Skripsi Widi Apload

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 125

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

MEROKOK PADA REMAJA DI SMP NEGERI 2 TIBAWA


KABUPATEN GORONTALO

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
Ujian Sarjana Keperawatan

Oleh

WIDYA YUANITA IDRIS


841414087

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
iv
v
vi
ABSTRAK

Widya Yuanita Idris. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku


Merokok pada Remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo. Skripsi,
Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo. Pembimbing I dr. Edwina Rugaiyah Monayo, M.Biomed, Pembimbing
II Ns. Andi Mursyidah S.Kep., M.Kes.
Merokok merupakan salah satu masalah yang belum dapat terselesaikan
hingga sekarang. Saat ini, remaja bahkan anak-anak sudah mencoba
mengkonsumsi rokok. Berdasarkan Riskesdas 2013 Provinsi Gorontalo menjadi
salah satu provinsi dengan penduduk usia ≥10 tahun yang memiliki kebiasaan
merokok tertinggi di Indonesia. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Faktor-
faktor yang berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMP 2
Tibawa Kabupaten Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan menggunakan
uji Chi square. Jumlah Populasi sebanyak 102 siswa laki-laki dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling, dengan jumlah Sampel
sebanyak 90 responden.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara Tingkat
pengetahuan dengan Perilaku merokok p=0,000 (α <0,05), ada hubungan antara
Motivasi merokok dengan Perilaku merokok p=0,000 (α <0,05), ada hubungan
antara Pengaruh keluarga dengan Perilaku merokok p=0,000 (α <0,05), dan ada
hubungan antara Pengaruh teman sebaya dengan Perilaku merokok p=0,000 (α
<0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku merokok pada remaja antara lain Tingkat pengetahuan, Motivasi
merokok, Pengaruh keluarga, Pengaruh teman sebaya. Bagi pihak sekolah agar
dapat memberikan edukasi tentang bahaya merokok dan memberikan solusi
penanganan perilaku merokok di sekolahnya.

Kata Kunci : Remaja, Merokok, Pengetahuan, Motivasi, Keluarga, Teman


sebaya

Daftar Pustaka: 35 Referensi (2008-2017)

vii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kadar kesanggupannya” (Qs.Al-Baqarah :286)

“Dan Janganlah kamu berputus asa dari rahmat allah. Sesungguhnya


yang berputus asa dari rahmat allah, hanyalah orang-orang kafir” (Qs.
Yusuf: 87)

Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan maka kamu tidak akan
mendapatkannya. Jika kamu tidak melangkah maju, maka kamu akan berada di
tempat yang sama.
(Nora Roberts)

Tidak ada keberhasilan tanpa sebuah perjuangan, tidak ada perjuangan jika tak
ada tantangannya, maka nikmatilah setiap prosesnya dan yakinlah lelahmu hari ini
akan jadi bahagiamu esok hari.
(Widya Yuanita Idris)

Alhamdulillah

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat yang melimpah,
sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan. Tak pernah ada kata menyerah untuk
setiap proses yang dijalani karena membahagiakan orang tua adalah tujuan utama.
Kupersembahkan hadiah kecil ini untuk motivator terbesarku yaitu kedua orang
tuaku yang selalu berdoa untuk kesuksesan anaknya.
Teruntuk ibu dan ayahku tercinta
SULASTRI PEMBENGO dan MURSID R. IDRIS

Ini adalah sebuah persembahan yang tak seberapa dan mungkin tidak dapat
menggantikan perjuangan kalian dalam merawat dan membesarkanku. Terima
kasih untuk setiap kasih sayang, kerja keras, pengorbanan, kesabaran dan doa
yang tiada henti dari kalian.

ALMAMATERKU TERCINTA
TEMPATKU MENIMBA ILMU PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku merokok pada remaja di SMP

Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di

Universitas Negeri Gorontalo.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak dihadapkan

dengan berbagai hambatan, Alhamdulillah berkat rahmat dan petunjuk serta izin

dari Allah SWT, juga berkat kemauan serta kesungguhan hati, skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyampaikan terima kasih

dengan rasa hormat dan tulus ikhlas kepada dr. Edwina R. Monayo, M.Biomed

selaku Pembimbing I dan Ns. Andi Mursyidah, S.Kep., M.Kep selaku

pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kasih sayang

untuk memberikan bimbingan, koreksi, saran dan motivasi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada :

1. Prof. Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Gorontalo (UNG), terima kasih atas fasilitas yang telah diberikan selama

kulah di Univeritas Negeri Gorontalo

2. Prof. Dr. Ir. Mahludin H. Baruwadi, M.Pd selaku wakil rektor I, Bapak

Supardi Nani, SE, M.Si selaku Wakil Rektor II, Dr. Fence M. Wantu, SH,

x
MH selaku wakil rektor III, dan Prof. Dr. Hasanudin Fatsah, M.Hum selaku

wakil rektor IV Universitas Negeri Gorontalo

3. Dr. Hj. Lintje Boekoesoe, M.Kes selaku Dekan Fakultas Olahraga dan

Kesehatan, Wakil dekan I Risna Podungge, S.Pd, M.Pd, Wakil Dekan II

sekaligus dosen pembimbing akademik dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes, Wakil

Dekan III Ruslan, S.Pd, M.Pd, dan seluruh staf tata usaha, terima kasih telah

memberikan bantuan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas

Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo

4. dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan,

Ns. Rhein Djunaid, S.Kep M.Kes, selaku Sekretaris Jurusan Keperawatan dan

seluruh staff Dosen Keperawatan, terima kasih telah memberikan ilmunya

dan segala waktunya.

5. dr.Zuhriana K. Yusuf.,M.Kes dan Ns. Rachmawati D. Hunawa,S.Kep.,

M.Kep selaku dosen penguji, terima kasih atas kesediaan dan keikhlasannya

meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, mengarahkan, dan

memberikan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala KESBANGPOL Kabupaten Gorontalo, Kepala SMP Negeri 2 Tibawa

bersama staff guru, terima kasih atas segala fasilitas, bantuan dan

kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.

7. Saudara penulis Ziad Idris yang selalu memberikan doa dan semangat untuk

penulis.

8. Abdul Rahman Suleman yang selalu berbagi semangat dengan penulis, terima

kasih atas kesabaran, waktu dan doa selama ini.

xi
9. Sahabat-sahabat penulis Siti Rahma Tuna, Fatria Irawan Maku, Widyawati

Habu, Fadilah Atika Sari Mertosono, Recha Ryani Lahmudin terima kasih

telah menjadi tempat berbagi keluh kesah, semangat, motivasi, doa dan selalu

mau untuk direpotkan juga selalu siap merangkul ketika mulai lelah berjuang.

10. Teman-teman Kos Al-Fatih terkhusus Mitha Dewita Putri Igirisa, Megawati

Ali, Hardianti Astuti, terimakasih telah memberikan motivasi dan semangat

serta bantuannya selama ini.

11. Rekan-rekan kerja kelompok terkhusus Yuliyanti Rauf, Widyawati Habu,

Khairunissa Hemuto, Fenti Akuba, Nuriyani Safitri, Muhamad Rifaldi

Akangkung, yang selalu menjadi partner terbaik dalam menyelesaikan tugas

kuliah.

12. Seluruh teman-teman Cardio 2014 yang bersama-sama melewati Perkuliahan

di Keperawatan UNG terkhusus untuk seluruh teman-teman Cardio B,

terimakasih untuk kebersamaannya selama menjalani proses kuliah,

13. Teman-teman KKS Destana di Desa Tabongo Kabupaten Boalemo, Recha

Lahmudin, Magfira Suleman, Pinkan towapo, Susanti Sehebeli, Djunaedi

Idris, Rizki Ilham Mohamad, Al-idrus A.Tuna, Karim Bahu, Aroman Tanaiyo

terima kasih telah menjadi keluarga dalam suka maupun duka selama 45 hari.

14. Teman-teman semasa sekolah di SMA Negeri 2 Limboto Inka Nursandi dan

Ristian Pongoliu terima kasih telah menjadi teman berbagi semangat selama

masa sekolah hingga saat ini.

xii
15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan dunia dan akhirat, atas

segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis menyadari sepenuhnya bahwasanya masih banyak kekurangan-

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan

adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan dan dunia kesehatan pada

umumnya.

Gorontalo, Juli 2018

Penulis

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................i
LOGO UNG..............................................................................................................................ii
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................................iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................vi
LEMBARAN ABSTRAK....................................................................................................vii
ABSTRACK..............................................................................................................................viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................................ix
KATA PENGANTAR...........................................................................................................x
DAFTAR ISI.............................................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...................................................................................................................xviii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................................5
1.4.1 Tujuan Umum...................................................................................................5
1.4.2 Tujuan Khusus..................................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................................6
1.5.1 Manfaat Teoritis...............................................................................................6
1.5.2 Manfaat Praktisi...............................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
2.1 Konsep Remaja...........................................................................................................8
2.1.1 Pengertian Remaja........................................................................................8
2.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Remaja.......................................................8
2.1.3 Perkembangan Remaja…………………………………...............10
2.1.4 Tugas Perkembangan Remaja………..…………………..............12

xiv
2.2 Konsep Perilaku ....................................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Perilaku ...................................................................... 12
2.2.2 Bentuk Perilaku ............................................................................. 13
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia…….............14
2.2.4 Tahapan Perubahan Perilaku ......................................................... 18
2.3 Konsep Rokok ........................................................................................... 17
2.3.1 Pengertian Rokok .......................................................................... 19
2.3.2 Kandungan Rokok ......................................................................... 20
2.3.3 Dampak dari Merokok ................................................................... 21
2.4 Perilaku Merokok ...................................................................................... 24
2.4.1 Pengertian Perilaku Merokok......................................................... 24
2.4.2 Tahap-tahap dalam Perilaku Merokok..................... ..................... 24
2.4.3 Aspek-aspek Perilaku Merokok .................................................... 25
2.4.4 Tipe-tipe Perilaku Merokok .......................................................... 26
2.4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok .................. 28
2.5. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................ 34
2.6. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 37
2.6.1 Kerangka Teori .......................................................................... 38
2.6.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 38
2.7. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 39
3.1.1 Lokasi Penelitian ...................................................................... . 39
3.1.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 39
3.2 Desain Penelitian .................................................................................... 39
3.3 Variabel Penelitian………………………………………................... .. 39
3.3.1 Variabel Independen .................................................................... 39
3.3.2 Variabel Dependen ...................................................................... 40
3.3.3 Definisi Operasional .................................................................... 40
3.4 Populasi Dan Sampel .............................................................................. 41
3.4.1 Populasi ....................................................................................... 41

xv
3.4.2 Sampel............................................................................................................41
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................................42
3.5.1 Sumber Data..................................................................................................42
3.5.2 Instrumen Penelitian...................................................................................42
3.5.3 Uji Validitas dan reliabilitas....................................................................44
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data..................................................................45
3.6.1 Cara Pengolahan Data................................................................................45
3.6.2 Analisa Data..................................................................................................46
3.7. Hipotesis Statistika...................................................................................................46
3.8 Etika Penelitian...........................................................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................................49
4.1.2. Analisis Univariat.........................................................................................49
1. Distribusi Frekuaensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan.................................................................................................49
2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi
Merokok........................................................................................................50
3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh
Keluarga........................................................................................................50
4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh
Teman Sebaya..............................................................................................51
5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku
Merokok Remaja........................................................................................51
4.1.3. Analisis Bivariat............................................................................................51
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Merokok..........................................................................................................52
2. Hubungan Motivasi Merokok dengan Perilaku Merokok................53
3. Hubungan Keluarga Merokok dengan Perilaku
Merokok..........................................................................................................54
4. Hubungan Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok........................55

xvi
4.2. Pembahasan.................................................................................................................56
1. Tingkat Pengetahuan, Motivasi Merokok, Pengaruh
Keluarga Merokok, Pengaruh Teman Sebaya...................................59
2. Perilaku Merokok di SMP Negeri 2 Tibawa......................................62
3. Pengaruh Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Merokok Remaja di SMP Negeri 2 TIbawa.......................................64
4. Pengaruh Motivasi Merokok dengan Perilaku
Merokok Remaja di SMP Negeri 2 TIbawa.......................................67
5. Pengaruh Keluarga Merokok dengan Perilaku Merokok
Remaja di SMP Negeri 2 TIbawa..........................................................64
4.2.6. Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok
Remaja di SMP Negeri 2 TIbawa..........................................................67
4.3. Keterbatasan Penelitian...........................................................................................69
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan................................................................................................................70
5.2. Saran… …..................................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................72

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional………................................................................40


Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat
Pengetahuan………................................................................................................49
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Motivasi
Merokok……….......................................................................................................50
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengaruh
Keluarga Merokok……….................................................................................50
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengaruh
Teman sebaya……….............................................................................................51
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku
Merokok……….......................................................................................................51
Tabel 4.8 Pengaruh Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok
Remaja………..........................................................................................................52
Tabel 4.9 Pengaruh Motivasi Merokok dengan Perilaku Merokok
Remaja………..........................................................................................................53
Tabel 4.10 Pengaruh Keluarga Merokok dengan Perilaku Merokok
Remaja………..........................................................................................................54
Tabel 4.11 Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok
Remaja………..........................................................................................................55

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................................................37


Gambar 2.2 Kerangka Konsep.........................................................................................38

xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden................................................75

Lampiran 2 Kuisioner...........................................................................................................76

Lampiran 3 Master Tabel.....................................................................................................80

Lampiran 4 Hasil Analisis SPSS.......................................................................................82

Lampiran 5 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal di SMP

Negeri 2 Tibawa.....................................................................................................................88

Lampiran 6 Surat Rekomendasi Penelitian Dari Fakultas Olahraga

Dan Kesehatan........................................................................................................................89

Lampiran 7 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbangpol

Kabupaten Gorontalo............................................................................................................90

Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai Penelitian.........................................................91

Lampiran 9 Dokumentasi Peneltian.................................................................................92

Lampiran 10 Artikel Penelitian..........................................................................................93

Lampiran 11 Curiculum Vitae............................................................................................106

xx
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Santrock (2010) Remaja adalah masa transisi antara masa anak-

anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-

emosional. Dimana, tahapan usia perkembangan remaja menurut Soetjiningsih

(2013) yaitu masa remaja awal 11-13 tahun, masa remaja madya/pertengahan 14-

16 tahun, dan masa remaja akhir 17-20 tahun. Hal ini ditegaskan oleh Desmita

(2015) bahwa pada masa remaja biasanya kesadaran akan identitas menjadi lebih

kuat, berusaha mencari jati diri, mengambil keputusan sendiri dan berusaha agar

dapat diterima sebagai orang dewasa di lingkungannya. Oleh karena itu, menurut

Septiana (2016) pada masa remaja biasanya timbul masalah-masalah yang

kompleks, yang berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja.

Sehingga, remaja paling rentan terbawa arus gaya hidup yang tidak baik.

Contohnya mengonsumsi alkohol, menggunakan narkoba, tindakan kriminal,

tawuran, dan merokok.

Menurut Kemenkes RI (2015) Merokok merupakan salah satu masalah

yang belum dapat terselesaikan hingga sekarang. Saat ini, rokok bukan saja

dikonsumsi oleh orang dewasa, namun remaja bahkan anak-anak sudah mulai

mengenal rokok dan mencoba untuk mengkonsumsi rokok. Dan ini menjadi salah

satu masalah kesehatan masyarakat yang terbesar di dunia, yang berdampak pada

makin tingginya penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat

rokok. Menurut The tobacco Atlas tahun 2015 lebih dari 217.400 penduduk

Indonesia meninggal akibat merokok. Dimana, seperti yang dikemukakan oleh

1
Sapiun (2017) bahwa kematian/penyakit akibat rokok jauh lebih berbahaya

dibandingkan dengan kematian akibat HIV/AIDS, malaria dan tuberculosis . Hal

ini sejalan dengan Nurrahma (2014) yang menyatakan bahwa merokok merupakan

penyebab kurang lebih 25 jenis penyakit yang menyerang berbagai organ tubuh

manusia. Penyakit-penyakit tersebut antara lain adalah kanker mulut, esophagus,

faring, laring, paru, pankreas dan kandung kemih, penyakit pada pembuluh darah

seperti jantung koroner, serta penyakit paru salah satunya adalah penyakit paru

obstruktif kronis (PPOK). Menurut data dari Rumah Sakit Persahabatan di

Indonesia pada tahun 2014, diketahui bahwa 94,4 % dari 1905 pasien PPOK

merupakan perokok, sedangkan sisanya bukan perokok.

Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800

juta diantaranya berada di negara berkembang. Dan Indonesia merupakan salah

satu negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Dimana, Indonesia

merupakan Negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina

dan India (Kemenkes RI, 2015). Data survei Global Youth Tobacco Survey 2014

menyatakan bahwa Indonesia sebagai Negara dengan angka perokok remaja

tertinggi di dunia. Saat ini, trend usia merokok meningkat pada usia remaja yaitu

pada kelompok umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun (Kemenkes RI, 2015).

Data Riskesdas 2013 menunjukan bahwa prevalensi perokok usia 15 tahun

ke atas mencapai 36,3 % dan usia merokok paling tinggi pada usia 15-19 tahun.

Berdasarkan hasil survey Global Youth Tobacco Survei tahun 2014 didapatkan

jumlah remaja yang mengisap rokok yakni sebesar 18,3% dimana remaja laki-laki

33,9% dan pada remaja perempuan 2,5 %. Data The Global Adult Tobacco Survey

2
tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah perokok di Indonesia yang berusia 15

tahun keatas mencapai 70 %, dimana laki-laki sejumlah 67 % dan perempuan

sejumlah 3 % (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan Riskesdas 2013 Provinsi Gorontalo menjadi salah satu

provinsi dengan proporsi penduduk usia ≥10 tahun yang memiliki kebiasaan

merokok tertinggi di Indonesia. Presentase penduduk yang berusia lebih dari 10

tahun yang perokok (perokok setiap hari dan perokok kadang-kadang) di Provinsi

Gorontalo yakni berada pada angka 32,6%. Dan rata-rata jumlah batang rokok

yang dikonsumsi di Gorontalo adalah 12,4 batang/hari dan ini lebih tinggi dari

rata-rata nasional yaitu 12,3 batang/hari.

Perilaku merokok pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor

antara lain pengetahuan, motivasi merokok, pengaruh lingkungan sosial misalnya

pengaruh orang tua, teman sebaya dan iklan rokok. Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa perilaku manusia di pengaruhi

oleh pengetahuan, sikap, tindakan, keyakinan, sumber daya dan keluarga. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rachmat (2013) menunjukkan bahwa ada

hubungan antara interaksi kelompok sebaya, interaksi keluarga, iklan rokok,

sikap merokok dengan perilaku merokok pada remaja. Hal ini juga sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiana (2016) yang menunjukkan

bahwa keluarga berpengaruh terhadap munculnya perilaku merokok pada remaja.

Faktor lain yang mempengaruhi Perilaku merokok yaitu motivasi, dimana hasil

penelitian yang dilakukan oleh Tololiu (2017) menunjukan bahwa ada hubungan

antara motivasi dengan Perilaku merokok remaja. Selain itu, Pengetahuan remaja

3
tentang bahaya rokok juga berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja,

dimana dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasriani (2014) menunjukkan

bahwa ada hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada remaja.

Dimana, sebagian besar remaja yang perokok memiliki pengetahuan yang rendah

terhadap rokok.

Dari hasil wawancara langsung dengan beberapa guru SMP yang ada di

Kecamatan Tibawa, mereka mengatakan bahwa sudah banyak siswanya yang

merokok, dan saat dilakukan observasi didapatkan 5 responden yang sudah

merokok, 1 orang mengatakan sudah merokok sejak kelas 6 SD dan 4 lainnya

mengatakan merokok sejak kelas 1 SMP. Mereka mengatakan awalnya karena

adanya keinginan untuk mencoba merokok, dimana 2 orang mengatakan bahwa

mereka merokok karena tertarik mencoba merokok karena melihat temannya

merokok, 1 orang mengatakan ingin mencoba merokok karena melihat ayah dan

kakaknya merokok di rumah, 2 orang lainnya mengatakan mencoba merokok

karena diajak temannya untuk merokok bersama. Dan mereka mengatakan

biasanya merokok pada saat pulang sekolah atau saat berkumpul dengan teman-

temannya. Selain itu, mereka tidak tahu tentang kandungan zat berbahaya yang

ada pada rokok, serta dampak merokok bagi kesehatan.

Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian perilaku merokok

terhadap remaja SMP karena mengingat data statistik usia remaja yang mulai

merokok cenderung semakin bergeser ke usia lebih muda yaitu pada kelompok

umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun (Kemenkes RI, 2015). Selain itu, saat ini sudah

banyak ditemukan remaja SMP yang memiliki perilaku merokok di

4
kecamatan Tibawa, sehingga penulis memiliki ketertarikan untuk melakukan

penelitian tentang pengetahuan, motivasi merokok, faktor teman sebaya dan faktor

keluarga yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja Di SMP

Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Trend usia merokok meningkat pada usia remaja yaitu pada kelompok

umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun dan Provinsi Gorontalo menjadi salah

satu provinsi dengan proporsi penduduk usia ≥10 tahun yang memiliki

kebiasaan merokok tertinggi di Indonesia.

2. Angka Prevalensi perilaku merokok pada usia ≥10 tahun di Provinsi

Gorontalo yakni sebesar 32,6% .

3. Rata-rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi di Gorontalo adalah 12,4

batang/hari, dan ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 12,3

batang/hari.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada Latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Bagaimanakah faktor-faktor yang berhubungan dengan

Perilaku Merokok pada remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo? ”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan Perilaku Merokok pada

remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo.

5
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diidentifikasinya Tingkat pengetahuan, Motivasi merokok, Pengaruh

keluarga dan Pengaruh Teman Sebaya pada remaja di SMP Negeri 2

Tibawa Kabupaten Gorontalo.

2. Diidentifikasinya Perilaku merokok remaja di SMP Negeri 2 Tibawa

Kabupaten Gorontalo.

3. Dianalisisnya Hubungan Tingkat pengetahuan remaja SMP dengan

perilaku merokok pada remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten

Gorontalo.

4. Dianalisisnya Hubungan Motivasi Merokok remaja SMP dengan

Perilaku Merokok pada remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten

Gorontalo.

5. Dianalisisnya Hubungan Pengaruh Keluarga dengan Perilaku

Merokok pada remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo.

6. Dianalisisnya Hubungan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku

Merokok pada remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Menambah ilmu terutama yang berhubungan dengan perkembangan

perilaku merokok pada remaja dan memperkuat teori yang ada tentang perilaku

merokok.

6
1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan

a. Sebagai bahan bacaan dan wawasan bagi mahasiswa, khususnya

mahasiswa keperawatan dalam hal pemahaman perkembangan dan

upaya pencegahan merokok khususnya pada remaja usia SMP

b. Bagi pihak sekolah di Kecamatan Tibawa dapat memperoleh

pengetahuan secara umum mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja usia SMP sehingga

bisa mengupayakan tindakan-tindakan pencegahan perilaku

merokok pada siswanya.

2. Bagi Masyarakat.

Penelitian ini dapat dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada

remaja usia SMP sehingga masyarakat dapat melakukan upaya

pencegahan perilaku merokok.

7
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1 Konsep Remaja

2.1.1 Pengertian Remaja

Menurut Sarwono (2012) Remaja dalam arti adolescent (Inggris) berasal dari

kata adolscere yang artinya tumbuh kearah kematangan. Dalam hal ini tidak hanya

berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial, psikologis. Fase

remaja tersebut mencerminkan cara berfikir remaja masih dalam koridor berpikir

konkret, kondisi ini disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan

pada diri remaja masa ini berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun (Monks,

2008). Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari

saat pertama kali seseorang menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai

kematangan seksual dan mengalami perkembangan psikologi serta pola

identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Menurut Santrock (2010) Remaja

adalah masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup

perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

2.1.2 Tahap – Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Soetjiningsih (2013) berdasarkan kematangan psikososial dan

seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:

a. Masa remaja awal (early adolescence) umur 11-13 tahun

Pada tahap ini seorang remaja masih terheran-heran dengan perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dengan dorongan-dorongan

yang menyertai perubahan itu. Kepekaan yang berlebihan

8
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para

remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.

b. Masa remaja madya/pertengahan (middle adolescene) umur 14-16 tahun

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan dan ia senang jika

mempunyai teman yang banyak sehingga ada kecendrungan untuk

mengikuti temannya. Pada tahap ini ada kecenderungan “narcistic”, yaitu

mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang punya sifat

yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi

kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana peduli dan

tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau

materialis, dan sebagainya.

c. Masa remaja akhir (late adolescene) umur 17-20 tahun

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai

dengan pencapaian 5 hal yaitu:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual

b. Egonya mencari kesempatan bersatu dengan orang lain dalam

pengalaman- pengalaman baru

c. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

d. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privat self)

dan masyarakat umum .

9
2.1.3 Perkembangan Remaja

Perkembangan pada remaja antara lain sebagai berikut :

1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti

belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukaan

bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif. Pada tahap ini

remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik,mampu

memikirkan kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan

masalah (Dewi, 2015).

2. Perkembangan Psikososial

a. Perkembangan Individuasi dan Identitas

Pada masa remaja, kesadaran akan identitas menjadi lebih kuat,

karena itu ia berusaha mencari identitas. Pada masa remaja awal

diharapkan dapat menyelesaikan krisis identitas, sehingga

terbentuk suatu identitas diri yang stabil pada akhir masa remaja.

Perkembangan identitas selama masa remaja ini juga sangat

penting bagi perkembangan psikososial dan relasi interpersonal

pada masa dewasa (Desmita, 2015).

b. Perkembangan Sosial

Pada prinsipnya hubungan teman sebaya mempunyari arti yang

sangat penting dengn kehidupan remaja Perkembangan sosial pada

masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding

orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak

10
melakukan kegiatan diluar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra

kurikuler, dan bermain dengan teman. Dengan demikian, pada

masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri

remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui

cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan

kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya

sendiri,namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak

dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Kelompok

teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan

keputusan seorang remaja tentang perilakunya. Conger dan Papalia

dan Olds mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya

merupakan sumber utama bagi remaja dalam hal ini persepsi dan

sikap yang berkaitan dengan gaya hidup . Bagi remaja, teman-

teman menjadi sumber informasi (Dewi, 2015).

Perubahan kognitif dan psikososial yang terjadi dalam perkembangan

remaja awal mempunyai pengaruh besar terhadap relasi orang tua dengan remaja.

Perkembangan hubungan remaja awal dengan orang tua harus senantiasa terikat.

Untuk mempertahankan keterikatan yang kuat antara orang tua dan remaja awal,

orang tua harus membiarkan mereka bebas untuk berkembang, ketika remaja awal

menuntut otonomi, maka orang tua yang bijaksana harus membiarkan remaja

berfikir untuk mengambil keputusan yang masuk akal, dan orang tua memberikan

bimbingan untuk mengambil keputusan benar karena pengetahuan anak remaja

awal masih terbatas (Desmita, 2015).

11
2.1.4 Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Sarwono (2012) tugas perkembangan remaja yaitu :

a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif.

b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya .

c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (Laki-laki atau

perempuan)

d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang

tua dan orang dewasa lainnya.

e. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab

f. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah

lakunya.

g. Mempersiapkan karier ekonomi.

h. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

2.2 Konsep Perilaku

2.2.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah setiap aktifitas yang timbul karena adanya stimulus dan

respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo,

2013). Menurut Sunaryo (2013) ciri-ciri perilaku manusia yaitu antara lain:

1. Tiap individu adalah unik

Unik mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia

yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis walaupun dilahirkan

kembar. Manusia memiliki ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian,

motivasi tersendiri, yang membedakan dari manusia lainnya. Perbedaan

12
pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan cita-citanya kelak

dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang berbeda-

beda pula.

2. Kepekaan sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan

bekerja sama dengan orang lain. Perilaku manusia bersifat situasional artinya

perilaku manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda. Misalnya,

perilaku manusia akan berbeda pada saat menghadapi orang yang sedang

marah, sedang bersenang-senang, dan sedang tertimpa musibah.

3. Kelangsungan perilaku

Perilaku manusia terjadi secara berkesinambungan, artinya antara perilaku

yang satu dengan perilaku yang lainnya saling berkaitan. Perilaku sekarang

merupakan kelanjutan dari perilaku sebelumnya.

4. Orientasi pada tugas

Setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu tugas tertentu.

Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya adalah

untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu. Demikian juga individu

yang bekerja orentasinya untuk menghasilkan sesuatu.

2.2.2 Bentuk Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2010) bentuk perilaku ada dua yaitu :

1. Perilaku Tertutup yaitu Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih

berbatas pada perhatian,persepsi,pengetahuan, dan sikap yang terjadi

pada orang yang menerima stimulus tersebut. Perilakunya belum dapat

13
diketahui oleh orang lain dan dapat dimengerti dengan menggunakan

alat atau metode tertentu.

2. Perilaku Terbuka yaitu respon terhadap stimulus jelas dan perilakunya

dapat diketahui oleh orang lain atau di lihat oleh orang lain.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia

Menurut green (dalam Notoadmodjo, 2010) Perilaku manusia dipengaruhi

oleh 3 faktor yaitu :

1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor yang melatar belakangi perubahan

perilaku yang menyediakan pemikiran rasional atau motivasi terhadap

suatu perilaku. Misalnya pengetahuan, sikap, tindakan, keyakinan dan

sebagainya.

Faktor Pengetahuan, sikap dan tindakan menurut Notoatmodjo (2010)

yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Secara garis

besar pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat yaitu:

a. Tahu (know) yang diartikan seseorang itu hanya menggunakan

teori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension) diartikan sebagai sesuatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat mengintrepretasi materi tersebut yang benar.

14
c. Aplikasi (Aplication) yang diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi

yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (Syinthesis) menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation) berkaitan denga kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau terhadap suatu materi atau objek.

b. Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari beberapa

tingkatan yaitu:

1) Menerima (Recceiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (Responding) adalah memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

adalah suatu idikasi dari sikap.

15
3) Menghargai (Valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah

merupakan sikap yang paling tinggi.

c. Tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis tewujud dalam suatu tindakan nyata (overt

behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkingkan,

antara lain adalah fasilitas. Adapun tingkat praktik / tindakan yaitu:

1) Persepsi (Perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2) Respon terpimpin (Guided Respons) yaitu dapat melakukan

sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.

3) Mekanisme (Mechanism) menunjukan apabila seseoran telah dapat

melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis ataupun sesuatu

itu sudah menjadi kebiasaan.

4) Adaptasi (Adabtation) yaitu merupakan suatu praktik atau tindakan

yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di

modifikasinya sendiri tanpa mengurangi tindakan tersebut.

16
2. Faktor pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi

perilaku individu. Faktor ini meliputi ketersediaan dan keterjangkauan sumber

daya.

3. Faktor pendorong

Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku. Faktor penguat ini terdiri dari tokoh masyarakat,petugas

kesehatan,guru,keluarga, dan sebagainya.

Menurut Sunaryo (2013) faktor- faktor lain yang mempengaruhi perilaku

manusia yaitu:

1. Jenis kelamin

Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan

melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria disebut maskulin,

sedangkan wanita disebut feminim.

2. Sifat kepribadian

Perilaku individu adalah manifestasi dari kepribadian yang dimilikinya

yang dipengaruhi oleh aspek kehidupan seperti pengalaman, usia, watak,

sistem norma, nilai, dan kepercayaan.

3. Inteligensi

Inteligensi berpengaruh terhadap perilaku seseorang, bagi individu yang

inteligensi dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan

mudah. Sebaliknya, bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam

mengambil keputusan akan bertindak lambat.

17
4. Faktor lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu karena

lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. Misalnya,

Mahasiswa yang hidup dilingkungan kampus perilakunya akan

dipengaruhi oleh pemikiran ilmiah,rasional,dan intelektual.

5. Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu

berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal

maupun informal . Kegiatan formal maupun informal berfokus pada proses

belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari

tidak dapat menjadi dapat.

6. Agama

Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam konstruksi

kepribadian seseorang yang berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap,

bereaksi, dan berperilaku.

2.2.4 Tahapan Perubahan Perilaku

Menurut Bensley & Fisher (2009) tahapan perubahan perilaku antara lain

yaitu

1. Pra berpikir (Pre comtemplation)

2. Belum tertarik mengubah perilaku, contoh perokok yang belum tertarik

untuk berhenti merokok. Mereka mungkin tidak menyadari masalah

mereka atau tidak memandang sebagai suatu masalah.

18
3. Berpikir (comtemplation)

Mempertimbangkan untuk mengubah perilaku suatu saat nanti. Contoh

perokok yang mengetahui bahwa merokok itu buruk bagi mereka dan

mempertimbangkan untuk berhenti suatu saat tetapi belum siap

melakukannya.

4. Persiapan (Preperation)

Persiapan terhadap perubahan perilaku, tetapi tidak memiliki keyakinan

diri sendiri untuk secara aktif terlibat dalam proses. Contoh perokok yang

berniat berhenti di bulan depan.

5. Tindakan

Secara aktif terlibat dalam proses perubahan perilaku. Contoh perokok

yang mengadakan perubahan seperti mengurangi konsumsi rokok setiap

harinya, dalam rangka untuk berhenti.

6. Mempertahankan (Maintenance)

Mempertahankan perubahan perilaku dari waktu ke waktu. Contoh mantan

perokok yang terus bertahan mengubah kebiasaan merokoknya dalam

enam bulan tanpa kambuh lagi.

2.3 Konsep Rokok

2.3.1 Pengertian Rokok

Menurut Andriyani (2011) Rokok adalah silinder dari kertas yang

didalamnya berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Sedangkan, menurut

Sukmana (2009) Rokok adalah hasil olahan tembakau dibungkus cerutu ataupun

bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana

19
Rucita dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok mengandung zat-zat yang dapat

menyebabkan kanker. Di dalam rokok terkandung zat adiktif, yaitu bahan yang

penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis (Septriadi, 2016).

2.3.2 Kandungan Rokok

Menurut Sukmana (2009) Rokok mengandung 4000 jenis zat kimia

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Karbon Monoksida

Karbon monoksida adalah gas yang lebih mudah terikat dengan

hemoglobin di bandingkan dengan oksigen . Dalam hal ini perokok

aktif mengalami keracunan dikarenakan terjadinya persaingan antara

oksigen dengan karbon monoksida untuk dapat melekat pada

hemoglobin. Adanya persaingan ini dapat menimbulkan gangguan

pernafasan dan gangguan kardiovaskular .

2. Nikotin

Nikotin merupakan salah satu zat kimia yang terdapat didalam rokok.

Nikotin dapat diserap tubuh dalam waktu 10-19 detik. Nikotin

menyebabkan seseorang perokok merasa kecanduan. Hal ini terjadi

dikarenakan nikotin dapat merangsang sistem saraf pusat. Selain

merangsang sistem saraf pusat nikotin dapat meningkatkan detak

jantung dan tekanan darah. Akibat nikotin ini banyak remaja yang

menjadi perokok. Setiap harinya terdapat 400 remaja merokok untuk

20
pertama kalinya. Selain itu, setiap hari terdapat 1000 perokok remaja

yang menjadi perokok harian .

3. Tar

Semua jenis tembakau memiliki kandungan tar didalamnya. Tar adalah

salah satu bahan kimia yang terdapat didalam rokok. Dalam bentuk

kondesat tar merupakan zat yang lengket berwarna cokelat yang dapat

menyebabkan gigi kuning pada perokok. Tar bersifat karsiogenik,

sehingga merupakansubtansi penyebab kanker .

2.3.3 Dampak dari Merokok

1. Gangguan Kardiovaskuler

Rokok merupakan salah satu penyebab dari penyakit kardiovaskular.

Di Australia rokok menjadi salah satu penyebab kardiovaskular.

Berikut penyakit kardiovaskular yang salah satu penyebabnya adalah

rokok :

a. Hipertensi

Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah menjadi

tinggi yakni sistol ≥ 140 mmHg dan diastol ≥ 90 mmHg (Wijaya &

Putri, 2013). Jika seseorang merokok, kandungan rokok seperti

nikotin dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan

nikotin merangsang pelepasan epinefrin dan norepinefrin dari

medula adrenal dan ujung saraf terminal yang mengakibatkan

peningkatan denyut jantung dan kontraktilitas lebih besar melalui

stimulasi reseptor β1 miokard. Resistensi pembuluh darah perifer

21
meningkat melalui α-reseptor yang akhirnya dapat meningkatkan

tekanan darah (CDC, 2010).

b. Penyakit Jantung koroner

Penyakit Jantung Koroner terjadi karena suplai darah ke otot

jantung berkurang akibat tersumbatnya pembuluh darah arteri

koronaria (Wijaya & Putri, 2013). Dalam hal ini bahan kimia yang

terkandung dalam rokok dapat mempengaruhi proses pemecahan

kolestrol dalam tubuh. Lemak yang memiliki densitas yang rendah

akan menempel pada permukaan dinding pembuluh darah.

Penempelan lemak pada dinding pembuluh darah ini akan

menumpuk seiring berjalannya waktu dan menyebabkan

Aterosklerosis (Sukmana, 2009).

2. Gangguan Pernapasan

a. Bronkhitis

Batuk yang di derita perokok dikenal dengan nama batuk perokok

yang merupakan tanda awal adanya bronkhitis yang terjadi karena

paru-paru tidak mampu melepaskan mukus yang terdapat di dalam

bronkus dengan cara normal. Mukus adalah cairan lengket yang

terdapat di dalam tabung halus yaitu tabung bronchial yang terletak

dalam paru-paru. Batuk ini terjadi karena mucus menangkap

serpihan bubuk hitam dan debu dari udara yang di hirup dan

mencegahnya agar tidak menyumbat paru-paru. Mukus beserta

semua kotoran bergerak melalui tabung bronchial dengan bantuan

22
rambut halus yang disebut silia. Silia terus bergerak bergelombang

seperti tentakel yang membawa mucus keluar dari paru-paru

menuju tenggorokan. Asap rokok dapat memperlambat gerakan

silia dan setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya sama

sekali dan menyebabkan perokok harus lebih banyak batuk untuk

mengeluarkan mucus. Karena sistem pernafasan tidak bekerja

sempurna, maka perokok lebih mudah menderita radang paru-paru

yang disebut bronchitis (Sukmana, 2009).

b. Penyakit Paru Obsetrik Kronik (PPOK )

PPOK merupakan penyakit paru yang bersifat kronis yang ditandai

dengan hambatan aliran udara baik itu bersifat progresif

nonreversibel maupun propresif yang reversibel. PPOK ini terdiri

dari emfisema dan bronkitis kronik. Merokok merupakan salah

satu faktor risiko munculnya penyakit paru obsetrik kronik

(PPOK). Diperkirakan 80% dari kematian akibat PPOK disebabkan

oleh rokok (Sukmana, 2009).

3. Kanker

Dalam tar tembakau terdapat sejumlah bahan kimia yang bersifat

karsinogenik. Selain itu terdapat juga sejumlah bahan kimia yang

bersifat ko-karsinogenik yang tidak menimbulkan kanker bila berdiri

sendiri tetapi bereaksi dengan bahan kimia lain dan merangsang

pertumbuhan sel kanker (CDC, 2010). Penyimpanan tar tembakau

sebagian besar terjadi di paru-paru sehingga kanker paru adalah jenis

23
kanker yang paling umum terjadi. Tar tembakau dapat menyebabkan

kanker bila merangsang tubuh untuk waktu yang cukup lama, biasanya

di daerah mulut dan tenggorokan (Nurrahma, 2014).

2.4 Perilaku merokok

2.4.1 Pengertian Perilaku Merokok

Perilaku Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke

dalam tubuh kemudian menghembuskannya kembali (Andriyani, 2011).

Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa

membakar dan menghisap rokok serta dapat menimbulkan asap yang dapat

terhisap oleh orang – orang disekitarnya (Widiansyah, 2014).

2.4.2 Tahap-tahap dalam Perilaku Merokok

Menurut Leventhal dan Cleary, 2000 (dalam Septriadi, 2016) Tahap-tahap

dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu :

1. Tahap pengenalan terhadap rokok (Prepatory)

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok

dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal ini

menimbulkan minat untuk merokok. Informasi merokok dan perilaku

merokok diperoleh dari observasi terhadap lingkungan sekitar.

2. Tahap Mencoba (Initiation)

Tahapan Initiation yaitu tahapan dimana seseorang mulai merintis atau

mencoba untuk merokok. Seseorang akan meneruskan perilaku merokok

jika itu dianggap merupakan hal yang baik untuk dirinya. dan tahap ini

24
adalah tahap pengambilan keputusan apakah akan melanjutkan perilaku

merokoknya atau tidak.

3. Tahap menjadi seorang perokok (Becoming a smoker)

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per

hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok. Pada tahap ini

seorang individu mulai memberikan label kepada dirinya sebagai seorang

perokok dan ia mulai mengalami ketergantungan terhadap rokok.

4. Tahap Maintenance of smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri

(self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang

menyenangkan.

2.4.3 Aspek-aspek Perilaku Merokok

Menurut Komalasari dan Helmi, 2000 (dalam Septriadi, 2016) perilaku

merokok diukur melalui aspek-aspek perilaku merokok antara lain:

1. Fungsi merokok yaitu merokok merupakan cara untuk menghilangkan

perasaan negative, menambah perasaan yang positif, merokok yang sudah

menjadi adiktif atau perasaan ketagihan dan merokok memang merupakan

suatu kebiasaan yang rutin.

2. Intensitas merokok, klasifikasi perokok berdasarkan jumlah rokok yang di

hisap yaitu :

a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

25
3. Tempat merokok

a. Merokok ditempat umum/ruang publik

1) Kelompok homogen (sama-sama perokok) umumnya mereka

menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di

smoking area

2) Kelompok heterogen, mereka merokok di tengah orang-orang yang

tidak merokok, anak kecil, lansia, orang sakit.

b. Merokok di tempat yang bersifat pribadi misalnya di kamar tidur, toilet.

4. Waktu merokok

Perilaku merokok di pengaruhi oleh keadaan yang dialaminya saat itu,

misalnya saat sedang berkumpul dengan teman dan sebagainya.

2.4.4 Tipe-tipe Perilaku merokok

Menurut Silavan Tomkins 2002 (dalam Puspita, 2014) tipe – tipe perilaku

merokok berdasarkan management of effect theory yaitu:

1. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Perokok dengan tipe ini akan merasakan peningkatan perasaan positif saat

merokok antara lain:

a. Plesure Relaxation yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah di dapat, misalnya merokok

setelah minum kopi.

b. Stimulation to pick them up yaitu perilaku hanya untuk menyenangkan

perasaan.

26
c. Plesure of handling the cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh

dengan memegang rokok dan hal ini terjadi lebih spesifik pada perokok

pipa.

2. Perilaku perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Orang menggunakan rokok untuk menekan atau mengurangi perasaan

negatif yag sedang mereka rasakan . Misalnya, bila sedang marah atau

cemas . Pada perilaku perokok ini seseorang menganggap rokok sebagai

penyelamat saat merasa tidak nyaman, dan menggunakan rokok untuk

menghilangkan perasaan tersebut.

3. Perilaku perokok yang adiktif

Perilaku ini tergolong sebagai kecanduan psikologis . Perokok yang sudah

kecanduan cenderung akan menambah dosis rokok yang di gunakan setiap

saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya

akan pergi keluar rumah untuk membeli rokok walau tengah malam

sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat saat ia

menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Perokok tipe ini menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk

mengedalikan perasaan mereka, tetapi benar-benar sudah menjadi kebiasaan

yang rutin. Dapat dikatakan pada perokok dengan tipe ini merokok sudah

merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan

dan disadari ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu benar-

benar habis.

27
2.4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

1. Pengetahuan

Menurut Lewin (Bahruddin, 2017) perilaku merokok dipengaruhi oleh

faktor dari dalam diri individu yaitu pengetahuan. Pengetahuan

berpengaruh karena pengetahuan menentukan sikap dan tindakan

remaja terhadap perilaku merokok orang-orang yang ada disekitarnya

(Hasriani, 2014). Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan

merupakan faktor predisposisi yang memengaruhi perilaku seseorang.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Secara garis

besar pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat yaitu:

a. Tahu (know) yang diartikan seseorang itu hanya menggunakan

teori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension) diartikan sebagai sesuatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat mengintrepretasi materi tersebut yang

benar.

c. Aplikasi (Aplication) yang diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

28
komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (Syinthesis) menunjukan kepada suatu kemampuan

untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation) berkaitan denga kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau terhadap suatu materi atau objek.

2. Motivasi Merokok

Menurut Terry G. (dalam Amalia, 2014) bahwa motivasi adalah

keinginan yang terdapat pada diri seorang individu yang

mendorongnya untuk melakukan tindakan,tingkah laku atau perilaku.

Menurut Hussin dan Mariani, 2004 (dalam Baharuddin, 2017),

terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab remaja ingin merokok

yaitu:

1) Ingin mencoba merokok

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Sehingga sekali

mencoba hingga ketergantungan

2) Merasa kesulitan dalam pelajaran

Remaja berpendapat merokok dapat bermakna untuk meningkatkan

konsetrasi saat mendapatkan kesulitan dalam belajar, dan

menghalau rasa kantuk, sehingga kebiasaan merokok dapat

menyebabkan ketergantungan perokok sehingga sulit untuk dia

hindari .

29
3) Ingin terlihat keren

Faktor keinginan terlihat keren terjadi karena mereka ingin menjadi

dewasa, remaja berpendapat merokok sebagai suatu tanda

kebebasan dan perilaku merokok tidak salah dari segi moral. Ada

remaja yang berpendapat bahwa yang mempengaruhi mereka

untuk merokok adalah merokok dapat membuat mereka menjadi

keren dan unik.

4) Ingin diterima dalam pergaulan

Merokok merupakan tren atau budaya pada masa kini, supaya

remaja diterima teman-teman, ibu dan bapak yang tidak peduli jika

remaja merokok, merokok dapat bermakna untuk mengakrabkan

suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan

kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering

bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari

dari merokok yang dirasakan antara lain lebih diterima dalam

lingkungan teman dan merasa lebih nyaman.

3. Faktor Lingkungan sosial

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian

individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku merokok dengan

memperhatikan lingkungan sosialnya. Menurut Mu’tadin, 2002 (dalam

Bahruddin, 2017) Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan perilaku

merokok antara lain :

a. Pengaruh orang tua

30
Menurut Baer & Corado salah satu temuan tentang anak perokok

adalah bahwa anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak

bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya

dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi

perokok dibanding anakanak yang berasal dari lingkungan rumah

tangga yang bahagia. Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua

perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.

Orang tua adalah contoh dan model bagi remaja, namun bagi orang

tua yang kurang tahu tentang kesehatan secara tidak langsung mereka

telah mengajarkan perilaku atau pola hidup yang kurang sehat.

Banyaknya remaja yang merokok salah satu pendorongnya adalah

dari pola asuh orang tua mereka yang kurang baik, contohnya saja

perilaku orang tua yang merokok dan perilaku tersebut dicontoh oleh

anak-anaknya. Seperti yang di kemukakan dalam teori belajar sosial

menurut Miller dan Dollard yang menyebutkan bahwa tingkah laku

manusia merupakan hasil belajar. Contoh yaitu orang tua perokok

berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.

b. Pengaruh Teman

Remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama teman sebayanya.

Jadi dapat dimengerti bahwa sikap dan perilaku teman sebaya sangat

besar pengaruhnya. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk dapat

diterima oleh teman sebayanya. Melalui interaksi dengan teman

sebayanya remaja akan mempelajari modus relasi yang timbal balik

31
secara simetris. Remaja akan memiliki kecendrungan merokok apabila

memilki teman-teman yang merokok. Berbagai fakta mengungkapkan

bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar

kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian

sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut,

pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temanya atau

sebaliknya.

c. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,

membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti

yang ada dalam iklan tersebut (Widiansyah, 2014).

Subanada, 2008 (dalam Puspita, 2014) menyebutkan faktor lain pada

remaja sehingga mereka menjadi perokok antara lain:

1. Faktor Psikologik

a. Faktor Psikososial

Aspek perkembangan sosial remaja antara lain: Menetapkan kebebasan

dan otonomi, membentuk identitas diri dan penyesuaian perubahan

psikososial berhubungan dengan maturasi fisik. Merokok menjadi

sebuah cara agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka

menyesuaikan diri dengan teman sebayanya . Istirahat, santai dan

kesenangan, penampilan diri, rasa ingin tahu, rasa bosan, sikap

menentang dan stress mengkontribusi remaja untuk mulai merokok.

32
Selain itu, rasa rendah diri, hubungan interpersonal yang kurang baik,

putus sekolah, sosial ekonomi yang rendah, dan tingkat pendidikan

orang tua yang rendah serta tahun-tahun pertama transisi antara sekolah

dasar dan sekolah menengah juga menjadi faktor resiko lain yang

mendorong remaja mulai merokok.

2. Faktor Psikiatrik

Studi epidemologi pada dewasa mendapatkan asosiasi antara merokok

dengan gangguan psikiatrik seperti skizofrenia, depresi, stres, dan

penyalahgunaan zat-zat tertentu. Pada remaja , didapatkan asosiasi

antara merokok dengan depresi dan stress. Gejala depresi lebih sering

pada remaja perokok daripada bukan perokok. Merokok berhubungan

dengan meningkatnya kejadian depresi mayor dan penyalahgunaan zat-

zat tertentu . Remaja yang memperlihatkan gejala depresi dan stres

mempunyai resiko lebih besar untuk merokok. Remaja dengan

gangguan stres menggunakan rokok untuk menghilangkan stres yang

mereka alami.

2. Faktor Biologik

Banyak Penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan

salah satu bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan

merokok. Kesulitan untuk menghentikan kebiasaan merokok akibat

kecanduan nikotin disebabkan karena perokok merasakan efek bermanfaat

dari nikotin. Telah dibuktikan deprivasi nikotin mengganggu perhatian dan

33
kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka diberi

nikotin atau rokok.

4. Faktor Demografis

Di Indonesia, jenis kelamin merupakan faktor penting terhadap perilaku

merokok. Suhardi dalam majalah dunia kedokteran menyatakan bahwa

perilaku merokok lebih dominan pada laki-laki dan sedikit perempuan yang

merokok terkait dengan kultur yang kurang menerima perempuan yang

berperilaku merokok.

2.5 Kajian penelitian yang relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tololiu (2017) tentang hubungan

Pengetahuan dan motivasi dengan perilaku merokok remaja di SMK 3

Kota Gorontalo, desain penelitian ini menggunakan desain Cross

sectional dengan menggunakan jenis uji Exact ficher test, teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan metode Purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku merokok remaja dan ada hubungan antara

motivas dengan perilaku merokok remaja. Penelitian ini relevan dengan

penelitian saya dimana hasil penelitian saya tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok didapatkan bahwa ada hubungan antara

motivasi merokok dengan perilaku merokok.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hasriani (2014 ) tentang hubungan

pengetahuan perilaku merokok siswa kelas II SMP Negeri 03 Makasar,

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan

34
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 60

responden. Variabel Independen meliputi pengetahuan dan sedangkan

variabel dependen perilaku merokok siswa. Data yang diperoleh dari

responden dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji statistic Chi-Square

dengan tingkat kemaknaan ρ < α (0.05). Uji statistic menggunakan

program SPSS Versi 16 dari hasil uji Chi-Square terhadap variabel

independen dengan variabel dependen yaitu pengetahuan dengan perilaku

merokok remaja (ρ=0.000). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada

hubungan antara pengetahun dengan perilaku merokok siswa. Penelitian

ini relevan dengan penelitian saya dimana hasil penelitian saya tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didapatkan bahwa

ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan perilaku merokok.

3. Penelitian yang dilakukan Septiana (2016) tentang Faktor keluarga yang

mempengaruhi perilaku merokok pada siswa sekolah menengah pertama,

0020Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan

pendekatan cross sectional terhadap 367 orang dengan menggunakan uji

statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi merokok

pada siswa SMP Negeri di Kabupaten Aceh Besar cukup tinggi yaitu

43,6%. Dimana hasil menunjukkan keluarga berpengaruh terhadap

munculnya perilaku merokok pada remaja. Penelitian ini relevan dengan

penelitian saya dimana hasil penelitian saya tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok didapatkan bahwa ada hubungan antara

faktor keluarga dengan perilaku merokok.

35
4. Penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah (2017) tentang determinan

perilaku merokok pada remaja, hasil penelitian menunjukkan bahwa

determinan (faktor-faktor yang berhubungan) dengan perilaku merokok

adalah pengetahuan tentang rokok, sikap terhadap rokok, kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah dan iklan rokok. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitatif analitik observational dengan desain cross

sectional. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling

dengan uji chi square.

Perbedaan Penelitian sebelumnya dengan penelitian saya yaitu dari

segi faktor perilaku merokok, teknik pengambilan sampel yang digunakan

berbeda dengan penelitian saya. Dimana, saya meneliti beberapa faktor

yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja SMP yaitu faktor

pengetahuan, motivasi merokok, pengaruh keluarga, dan pengaruh teman

sebaya dengan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional

dan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling.

36
2.6 Kerangka berpikir

1. Kerangka Teori
Remaja

1. Remaja awal 11-13 tahun


2. Remaja madya/pertengahan 14-16 tahun
3. Remaja akhir 17-20 tahun

Faktor- faktor yang mempengaruhi


remaja untuk merokok yaitu:
1. Pengetahuan
2. Motivasi merokok
3. Faktor Lingkungan Sosial: Perilaku Merokok
a. Faktor orang tua/ keluarga
b. Faktor teman sebaya
c. Pengaruh iklan
4. Faktor Psikologik:
a. Faktor Psikososial
b. Faktor Psikiatrik
5. Faktor Biologis
6. Faktor Demografi

Gambar 2.1 Kerangka teori

Sumber : Dewi (2015), Desmita (2015), Notoatmodjo (2010), Bahruddin (2017),


Puspita (2014)

37
2. Kerangka Konsep

Independen

Pengetahuan

Motivasi Merokok
Dependen
Pengaruh Keluarga

Pengaruh Teman Perilaku Merokok


sebaya

Psikologik

Biologik

Demografi

Keterangan :

= di teliti (Independen)

= tidak di teliti

= Dependen

= Hubungan

Gambar 2.2 Kerangka konsep

2.7 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara Tingkat

pengetahuan, Motivasi merokok, Pengaruh keluarga, Pengaruh teman sebaya

dengan Perilaku merokok pada Remaja di SMP Negeri 2 Tibawa.

38
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten

Gorontalo.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Maret-26 April 2018.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian Survey analitik dengan

rancangan Cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang

termasuk faktor resiko dan variabel-variabel efek diobservasi sekaligus pada

waktu yang sama (Notoatmodjo,2012). Adapun variabel independen pada

penelitian ini adalah Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku merokok pada

remaja, sedangkan variabel dependen adalah Perilaku merokok.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang berhubungan atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Hasmi, 2016).

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan,

motivasi merokok, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya.

39
3.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat adanya variabel bebas (Hasmi, 2016). Adapun variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Perilaku merokok.

3.3.3 Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan variabel operasional yang dilakukan

penelitian berdasarkan karakteristik yang diamati (Donsu, 2016).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


Operasional
Variabel Independen
Tingkat Hasil tahu Kuisioner Baik ≥ 50 % Ordinal
Pengetahuan remaja SMP Kurang <50 %
tentang rokok
secara umum
Motivasi merokok Alasan yang Kuisioner Tinggi ≥62,5% Ordinal
mendorong Rendah
remaja untuk <62,5%
mulai merokok
Pengaruh Keluarga Orang tua atau Kuisioner Tinggi ≥ 50 % Ordinal
orang yang Rendah <50%
tinggal serumah
dengan remaja
yang memiliki
perilaku
merokok yang
memungkinkan
untuk
mempengaruhi
remaja
Pengaruh Teman Teman yang Kuisioner Tinggi ≥ 50 % Ordinal
sebaya memiliki Rendah <50%
perilaku
merokok yang
memungkinkan
untuk
mempengaruhi
remaja
40
Variabel Dependen
Perilaku Merokok Remaja SMP Kuisioner Merokok = 1 Nominal
yang sudah Tidak merokok
mulai mencoba =0
merokok

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

laki-laki di SMP Negeri 2 Tibawa yang berjumlah 102 siswa.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012).Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik Accidental sampling yaitu suatu teknik

penetapan sampel dengan cara mengambil sampel yang kebetulan ada sesuai

dengan konteks penelitian.

Kriteria sampel sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

Bersedia menjadi responden penelitian

2. Kriteria Eksklusi

Tidak berada di tempat selama masa penelitian

Dengan melihat kriteria inklusi dan ekslusi penelitian, sampel yang diperoleh

peneliti berjumlah 90 responden.

41
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam

mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun langkah-

langkah pengumpulan data sebagai berikut:

3.5.1 Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah di isi oleh

responden.

b. Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari hasil dokumentasi yang di miliki oleh

pihak sekolah.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini

adalah lembar kuesioner yang memuat sejumlah pertanyaan yang di ajukan

kepada responden, dimana jawaban dari pertanyaan tersebut sudah disediakan

oleh peneliti. Pertanyaaan pada variabel pengetahuan terdapat 10 pertanyaan,

dimana dibagi menjadi pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan

positif terdapat dalam pertanyaan nomor 1,3,5,7,9. pertanyaan negatif terdapat

pada pernyataan 2,4,6,8,10. Jika jawaban responden tepat pada pernyataan positif

maupun negatif maka diberi skor 1, namun apabila jawaban responden tidak tepat

pada kedua pernyataan tersebut maka diberi skor 0. Pengetahuan remaja

dikategorikan baik jika jumlah skor yang diperoleh ≥50%. Sementara kategori

kurang baik diberikan jika skor yang diperoleh <50%.

42
Pernyataan pada Motivasi merokok terdiri dari 12 pernyataan yang dibagi

menjadi pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif terdapat

dalam pernyataan nomor 4,8, dan 12. Sedangkan, pernyataan negatif terdapat pada

nomor 1,2,3,5,6,7,9,10,dan 11. dengan pilihan jawaban pernyataan positif sangat

setuju (SS)= 1, Setuju (S) =2, Tidak setuju (TS)=3,Sangat tidak setuju (STS)= 4.

Dan jawaban pernyataan negatif sangat setuju (SS)= 4, Setuju (S) =3, Tidak setuju

(TS)=2,Sangat tidak setuju (STS)= 1. Motivasi merokok dikatakan tinggi jika ≥

62,5 % dan rendah jika <62,5 %.

Pernyataan tentang Pengaruh keluarga merokok terdiri 6 pertanyaan.

pertanyaan negatif nomor 1,2,3,4. pertanyaan positif terdapat pada pernyataan 5,6.

.Jika jawaban responden tepat pada pernyataan positif maupun negatif maka diberi

skor 1, namun apabila jawaban responden tidak tepat pada kedua pernyataan tersebut

maka diberi skor 0. dikategorikan tinggi jika jumlah skor yang diperoleh ≥50%.

Sementara kategori rendah diberikan jika skor yang diperoleh <50%.

Pernyataan tentang Teman sebaya terdiri 4 pertanyaan. Jika jawaban

responden ya diberi skor 1, namun apabila jawaban responden tidak maka diberi

skor 0. dikategorikan tinggi jika jumlah skor yang diperoleh ≥50%. Sementara

kategori rendah diberikan jika skor yang diperoleh <50%. Selanjutnya, Pertanyaan

perilaku merokok terdiri dari 1 pertanyaan untuk mengetahui karakteristik

responden yaitu merokok atau tidak merokok. Jika jawaban ya skor 1 dan jawaban

tidak skor 0.

43
3.5.3 Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Jika nilainya lebih besar atau sama

dengan r tabel pada α= 5% maka item tersebut dinyatakan valid, dan

sebaliknya item tersebut dinyatakan gugur bila nilainya lebih kecil dari

pada r tabel (Notoatmodjo,2012). Uji validitas ini di lakukan pada 30

responden dimana hasil uji validitas untuk seluruh pertanyaan dan

pernyataan pada variabel pengetahuan,motivasi merokok, pengaruh

keluarga, dan teman sebaya nilainya lebih besar dari r tabel (0,374)

sehingga kuisioner dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Jika nilai Cronbach’s Alpha

lebih dari ketentuan nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,6 maka kuisioner

tersebut dikatak reliabel (Notoatmodjo,2012). Hasil uji reliabilitas

untuk variabel pengetahuan nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,890 > 0,6

sehingga seluruh pertanyaan pada variabel pengetahuan di katakan

reliabel, hasil uji reliabilitas untuk variabel Motivasi merokok nilai

Cronbach’s Alpha yaitu 0,847 > 0,6 sehingga seluruh pernyataan pada

variabel motivasi merokok di katakan reliabel, hasil uji reliabilitas

untuk variabel keluarga nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,874 > 0,6

sehingga seluruh pernyataan pada variabel keluarga di katakan reliabel,

44
dan hasil uji reliabilitas untuk variabel teman sebaya nilai Cronbach’s

Alpha yaitu 0,874 > 0,6 sehingga seluruh pernyataan pada variabel

keluarga di katakan reliabel.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Cara Pengolahan data

Setelah Pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan

data. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing

Hasil angket dari atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (Editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah

kegiatan pengecekan dan perbaikan isi formulir atau kuisioner.

b. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan.

c. Data Entry (memasukkan data) atau processing

Data Entry adalah mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau

kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing.

d. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai tujuan penelitian atau yang

diinginkan peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi

16.0 dan manual.

45
3.6.2 Analisa Data

1. Analisis Univariat

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Data

univariat pada penelitian ini adalah data demografi, variabel

independen yaitu tingkat pengetahuan,motivasi merokok, keluarga

merokok, teman sebaya, dan variabel dependen yaitu perilaku

merokok.

2. Analisis Bivariat

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa bivariat.

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012).

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

pengetahuan, motivasi merokok, keluarga merokok, teman sebaya,

dengan perilaku merokok remaja. Teknik yang digunakan untuk

analisis bivariat ini adalah uji Chi Square dengan derajat kepercayaan

95 % (α = 0,05) sehingga jika nilai ρ <0,05 berarti menunjukkan ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.7 Hipotesis Statistika


H0 = tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan, motivasi merokok,
pengaruh keluarga, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku remaja di
SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo
H1 = ada hubungan antara tingkat pengetahuan, motivasi merokok, pengaruh
keluarga, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku remaja di SMP
Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo

46
Kesimpulan = ada hubungan antara tingkat pengetahuan, motivasi merokok,
pengaruh keluarga, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku remaja di
SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo.
3.8 Etika penelitian
Notoadmodjo (2012), secara umum terdapat empat prinsip utama dalam

etika penelitian keperawatan :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect For Human Dignity).

Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan

pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan

atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian.

Subjek dalam penelitian juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka

dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat

penelitian, prosedur penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan

kerahasiaan informasi.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (Respect For Privacy and

Confidentiality) manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak

asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan terbukanya informasi tentang

subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang

menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi

tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diharapkan

dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian

diganti

47
dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut

identitas subjek tidak terekspos secara luas.

3. Menghormati dan keadilan dan inklusivitas (Respect For Justice

Inclusiveness) prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna

bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing Harm

and Benefits) prinsip ini maknanya bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat bagi subjek penelitian dan populasi dimana

hasil penelitian akan diterapkan (Beneficience) kemudian meminimalisir

resiko/dampak yang merugikan bagi subjek penelitian (Nonmalaficience).

48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

SMP Negeri 2 Tibawa berada di Jalan Trans Sulawesi, Desa Buhu,

Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang memiliki luas

2
10.195 M . Sekolah ini terdiri dari 9 kelas yaitu kelas VII,VIII dan IX masing-

masing terdiri atas 3 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 242 orang yang terdiri

atas 102 orang laki-laki dan 140 orang perempuan. SMP Negeri 2 Tibawa adalah

salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Kabupaten Gorontalo. Sekolah

ini di Operasikan pada tanggal 5 September 1994 sesuai dengan SK Izin

Operasional 56001994.

4.1.2 Analisis Univariat

Dalam Penelitian ini variabel yang dianalisa peneliti ada 5 yang meliputi

variabel pengetahuan,motivasi merokok, pengaruh keluarga merokok, pengaruh

teman sebaya, dan perilaku merokok dengan melihat distribusi frekuensi.

1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan


remaja tentang merokok
No. Tingkat Pengetahuan n %
1. Baik 59 65,6
2. Kurang 31 34,4
Jumlah 90 100
Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan diketahui

bahwa dari 90 responden ada 59 responden (65,6 %) memiliki tingkat

pengetahuan yang baik dan 31 responden (34,4 %) memiliki pengetahuan yang

49
kurang tentang merokok Responden terbanyak yakni yang memiliki pengetahuan

yang baik tentang merokok dengan frekuensi 59 responden (65,6 %).

2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Merokok Remaja

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Merokok


Remaja
No. Motivasi Merokok n %
1. Tinggi 38 42,2
2. Rendah 52 57,8
Jumlah 90 100
Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi motivasi merokok diketahui

bahwa dari 90 responden ada 38 responden (42,2 %) yang memiliki motivasi

merokok yang tinggi dan 52 responden (57,8 %) yang memiliki motivasi yang

rendah Responden terbanyak yakni yang memiliki motivasi merokok yang rendah

sebanyak 52 orang (57,8 %).

3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Keluarga


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Keluarga
No. Pengaruh Keluarga n %
1. Tinggi 48 53,3
2. Rendah 42 46,7
Jumlah 90 100
Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi diketahui faktor keluarga bahwa dari 90

responden ada 48 responden (53,3%) memiliki faktor keluarga yang tinggi dan 42

responden (46,7 %) memiliki faktor keluarga yang rendah. Responden terbanyak

yakni responden dengan faktor keluarga yang tinggi sebanyak 48 responden (53,3

%).

50
4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan PengaruhTeman Sebaya


No. Pengaruh Teman sebaya n %
1. Tinggi 62 68,9
2. Rendah 28 31,1
Jumlah 90 100
Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi faktor teman sebaya diketahui

bahwa dari 90 responden ada 62 responden (68,9 %) memiliki faktor teman

sebaya yang tinggi dan 28 responden (31,1 %) memiliki faktor teman sebaya yang

rendah. Responden terbanyak yakni responden dengan faktor teman sebaya yang

tinggi sebanyak 62 orang (68,9 %).

5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Remaja

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku merokok


No. Perilaku Merokok n %
1. Merokok 58 64,4
2. Tidak Merokok 32 35,6
Jumlah 90 100
Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi, diketahui bahwa responden yang

merokok sebanyak 58 responden (64,4 %) dan yang tidak merokok sebanyak 32

responden (35,6 %).

4.1.3 Analisis Bivariat

Dalam Penelitian ini variabel-variabel yang dianalisa peneliti antara lain

pengaruh variabel tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok, pengaruh

motivasi merokok dengan perilaku merokok, pengaruh keluarga merokok dengan

perilaku merokok, pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok dengan

melihat distribusi frekuensi.

51
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok Remaja

Tabel 4.8 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok Remaja


Tingkat Perilaku Merokok
No Pengetahuan Merokok Tidak Jumlah P
tentang Merokok Value
rokok n % n % n %
1. Baik 27 30 32 35,6 59 65,6
2. Kurang 31 34,4 0 0 31 34,4 0,000

Total 58 64,4 32 35,6 90 100


Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi hubungan tingkat pengetahuan

dengan perilaku merokok, diketahui bahwa dari 90 responden ada 59 responden

(65,6 %) yang memiliki pengetahuan yang baik tentang merokok. Dimana, 27

responden (30 % ) diantaranya merokok dan 32 responden (32 %) tidak merokok.

Sementara itu, sebanyak 31 responden (34,4 %) responden memiliki pengetahuan

kurang dan seluruhnya merokok. Responden yang merokok dan memiliki tingkat

pengetahuan kurang tentang merokok jumlahnya lebih banyak di bandingkan

dengan jumlah responden yang merokok namun memiliki tingkat pengetahuan

yang sudah baik. Sementara itu, seluruh responden yang tidak merokok sudah

memiliki pengetahuan yang baik.

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai

signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok.

52
2. Hubungan Motivasi Merokok dengan Perilaku Merokok Remaja

Tabel 4.9 Hubungan Motivasi Merokok Dengan Perilaku Merokok Remaja

Perilaku Merokok
No Motivasi Merokok Tidak Jumlah P
Merokok Merokok Value
n % n % N %
1. Tinggi 33 36,7 5 5,5 38 42,2
2. Rendah 25 27,8 27 30 52 57,8 0,000

Total 58 64,5 32 35,5 90 100


Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi Hubungan motivasi merokok

dengan perilaku merokok, diketahui bahwa dari 90 responden, ada 38 responden

(42,2%) yang memiliki motivasi merokok yang tinggi. Dimana, sebanyak 33

responden (36,7%) diantaranya merokok dan 5 responden (5,5%) yang tidak

merokok. Sementara itu, responden yang memiliki motivasi merokok rendah

sebanyak 52 responden (57,8%), dimana responden yang merokok sebanyak 25

responden (27,8%) dan 27 responden (30%) tidak merokok. Responden terbanyak

yakni pada responden yang merokok dengan motivasi merokok yang tinggi yaitu

sebanyak 33 responden (36,7%).

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai

signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

Motivasi merokok dengan perilaku merokok.

53
3. Hubungan Pengaruh Keluarga dengan Perilaku Merokok Remaja

Tabel 4.10 Hubungan Pengaruh Keluarga dengan Perilaku Merokok Remaja


Perilaku Merokok
No Pengaruh Merokok Tidak Jumlah P
Keluarga Merokok Value
N % N % N %
1. Tinggi 40 44,4 8 8,9 48 53,3
2. Rendah 18 20 24 26,7 42 46,7 0,000

Total 58 64,4 32 35,6 90 100


Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.10 distribusi frekuensi hubungan pengaruh keluarga

dengan perilaku merokok, diketahui bahwa dari 90 responden ada 48 responden

(53,3 %) yang pengaruh keluarganya tinggi. Dimana, 40 responden (44,4 %)

diantaranya merokok dan 8 responden (8,9 %) tidak merokok. Sementara itu,

responden yang pengaruh keluarganya rendah sebanyak 42 responden (46,7 %).

Dimana, responden yang merokok sebanyak 18 responden (20%) dan responden

yang tidak merokok sebanyak 24 responden (26,7 %). Responden terbanyak yakni

pada responden yang merokok yang pengaruh keluarganya tinggi yaitu sebanyak

40 responden (44,4 %).

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai

signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

pengaruh keluarga dengan perilaku merokok.

54
4. Hubungan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok Remaja

Tabel 4.11 Hubungan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok Remaja
Pengaruh Perilaku Merokok
Merokok Tidak Jumlah P
No Teman Merokok Value
Sebaya
n % n % n %
1. Tinggi 54 60 8 8,9 62 68,9
2. Rendah 4 4,4 24 26,7 28 31,1 0,000

Total 58 64,4 32 35,6 90 100


Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi hubungan pengaruh teman

sebaya dengan perilaku merokok, diketahui bahwa dari 90 responden ada 62

responden (68,9 %) yang pengaruh teman sebayanya tinggi. Dimana, sebanyak 54

responden (60 %) diantaranya merokok dan 8 responden (8,9 %) yang tidak

merokok. Sementara itu, ada 28 responden (31,1 %) yang memiliki pengaruh

teman sebayanya rendah. Dimana sebanyak 4 responden (4,4 %) yang merokok

dan 24 responden (26,7 %) tidak merokok.

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai

signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok.

55
4.2 Pembahasan

4.2.1 Tingkat Pengetahuan, Motivasi Merokok, Pengaruh Keluarga

Pengaruh Teman Sebaya di SMP Negeri 2 Tibawa

Untuk Tingkat Pengetahuan, dimana berdasarkan tabel 4.3 distribusi

frekuensi tingkat pengetahuan diketahui bahwa dari 90 responden ada 59

responden (65,6 %) yang memiliki pengetahuan yang baik tentang merokok dan

untuk responden yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang merokok

sebanyak 31 orang (34,4 %).

Dari data tersebut diperoleh bahwa sebanyak 59 responden (65,6 %) yang

memiliki pengetahuan baik. Dalam hal ini, dari hasil penelitian didapatkan bahwa

sebagian besar responden telah mengetahui bahwa rokok adalah hasil olahan

tembakau, rokok mengandung zat berbahaya, dan merokok dapat menyebabkan

kerusakan pada paru-paru, serta pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan

janin. Sementara itu, ada 31 responden (34,4 %) yang memiliki pengetahuan

kurang dimana dari hasil penelitian didapatkan bahwa mereka belum mengetahui

bahwa rokok mengandung zat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan paru-

paru.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Afdol rahmadi, Yuniar Lestari, dan yenita tahun 2013 tentang hubungan

pengetahuan dan sikap remaja terhadap rokok dengan kebiasaan merokok siswa

SMP di kota padang dimana hasil penelitian menunjukan remaja dengan

pengetahuan baik sebesar 89,6 % dan remaja dengan pengetahuan rendah sebesar

10,4 %. Kemudian, untuk Motivasi Merokok dimana berdasarkan tabel 4.4

56
distribusi frekuensi motivasi merokok diketahui bahwa dari 90 responden, ada 38

responden (42,2%) yang memiliki motivasi merokok yang tinggi dan sebanyak 52

responden (57,8 %) yang memiliki motivasi yang rendah.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

motivasi yang rendah lebih banyak. Dari hasil penelitian dimana responden yang

memiliki motivasi tinggi menganggap bahwa merokok merupakan hal yang wajar,

dan jika merokok akan terlihat seperti orang dewasa, mereka juga menganggap

bahwa merokok merupakan tren yang perlu diikuti serta dapat memudahkan

mereka dalam pergaulan. Seperti yang dikemukakan oleh Bahtiar (2011) Motivasi

merupakan salah satu aspek yang berperan pada pembentukan sikap dan perilaku,

dorongan-dorongan yang timbul merupakan salah satu aspek yang akan berperan

pada perilaku merokok remaja, dorongan dari dalam diri individu merupakan

faktor yang akan mengendalikan perilaku seseorang.

Selain itu, untuk Pengaruh keluarga dimana berdasarkan tabel 4.5

distribusi frekuensi diketahui bahwa dari 90 responden ada 48 responden (53,3 %)

yang pengaruh keluarganya tinggi dan 42 responden (46,7 %) yang pengaruh

keluarganya rendah. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang

keluarganya tinggi lebih besar. Dimana dari hasil penelitian, diketahui bahwa

mereka yang memiliki orang tua atau kakak yang merokok di rumah cenderung

memiliki perilaku merokok. Seperti yang dikemukakan oleh Helmi (dalam

Hasmiati,2013) bahwa Keluarga merupakan lembaga sosial bagi anak dan remaja.

Sehingga keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan

perilaku anak.

57
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Astri Kustanti

tentang hubungan antara pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya,dan pengaruh

iklan terhadap perilaku merokok pada remaja di SMP Negeri 1 Slogohimo, Wonogiri

dimana hasil penelitian menunjukan pengaruh keluarga yang kuat sebesar 53,5 % dan

pengaruh keluarga yang kurang kuat sebesar 46,5 %.

Selain itu juga, untuk Pengaruh teman sebaya dimana berdasarkan tabel

4.6 distribusi frekuensi pengaruh teman sebaya diketahui bahwa dari 90

responden ada 62 responden (68,9 %) pengaruh teman sebayanya tinggi dan

sebanyak 28 responden (31,1 %) pengaruh teman sebayanya rendah. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa responden dengan pengaruh teman sebayanya

tinggi lebih besar, dimana dari hasil penelitian responden yang memiliki teman

yang perokok akan cenderung menjadi perokok.

Seperti yang di kemukakan oleh Mu’tadin, 2002 (dalam Bahruddin, 2017)

Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk dapat diterima oleh teman

sebayanya. Selain itu, Remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama teman

sebayanya dimana melalui interaksi dengan teman sebayanya remaja akan

mempelajari relasi yang timbal balik, dimana remaja akan memiliki kecendrungan

merokok apabila memiliki teman-teman yang merokok. Hal ini di dukung oleh

penelitian yang dilakukan Baharuddin tahun 2017 tentang Faktor - faktor yang

berhubungan dengan Perilaku Merokok pada anak usia remaja madya (15-18

tahun) dimana hasil penelitian menunjukan 71,25 % responden yang memiliki

teman yang merokok 36,25 % diantaranya merokok.

4.2.2 Perilaku Merokok di SMP Negeri 2 Tibawa

58
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi perilaku merokok, diketahui bahwa

dari 90 responden, ada 58 responden (64,4 %) yang merokok dan sebanyak 32

responden (35,6 %) yang tidak merokok. Dari data tersebut diketahui bahwa

sebagian besar siswa di SMP Negeri 2 Tibawa sudah merokok.

Hal ini di karenakan Perilaku Merokok siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti Tingkat Pengetahuan remaja, Motivasi Merokok, Pengaruh

Keluarga yang Merokok, dan Pengaruh Teman Sebaya. Hal ini sejalan dengan

yang dikemukaan Notoatmodjo (2010) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku yakni ada 3 faktor, faktor predisposisi (misalnya pengetahuan, sikap,

tindakan, keyakinan dan motivasi), faktor pendukung (misalnya lingkungan sosial

seperti keluarga, teman dan masyarakat) serta faktor pendukung (misalnya

ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya). Selain itu, Dari data yang

diperoleh juga memperlihatkan bahwa pengaruh terbesar dari perilaku merokok

yakni dari faktor teman sebaya yaitu sebanyak 54 responden (60 %).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Bahruddin tahun 2017 tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku

merokok pada anak usia remaja madya (15-18 tahun) dimana hasil penelitian

menunjukkan dari 80 responden ada 32 responden (40 %) yang merokok.

4.2.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok Remaja

di SMP Negeri 2 Tibawa

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai
signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

59
bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan Perilaku merokok.

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa ada 32 responden yang memiliki

Pengetahuan baik dan tidak merokok. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian

mereka sudah mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh rokok seperti dapat

menyebabkan kerusakan paru-paru, kanker, dan dapat menyebabkan kematian.

Sementara itu, ada 31 responden (34,4 %) memiliki pengetahuan yang kurang dan

mereka merokok. Dimana, dari hasil penelitian mereka belum mengetahui bahwa

merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti dapat menyebabkan

kanker dan kematian.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuanlah yang dapat

mengontrol perilaku merokok. Dimana, pengetahuan merupakan modal dasar bagi

seseorang untuk merokok. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2010) bahwa Pengetahuan merupakan faktor predisposisi yang

memengaruhi perilaku seseorang, dimana pada dasarnya pengetahuan merupakan

hasil tahu dari seseorang yang didasari atas adanya stimulus yang diperoleh

sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan yang tinggi

tentang rokok pada remaja cenderung memperkecil kemungkinan remaja tersebut

berperilaku merokok. Hal ini disebabkan remaja tersebut telah mengetahui bahaya

atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh rokok.

Sedangkan, sebanyak 27 responden (30 %) sudah memiliki tingkat

pengetahuan yang baik tentang merokok namun mereka merokok. Hal ini tidak

sejalan dengan teori karena walaupun mereka sudah mengetahui tentang bahaya

60
merokok namun mereka tetap merokok, hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Amalia 2014 tentang hubungan Pengetahuan dan Motivasi dengan

Perilaku merokok pada remaja usia 12-15 tahun yang menunjukan bahwa

pengetahuan tidak signifikan berhubungan dengan perilaku merokok karena

remaja yang sudah mengetahui tentang bahaya rokok kenyataannya masih tetap

merokok kondisi ini disebabkan karena keingintahuan remaja untuk merokok

tinggi sehingga keinginan untuk mencoba merokok tetap ada.

Selain itu, dapat juga disebabkan karena usia. Dimana, 27 responden yang

merokok rentang usianya dari 12-16 tahun. Usia ini tergolong tahap remaja awal

dan pertengahan, dimana tahap ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak

ke masa dewasa sehingga pola pikir mereka masih labil. seperti yang

dikemukakan oleh soetjiningsih (2013) bahwa pada usia remaja awal dan

pertengahan, remaja masih sulit mengambil keputusan, dan pada usia ini remaja

sangat membutuhkan teman dan ia senang jika mempunyai teman yang banyak

sehingga ada kecendrungan untuk mengikuti temannya.

Namun, dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang merokok

dan memiliki pengetahuan kurang lebih banyak dibandingkan dengan responden

yang memiliki pengetahuan baik namun merokok. Dimana, hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan Hasriani tahun 2014 tentang Hubungan

Pengetahuan dengan Perilaku merokok siswa kelas 2 SMP Negeri 30 Makasar

dimana hasil penelitian menunjukan bahwa Pengetahuan menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi perilaku merokok remaja. Selain itu, hasil penelitian yang

dilakukan Wahyu Kuntara tahun 2012 tentang Hubungan antara Tingkat

61
Pengetahuan Penyakit akibat merokok dengan Perilaku merokok pada usia

dewasa awal dimana hasil penelitian menunjukan bahwa semakin baik

pengetahuan responden tentang penyakit akibat rokok maka perilaku merokoknya

semakin ringan atau berkurang.

4.2.4 Hubungan Motivasi Merokok dengan Perilaku Merokok Remaja di

SMP Negeri 2 Tibawa

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai

signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

Motivasi merokok dengan perilaku merokok.

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa ada 33 responden (36,7 %) yang

memiliki motivasi merokok yang tinggi dan mereka merokok. Dari hasil

penelitian diperoleh informasi bahwa mereka menganggap merokok dapat

meningkatkan percaya diri dan merupakan hal yang wajar untuk dilakukan.

Sehingga dapat diketahui bahwa motivasi cukup mempengaruhi seseorang untuk

merokok. Seperti yang dikemukaan oleh Terry G. (dalam Amalia, 2014) bahwa

motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seorang individu yang

mendorongnya untuk melakukan tindakan, tingkah laku atau perilaku.

Sejalan dengan di kemukakan oleh Hussin dan Mariani, 2004 (dalam

Baharuddin, 2017), bahwa orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin

tahu atau ingin melepaskan diri dari kebosanan, adanya keinginan untuk telihat

keren, dimana merokok menjadi suatu tanda kebebasan dan perilaku merokok

62
tidak salah dari segi moral. Sementara itu, sebanyak 27 responden (30 %)

memiliki motivasi merokok yang rendah dan mereka tidak merokok. Dimana dari

hasil penelitian di peroleh informasi bahwa mereka menganggap merokok

bukanlah tren yang perlu diikuti, dan bukan hal yang patut ditiru, mereka juga

mengganggap bahwa merokok tidak memberikan ketenangan.

Selain itu, ada 25 responden (27,8 %) yang memiliki motivasi rendah

namun mereka merokok. Dimana dari hasil penelitian mereka menganggap bahwa

orang yang merokok tidak tampak seperti orang dewasa. Namun, mereka

mengganggap bahwa merokok dapat memudahkan pergaulan. Hal ini juga sejalan

dengan penelitian yang di lakukan oleh Suharno tentang hubungan teman sebaya

dengan perilaku merokok remaja dimana dari hasil penelitiannya menunjukan

bahwa remaja yang merokok akibat dari keinginan yang besar untuk di terima

didalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, ada 5 responden (5,5 %) yang

memiliki motivasi merokok yang tinggi namun tidak merokok. Hal ini

menunjukan bahwa tidak semua keinginan yang besar dalam diri seseorang dapat

mendorong untuk melakukan sesuai dengan keinginannya tersebut, hal ini

disebabkan karena faktor lain misalnya ketersediaan dana untuk membeli rokok.

Dimana hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramantika tahun

2014 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja

usia pertengahan (15-17 tahun) hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh

keterjangkauan uang saku dengan perilaku merokok pada remaja dimana remaja

yang memiliki uang jajan yang sedikit cenderung akan menghemat uangnya

63
sedangkan yang memiliki uang jajan yang lebih banyak akan cenderung

menggunakannya untuk membeli rokok.

Namun, dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang merokok

dan memiliki motivasi tinggi lebih banyak dibandingkan dengan responden yang

memiliki motivasi rendah. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Amalia tahun 2014 tentang hubungan Pengetahuan dan Motivasi dengan Perilaku

merokok pada remaja usia 12-15 tahun dimana hasil penelitian menunjukan

bahwa ada hubungan antara motivasi dengan perilaku merokok pada remaja usia

12-15 tahun dimana motivasi merokok merupaka salah satu faktor yang mendasari

perilaku merokok pada remaja. Selain itu juga, didukung oleh penelitian Kevin

tahun 2017 tentang hubungan Pengetahuan dan Motivasi dengan Perilaku

merokok remaja di SMK 3 Kota Gorontalo, dimana hasil penelitian menunjukan

bahwa sebagian besar responden yang memiliki perilaku merokok cenderung

memiliki motivasi merokok yang tinggi.

4.2.5 Hubungan Pengaruh Keluarga dengan Perilaku Merokok Remaja di

SMP Negeri 2 Tibawa

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai

signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

keluarga merokok dengan perilaku merokok. Berdasarkan tabel 4.10 sebanyak 40

responden (44,4 %) pengaruh dari keluarga untuk merokok tinggi dan mereka

merokok. Dimana, dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa responden

64
yang memiliki orang tua atau kakak yang merokok akan berperilaku merokok,

selain itu mereka yang merokok pernah di mintai tolong oleh anggota keluarga

yang lain untuk membeli rokok.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa faktor keluarga memiliki

pengaruh cukup besar terhadap terbentuknya perilaku merokok dimana keluarga

berperan membentuk sikap remaja dan menjadi tempat belajar pertama bagi

seorang remaja. Perilaku yang dilakukan orang tua berupa perilaku merokok dapat

diikuti oleh anak, begitu pula dengan perilaku anggota keluarga yang lain

misalnya saudara. Dimana, saudara yang perokok berperan juga dalam

pembentukan perilaku merokok.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mu’tadin (dalam

Bahruddin, 2017) dimana Orang tua adalah contoh dan model bagi remaja, namun

bagi orang tua yang kurang tahu tentang kesehatan secara tidak langsung mereka

telah mengajarkan perilaku atau pola hidup yang kurang sehat. Banyaknya remaja

yang merokok salah satu pendorongnya adalah dari pola asuh keluarga mereka

yang kurang baik, contohnya perilaku orang tua yang merokok dan perilaku

tersebut dicontoh oleh anak-anaknya. Seperti yang di kemukakan dalam teori

belajar sosial menurut Miller dan Dollard yang menyebutkan bahwa tingkah laku

manusia merupakan hasil belajar.

Sementara itu, diketahui bahwa ada 24 responden yang pengaruh keluarga

untuk merokoknya rendah dan mereka tidak merokok. Dimana, dari hasil

penelitian diketahui bahwa orang tua atau kakak mereka tidak merokok, dan

mereka akan mendapatkan hukuman jika merokok. Selain itu, ada 18 responden

65
(20 %) yang pengaruh keluarganya rendah, namun mereka merokok.. Sebaliknya

ada 8 responden yang memiliki pengaruh keluarga yang tinggi untuk merokok

namun mereka tidak merokok. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tidak

selamanya faktor keluarga dapat mempengaruhi perilaku merokok, dimana hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari tahun 2011 tentang

hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja dimana hasil

penelitiannya menunjukan bahwa pola asuh orang tua tidak mempunyai hubungan

signifikan dengan perilaku merokok seseorang artinya seperti apa pola asuh orang

tua tidak menjamin seseorang untuk tidak merokok.

Namun, dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang merokok

dan memiliki pengaruh keluarga yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengaruh keluarga yang rendah. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Rachmat tahun 2013

tentang Perilaku merokok remaja Sekolah Menengah pertama dimana hasil

penelitian menunjukan bahwa keluarga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok. Selain itu juga, didukung oleh Penelitian yang

dilakukan oleh Ariska Hesti Sundari tahun 2014 tentang Hubungan antara Peran

Keluarga dengan Perilaku merokok pada remaja Laki-laki kelas XI. Dimana, hasil

penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi peran keluarga yang berperilaku

merokok maka semakin tinggi perilaku merokok pada remaja.

66
4.2.6 Hubungan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok

Remaja di SMP Negeri 2 Tibawa

Berdasarkan hasil analisis Chi Square didapatkan nilai sebesar 0.000. Nilai

signifikan (P-value) ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga H1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat hubungan yang signifikan antara

faktor teman sebaya dengan perilaku merokok.

Berdasarkan tabel 4.11, diketahui bahwa sebanyak 54 responden (60 %)

memiliki pengaruh teman sebaya yang tinggi dan mereka merokok. Dimana, dari

hasil penelitian diperoleh informasi bahwa responden memiliki teman yang

merokok dan mereka menerima ajakan teman mereka untuk merokok serta

mereka akan merasa dijauhi jika menolak ajakan teman mereka.

Sementara itu, ada 24 responden (26,7 %) yang memiliki pengaruh teman

sebaya rendah dan mereka tidak merokok. Dari infomasi tersebut dapat diketahui

bahwa teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya

perilaku merokok dimana responden yang memiliki teman yang perokok

cenderung akan menjadi perokok. Seperti yang dikemukakan oleh Conger, Papalia

dan Olds (dalam Dewi,2015) bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber

utama bagi remaja dalam hal ini persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya

hidup dimana, bagi remaja teman-teman menjadi sumber informasi.

Selain itu, Menurut Santrock (2010) bahwa remaja mengikuti apa yang

kelompok temannya lakukan untuk mempertahankan kedudukannya di dalam

kelompok agar sama seperti sikap dan perilaku teman-temannya. Sementara itu,

67
ada 8 responden (8,9%) yang pengaruh teman sebayanya tinggi namun mereka

tidak merokok, dari hasil penelitian hal ini karena pengaruh keluarga dimana

orang tua mereka melarang mereka untuk merokok dan akan mendapatkan

hukuman jika mereka merokok. Sebaliknya, ada 4 responden (4,4 %) yang

pengaruh teman sebayanya rendah namun mereka merokok. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa tidak semua perilaku merokok disebabkan oleh adanya

pengaruh teman sebaya, melainkan ada faktor lain yang berkontribusi untuk

mempengaruhi perilaku merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Anggarwati tahun 2014 tentang hubungan antara interaksi teman

sebaya dengan perilaku merokok pada remaja, dimana hasil penelitiannya

menunjukan tidak ada hubungan antara interaksi teman sebaya dengan perilaku

merokok pada remaja, dimana perilaku merokok dapat dipengaruhi oleh faktor

lain seperti keluarga, faktor kepribadian, dan iklan rokok.

Namun, dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang merokok

dan memiliki pengaruh teman sebaya yang tinggi lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang memiliki pengaruh teman sebaya yang rendah. Penelitian

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suharno tahun 2016 tentang

Hubungan Teman Sebaya dengan Perilaku merokok pada remaja. Dimana, hasil

penelitian menunjukan bahwa lebih dari setengah responden yang memiliki teman

sebaya perokok juga memiliki perilaku yang sama dengan temannya yaitu sebesar

58,9 %. Selain itu juga, didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhamad

Rachmat tahun 2013 tentang Perilaku merokok remaja Sekolah Menengah

pertama dimana hasil penelitian menunjukan bahwa teman sebaya dapat

68
mempengaruhi niat remaja untuk merokok dimana ada hubungan signifikan antara

interaksi teman sebaya dengan perilaku merokok.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian . Keterbatasan tersebut yaitu:

Instrumen Penelitian ini berupa kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

dijawab oleh responden, sehingga keakuratan data sangat bergantung pada

kejujuran dan keterbukaan responden.

69
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat Pengetahuan tentang rokok yang baik sebesar 65,6 %, Motivasi

Merokok tinggi sebesar 42,2 %, Pengaruh keluarga tinggi sebesar 53,3 %, dan

Pengaruh teman sebaya tinggi sebesar 68,9 %.

2. Perilaku Merokok remaja di SMP Negeri 2 Tibawa yakni sebesar 64,4% .

3. Ada Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok remaja

di SMP Negeri 2 Tibawa p=0,000 (α <0,05).

4. Ada hubungan antara Motivasi Merokok dengan Perilaku Merokok remaja di

SMP Negeri 2 Tibawa p=0,000 (α<0,005).

5. Ada hubungan antara Keluarga Merokok dengan Perilaku Merokok remaja di

SMP Negeri 2 Tibawa p=0,000 (α<0,005).

6. Ada hubungan antara Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok remaja di

SMP Negeri 2 Tibawa p=0,000 (α<0,005).

5.2 Saran

1. Bagi Orang tua

Orang tua bisa menerapkan anti merokok dikeluarganya sehingga anak

tidak meniru perilaku merokok dari orang tua maupun keluarga yang

lain.

70
2. Bagi Pihak Sekolah

Bagi pihak sekolah agar dapat memberikan edukasi tentang bahaya

merokok dan selalu mengawasi anak didiknya agar tidak merokok, serta

memberikan solusi penanganan perilaku merokok di sekolahnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitian serupa dengan

meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku

merokok.

71
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,Agus dan Nopiyanto. 2017. Determinan Perilaku Merokok pada


remaja. Journal Endurance. Vol.2.No.1

Amalia, Dewi. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi dengan Perilaku


Merokok pada remaja Usia 12-15 tahun di Desa Ngumpul. Tesis Program
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Andriyani, R. 2011. Bahaya Merokok. Jakarta: Sarana bangun Pustaka.
https://books.google.co.id/books?id=Bahaya+merokok diakses pada
tanggal 30 Januari 2018
Baharuddin.2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada
anak usia remaja madya 15-18 tahun. Skripsi Program Sarjana
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar
Bahtiar.2011. Manajeen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga
Bensley, J & Fisher,B. 2009. Metode Pendidikan Masyarakat. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC https://books.google.co.id/books?id=Metode+pendidikan
+ masyarakat diakses pada tanggal 21 Februari 2018

CDC. 2010. How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral
Basis for Smoking Attributable Disease A report of the Surgeon General.
Atlanta: US. Public Health Service.
Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Dewi, R.Cintya, Anisa Oktiawati, dan Lintang D.Saputri. 2015. Teori dan Konsep
Tumbuh Kembang Bayi, toddler, anak, dan remaja. Yogyakarta: Nuha
Medika

Donsu, J. D.2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

Hasmiati.2012.Gambaran Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Perilaku


Merokok pada Remaja SMA Negeri 2 Makasar. Skripsi Sarjana Kesehatan
Masyarakat Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN
Alaudin Makasar

Hasmi. 2016. Metode Penelitian Kesehatan. Jayapura: In Media.

72
Hasriani, Nurfadilah Sewang, dan H.Muzakkir. 2014. Hubungan pengetahuan
dengan perilaku merokok siswa kelas II SMP Negeri 03 Makasar.Jurnal
ilmiah kesehatan Diagnosis. Vol 5. No.3

Kuntanti, Astri.2014.Hubungan antara Perngaruh Keluarga, Pengaruh teman, dan


Pengaruh Iklan terhadap Perilaku Merokok pada Remaja di SMP Negeri 1
Slogohimo Wonogiri. Skripsi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kementrian Kesehatan RI, 2015.Infodatin Perilaku Merokok Masyarakat


Indonesia.Jakarta www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?cid=
15090900003-1&id=perilaku-merokok-masyarakat-indonesia.html diakses
pada tanggal 29 januari 2018
Monks, F. 2008. Pengantar Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Gajah Mada
University Press.
Notoatmodjo,Soekidjo.2010.Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka cipta.

Notoatmodjo.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta

Nurrahma.2014. Pengaruh rokok terhadap kesehatan dan pembentukan karakter


manusia. Prosiding Seminar Nasional , vol.1, No.1.

Puspita.2014. Hubungan Tingkat stress dengan perilaku merokok pada remaja


laki-laki di desa Tolomato Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone
Bolango. Skripsi Program Sarjana Keperawatan Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.

Rahmadi, Afdol, Yuniar Lerstari, Yenita.2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap


terhadap rokok dengan Kebiasaan Merokok siswa SMP di Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas.Vol.2.No.1
Rachmat,Muhammad, Ridwan M. Thaha, dan Muhammad syafar. 2013.Perilaku
merokok remaja sekolah menengah pertama. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. Vol.7.No.11
Santrock, J. W. 2010. Remaja Jilid 2 edisi 11. Jakarta: Erlangga.

Sapiun, Z., Goi, M., & Herawati, d. L. 2017. Persepsi Remaja Nonperokok
terhadap Pictorial Health Warnings di Kota Gorontalo . Media Litbangkes,
Vol. 27 No. 3.
Sarwono, S. W. 2012. In Psikologi remaja. Jakarja: Rajawali Pers.
Septiana, N. 2016. Faktor Keluarga Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada
Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Ilmu Keperawatan, 4:1.

73
Septriadi, V. 2016. Perilaku merokok siswa SMP di kota Pekanbaru. JOM FISIP,
Vol.3 No.1
Soetjiningsih, & Ranuh, I. 2013. Tumbuh kembang anak edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Sugiyono. 2012. Metode penelitian kesehatan. Bandung: Alfabeta.


Sukmana, T. 2009. Mengenal rokok dan bahayanya. Jakarta: Be Champion.
https://books.google.co.id/books/about/mengenal_rokok_dan_bahayanya
diakses pada tanggal 30 januari 2018
Sunaryo. 2013. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
https://books.google.co.id/books?id=psikologi+keperawatan diakses pada
tanggal 21 Februari 2018

Tololiu,Kevin.2017.Hubungan Pengetahuan dan motivasi dengan perilaku


merokok pada remaja di SMK Negeri 3 kota Gorontalo. Skripsi Program
Sarjana Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri
Gorontalo.

Wawan, D. 2010.Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku


Manusia.Yogyakarta:Nuha Medika

Widiansyah, M. 2014. Faktor-faktor penyebab perilaku remaja perokok di desa


Sidorejo Kabupaten penajam paser utara. eJournal Sosiologi, Vol.2, No.4

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah.


Yogyakarta: Nuha Medika

74
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Olahraga

dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo

Nama : Widya Yuanita Idris

NIM : 841414087

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Faktor-faktor yang

mempengaruhi Perilaku merokok pada remaja usia 13-16 tahun di Kecamatan

Gorontalo Kabupaten Gorontalo”. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti

meminta kesediaan saudara untuk menjadi responden dan meluangkan waktu

untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan Adapun segala informasi yang

saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya, untuk kesediaan menjadi

responden dengan menandatangani kolom di bawah ini.

Atas kesediaannya dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

( ) Widya Yuanita Idris


841414087

75
KUISIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK
PADA REMAJA DI SMP NEGERI 2 TIBAWA
Pengisian kuisioner ini tidak berpengaruh terhadap penilaian prestasi
belajar dan nilai raport serta bersifat rahasia.

A. Identitas/Data Demografi Responden


1. Kode Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Kelas :

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok


1. Pengetahuan
Berikan tanda ceklis (√) pada pada satu kotak yang menurut anda benar!
No Pernyataan Benar Salah
1. Rokok adalah hasil olahan tembakau
terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya

2. Pada wanita hamil, merokok tidak akan


menyebabkan gangguan pada janin.

3. Rokok mengandung 4000 bahan kimia


yang berbahaya.

4. Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan


atau kecanduan

5. Merokok dapat menyebabkan hipertensi


6. Merokok tidak dapat menyebabkan
kemandulan

7. Merokok dapat menyebabkan kerusakan


paru-paru

8. Merokok tidak dapat menyebabkan kanker

76
9. Merokok dapat menyebabkan kematian
10. Rokok tidak berpengaruh
terhadap kesehatan gigi dan mulut

2. Motivasi Merokok
Berikan tanda ceklis (√) pada satu kotak yang menurut anda paling sesuai.
Keterangan :
Sangat setuju (SS) = jika pernyataan dalam kuisioner sangat anda setujui
Setuju (S) = Jika pernyataan dalam kuisioner anda setujui
Tidak setuju (TS) = jika pernyataan dalam kuisioner anda tidak setujui Sangat tidak
setuju (STS) = Jika pernyataan dalam kuisioner sangat tidak anda setujui

No Pernyataan SS S TS STS
1. Orang yang merokok terlihat
keren

2. Orang yang merokok terlihat


gagah

3. Orang yang merokok tampak


seperti orang dewasa

4. Orang yang merokok tidak


disukai perempuan

5. Rokok merupakan lambing


kebebasan

6. Rokok dapat memudahkan


pergaulan

7. Merokok dapat meningkatkan


percaya diri

8. Merokok dianggap kurang sopan


9. Merokok adalah tren yang harus
di ikuti

77
10. Merokok merupakan hal
yang wajar
11. Merokok memberikan
ketenangan
12. Merokok bukanlah hal
yang patut ditiru

3. Pengaruh Keluarga
Berikan tanda ceklis (√) pada satu kotak yang menurut anda paling sesuai!
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah orang tua anda merokok?

2. Apakah saudara anda merokok?


3. Apakah anda pernah dimintai tolong untuk
membeli rokok?

4. Apakah anda pernah mengambil rokok


miliki orang tua/saudara untuk merokok?

5. Apakah ada larangan merokok dari orang


tua anda?

6. Apakah anda mendapat hukuman ketika


anda merokok?

4. Pengaruh Teman sebaya


Berikan tanda ceklis (√) pada pada satu kotak yang menurut anda paling
sesuai!
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah teman main/dekat anda merokok?

2. Apakah teman main/dekat anda pernah


mengajak anda merokok?

3. Apakah anda menerima ajakan teman anda

78
untuk merokok?
4. Apakah anda merasa dijauhi jika menolak
ajakan teman anda untuk merokok?

5. Perilaku Merokok
Berikan tanda ceklis (O) pada salah satu pilihan yang paling sesuai!
1. Apakah anda merokok? : 1. Ya
0. Tidak

79
Master Tabel
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
No JK Usia Kelas Faktor Pengetahuan Jumlah % Keterangan Faktor Motivasi Merokok Jumlah % Keterangan Faktor Keluarga Jumlah % Keterangan Faktor Teman Sebaya Jumlah % Keterangan Perilaku Merokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
1 L 17 9 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4 40 Kurang 2 2 4 1 2 4 2 3 4 4 4 1 33 68.75 Tinggi 0 1 0 0 0 1 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
2 L 17 9 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 40 Kurang 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 31 64.583 Tinggi 1 0 1 0 0 1 3 50 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
3 L 17 9 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 60 Baik 3 3 2 3 1 1 2 3 2 3 2 3 28 58.333 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 0
4 L 12 7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 70 Baik 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 21 43.75 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
5 L 12 7 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Kurang 3 2 4 1 2 3 1 3 1 2 2 2 26 54.167 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
6 L 15 9 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 40 Kurang 3 1 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 30 62.5 Tinggi 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
7 L 14 7 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 40 Kurang 3 2 2 4 2 2 3 1 3 3 4 1 30 62.5 Tinggi 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
8 L 13 7 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 Baik 2 2 3 3 3 4 1 2 3 2 1 4 30 62.5 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 0 0 2 50 Tinggi 1
9 L 13 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 70 Baik 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 31 64.583 Tinggi 1 1 1 0 0 1 4 67 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
10 L 13 8 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 40 Kurang 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 22 45.833 Rendah 0 1 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 0 2 50 Tinggi 1
11 L 14 8 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Kurang 3 3 3 4 2 4 1 1 2 2 2 4 31 64.583 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
12 L 16 9 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 Baik 3 1 2 4 2 4 1 3 1 3 1 4 29 60.417 Rendah 1 0 0 1 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 1 3 75 Tinggi 0
13 L 14 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Baik 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 18 37.5 Rendah 1 1 0 0 0 0 2 33 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 0
14 L 13 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 3 2 4 1 3 3 2 1 1 2 3 1 26 54.167 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 0
15 L 14 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 4 31 64.583 Tinggi 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 0 1 0 0 1 25 Rendah 0
16 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Baik 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 30 62.5 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
17 L 15 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 20 41.667 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 0 0 0 1 1 25 Rendah 0
18 L 13 8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1 1 4 2 3 3 2 2 2 2 2 1 25 52.083 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 1 0 0 1 25 Rendah 0
19 L 15 9 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Kurang 2 1 3 2 2 4 2 3 1 3 2 4 29 60.417 Rendah 0 1 1 1 0 0 3 50 Tinggi 1 0 0 0 1 25 Rendah 1
20 L 14 9 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 40 Kurang 2 2 4 2 3 3 2 1 1 2 2 1 25 52.083 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 0 2 50 Tinggi 1
21 L 14 8 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 40 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 18 37.5 Rendah 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
22 L 16 8 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 Baik 1 2 3 1 3 4 3 1 3 3 4 3 31 64.583 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
23 L 15 8 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 40 Kurang 1 2 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 38 79.167 Tinggi 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 0 1 3 75 Tinggi 1
24 L 14 9 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 40 Kurang 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 40 83.333 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
25 L 14 8 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Kurang 2 2 1 2 2 4 1 4 1 2 1 2 24 50 Rendah 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
26 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 2 1 2 4 3 3 2 3 3 4 3 32 66.667 Tinggi 1 0 1 1 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
27 L 13 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 1 20 41.667 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 0 0 0 0 0 Rendah 0
28 L 15 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 2 3 4 2 2 3 4 1 2 1 4 30 62.5 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 0
29 L 15 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 1 20 41.667 Rendah 0 0 1 0 0 0 1 17 Rendah 0 0 0 0 0 0 Rendah 0
30 L 13 7 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Kurang 1 2 3 3 1 2 2 2 1 1 1 2 21 43.75 Rendah 0 0 1 0 0 0 1 17 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 1
31 L 13 7 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 40 Kurang 2 1 4 1 2 3 3 2 2 2 2 4 28 58.333 Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah 1 0 0 1 2 50 Tinggi 1
32 L 13 7 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 40 Kurang 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 31 64.583 Tinggi 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 0 2 50 Tinggi 1
33 L 13 8 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 Baik 2 2 4 4 1 1 2 2 2 2 2 1 25 52.083 Rendah 0 0 1 0 0 0 1 17 Rendah 1 1 0 1 3 75 Tinggi 1
34 L 13 8 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 40 Kurang 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2 1 21 43.75 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 0 1 1 3 75 Tinggi 1
35 L 17 9 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 40 Kurang 4 3 4 1 4 3 3 1 1 1 2 1 28 58.333 Rendah 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
36 L 14 7 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Kurang 4 3 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 29 60.417 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
37 L 15 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik 2 1 2 2 2 2 1 4 4 2 2 4 28 58.333 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
38 L 13 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 1 2 2 1 2 2 4 1 3 2 2 24 50 Rendah 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
39 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Baik 2 2 3 1 3 4 3 1 2 3 3 1 28 58.333 Rendah 0 1 1 0 0 1 3 50 Tinggi 0 0 0 1 1 25 Rendah 0
40 L 15 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 1 4 2 1 1 2 1 2 2 3 1 22 45.833 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 0
41 L 15 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 70 Baik 2 2 3 4 2 2 3 1 1 2 2 3 27 56.25 Rendah 1 1 1 1 0 1 5 83 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
42 L 14 8 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 60 Baik 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 37 77.083 Tinggi 1 0 1 1 0 1 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
43 L 15 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1 1 2 2 1 2 1 4 1 1 2 1 19 39.583 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 1 0 0 1 25 Rendah 0
44 L 15 9 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Kurang 2 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 3 37 77.083 Tinggi 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
45 L 14 7 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 40 Kurang 2 2 4 2 2 2 2 4 1 3 2 3 29 60.417 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 0 0 2 50 Tinggi 1
46 L 14 7 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 40 Kurang 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 32 66.667 Tinggi 0 1 1 1 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
47 L 14 7 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 Baik 1 2 1 2 4 3 4 1 2 2 3 2 27 56.25 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
48 L 15 7 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 40 Kurang 2 3 4 4 1 1 2 4 3 3 2 2 31 64.583 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
49 L 13 7 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 40 Kurang 2 2 3 4 4 1 4 2 2 3 3 2 32 66.667 Tinggi 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 0 0 0 1 25 Rendah 1
50 L 14 7 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Kurang 2 4 3 4 2 2 3 1 4 2 2 2 31 64.583 Tinggi 1 1 1 0 0 1 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
51 L 13 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 4 1 4 3 3 1 4 1 4 2 3 1 31 64.583 Tinggi 0 1 1 1 1 0 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
52 L 13 7 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Kurang 4 1 4 4 2 3 3 2 1 4 1 1 30 62.5 Tinggi 0 1 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 0 0 0 0 0 Rendah 1
53 L 13 7 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 40 Kurang 4 2 2 2 4 3 4 2 4 1 1 4 33 68.75 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
54 L 16 9 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 40 Kurang 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2 31 64.583 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 0 1 3 75 Tinggi 1
55 L 16 9 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 Baik 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 45 93.75 Tinggi 1 0 1 1 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
56 L 16 9 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 40 Kurang 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 2 40 83.333 Tinggi 1 1 1 1 0 1 5 83 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
57 L 15 9 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 40 Kurang 2 2 3 4 3 3 2 1 4 1 2 4 31 64.583 Tinggi 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
58 L 15 8 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Kurang 2 1 4 4 3 4 3 1 4 4 1 1 32 66.667 Tinggi 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 0 2 50 Tinggi 1
59 L 14 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 3 2 31 64.583 Tinggi 0 1 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
60 L 15 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 36 75 Tinggi 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
61 L 13 7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 80 Baik 1 1 2 2 3 3 2 3 2 4 1 2 26 54.167 Rendah 1 0 1 0 0 1 3 50 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
62 L 15 7 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Baik 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 27 56.25 Rendah 1 0 1 1 1 1 5 83 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
63 L 15 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Baik 3 3 4 1 1 2 2 1 1 2 3 3 26 54.167 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 0 0 1 1 25 Rendah 0
64 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 14 29.167 Rendah 0 1 0 1 0 0 2 33 Rendah 0 0 1 0 1 25 Rendah 0
65 L 13 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 1 4 1 1 2 2 1 1 2 4 1 22 45.833 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 1 0 0 1 25 Rendah 0
66 L 16 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 70 Baik 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 29 60.417 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
67 L 14 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik 2 4 3 4 4 2 2 3 1 4 2 1 32 66.667 Tinggi 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
68 L 12 7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80 Baik 1 3 4 3 1 1 2 1 1 1 1 4 23 47.917 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 0 1 0 2 50 Tinggi 1
69 L 14 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 4 2 2 4 4 2 1 4 2 4 3 1 33 68.75 Tinggi 0 1 1 1 0 0 3 50 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
70 L 14 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Baik 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 29 60.417 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 0 0 2 50 Tinggi 0
71 L 16 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 2 4 4 3 3 2 4 2 3 2 4 35 72.917 Tinggi 1 1 1 0 0 1 4 67 Tinggi 1 1 1 0 3 75 Tinggi 1
72 L 13 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik 3 3 4 1 1 2 2 4 1 2 3 4 30 62.5 Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 0
73 L 15 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 17 35.417 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 0
74 L 16 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 17 35.417 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 1 0 0 1 25 Rendah 0
75 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 16 33.333 Rendah 0 0 1 0 0 0 1 17 Rendah 0 1 0 1 2 50 Tinggi 0
76 L 14 8 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 2 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 18 37.5 Rendah 0 0 1 0 1 1 3 50 Tinggi 0 0 0 0 0 0 Rendah 0
77 L 13 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 60 Baik 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 32 66.667 Tinggi 1 0 0 0 1 0 2 33 Rendah 0 0 0 0 0 0 Rendah 0
78 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Baik 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 18 37.5 Rendah 0 1 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 1 4 100 Tinggi 0
79 L 15 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 Baik 1 2 3 3 2 1 1 2 1 3 2 1 22 45.833 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 0 0 0 1 1 25 Rendah 0
80 L 15 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik 2 3 2 2 2 3 2 4 1 1 1 2 25 52.083 Rendah 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
81 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Baik 3 3 3 4 1 3 3 3 2 2 3 1 31 64.583 Tinggi 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 1 1 0 0 2 50 Tinggi 1
82 L 16 9 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70 Baik 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 2 3 28 58.333 Rendah 1 1 1 1 0 0 4 67 Tinggi 1 1 1 1 4 100 Tinggi 1
83 L 12 7 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 Baik 1 2 2 2 1 1 2 4 1 2 1 1 20 41.667 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 1 3 75 Tinggi 1
84 L 16 9 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 70 Baik 3 3 4 3 1 1 2 3 2 3 3 1 29 60.417 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 1 0 3 75 Tinggi 0
85 L 12 7 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 31 64.583 Tinggi 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 1 0 0 1 25 Rendah 0
86 L 13 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Baik 1 1 3 4 2 4 1 2 1 2 1 4 26 54.167 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 0 0 0 1 25 Rendah 0
87 L 14 9 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 70 Baik 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 3 2 21 43.75 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 1 3 75 Tinggi 0
88 L 14 9 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 3 3 4 2 1 1 2 3 2 3 3 1 28 58.333 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 0 1 0 0 1 25 Rendah 0
89 L 14 8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Baik 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 1 1 20 41.667 Rendah 1 1 1 0 0 0 3 50 Tinggi 0 0 0 0 0 0 Rendah 0
90 L 16 9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 70 Baik 1 1 3 3 1 1 2 3 1 2 2 1 21 43.75 Rendah 1 0 1 0 0 0 2 33 Rendah 1 1 0 0 2 50 Tinggi 0

Keterangan :
JK engetahuan (+ Pengetahuan (-) Motivasi Merokok (+): Motivasi Merokok (-): Keluarga (+): Keluarga (-): Faktor Teman Sebaya: Perilaku Meroko
L= Laki-laki 0= Salah 0=Bena 1= Sangat Setuju 1= Sangat Tidak Se 0= Ya 0= Tidak 0= Tidak 0= Tidak
P= Perempuan 1= Benar 1=Salah 2= Setuju 2=Tidak Setuju 1= Tidak 1= Ya 1= Ya 1= Ya
3= Tidak Setuju 3= Setuju
4= Sangat Tidak Setuju 4= Sangat Setuju
Hasil Analisis Spss

1. Karakteristik Responden

JK
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 90 100.0 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 Tahun 5 5.6 5.6 5.6


13 Tahun 21 23.3 23.3 28.9

14 Tahun 29 32.2 32.2 61.1

15 Tahun 20 22.2 22.2 83.3

16 Tahun 11 12.2 12.2 95.6

17 Tahun 4 4.4 4.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Kelas
Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 7 29 32.2 32.2 32.2


8 35 38.9 38.9 71.1

9 26 28.9 28.9 100.0

Total 90 100.0 100.0


2. Univariat
Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 59 65.6 65.6 65.6


Kurang 31 34.4 34.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

MotivasiMeokok
Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 38 42.2 42.2 42.2


Rendah 52 57.8 57.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Keluarga
Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 48 53.3 53.3 53.3


Rendah 42 46.7 46.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Teman
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 62 68.9 68.9 68.9


Rendah 28 31.1 31.1 100.0

Total 90 100.0 100.0


Perokok
Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 32 35.6 35.6 35.6


Perokok 58 64.4 64.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Perokok * Pengetahuan 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%


Perokok * MotivasiMeokok 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Perokok * Keluarga 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Perokok * Teman 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

3. Bivariat

Tingkat Pengetahuan

Crosstab
Pengetahuan

Baik Kurang Total

PerokokTidak Count 32 0 32
Expected Count 21.0 11.0 32.0

Perokok Count 27 31 58
Expected Count 38.0 20.0 58.0

Total Count 59 31 90
Expected Count 59.0 31.0 90.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-

Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square a 1 .000


26.090
b 23.777 1 .000
Continuity Correction
Likelihood Ratio 35.780 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 25.800 1 .000
b 90
N of Valid Cases

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.02.

b. Computed only for a 2x2 table

Motivasi Merokok
Crosstab
MotivasiMeokok

Tinggi Rendah Total

PerokokTidak Count 5 27 32
Expected Count 13.5 18.5 32.0

Perokok Count 33 25 58
Expected Count 24.5 33.5 58.0

Total Count 38 52 90
Expected Count 38.0 52.0 90.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-

Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square a 1 .000


14.399
b 12.757
Continuity Correction 1 .000

Likelihood Ratio 15.544 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000


Linear-by-Linear Association 14.239 1 .000
b 90
N of Valid Cases

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.51.

b. Computed only for a 2x2 table

Pengaruh keluarga merokok


Crosstab
Keluarga

Tinggi Rendah Total

PerokokTidak Count 8 24 32
Expected Count 17.1 14.9 32.0

Perokok Count 40 18 58
Expected Count 30.9 27.1 58.0

Total Count 48 42 90
Expected Count 48.0 42.0 90.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-

Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square a 1 .000


16.016
b 14.298
Continuity Correction 1 .000

Likelihood Ratio 16.529 1 .000


Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 15.838 1 .000


b 90
N of Valid Cases

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.93.

b. Computed only for a 2x2 table


Pengaruh Teman sebaya

Crosstab
Teman

Tinggi Rendah Total

PerokokTidak Count 8 24 32
Expected Count 22.0 10.0 32.0

Perokok Count 54 4 58
Expected Count 40.0 18.0 58.0

Total Count 62 28 90
Expected Count 62.0 28.0 90.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-

Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square a 1 .000


44.628
b 41.507 1 .000
Continuity Correction
Likelihood Ratio 46.497 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 44.132 1 .000


b 90
N of Valid Cases

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.96.

b. Computed only for a 2x2 table


DOKUMENTASI

Memberikan Inform Consent Menjelaskan Inform Consent

Memberikan Kuisoner Menjelaskan tentang cara pengisian


kuisioner

Pengisian kusioner oleh responden


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMP NEGERI
2 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO
1 2 3
Widya Yuanita Idris ,Edwina R. Monayo , Andi Mursyidah
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UNG

ABSTRAK
Widya Yuanita Idris. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku
Merokok pada Remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Kabupaten Gorontalo. Skripsi,
Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahragadan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo. Pembimbing I dr. Edwina Rugaiyah Monayo, M.Biomed, Pembimbing
II Ns. Andi Mursyidah S.Kep., M.Kes.
Merokok merupakan salah satu masalah yang belum dapat terselesaikan
hingga sekarang. Saat ini, remaja bahkan anak-anak sudah mencoba
mengkonsumsi rokok. Berdasarkan Riskesdas 2013 Provinsi Gorontalo menjadi
salah satu provinsi dengan penduduk usia ≥10 tahun yang memiliki kebiasaan
merokok tertinggi di Indonesia. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Faktor-
faktor yang berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMP Negeri
2 Tibawa Tibawa Kabupaten Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan menggunakan
uji Chi square. Jumlah Populasi sebanyak 102 siswa laki-laki dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling, dengan jumlah Sampel
sebanyak 90 responden.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara Tingkat
pengetahuan dengan Perilaku merokok p=0,000 (α <0,05), ada hubungan antara
Motivasi merokok dengan Perilaku merokok p=0,000 (α <0,05), ada hubungan
antara Pengaruh keluarga dengan Perilaku merokok p=0,000 (α <0,05), dan ada
hubungan antara Pengaruh teman sebaya dengan Perilaku merokok p=0,000 (α
<0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku merokok pada remaja antara lain Tingkat pengetahuan, Motivasi
merokok, Pengaruh keluarga, Pengaruh teman sebaya. Bagi pihak sekolah agar
dapat memberikan edukasi tentang bahaya merokok dan memberikan solusi
penanganan perilaku merokok di sekolahnya.

Kata Kunci : Remaja, Merokok, Pengetahuan, Motivasi, Keluarga, Teman


sebaya
Daftar Pustaka : 35 referensi (2008-2017)

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

PENDAHULUAN Dimana, Indonesia merupakan


Menurut Kemenkes RI (2015) Negara ketiga dengan jumlah
Merokok merupakan salah satu perokok terbesar di dunia setelah
masalah yang belum dapat Cina dan India (Kemenkes RI,
terselesaikan hingga sekarang. Saat 2015). Data survei Global Youth
ini, rokok bukan saja dikonsumsi Tobacco Survey 2014 menyatakan
oleh orang dewasa, namun remaja bahwa Indonesia sebagai Negara
bahkan anak-anak sudah mulai dengan angka perokok remaja
mengenal rokok dan mencoba untuk tertinggi di dunia. Saat ini, trend usia
mengkonsumsi rokok. Dan ini merokok meningkat pada usia remaja
menjadi salah satu masalah yaitu pada kelompok umur 10-14
kesehatan masyarakat yang terbesar tahun dan 15-19 tahun (Kemenkes
di dunia, yang berdampak pada RI, 2015).
makin tingginya penyakit akibat Data Riskesdas 2013
rokok dan bertambahnya angka menunjukan bahwa prevalensi
kematian akibat rokok. Menurut The perokok usia 15 tahun ke atas
tobacco Atlas tahun 2015 lebih dari mencapai 36,3 % dan usia merokok
217.400 penduduk Indonesia paling tinggi pada usia 15-19 tahun.
meninggal akibat merokok. Dimana, Berdasarkan hasil survey Global
seperti yang dikemukakan oleh Youth Tobacco Survei tahun 2014
Sapiun (2017) bahwa didapatkan jumlah remaja yang
kematian/penyakit akibat rokok jauh mengisap rokok yakni sebesar 18,3%
lebih berbahaya dibandingkan dimana remaja laki-laki 33,9% dan
dengan kematian akibat HIV/AIDS, pada remaja perempuan 2,5 %. Data
malaria dan tuberculosis . Hal ini The Global Adult Tobacco Survey
sejalan dengan Nurrahma (2014) tahun 2015 menunjukkan bahwa
yang menyatakan bahwa merokok jumlah perokok di Indonesia yang
merupakan penyebab kurang lebih 25 berusia 15 tahun keatas mencapai 70
jenis penyakit yang menyerang %, dimana laki-laki sejumlah 67 %
berbagai organ tubuh manusia. dan perempuan sejumlah 3 %
Penyakit-penyakit tersebut antara (Kemenkes RI, 2015).
lain adalah kanker mulut, esophagus, Berdasarkan Riskesdas 2013
faring, laring, paru, pankreas dan Provinsi Gorontalo menjadi salah
kandung kemih, penyakit pada satu provinsi dengan proporsi
pembuluh darah seperti jantung penduduk usia ≥10 tahun yang
koroner, serta penyakit paru. memiliki kebiasaan merokok
Jumlah perokok di seluruh tertinggi di Indonesia. Presentase
dunia kini mencapai 1,2 milyar orang penduduk yang berusia lebih dari 10
dan 800 juta diantaranya berada di tahun yang perokok (perokok setiap
negara berkembang. Dan Indonesia hari dan perokok kadang-kadang) di
merupakan salah satu negara dengan Provinsi Gorontalo yakni berada
jumlah perokok terbesar di dunia. pada angka 32,6%. Dan rata-rata

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

jumlah batang rokok yang lebih muda yaitu pada kelompok


dikonsumsi di Gorontalo adalah 12,4 umur 10-14 tahun dan 15-19 tahun
batang/hari dan ini lebih tinggi dari (Kemenkes RI, 2015) sehingga
rata-rata nasional yaitu 12,3 penulis memiliki ketertarikan untuk
batang/hari. melakukan penelitian tentang
Hal ini sejalan dengan yang pengetahuan, motivasi merokok,
dikemukakan oleh Notoatmodjo pengaruh keluarga dan pengaruh
(2010) bahwa perilaku manusia di teman sebaya yang mempengaruhi
pengaruhi oleh pengetahuan, sikap, perilaku merokok pada remaja Di
tindakan, keyakinan, sumber daya SMP Negeri 2 Tibawa.
dan keluarga. Hasil penelitian yang METODE PENELITIAN
dilakukan oleh Rachmat (2013) Penelitian ini menggunakan
menunjukkan bahwa ada hubungan desain Cross sectional dengan
antara interaksi kelompok sebaya, menggunakan uji Chi square. Jumlah
interaksi keluarga, iklan rokok, sikap Populasi sebanyak 102 siswa laki-
merokok dengan perilaku merokok laki dengan teknik pengambilan
pada remaja. Hal ini juga sejalan sampel menggunakan Accidental
dengan hasil penelitian yang Sampling dengan jumlah sampel 90
dilakukan oleh Septiana (2016) yang responden.
menunjukkan bahwa keluarga HASIL PENELITIAN
berpengaruh terhadap munculnya Berdasarkan hasil penelitian
perilaku merokok pada remaja. terhadap 90 responden adalah
Faktor lain yang mempengaruhi sebagai berikut:
Perilaku merokok yaitu motivasi, Analisa Univariat
dimana hasil penelitian yang Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
dilakukan oleh Tololiu (2017) berdasarkan tingkat pengetahuan remaja
menunjukan bahwa ada hubungan tentang merokok
antara motivasi dengan Perilaku No. Tingkat n %
merokok remaja. Selain itu, Pengetahuan
Pengetahuan remaja tentang bahaya 1. Baik 59 65,6
rokok juga berpengaruh terhadap 2. Kurang 31 34,4
perilaku merokok remaja, dimana Jumlah 90 100
dari hasil penelitian yang dilakukan Sumber : Data Primer 2018.
oleh Hasriani (2014) menunjukkan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
bahwa ada hubungan pengetahuan Responden Berdasarkan Motivasi
dengan perilaku merokok pada Merokok Remaja
remaja. Dimana, sebagian besar No. Motivasi n %
remaja yang perokok memiliki Merokok
pengetahuan yang rendah terhadap 1. Tinggi 38 42,2
rokok. 2. Rendah 52 57,8
Peneliti merasa tertarik untuk Jumlah 90 100
melakukan penelitian perilaku Sumber : Data Primer 2018.
merokok terhadap remaja SMP Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
karena mengingat data statistik usia Responden Berdasarkan Pengaruh
remaja yang mulai merokok Keluarga
cenderung semakin bergeser ke usia No. Pengaruh n %

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

Keluarga Tabel 4.10 Hubungan Pengaruh


1. Tinggi 48 53,3 Keluarga dengan Perilaku Merokok
2. Rendah 42 46,7 Remaja
Pengaruh Perilaku Merokok
Jumlah 90 100
Keluarga jumlah P-
Sumber : Data Primer 2018. merokok Tidak
merokok Value
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi N % N % N %
Tinggi 40 44,4 8 8,9 48 53,3 0,000
Responden Berdasarkan Rendah 18 20 24 26,7 42 46,7
PengaruhTeman Sebaya Jumlah 58 64,4 32 35,6 90 100

No. Pengaruh n % Sumber : Data Primer 2018


Teman Tabel 4.11 Hubungan Pengaruh
sebaya Teman Sebaya dengan Perilaku
1. Tinggi 62 68,9 Merokok Remaja
2. Rendah 28 31,1 Pengaruh Perilaku Merokok

Jumlah 90 100 Teman merokok Tidak jumlah P-


Sebaya merokok Value
Sumber : Data Primer 2018. N % N % N %
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tinggi
Rendah
54
4
60
4,4
8
24
8,9
26,7
62
28
53,3
46,7
0,000

Responden Berdasarkan Perilaku Jumlah 58 64,4 32 35,6 90 100

merokok Sumber : Data Primer


No. Perilaku n % 2018 PEMBAHASAN
Merokok 1. Tingkat Pengetahuan, Motivasi
1. Merokok 58 64,4 Merokok, Pengaruh Keluarga
2. Tidak 32 35,6 Pengaruh Teman Sebaya di
Merokok SMP Negeri 2 Tibawa
Jumlah 90 100 Untuk Tingkat Pengetahuan,
Sumber : Data Primer 2018. dimana berdasarkan tabel 4.3
Analisa Bivariat distribusi frekuensi tingkat
Tabel 4.8 Hubungan Tingkat pengetahuan diketahui bahwa dari 90
Pengetahuan dengan Perilaku responden ada 59 responden (65,6
Merokok Remaja %) yang memiliki pengetahuan yang
Tingkat Perilaku Merokok
baik tentang merokok dan untuk
Pengetahua jumlah P-
n merokok Tidak
merokok Valu
responden yang memiliki
N % N % N % e pengetahuan yang kurang tentang
Baik 2 30 3 35, 5 65, 0,000
Kurang 7 34, 2 6 9 6 merokok sebanyak 31 orang (34,4
3
1
4 0 0 3
1
34,
4
%).
Jumlah 5 64, 3 35, 9 100 Dari data tersebut diperoleh
8 4 2 6 0
bahwa sebanyak 59 responden (65,6
Sumber: Data Primer 2018
%) yang memiliki pengetahuan baik.
Tabel 4.9 Hubungan Motivasi
Dalam hal ini, dari hasil penelitian
Merokok Dengan Perilaku Merokok didapatkan bahwa sebagian besar
Remaja responden telah mengetahui bahwa
Motivasi Perilaku Merokok

Merokok jumlah P-
rokok adalah hasil olahan tembakau,
merokok Tidak
merokok Value rokok mengandung zat berbahaya,
Tinggi
N %
33 36,7
N
5
%
5,5
N
38
%
42,2 0,000
dan merokok dapat menyebabkan
Rendah 25 27,8 27 30 52 57,8 kerusakan pada paru-paru, serta pada
Jumlah 58 64,5 32 35,5 90 100
ibu hamil dapat menyebabkan
Sumber : Data Primer 2018 gangguan janin. Sementara itu, ada

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

31 responden (34,4 %) yang dorongan yang timbul merupakan


memiliki pengetahuan kurang salah satu aspek yang akan berperan
dimana dari hasil penelitian pada perilaku merokok remaja,
didapatkan bahwa mereka belum dorongan dari dalam diri individu
mengetahui bahwa rokok merupakan faktor yang akan
mengandung zat berbahaya dan dapat mengendalikan perilaku seseorang.
menyebabkan kerusakan paru-paru. Selain itu, untuk Pengaruh
keluarga dimana berdasarkan tabel
Hasil penelitian ini didukung 4.5 distribusi frekuensi diketahui
oleh penelitian sebelumnya yang bahwa dari 90 responden ada 48
dilakukan oleh Afdol rahmadi, responden (53,3 %) yang pengaruh
Yuniar Lestari, dan yenita tahun keluarganya tinggi dan 42 responden
2013 tentang hubungan pengetahuan (46,7 %) yang pengaruh keluarganya
dan sikap remaja terhadap rokok rendah. Dari data tersebut dapat
dengan kebiasaan merokok siswa diketahui bahwa responden yang
SMP di kota padang dimana hasil keluarganya tinggi lebih besar.
penelitian menunjukan remaja Dimana dari hasil penelitian,
dengan pengetahuan baik sebesar diketahui bahwa mereka yang
89,6 % dan remaja dengan memiliki orang tua atau kakak yang
pengetahuan rendah sebesar 10,4 %. merokok di rumah cenderung
Kemudian, untuk Motivasi Merokok memiliki perilaku merokok. Seperti
dimana berdasarkan tabel 4.4 yang dikemukakan oleh Helmi
distribusi frekuensi motivasi (dalam Hasmiati,2013) bahwa
merokok diketahui bahwa dari 90 Keluarga merupakan lembaga sosial
responden, ada 38 responden bagi anak dan remaja. Sehingga
(42,2%) yang memiliki motivasi keluarga terutama orang tua sangat
merokok yang tinggi dan sebanyak berpengaruh dalam pembentukan
52 responden (57,8 %) yang perilaku anak.
memiliki motivasi yang rendah. Hasil penelitian ini didukung
Dari data tersebut dapat oleh penelitian yang dilakukan Astri
diketahui bahwa responden yang Kustanti tentang hubungan antara
memiliki motivasi yang rendah lebih pengaruh keluarga, pengaruh teman
banyak. Dari hasil penelitian dimana sebaya,dan pengaruh iklan terhadap
responden yang memiliki motivasi perilaku merokok pada remaja di
tinggi menganggap bahwa merokok SMP Negeri 1 Slogohimo, Wonogiri
merupakan hal yang wajar, dan jika dimana hasil penelitian menunjukan
merokok akan terlihat seperti orang pengaruh keluarga yang kuat sebesar
dewasa, mereka juga menganggap 53,5 % dan pengaruh keluarga yang
bahwa merokok merupakan tren kurang kuat sebesar 46,5 %.
yang perlu diikuti serta dapat Selain itu juga, untuk
memudahkan mereka dalam Pengaruh teman sebaya dimana
pergaulan. Seperti yang berdasarkan tabel 4.6 distribusi
dikemukakan oleh Bahtiar (2011) frekuensi pengaruh teman sebaya
Motivasi merupakan salah satu aspek diketahui bahwa dari 90 responden
yang berperan pada pembentukan ada 62 responden (68,9 %) pengaruh
sikap dan perilaku, dorongan- teman sebayanya tinggi dan

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

sebanyak 28 responden (31,1 %) Pengetahuan remaja, Motivasi


pengaruh teman sebayanya rendah. Merokok, Pengaruh Keluarga yang
Dari data tersebut dapat diketahui Merokok, dan Pengaruh Teman
bahwa responden dengan pengaruh Sebaya. Hal ini sejalan dengan yang
teman sebayanya tinggi lebih besar, dikemukaan Notoatmodjo (2010)
dimana dari hasil penelitian bahwa faktor yang dapat
responden yang memiliki teman yang mempengaruhi perilaku yakni ada 3
perokok akan cenderung menjadi faktor, faktor predisposisi (misalnya
perokok. pengetahuan, sikap, tindakan,
Seperti yang di kemukakan keyakinan dan motivasi), faktor
oleh Mu’tadin, 2002 (dalam pendukung (misalnya lingkungan
Bahruddin, 2017) Remaja memiliki sosial seperti keluarga, teman dan
kebutuhan yang kuat untuk dapat masyarakat) serta faktor pendukung
diterima oleh teman sebayanya. (misalnya ketersediaan dan
Selain itu, Remaja lebih banyak keterjangkauan sumber daya). Selain
berada diluar rumah bersama teman itu, Dari data yang diperoleh juga
sebayanya dimana melalui interaksi memperlihatkan bahwa pengaruh
dengan teman sebayanya remaja terbesar dari perilaku merokok yakni
akan mempelajari relasi yang timbal dari faktor teman sebaya yaitu
balik, dimana remaja akan memiliki sebanyak 54 responden (60 %).
kecendrungan merokok apabila Hasil penelitian ini didukung
memiliki teman-teman yang oleh penelitian yang dilakukan oleh
merokok. Hal ini di dukung oleh Bahruddin tahun 2017 tentang
penelitian yang dilakukan Faktor-faktor yang berhubungan
Baharuddin tahun 2017 tentang dengan Perilaku merokok pada anak
Faktor - faktor yang berhubungan usia remaja madya (15-18 tahun)
dengan Perilaku Merokok pada anak dimana hasil penelitian menunjukkan
usia remaja madya (15-18 tahun) dari 80 responden ada 32 responden
dimana hasil penelitian menunjukan (40 %) yang merokok.
71,25 % responden yang memiliki 3. Hubungan Tingkat
teman yang merokok 36,25 % Pengetahuan dengan Perilaku
diantaranya merokok. Merokok Remaja di SMP
2. Perilaku Merokok di SMP Negeri 2 Tibawa
Negeri 2 Tibawa Berdasarkan hasil analisis
Berdasarkan tabel distribusi Chi Square didapatkan nilai sebesar
frekuensi perilaku merokok, 0.000. Nilai signifikan (P-value) ini
diketahui bahwa dari 90 responden, lebih kecil dibandingkan dengan nilai
ada 58 responden (64,4 %) yang alpha yang digunakan (0,05) sehingga
merokok dan sebanyak 32 responden H1 diterima. Dengan demikian
(35,6 %) yang tidak merokok. Dari terdapat hubungan yang signifikan
data tersebut diketahui bahwa antara tingkat pengetahuan dengan
sebagian besar siswa di SMP Negeri Perilaku merokok.
2 Tibawa sudah merokok. Berdasarkan tabel 4.8
Hal ini di karenakan Perilaku diketahui bahwa ada 32 responden
Merokok siswa dipengaruhi oleh yang memiliki Pengetahuan baik dan
beberapa faktor seperti Tingkat tidak merokok. Hal ini dikarenakan

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

dari hasil penelitian mereka sudah Amalia 2014 tentang hubungan


mengetahui dampak yang Pengetahuan dan Motivasi dengan
ditimbulkan oleh rokok seperti dapat Perilaku merokok pada remaja usia
menyebabkan kerusakan paru-paru, 12-15 tahun yang menunjukan
kanker, dan dapat menyebabkan bahwa pengetahuan tidak signifikan
kematian. Sementara itu, ada 31 berhubungan dengan perilaku
responden (34,4 %) memiliki merokok karena remaja yang sudah
pengetahuan yang kurang dan mengetahui tentang bahaya rokok
mereka merokok. Dimana, dari hasil kenyataannya masih tetap merokok
penelitian mereka belum mengetahui kondisi ini disebabkan karena
bahwa merokok dapat menyebabkan keingintahuan remaja untuk merokok
gangguan kesehatan seperti dapat tinggi sehingga keinginan untuk
menyebabkan kanker dan kematian. mencoba merokok tetap ada.
Dari data tersebut dapat Selain itu, dapat juga
diketahui bahwa pengetahuanlah disebabkan karena usia. Dimana, 27
yang dapat mengontrol perilaku responden yang merokok rentang
merokok. Dimana, pengetahuan usianya dari 12-16 tahun. Usia ini
merupakan modal dasarbagi tergolong tahap remaja awal dan
seseorang untuk merokok. Hal ini pertengahan, dimana tahap ini
sejalan dengan yang dikemukakan merupakan masa transisi dari masa
oleh Notoatmodjo (2010) bahwa anak-anak ke masa dewasa sehingga
Pengetahuan merupakan faktor pola pikir mereka masih labil. seperti
predisposisi yang memengaruhi yang dikemukakan oleh soetjiningsih
perilaku seseorang, dimana pada (2013) bahwa pada usia remaja awal
dasarnya pengetahuan merupakan dan pertengahan, remaja masih sulit
hasil tahu dari seseorang yang mengambil keputusan, dan pada usia
didasari atas adanya stimulus yang ini remaja sangat membutuhkan
diperoleh sehingga dapat teman dan ia senang jika mempunyai
mempengaruhi perilaku seseorang. teman yang banyak sehingga ada
Pengetahuan yang tinggi tentang kecendrungan untuk mengikuti
rokok pada remaja cenderung temannya.
memperkecil kemungkinan remaja Namun, dari hasil penelitian
tersebut berperilaku merokok. Hal ini menunjukan bahwa responden yang
disebabkan remaja tersebut telah merokok dan memiliki pengetahuan
mengetahui bahaya atau dampak kurang lebih banyak dibandingkan
negatif yang ditimbulkan oleh rokok. dengan responden yang memiliki
Sedangkan, sebanyak 27 pengetahuan baik namun merokok.
responden (30 %) sudah memiliki Dimana, hasil penelitian ini
tingkat pengetahuan yang baik didukung oleh penelitian yang
tentang merokok namun mereka dilakukan Hasriani tahun 2014
merokok. Hal ini tidak sejalan tentang Hubungan Pengetahuan
dengan teori karena walaupun dengan Perilaku merokok siswa
mereka sudah mengetahui tentang kelas 2 SMP Negeri 30 Makasar
bahaya merokok namun mereka tetap dimana hasil penelitian menunjukan
merokok, hal ini sejalan dengan bahwa Pengetahuan menjadi salah
penelitian yang dilakukan oleh satu faktor yang mempengaruhi

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

perilaku merokok remaja. Selain itu, (dalam Baharuddin, 2017), bahwa


hasil penelitian yang dilakukan orang mencoba untuk merokok karena
Wahyu Kuntara tahun 2012 tentang alasan ingin tahu atau ingin
Hubungan antara Tingkat melepaskan diri dari kebosanan,
Pengetahuan Penyakit akibat adanya keinginan untuk telihat keren,
merokok dengan Perilaku merokok dimana merokok menjadi suatu tanda
pada usia dewasa awal dimana hasil kebebasan dan perilaku merokok
penelitian menunjukan bahwa tidak salah dari segi moral.
semakin baik pengetahuan responden Sementara itu, sebanyak 27
tentang penyakit akibat rokok maka responden (30 %) memiliki motivasi
perilaku merokoknya semakin ringan merokok yang rendah dan mereka
atau berkurang. tidak merokok. Dimana dari hasil
4. Hubungan Motivasi Merokok penelitian di peroleh informasi
dengan Perilaku Merokok bahwa mereka menganggap merokok
Remaja di SMP Negeri 2 bukanlah tren yang perlu diikuti, dan
Tibawa bukan hal yang patut ditiru, mereka
Berdasarkan hasil analisis juga mengganggap bahwa merokok
Chi Square didapatkan nilai sebesar tidak memberikan ketenangan.
0.000. Nilai signifikan (P-value) ini Selain itu, ada 25 responden
lebih kecil dibandingkan dengan nilai (27,8 %) yang memiliki motivasi
alpha yang digunakan (0,05) rendah namun mereka merokok.
sehingga H1 diterima. Dengan Dimana dari hasil penelitian mereka
demikian terdapat hubungan yang menganggap bahwa orang yang
signifikan antara Motivasi merokok merokok tidak tampak seperti orang
dengan perilaku merokok. dewasa. Namun, mereka
Berdasarkan tabel 4.9 mengganggap bahwa merokok dapat
diketahui bahwa ada 33 responden memudahkan pergaulan. Hal ini juga
(36,7 %) yang memiliki motivasi sejalan dengan penelitian yang di
merokok yang tinggi dan mereka lakukan oleh Suharno tentang
merokok. Dari hasil penelitian hubungan teman sebaya dengan
diperoleh informasi bahwa mereka perilaku merokok remaja dimana
menganggap merokok dapat dari hasil penelitiannya menunjukan
meningkatkan percaya diri dan bahwa remaja yang merokok akibat
merupakan hal yang wajar untuk dari keinginan yang besar untuk di
dilakukan. Sehingga dapat diketahui terima didalam lingkungan
bahwa motivasi cukup pergaulannya. Sebaliknya, ada 5
mempengaruhi seseorang untuk responden (5,5 %) yang memiliki
merokok. Seperti yang dikemukaan motivasi merokok yang tinggi namun
oleh Terry G. (dalam Amalia, 2014) tidak merokok. Hal ini menunjukan
bahwa motivasi adalah keinginan bahwa tidak semua keinginan yang
yang terdapat pada diri seorang besar dalam diri seseorang dapat
individu yang mendorongnya untuk mendorong untuk melakukan sesuai
melakukan tindakan, tingkah laku dengan keinginannya tersebut, hal ini
atau perilaku. disebabkan karena faktor lain
Sejalan dengan di kemukakan misalnya ketersediaan dana untuk
oleh Hussin dan Mariani, 2004 membeli rokok. Dimana hal ini

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

sejalan dengan penelitian yang Remaja di SMP Negeri 2


dilakukan oleh Ramantika tahun Tibawa
2014 tentang faktor-faktor yang Berdasarkan hasil analisis
mempengaruhi perilaku merokok Chi Square didapatkan nilai sebesar
pada remaja usia pertengahan (15-17 0.000. Nilai signifikan (P-value) ini
tahun) hasil penelitian menunjukan lebih kecil dibandingkan dengan
bahwa ada pengaruh keterjangkauan nilai alpha yang digunakan (0,05)
uang saku dengan perilaku merokok sehingga H1 diterima. Dengan
pada remaja dimana remaja yang demikian terdapat hubungan yang
memiliki uang jajan yang sedikit signifikan antara keluarga merokok
cenderung akan menghemat uangnya dengan perilaku merokok.
sedangkan yang memiliki uang jajan Berdasarkan tabel 4.10 sebanyak 40
yang lebih banyak akan cenderung responden (44,4 %) pengaruh dari
menggunakannya untuk membeli keluarga untuk merokok tinggi dan
rokok. mereka merokok. Dimana, dari hasil
Namun, dari hasil penelitian penelitian diperoleh informasi bahwa
menunjukan bahwa responden yang responden yang memiliki orang tua
merokok dan memiliki motivasi atau kakak yang merokok akan
tinggi lebih banyak dibandingkan berperilaku merokok, selain itu
dengan responden yang memiliki mereka yang merokok pernah di
motivasi rendah. Penelitian ini mintai tolong oleh anggota keluarga
didukung oleh penelitian yang yang lain untuk membeli rokok.
dilakukan Amalia tahun 2014 tentang Dari penjelasan tersebut
hubungan Pengetahuan dan Motivasi dapat diketahui bahwa faktor
dengan Perilaku merokok pada keluarga memiliki pengaruh cukup
remaja usia 12-15 tahun dimana hasil besar terhadap terbentuknya perilaku
penelitian menunjukan bahwa ada merokok dimana keluarga berperan
hubungan antara motivasi dengan membentuk sikap remaja dan
perilaku merokok pada remaja usia menjadi tempat belajar pertama bagi
12-15 tahun dimana motivasi seorang remaja. Perilaku yang
merokok merupaka salah satu faktor dilakukan orang tua berupa perilaku
yang mendasari perilaku merokok merokok dapat diikuti oleh anak,
pada remaja. Selain itu juga, begitu pula dengan perilaku anggota
didukung oleh penelitian Kevin keluarga yang lain misalnya saudara.
tahun 2017 tentang hubungan Dimana, saudara yang perokok
Pengetahuan dan Motivasi dengan berperan juga dalam pembentukan
Perilaku merokok remaja di SMK 3 perilaku merokok.
Kota Gorontalo, dimana hasil Hal ini sesuai dengan yang
penelitian menunjukan bahwa dikemukakan oleh Mu’tadin (dalam
sebagian besar responden yang Bahruddin, 2017) dimana Orang tua
memiliki perilaku merokok adalah contoh dan model bagi
cenderung memiliki motivasi remaja, namun bagi orang tua yang
merokok yang tinggi. kurang tahu tentang kesehatan secara
5. Hubungan Pengaruh Keluarga tidak langsung mereka telah
dengan Perilaku Merokok mengajarkan perilaku atau pola
hidup yang kurang sehat. Banyaknya

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

remaja yang merokok salah satu dibandingkan dengan responden


pendorongnya adalah dari pola asuh yang memiliki pengaruh keluarga
keluarga mereka yang kurang baik, yang rendah. Hasil penelitian ini
contohnya perilaku orang tua yang didukung oleh penelitian yang
merokok dan perilaku tersebut dilakukan oleh Muhamad Rachmat
dicontoh oleh anak-anaknya. Seperti tahun 2013 tentang Perilaku
yang di kemukakan dalam teori merokok remaja Sekolah Menengah
belajar sosial menurut Miller dan pertama dimana hasil penelitian
Dollard yang menyebutkan bahwa menunjukan bahwa keluarga
tingkah laku manusia merupakan merupakan salah satu faktor yang
hasil belajar. mempengaruhi perilaku merokok.
Sementara itu, diketahui Selain itu juga, didukung oleh
bahwa ada 24 responden yang Penelitian yang dilakukan oleh
pengaruh keluarga untuk Ariska Hesti Sundari tahun 2014
merokoknya rendah dan mereka tentang Hubungan antara Peran
tidak merokok. Dimana, dari hasil Keluarga dengan Perilaku merokok
penelitian diketahui bahwa orang tua pada remaja Laki-laki kelas XI.
atau kakak mereka tidak merokok, Dimana, hasil penelitian menunjukan
dan mereka akan mendapatkan bahwa semakin tinggi peran keluarga
hukuman jika merokok. Selain itu, yang berperilaku merokok maka
ada 18 responden (20 %) yang semakin tinggi perilaku merokok
pengaruh keluarganya rendah, namun pada remaja.
mereka merokok.. Sebaliknya ada 8 6. Hubungan Pengaruh Teman
responden yang memiliki pengaruh Sebaya dengan Perilaku
keluarga yang tinggi untuk merokok Merokok Remaja di SMP
namun mereka tidak merokok. Dari Negeri 2 Tibawa
hasil tersebut dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil analisis
tidak selamanya faktor keluarga Chi Square didapatkan nilai sebesar
dapat mempengaruhi perilaku 0.000. Nilai signifikan (P-value) ini
merokok, dimana hal ini sejalan lebih kecil dibandingkan dengan
dengan penelitian yang dilakukan nilai alpha yang digunakan (0,05)
oleh Wulandari tahun 2011 tentang sehingga H1 diterima. Dengan
hubungan pola asuh orang tua demikian, terdapat hubungan yang
dengan perilaku merokok signifikan antara faktor teman sebaya
pada remaja dimana hasil dengan perilaku merokok.
penelitiannya menunjukan bahwa Berdasarkan tabel 4.11,
pola asuh orang tua tidak mempunyai diketahui bahwa sebanyak 54
hubungan signifikan dengan perilaku responden (60 %) memiliki pengaruh
merokok seseorang artinya seperti teman sebaya yang tinggi dan
apa pola asuh orang tua tidak mereka merokok. Dimana, dari hasil
menjamin seseorang untuk tidak penelitian diperoleh informasi bahwa
merokok. responden memiliki teman yang
Namun, dari hasil penelitian merokok dan mereka menerima
menunjukan bahwa responden yang ajakan teman mereka untuk merokok
merokok dan memiliki pengaruh serta mereka akan merasa dijauhi
keluarga yang tinggi lebih banyak jika menolak ajakan teman mereka.

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

Sementara itu, ada 24 sebaya dengan perilaku merokok


responden (26,7 %) yang memiliki pada remaja, dimana hasil
pengaruh teman sebaya rendah dan penelitiannya menunjukan tidak ada
mereka tidak merokok. Dari infomasi hubungan antara interaksi teman
tersebut dapat diketahui bahwa sebaya dengan perilaku merokok
teman sebaya memiliki pengaruh pada remaja, dimana perilaku
yang cukup besar terhadap merokok dapat dipengaruhi oleh
terbentuknya perilaku merokok faktor lain seperti keluarga, faktor
dimana responden yang memiliki kepribadian, dan iklan rokok.
teman yang perokok cenderung akan Namun, dari hasil penelitian
menjadi perokok. Seperti yang menunjukan bahwa responden yang
dikemukakan oleh Conger, Papalia merokok dan memiliki pengaruh
dan Olds (dalam Dewi,2015) bahwa teman sebaya yang tinggi lebih
kelompok teman sebaya merupakan banyak dibandingkan dengan
sumber utama bagi remaja dalam hal responden yang memiliki pengaruh
ini persepsi dan sikap yang berkaitan teman sebaya yang rendah. Penelitian
dengan gaya hidup dimana, bagi ini didukung oleh penelitian yang
remaja teman-teman menjadi sumber dilakukan oleh Suharno tahun 2016
informasi. tentang Hubungan Teman Sebaya
Selain itu, Menurut Santrock dengan Perilaku merokok pada remaja.
(2010) bahwa remaja mengikuti apa Dimana, hasil penelitian menunjukan
yang kelompok temannya lakukan bahwa lebih dari setengah responden
untuk mempertahankan yang memiliki teman sebaya perokok
kedudukannya di dalam kelompok juga memiliki perilaku yang sama
agar sama seperti sikap dan perilaku dengan temannya yaitu sebesar 58,9
teman-temannya. Sementara itu, ada
8 responden (8,9%) yang pengaruh % Selain itu juga, didukung oleh
teman sebayanya tinggi namun penelitian yang dilakukan oleh
mereka tidak merokok, dari hasil Muhamad Rachmat tahun 2013
penelitian hal ini karena pengaruh tentang Perilaku merokok remaja
keluarga dimana orang tua mereka Sekolah Menengah pertama dimana
melarang mereka untuk merokok dan hasil penelitian menunjukan bahwa
akan mendapatkan hukuman jika teman sebaya dapat mempengaruhi
mereka merokok. Sebaliknya, ada 4 niat remaja untuk merokok dimana
responden (4,4 %) yang pengaruh ada hubungan signifikan antara
teman sebayanya rendah namun interaksi teman sebaya dengan
mereka merokok. Dari data tersebut perilaku merokok.
dapat diketahui bahwa tidak semua KESIMPULAN
perilaku merokok disebabkan oleh Berdasarkan analisis data dan
adanya pengaruh teman sebaya, pembahasan pada bab sebelumnya,
melainkan ada faktor lain yang maka dapat ditarik kesimpulan
berkontribusi untuk mempengaruhi sebagai berikut:
perilaku merokok. Hal ini sejalan 1. Tingkat Pengetahuan tentang
dengan penelitian yang dilakukan rokok yang baik sebesar 65,6 %,
oleh Anggarwati tahun 2014 tentang Motivasi Merokok tinggi sebesar
hubungan antara interaksi teman 42,2 %, Pengaruh keluarga tinggi

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

sebesar 53,3 %, dan Pengaruh Amalia, Dewi. 2014. Hubungan


teman sebaya tinggi sebesar 68,9 Pengetahuan dan Motivasi
%. dengan Perilaku Merokok
2. Perilaku Merokok remaja di SMP pada remaja Usia 12-15 tahun
Negeri 2 Tibawa yakni sebesar di Desa Ngumpul. Tesis
64,4% . Program Program Pasca
3. Ada Hubungan antara Tingkat Sarjana Universitas Sebelas
Pengetahuan dengan Perilaku Maret Surakarta
Merokok remaja di SMP Negeri
2 Tibawa p=0,000 (α <0,05). Andriyani, R. 2011. Bahaya
4. Ada hubungan antara Motivasi Merokok. Jakarta: Sarana
Merokok dengan Perilaku bangun Pustaka.
Merokok remaja di SMP Negeri https://books.google.co.id/bo
2 Tibawa p=0,000 (α<0,005). oks?id=Bahaya+merokok
5. Ada hubungan antara Keluarga diakses pada tanggal 30
Januari 2018
Merokok dengan Perilaku
Merokok remaja di SMP Negeri Baharuddin.2017. Faktor-faktor yang
2 Tibawa p=0,000 (α<0,005). berhubungan dengan perilaku
6. Ada hubungan antara Teman merokok pada anak usia
Sebaya dengan Perilaku Merokok remaja madya 15-18 tahun.
remaja di SMP Negeri 2 Tibawa Skripsi Program Sarjana
p=0,000 (α<0,005). Keperawatan Fakultas
SARAN Kedokteran dan Ilmu
1. Bagi Orang tua Kesehatan UIN Alauddin
Orang tua bisa menerapkan anti Makassar
merokok dikeluarganya sehingga
anak tidak meniru perilaku Bahtiar.2011. Manajeen
merokok dari orang tua maupun Keperawatan dengan
keluarga yang lain. Pendekatan Praktis. Jakarta:
2. Bagi Pihak Sekolah Erlangga
Bagi pihak sekolah agar dapat Hasmiati.2012.Gambaran Pengaruh
memberikan edukasi tentang Lingkungan Sosial terhadap
bahaya merokok dan selalu Perilaku Merokok pada
mengawasi anak didiknya agar Remaja SMA Negeri 2
tidak merokok, serta memberikan Makasar. Skripsi Sarjana
solusi penanganan perilaku Kesehatan Masyarakat
merokok di sekolahnya. Jurusan Kesehatan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Masyarakat Fakultas Ilmu
Penelitiselanjutnyabisa Kesehatan UIN Alaudin
mengembangkan penelitian Makasar
serupa dengan meneliti tentang
faktor-faktor lain yang dapat Hasmiati.2012.Gambaran Pengaruh
mempengaruhi perilaku merokok. Lingkungan Sosial terhadap
Perilaku Merokok pada
Remaja SMA Negeri 2
DAFTAR PUSTAKA Makasar. Skripsi Sarjana

Widya Yuanita Idris / 841414087


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2018
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

Kesehatan Masyarakat Rahmadi, Afdol, Yuniar Lerstari,


Jurusan Kesehatan Yenita.2013. Hubungan
Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Sikap
Kesehatan UIN Alaudin terhadap rokok dengan
Makasar Kebiasaan Merokok siswa
SMP di Kota Padang. Jurnal
Hasriani, Nurfadilah Sewang, dan Kesehatan
H.Muzakkir. 2014. Hubungan Andalas.Vol.2.No.1
pengetahuan dengan perilaku
merokok siswa kelas II SMP Rachmat,Muhammad, Ridwan M.
Negeri 03 Makasar.Jurnal Thaha, dan Muhammad
ilmiah kesehatan Diagnosis. syafar. 2013.Perilaku
Vol 5. No.3 merokok remaja sekolah
menengah pertama. Jurnal
Kuntanti, Astri.2014.Hubungan Kesehatan Masyarakat
antara Perngaruh Keluarga, Nasional. Vol.7.No.11
Pengaruh teman, dan
Pengaruh Iklan terhadap Santrock, J. W. 2010. Remaja Jilid 2
Perilaku Merokok pada edisi 11. Jakarta: Erlangga.
Remaja di SMP Negeri 1
Slogohimo Wonogiri. Skripsi Tololiu,Kevin.2017.Hubungan
Sarjana Keperawatan Pengetahuan dan motivasi
Fakultas Ilmu Kesehatan dengan perilaku merokok pada
Universitas Muhammadiyah remaja di SMK Negeri 3
Surakarta kota Gorontalo. Skripsi
Program Sarjana
Kementrian Kesehatan RI, Keperawatan Fakultas
2015.Infodatin Perilaku Olahraga dan Kesehatan
Merokok Masyarakat Universitas Negeri
Indonesia.Jakarta www.depke Gorontalo.
s.go.id/development/site/jkn/i
ndex.php?cid=15090900003- Wawan, D. 2010.Teori dan
1&id=perilaku-merokok- Pengukuran Pengetahuan,
masyarakat- Sikap dan Perilaku
indonesia.html diakses pada Manusia.Yogyakarta:Nuha
tanggal 29 januari 2018 Medika

Notoatmodjo,Soekidjo.2010.Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka
cipta.
Nurrahma.2014. Pengaruh rokok
terhadap kesehatan dan
pembentukan karakter
manusia. Prosiding Seminar
Nasional , vol.1, No.1.

Widya Yuanita Idris / 841414087


CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi
Nama lengkap : Widya Yuanita Idris
Nama Panggilan : Widy
Tempat/Tanggal Lahir : Gorontalo/ 20 Oktober 1996
Angkatan : 2014
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa

B. Pendidikan Formal
1. Sekolah Dasar
Tahun : 2002-2008
Nama Institusi : SDN 1 Isimu Selatan
Alamat : Desa Isimu Selatan Kec. Tibawa
2. Sekolah Menengah Pertama
Tahun : 2008-2011
Nama Institusi : SMP N 2 Tibawa
Alamat : Desa Buhu Kec.Tibawa
3. Sekolah Menengah Atas
Tahun : 2011-2014
Nama Institusi : SMA N 2 Limboto
Alamat : Desa Hunggaluwa, Kec.Limboto
4. Perguruan Tinggi
Tahun : 2014-2018
Nama Institusi : Universitas Negeri Gorontalo
Alamat : Jl. Jend. Sudirman No 6, Dulalowo Timur, Kota
Tengah, Kota Gorontalo
C. Kegiatan Yang Pernah diikuti
1. Peserta Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB) Tahun 2014
Universitas Negeri Gorontalo
2. Peserta Seminar Nasional STOP AMPUTASI tahun 2014
3. Peserta Seminar Nasional Gawat Darurat dan Bencana tahun 2014
4. Peserta pelaksana Seminar Managemen Keperawatan tahun 2015
5. Peserta Pelaksana Seminar Bedah Undang-Undang Keperawatan tahun
2016
6. Peserta Seminar Nasional Keperawatan “Nursing Education Quality and
Nursing Service Quality in ASEAN Economic Community Era” tahun
2016
7. Peserta Seminar Keperawatan “The First Gorontalo International
Nursing Conference” tahun 2017
8. Peserta Aplikasi Ilmu Keperawatan RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo Tahun 2017
9. Peserta KKS Destana di Desa Tabongo, Kec. Dulupi, Kab. Boalemo
tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai