LP & Askep Aman Nyaman Tantri Andriani

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

LP & ASKEP GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

Dosen Pengampu : Dwi Apriliana s.kep.ners,m.kep

Disusun oleh :

Tantri Andriani(P27905120043)

Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan

TK 2 Semester 3

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

TAHUN 2021

A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar


1. Definisi Kebutuhan Dasar
Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang
berbahaya.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. (Tetty, 2015).
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan
psikologis atau bisajuga keadaan aman dan tentram. (Potter&Perry,
2006)
Kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi
masalah dan nyeri ). Perubahan kenyamanan adalah keadaan di mana
individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual,
2000).

2. Etiologi
1. Lingkungan
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Kelelahan
5. Budaya
6. Ansietas
7. Gaya Koping
8. Pengalaman sebelumnya
9. Dukungan keluarga dan sosial
3. Patofisiologi dan pathway
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai
vasodilator yg kuat  edema, kemerahan dan nyeri dan
menstimulasi pelepasan prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi
energi elektrik,  proses transmisi (transmission) yakni ketika
energi listik mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabutsaraf A
dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal
horn dari spinal cord  ke otak melalui spinothalamic tracts 
thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular
formation, limbic system, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta
mempersepsikan nyeri  individu mulai menyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid
 menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu
menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
 Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
 Menunjukan kerusakan
 Gangguan tidur
 Muka dengan ekspresi nyeri
 Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang, dan
mengeluh)
 Posisi untuk mengurangi nyeri
 Penurunan tanda tanda vital

b. Nyeri kronis
 Perubahan berat badan
 Melaporkan secara verbal dan non verbal
 Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada
diri sendiri
 Kelelahan
 Perubahan pola tidur
 Takut cedera
 Interaksi dengan orang lain menurun
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
 Monitor tanda-tanda vital
 Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
 Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
 Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
 Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam
keadaan sadar.
 Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di
ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang dihasilkan luka.
6. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan dengan skala nyeri
 Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
 Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
 Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan
fisik lainnya
 CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
 EKG
 MRI
7. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur
B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau
kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada dalam
lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan
cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas
operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan
iritasi secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa
nyaman pasien.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien
akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulka rasa tidak
nyaman seperti nyeri.
b. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah, dll.
c. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas
dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
d. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan
nyeri antara lain  lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
e. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
f. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri
mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri,
kapan nyeri terakhir timbul.
g. Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau
tersayat)
R (region)  : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian Skala Nyeri
 Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu)
 Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
 Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas
secara mandiri).
h. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah
a. Menutup mata rapat-rapat
b. Membuka mata lebar-lebar
c. Menggigit bibir dibawah
Verbal
a. Menangis
b. Beteriak
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Pernafasan
Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis , fisik, kimia.
b. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Intervensi dan Rasional Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
1) Adanya penurunan intensitas nyeri

2) Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang

3) Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri


akut

Rencana Tindakan :

Intervensi Rasional
Kaji Nyeri Mengetahui daerah nyeri, kualitas,
kapan nyeri dirasakan, faktor
pencetus, dan berat ringannya
nyeri yang dirasakan.
Ajarkan teknik relaksasi kepada Untuk mengajarkan pasien apabila
pasien nyeri timbul
Berikan analgetik sesuai Untuk mengurangi rasa nyeri
program
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum
pasien

b. Nyeri Kronis
Tujuan yang diharapkan :
1) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
2) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
4) Tidak kehilangan nafsu makan
5) rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah
atau ringan
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, Untuk mengetahui keadaan umum
karakteristik nyeri, tanda-tanda pasien, mengetahui daerah nyeri,
vital serta efek penggunaan obat kualitas, kapan nyeri dirasakan,
jangka panjang faktor pencetus,berat ringannya
nyeri yang dirasakan serta
mengetahui efek penggunaan obat
secara jangka panjang.
Bantu pasien mengidentifikasi Untuk mengetahui tingkat nyeri
tingkat nyeri pasien
Ajarkan pola istirahat/tidur yang Untuk mengurangi rasa nyeri
adekuat secara adekuat
Kolaborasi pemberian obat Untuk mengurangi rasa nyeri
analgesik
DAFTAR PUSTAKA

PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Kemenkes. (2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman
Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016) Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta:
Medication
Tetty, S. 2015. Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media
KASUS

Ny O mengeluh nyeri perut dikarenakan satu hari sebelumnya mengkonsumsi


makanan yang pedas dan merasa perutnya masih tidak enak Hasil pemeriksaan
didaptkan nyeri perut seperti di cengkeram di bagian ulu hati dan perut sebelah
kiri mengatakan bahwa skalanya 4 dan terjadi terus-menerus. Pasien juga
menyadari jika dia memang mempunyai penyakit lambung jika merasa tidak enak
perutnya (kambuh) pasien sudah mempunyai obat-obatan yaitu seperti ibuprofen,
antasida, ranitidine, omeprazol dan ondansentron. Pasien mengatakan sudah 3 hari
tidak nafsu makan dan makan tidak teratur di karenakan (kelahan) stress
mengurus suaminya seorang diri yang sedang sakit apalagi Ny 0 tidak mempunyai
anak sehingga membuat pasien lupa makan Pada abdomen bising usus normal
yaitu 10x/menit dan di palpasi adanya nyeri tekan di epigastrium dan kuadran
sebelah kiri. TD : 150/90 mmHg, N : 105 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37,5OC.
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN AMAN DAN NYAMAN (NYERI)

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA PASIEN
Nama : Ny. O
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Medrec : 00020192
Tanggal Masuk : 24 Februari 2021
Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2021
II. BIODATA KELUARGA
Nama : Tn. P
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Hubungan : Suami
III. Keluhan Utama
Nyeri perut seperti di cengkeram di bagian ulu hati dan perut sebelah
kiri dengan skala sakit 4
IV. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien datang ke Puskesmas Teluknaga pada tanggal 24 Februari 2021
jam 09.00 WIB. Pasien mengatakan sudah 3 hari tidak nafsu makan
dan makan tidak teratur di karenakan (kelelahan) stress mengurus
suaminya seorang diri yang sedang sakit, apalagi Ny 0 tidak
mempunyai anak sehingga membuat pasien lupa makan. Pada
abdomen bising usus normal yaitu 10x/menit dan di palpasi adanya
nyeri tekan di epigastrium dan kuadran sebelah kiri. TD : 150/90
mmHg, N : 105 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37,5OC.
V. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengatakan mempunyai penyakit lambung, jika merasa tidak
enak perutnya (kambuh) pasien sudah mempunyai obat-obatan yaitu
seperti ibuprofen, antasida, ranitidine, omeprazol dan ondansentron.
Dan dalam 3 hari ini merasa tidak enak makan.
VI. Genogram

Meninggal dunia Garis keturunan

Meninggal dunia Perempuan

Garis Pernikahan Laki - Laki


VII. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda – Tanda Vital
 Tekanan Darah : 150/90 mmHG
 Nadi : 105x/Menit
 Pernafasan : 22x/Ment
 Suhu : 37,5OC
c. Head To Toe

 Kulit dan kepala di dapatkan data :


Kulit kepala bersih tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri
tekan, rambut terlihat panjang merata, tampak bersih, tidak
mudah rontok dan berwarna hitam.
 Mata di dapatkan data :
Mata kanan dan mata kiri tampak simetris, konjungtiva pucat,
sklera berwarna putih, kornea tampak jernih, pupil mengecil
saat dirangsang oleh cahaya, keadaan mata tampak cembung,
tidak tampak adanya kotoran pada kedua mata klien.
 Hidung di dapatkan data :
Posisi hidung simetris antara lubang hidung kanan dan kiri,
warna sama dengan warna kulit muka, tekstur halus, tidak
tampak adanya kotoran di lubang hidung klien.
 Mulut di dapatkan data :
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir pucat, warna pucat, tidak
terdapatcaries gigi, tidak memakai gigi palsu, pergerakan lidah
bebas, ada sensasi rasa, tidak ada pembengkakan pada pipi.
 Leher di dapatkan data :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
 Telinga di dapatkan data :

Daun telingan berbentuk simetris, tidak terdapat lesi, tidak


terdapat nyeir tekan pada daun telinga, tidak terdapat serumen,
tidak terdapat peradangan pada mastoid, tidak terdapat cairan
pada membran tympani.
 Dada di dapatkan data :
Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi, frekuensi nafas 22
x/menit, suara nafas vasikuler, tidak terdapat suara tambahan
seperti wheezing dan ronchi, gerakan dada baik kanan maupun
kiri sama sewaktu pasien bernafas. Tidak terdapat bunyi
tambahan pada jantung seperti mur-mur dan gallop, irama
jantung reguler, bunyi jantung I dan bunyi jantung II murni.
Nadi pasien 105 x/menit.
 Abdomen di dapatkan data :
Bentuk simetris, warna sama dengan seluruh tubuh, tidak ada
lesi, bising usus normal yaitu 10x/menit dan di palpasi adanya
nyeri tekan di epigastrium dan kuadran sebelah kiri
 Genitalia dan anus di dapatkan data :
Bersih, tidak ada kelainan. Anus : bersih, tidak terdapat atresia
ani dan tidak ada atresia rekti.
 Ekstremitas Atas di dapatkan data :
Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil, tidak ada
oedema, dapat digerakkan dengan bebas.
 Ekstremitas bawah di dapatkan data :
Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil, tidak ada
oedema, dapat digerakkan dengan bebas.
 Kulit dan kuku di dapatkan data :
 Warna kulit putih, tekstur kulit lembut, turgor kulit cepat
kembali 2 detik, temperatur kulit 36,60C, kelembapan kulit
normal. Bentuk kuku cembung, pendek dan bersih, warna
merah muda.
 Pemeriksaan Diagnostik/Laboratorium
Tidak ada
 Therapy
Tidak ada
B. Diagnosis Keperawatan
I. ANALISA DATA

N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1. DS : Gastritis Nyeri akut
Klien Merasakan Nyeri berhubungan
pada lambung Penaikan asam dengan infuse
DO : lambung mukosa lambung
 Tampak meringis
 Bersikap Protektif Asam lambung

 Gelisah berdifusi dengan

 Tekanan nadi mukosa


meningkat
 Nafsu makan berubah Nyeri uluhati
2. DS : Inflamasi Gangguan
 Pasien mengatakan pemenuhan
sudah 3 hari tidak nafsu Nyeri Epigastrium kebutuhan nutrisi
makan dan makan tidak
teratur Menurunkan sensori
DO : untuk makan
 Membran mukosa pucat
 Konjungtiva pucat Anoreksia

Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
3. DS: Anoreksia (tidak
 Klien Mengeluh mafsu makan) Intoleransi
lelah aktivitas
DO Lemas
 Frekuensi jantung
meningkat >20% Cepat lelah
dari kondisi
istirahat Intolerasi Aktivitas
C. Perencanaan Tindakan

No/Hari/Tan Diagnosa PERENCANAAN


ggal Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Rabu, 24 DS : Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi lokasi,
Februari Klien 1x24 Jam, diharapkan klien karakteristik, durasi, frekuensi
2021 Merasakan mampu mengatasi nyeri kualitas, intensitas nyeri.
Nyeri pada dengan kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
lambung - Nyeri berkurang - Identifikasi respon non verbal
DO - Klien dapat - Berikan teknik
 Tampak mngeidentifikasi skala nonfarmakologis untuk
meringis nyeri mengurangi nyeri
 Bersikap - Jelaskan penyebab, priode,
Protektif dan pemicu nyeri.
 Gelisah - Jelaskan strategi meredakan

 Tekanan nyeri

nadi - Kolaborasi dengan dokter

meningkat untuk pemberian antianalgetik

2 Rabu, 24 DS : Setelah dilakukan tindakan - Kaji adanya alergi makanan


Februari  Pasien 1x24 Jam nutrisi kurang - Monitor berat badan
2021 mengatakan teratasi dengan indikator: - Berikan makanan tinggi kalori
sudah 3 - Nafsu makan meningkat dan protein
hari tidak - Memmbran mukosa tidak - Anjurkan diet yang
nafsu pucat diprogramkan
makan dan - Konjungtiva an anemis - Kolaborasi dengan ahli gizi
makan untuk menentukan jumlah
tidak kalori yang dibutuhkan
teratur
DO :
 Membran
mukosa
pucat
Konjungtiva
pucat
3 Rabu, 24 DS: Setelah dilakukan tindakan - Kaji adanya faktor kelelahan
Februari  Klien keperawatan selama 1x24 jam. - Bantu klien mengembangkan
2021 Mengeluh Klien bertoleransi terhadap motivasi diri dan penguatan
lelah aktivitas dengan kriteria hasil: - Ajarkan klien untuk
DO - Berpartisipasi dalam melakukan gerakan ringan dan
 Frekuensi aktivitas visik tanpa beraktivitas
jantung disertai peningkatan - Kolaborasikan dengan tenaga
meningkat tekanan darahn nadi, dan rehabilitasi medik dalam
>20% dari RR perencanaan program terapi
kondisi yang tepat
istirahat
D. IMPLEMENTASI

Hari, Diagnosa Tindakan keperawatan dan hasil Paraf dan


Tanggal, Keperawatan nama jelas
waktu
Rabu, 23 DS : T: Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
Februari Klien Merasakan durasi, frekuensi kualitas, intensitas nyeri.
2021 Nyeri pada lambung R: Klien teerlihat nyeri di bagian ulu hati
DO
08:00  Tampak meringis T: Mengidentifikasi skala nyeri
 Bersikap R: Klien mengalami skala nyeri 4
Protektif
08:05  Gelisah T: Mengidentifikasi respon non verbal

 Tekanan nadi R: Pasien terlihar meringis kesakitan


meningkat
08:10 T: Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
R: Klien diajarkan teknik nafas dalam

08:15 T: Menjelaskan strategi meredakan nyeri


R: Klien tau cara mengatasi nyeri

T: Berkolaborasi dengan dokter untuk


pemberian antianalgetik
R: Klien mendapatkan pengobatan dari
dokter

Rabu, 24 DS : T: Mengkaji adanya alergi makanan


Februari  Pasien R: Klien memilikin alergi makanan pedas
2021 mengatakan
sudah 3 hari tidak T: Memonitor berat badan
08:20 nafsu makan dan R: Klien mengalami penurunan berat
makan tidak badan
teratur
08:25 DO : T: Memberikan makanan tinggi kalori dan
 Membran mukosa protein
pucat R: Klien mendapatkan nutrisi yang
08:30 Konjungtiva pucat seimbang
T: Menganjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan
R: Klien dianjurkan diet TKTP

Rabu, 24 DS: T: mengkaji adanya faktor kelelahan


Februari  Klien Mengeluh R: Klien mengalamu kelelahan dan stress
2021 lelah
DO T: Memantu klien mengembangkan
08.30 Frekuensi jantung motivasi diri dan penguatan
meningkat >20% R: Klien lebih termotivasi untuk sembuh
dari kondisi istirahat
T: Mengajarkan klien untuk melakukan
gerakan ringan dan beraktivitas
R: klien merasa ada peningkatan rasa
nyaman

T: Kolaborasikan dengan tenaga


rehabilitasi medik dalam perencanaan
program terapi yang tepat
R: Klien mendapatkan terapi mengenai
program diet tepat
E. EVALUASI

Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Tanda


Jam Tangan
Kamis, 25 Nyeri akut b.d adanya S:
Februari 2021 inflamasi pada lambung d.d - Pasien tidak merasakan nyeri
nyeri pada bagian ulu hati. pada bagian ulu hati
10 : 00 O:
- Klien tidak tampak
meringis kesakitan
- N: 80x/ menit

A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan

Kamis, 25 Ketidakseimbangan nutrisi S :


Februari 2021 kurang dari kebutuhan b.d - klien mengatakan sudah mulai
nyeri epigastrium d.d nafsu berselera untuk makan
10 : 00 makan menurun O:
- Nafsu makan klien
meningkat
- Konjungtiva ananemis
- Membran mukosa baik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Kamis, 25 Intoleransi aktifitas b.d S:


Februari 2021 gangguan sistem metabolik
- Klien mengatakan sudah
d.d kelelahan
tidak lelah lagi
10.00
O:
- Klien mampu melakukan
aktifitas fisik
- N: 80x/menit
A: Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai