Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilisasi Di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas
Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilisasi Di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas
Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilisasi Di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas
A dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Hambatan Mobilisasi di
Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas
Oleh
Syahdani Liliani Tobing
122500161
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Sumatera Utara.
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan
arahan dari semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada Bapak Achmad Fathi, S.Kep.Ns., MNS sebagai pembimbing yang disela-sela
3) Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Fakultas
Akademik yang telah sabar membimbing dan arahan nilai akademik penulis.
S.Sos dan Mama’ Umi Kalsum Siregar S.Sos yang telah memberikan saya
kekuatan dan dukungan baik moril, spiritual, maupun materi. Dan tidak lupa
pula yang tersayang untuk kedua adik saya Antika Nabila Tobing, dan Vina
8) Buat Sri Saraswati Sitepu, Sastika Maisari Srg, Try Hariyani dan Yunita
Apryani Nst terima kasih dikesibukan kita menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini. Kalian selalu ada, dan buat Naomi Optika Siagian teman satu bimbingan
yang selalu ada untuk saling tukar pendapat saya ucapkan terima kasih
banyak.
9) Buat seluruh rekan-rekan DIII keperawatan stambuk 2012 terima kasih selama
mungkin jauh dari kata sempurna baik dari isi maupun susunannya, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak untuk
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
S. Liliani Tobing
(122500161)
B. TUJUAN .................................................................................. 4
C. MANFAAT ............................................................................. 5
1. PENGKAJIAN ................................................................. 8
4. PERENCANAAN ............................................................ 19
1. PENGKAJIAN ................................................................. 21
A. KESIMPULAN ....................................................................... 44
B. SARAN .................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. . 46
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi pegangan dan pedoman bagi seorang perawat dalam mencapai tujuan
dimana Maslow menyebutkan dalam teorinya bahwa kebutuhan dasar manusia dibagi
menjadi 4 bagian yaitu, Fisiologis, Aman nyaman, Cinta mencintai, Harga diri dan
Aktualisasi diri. Dalam kebutuhan dasar fisiologis maka salah satunya mencakup
kebutuhan aktivitas, yang dimana aktivitas sangat berperan penting dalam proses
Hasil studi kasus yang penulis lakukan pada tanggal 18 Mei 2015 di Jln.
Bajak IV Timur, Medan Amplas. Penulis menemukan kasus pasien dengan diagnosa
medis Arthritis Gout (Asam Urat). Asam urat adalah hasil produksi tubuh yang
merupakan hasil akhir metabolisme purin. Purin adalah protein yang termasuk
golongan nukleo protein. Purin didapat dari makanan selain itu juga berasal dari
penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. Pembuatan atau sintesis purin juga bisa
dilakukan oleh tubuh sendiri dari bahan-bahan seperti: CO2, glutamine, glisin, asam
aspartat dan asam folat. Diduga hasil metabolisme purin diangkut ke hati, lalu
mengalami oksidasi menjadi asam urat, dan kelebihan asam urat dibuang melalui
ginjal lewat urine dan usus. Penyebab tingginya asam urat dalam darah hingga terjadi
karena deposisi, deposit/timbunan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi atau
tofi. Gout juga merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat. Masalah akan
timbul bila terbentuk kristal-kristal dari monosodium urat monohidrat pada sendi-
sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk jarum inilah yang mengaki-
hebat. Jika tidak diobati, endapan kristal ini akan menyebabkan kerusakan hebat pada
sendi dan jaringan lunak. Kadar asam urat yang normal pada pria: 7mg/dl sedangkan
Serikat meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara 1990 dan
1999, dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi asam urat
pada populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4% dengan puncak lebih dari 7%
pada pria berusia 75 tahun. Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto
meningkat dan terjadi kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini
tebukti dengan hasil rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan
yaitu pada tahun 1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1 kasus
tahun 1995 jumlah kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2 kasus
umur 2-25 tahun, 40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun (
Krisnatuti, 1997). Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada
penduduk di daerah pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado – Minaha sebesar
29,2 % pada tahun 2003 dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan
persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat sakit dibagian sendi/ alat gerak bagi
penderitanya. Rasa sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang
Tingginya kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan arthritis gout. Di
hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari, 2011). Dampak selanjutnya jika penyakit
ini tidak diatasi secara tepat dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja dan
keterbatasan aktivitas. Salah satu cara mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet.
Menu diet diatur agar lebih banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan
nukleotida purin rendah. Dengan melakukan program diet yang baik, dapat membantu
Dari keterbatasan gerak dalam melakukan aktivitas pada klien karna penyakit
asam urat yang sudah lebih kurang 5 tahun belakangan ini dideritanya. Maka dari itu
penulis mengambil judul “Mobilitas Fisik” yang dimana klien dalam melakukan
masalah yang menjadi prioritas. Menurut Henderson gangguan mobilitas fisik harus
segera ditangani karena terhindar dari gangguan mobilitas fisik merupakan kebutuhan
dasar manusia yang mencakup bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman
Disini penulis mengambil kasus tentang Mobilitas Fisik pada klien yang
mempunyai penyakit asam urat yang berusia lanjut. Namun gangguan mobilitas fisik
tidak hanya diderita oleh mereka yang mempunyai riwayat penyakit seperti diatas dan
berusia lanjut, semua orang bisa beresiko mengalaminya baik tua maupun muda.
bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Mobilitas Fisik di Jln. Bajak IV Timur,
Medan Amplas”.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
C. Manfaat
keperawatan.
aktivitas sehari-hari.
PENGELOLAAN KASUS
Mobilitas
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan teratur untuk memenuhi
ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry, 2005).
dalam pergerakan fisik, tetapi bukan imobilitas. Batasan karakteristik dibagi menjadi
dua yaitu : mayor (80% - 100%) yaitu terganggunya kemampuan untuk bergerak
secara sengaja di dalam lingkungan (mis., mobilitas di tempat tidur, berpindah tempat,
kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda
1. Pengkajian
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan
guillain barre, cedera medulla spinalis, dan lain-lain), riwayat penyaki sistem
obat, seperti sedative, hipnotik, depresan system saraf pusat, laksansia dan lain-lain.
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan
dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.
2) Kemampuan Mobilitas
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa
Mobilitas
lain.
dan peralatan.
perawatan.
latihan, dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh. Rentang gerak merupakan
jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga
potongan tubuh: sagittal, frontal, dan transversal tubuh. Pengkajian rentang gerak
(range of motion-ROM) dilakukan pada daerah seperti: kepala (leher spinal servikal),
bahu, siku, lengan, jari-tangan, ibu jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kaki (lutut,
Normal
Bahu
Siku
Pergelangan tangan
menghadap ke atas.
menghadap ke atas.
pernafasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thoraks,
adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat repirasi dan sistem
kardiovaskuler seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya
trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan
posisi.
Dalam pengkajian kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau
Normal
0 0 Paralisis sempurna.
3 50 gravitasi.
tahanan minimal.
tahanan penuh.
6) Perubahan Psikologis
surgeon mngenai aktivitas fisik dan kesehatan, “aktivitas fisik regular yang dilakukan
di sebagian besar hari dalam seminggu mengurangi risiko berkembangnya atau risiko
mematikan beberapa penyebab utama sakit dan kematian di Amerika”. Ada dua
seseorang dan
Dengan demikian, perawat harus bekerja dekat dengan pasien secara individu untuk
memungkinkan.
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas menurut (Hidayat, 2004).
yaitu:
1.Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis
untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat
penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat
sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan
dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat dengan sangat
kontraksi otot tidak dapat menggerakkan organ di tempat insersi tendon yang
kembali.
3.Ligamen
Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika
4.Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan sistem
saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki bagianis
memiliki fungsi somatic dan otonom. Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan
motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang
tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang diinversi, dan kerusakan pada
saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial
tangan.
Merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat
segmentasi dari kerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan
berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sensi, misalnya sendi
sinovial yang merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago
artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan sinovial. Selain itu,
terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lainnya seperti
penuh dan bebas sehinga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran
sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan
batasan tertentu. Dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya, ini dapat dijumpai pada
kasus patah tulang dengan pemasangan traksi. Mobilitas sebagia juga dibagi dua jenis,
yaitu:
dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma
reversible pada sistem musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan
tulang.
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem
cedera tulang belakang. Poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan
mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang
bagian bawah.
kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang mengalami
gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk
beraktivitas.
seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang
serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter &
Perry, 2005).
tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan
data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar
Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial assessment),
ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment) (Potter & Perry, 2005).
berikutnya.
Tipe Data :
- Data Subjektif
- Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup
- Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca
indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry,
2005).
3. Rumusan Masalah
yaitu:
b. Ketidaknyamanan
e. Perkembangan terhambat
g. Kerusakan muskuloskeletal
4.Perencanaan Keperawatan
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
Rentang gerak (ROM) yaitu pasif, aktif asistif, aktif, dan aktif resistif (Addams
& Clough,1998).
- ROM pasif adalah gerakan otot klien yang dilakukan oleh orang lain dengan
- ROM aktif asistif adalah kontraksi otot secara aktif dengan bantuan gaya dari luar,
seperti terapis, alat mekanis, atau ekstermitas yang tidak sedang dilatih.
- ROM aktif resistif adalah kontraksi otot secara aktif melawan tahanan yang
1.Pengkajian
keperawatan pada Ny.A. Berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan.
a. Biodata
sampai SMP Ny.A tidak bekerja dia hanya sebagai Ibu rumah tangga. Ny.A
b. Keluhan Utama
kebas-kebas dan sakit, khususnya bagian patella terasa kaku jika di gerakkan.
Ny.A jika banyak melakukan aktivitas / kegiatan sering mudah lelah dan
merasa kecapean karna kondisi kaki yang sakit yang terkadang kurang mampu
hari seperti saat berjalan untuk belanja ke pasar, naik tangga, berjalan jauh,
klien juga mengalami kesulitan pada saat buang air besar(jongkok kemudian
berdiri), melepas pakaian dan pada saat sholat. Semua itu dilakukan dengan
memakan waktu yang cukup lama dari biasanya, bagian yang sering terasa
sakit di bagian ekstermitas bawah. Dari patella sampai jari-jari kaki. Ny.A
sudah menderita asam urat sejak 5 tahun belakangan ini. Klien juga
dijinjit dan berayun, jika klien merasakan sakit pada sendi-sendi ketika sedang
Ny.A tidak pernah memiliki penyakit yang serius sebelumnya, hanya penyakit
ringan seperti demam, flu biasa. Klien hanya membeli obat di warung saat
demam dan flu. Terkadang Ny.A juga berobat ke puskesmas jika obat yang di
beli di warung tidak membuat kondisinya semakin baik, namun hal yang
jengkol, kerang.
yang diderita oleh saudara kandung klien dan kedua orang tuanya. Suami klien
masih hidup, dan klien memiliki 9 anak kandung yang dimana anak-anak klien
Kedua orang tua klien sudah lama meninggal dunia namun bukan karna faktor
penyakit tertentu namun hanya karna faktor usia yang sudah tua. Klien juga
f. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien terlihat kelelahan saat banyak bekerja, kaki lelah,
tumit sakit, dan kaki kebas- kebas. Tanda –tanda vitalyang didapat pada saat
head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik yang lengkap. Dalam
(beruban).
Pada pemeriksaan wajah warna kulit kuning langsat dengan struktur wajah
berbentuk bulat, mata lengkap ada sepasang dan masih berfungsi dengan jelas.
Palpebra masih berfungsi dengan baik, konjungtiva dan sclera tidak pucat,
respon pupil terhadap cahaya baik karena tidak ada kelainan, kornea dan iris
tepat ditengah (medialis). Lubang hidung ada dua, dan masing-masing masih
berfungsi dengan baik dan tulang hidung jugag ada, cuping hidung tidak ada.
Bentuk daun telinga normal dan simetris, ukuran telinga normal, lubang
Pada pemeriksaan mulut dan faring keadaan bibir normal namun mukosa
bibir nampak kering, keadaan gusi dan gigi tidak ditemukan adanya
perdarahan pada gigi, kondisi gigi kurang bagus karna ada gigi yang ompong
dan busuk. Keadaan lidah bersih tidak ada slem di pinggir-pinggir bibir, pita
suara baik. Posisi trakea baik karna tidak ada pembengkakan, tidak ada tiroid,
suara serak-serak basah, tidak ada pembengkakan vena jugularis, denyut nadi
karotis teraba.
hitam, turgor saat dilakukan tes teraba turgor kulit kembali selama 3 menit,
kulit kering, tidak ada kelainan pada kulit. Pada pemeriksaan thoraks / dada
ada mengalami kesulitan saat bernafas, hanya saja pada saat klien melakukan
banyak pergerakan nafas menjadi lebih pendek. saat palpasi getaran suara
simetris kanan dan kiri. Suara perkusi resonan dan saat auskultasi suara nafas
pembesaran, pada saat palpasi tidak teraba pembesaran, saat diperkusi suara
Pada pemeriksaan abdomen terlihat normal, simetris antara kanan dan kiri
antara kiri dan kanan, adanya bekas trauma akibat sering jatuh, tingkat
penurunan nafsu makan jadi, hanya menghabiskan 1/5 dari porsi nasi yang
biasanya, tidak ada nyeri pada ulu hati, klien juga tidak memiliki riwayat
Klien terlihat bersih, dan klien mengatakan mandi 2x sehari, kebersihan gigi
dan mulut kurang terjaga gigi klien ada yang sudah ompong dan busuk. Pada
saat membersihkan eliminasi klien juga mengalami masalah karna kaki klien
seperti berjalan ke pasar untuk berbelanja, dan pada saat sholat klien sangat
merasa terganggu, karna ada benjolan dan kemerahan pada kaki kirinya.
j. Pola eliminasi
Pola BAB klien 1xsehari pada pagi saja, karakter feses tidak cair berwarna
kecoklatan, tidak pernah mengalami perdarahan pada saat BAB, klien tidak
terkena diare. Pola BAK 2-5 x sehari karakter urin kuning dan jumlah sedang,
klien mengatakan tidak ada kesulitan BAK, klien tidak ada riwayat penyakit
ANALISA DATA
Do :
- Keadaan kaki kiri
nampak lebih kecil
dari sebelah kanan.
- Terlihat kemerahan
pada kaki kiri dan
sedikit bengkak dan
diraba terasa hangat.
- Klien berjalan
lambat kemudian
kaki seperti berjinjit
dan jika berjalan
terlalu jauh klien
Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus di
tangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data :
C. Kurang pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN(PRIORITAS)
dengan kaki terlihahat kemerahan dan sedikit bengkak pada kaki kiri. Suhu
menggunakan tongkat.
- Pengajaran 1) Mengidentifikasi
- Tentukan kebutuhan pengajaran informasi diagnosa
pasien.
- Lakukan penilaian tingkat
pengetahuan.
- Tentukan kemampuan pasien untuk
mempelajari informasi khusus.
- Tentukan motivasi pasien untuk
mempelajari informasi-informasi
yang khusus.
- Panduan sistem kesehatan 2) Memfasilitasi daerah
- Berikan pengajaran sesuai dengan pasien dan
tingkat pemahaman klien , penggunaan layanan
mengulangi informasi bila kesehatan yang tepat
diperlukan. .
- Pengajaran , proses penyakit 3) Membantu klien
- Gunakan pendekatan pengajaran dalam memahami
multipel ,demostrasi , dan secara informasi yang
verbal maupun umpan balik. berhubungan dengan
- Mengatur pola makan dan diet klien. proses timbulnya
- Pengajaran, Aktivitas / Latihan yang penyakit secara
harus dilakukan khusus
- gunakan latihan –latihan agar klien 4) Menyiapkan pasien
lebih aktif dan lebih mengingat. untuk mencapai atau
5.Implementasi
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari Pertama
2. - Kemampuan toileting S:
- Mengkaji kemampuan untuk Klien mengatakan
melakukan personal hygiene sekarang ia sudah
- Mengkaji kemampuan dalam mulai membiasakan
berjalan secara mandiri dan dirinya untuk
aman ke toilet melakukan toiletting
- Mengkaji kemampuan degan seorang diri
menggunakan alat bantu O :
tongkat. Ny. A tampak
- Memfasilitasi higiene toilet melakukannya.
setelah selesai eliminasi seperti A :
menyediakan kursi untuk Masalah teratasi
eliminasi sebagian.
- Menyiram toilet; bersihkan P :
peralatan eliminasi dengan cara Intervensi dilanjutkan
mendekatkan alat-alat toileting
untuk memudahkan klien. Seperti
gayung dan hand wash.
Hari Kedua
2 1. Kemampuan toileting S:
- Mengevaluasi kemampuan dalam Klien mengaku
berjalan secara mandiri dan dirinya kurang
aman ke toilet mampu dan berani
- Mengevaluasi kemampuan untuk berjalan
menggunakan alat bantu tongkat sendiri ke kamar
dan kursi yang di bolongin untuk mandi
memudahkan eliminasi. O:
Klien Nampak
ragu-ragu dalam
berjalan
menggunakan
tongkatnya ke
kamar mandi.
A:
Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
lanjutkan
3. 1. Pengajaran S:
- Mengevaluasi penilaian tingkat Klien mengatakan
pengetahuan pasien dirinya susah untuk
- Mengevaluasi kemampuan pasien mengontrol
untuk mempelajari informasi makanan yang
khusus mengenai makanan yang dilarang, karna
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari Ketiga
1. Kesimpulan
karena deposisi,deposit/timbunan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi atau
tofi. Gout juga merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat. Masalah akan
timbul bila terbentuk kristal-kristal dari monosodium urat monohidrat pada sendi-
sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk jarum inilah yang mengaki-
hebat. Jika tidak diobati, endapan kristal ini akan menyebabkan kerusakan hebat pada
sendi dan jaringan lunak. Kadar asam urat yang normal pada pria: 7mg/dl sedang pada
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
telah dilakukan terhadap Ny.A pada tanggal 20 Mei 2015 dengan kebutuhan dasar
dan sedikit bengkak pada kaki kiri. Suhu = C, TD= 130/80 mmHg, asam urat =
9mg/dl. klien tampak mudah lelah ketika banyak beraktivitas, dan di bagian kaki
terasa sakit seperti denyut-denyut ini membuat aktivitas klien terganggu. Kemudian
2.Saran
3. Bagi Mahasiswa
Agar lebih menggali dan memahami ilmu tentang kebutuhan dasar manusia
khususnya mobilisasi.
:EGC
Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
I. Pengkajian
MASYARAKAT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.A
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah :B
Ny.A mengalami kesulitan bergerak karna kaki sering kebas-kebas, lutut terasa
kaku jika di gerakkan. Ny.A jika banyak melakukan aktivitas / kegiatan sering mudah
lelah dan merasa sakit di bagian ekstermitas bawah (lutut-kaki) sehingga Ny.A bila
lakukan.
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
hari seperti saat berjalan untuk belanja ke pasar, naik tangga, berjalan jauh,
klien juga mengalami kesulitan pada saat buang air besar(jongkok kemudian
berdiri), melepas pakaian dan pada saat sholat. Semua itu dilakukan dengan
memakan waktu yang cukup lama dari biasanya, bagian yang sering terasa
sakit di bagian ekstermitas bawah. Dari patella sampai jari-jari kaki. Ny.A
sudah menderita asam urat sejak 5 tahun belakangan ini. Klien juga
terkadang jika pergi ke kamar mandi. Dan cara berjalan klien kakinya seperti
Selama ini hal yang hanya bisa di lakukan klien jika hal itu terjadi, hanya
dengan meluruskan kakinya di lantai/ tempat tidur sampai otot kaki terasa lebih rileks,
kemudian Ny.A melanjutkan aktivitasnya lagi. Namun dengan demikian waktu yang
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Saat kaki diinjakkan terasa seperti menebal dan kaki terasa menjadi lemah,
dan seperti tidak sanggup menopang badan ketika berdiri, dan jika kejadian ini
mengganggu klien.
2. Bagaimana dilihat
Yang saya lihat pertama kali pada saat bertemu klien, tidak ada hal yang
begitu mencolok dari penyakit yang di derita klien (asam urat). Hanya saja klien pada
saat berjalan kaki klien seperti jinjit dan berayun dalam berjalan, dank lien pada saat
ke kamar mandi menggunakan tongkat. Di kaki klien ada benjolan dan berwarna
kemerahan.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Bagian yang sering merasakan sakit di bagian patella dan sendi-sendi jari kaki,
dan benjolan yang berwarna kemerahan tersebut terdapat pada kaki sebelah kiri klien.
2. Apakah menyebar
pinggang.
c. Severity
Klien mengatakan dengan keadaan seperti ini mudah lelah dan dalam
d. Time
Klien merasakan kebas, sakit pada bagian otot ekstermitas bawah ketika klien
melakukan banyak aktivitas, berjalan jauh ketika pergi ke pasar untuk belanja, pada
C. Lama dirawat/dioperasi
D. Lama dirawat
E. Alergi
saja klien suka makan kerang, jeroan daun singkong dan jengkol.
F. Imunisasi
Klien mengatakan imunisasinya pada waktu kecil tidak lengkap. Karna pada
A. Orang tua
tahun. Namun tidak ada penyakit yang mendasari kedua orang tuanya, kemungkinan
B. Saudara kandung
B. Konsep diri
keras.
Harga diri : klien tidak terlalu merasa sakit dengan keadaan seperti ini. Dan
Peran diri :klien merasa dirinya semakin tua, dan semakin lemah.
D. Hubungan sosial :
- Orang yang berarti : klien mengatakan saat ini orang yang paling berarti
dalam hidupnya adalah suaminya yang sudah tua dan 9 anaknya serta cucu-
cucunya.
kurang baik, karna klien tipe orang yang tertutup dan tidak mudah bergaul
denan tetangga.
E. Spiritual
Klien nilai spritualnya tinggi, klien menyakini segala sesuatu yang diberikan
kepadanya termasuk penyakit sekalipun semuanya dari yang diatas, jadi tidak boleh
- Kegiatan ibadah
Klien rajin sholat 5 waktu, dan solat sunah dhua juga dilaksanakannya.
A. Keadaan umum
Terlihat kelelahan jika banyak bekerja, kaki lelah , tumit sakit kaki kebas-kebas.\
B. Tanda-tanda vital
Nadi : 34x/menit
Pernafasan : 22x/menit
TB : 156 cm
BB : 80 kg
Rambut
Bau
Warna kulit
Wajah
Warna kulit
Struktur wajah
Mata
Klien memiliki sepasang mata (kanan kiri yang masih berfungsi secara
Palpebra
Pupil
Simetris antara kiri dan kanan, reflex pupil bagus (mengedip saat di beri
cahaya).
Hidung
(medialis).
Lubang hidung
Cuping hidung
Kedaan bibir
kurang bagus karna ada gigi yang ompong dan mulut terasa berbau.
- Keadaan lidah
Oroparing
di medialis.
Leher
Posisi terachea
Thyroid
Suara
Serak-serak basah
Vena jugularis
Normal
Pemeriksaan integument
Kebersihan
Kehangatan
Kulit berkeringat.
Turgor
Kelembaban
Kulit kering
Bentuk normal.
Pemeriksaan thoraks/dada
Normal
Perkusi
Pemeriksaan jantung
Inspeksi
pembengkakan di wajah.
Palpasi
Auskultasi
terdengar melemah.
Pemeriksaan abdomen
dan pembengkakan.
Auskultasi
diare.
Pemeriksaan musculoskeletal
Ekstremitas atas
Simetris antara kanan dan kiri, adanya bekas trauma akibat sering jatuh,
Nervus Olfaktorus
Nervus Optikus
Nervus Trigeminus
Nervus Facialis
Nervus Vestibulocochlearis
Fungsi normal, klien dapat mendengar dengan baik, tetapi klien belum
Nervus Glossopaharingeus
Nervus Asesorius
Nervus Hipoglosus
Fungsi motorik
Cara berjalan
Romberg test
mampu
Koordinasi baik
Pronasi-supinasi test.
melakukan test.
tersebut dilakukan.
Nafsu/selera makan :klien hanya menghabiskan 1/5 dari porsi nasi yang
biasanya
Jumlah dan jenis makan : satu porsi nasi, lauk pauk, sayuran.
lain.
Kebersihan gigi dan mulut : klien selalu menyikat giginya setiap kali
mandi.
Kebersihan kuku dan kaki : kuku kaki klien terlihat pendekdan bersih.
1. BAB
saat BAB.
2. BAK
BAK.
ginjal.
CATATAN PERKEMBANGAN
cukup.
dengan hati-hati.
P: Intervensi dilanjutkan.
P : Intervensi dilanjutkan.
kesehatannya.
3.
tertutup.
P : Intervensi dilanjutkan.
DX
menggunakan tongkat.
cukup.
beraktivitas.
topangnya.
lambat.
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
yang di berikan
P : Intervensi dilanjutkan
bentuk perpindahan.
seminggu.
P : Intervensi dilanjutkan
toilet.
O:
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
berat badannya.
P : Intervensi dilanjutkan
eliminasi.
eliminasi.
dalam toileting
P : Intervensi dilanjutkan.
klien
sederhana.
P : Inervensi dilanjutkan.
2015 badannya
perlahan
1xseminggu
P : Intervensi dihentikan
bantu
P : Intervensi dihentikan
3.
P : Intervensi dihentikan.