CBL Perilaku Organisasi Kel.3
CBL Perilaku Organisasi Kel.3
CBL Perilaku Organisasi Kel.3
Disusun untuk memenuhi tugas Perilaku Organisasi yang diampu oleh : Bpk. Hima Barima,
S.Sos., M.M.
Anggota Kelompok :
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERWIRA PURBALINGGA
TAHUN 2021/2022
I. PENDAHULUAN
Suwanto selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DBC) Asosiasi Persatuan Pusat
Belanja Indonesia (APPBI) Malang Raya, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah
menghargai kebijakan pemerintah dengan mematuhi peraturan yang ada. Dimana
operasional mall ditutup kecuali beberapa gerai yang memang diperbolehkan beroperasi
dengan syarat ketat dalam PPKM Darurat yang diperpanjang dengan istilah PPKM Level
4 hingga 25 Juli 2021 itu.
III. PEMBAHASAN
Menurut Robbin (2007:78), “kepuasan kerja adalah sikap umum terdapat pekerjaan
seseorang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima”. Apabila kepuasan kerja mereka
terpenuhi, maka mereka akan cenderung memiliki motivasi yang tinggi terhadap
perusahaan. Sebaliknya ketidakpuasan kerja akan mengakibatkan tingginya tingkat keluar
masuk karyawan, ketidakhadiran, mogok kerja, dan tindakan-tindakan lain yang akan
merugikan perusahaan.
Kepuasan kerja yang baik harus mampu memberikan umpan balik untuk kepentingan
karyawan, para pemimpin (manajer) unit kerja, pimpinan puncak, pengelola personalia,
dan perusahaan secara menyeluruh. Diharapkan kepuasan kerja karyawan dapat
mempermudah dalam upaya meningkatkan kinerja agar dapat dilaksanakan secara
sistematis. Karyawan memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan, sedangkan
perusahaan memberikan pembayaran sebagai balas jasa atas kinerja yang baik yang sudah
diberikan karyawan terhadap perusahaan. Sangatlah penting untuk memperhatikan hal
tersebut karena secar langsung ataupun tidak menjadi ukuran terhadap timbulnya
kepuasan kerja. Menurut Robbins (2008:99) istilah kepuasan kerja (job satisfaction) dapat
didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
hasil dari sebuah evaluasi laralteristiknya. Seseoarang dengan tingkat kepuasan kerja
yang tinggi memiliki poerasaan-perasaan positif tenteng pekerjaan tersebut, sementgara
seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut,
sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang
pekerjaan tersebut. Apabila karyawan memiliki kepuasan kerja pada suatu perusahaan
maka karyawan tersebut berkomitmen tinggi untuk tetap berada di suatu perusahaan.
Dalam kasus ini, sikap dan kepuasan kerja karyawan Lippo Plaza Mal Batu menjadi
perhatian yang sangat penting. Karena dengan adanya PPKM Level 4 ini, yang paling
terkena dampaknya adalah para karyawan mall. Banyak dampak yang terjadi dengan
adanya peraturan pemerintah ini, seperti pemotongan gaji sampai 50 persen, sistem kerja
yang digilir, serta terancamnya PHK tetap. Hal-hal seperti demikian membuat kepuasan
kerja karyawan turun, sehingga timbul lah perasaan-perasaan negatif terhadap tempat
kerja mereka. Tingkat kepuasan kerja karyawan yang menurun dapat dilihat dari
banyaknya karyawan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan, ketidakseriusan dalam
bekerja, sampai ada yang berniat untuk mengundurkan diri.
Sebenarnya dalam kasus ini, tidak ada pihak yang dapat disalahkan karena mereka
hanya menjalankan tugas-tugas mereka. Pemerintah tidak dapat disalahkan karena
membuat peraturan seperti ini, karena mereka hanya menjalankan kebijakan prokes
sebagai usaha dari penanganan pandemi ini. Sedangkan pihak mall juga tidak dapat
disalahkan, karena mereka hanya menaati aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, dalam hal ini yang dibutuhkan hanya kesadaran masing-masing.
Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi terhadap tempat kerjanya ataupun tidak punya
pilihan lain maka mereka akan tetap bertahan sampai kondisi normal. Tetapi jika
karyawan tidak memiliki sikap loyalitas yang tinggi ataupun karena keadaan yang
memaksa mereka harus memilih jalan lain, maka mengundurkan diri dan memilih tempat
kerja lain merupakan opsi yang tepat.
B. Emosi dan Suasana Hati Manajemen/Manajer Lippo Plaza Mall Batu dalam
Mengambil Keputusan
Afeksi (Affecting) adalah istilah umum yang mencakup kisarann yang luasdari perasaan
yang dialami seseorang, meliputi emosi maupun suasana hati. Emosi (emotion) adalah
perasaaan intens yang diarahkan pada seorang atau seseuatu. Suasana hati (Mood) adalah
perasaan yang kurang intens dibandingkan emosi dan sering (meskipun tidak selalu) muncul
tanpda sebuah persitiwa spesifik sebagai stimulus. Para ahli mempercayai bahwa emosi akan
lebih cepat datang dibandingkan dengan suasana hati. Sebagai contoh ketika seseorang
berlaku kasar pada anda, secara reflek anda akan merasa marah akan sikap tersebut. Emosi
yang Intens mungkin datang dan pergi dengan cepat sampai pada hitungan detik.
Emosi adalah reaksi pada seseoran atau suatu peristiwa. Sebaliknya suasana hati biasanya
tidak diarahkan pada orang atau peristiwa. Namun emosi dapat berubah menjadi suasana hati
saat kehilangan focus pada suatu peristiwa. Perbedaan antara emosi dan suasana hati,
beberapa dari perbedaan ini emosi lebih cenderung pada suasana Hati. Beberapa dari
perbedaan ini memungkinkan bahwa emosi lebih disebabkan oleh peristiwa spesifik dan
emosi lebih cepat datang dan pergi. Perbedannya lainnya tidak terlalu terlihat misalnya saja
suasana hati, emosi speerti marah dan rasa terhina cenderung lebih jelas ditampilkan dengan
ekspresi wajah (Abstract). Yang terakhir tampilan keduanya menunjukan adanya hubungan
antara emosi dan suasana hati, keduanya saling memperngaruhi satu sama lain. Sebagai
contoh lagi, ketika memperoleh pekerjaan impian, anda dapat menciptakan emosi bahagia,
yang menempatkan anda pada suasana hati yang baik selama beberapa hari.
Kebijakan pemerintah demi mengurangi angka kasus penyebaran Covid-19 yang semakin
tinggi dengan melakukan PPKM level 4 , mewajibkan beberapa mall dan tempat wisata harus
membatasi pengunjung bahkan hingga ditutup sementara. Hal tersebut mengakibatkan
income yang sangat menurun drastis, sedangkan pihak mall juga harus tetap membayar
tunjangan gaji para pekerja dan karyawan mall. Mau tidak mau, pihak mall harus melakukan
efisiensi biaya operasional dan tenaga kerja. Tentunya masalah ini menimbulkan ke dilemaan
yang serius bagi pihak mall.
Oleh karena itu demi mempertahankan agar mall tetap beroperasi, pihaknya harus
melakukan hal-hal demikian meski sebenarnya itu bukan kehendaknya. Demi dapat kembali
memulihkan perekonomian pekerja atau karyawan mall, pihaknya sangat berharap
pemerintah tidak melakukan perpanjangan PPKM lagi. Sehingga tidak sampai ada PHK
permanen yang dilakukan semua pihak mall.
C. Strategi yang Digunakan oleh Lippo Plaza Mall Batu dalam Memotivasi para
Pegawainya
Direktur Lippo Plaza Mall Batu menjelaskan bahwa efisiensi karyawan yang
dilakukan semata-mata demi bisa bertahan selama mall tidak beroperasi. Efisiensi yang
dimaksud sifatnya bukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara permanen.
Adanya masalah yang terjadi pada seluruh karyawan mall, menjadikan mereka tidak
semangat bekerja bahkan ada yang berpikiran untuk mengundurkan diri dari
pekerjaannya. Untuk tetap mempertahankan karyawannya, tentu saja pihak mall harus
melakukan motivasi yang dapat meningkatkan semangat kinerja karyawan kembali.
Dalam kondisi yang masih seperti ini tentu tidak mudah untuk melakukan motivasi
terhadap para karyawan, hal ini yang justru menjadi tantangan pihak manajemen mall
dalam menghadapi masalah yang tidak terduga.
Jika dilihat dari sisi psikologis karyawan, sebenarnya mereka kesal terhadap pihak
mall karena membuat kebijakan yang banyak merugikannya. Tetapi disisi lain karyawan
juga menyadari bahwa ini semua bukan salah dari pihak mall, tetapi memang karena
dampak dari adanya PPKM. Oleh karena itu, dalam hal ini peran manajer sangatlah
dibutuhkan untuk membangun kembali kepercayaan karyawan terhadap pihak mall.
Strategi yang digunakan untuk memotivasi para karyawan adalah dengan membangun
kembali kepercayaan karyawan terhadap pihak mall. Karena pada dasarnya kepercayaan
adalah modal untuk membangun hubungan kerja yang lebih baik ataupun memperbaiki
hubungan kerja yang sedang tidak baik. Membangun kepercayaan dengan cara jujur,
terbuka, dan komunikasi yang baik dengan para karyawan.
Strategi yang kedua adalah dengan membuat suasana kerja yang positif dan
menyenangkan. Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan akan membuat
karyawan semangat bekerja ditengah masalah-masalah yang sedang terjadi. Karyawan
akan merasa mendapat dorongan dari luar diri yang mempengaruhi mereka untuk tetap
positif. Suasana kerja yang positif dan menyenangkan akan meningkatkan motivasi
karyawan.
IV. KESIMPULAN
Dalam kasus ini, sikap dan kepuasan kerja karyawan Lippo Plaza Mal Batu menjadi
perhatian yang sangat penting. Karena dengan adanya PPKM Level 4 ini, yang paling
terkena dampaknya adalah para karyawan mall. Banyak dampak yang terjadi dengan
adanya peraturan pemerintah ini, seperti pemotongan gaji sampai 50 persen, sistem kerja
yang digilir, serta terancamnya PHK tetap. Hal-hal seperti demikian membuat kepuasan
kerja karyawan turun, sehingga timbul lah perasaan-perasaan negatif terhadap tempat
kerja mereka. Tingkat kepuasan kerja karyawan yang menurun dapat dilihat dari
banyaknya karyawan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan, ketidakseriusan dalam
bekerja, sampai ada yang berniat untuk mengundurkan diri.
Strategi yang digunakan untuk memotivasi para karyawan ditengah kebijakan mall
yang banyak merugikan karyawan adalah dengan membangun kembali kepercayaan
karyawan terhadap pihak mall. Karena pada dasarnya kepercayaan adalah modal untuk
membangun hubungan kerja yang lebih baik ataupun memperbaiki hubungan kerja yang
sedang tidak baik. Strategi yang kedua adalah dengan membuat suasana kerja yang positif
dan menyenangkan. Strategi yang ketiga adalah dengan tetap memberi
intensif/kompensasi karyawan dengan tepat waktu sesuai dengan nominal yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak.
REFERENSI
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/2529/2920
https://bintisalamun.blogspot.com/2019/05/sikap-dan-kepuasan-kerja.html
https://www.duniakaryawan.com/cara-memotivasi-karyawan/