Makalah Konsep Sel Dan Genetika - A2 - KLP 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KONSEP DASAR SEL DAN KONSEP GENETIKA

Disusun Oleh :

1. faizah ramadhani 2111312047


2. Shelfila Renita Fauzan 2111313041
3. Yolla oktavia 2111312038
4. Dian Azmi Gusman 2111311026
5. Nabila Abia Putri 2111312059
6. Tiara melinda sari 2111311020
7.Afiyah nurzaimah 2111312008
8. Mutia Yunelda 2111313044
9. Revi Rahmadani 2111312050
10. Rahma Indriani Putri 2111312041

Kelompok 5

Dosen Pengampu : Dr.dr Susmiati M.Biomed


KELAS 2A
PRODI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Dasar
Tentang Sel dan Konsep Genetika.
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas ibu Dr.dr Susmiati M.Biomed p
ada mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar.Selain itu, makalah ini bertujuan memberikan informas
i kepada pembaca dan penulis tentang konsep dasar sel dan konsep genetika . Kami menguca
pkan terima kasih kepada ibu Dr.dr Susmiati M.Biomed selaku dosen mata kuliah ilmu biome
dik dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah ilmu dan wawasan kam
i pada bidang ini.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi p
engetahuan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang, 17 September 2021

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3.Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
1.4.Manfaat....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep dasar tentang sel....................................................................................3
2.1.1. Introduksi sel dan Ultra struktur..............................................................3
2.1.2. Jenis-jenis sel dan fungsi spesifik sel......................................................7
2.1.3. Transfor trans membrane.........................................................................15
2.1.4. Reproduksi...............................................................................................18
2.2. Konsep Genetika.................................................................................................22

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN......................................................................................................31
3.2. SARAN...................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam k


ehidupan sehari-hari biologi mengambil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita
mempelajari biologi khususnya tentang Sel. Ini dikarenakan sel merupakan dasar
dari sebuah kehidupan. Sel-sel tersebut membentuk kesatuan untuk membetuk
kehidupan. Kita bisa lihat bahwa alam semesta ini begitu luas. Namun apabila kita sel
idiki lebih dalam lagi ternyata terdapat kehidupan yang lebih kecil dan lebih sederhan
a dari yang kita bayangkan dari masa kemasa dilakukan penelitian dan penemuan t
entang sel.
Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem kehidupan, unit structural, dan fungsi
onal dasar penyusun makhluk hidup. Setiap sel tersusun oleh membran sel dan sitopla
sma yang berisi organel-organel sel. Menurut teori sel, semua makhluk hidup tersusun
oleh satu atau lebih sel. Semua sel berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya. Semua
fungsi vital organisme berlangsung di dalam sel dan semua sel mengandung informasi
genetik yang diperlukan untuk menjalankan dan mengendalikan semua fungsi sel dan
untuk menurunkan informasi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.
konsep genetika merupakan konsep-konsep yang bersifat abstrak dan komplek
s (Herlanti, 2007). Miskonsepsi bukan hanya terjadi pada siswa tingkat sekolah dasar
dan menengah saja, namun setingkat siswa menengah ke atas sampai mahasiswa dilan
sir masih ada yang mengalami miskonsepi terutama pada konsep-konsep yang membu
tuhkan pemahaman mendalam. Seperti halnya dalam materi biologi, banyak konsep-k
onsep abstrak yang tidak bisa dijelaskan secara riil, sehingga terjadi miskonsepsi terut
ama bagi mahasiswa pendidikan biologi yang akan menjadi calon guru biologi. Hal in
i perlu dideteksi dan diidentifikasi agar miskonsepsi tidak terjadi secara turun temurun
kepada siswa.
Dapat dikatakan bahwa memahami konsep genetika merupakan prasyarat untu
k memahami konsep lain seperti bioteknologi (Tekkaya, 2006). National Research Co
uncil (1996) menyarankan bahwa pembelajaran sains seharusnya
mengedepankan teaching for understading dan identik dengan pemberian konten sains
yang luas saja. Pada dasarnya pemberian konten yang luas di perguruan tinggi
penting untuk disampaikan kepada mahasiswa, namun untuk meyakinkan bahwa sisw
a memahami seluruh konten tersebut perlu juga dianalisis kemampuan menggunakan
skema learning of higher order diantaranya adalah kemampuan reasoning atau kemam
puan berargumentasi ilmiah. Untuk itu dibuatlah makalah ini sebagaimana pemahama
n mereka terhadap suatu konsep, untuk mengukur pemahaman melalui kemampuan ar
gumentasi berdasarkan prinsip ilmiah, sebagai alat asesmen yang dapat menginformas
ikan kesulitan belajar mahasiswa dan adanya miskonsepsi mahasiswa terhadap suatu k
onsep.

1.2.Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud intoduksi sel dan ultra struktur sel
b. Apa saja jenis- jenis sel beserta fungsi spesifik sel
c. Bagaimana cara kerja Transfor trans membran
d. Apa saja ang termasuk kedalam reproduksi sel
e. Bagaimana dan jelaskan tentang konsep genetika

1.3. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah:

a. Agar mahasiswa mengetahui tentang introduksi sel dan strukturnya


b. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis sel beserta fungsi spesifik sel
c. Agar mahasiswa mengetahui tentang transfor trans membran
d. Agar mahasiwa mengetahui reproduksi sel
e. Agar mahasiswa mengetahui konsep dari genetika

1.4. Manfaat dari pembuatan makalah


Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai konse
p biologi sel dan genetika yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan ajar dan r
eferensi materi bagi mahasiswa.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Konsep Dasar Tentang Sel


2.1.1. Introduksi Sel dan Ultra Struktur
a. Introduksi Sel.

Sel berasal dari kata latin cella yang memiliki arti ruangan kecil. Sel ditemukan oleh
Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus. Sel merupakan salah sat
u unit dasar kehidupan yang susunannya secara struktural dan fungsional berpengaruh terhad
ap kepribadian dan tingkah laku dari masing-masing makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup
tersusun atas sel yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

b.Ultra struktur
1. Membran Plasma.
Membran plasma adalah sistem membran lapisan terluar yang membatasi isi sel dar
i lingkungannya. Membran plasma berfungsi mengatur pertukaran zat antara sitoplasma deng
an larutan di luar sel, menyelenggarakan pertahanan mekanisme dan memberi bentuk pada se
l, serta penyelenggara komunikasi antar sel sebagai organel yang dapat mengontrol masuknya
nutrisi dan mineral ke dalam sel.

Gambar 1.1 Membran Plasma


2. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan matriks atau zat seperti gel yang berada di dalam sel.
Sitoplasma tersusun atas partikel berupa material air dan juga protein. Fungsi utama dari sitop
lasma yaitu sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme yang terdapat di dalam sel.
Gambar 1.2 Sitoplasma

Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma adalah sebagai berikut:

a. Nukleus

Keberadaan Nukleus berfungsi sebagai pusat kegiatan yang ada di dalam sel. Nuk
leus berperan dalam melindungi DNA pada sel eukariotik dari kerusakan yang diakiba
tkan oleh reaksi yang terdapat dalam sitoplasma. Nukleus juga berperan dalam mengo
ntrol perpindahan molekul antara sitoplasma dengan nukleus dalam hal sel mengakses
DNA pada saat RNA dan protein dibuat olehnya.

Gambar 1.3 Nukleus

b. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein
yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai j
enis protein dan sejumlah molekul RNA.

Gambar 1.4 Ribosom


c. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari j
aringan saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk r
etikulum endoplasma, yaitu Retikulum Endoplasma Kasar dan Retikulum Endoplasm
a Halus. RE halus berfungsi dalam sintesis lipid komponen membran sel. Sedangkan
RE kasar berfungsi sebagai tempat sintesis protein.

Gambar 1.5 Retikulum Endoplasma


d. Badan golgi
Badan Golgi tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sis
terna. Badan Golgi berperan dalam memperbaiki struktur membran sel dan mengolah
protein atau hasil sintesis oleh retikulum endoplasma.

Gambar 1.6 Badan Golgi


e. Mitokondria

Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi selular, yaitu suatu proses ki


miawi yang memberi energi pada sel. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian b
esar ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya digunakan untuk menjalankan berbagai r
eaksi kimia dalam sel. 

Gambar 1.7 Mitokondria


f. Vakuola dan Vesikel
Vakuola dan vesikel adalah dua struktur dan fungsi sel yang berperan dalam peny
aluran komponen-komponen dalam sel ke berbagai bagian sel. Perbedaan vakuola dan
vesikel terletak pada kemampuan vesikel yang mampu menyatu dengan bagian-bagian
sel lainnya.

Gambar 1.8 Vakuola dan Vesikel

g. Lisosom
Lisosom adalah suatu organel kecil yang berbentuk bulat yang terikat dengan me
mbran dengan memiliki diameter sekitar 0,25 hingga 0,5 um. Fungsi utama litoso
m adalah endositosis, fagositosis dan autofagi.

Gambar 1.9 Lisosom


h. Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan jalinan serabut yang membentang di seluruh sitoplasma d
engan memainkan peran utamanya dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas
sel. Sitoskeleton terdapat pada semua sel. Sitoskeleton yang terdapat pada sel – sel
eukariota mengandung tiga jenis filamen sitoskeleton, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen

Gambar 1.10 Sitoskeleton


i. Sentrosom
Sentrosom merupakan salah satu organel sel yang terdiri dari dua sentriol yang dis
ekelilingnya terdapat sebuah bahan pericentriolar dan terlibat dalam proses seluler
yang beragam termasuk penerimaan sensorik, penggerak, dan embriogenesis

Gambar 1.11 Sentrosom


j. Sentriol
Sentriol adalah organel kecil yang terdiri dari dua tabung pendek yang Sali ng teg
ak lurus. Kedua tabung ini satu sisinya tertutup dan sisi yang lain terbuka. Sentriol
berperan ketika sel sedang bermitosis dan meiosis. Fungsi lain dari sentriol adalah
membentuk mikrotubulus-mikrotubulus.

2.1.2. Jenis Jenis Sel dan Fungsi Struktur Sel

STRUKTUR SEL

Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel p
rokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam
sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus a
tau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nucleus

SEL PROKARIOTIK

Gambar 1. Sel prokariotik

Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada m
embran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentr
asi di sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler d
engan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3 ) serta umu
mnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.

SEL EUKARIOTIK

Gambar 2. Gambaran umun sel eukariotik pada tumbuhan

Gambar3. Gambaran umum sel eukariotik pada hewan

Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) m
emiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar
daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sito
plasma ini terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organ
el-organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokari
ota.

Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu (1) m
itokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum endoplasma, s
uatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; (3) badan golgi, yang mengara
hkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan asam le
mak dan asam amino

Struktuk Sel Eukariotik

Komponen subseluler
a. Membran

Gambar 3. Gambar umum membrane sel

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai
rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk
melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel
dan adhesi sel.

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. M
embran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang
membran

b. Nukleus

Gambar 4. nukleus

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian
lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organ
el ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel m
emiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rang
ka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehila
ngan nukleusnya saat berkembang.

Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukle
olus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Nukleus me
ngedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul pembawa pes
an berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini l
alu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan
genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.

c. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang ti
nggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa jut
a ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.

Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat miri
p dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit keci
l yang bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta daltond.

d. Sistem endomembran

Gambar 5. Gambaran umum endomembran

Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran. Membr
an ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen me
mbran dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomemb
ran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis
vakuola, dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis dan m
odifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid,
dan penetralan beberapa jenis racun.

e. Retikulum endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan
(reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat d
ua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasm
a halus. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli bany
ak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti o
rganel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yan
g terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen.

f. Badan Golgi

Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk
kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sist
erna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Ju
mlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel ya
ng aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya
terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.

Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar s
el, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula ya
ng ditempatkan di dalam lisosom.

g. Lisosom

Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim h
idrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit
molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom d
apat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepa
skan diri dari badan Golgi.

Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk
menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosi
s ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekeb
alan tubuh.

h. Vakuola

Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan. Me
mbran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola
berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian karena o
rganel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, da
n kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protis
ta uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisos
om agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola
kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel.

i. Mitokondria

Gambar 6. mitokondria

Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati samp
ai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hany
a lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampaka
nnya yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.

Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses kimia
wi yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makana
n berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu dita
ngkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar A
TP sel.

j. Kloroplas

Gambar 7: Gambaran umum kloroplas.

Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan alga.
Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosinte
sis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disi
mpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.

Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri serta tumbu
h dan memperbanyak dirinya sendiri. Kedua organel ini juga dapat berpindah-pindah tempat
di dalam sel.

k. Peroksisom

Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eu
kariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim ya
ng terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksi
da merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untu
k reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom ad
alah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mito
kondria untuk oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi
berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksiso
m pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat y
ang digunakan dalam tahap perkecambahan.

l. Sitoskeleton

Gambar 8: Sitoskeleton sel eukariota

mikrotubulus diwarnai hijau, sementara mikrofilamen diwarnai merah. Sitoskeleton e


ukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen intermediat, dan mikr
ofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan sitoskeleton eukariota
ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder berongga yang memberi bentu
k sel, menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat pembelaha
n sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan, juga berisi mikrotub
ulus.
m. Komponen ekstraseluler

Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matriks ekstra
seluler, yaitu jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama membent
uk kerangka pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan terikat lang
sung satu sama lain melalui sambungan sel.

FUNGSI SEL

1. Metabolisme

Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitas
nya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metab
olisme yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa ki
mia untuk menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, d
an reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses katabolik yang
merombak molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, y
ang sebagian besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan m
enghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsu
ng pada ribosom dan membutuhkan ATP.

2. Komunikasi sel

Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari
dan kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi da
n perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama la
in dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah me
reka sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berko
munikasi untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.

Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misa
lnya hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang
menghasilkan respons sel.

2.1.3. Transportasi transmembrane

Transportasi antar membran satu fungsi membran sel adalah sebagai lalu lintas molek
ul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molek
ul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol), karena membran b
ersifat semipermibale. Molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa),
ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.

Banyaknya molekul yang masuk kedalam sel melalui membran sel membentuk suatu aktivita
s sel yang dinamakan transpor antar membran. Transpor membran dibagi menjadi dua yaitu tr
anspor aktif dan transpor pasif. Transportasi zat melalui membran sel terdiri dari dua macam
yaitu, transpor pasif dan transpor aktif. Transport Pasif, merupakan mekanisme perpindahan
molekul atau zat yang tidak melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhk
an energi, dan Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semiper
meabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk A
TP. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel. Transpor aktif berjalan dari larutan ya
ng memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat t
ercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempe
ngaruhi proses ini.

Transpor pasif Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara ked
ua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor pasif ini
bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffus
ion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis. Terdapat dua pro
ses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitudifusi dan osmosis.

Transpor aktif Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpi
ndahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan
dari beberapa protein. Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transp
ort aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange). Transport a
ktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca pump. Pad
a Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca
pump, ca akan dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.

Transpor Antar Membran

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai media transpor Bagi sel. Trasnpor melewat
i membran sel cukup penting dalam menjaga homeostasis dalam sel . Transpor membran sel i
tu sendiri merupakan proses pengangkutan materi atau molekul dari daerah yang konsentrasin
ya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah tanpa menggunakan ATP (Adenosin Trifosfa
t), atau proses pengangkutan molekul dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang
konsentrasinya tinggi dengan menggunakan energi hasil metabolisme ATP, dan kedua proses
tersebut berlangsung secara terpadu untuk menjaga kesetimbangan molekul biologis di dalam
sel.

Transport Pasif, merupakan mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak melewati se
laput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi, dan Transpor aktif merupakan
transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien k
onsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. ATP adalah molekul pembawa energ
i di dalam sel. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke laruta
n yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adan
ya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini.

Transpor pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi antar membran laruta
n, transpor pasif bersifat spontan dan tidak memerlukan energi metanolik dalam proses kerjan
ya. Transpor pasif dibagi menjadi dua jenis yaitu difusi dan osmosis.

Difusi Adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi tinggi ke bagian ya
ng berkonsentrasi rendah tanpa melewati membran semipermeabel. Sedangkan osmosis adala
h proses difusi air melalui membran semipermeabel dari pelarut yang berkonsentrasi tinggi
(memiliki Banyak air) kepelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air ) proses osmosis aka
n berhenti jika konsentrasi didalam dan diluar sel telah seimbang.

Kesimpulan

 Difusi dan osmosis merupakan transpor pasif zat. Selain difusi dan osmosis juga ada d
ifusi terfasilitasi yang juga merupakan transpor pasif.
 Difusi adalah pergerakan zatdari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa meme
rlukan energi.
 Osmosis adalah pergerakan zat melalui membran dari konsenenerg tinggi ke konsentr
asi rendah tanpa memerlukan energi.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi adalah temperatur, ukuran molekul, berat mo
lekul, gradien konsentrasi, luas permukaan membran, kelarutan, dan jarak tempat berl
angsungnya difusi.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis adalah temperatur, zat terlarut, luas permu
kaan, jarak zat terlarut dan pelarut, ukuran molekul, dan tebal membran.
2.1.4. Reproduksi sel

Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri,
baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel pada organisme
uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya.
Sedangkan, bagi organisme multiseluler, pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan organisme.

Tujuan sel bereproduksi adalah:

1. Perbanyakan sel sehingga terjadi pertumbuhan

2. Pembentukan sel baru yang berbeda dari induknya

3. Pembentukan sel baru yang tentu lebih muda dan sama dengan yang Sebelumnya.

4. Pembentukan Jaringan

5. Regenerasi sel

6. Pembentukan individu baru dan lain-lain

Ada tiga jenis reproduksi sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis

1.Amitosis

Adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Proses pem
belahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokar
iotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel,du
plikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului den
gan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis, a
mitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada
sel bakteri. Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma. Sela
njutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk melakukan
pemisahan materi inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya di
nding sel baru hingga dua sel anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering diseb
ut dengan pembelahan biner (binary fision) atau pembelahan sel secara langsung.

2. Mitosis

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik ya
ng dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitopl
asma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki dis
tribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa
mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memil
iki genetik yang sama dengan sel awal.

Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Geno
m terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandu
ng informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan
harus identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom se
belum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi pada pertengahan intefase, yaitu fase s
ebelum fase mitosis pada siklus sel. Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi iden
tik yang disebut sister chromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentro
mer. Sister chromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom. Mitosis adalah cara repro
duksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu

1. Profase

Pada fase pertama ini, nantinya akan terjadi perubahan terhadap nukleus dan sitoplasma. Kem
udian, benang pada nukleus yang dikenal dengan sebutan benang kormatin akan mengalami p
erubahan bentuk menjadi lebih pendek, serta menebal. Hal ini menandakan bahwa sel sedang
membentuk kromosom.Dari kromosom yang terbentuk, setiap bagian lengannya akan terdupl
ikasi dengan dua kromatid sama persis dan terikat pada sentromer. Saat proses ini berlangsun
g, nukleolus dan juga membran nukleus akan menghilang. Apabila spindel telah terbentuk, m
aka itu berarti proses dari profase sudah mencapai tahapan akhir. Spindel ini terdiri dari mikr
otubula dan juga protein. Pada akhirnya, dua kromosom kembar menempel pada area equator
ial.

2. Metafase

Tahapan berikutnya adalah metafase, pada tahap ini terjadi penyebaran kromosom tepat di
bagian tengah sel. Ciri khusus dari tahapan ini bagian atau bidang equator memiliki
kromosom yang tersusun rapi. Pada tahapan ini pula benang spindel akan terlihat lebih tipis.
Sementara kromosom tepat berada di tengah sel tempat pembelahan terjadi.

3.Anafase

Rangkaian tahap pada fase ini adalah pembelahan pada sentromer, kemudian dua kromatid
berpisah yang masing-masing menuju ke arah kutub yang berlawanan. Di akhir fase tersebut
nantinya masing-masing kromatid akan terletak pada kutubnya sendiri. Sementara kromosom
yang terbentuk akan menjadi kromosom baru.

4. Telofase

Tahap ini adalah saat dimana adanya membran nukleus yang baru mulai terbentuk.
Kemudian, benang spindel bakal menghilang. Setelah itu, dua buah nukleus baru akan
memicu terjadinya pembelahan sel tepat di bagian tengah.Kesimpulannya, pembelahan
mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada bagian sel tubuh dimana nukleus
terbelah jadi dua anakan dengan sifat sama persis seperti sel induknya.

Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinamakan
Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melaku
kan sintesis bahan-bahan inti.

Proses mitosis secara konvensional dibagi 6 fase yaitu interfase, profase, prometafase, m
etafase, anafase, dan telofase (awal dan akhir). Profase biasanya merupakan fase terpanjang,
dengan mengambil waktu kurang lebih 60% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam
mitosis. Selama pembelahan mitosis yang berlangsung pada sel hewan dan sel tumbuhan.
Hasil mitosis:
a. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing-masing diploid.
b. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel

induknya.

3. Meiosis

Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan
a. Terjadi di sel kelamin

b. Jumlah sel anaknya 4

c. Jumlah kromosen 1/2 induknya


d. Pembelahan terjadi 2 kali
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah
kromosom induk terhadap sel anak. Di samping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode
pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan pembelahan meiosis II.

Hasil meiosis:

a. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing-masing haploid (n).

b. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.

c. Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel-sel gamet seperti sperma dan ovum.

B.KONSEP GENETIKA

PENGERTIAN GENETIKA
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata "genos" (bahasa latin) yang artiny
a suku bangsa atau asal-usul. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat-sifat keturunan (hered
itas) itu diwariskan kepada generasi penerus, disertai dengan kompleksitas variasi yang mung
kin timbul didalamnya.

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi genetik. Secara luas gen
etika membahas 7 konsep utama: 1) arti dan ruang lingkup Genetika, 2) struktur materi geneti
k, meliputi: kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan elemen tranposabel, 3) reprodu
ksi materi genetik, meliputi: reproduksi sel, replikasi DNA semikonservatif, reverse transcri
ption, rolling circle replication, cytoplasmic inheritance, dan Mendelian inheritance, 4) kerja
materi genetik, meliputi: ruang lingkup materi genetik, transkripsi, modifikasi pasca transk
ripsi, kode genetik, translasi, konsep one gen one enzyme, interaksi kerja gen, kontrol
kerja gen pada prokariotik, kontrol kerja gen pada eukariotik, kontrol genetik terhadap
respon imun, kontrol genetik terhadap pembelahan sel, ekspresi kelamin, 5) perubahan
materi genetik, meliputi: mutasi, dan rekombinasi, 6) genetika dalam populasi, dan 7) pereka
yasaan materi genetik.

Dalam bidang medis, genetika diperlukan untuk menge-tahui kelainan atau penyakit ketur
unan seseorang serta usaha untuk menanggulanginya, menjajagi sifat keturunan
seseoejrang yang diperlukan untuk penelitian warisan harta dan kriminalitas.

SEJARAH PERKEMBANGAN GENETIKA

a. Gregor Mendel sebagai "Bapak Genetika".

Sejak penemuan Gregor Mendel (1822-1884), seorang rahib dari orde Augustin, peng
etahuan genetika berkembang dan menjadi satu lapangan ilmu dalam biolo-
gi. la merupakan ilmuwan yang tak berasal dari insti-tusi akademis/ilmiah, sebagaimana oran
g sangka, namun dari lingkungan yang sunyi disebuah biara di Austria.

Mendel berhasil mengamati suatu macam sifat keturunan (karakter) dari generasi ke g
enerasi, dan berhasil pula membuat perhitungan matematika tentang sifat genetis karakter itu,
faktor genetisnya ia sebut "determinant". Karena itu Mendel disebut sebagai "Bapak Genetik
a", yang memberi dasar pengetahuan genetika modern. Dengan hukum Mendel sebagai penun
tun, sekarang kita tidak memerlukan ahli matematika untuk
dapat mengerti pola-pola dasar pewarisan.
b. Kejadian-Kejadian Penting dalam Sejarah Ilmu Pengetahuan Genetika

Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku berjudul "On The Origin of Speci
es" tentang teori evolusinya yang menggemparkan itu, yang kemudian disusul oleh bukunya
yang kedua "Variation of Animals and Plants under Demostication" (1868). Pertentangan yan
g timbul antara teori Darwin dengan Mendel ini untuk sementara menutupi penemuan-penem
uan Mendel. Pada tahun 1900, 34 tahun kemudian karya Mendel itu dikumandangkan lagi ole
h Hugo de Vries, Carl Correns dan Erich von Tschermak-Seysenegg. Sejak itu pengetahuan g
enetikapun berkembang dengan cepat. Akan tetapi Mendel sudah tiada untuk dapat melihat p
engakuan ini. la meninggal pada tahun 1884.

W. Bateson (1861 - 1936) bersama R.C. Punnet melalui percobaan ayamnya, menemu
kan sifat-sifat yang menyimpang dari perhitungan matematika Mendel. Mereka juga menemu
kan adanya interaksi antara gen dalam menumbuhkan suatu variasi. Sementara itu pengetahua
n orang tentang sitologi (yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai sel atau sekel
orapok sel berkembang pesat, dan menjadi penunjang penting bagi perkembangan genetika. S
etelah ditemukannya 2 buah kromosom dalam inti ovum dan sperma dan 4 buah dalam zigot
Parascaris oleh Evan Beneden (1883), oleh T. Boveri (1891) mengemukakan sebuah teori bah
wa kromosom yang terkandung dalam inti sel ialah pernbawa bahan genotis. Tingkah laku m
ateri genetis itu dikenal lebih mendalam setelah W. Flemming (1881) dan W. Roux (1883) m
engamati pembelahan sel 37 somatis, yang kemudian diberi nama "mitosis".

A. Weisman (1887) melihat bagaimana kromosom itu mambagi 2 waktu pembelahan


sel dalam pembentukan garnet, yang kemudian dikenal dengan "meiosis". Demikianlah W.Su
tton (1902) berkesimpulan ada kesejajaran tingkah laku kromosom ketika sel sedang membel
ah dengan segregasi bahan genetis yang ditemukan Mendel. Hugo de Vri,ves (1901) menemu
kan bahwa bahan genetis tidak bersifat baka tetapi dapat berubah. Perubahan itu disebut "mut
asi". Kemudian A. Garrod (1909) menemukan banyak penyakit bawaan disebabkan keabnor
malan kegiatan enzim, sedangkan enzim itu diproduksi oleh gen. A. Garrod mempublikasikan
buku berjudul "The Inborn Errors of Metabolism" yang memperlihatkan sejumlah penyakit k
eturunan yang disebabkan oleh kelainan metabolis.
J. Belling (1930) berjasa dalam mengembangkan sitogenetika (diagnosa kromosom),
karena cara sederhana dan mudah untuk mengamati tingkah laku kromosom dibawah mikros
kop. Salah satu petunjuk pertama mengenai kimia gen berasal dari karya F. Griffith, yang pad
a tahun 1928 mempublikasikan beberapa hasil yang mencengangkan yang diperoleh dari stud
i yang ia lakukan pada Diplococus Pneumoniae (suatu tipe bakteri penyebab pneumonia pada
tikus), yang kemudian pada tahun 1944 dibenarkan pula oleh 3 ilmuwan yaitu D.T. Avery, C.
M. Mac Leod dan M. 38 Mc Carty melalui uji coba. Hasil penemuan F. Griffith ini menjadi d
asar transformasi gen dimana merupakan perkembangan genetika yang mutakhir. Tahun 1940
ditetapkan sebagai era baru genetika bersamaan dengan ditemukannya manfaat dari penelitian
fenomena genetik pada mikroorganisma-mikroorganisma.

Kejadian-kejadian penting dalam sejarah ilmu pengetahuan genetika setelah tahun 194
0 (era baru genetika):

- Tahun 1941 : G. Beadle dan E. Tatum telah melakukan percobaan-percobaan klasik


pada suatu mikroorganisme yang sangat berguna bagi studi-studi genetika, yaitu jamu
r roti.
- Tahun 1950 : 2 ahli embriologi, R. Briggs dan T. King mengembangkan suatu teknik
yang disebut transplatasi nuklear, yang mendemonstrasikan potensial genetis dari sel-s
el embrionis.
- Tahun 1958 : A. Konberg dapat mengisolasi ADN dan membuat tiruannya.
- Tahun 1961 : M.W. Nirenberg menyusun kode genetis yang menentukan urutan asa
m-asam amino dalam sintesa protein dan diketahuilah bahwa gen itu bekerja menumb
uhkan suatu karakter lewat sintesa protein dalam sel-sel tubuh.
- Tahun 1971 : H.G. Khorona dalam membuat sintesia gen "in vitro", berhasil meniru
sifat gen asli, karena mampu melakukan transkripsi (proses peng-copy-an 39 suatu unt
aian ARN / Asam Ribonukleat dari suatu acuan ADN / Asam Deoksiribonukleat; Sum
ber: Fondations of Genetics, Anna C. Pai, Mc Graw Hill, 1985) untuk sintesa protein
dalam sel.
- Tahun 1973 : S.H. Kim, dkk. di Institut Teknologi Massachussets mempublikasikan
hasil penentuannya mengenai studi molekul ARN-t. - Tahun 1975 : Dua- ahli imunolo
gi dari Universitas Cambridge, Dr. G. Kohler dan Dr. C. Milstein memperkenalkan te
knik baru yang dapat memberi manfaat yang besar pada studi imunologi tumor, diken
al dengan teknik "hibridoma".
- Tahun 1980 : Dr. Martin J. Cline dari UCLA melakukan suatu eksperimen dengan se
l-sel tulang dari pasien penderita thalasemia ( yaitu sejenis anemia dimana terdapat ku
rang haemoglobin ). Eksperimen ini menjadi bahan berita yang menghebohkan saat it
u.

1. PERCOBAAN MENDEL

Antara tahun 1856 – 1863 Mendel telah melakukan pengujian dan pembudidayaan lebih dari
28.000 tanaman kacang. Ia menemukan bahwa suatu tanaman mewariskan sifat-sifat keturuna
n yang berasal dari induknya yaitu tanaman kacang ercis.

Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya, adalah karena tanaman ini
memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok perbedaannya. Selain itu, kacang ercis
merupakan tanaman yang dapat melakukan penyerbukan sendiri, penyerbukan dengan bantua
n manusia, dan dapat juga menyerbuk silang. Pertimbangan lainnya adalah bahwa kacang erci
s memiliki daur hidup yang relatif pendek, serta mudah untuk ditumbuhkan dan dipelihara.

Percobaan ini kemudian menghasilkan 1 hukum yang berdampak besar terhadap genetika, yai
tu:

- Hukum I Mendel
Hukum ini merupakan hukum Segregasi / The Law of Segregationof allelic genes
→ “Pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen akan mengalami segrega
si (memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima sebuah gen saja”. Huku
m I Mendel diperoleh dari hasil perkawinan monohybrid, yaitu persilangan denga
n satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat >
< ercis biji berkerut. Hasilnya keturunan F1 100% ercis berbiji bulat dan pada ket
urunan F2 didapatkan perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat :1 biji berkerut.

P: BB >< bb
(Parental : induk) (biji bulat) (biji berkerut)
Gamet B b
F1 Bb
(Filial : keturunan) (biji bulat)
F1><F1: Bb >< Bb
(bulat) (bulat)
Gamet: B B
b b
F2: BB (bulat) Bb (bulat) Bb (bulat) bb (berkerut)
Perbandingan fenotip bulat : berkerut = 3 : 1
Perbandingan genotip BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
- Hukum II Mendel
Hukum Mendel II (Perpaduan Bebas / The Law of IndependentAssortmen of Gen
es)→ “gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas (tidak salingmempengaruhi)
ketika terjadi meiosis selama pembentukan gamet”.
Mendel munggunakan persilangan dengan dua sifat beda (persilangandihibrid)
dari tanaman ercis, yaitu bentuk dan warna biji. Oleh Mendel, tanaman ercis biji bula
t-kuning disilangkan dengan ercis biji berkerut-hijau. Fenotip F1didapatkan 16 kombi
nasi gen engan 4 fenotip = biji bulat kuning, Biji bulat hijau,biji berkerut kuning, dan
biji berkerut hijau. Sedangkan F2 didapatkan bulatkuning : bulat hijau : berkerut kuni
ng : berkerut hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
Penyimpangan Hukum Mendel:

a. Penyimpangan semu

- Epistasis dan Hipostasis

Epistasis adalah gen dominan yang menutup eksperesi gen dominan lainnya,
terbagi 3: (1)Epistasis dominan dimana terdapat satu gen dominant yang bersifat epistasis, mi
salnya warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.).Didapatkan F1 = umbi lapis merah, sedan
gkan F2 = 12 : 3 : 1 (merah : kuning : putih), (2) Epistasis resesif dimana satu gen resesif yan
g bersifat epistasis terhadap gen dominan yang bukan alelnya (pasangannya). Gen resesif ters
ebut harus dalam keadaan homozigot, contohnya pewarisan warna rambut tikus. Misalnya : g
en A = warna hitam

gen a = warna abu-abu


gen C = enzim timbulnya warna
gen c = enzim penghambat munculnya zat warna.

Gen C bersifat epistasis. Jadi, tikus yang berwarna hitam memiliki gen C dan A. Pada F1 dida
patkan tikus hitam 100%, sedangkan fenotip F2 = hitam : abu-abu : putih = 9 : 3 : 4. (3) epita
sis dominant dan resesif (inhibiting gena) Terdapat dua gen dominant yang jika dalam keadaa
n bersama akan menghambat pengaruh salah satu gen dominant tersebut. Fenotip F2 = 13 : 3

Hipostasis adalah gen dominant yang tertutup. Hipoptasis terbagi menjadi 5 :

-Kriptomeri→ yaitu peristiwa gen dominant yang seolah-olah tersembunyi bila berada
dengangen dominan lainnya, dan akan terlihat bila berdiri sendiri. Contohnya pers
ilangan Linaria maroccana berbunga merah dengan galur murni >< bungaputih galur murni, y
ang menghasilkan F1 100% berwarna ungu dan F2 denganperbandingan bunga ungu : merah :
putih = 9 : 3 : 4.

-Interaksi beberapa pasangan alel (atavisme)→ Pada persilangan antara ayam berpi
al mawar dengan ayam berpial ercis,menghasilkan semua ayam berpial walnut pada keturuna
n F1. Pada keturunanF2 diperoleh 4 macam fenotip, yaitu pial walnut, mawar, ercis dan tungg
al =9:3:3:1.

-Polimeri→ adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri se
ndiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Pertamakali dilap
orkan Nelson-Ehle melalui gandum berbiji merah >< biji putih.Fenotip F2 = 15:1.

-Gen komplementer→ adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Keha
diran gen-gen tersebut akan memunculkan fenotip tertentu. Sebaliknya jika salah satu gen tid
ak hadir maka pemunculan karakter (fenotip) tersebut akan terhalang atau tidak sempurna.

-Gen-gen rangkap yang memiliki pengaruh kumulatif→ Miyake dan Imai (Jepan
g) menemukan bahwa pada tanaman gandum(Hordeum vulgare) terdapat gandum yang
berwarna ungu tua, ungu dan putih.Jika gen dominan terdapat bersama-sama dalam genotip
maka kulit buah akanberwarna ungu tua. Jika hanya terdapat satu gen dominant = ungu, dan j
ika tidak ada gen dominant = putih.

b. Pautan Gen (Gen Linkage)→ Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih terletak pada satu krom
osom dan tidak dapat memisahkan diri secara bebas. Hal ini terjadi karena gen-gen yang men
gendalikan dua sifat beda terletak pada kromosom yang sama dengan letak lokus yang berde
katan. Contoh: Drosophila melanogaster.
c. Pindah silang (Crossing Over)→ Terjadi apabila ada pertukaran sebagian gen-gen
dari kromatid pasangan homolognya. Akibatnya jumlah fenotip hasil uji silang (test cross)
tidak 1:1.

ISTILAH-ISTILAH GENETIKA

1.Gen
Gen adalah pengendali ciri genetis makhluk hidup yang bersifat menurun.dari induk kepada a
nakan. Gen merupakan bagian dari kromosom. Gen resesif adalah sifat yang tidak selalu nam
pak namun akan nampak bersama resesif lainnya.

2.Kromosom
Kromosom terdiri dari benang halus yang berfungsisebagai pembawa informasi genetis kepad
a keturunan. Kromosom homolog adalah kromosom yang berpasangan dengan bentuk, panjan
g, letak sentrometer dan struktur yang sama/hampir sama.

Kromosom diploid adalah kromosom berpasangan dan haploid adalah kromosom yang tidak
berpasangan.

3.Genotipe dan fenotipe


Genotip adalah sifat menurun yang tersembunyi dan tidak nampak dari luar. Sedangkan fenot
ipe adalah sifat menurun yang nampak dari luar.

4.Homozigot dan heterozigot


Homozigot adalah zigot yang mempunyai pasangan gen yang sifatnya sama. Homozigot reses
if adalah pasangan gen yang sama dan muncul pada keturunan.
Heterozigot adalah pasangan gen yang sifatnya tidak sama. Heterozigot resesif adalah pasan
gan gen yang tidak sama dan muncul pada keturunannya.

5.Dominan, resesif dan intermediet


Dominan adalah sifat yang muncul pada keturunan sedangkan resesif adalah sifat yang tidak
muncul pada keturunannya. Intermediet adalah sifat gen yang tidak dominan dan tidak resesif.

6.Monohibrid dan dihibrid


Monohibrid adalah persilangan antara individu sejenis dengan memperhatikan satu sifat beda.
Sedangkan dihibrid adalah persilangan antara individu dengan memperhatikan dua sifat beda.

7.Parental dan Filial


Parental (P) induk atau orangtua sedangkan filial (F) anakan/keturunan.

8.Galur murni adalah tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang penurunan sifat. Sifat – sifat yang
terbentuk pada individu baru tersebut. Orang yang dianggap sebagai Bapa genetika adalah
Gregor Johan Mendel. Gen sendiri memiliki sifat antara lan :
-       Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom
-       Mengandung informasi genetika
-       Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
-       Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
-       Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen
-       Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom

Mendel menyatakan bahwa setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan
dan satu dari tetua betina. Dia juga menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas. Dan kromosom
adalah strukur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal penurunan sifat
(hereditas).

Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi 2, yaitu :


-       Kromosom Tubuh (Autosom)
Merupakan kromosom yang menentukan bentuk, ciri, dan karakteristik tubuh indvidu.
-       Kromosom Kelamin (Genosom)
Merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin pada individu baik jantan
maupun betina dan Pria maupun Wanita pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA

(Han & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, 2019)Han, E. S., & goleman, daniel; boy
atzis, Richard; Mckee, A. (2019). Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk H
idup. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Ninla Elmawati Falabiba. (2019). 済無 No Title No Title No Title.
Repository, D., & Jember, U. (n.d.). BIOLOGI DASAR.

(Repository & Jember, n.d.)Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (201
9). Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk Hidup. Journal of Chemical Inf
ormation and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Ninla Elmawati Falabiba. (2019). 済無 No Title No Title No Title.
Repository, D., & Jember, U. (n.d.). BIOLOGI DASAR.

Yadi Hadiyati, Nida Salma, Feri Firman K, Mita Fazrin, 2011. Ultrastruktur sel. Makalah.

Atmaji, Y. (2019). KETAKJUBAN SEBUTIR SEL. CV Kekata Group.

2016. Reproduksi Sel. Mkasalah (Ninla Elmawati Falabiba, 2019)

Petra, D. (1991) Medical Chapter 3

Oesman, D (2018) Konsep-Konsep Dasar Genetika

Anda mungkin juga menyukai