis data sangat penting dilakukan karena
tanpa analisis data maka kata-kata itu tidak ada artinya, analisis data dalam
kualitatif itu berbeda dengan kuantitatif, karena penelitian kualitatif analisis
datanya itu bisa dilakukan semanjak berada dilapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif itu tidak sama dengan
kuantitatif, karena untuk penelitian kuantitatif dari segi metode dan
prosedurnya sudah pasti dan jelas, sedangkan dalam penelitian kualitatif dalam
ketajaman menganalisis data itu tergantung kepada kebiasaan peneliti dalam
melakukan penelitian. Jika peneliti sudah terbiasa menggunakan pendekatan
semacam ini, biasanya peneliti. dapat mengulas hasil penelitiannya dengan
secara mendalam dan kongkrit.33
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan cara pengambilan data
dengan teknik analisis dalam pencarian data penelitian. Adapun pengambilan
data peneliti yang dilakukan mengenai peran guru bimbingan dan konseling
dalam meningkatkan kemandirian belajar di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum
Panyepen dilakukan secara sistematis menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Setelah dikumpulkan data penelitian maka
peneliti akan menggunakan hasil yang ditemukan kedalam suatu laporan yang
bersifat ilmiyah sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
8. Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitian untuk mempertanggung jawabkan hasil data
yang diperoleh oleh peneliti maka diperlukan keabsahan data, dan peneliti
harus mengecek data tersebut dengan cermat agar penelitian yang dilakukan
tidak sia-sia. Untuk memperoleh keabsahan data dilakukan dengan beberapa
teknik pemeriksaan, yaitu:
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Peneliti harus ikut serta dalam menentukan keabsahan data yang
telah dikumpulkan agar data yang diperoleh dapat dipercaya dan
keikutsertaan tersebut tidak dapat dilakukan dengan waktu yang cepat,
jadi seorang peneliti memerlukan perpanjangan keikutsertaan dalam
penelitian, artinya seorang peneliti kembali turun ke lapangan untuk
33
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011), Hal 248
melakukan pengamatan dan wawancara dengan sumber data yang telah
ditemui maupun sumber data yang baru ditemui.
b. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan sangat diperlukan agar peneliti mendapatkan
data yang shahih, ketekunan pengamatan dilakukan dengan mengamati
secara cermat dan berkesinambungan untuk mencari situasi yang seuai
dengan persoalan yang sedang diteliti.
c. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data dan
perbandingan dalam keabsahan data dengan cara memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data tersebut. Teknik triangulasi yang paling
banyak dilakukan dalam pengabsahan data penelitian yaitu
pemeriksaan melalui sember data lainnya.
9. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa tahapan tahapan, yaitu tahapan
pra lapangan dan tahapan pekerjaan lapangan, adapun tahapan yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Tahap pra-lapangan
Sebelum terjun ke lapangan peneliti melakukan tahapan pra
lapangan terlebih dahulu, adapun tahapan didalam pra lapangan yaitu,
menyusun rencana penelitian, menentukan lokasi penelitian, mengurus
hal hal yang berhubungan dengan perizinan, menjajaki dan menilai
lapangan atau lokasi penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian,
dan yang lebih penting adalah menyiapkan diri dalam melakukan
penelitian meliputi etika dan mental.
DAFTAR PUSTAKA