Metabolisme Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalamorganisme
dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul
organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim,
yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses
biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel.
Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi
metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh
dinamakan metabolomika.
Metabolisme (bahasa Yunani: metabolismos, perubahan) adalah semua reaksi kimia yang
terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkatselular. Secara umum, metabolisme
memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik:
1. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan
energi.
2. Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul
tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon,
dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut
promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi
dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat,
yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian metabolisme?
2. Apa saja jalur-jalur metabolisme penting?
3. Bagaimana proses metabolisme dalam tubuh manusia?
4. Bagaimana metabolisme aerobic dan anaerobik?
5. Sumber energi dalam tubuh?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat mengetahui tentang metabolisme energi
dalam tubuh kita beserta sistem energi mulai dari glikolisis aerob dan anaerob. Selain itu
pembaca dapat mengetahui juga sumber – sumber energi yang menghasilkan energi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metabolisme
Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel yang
di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses – proses ini terjadi di dalam sel mahluk hidup.
Proses yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat
menjadi zat – zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis
,kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi
sel dan fermentasi sel.
Metabolisme adalah segala proses resksi kimia yang terjadi di dalam mahluk hidup
mulai mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Di
dalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.( Wirahadikusumah M. 1985 ).
Hampir setiap reaksi yang berlangsung in vivo, di katalis oleh enzim. Bila kami
membayangkan suatu organisme hidup sebagai suatu laboratorium kimia yang sangat istimewa,
maka enzim merupakan operator – operator yang terlatih, yang mampu membuat reaksi – reaksi
canggih dengan kecepatan terkendali dan hasil yang tinggi.( Manitto, Paulo. 1992 ).
B. Jalur-jalur Metabolisme Penting
a. Metabolisme karbohidrat
b. Metabolisme lemak
c. Metabolisme protein
d. Metabolisme asam nukleat
Jalur katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa sederhana
mencakup:
1. Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP
danNADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur
metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
a. Katabolisme karbohidrat
b. Glikogenolisis, pengubahan glikogen menjadi glukosa
c. Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpamembutuhkanoksigen.
d. Jalur pentosa fosfat, pembentukan NADPH dari glukosa.
e. Katabolisme protein, hidrolisis protein menjadi asam amino.
2. Respirasi aerobik
a. Transpor elektron
b. Fosforilasi oksidatif
3. Respirasi anaerobik
a. Fermentasi asam laktat
b. Fermentasi
c. Fermentasi etanol
Jalur anabolisme yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana
mencakup:
a. Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa.
b. Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain.
c. Jalur sintesis porfirin
d. Jalur HMGCoA, reduktase, mengawali pembentukan kolesterol dan isoprenoid.
e. Metabolisme sekunder, jalur-jalur metabolisme yang tidak esensialbagipertumbuhan,
perkembangan, maupun reproduksi, namun biasanya berfungsi secara ekologis, misalnya
pembentukan alkaloid dan terpenoid.
f. Fotosintesis.
g. Siklus Calvin dan fiksasi karbon.
Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan
energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida,
disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi
glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama
bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi
penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–OH) dalam
struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat
dimanfaatkan oleh sistim tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat
memanfaatkan DGlukosa. Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus
kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh,
glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga
dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh
selain akan berperan sebagai bahan baker bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan
sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-
sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine
triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari total kebutuhan energi
tubuh. Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui
2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses metabolisme
secara anaerobic akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses
metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim ysebagai katalis di dalam
mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O ).
C. Proses Metabolisme pada Tubuh Manusia
Metabolisme adalah penyedian energi dari rangkaian reaksi biokimia yang rumit yang
diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. Reaksi
tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi
(katabolisme).
Berawal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh kita lewat mulut. Makanan yang kita
makan adalah makromolekul (karbohidrat, protein, lemak). Padahal yang diperlukan tubuh kita
adalah senyawa yang paling sederhana (seperti glukosa, asam amino, gliserol dan asam amino)
untuk menjalani metabolisme di dalam sel menghasilkan energi.
Absorbsi makanan ini berlangsung antara tiga sampai enam jam setalah makanan masuk
dalam perut, tergantung jumlah dan kandungan makanan yang dikonsumsi.
Bahan makanan yang diproses pada sistem pencernaan di lambung menjadi seperti bubur.
Makanan yang kita makan masih dalam bentuk molekul kompleks seperti karbohidrat
polisakarida, protein, dan lemak akan didigesti di saluran cerna. Kemudian masuk ke usus halus
menjadi molekul sederhana seperti glukosa, asam amino, asam lemak, dan gliserol untuk diserap
bahan-bahan makanan tersebut yang selanjutnya masuk ke sistem peredaran darah, menuju ke
sistem otot.
Setelah mengonsumsi makanan, kadar glukosa, lemak, dan asam amino dalam darah akan
meningkat. Kondisi ini direspons oleh otak dengan mengirim sinyal pankreas untuk
memproduksi hormon insulin (hormon anabolik). Insulin kemudian dibawa aliran darah ke
sel/organ target (terutama otot dan hati) yang memiliki reseptor terhadap insulin.
Interaksi insulin dan reseptornya mengakibatkan glukosa darah dapat masuk ke dalam sel
melalui transpor glukosa, sehingga glukosa dalam darah dari proses absorbsi terangkut dan dapat
dimanfaatkan oleh sel dalam proses katabolisme untuk energi aktivitas tubuh manusia.
Glukosa selanjutnya dioksidasi menjadi energi dan disimpan dalam bentuk glikogen
sebagai cadangan energi, terutama di sel-sel otot. Glukosa dari karbohidrat yang digunakan
sebagai energi (katabolisme) untuk aktivitas, jika sisa maka akan disimpan. Semakin banyak sisa
glukosa maka akan menyebabkan kadar gula/glukosa tinggi. Sedangkan lemak dari makanan
akan terus disimpan dalam otot tubuh, selama asupan karbohidrat/glukosa masih ada, maka
lemak tidak banyak digunakan.
Proses metabolisme tentu saja menyangkut proses pembentukan dan penggunaan energi.
Karena itu tingkat aktifitas metabolisme seseorang dapat dinilai dengan melihat besarnya energi
yang digunakan yang dapat dilihat dari besarnya panas yang dilepaskan oleh badan atau besarnya
pemakaian oksigen.
Untuk mengetahui keadaan metabolisme seseorang dilakukan pengukuran kecepatan
pemakaian energi oleh tubuh baik selama kerja eksternal maupun internal yang dikenal sebagai
laju metabolic (metabolic rate). Laju metabolik = pemakaian energy/satuan waktu= Kkal/m2 luas
badan/jam
Karena sebagian besar penggunaan energi tubuh pada akhirnya muncul sebagai panas,
maka laju metabolik dinyatakan sebagai kecepatan produksi panas dalam satuan Kilokalori per
jam. Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan 1oC suhu dari 1 gram
H2O. Besarnya laju metabolik dipengaruhi oleh :
1. Aktivitas tubuh (misal olahraga) .
Jadi pada saat orang coba sebelum melakukan tes maka diperlukan istirahat fisik dan
mental agar mendapatkan nilai keadaan basal sebagai standar keadaan basal. Apabila seseorang
tersebut sebelumnya melakukan aktivitas maka hasil Metabolic Rate yang didapat bisa saja
meningkat karena seiring dengan adanya aktivitas.Semakin banyak aktivitas semakin banyak
membakar kalori dalam penggunaan energi.
2. Pemasukan makanan (SDA) .
Orang coba harus puasa tidak makan protein dan lemak 2 hari sebelum pemeriksaan , dan
selama 10-12 jam terakhir tidak boleh makan (tetapi boleh minum air tawar). Hal tersebuut
disebabkan karena setelah makan yang mengandung banyak karbohidrat dan lemak maka
kecepatan metabolisme meningkat 4% dan protein mempercepat metabolisme hingga 30%.
3. Suhu tubuh
Orang coba tidak boleh melakukan aktivitas tubuh (misalnya berolahraga) karena jika
seseorang melakukan aktivitas maka suhu tubuh akan meningkat. Ini berpengaruh dalam hasil
volume oksigen dalam kondisi Standart Temperatur pressure Dry (STPD).
4. Suhu lingkungan (panas, dingin)
Jika suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh, akan diaktifkan mekanisme penghasil
panas seperti menggigil dan kecepatan metabolisme pun meningkat. Kecepatanmetabolisme
meningkatkan sekitar 14% untuk setiap peningkatan satu derajat celcius.
5. Emosi (cemas)
Emosi mempengaruhi proses metabolisme jika seseorang mengalami peningkatan emosi
maka meningkat pula hormon adrenalin. Jika adrenalin meningkat maka pacu jantung juga
meningkat maka suhu tubuh ikut meningkat.
6. Tinggi badan, Berat badan, Luas permukaan tubuh
Dalam perhitungan metabolic rate tinggi badan dan berat badan digunakan untuk
menentukan luas permukaan tubuh. Jika luas permukaan tubuh telah diketahui maka kita dapat
mencari metabolic rate dengan pemakaian oksigen dikali satu liter O2 yang setara dengan 4,825
dibagi dengan luas permukaan tubuh dengan satuan pada hasil kilokalori per meter persegi per
jam.
Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai
metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai rat badan yang besar
tapi proporsi lemak yang besar.Demikian pula orang dengan berat badan yang besar dan proporsi
lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar dibanding dengan orang
yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak sedikit.
7. Sex
Karena laki-laki dan perempuan berbeda dalam produksi sekresi hormon tyroid.
Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita
8. Umur
Semakin umur seseorang tua maka metabolisme yang dihasilkan semmakin rendah atau
kecil karena fungsi jaringan tubuh juga berkurang sehingga energi yang dihasilkanpun juga
sedikit.
9. Masa pertumbuhan, laktasi, kehamilan
Hal ini berpengaruh dalam penurunan dan peningkatan hormon dan laju metabolisme
dalam tubuh.
10. Hormon tyroid, epineprin, nor epineprin
Hormon tiroid berfungsi untuk Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-
duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas.
Efek ini pengecualian untuk otak,lien, paru-paru dan testes.
Semua ini akan mempengaruhi besarnya laju metabolisme. Oleh sebab itu laju metabolik
seseorang ditentukan pada kondisi basal standar = Basal Metabolic Rate (BMR) dimana variable
yang mempengaruhinya dapat dikontrol. BMR mencerminkan tingkat terkecil pemakaian energi
internal dalam keadaan terjaga (tidak tidur) namun orang yang bersangkutan dalam keadaan
istirahat fisik maupun mental dan berada dalam keadaan lingkungan yang bersuhu nyaman.
D. Metabolism Aerobic Dan Anaerobik
Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme
yaitu metabolisme aerobik dan metabolisme anaerobik. Metabolisme energi pembakaran lemak
dan karbohidrat dengan kehadiran oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui proses pernafasan
disebut dengan metabolisme aerobik.Sedangkan proses metabolisme energi tanpa kehadiran
oksigen (O2) disebut dengan metabolisme anaerobik.
Metabolisme energi secara aerobik dapat menyediakan energi bagi tubuh untuk jangka
waktu yang panjang sedangkan metabolisme energi anerobik mampu untuk menyediakan energi
secara cepat di dalam tubuh namun hanya untuk waktu yang tebatas yaitu sekitar 5-10 detik.
Pada olahraga dengan intensitas rendah tubuh secara dominan akan mengunakan metabolisme
aerobic untuk menghasilkan energi. Dan apabila terjadi peningkatan intensitas olahraga hingga
mencapai titik dimana metabolisme energi aerobik tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan energi
sesuai dengan laju yang dibutuhkan, maka energi secara anaerobik akan diperoleh dari
simpanan creatine phosphate (PCr) dan juga karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen di
dalam otot. Metabolisme energi secara aerobik disebutkan merupakan proses yang ‘bersih’
karena tidak menghasilkan produk samping. Hal ini berbeda dengan sistem anaerobik yang akan
menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang akumulasinya akan membatasi
efektivitas kontraksi otot yang juga dapat menimbulkan rasa nyeri.
E. Sumber Energi dalam Tubuh
Kebutuhan energi dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam
tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5%
melalui pemecahan protein. Diantara ketiganya, simpanan protein bukanlah merupakan sumber
energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh dan protein baru akan terpakai jika simpanan
karbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampu untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh
tubuh.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang
berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Terbentuk dari mokekul glukosa yang saling
mengikat dan membentuk molekul yang lebih kompleks, simpanan glikogen memilik fungsi
sebagai sumber energi tidak hanya bagi kerja otot namun juga merupakan sumber energi bagi
sistem pusat syaraf dan otak.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama yang
digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot,glikogen akan memberikan
kontribusi sekitar 1% dari total massa otot sedangkan di dalam hati glikogen akan memberikan
kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati. Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil
namun secara total jaringan otot memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan
dengan glikogen hati.
Pada jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen dapat digunakan
secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan energi. Begitu juga dengan hati yang
dapat mengeluarkan glukosa apabila dibutuhkan untuk memproduksi energi di dalam tubuh.
Selain itu glikogen hati juga mempunyai
Peranan yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh yaitu berfungsi untuk menjaga
level glukosa darah.Sebagai sumber energi simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh
secara langsung akan mempengaruhi kapasitas/ performa seorang atlet saat menjalani program
latihan ataupun juga saat pertandingan. Secara garis besar hubungan antara konsumsi
karbohidrat, simpanan glikogen dan performa olahraga dapat di simpulkan sebagai berikut:
a. Konsumsi karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen tubuh.
b. Semakin tinggi simpanan glikogen maka kemampuan tubuh untuk melakukan
aktivitas fisik juga akan semakin meningkat
c. Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan/membatasi kemampuan
tubuh untuk mempertahankan intensitas dan waktu beraktifitas.
d. Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah
jika dibandingkan dengan tubuh dengan simpanan glikogen tinggi.
e. Konsumsi karbohidrat setelah beraktifitas akanmempercepat penyimpanan glikogen.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metabolisme adalah penyedian energi dari rangkaian reaksi biokimia yang rumit yang
diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. Reaksi
tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi
(katabolisme).
Berawal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh kita lewat mulut. Makanan yang kita
makan adalah makromolekul (karbohidrat, protein, lemak). Padahal yang diperlukan tubuh kita
adalah senyawa yang paling sederhana (seperti glukosa, asam amino, gliserol dan asam amino)
untuk menjalani metabolisme di dalam sel menghasilkan energi.
Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme
yaitu metabolisme aerobik dan metabolisme anaerobik. Metabolisme energi pembakaran lemak
dan karbohidrat dengan kehadiran oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui proses pernafasan
disebut dengan metabolisme aerobik.Sedangkan proses metabolisme energi tanpa kehadiran
oksigen (O2) disebut dengan metabolisme anaerobik.
Kebutuhan energi dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam
tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5%
melalui pemecahan protein.
DAFTAR PUSTAKA

Pearce Evelin C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gremedia Pustaka
Utama

Drs. Irianto Kus. 2004. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Jakarta : Yrama Widia

Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.


MAKALAH METABOLISME

DISUSUN OLEH :
NUR ALFIA MARDIANA
NIM : S17195

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017/2018

Anda mungkin juga menyukai