Laporan KKL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP KERUSAKAN


PRODUK MIE KERING PT. SUPRAMA SIDOARJO

Disusun Oleh:
ANGGI PRAVITA DEWI
NIM : B.133.14.0028

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
2016

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP KERUSAKAN


PRODUK MIE KERING PT. SUPRAMA SIDOARJO

Dipersiapkan dan disusun oleh


ANGGI PRAVITA DEWI
NIM : B.133.14.0028

Telah diujikan pada tanggal ..


Dosen Pembimbing

Laporan kuliah kerja lapangan (KKL) ini telah diterima


untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh kurikulum pada
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang Jurusan Manajemen Industri
Tanggal ..
Ketua Jurusan

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga dapat tercipta sebuah Laporan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) Fakultas Ekonomi khususnya jurusan Manajemen Industi di PT.SUPRAMA
dan PELINDO III SURABAYA. Laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada :
1.
2.
3.
4.
Apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan laporan ini saya
mohon maaf dan semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca
pada umumnya. Atas perhatian saya ucapkan terimakasih
Semarang,

November 2016
Penulis
Anggi Pravita D.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN.

ii

KATA PENGANTAR..

iii

DAFTAR ISI.

iv

BAB I.

PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan Laporan..
C. Manfaat Penulisan Laporan

BAB II.

LANDASAN TEORI.

BAB III. METODE PENULISAN LAPORAN


A. Lokasi / Objek KKL
B. Jenis Data
C. Teknik Pengumpulan Data..
BAB IV. PEMBAHASAN HASIL KKL...
A. Deskripsi PT. Suprama Sidoarjo.
B. Perbandingan Teori dan Praktek yang dibuat pada Objek..
C. Hasil analisis Perbandingan Teori dan Praktek..
BAB V. KESIMPULAN...
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri dan teknologi dalam era globalisasi sekarang ini
semakin pesat, ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan semakin
meningkat dan ketat. Keadaan ini menyebabkan perusahaan harus mampu

mempertahankan usaha yang dikelolanya. Untuk menghasilkan produk yang mampu


bersaing di pasar, perlu adanya perhitungan dan perencanaan yang cukup sebelum
perusahaan memulai produksi atau memasarkan produknya.
Kualitas atau mutu produk adalah alat persaingan yang penting disamping
faktor-faktor lain seperti harga, promosi atau pelayanan. Kualitas dalam suatu produk
mengandung berbagai tujuan, diantaranya tujuan bagi produsen dan bagi konsumen.
Bagi produsen, kualitas itu baik apabila tujuan perusahaan dapat terpenuhi, produk
digemari konsumen dan laku keras di pasaran sehingga dapat mendatangkan
keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Bagi konsumen, kualitas itu baik apabila
kebutuhan dan keinginannya terhadap suatu produk dapat terpenuhi dan memuaskan.
Dalam program jaminan kualitas produk, perusahaan akan senantiasa
berusaha melakukan kegiatan pengendalian kualitas atau Quality Control (QC)
yang intensif terhadap komponen bahan dasar produk,proses produksinya
maupun produk akhir.
Pelaksanaan pengendalian kualitas berkaitan dengan standar kualitas yang
ditentukan perusahaan. Pengendalian kualitas berusaha untuk menekan jumlah
produk rusak, menjaga agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar
kualitas perusahaan dan menghindari lolosnya produk cacat ke tangan konsumen.
Maka untuk menjaga kualitas produk yang sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan, perusahaan perlu melaksanakan pengendalian dan pengawasan secara

intensif dan terus menerus baik pada kualitas bahan baku, proses produksi maupun
produk akhir.
Berdasarkan gambaran permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
penulis

mengambil

judul

PENGENDALIAN

KUALITAS

TERHADAP

KERUSAKAN PRODUK MIE KERING PADA PT. SUPRAMA SIDOARJO.

B. Tujuan Penulisan Laporan


Tujuan Kuliah Kerja Lapangan ini bertujuan memberikan bekal ketrampilan
dan pengetahuan bagi para mahasiswa berkenaan dengan teori dan konsep yang ada
di lapangan sebelum terjun langsung dalam dunia kerja yang sebenarnaya, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan potensi para mahasiswanya untuk mampu bersaing
dalam dunia kerjanya. Adapun tujuan KKL lainyan antara lain :
1.

Mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung tentang dunia


kerja yang sebenarnya.

2.

Mahasiswa dapat mencocokkan teori yang telah di dapat di bangku


perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya.

3.

Memberikan pengetahuan secara langsung tentang sejarah perushaan.

4.

Mahasiswa dapat menambah pegetahuan tentang PT. SUPRAMA


C. Manfaat Penulisan Laporan

1. Mengetahui secara langsung profil perusahaan, fisik bangunan serta


mekanisme kerja perusahaan.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan yang tak terhingga mengenai
PT. SUPRAMA
3. Mahasiswa dapat melakukan interaksi sosial dengan rekan internal
ataupun eksternal perusahaan.
4. Mempunyai pengalaman di Obyek KKL

BAB II
LANDASAN TEORI
Seusai dengan judul laporan kerja praktek ini, maka dibutuhkan landasan teori
yang didalamnya mencakup materi materi yang mendukung dan menjelaskan secara
rinci bahasan laporan yang dibuat ini.
A. Pengertian Pengendalian
Dalam suatu proses produksi terutama pada perusahaan manufaktur
diperlukan adanya suatu pengendalian agar kegiatan yang dilakukan dalam
perusahaan dapat terkendali dan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pengendalian merupakan suatu cara untuk memeriksa dan mengarahkan suatu
kejadian baik yang sedang atau telah dilakukan agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut Yamit (2004:41) pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau
kegiatan yang harus dilakukan untuk menjamin tercapainya sasaran perusahaan dalam
hal kualitas produk atau jasa pelayanan yang diproduksi.

Menurut Armand V. feigenbaum (1991:10). Bahwa: Control is process for


delegating responsibility and authority for a management activity while retaining the
means of assuring satisfactory result
Artinya: Pengendalian adalah proses pendelegasian tanggungjawab dan
wewenang bagi aktivitas manajemen agar memperkuat penjaminan dan pencapaian
kepuasan.
B. Pengertian Kualitas
Peranan kualitas diperlukan dalam suatu produk dengan tujuan memenuhi
kebutuhan konsumen dan mencapai kepuasan konsumen. Dengan adanya
perkembangan teknologi maka produsen berusaha menjaga reputasinya. Usaha untuk
menjaga reputasi (nama baik) dapat dilakukan melalui kualitas dari barang yang
dihasilkan.
Menurut para ahli, kualitas adalah :
1. Keseluruhan fiture dan karakteristik produk atau jasa yang mampu
memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render, Barry &
Heizer, 2004:253).
2. Suatu standar khususnya dimana kemampuannya, kinerja, kendalanya,
kemudahan pemeliharaan dan karakteristiknya dapat diukur (Yamit,
1996:337)
3. Pengertian kualitas menurut Barry render dan Jay heizer (2001:92) yang
dialihbahasakan oleh Kresnohadi Ariyoto sebagai berikut: Kualitas
adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang
menunjukan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
yang tampak jelas maupun yang tersembunyi

4. Menurut Sofjan Assauri (2004:205). bahwa: Mutu diartikan sebagai


faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang/hasil yang menyebabkan
barang/hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang/hasil tersebut
dimaksudkan atau dibutuhkan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri
atau karakteristik produk yang dapat diukur dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan.
C. Dimensi-Dimensi Kualitas
Menurut Gavin dalam Ariani (2001:210) ada delapan dimensi kualitas yang
telah dikembangkan dan dapat diterapkan atau dipergunakan sebagai kerangka
perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk yang standart kualitasnya
termasuk di dalam dimensi-dimensi kualitas dapat dirinci sebagai berikut :
1. Kinerja karakteristik operasi pokok dari produk inti
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Feature)
3. Kehandalan (Reliability)
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confermance to specification)
5. Daya tahan (charability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat digunakan
6. Serviceability, meliputi tentang kecepatan, kenyamanan dan mudah
direparasi.
7. Estetika, berkaitan dengan daya tarik produk terhadap panca indera
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) berkaitan dengan citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap barangnya.
D. Pengertian Pengendalian Kualitas
Jaminan suatu produk atau jasa yang dihasilkan produsen standar yang telah
ditetapkan perusahaan diperlukan suatu manajemen yang baik dari perusahaan.
Manajemen tersebut mencakup semua sumber daya yang ada di perusahaan dan
semua aktifitas yang mendukung terciptanya suatu produk yang berkualitas baik.

Untuk mengurangi terjadinya produk cacat maka perlu adanya pengawasan


kualitas. Bila suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan baik, maka
perusahaan memiliki citra baik di mata konsumen serta perusahaan mendapatkan
kepercayaan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang dihasilkan perusahaan
tersebut.
Oleh sebab itu, untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas
baik diperlukan adanya pengendalian kualitas. Dengan adanya pengendalian kualitas
yang baik perusahaan dapat mengetahui adanya suatu kesalahan sedini mungkin pada
proses produksi, sehingga dapat dihindari adanya produk cacat dan tidak sesuai
dengan standard perusahaan.
Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas dari para ahli, antara lain:
1. Menurut Assauri (1999:210) pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk
memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu dapat tercermin dan hasil
akhir atau usaha agar dapat mempertahankan mutu atau kualitas dari
barang yang telah dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang
telah diterapkan berdasarkan perusahaan.
2. Menurut Purnomo (2003:163) pengendalian kualitas adalah alat Bantu
manajemen untuk menjamin kualitas, karena pada dasarnya tidak ada 2
produk yang dihasilkan perusahaan itu sama besar dan tidak dapat
dihindarkan adanya variasi.
3. Menurut Handoko (2003:162) pengendalian kualitas adalah aktivitas
pengendalian

proses

untuk

mengukur

ciri-ciri

kualitas

produk,

membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil


tindakan-tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan
penampilan yang sebenarnya dan yang standar.
E. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Kualitas

Menurut Ahyari (2002:239) tujuan dan fungsi pengendalian kualitas adalah :


1. Peningkatan kepuasan konsumen
2. Penggunaan biaya serendah-rendahnya
3. Selesai tepat pada waktunya
Menurut Assauri (1999:210) tujuan dilaksanakannya pengendalian kualitas
adalah :
1. Agar hasil produksi dapat mencapai standart mutu dan kualitas yang telah
ditetapkan
2. Agar bisa menyesuaikan biaya inspeksi menjadi sekecil mungkin
3. Mengusahakan agar biaya design produk dan proses penggunaan mutu
tertentu dapat menjadi kecil
4. Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip dan tujuan
pengendalian kualitas adalah agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standart
yang telah ditentukan dan direncakan sebelumnya.
Sedangkan fungsi pengendalian kualitas mengandung pelaksanaan,
pengukuran dan pola tindakan korektif yang meyakinkan tercapainya tujuan secara
luas akibat pengendalian adalah :
1) Melakukan pengukuran pelaksanaan tujuan atau rencana kegiatan
kebijakan yang telah diterapkan lebih dulu
2) Untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan, tujuan, rencana dan kebijakan
untuk mencari penyebabnya.
3) Untuk mempertimbangkan alternatif atas dasar arah tindakan yang dapat
diambil dapat mengoreksi semua gejala-gejala yang ada didalamnya
4) Menilai dan melengkapi alternatif yang baik dan sesuai dengan
kemampuan di dalam pengendalian kualitas yang baik tentang hasil
rencana dan kebijakan tetang pengendalian yang dapat dikomunikasikan
dengan baik dan lengkap.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas :
Kualitas pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya sebagai
berikut :

1. Fungsi suatu barang


Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk apa
barang tersebut digunakan atau dimaksudkan. Dengan demikian barang-barang yang
dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi tersebut.
2. Wujud luar barang
Salah satu faktor yang sering dilakukan konsumen dalam melihat suatu barang
pertama kalinya untuk menentukan kualitas barang tersebut secara fisik wujud luar
tercermin dari usaha, bentuk, susunan dan sebagainya.
3. Biaya barang
Barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang mahal dapat
menunjukkan bahwa mutu atau kualitas dari barang tersebut lebih baik dari pada
barang yang lainnya. Hal ini terjadi karena biasanya untuk mendapatkan mutu yang
lebih baik dibutuhkan biaya yang lebih mahal, karena kemungkinan besar barang
tersebut menggunakan bahan baku atau teknik pembuatan yang membutuhkan biaya
yang lebih mahal.
Menurut Assauri (1999:206) secara umum ada beberapa factor yang
mempengaruhi kualitas dapat diklarifikasikan sebagai berikut :
1. Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan
2. Peralatan dan perlengkapan
3. Bahan baku dan material
4. Pekerja maupun staff organisasi.
G. Aktivitas Pengendalian Kualitas
Pengertian aktivitas pengendalian kualitas menurut Purnomo (2003:162) :
1. Pengamatan terhadap informa produk atau proses
2. Membandingkan perfoma yang di tampilkan dengan standar yang berlaku
3. Mengambil tindakan tindakan apabila terjadi hal yang menyimpang yang
cukup signifikan dan bila perlu dibuat tindakantindakan untuk mengoreksinya.
H. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas
Ruang Lingkup pengendalian kualitas menurut Yohanli Naftali
(yohanli.wordpress.com/2008) Pengendalian Kualitas dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yaitu On-Line Quality Control dan Off-Line Quality Control.

a. On-Line Quality Control


On-Line Quality Control adalah kegiatan pengendalian kualitas yang
dilakukan selama proses pabrikasi berlangsung dengan menggunakan Statistical
Process Control (SPC). Sifat On-Line Quality Control adalah tindakan pengendalian
yang reaktif, atau tindakan setelah kegiatan produksi berjalan. Artinya jika produk
yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan, tindakan perbaikan
terhadap proses dilakukan dengan tujuan meminimasi jumlah cacat yang terjadi.
b. Off-Line Quality Control
Off-Line Quality Control adalah pengendalian kualitas yang dilakukan
sebelum proses produksi atau pengendalian kualitas yang bersifat preventif. Dengan
tindakan preventif maka kemungkinan adanya cacat produk dan masalah kualitas
dapat diatasi sebelum produksi berjalan. Pengurangan pada produk cacat akan
mengurangi scrap dan produk gagal yang akhirnya akan mengurangi pemulangan
produk dari konsumen serta dapat mengurangi kerugian.
Tujuan dari Off-Line Quality Control adalah untuk mengoptimasi desain
produk dan proses dalam rangka mendukung kegiatan On-Line Quality Control.

BAB III
METODE PENULISAN LAPORAN KKL

A. Lokasi atau Obyek KKL

Lokasi atau obyek KKL adalah di PT. SUPRAMA yang berlokasi di


Jl. Raya Sidoarjo - Wonoayu KM.3, Suko, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur 61224. Kunjungan dilakukan pada tanggal 15 November 2016
B. Jenis Data
1. Data Primer
Definisi data primer menurut Sugiyono (2009), Sumber primer
merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Cara yang bisa digunakan penelitian untuk mencari data primer yaitu :
a. Observasi
b. Diskusi terfokus
2. Data Sekunder
Definisi data sekunder menurut Sugiyono (2009), Sumber sekunder
merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari
dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku - buku,
serta dokumen perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu :
Struktur organisasi, Sejarah perusahaan, Visi, Misi
C. Teknik Pengumpulan Data
Studi pustaka, dilakukan dengan mencari berbagai informasi tentang
pengendalian produknya melalui website PT.SUPRAMA itu sendiri
. BAB IV
HASIL KKL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi PT. SUPRAMA
a. Sejarah
PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA), merintis usaha dengan sederhana
sebagai perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT. Sampindo yang berdiri
pada tahun 1972 di Sidoarjo, Jawa Timur.
PT. Sampindo memproduksi mi dan snack berkualitas tinggi dengan
komitmen mengutamakan kualitas, nilai dan rasa yang bermutu, bisnis bertumbuh
dengan baik melalui produk paling popular dengan merek mi telur kering merek
Burung Dara. Di 1989, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju dan

permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka PT. Sampindo berpindah
lokasi dan memulai produksi beragam mi instan merek Surya Mi dan produk snack.
Dengan 6 hektar area produksi yang memperkerjakan lebih dari 1000 pegawai dan 30
armada, PT. Sampindo adalah salah satu perusahaan dengan kapasitas produksi yang
terbesar di Indonesia Timur. Produk didistribusikan ke seluruh Jawa dan berbagai
cabang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.
Dalam era globalisasi, PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional
dengan HJ. Heinz di tahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan memulai ekspansi
produk di pasar internasional. Manajemen dan integritas organisasi, produk kualitas
dan efisiensiensi teknologi semakin ditingkatkan untuk memperluas cakupan produk
di pasar lokal dan internasional dalam masa kerjasama ini. Tahun 2006, PT. Heinz
Suprama, sekarang PT. Suprama, kembali sebagai bisnis keluarga, sedangkan HJ
Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen
produk mi dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.
b. Visi Suprama
Menjadi perusahaan mi dan makanan alternatif terbaik di Indonesia dan diakui
oleh pasar dunia
c. Misi Suprama
Kami di Suprama berkeyakinan untuk memberi kontribusi dalam hidup
konsumen, karyawan dan masyarakat sekitar dengan menjamin mutu produk dan
pelayanan.
d. Tujuan Perusahaan

Menghasilkan produk makanan berkualitas dengan harga terjangkau dan


mudah diperoleh konsumen, sehingga menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi
stakeholder
B. Perbandingan Teori dan Praktek yang di buat pada Obyek
Perancangan proses dan kapasitas berhubungan dengan mutu, SDM,
persediaan, penjadwalan dan pemeliharaan. Mutu atau kualitas proses yang baik akan
menghasilkan produk (barang atau jasa) yang diminati pelanggan. Apabila proses
telah ditentukan, maka akan diketahui pula jumlah SDM yang dibutuhkan
perusahaan. Perancangan proses dan kapasitas akan menghasilkan tingkat
ketersediaan produk (barang atau jasa), penjadwalan proses (scheduling), dan proses
pemeliharan (maintenance).
Dalam strategi proses PT.Suprama berfokus pada Produk, dimana volume
produksi besar dengan kapasitas produksi 20.000 mie sekali produksi dan hanya
memiliki 2 varian mie yaitu mie kering dan mie instan namun yang akan saya bahas
tentang pengendalian kualitas secara khusus adalah produk mie kering di PT.
Suprama.
Dalam produk Suprama, hanya memperkenankan penggunaan bahan baku
yang berkualitas tinggi yang diproses dan telah melalui pengawasan yang ketat dari
bagian internal Quality Control Suprama serta Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM)Indonesia.
Untuk memastikan hal ini, bahan mentah yang ada harus melalui uji klinis
teliti sehingga dapat memenuhi standar perusahaan. Bahan-bahan seperti tepung
terigu, air, minyak dan bahan makanan lainnya telah melalui pengujian bahan kimia.
Tes mikrobiologi dilakukan untuk memastikan bahwa tingkat ketidaksterilan telah
diminimalkan.

Produk akhir juga melewati analisa dan test mikrobiologi yang sama. Contoh
produk dikirim ke BPOM untuk disertifikasi dan didaftarkan sebelum beredar.
PT. Suprama selalu mempersilahkan klien untuk datang berkunjung pada area
produksi Suprama hal tersebut dilakukan agar klien bisa mengetahui persis baik scara
teknis maupun mekanis lajur produksi yang berjalan, kendala tetnang kualitas
memang menjadi ke utamaan disini.
Mutu atau kualitas produk sangat dijaga pada saat proses pengerjaan produk
(barang atau jasa). Sehingga penentuan mutu harus dilaksanakan pada saat
perancangan produk dan perancangan proses.
Sebagai produsen di bidang makanan tentu kualitas menjadi sangat penting.
Oleh karenanya dalam menjaga kualitas harus menjaga kesterilan karyawan dan juga
produk yang dihasilkan telah memiliki ijin produksi dari BPOM dan ISO 22.000
untuk standar internasional.

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, maka akhirnya
saya dapat menggambarkan bagaimana PT.SUPRAMA mengendalikan
kualitas terhadap kerusakan produk mie kering, bahwa Berdasarkan informasi
dari Dirjen Perhubungan Laut (2000, III.2.6), jumlah pelabuhan yang
diusahakan di Indonesia sebanyak 111 pelabuhan di bawah manajemen PT.
Pelabuhan Indonesia I s/d IV (Persero). Bagi pelabuhan-pelabuhan ini,
pengelolaannya harus didasarkan atas prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dan
dengan profesionalisme yang tinggi. Selain berfungsi sebagai public utilities
atau mengemban misi kepentingan umum, pelabuhan umum yang diusahakan
juga ditugasi oleh pemerintah untuk memperoleh laba yang memadai, demi
menjaga kelangsungan penyelenggaraan layanan jasa pelabuhan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai