Makalah Dda Kel.5
Makalah Dda Kel.5
Makalah Dda Kel.5
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Niken Ayu Pamukas, M. Si
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk matakuliah Dasar-Dasar Mikroorganisme, dengan
judul: “Budidaya Kerang Darah (Anadara granosa)
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang tulus sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang…………….................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah................................................................ 2
I.3 Tujuan Pembahasan ............................................................. 2
II. PEMBAHASAN
II.1 Kerang Darah (Anadara granosa) ....................................... 3
II.2 Ciri-ciri kerang darah (Anadara granosa)………………… 4
II.3 Kandungan gizi dan manfaat kerang darah ......................... 4
II.4 Budidaya kerang dara serta tahapan budidayanya ……….. 5
III. PENUTUP
III.1Kesimpulan........................................................................... 6
III.2Saran .................................................................................... 6
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
17.499 pulau, dengan luas total perairan sebesar 3,25 juta km 2 laut Indonesia menyimpan
banyak kekayaan dan dapat memberikan banyak manfaat, utamanya di bidang konsumsi dan
ekonomi. Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I)
pada tahun 2012 menyatakan bahwa ekspor produk hasil laut seperti ikan dan udang asal
Indonesia masih paling besar di dunia, urutan ketiga setelah Thailand dan Vietnam. Selain ikan
dan udang, kekerangan adalah salah satu jenis biota laut yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan
merupakan sumber protein hewani yang lengkap, mengandung semua jenis asam amino esensial
yang dibutuhkan tubuh.
Berdasarkan hasil survei ke beberapa pasar di daerah Makassar diketahui bahwa tingkat
penjualan kekerangan juga terbilang sering dan jenisnya juga bermacam-macam. Kekerangan
yang dijual tersebut tentunya memiliki nama dan ukuran yang berbeda-beda, baik itu dari ukuran
panjang, lebar, berat isi, berat cangkang dan berat totalnya meskipun kekerangan tersebut masih
berada dalam spesies yang sama. Hal ini terjadi salah satunya karena penangkapan kekerangan
oleh nelayan dilakukan secara acak.
Ada banyak jenis kerang yang biasa dikonsumsi di Indonesia, salah satunya ialah kerang
darah. Kerang darah merupakan salah satu hewan moluska dari kelas Bivalvia yang dapat
dikonsumsi sebagai sumber protein hewani dan bernilai ekonomis. Kerang darah (Anadara
granosa) merupakan jenis kerang yang populer di Indonesia. Kelimpahan kerang darah di
Indonesia menurut Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Indonesia (2012) yaitu 48,994 ton.
Kerang darah (Anadara granosa) merupakan jenis kerang yang memiliki nilai ekonomis tinggi
dengan harga jual mencapai Rp 20.000/kg- Rp. 30.000 di pasar lokal.
Kegiatan penangkapan tidak selektif sering dilakukan oleh masyarakat pesisir akan
berpotensi terhadap penurunan populasi kerang darah di alam. Permintaan yang besar jika tidak
diiringi dengan pengelolaan yang tidak baik dapat mengancam kelestarian kerang darah. Upaya
yang perlu dilakukan adalah pengembangan kerang darah melalui usaha budidaya. Selain
memiliki nilai ekonomis tinggi manfaat lain kerang darah adalah sebagai bioindikator
pencemaran air laut karena bersifat filter feeder non selective. Kerang darah dapat
mengakumulasi logam berat dalam tubuhnya jika hidup pada perairan yang terkontaminasi
logam berat (Suwignyo, 2005 dalam Herawati, 2017).
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang perlu dirumuskan adalah
sebagai berikut:
1. Apa itu kerang darah?
2. Bagaimana ciri-ciri kerang darah?
3. Apa kandungan gizi dan manfaat kerang dara?
4. Bagaimana bududaya kerang dara serta tahapan budidayanya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kerang darah (Anadara granosa) merupakan jenis invertebrate moluska, yaitu hewan
bertubuh lunak yang dagingnya tersembunyi di balik sepasang cangkangnya yang keras. Sebagai
salah satu jenis kerang yang bernilai ekonomis tinggi, kerang darah juga mengandung sumber
protein dan mineral yang baik bagi tubuh. Terdapat di pantai laut pada substrat lumpur berpasir
dengan kedalaman 1-30 m (Suwignyo et al., 2005) kerang darah sendiri bersifat infauna yaitu
hidup dengan cara membenamkan diri di bawah permukaan lumpur di perairan dangkal (PKSPL
2004).
Disebut kerang darah karena kelompok kerang ini memiliki pigmen darah
merah/haemoglobin yang disebut bloody cockles, sehingga kerang ini dapat hidup pada kondisi
kadar oksigen yang relatif rendah, bahkan setelah dipanen masih bisa hidup walaupun tanpa air.
Oleh sebab itu tidak mengherankan jika pedagang menjual kerang dalam keadaan hidup dengan
ciri cangkang tertutup rapat bila terkena sentuhan. Sedangkan kerang yang mati cangkangnya
agak terbuka dan sedikit menganga yang diikuti oleh bau segar yang perlahan-lahan berganti
dengan bau busuk (amoniak) (PKSPL 2004).
Menurut Broom (1985) bahwa kerang darah hanya mampu hidup di daerah dengan
salinitas lebih dari 23 ppt, A.granosa termasuk organisme yang toleran terhadap salinitas yang
tinggi dan rendah. Namun pada salinitas yang sangat rendah, yaitu 9.4 ppt kerang darah tidak
dapat tumbuh bahkan mengalami kematian.
Kerang darah dilihat dari populasinya, umumnya sering ditemukan pada daerah pasang
surut berlumpur lunak berbatasan dengan hutan bakau dan hamparan lumpur yang berada dekat
muara dengan kisaran salinitas 28-31% pada musim kemarau dan salinitas 15% di musim hujan,
hal ini merupakan kondisi yang disukai kerang darah.
Anadarinae mempunyai organ siphon yang tidak berkembang dengan sempurna, aliran
air masuk (Inhalent) dan keluar (exhalent) terjadi melalui organ yang berbeda dibagian butiran
(posterior margin) dari cangkangnya. Dengan tipe habitat seperti disebutkan di atas maka lumpur
dengan mudah diserap, sehingga diserapnya lumpur maka kerang darah memperoleh pakan yang
terkandung dalam lumpur yang berbentuk detritus dan plankton dengan cara dengan menyaring
air (filter feeder) (Nurohman 2012).
Pada umumnya kerang kaya akan asam suksinat, asam sitrat, asam glikolat yang erat
kaitannya dengan cita rasa dan memberikan energi sebagai kalori. Selain itu kerang juga
mengandung enzim tiaminase dalam jumlah yang besar sehingga dapat merusak vitamin B1 bila
dikonsumsi dalam keadaan mentah. Tiaminase dapat diinaktifkan dengan pemanasan atau
pemasakan. Kerang juga kaya akan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), serta vitamin larut air
(B1, B2, B6, B12, dan niasin). Selain itu, kerang merupakan sumber utama mineral yang
dibutuhkan tubuh, seperti iodium (I), besi (Fe), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor
(P), kalium (K), flour (F), dan lain-lain. Bahkan, mineral dari makanan laut lebih mudah diserap
tubuh daripada kacang-kacangan dan serealia (padi-padian).
Kerang darah merupakan salah satu jenis kerang yang bernilai ekonomis tinggi dan
harganya terjangkau pada masyarakat. Kerang darah bermanfaat sebagai antioksidan dalam
sistem pertahanan tubuh terhadap reaksi oksidasi radikal bebas. Kerang darah memiliki
komponen mineral tertentu yang berguna sebagai antioksidan, diantaranya adalah tembaga (Cu),
zat besi (Fe), Seng (Zn) dan Selenium (Se). Cu dan Zn merupakan mineral penting pada berbagai
sistem enzim dan hormon. Fe berperan penting untuk tubuh manusia. Apabila kekurangan Fe,
maka akan menyebabkan anemia, sedangkan selenium meupakan mineral yang cukup esensial,
sebagai enzim yang paling penting antioksidan. Kerang darah juga mengandung Ca yang
berguna sebagai mineral untuk pembentukan tulang dan gigi terutama pada masa pertumbuhan
dan ibu hamil (Nurjanah et al 2005)
Komposisi kimia kerang darah yang dilaporkan adalah: protein 9-13 %, lemak 0-2 %,
glikogen 1-7 %, dan memiliki nilai kalori 80 kalori dalam 100 gram daging segar (Waterman
yang dikutip Budiyanto et al. 1990). Sebagaimana diketahui bahwa kerang juga merupakan salah
satu jenis makanan yang dipercaya sebagai aprodisiaka. Oleh sebab itu perlu diteliti komponen
yang mungkin berperan sebagai aprodisiaka. Dalam hal ini diduga komponen mineral tertentu
yang berguna sebagai antioksidan diantaranya adalah Cu, Fe, Zn dan Se.
4
Teknik untuk budi daya kerang darah ini juga tergolong cukup sederhana dan mudah.
Awalnya, bibit dikumpulkan dari alam kemudian dibesarkan di tambak tujuannya untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal. Sementara untuk pemasaran pun juga tidak begitu sulit
karena kerang darah sudah banyak dikenal dan disukai oleh masyarakat luas.
Berikut merupakan tahapan yang perlu dilakukan ketika akan memulai budi daya kerang
darah :
1. Penentuan Lokasi Budi Daya
Kerang ini hidup dalam cekungan-cekungan di dasar perairan di wilayah pantai pasir
berlumpur. Jenis kekerangan ini menghendaki kadar garam antara. 13-28 g/kg,kecerahan 0,5-
2,5 m, dan pH 7,5-8,4. Tiap jenis Anadara menghendaki lingkungan yang berbeda.
Pentingnya pemilihan lokasi karena lokasi sangat berpengaruh terhadap bagaiman suatu biota
dapat berkembang dengan baik dan sesuai dengan target yangkita buat, dan usaha budidaya
merupakan salah satu kegiatan bisnis yang memerlukan modal, keterampilan, ketekunan, dan
kemampuan memprediksi perkembangan pasar ( Setyono. 2007)
2. Penyeleksian Benih
Dalam proses budidaya ini benih yang kita gunakan adalah benih yang berasal dari
alam karena pada saat ini masih cukup rumit apabila kita akan melakukan pemijahan sendiri,
untuk menangkap biota ini dilakukan dengan pengumpulan dimulai pada saat air pasang
rendah dan kedalaman air sekitar 6o cm. Benih-benih diseleksi atau dikelompokkan berdasar
ukuran. Tujuannya adalah agar benih-benih tersebut dapat tumbuh dengan ukuran yang sama.
Selain itu, bisa juga dengan melakukan pengelompokan berdasarkan keunggulannya,
misalnya dari segi ukurannya yang gemuk, warnanya yang cerah, dan tidak terdapat luka
pada tubuhnya. pengumpulan benih dilaksanakan dengan mengeruk dasar perairan sedalam
kurang lebih 3 cm dengan menggunakan keranjang pengumpul benih tersebut diatas.
Pengerukan dilakukan dengan menggunakan papan selancar.Papan tersebut berfungsi pula
sebagai tempat penyimpanan benih yang berhasil dikumpulkandan sekaligus memudahkan
pergerakan si pengumpul. Proses pengumpulanselesai pada saat dasar perairan kering tidak
berair
3. Penebaran Benih
Benih ditebar dengan cara dibenamkan kedalam lumpur/pasir. dasar Padat tebarawal
sekitar 2.000 ekor/m2, kemudian dijarangkan sampai kepadatan 200-300ekor/m.
pembenaman benih kerang darah sebaiknya diatur sejajar, bila perludiberi tali pengarah
sebagaimana menanam padi. Jarak antar benih adalah 7-15cm atau 10-15 cm. (Kordi dan
Ghufran.2001).
6
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerang darah yang merupakan salah satu dari banyaknya kekayaan perairan indonesia ini
dikenal sebagai hewan mollusca. Memiliki banyak sekali manfaat yang dikandungnya, kerang
darah sendiri ternyata dapat dibudidayakan. Budidaya kerang dara sudah dilakukan dan memiliki
nilai ekonomis yang baik. Kerang dara merupakan jenis kerang yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dengan harga jual mencapai Rp 20.000/kg- Rp. 30.000 di pasar lokal.
3.2 Saran
Pembudidayaan kerang darah yang tak terhitung mudah ini, memiliki banyak hal yang
patut diperhatikan salah satunya dalam pemberian dosis pakan yang tepat terhadap kerang darah.
Rendahnya pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang darah adalah karena pemberian dosis
pakan yang kurang tepat, alangkah baiknya pada saat ingn melakukan budiya dapat memperbaiki
kesalahan tersebut agar dapat meningkatkan pertumbuhan kerang darah
8
DAFTAR PUSTAKA
Herawati, D., Soedaryo. (2017). Pengaruh Perendaman Kerang Darah Terhadap Kadar Merkuri
(Hg) Dan Kadmium (Cd). Jurnal Sain Health, 1 (1)
Suwignyo,S.,Widigdo,B.,Wardiatno,Y.,dan Krisanti,M. 2005. Avertebrata air untuk mahasiswa
perikanan Jilid 2. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Nurjanah, Zulhamsyah dan Kustiyariyah. 2005. Kandungan mineral dan proksimat kerang darah
(Anadara granosa) yang diambil dari kabupaten boalemo, gorontalo. Buletin Teknologi
Hasil Perikanan. Vol 8 . (2). :1-4
Sony Atmaja B, Sri Rejeki, dan Restiana Wisnu,2014, Pengaruh Padat Tebar Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Kerang Darah (Anadara Granosa) Yang Dibudidaya
Di Perairan Terabrasi Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes ,Journal of Aquaculture
Management and Technology, 3(4), 207-213.
Setyo Dwi En Djoko.2006. Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan laut.Oseana Vol XXXI