Paper Ekoper

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PAPER EKOLOGI PERAIRAN

EKOSISTEM RUMPUT LAUT

Dosen Pengampu : Dr., Ir. ENI SUMIARSIH, M.Sc


Disusun Oleh : Windasari Kamelia Mujoko - 1904112947

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulisan dapat menyelesaikan paper tentang “ekosistem rumput laut” dengan tepat waktu.

Salah satu tujuan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
dan mendapatkan nilai. Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak terutama dari teman – teman. Oleh karena itu, rasa hormat dan
terimakasih penulis sampaikan kepada banyak pihak.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan paper ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri dan orang lain.

Pekanbaru, 30 Maret 2020

Windasari Kamelia Mujoko

i
DAFTAR ISI

Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat........................................................................................ 1
II. ISI DAN PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1 Potensi Rumput Laut Dalam Bidang Industri................................................ 2
2.2 Kandungan Rumput Laut Yang Telah Dimanfaatkan Dalam Industri........... 3
2.2.1 Agar................................................................................................................ 3
2.2.2 Pikokoloid...................................................................................................... 3
2.2.3 Karagenan....................................................................................................... 3
2.3 Rumput Laut Sebagai Bahan Biodisel............................................................ 3
2.4 Pemanfaatan Rumput Laut Dalam Bidang Kesehatan................................... 4
2.4.1 Polisakarida dan Serat ................................................................................... 4
2.4.2 Mineral........................................................................................................... 4
2.4.3 Protein............................................................................................................ 4
2.5 Prospek Pengembangan Rumput Laut di Indonesia....................................... 4
III. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................ 6
III.1.............................................................................................................................Kesim
pulan..................................................................................................................... 6
III.2.............................................................................................................................Saran
.............................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 7

ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Rumput laut merupakan organisme fotosintetik seperti juga halnya tumbuhan di darat.
Menurut Hafting et.al. (2012) dan Destalino (2013), secara umum rumput laut digolongkan
menjadi 3 (tiga) kelas besar dari Divisi Thalophyta, yaitu : Rhodophyceae, Chlorophyceae, dan
Phaeophyceae. Rumput laut menyerap zat hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhannya dari
medium air dengan cara difusi melalui permukaan tubuh fisiknya. Pertumbuhan rumput laut ini
sangat bergantung pada kualitas air serta faktor-faktor oseanografis dan tersedianya substrat
dasar sebagai habitatnya (Mouritsen, 2013).

Padang lamun memegang peranan penting sebagai suatu ekosistem diantaranya: habitat
berbagai biota laut baik yang hidup pada substrat maupun di bawah permukaan air,
memperbaiki sedimen laut dan dapat mendaur ulang nutrien (NH4 , P, N) sehingga dapat
dimanfaatkan oleh biota lain termasuk rumput laut dan bentos. Produktivitas organik lamun
cukup tinggi dengan produktivitas primer berkisar antara 900-4650 gC/m2 /tahun (Bengen,
2001).

a. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk menyelesaikan tugas tentang rumput laut.
Sedangkan manfaatnya adalah agar penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang jenis
rumput laut serta manfaat dan distribusi rumput laut.

1
II. ISI DAN PEMBAHASAN

Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang tergolong dalam
makroalga benthik yang banyak hidup melekat di dasar perairan. Rumput laut merupakan
ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisi thallophyta. Klasifikasi rumput laut
berdasarkan kandungan pigmen terdiri dari 4 kelas, yaitu rumput laut hijau (Chlorophyta),
rumput laut merah (Rhodophyta), rumput laut coklat (Phaeophyta) dan rumput laut pirang
(Chrysophyta).

Rumput laut ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan laut yang mempunyai sifat
tidak bisa dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun. Seluruh bagian tumbuhan disebut
thallus, sehingga rumput laut tergolong tumbuhan tingkat rendah (Susanto&Mucktianty, 2002).
Bentuk thallus rumput laut bermacam-macam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng,
bulat seperti kantong, rambut, dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang tersusun hanya oleh
satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler).

Kelimpahan rumput laut pada stasiun B di dominasi oleh Alga coklat sebanyak 7 spesies,
dengan kelimpahan yang paling banyak adalah Sargassum crasifolium sebanyak6 individu.
Kelimpahan rumput laut pada stasiun C di dominasi oleh Alga coklat sebanyak 7 spesies,
dengan kelimpahan yang paling banyak adalah Sargassum crasifolium sebanyak 8 individu.

2.1 POTENSI RUMPUT LAUT DALAM BIDANG INDUSTRI

Rumput laut memiliki banyak peranan penting bagi manusia. Ilalqisny dan Widyartini
(2000) melaporkan bahwa sejak tahun 2700 SM, rumput laut telah dimanfaatkan sebagai bahan
pangan manusia. Perancis, Normandia, dan Inggris pada abad 17 mulai merintis pemanfaatan
rumput laut untuk pembuatan gelas (Soegiarto et al., 1978). Contoh makanan yang terbuat dari
rumput laut terkenal di Jepang adalah Kombu. Kombu terbuat dari rumput laut jenis Laminaria
sp yang termasuk golongan kelp (Anonim, 2006). Salah satu contoh kelp di Indonesia adalah
Sargassum sp.

Menurut Atmadja et al., (1996) pada awal 1980 perkembangan permintaan rumput laut
di dunia meningkat seiring dengan peningkatan pemakaian rumput laut untuk berbagai

2
keperluan antara lain di bidang industri, makanan, tekstil, kertas, cat, kosmetika, dan farmasi
(obat-obatan).

2.2 KANDUNGAN RUMPUT LAUT YANG TELAH DIMANFAATKAN DALAM


INDUSTRI
2.2.1 Agar

Agar merupakan produk utama yang dihasilkan dari rumput laut terutama dari kelas
Rhodopycea, seperti Gracilaria, Sargassum dan Gellidium. Pemanfaatan agar dalam bidang
industri antra lain: industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, pakan ternak, keramik,
cat, tekstil, kertas, fotografi. Dalam industri makanan, agar banyak dimanfaatkan pada industri
es krim, keju, permen, jelly, dan susu coklat, serta pengalengan ikan dan daging, Agar juga
banyak digunakan dalam bidang bioteknologi sebagai media pertumbuhan mikroba, jamur,
yeast, dan mikroalga, serta rekombinasi DNA dan elektroforesis.

2.2.2 Pikokoloid

Pikokoloid merupakan golongan polisakarida yang dihasilkan melalui ekstraksi rumput


laut. Pikokoloid mampu membentuk gel sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pengental (emulsifyer) dan stabilisator atau penstabil makanan (Raven et al., 1986). Selain itu,
pikokoloid juga dapat digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika. Pikoloid banyak
dihasilkan rumput laut dari spesies alga merah.

2.2.3 Karagenan

Karagenan adalah carrageenate dan derivatnya (turunan) seperti Chondrus crispus dan
berbagai macam species Gigartina, khususnya Gigartina stellata dan juga Eucheuma serta
species Hypnea. Karagenan digunakan juga dalam industri kosmetika sebagai stabiliser,
suspensi, dan pelarut. Produk kosmetik yang sering menggunakan adalah salep, kream, lotion,
pasta gigi, tonic rambut, stabilizer sabun, minyak pelindung sinar matahari, dan lainnya.
Karagenan juga digunakan dalam industri kulit, kertas, tekstil, dan sebagainya.

2.3 RUMPUT LAUT SEBAGAI BAHAN BIODIESEL

3
Pemanfaatan alga sebagai biodiesel sebetulnya menjawab pertentangan dua kutub dalam
memanfaatkan biodisel yang berasal dari tanaman daratan, yaitu kutub yang berorientasi pada
penggunaan lahan untuk pangan dan kutub yang cenderung mengkonversi lahan untuk bahan
baku biodiesel dari tanaman sebagai energi terbarukan. Keberadaan rumput laut sebagai sumber
energi alternatif tidak akan mengganggu pemanfaatan lahan daratan. Kegunaan rumput laut
sangat luas, dan dekat sekali dengan kehidupan manusia.

2.4 PEMANFAATAN RUMPUT LAUT DALAM BIDANG KESEHATAN


2.4.1 Polisakarida dan Serat

Rumput laut mengandung sejumlah besar polisakarida. Polisakarida tersebut antara lain
alginat dari rumput laut coklat, karagenan dan agar dari rumput laut merah dan beberapa
polisakarida minor lainnya yang ditemukan pada rumput laut hijau (Anggadiredja et al, 2002).
Kebanyakan dari polisakarida tersebut bila bertemu dengan bakteri di dalam usus manusia,
tidak dicerna oleh manusia, sehingga dapat berfungsi sebagai serat.

2.4.2 Mineral

Kandungan mineral rumput laut tidak tertandingi oleh sayuran yang berasal dari darat.
Fraksi mineral dari beberapa rumput laut mencapai lebih dari 36% berat kering. Dua mineral
utama yang terkandung pada sebagian besar rumput laut adalah iodin dan kalsium (Fitton,
2005).

2.4.3 Protein

Kandungan protein rumput laut coklat secara umum lebih kecil dibanding rumput laut
hijau dan merah. Pada rumput laut jenis coklat, protein yang terkandung di dalamnya berkisar
5-15% dari berat kering, sedangkan pada rumput laut hijau dan merah berkisar 10-30% dari
berat kering. Beberapa rumput laut merah, seperti Palmaria palmate (dulse) dan Porphyra tenera
(nori), kandungan protein mampu mencapai 35-47% dari berat kering (Mohd Hani Norziah et
al, 2000).

2.5 PROSPEK PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI INDONESIA

4
Realisasi pemanfaatan rumput laut baik yang dipanen liar maupun budidaya masih jauh dari
potensi lestari yang ada, dan masih jauh berada dibawah negara-negara tetangga yang kondisi
dan potensi rumput lautnya lebih kecil dari Indonesia. Sebagai contoh adalah Filipina, walau
hanya memiliki garis pantai sepanjang 36.289 km, terbukti Filipina mampu menjadi negara
pengekspor rumput laut terbesar di dunia.

hingga saat ini bangsa Indonesia belum tergugah untuk menggali rumput laut, padahal
rumput laut dengan segenap produk hilirnya bila dimanfaatkan dengan benar mampu
menghasilkan 8 miliar dolar AS pertahun atau kurang lebih 2 miliar lebih besar dari
keseluruhan ekspor tekstil kita per tahun.

5
III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa rumput laut merupakan sumber daya yang
berpotensi untuk dimanfaatkan di berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek kesehatan dan
industri. Tentunya setelah mengetahui manfaat rumput laut dalam aspek industri dan kesehatan,
masyarakat akan semakin terbuka pikirannya untuk mengembangkan potensi rumput laut ini.
Akan sangat disayangkan, Indonesia yang memiliki kekayaan laut yang melimpah dan
bermanfaat bagi kesehatan namun masyarakatnya hidup tidak sehat dan miskin karena tidak
mengetahui pemanfaatan sumber kekayaan itu.

3.2 Saran

Pemerintah harus mendukung program pembangunan khusunya bagi daerah-daerah


yang memiliki kekayaan alam seperti rumput laut, pemerintah sebaiknya memberikan fasilitas
pengembangan budidaya tersebut karena rumput laut apabila diolah dengan baik akan
memberikan keuntungan besar bagi kita. Mahasiswa, harus menjaga lingkungan, misalnya
memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan di laut, karena akan
menghambat pertumbuhan berbagai jenis kekayaan yang ada di laut. Masyarakat harus turut
serta dalam pembudidayaan rumput laut, dan menjaganya, karena rumput laut memberikan
banyak keuntungan baik untuk makanan,kosmetik,sumber pendapatan,dan lain-lain.

6
DAFTAR PUSTAKA

Destalino. 2013. Budidaya Rumput Laut. Faktor Ekologi Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Budidaya. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. 144 hal.

Mouritsen, O.G. 2013. Seaweeds: edible, available, and sustainable. University of Chicago
Press.

Bengen, D.G., Widodo dan S. Haryadi. 1995. Tipologi Fungsional Komunitas


Makrozoobentos sebagai Indikator Perairan Pesisir Muara Jaya, Bekasi. Laporan
Penelitian. Lembaga Penelitian IPB. Bogor.

Raven, P, H. R, F, Evert dan S, E, Eichorn. 1986. Biology of Plants. Fourth Edition. Worth
Publishers, Inc. New York. 775 p.

Anggadiredja, J. T., A. Zatnika, H. Purwoto dan S. Istini. 2006. Rumput Laut. Cetakan I.
Jakarta : Penerbit Swadaya

Fitton, Helen. 2005. Marine Algae and Health: A Review of The Scientific and Historical
Literature.

Mohd Hani Norziah, Chio Yen Ching. 2000. Nutritional composition of edible seaweed
Gracilaria changgi. Food Chemistry 68: 69-76.

Anda mungkin juga menyukai