Lorita Gwee
Lorita Gwee
Lorita Gwee
Dosen Pengampu :
Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si.
Oleh :
Lorita Gwee (1907531026)
Sasaran kebijaksanaan seperti ini sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai oleh
pemerintah-pemerintah di negara-negara yang sedang berkembang lainnya yang ingin
mencapai stabilita pertumbuhan ekonomi melalui kebi anaan fiskal
1. Pajak Dalam Negeri, yang terdiri dari komponen: Pajak Penghasilan (Pph) dari
Migas dan Nonmigas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah & Bangunan, Cukai, dan Pajak Lainnya,
dan
2. Pajak dari perdagangan internasional, pajak impor dan pungutan administrasi
ekspor.
G. POLA PENGELUARAN PEMERINTAH
Anggaran belanja negara/pemerintah terdiri dari anggaran untuk Pemerintah
Pusat dan anggaran untuk Pemerintah Daerah, di mana anggaran untuk Pemerintah
Pusat sekitar dua kali dari anggaran untuk Pemerintah Daerah. Anggaran belanja untuk
Pemerintah Pusat, juga keadaannya untuk Pemerintah Daerah, dibedakan menjadi
untuk pengeluaran rutin (administrasi pemerintahan) dan untuk pengeluaran
pembangunan. Anggaran belanja negara untuk pembiayaan Pemerintah Daerah terdiri
dari Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus (+ penyeimbang). Dan
Perimbangan terdiri dari dana Bagi hasil, dana Alokasi umum dan dana alokasi khusus.
Anggaran belanja negara untuk Pembiayaan Pemerintah Daerah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pembiayaan ini dibicarakan dengan
rinci pada Pasal 10 sampai Pasal 42, yang pada prinsipnya menjelaskan bahwa dana
perimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
H. PENGARUH APBN TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR
Kita semuanya mengetahui bahwa kebijaksanaan moneter dalam arti luas
adalah kebijaksanaan moneter dalam arti sempit (uang dan lembaga keuangan) dan
kebijaksanaan APBN. Jadi, APBN itu adalah alat kebijakan moneter. Tentu saja
demikian halnya, karena setiap rupiah yang diambil dari masyarakat dan masuk ke kas
negara akan mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat. Demikian juga halnya
dengan setiap rupiah yang keluar dari pemerintah, entah itu dipergunakan untuk
membayar gaji pegawai ataupun membayar subsidi atau untuk membiayai proyek
pembangunan akan meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat. Jadi semua
aktivitas pendapatan dan belanja negara akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar
di masyarakat. Kalau realisasi APBN bersifat surplus, penerimaan negara lebih besar
dari pengeluaran negara. Hal ini sering terjadi pada realisasi APBN Indonesia pada mas
Soeharto sampai sekarang dan di negara maju
I. KEBIJAKAN PERPAJAKAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH
Sebagaimana kita ketahuia bahwa anggara belanja pmerintah berbeda dengan
anggaran rumah tangga pribadi. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap
Penghasilan nasional. Pengeluaran pemerintah rutin dan pembangunan dibayarkan
kepada masyarakat (pegawai dan pelaksana pembangunan). Mereka menerima
tambahan pendapatan. Dari tambahan pendapatan tersebut mereka cenderung untuk
melakukan tambahan konsumsi dan tambahan tabungan.
Pengaruh Pajak terhadap Penghasilan nasional. Untuk membiayai
pengeluarannya, pemerintah menarik pajak dari rakyat. Pajak ini mempunyai sifat
mengurangi pendapatan dari mereka yang membayar pajak itu (orang 1). Tabungan
Pemerintah dan Pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi satu negara dapat
dibiayai oleh sumber-sumber dari dalam negeri dan dari luar negeri. Sumber
pembiayaan pembangunan ekonomi dari dalam negeri dapat berupa tabungan
perseorangan, tabungan perusahaan, dan tabungan pemerintah, sedangkan yang
bersumber dari luar negeri bisa berupa bantuan dan pinjaman luar negeri, penanaman
modal langsung dari luar negeri atau penanaman modal tidak langsung dari luar negeri.
Yang dimaksud dengan tabungan pemerintah adalah semua penerimaan dari dalam
negeri dikurangi dengan semua pengeluaran rutin. Namun untuk Indonesia masih
dikurangi lagi dengan anggaran belanja untuk daerah yang harus dikeluarkan oleh
pemerintah Pusat tiap tahun (bersifat rutin).
DAFTAR PUSTAKA