Talasemia
Talasemia
Talasemia
Disusun Oleh:
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1
Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
ii
iii
iv
.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
tanggal 27 Desember 1994, penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara
dari pasangan Bapak Sakir dan Ibu Darsini. Memiliki kakak perempuan bernama
Atik Jumiatun.
Wanita, pada tahun 2007 penulis lulus dari SD Negeri Jatigembol 2 dan 6, pada
tahun 2010 penulis lulus dari SMPN 1 Kedunggalar, pada tahun 2013 penulis
lulus dari SMA Negeri 1 Jogorogo. Dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi
masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur PMDK. Penulis
memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada
vi
MOTTO
PENELITI
vii
PERSEMBAHAN
Seiring dengan do‟a dan puji syukur aku persembahkan skripsi ini untuk:
jalan yang Engkau ridhai. Tidak lupa solawat dan salam selalu terlimpahkan
2. Ibu Darsini dan Bapak Sakir Tercinta. Tak ada kata yang pantas ananda
terkabulkan selain do‟a dari orang tua yang tulus ikhlas. Terima kasih
kepada kedua orang tua tercinta yang telah berusaha susah payah banting
tulang untuk merawat dan membesarkan penulis sampai saat ini dengan
penuh cinta dan kasih sayang walaupun penulis sebagai anaknya sering
3. Kakak tercinta ku Atik Jumiatun, Terima kasih atas do‟a dan semangatnya
selama ini. Terima kasih atas canda tawa kita selama ini. Hanya karya kecil
ini yang dapat adik persembahkan. Maaf adik belum bisa menjadi adik yang
baik, tapi adik akan selalu berusaha menjadi yang terbaik, agar bisa menjadi
viii
4. Suami tercinta ku Haryanto Prayitno, S.Kep., Ns., CWCCA. Terimakasih
atas doa, saran, motivasi dan dorongan semangat untuk terus belajar, yang
selalu kau berikan pada ku. Dari engkau saya bisa belajar, terima kasih
selalu disampingku.
Rosyidah, S.Kep., Ns., M.Kep. dan Ibu Tridianti Nur W, S.Kep., Ns. yang
6. Sahabat ku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, dan teman-teman
7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya proposal skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Dukungan Orang Tua Dengan Kualitas Hidup Anak Penderita Thalasemia (Studi
Di Ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi) ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat H.Bambang Tutuko, S.H., S.Kep., Ns., M.H. selaku ketua STIKes
ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Kaprodi S1
Keperawatan, dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta
motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya Proposal ini, Ibu Tri Dianti
Nur W, S.Kep., Ns. selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu,
tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini, Kepala Direktur RSUD
Dr. Soeroto Ngawi yang telah memberikan ijin penelitian. Kedua orang tua yang
selalu memberi dukungan baik moril maupun materil selama menempuh
pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
hingga terselesaikannya skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam
penyusunan skripsi ini, dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan
kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Jombang, Juni 2017
Penulis
x
ABSTRAK
Oleh:
13.321.0034
Masalah psikososial menimbulkan komplikasi bagi orang tua dan anak yang
menderita Thalasemia, kuranganya dukungan orang tua berdampak pada kualitas
hidup anak. Dukungan orang tua dapat meningkatkan kualitas hidup anak
penderita thalasemia seperti perhatian, memberikan motivasi dan tidak
memandang anak yang menderita thalasemia itu berbeda dengan anak normal
lainya. Tujuan penelitian menganalisis hubungan dukungan orang tua dengan
kualitas hidup anak penderita thalasemia di Ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto
Ngawi.
Desain penelitian analitik cross sectional, populasi seluruh orang tua dan
anak yang menderita thalasemia di Ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi
berjumlah 27 responden, dengan jumlah sampel 25 responden dengan teknik
consecutive sampling. Variabel (independent) dukungan orang tua dan variabel
(dependent) kualitas hidup anak yang menderita thalasemia. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data editing, coding, scoring dan
tabulating. Analisa data menggunakan uji “chi square”.
Hasil penelitian ini didapatkan pada Variabel dukungan orang tua yaitu
sebagian besar memberikan dukungan positif sebesar 17 (68 %) responden,
dukungan negatif sebesar 8 (32%) responden, sedangkan variabel kualitas hidup
anak di dapatkan hasil hidup normal sebesar 21 (84%) responden dan kualitas
hidup beresiko 4 (16 %) responden. Hasil uji chi square di dapatkan (ρ = 0,001) <
dari 0.05.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan dukungan orang tua dengan
kualitas hidup anak penderita thalasemia di Ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto
Ngawi.
xi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF PARENTS’ SUPPORT WITH CHILD’S
LIFE QUALITY OF THALASEMIA SUFFERES (studied in the child poly room of
RSUD Dr. Soeroto Ngawi) By:
xii
DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
3. Kuesioner
6. Lembar konsultasi
8. Lembar data pasien penderita thalasemia di Ruang Poli Anak RSUD Dr.
Soeroto Ngawi
xvii
DAFTAR LAMBANG
2. % : prosentase
4. N: jumlah populasi
5. n : jumlah sampel
6. S : total sampel
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
Kg : Kilogram
PB : Panjang badan
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
diturunkan, ini juga merupakan penyakit yang relatif sulit untuk dihindari karena
penderitanya yang secara fisik, sosial, dan emosional dapat terganggu, dalam
secara rutin dan seumur hidup di tambah dengan tingkat perekonomian orang tua
orang tua terhadap para penderita thalasemia, hal ini terjadi karena orang tua
perekonomian. Jika para penderita mengetahui hal ini maka tidak menutup
kemungkinan masalah baru akan timbul seperti beban fikiran, hal ini juga akan
thalasemia, dari 250 juta diantaranya ada 80 – 90 juta yang membawa genetik
thalasemia beta, dalam (Bulan, 2009), sedangkan data di Indonesia yang di dapat
pada tahun 2014 ini tercatat sebanyak 6.647 orang, sedangkan di jawa timur
sendiri ada lebih dari 400 penderita. Menurut kepala Dinas Kesehatan Ngawi pada
1
2
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 18 Februari 2017 di ruang poli anak
RSUD Dr. Soeroto Ngawi terdapat 6 orang tua yang memiliki anak penerita
thalasemia didapatkan hasil: 1 orang mengatakan bahwa pekerjaan yang tidak bisa
di tingalkan dengan mudah sehingga waktu kontrol tidak sesuai jadwal, 3 orang
tua mengatakan bahwa harus menyiapkan finansial yang lebih untuk membawa
anak kontrol ke rumah sakit, 2 orang tua mengatakan jika kurang perhatian pada
hasil Penelitian lain yang dilakukan oleh (Supartini, Sulastri, & Sianturi 2013)
utama yang berkonstribusi terhadap kualitas hidup anak dengan thalasemia adalah
sikap keluarga dalam merawat anak thalasemia. Serta penelitian lain yang
dilakukan oleh (Mariani, Rustina & Nasution 2014) tentang analisis faktor yang
anak dengan dukungan orang tua rendah dibandingkan dengan dukungan orang
tua tinggi yang menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antar dukungan
Bagi orang tua dan penderita thalasemia masalah psikososial tidak hanya
dipengaruhi oleh masalah medis yang terjadi seperti harus menjalani transfusi
rutin di rumah sakit, dan pemberian feritin saja, hal ini menimbulkan komplikasi
seperti masalah fisik, psikologis, sosial dalam perawatan yang lama, dan seringnya
ke rumah sakit, tindakan medis yang menimbulkan rasa sakit, kehidupan di masa
depan yang tidak jelas, dan pikiran tentang kematian, ditambah kuranganya
dukungan orang tua seperti menganggap para penderita thalasemia hanya menjadi
hidup mereka, dan masalah yang serius dalam kesehatan para penderita
ditingkatkan, yaitu dengan adanya tambahan dukungan dari orang tua seperti
dengan anak yang normal, Hal lain yang penting untuk memenuhi kebutuhan
(hubungan sosial dalam keluarga), kondisi personal (dimensi fisik, mental, dan
spiritual).
kualitas hidup anak penderita thalasemia itu sendiri sehingga perlu peningkatan
memandang anak yang menderita thalasemia itu berbeda dengan anak normal
klinis dan hasil pengobatan yang nantinya diharapkan dapat mengurangi tingkat
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, rumusan masalah yang dapat
di ambil adalah “ Apakah ada hubungan dukungan orang tua dengan kualitas
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi ilmiah dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
1.4.2 Praktis
Sebagai masukan bagi orang tua agar dapat lebih meningkatkan dukungan
2. Bagi perawat
dukungan orang tua dengan kualitas hidup anak penderita thalasemia serta
dan menjadi referensi ilmiah pada penelitian lebih lanjut yang berkaitan
TINJAUAN PUSTAKA
Orang tua adalah pemegang kendali utama tanggung jawab atas proses
pembentukan karakter anak. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan
adalah beberapa sikap dan perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi perilaku
anak yaitu:
telah ditetapkan, itulah yang terbaik untuk anaknya. Sikap ini biasanya membuat
anak cenderung untuk patuh, bertingkah laku baik, ramah dan sopan.
6
7
Orang tua selalu menunjukkan rasa cemas yang berlebihan. Anak akan
merasa tidak berdaya, malu, cemas, dan memiliki perasaan sebagai seorang yang
Orang tua yang lalai akan menunjukkan perhatian yang kurang terhadap
kualitas hidup anaknya. Hal ini mungkin dikarenakan adanya kesibukan orangtua
sesuatu hal. Biasanya hal ini bukanlah merupakan rasa keingintahuan karena
Orangtua seperti ini sering bertanya secara berlebihan dalam hal perawatan
sosiokultural yang lebih luas. Norma itu menjadi kebiasaan dari tiap individu
belajar sesuai dengan cara-cara dan norma lingkungan seperti melalui proses
meniru dan sistem ganjaran dan hukuman. Proses meniru terjadi bila anak melihat
untuk berperilaku.
orang tua adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
tua merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala orang tua dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
Menurut Narwoko dan Suyanto (2004) dalam Fatimah (2016), orang tua
adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya
manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam
kehidupan individu.
pola interaksi yang positif atau perilaku menolong yang diberikan pada individu
dalam menghadapi suatu peristiwa atau kejadian yang menekan dan dianggap
penting dalam proses kehidupan. Dukungan yang dirasakan oleh individu dalam
serta membuat dirinya menjadi lebih berarti dan dapat mengoptimalkan potensi
yang ada dalam individu tersebut. Orang yang menapat dukungan akan merasa
timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota orang tua, antar kerabat,
serta antar generasi yang merupakan dasar orang tua yang harmonis dan bahagia.
Hubungan kasih sayang dalam orang tua merupakan suatu rumah tangga yang
bahagia. Dalam kehidupan yang diwarnai oleh rasa sayang maka semua pihak
kejujuran, saling memercayai, saling membina pengertian dan damai dalam rumah
tangga.
orang tua memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
1. Dukungan informasional
menyelesaikan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan
menyumbangkan sugesti dan aksi pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini
2. Dukungan penilaian
Orang tua bertindak sebagai suatu bimbingan yang bersifat umpan balik,
dan validator identitas anggota orang tua yang diantaranya memberikan support
3. Dukungan instrumental
Orang tua merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkret, yang
4. Dukungan emosional
Orang tua sebagai tempat yang aman dan damai untuk beristirahat dan
1. Dukungan Nyata
bentuk uang dan perhatian, dukungan nyata merupakan paling efektif bila dihargai
oleh penerima dengan baik. Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada
perasaan ketidak teraturan dan ketidak terimaan yang tidak baik akan benar-benar
menambah tekanan dan stress individu dalam kehidupan orang tua. Bentuk dari
2. Dukungan pengharapan
Mengharapkan individu pada orang yang sama telah mengalami situasi yang sama
berfokus pada aspek-aspek yang lebih positif dari situasi tersebut. (Bobak, 2005)
dalam Fatimah (2016) menyatakan bahwa Dukungan dapat diberikan dari siapa
Namun karena adanya faktor keintiman sesama anggota orang tua maka dukungan
orang tua bisa menjadi motivasi yang besar dalam kualitas hidup anak.
kepada dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu
yang dapat diakses atau diadakan untuk orang tua yang dipandang oleh anggota
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan sosial orang tua dapat berasal
dukungan sosial internal, seperti dukungan suami atau isteri serta dukungan
saudara kandung, atau dukungan orang tua eksternal seperti kerabat, sepupu, dan
sebagainya.
1. Pekerjaan
Menurut (Hong Liu dan Zhong Zhao, 2011) dalam Fatimah (2016) Jenis
Pekerjaan mempengaruhi waktu yang dapat mereka luangkan untuk keluarga dan
sumber pendapatan yang dapat digunakan untuk kesehatan anak. Akan tetapi,
teori mengenai hubungan antara pekerjaan orang tua dengan kesehatan anak
masih bersifat ambigu. Di satu sisi, hal ini dapat menambah sumber daya
tetapi di sisi lain, pekerjaan mungkin dapat mengurangi waktu antara orang tua
tua juga dapat berpengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan anak. Sebagian besar
anak dengan orang tua yang berpenghasilan rendah akan memiliki tingkat
kesehatan yang rendah dibandingkan anak dengan orang tua yang makmur. Orang
tua yang berpenghasilan tinggi mungkin memiliki anak yang sehat karena mereka
mempengaruhi kualitas dan kuantitas kesehatan yang diperoleh oleh mereka. Hal
3. Tingkat pendidikan
adalah faktor terbesar kedua dari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi status
dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
individu, serta pemahaman yang baik dan buruk dalam bertindak. Semakin tinggi
tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan sehingga
mengenai kesehatan.
sayang yang diterima anak, khususnya masalah kesehatan. Orang tua dengan
jumlah anak yang banyak memerlukan lebih banyak waktu untuk memperhatikan
adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis
individu sebagai anggota keluarga. Namun demikian, dalam semua tahap siklus
kehidupan dukungan orang tua mempu membuat anggota keluarga berfungsi dan
bertindak dengan potensi masing-masing. Sebagai akibatnya, hal ini akan mampu
Wills (1985) dalam Friedman (2008) menyimpulkan bahwa baik itu efek-
efek penyangga yaitu dukungan orang tua menahan dan meminimalisir efek-efek
negatif dari stress terhadap kesehatan dan efek utama bahwa dukungan orang tua
yang baik akan menurunkan stress dan tekanan secara langsung dapat
dari dukungan orang tua terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi
berfungsi bersamaan. Menurut (Ryan dan Austin dalam Friedman, 2008) Secara
lebih spesifik, keberadaan dukungan orang tua yang adekuat terbukti berhubungan
emosi.
Menurut Feiring dan Lewis (2004) dala Fatimah (2016), ada bukti kuat
dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa orang tua besar dan orang tua kecil
secara kualitatif memiliki hubungan akan intensitas adanya dukungan orang tua
terhadap kesehatan anak. Anak-anak yang berasal dari orang tua kecil dalam
artian orang tuanya tidak banyak memiliki anak akan menerima lebih banyak
perhatian daripada anak-anak dari orang tua besar (orang tua yang memiliki
banyak anak). Selain itu, dukungan yang diberikan orang tua (khususnya ibu) juga
dipengaruhi oleh usia, ibu yang masih muda cenderung untuk tidak bisa
15
merasakan atau mengenali secara sensitif kebutuhan anak dan orang tuanya dan
juga lebih egosentris dibandingkan dengan ibu-ibu yang usianya lebih tua.
memengaruhi dukungan orang tua lainnya adalah kelas sosial dan ekonomi orang
tua. Kelas sosial dan ekonomi yang dimaskud ialah meliputi tingkat pendapatan
orang tua, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan individu sebagai anggota orang
tua. Dalam hal orang tua dengan kelas sosial dan ekonomi menengah ke bawah
suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil lebih bisa dimungkinkan ada,
sementara dalam orang tua dengan kelas sosial dan ekonomi menengah ke atas,
dan otoritas. Selain itu orang tua dengan kelas sosial dan eonomi yang menengah
ke bawah mempunyai tingkat dukungan, afeksi, dan keterlibatan yang lebih tinggi
daipada orang tua dengan kelas sosial dan ekonomi yang menengah ke atas juga
kembang anaknya..
yang bervariasi dan dukungan itu dapat diberikan dengan arahan yang berbeda-
orang tua bukan sekedar memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah
dan penyebar informasi yang meliputi pemberian saran, informasi yang bisa
ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang
4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
1. Faktor internal.
a. Tahap perkembangan
beda.
c. Faktor emosi
mengancam kehidupannya.
d. Spiritual
2. Faktor eksternal
a. Praktik keluarga
kesehatannya
kesehatan pribadi
likert sering, selalu, kadang-kadang dan tidak pernah yang berisi pernyataan-
pernyataan terpilih dan telah diuji validitas dan realibilitas. Hasil dari jawaban
berikut :
Positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≥ T mean.
Negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≤ T mean.
19
Dimana :
skor T
̅
n : Jumlah responden
20
sebagai berikut:
stuktur dan fungsi tubuh yang lebihkompleks dalam pola yang teratur dan dapat
dengan mengukur berat badan, panjang badan/tinggi badan, lingkar kepala dan
2.3.2 Antropometri
1. Berat badan
1) 5 bulan = 2 X BB lahir
2) 1 tahun = 3 X BB lahir
3) 2 tahun = 4 X BB lahir
e. Kenaikan berat anak pada tahun pertama kehidupan dengan gizi yang
baik :
tahun.
1) Triwulan pertama : 10 cm
2) Triwulan kedua : 6 cm
3) Triwulan ketiga : 5 cm
4) Triwulan keempat : 4 cm
2) 4 tahun = 2 X PB lahir
4) 13 tahun = 3 X PB lahir
TB = 80 = 5n cm
3. Lingkar kepala
1) 6 bulan : 44 cm
2) 1 tahun : 47 cm
3) 2 tahun : 49 cm
4) 10 tahun : 53 cm
5) Dewasa : 55-57 cm
sebaliknya.
5-6 bulan pertama setelah lahir, setalah itu hanya terjadi pembesaran
g. Berat otak BBL adalah 1/4 berat otak orang dewasa tapi jumlah
badan.
f. Lengan harus dalam keadaan tergantung bebas dan lingkar metlin tidak
a. Faktor genetik
didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan
b. Faktor lingkungan
1) Lingkungan prenatal:
Gizi ibu saat hamil, adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress,
dan lain-lain.
meliputi:
lain.
25
selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak
untuk menjamin tumbuh kembang anak yang selaras baik fisik, mental
sebagainya.
meliputi:
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak dari konsepsi sampai
lingkungan.
organorgan.
meliputi:
1. Hukum konvergensi
cepat sekali, pada saat yang lain biasa-biasa saja ataui suatau saat sangat
lambat.
Ada suatu masa dimana fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri keluar dan
sangat peka terhadap rangsangan dari luar. Hukum ini menyatakan bahwa
untuk setiap fungsi hanya satu kali saja mengalami masa peka. Contoh :
masa peka untuk berjalan adalah usia 9-15 bulan sedangkan untuk belajar
bahasa ibu dan bahasa daerah setempat adalah usia 3-5 tahun.
Tempo perkembangan setiap anak berbeda, ada yang cepat, sedang atau
lambat. Contohnya : ada 3 anak dengan usia yang sama yang satu baru bisa
duduk, yang satu sudah bisa berdiri dan yang satu lagi sudah bisa berjalan.
27
5. Hukum rekapitulasi
manusia. Contohnya :
biru, hitam)
meliputi:
28
1. Masa neonatus
kehidupan. Dimulai sejak lahir dan berakhir umur 2 minggu. Dibagi dalam
2 masa :
b. Masa neonate telah menjadi individu yang terpisah dan berdiri sendiri.
2. Masa bayi
Masa antara usia 1 bulan -1 tahun. Disebut periode vital, artinya bahwa
a. Instink kemampuan yang telah ada sejak lahir, sifatnya psikofisis untuk
tertentu dengan cara khas, tanpa bekerja atau berpikir lebih dahulu.
b. Reflek
2) Tooting reflek
Bila menyentuh daerah bibir maka akan segera membuka mulut dan
3) Grasp reflek
4) Moro reflek
tersebut. Bila bayi dingkat secara kasar maka dia akan menangis
dengan kuat.
5) Startle reflek
pada lengan dan tangan dan sering diikuti dengan tangis yang
suara yang keras dengan tiba-tiba, cahaya yang kuat atau perubahan
suhu mendadak.
6) Stapping reflek
Suatu reflek kaki spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya
berjalan.
Bila kepala bayi dimiringkan maka mata juga akan bergerak miring
c. Pertumbuhan gigi
Gigi pada bayi baru lahir meskipun tidak kelihatan tapi sudah
ada dalam rahang. Gigi mulai terlihat (tumbuh) pada usia 6 bulan
dan lengkap usia 2,5-3 tahun. Jumlah gigi susu 20 buah, terdiri dari
sulung tengah kira-kira 7,5 tahun, Gigi seri sulung samping kira-
kira 8 tahun, Gigi taring kira-kira 11,5 tahun, Gigi geraham sulung
1) Perabaan
2) Penglihatan
penglihatan.
3) Pendengaran
4) Penciuman
5) Rasa panca
e. Pertumbuhan otak
bulan pertama setelah lahir. Jaringan otak dan system syaraf tumbuh
f. Perkembangan fungsional
sumsum syaraf dan perbuatan proporsi tubuh. Maka anak telah siap
g. Perkembangan sosial
hubungan kulit.
3) Bulan kedua bayi mulai mengenal muka orang yang paling dekat
kesenangannya.
5) Umur lebih dari 7 bulan mulai kontak aktif dengan orang lain yaitu
disekitarnya.
h. Perkembangan emosi
dikasihi yang nantinya menjadi dasar untuk pecaya pada diri sendiri.
1) Dimulai dengan hubungan yang erat antara orang tua dan bayi :
4) Akibat dari interaksi antara ibu dan anak ini organisasi mental anak
oramg lain.
i. Perkembangan bahasa
bulan ke 4 bayi dapat diajak bermain dan tertawa keras. Umur 5-6 bulan
bayi mulai mengeluarkan suku kata yang diulang, seperti wawa, papa,
Pada umur 10-11 bulan bila ditanyakan dimana bapak, ibu atau
j. Perkembangan bicara
1) Pra bicara
Bicara egosentris (2-7 tahun) isi bicara lebih mengenai diri sendiri,
bicara sosial peralihan dari bicara ego sosial ke bicara yang berlaku
di dalam masyarakat
2) Perkembangan psikis
Periode ini ada 3 ciri khas yang tidak ada pada periode lain,
tantrum” yaitu rasa takut yang kuat, marah, rasa ingin tahu,
b. Masa sekolah
1) Periode intelektual
2) Minat
4) Bermain
5) Pemahaman
6) Moral
7) Hubungan keluarga
2.4.1 Pengertian
keturunan yang diakibatkan oleh kegagalan pembentukan salah satu dari empat
sempurna. Tubuh tidak dapat membentuk eritrosit yang normal, sehingga eritrosit
mudah rusak atau berumur pendek kurang dari 120 hari dan terjadilah anemia.
ke seluruh tubuh, juga memberi warna merah pada eritrosit. Hemoglobin manusia
terdiri dari persenyawaan hem dan globin. Heme terdiri dari zat besi (Fe) dan
globin adalah suatu protein yang terdiri dari rantai polipeptida. Hemoglobin pada
manusia normal terdiri dari 2 rantai alfa (α) dan 2 rantai beta (β). Penderita
Thalasemia tidak mampu memproduksi salah satu dari protein tersebut dalam
dibedakan menjadi Thalasemia α jika menurunnya sintesis rantai alfa globin dan
Thalasemia β bila terjadi penurunan sintesis rantai beta globin. Thalasemia dapat
terjadi dari ringan sampai berat. Thalasemia beta diturunkan dari kedua orang tua
pembawa Thalasemia dan menunjukkan gejala klinis yang paling berat, keadaan
ini disebut juga Thalasemia mayor. Penderita Thalasemia mayor akan mengalami
diwariskan oleh orang tua yang carrier kepada anaknya. Apabila salah satu dari
orang tua memiliki gen pembawa sifat Thalasemia maka kemungkinan anaknya
50% sehat dan 50% carrier Thalasemia. Apabila kedua orang tua memiliki gen
38
meliputi: Secara molekuler, Thalasemia dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu
rantai-polipeptida.
1. Thalasemia Alfa
Thalasemia ini disebabkan oleh mutasi salah satu atau seluruh globin rantai
Gangguan pada satu rantai globin alfa. Keadaan ini tidak timbul gejala
sama sekali atau sedikit kelainan berupa eritrosit yang tampak lebih
pucat.
carrier.
c. Hemoglobin H disease
Gangguan pada tiga rantai globin alfa. Penderita dapat bervariasi mulai
tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai
Kondisi ini tidak terdapat rantai globin yang dibentuk sehingga tidak
ada HbA atau HbF yang diproduksi. Janin yang menderita alfa
dilahirkan.
2. Thalasemia Beta
Thalasemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin
Thalasemia jenis ini memiliki satu gen normal dan satu gen yang
b. Thalasemia Intermedia
Kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa produksi
2
lama kelamaan akan menyebabkan kekurangan O , gagal jantung
kelangsungan hidupnya.
1. Thalasemia Alfa
Alfa globin adalah sebuah komponen dari protein yang lebih besar
untuk membuat protein yang disebut alfa globin. Protein ini juga diproduksi
dari gen yang hampir identik yang disebut HBA2 (Hemoglobin, α-2).
dikenal sebagai lokus alfa globin. Pada manusia normal terdapat 4 copy gen
alfa globin. Sedangkan pada penderita Thalasemia, terjadi mutasi pada gen
alfa globin. Apabila terjadi mutasi pada 1 gen α, maka tidak ada dampak
berat.
41
disease. Mutasi yang terjadi pada 4 gen α akan berakibat fatal pada bayi
2. Thalasemia Beta
Beta Globin adalah sebuah komponen dari protein yang lebih besar
yang disebut hemoglobin, yang terletak di dalam sel darah merah. Gen HBB
disebut beta globin. Lebih dari 250 mutasi pada gen HBB telah ditemukan
Kekurangan sel darah merah akan menghambat oksigen yang akan dibawa
Pada manusia normal terdapat 2 copy gen beta globin yang terdapat
pada kromosom 11. Dan mutasi yang terjadi pada gen beta globin akan
yang normal dan 1 gen beta globin sudah termutasi, maka orang tersebut
oksigen di dalam aliran darah. Hal ini terjadi karena tubuh tidak cukup membuat
gejala. Hal ini terjadi karena kekurangan protein alfa globin tidak terlalu banyak
sehingga hemoglobin dalam darah masih dapat bekerja dengan normal. Penderita
Thalasemia alfa atau beta dapat mengalami anemia ringan. Anemia ringan dapat
membuat penderita merasa lelah dan hal ini sering disalahartikan menjadi anemia
sampai dengan sedang. Selain itu juga dapat diikuti dengan masalah kesehatan
lainnya, seperti:
berkembang. Hal ini menyebabkan luas tulang melebihi normal dan tulang
menjadi rapuh.
3. Pembesaran limpa.
yang berat. Tanda dan gejala akan muncul dalam 2 tahun pertama
kesehatan serius lainnya, Pucat dan lesu, nafsu makan menurun, urin lebih
wajah).
43
4. Osteoporosis
Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen alfa
globin dan gen beta globin yang terletak pada kromosom 16 dan kromosom
tampak sehat, sebab masih ada sebelah gen globin yang normal dan dapat
mengalami kelainan berasal dari kedua orang tua yang masing – masing
carrier thalasemia.
Pada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin dari
ibunya dan sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang tuanya masing–
globin yang berubah (gen thalasemia) dari ayah dan ibunya, sehingga anak
gen thalasemia dari ibu atau ayahnya, maka anak akan menjadi carrier
normal dari kedua orang tuanya, sehingga anak tersebut tidak menderita
2. Umur
Anak-anak dengan Thalasemia mayor tampak normal saat lahir, tetapi akan
mayor tidak dirawat, maka hidup mereka biasanya hanya bertahan antara 1–
8 tahun. Pada Thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala tersebut
Thalasemia minor yang gejalanya ringan, biasanya datang berobat pada usia
4–6 tahun.
2.4.6 Komplikasi
Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi
darah yang berulang – ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar zat besi
dalam darah sangat tingi, sehingga di timbun di dalam berbagai jaringan tubuh
seperti hepar, limpa, kulit, jantung, dan lain – lain. Hal ini dapat mengakibatkan
gangguan funsi alat tersebut (hemokromatosis). Limpa yang besar mudah rupture
akibat trauma yang ringan sekalipun. Kadang - kadang thalasemia disertai tanda
poikilositosi, sel target (fragmentosit dan banyak sel normoblas). Kadar zat besi
dan serum (SI) meninggi dan daya ikat serum terhadap zat besi (IBC) menjadi
rendah dapat mencapai nol. Hemoglobin pasein mengandung HbF yang tinggi
Di Indonesia kira – kira 45% pasien thalasemia juga mempunyai HbE. Pada
umumnya pasien dengan thalasemia HbE maupun HbS secara klinik lebih ringan
dari pada thalasemia mayor. Biasnya mereka baru datang berobat atau ke dokter
pada umur 4 – 6 tahun, sedangkan thalasemia mayor gejala telah nampak sejak
umur 3 bulan.
Hingga saat ini belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan
thalasemia. Transfusi hanya diberikan jika kadar Hb telah rendah (kurang dari
6g/dl) atau bila anak terlihat lemah dan tidak nafsu makan. Splenektomi dilakukan
pada anak yang lebih tua dari umur dua tahun sebelum terjadi pembesaran limpa
bahwa kualitas hidup adalah keadaan bagaimana individu merespon secara fisik
dan emosinal serta seberapa baik individu memfungsikan secara psikologis, sosial,
46
pekerjaan dan fisik. Tsitsis dan Lavdanity (2015) dalam Saragih (2016)
sosial dan kesejahteraan fisik yang digambarkan sebagai pengaruh dari kesehatan
sekitar, yang secara subjektif bergantung pada beberapa faktor seperti kesehatan,
subjektifitas mengandung arti bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari
salah satu sudut pandang klien itu sendiri dan ini hanya dapat diketahui dengan
bertanya langsung pada klien dan multidimensi yang bermakna kualitas hidup
dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara holistik meliputi aspek
konteks budaya dan 8 sistem nilai dimana mereka hidup dan berhubungan dengan
tujuan, pandangan, standar dan perhatian mereka. Dari pendapat para ahli tersebut
1. Jenis kelamin (wanita memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dari pada
pria).
2. Umur (penduduk dengan usia > 75 tahun 32% mempunyai kualitas hidup
pembagian kualitas hidup dalam 7 dimensi kualitas hidup yang terdiri dari
aktifitas sosial yang diikuti), kemandirian (melakukan suatu hal tanpa bantuan
orang lain), di rumah dan bertetangga (perasaan nyaman dan tenang di rumah dan
bantuan konseling, juga dapat dipakai untuk pengenalan dini sehingga dapat
Kualitas hidup anak secara umum dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain:
anak
4. Kondisi Personal, meliputi dimensi fisik, mental dan spiritual pada diri anak
sendiri, yaitu genetik, umur, kelamin, ras, gizi, hormonal, stress, motivasi
Quality of Life Inventory (Peds QL) merupakan salah satu instrument pengukur
kualitas hidup anak, dikembangkan selama 15 tahun oleh Varni dkk (1998) dalam
Bulan (2009). Peds QL mempunyai 2 modul: generik dan spesifik penyakit. Peds
Instrumen ini dapat membedakan kualitas hidup anak sehat dengan anak yang
keganasan, asma, arthritis, diabetes anak, fibrosis kistik, penyakit sickle cell, palsi
serebralis dan kardiologi. Konsep Peds QL generik adalah menilai kualitas hidup
49
sesuai dengan persepsi penderita terhadap dampak penyakit dan pengelolaan pada
berbagai bidang penting kualitas hidup anak yang terdiri dari 6 bidang dengan 30
konsistensi internal yang baik, dengan koefisien alfa secara umum berkisar antara
penyakit dan pengelolaan, yang tidak hanya mewakili penyakit kronis saja. Peds
kurang dari 5 menit, rasio kehilangan data sekitar 0,01%, penilaian sangat mudah
dengan memberi nilai 0-4 pada setiap jawaban pertanyaan dan secara mudah
Tidak pernah : 0
Hampir :1
Kadang :2
Sering :3
Selalu :4
jawaban dibagi dengan jumlah pertanyaan yang dijawab pada semua bidang.
Pengisian kuesioner dapat diwakili orang tua pada anak usia 2-18 tahun dan
pengisian sendiri pada anak umur 5-18 tahun, pengisian sendiri oleh anak umur 5-
7 tahun dibantu oleh interviewer, pertanyaan pada kedua bentuk ini prinsipnya
sama, berbeda hanya pada bentuk kalimat tanya untuk orang pertama atau ketiga.
Instrumen telah diuji dalam bahasa Inggris, Spanyol dan Jerman, dan saat
Seid dan Burwinkle. 2002) dalam Bulan (2009) nilai total kualitas hidup anak
sehat secara umum adalah 81,38 ± 15,9. Anak dengan nilai total Peds QL dibawah
standar deviasi (SD) disebut kelompok beresiko. Kelompok beresiko dengan nilai
total Peds QL < -1SD sampai -2SD memerlukan pengawasan dan intervensi medis
jika perlu, kelompok beresiko dengan nilai total Peds QL < -2SD memerlukan
intervensi segera.
terjadi akibat anemia kronik, proses eritropoiesis yang tidak efektif, dapat
dengan kadar hemoglobin kurang dari 6 g/dL. Pemberian transfusi darah bertujuan
51
zat besi dalam jaringan tubuh akibat penyerapan besi yang berlebih oleh saluran
cerna yang dapat menyebabkan kerusakan organ-organ tubuh seperti: hati, limpa,
penimbunan zat besi adalah gagal jantung yang disebabkan oleh kardiomiopati.
sistolik dan diastolik ventrikel kiri pada anak yang menderita Talasemia Mayor
fungsi paru secara signifikan pada kelompok anak Talasemia sebagai akibat
sekitar 200 mg besi tersimpan dalam jaringan dan akan terus terakumulasi.
dan infeksi virus Hepatitis B, C, dan HIV. Komplikasi tersebut terjadi akibat
pemberian transfusi yang tidak benar, deposit hemosiderin pada organ-organ yang
berperan dalam pertumbuhan atau karena tidak mendapat zat pengikat besi yang
sendiri.
menderita Talasemia Mayor merupakan beban yang sangat berat dimana orang
tua merasa sedih, kecewa, putus asa, stress, bahkan depresi. Keadaan anemia yang
dan daya ingat, anak mudah merasa lelah dan sulit melakukan kegiatan yang
seharusnya mampu dilakukan anak sehat seusianya. Anak menjadi lebih sensitif,
mudah marah dan tersinggung, merasa putus asa, dan sedikit menarik diri dari
lingkungan sekitarnya.
transfusi darah dan terapi pengikat besi seumur hidupnya merupakan penyebab
dapat mempengaruhi.
dimana pandangan hidup menjadi luas dan tidak mudah stress. Terdapat hubungan
yang kuat antara dukungan orang tua dan status kesehatan anggotanya dimana
terhadap penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistim anggotanya
dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu
Menurut (Zadeh, Koople & Block, 2003) dalam Zurmeli, Bayhakki & Utami
serat sifat psikososial hidup individu baik dalam korteks lingkungan budaya dan
=0,000<0,05 dan
nilai PR=
0,49
(95% CI = 0,29-
0,82)
. Berdasarkan
analisa multivariate
dengan uji
multiple
correlation, hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa ada
hubungan
dukungan
informasi,
dukungan orang
tua total dan
depresi dengan
kualitas hidup
pasien
HIV/AIDS di
RSUP.H. Adam
Malik Medan
Faktor – faktor Dukungan orang Kualitas hidup anak Faktor- faktor yang
yang tua mempengaruhi
mempengaruhi 1.Fisik kualitas hidup anak.
dukungan orang 1. Dukungan 2. Emosi
tua Emosional dan 3. Sosial 1. Perlindungan anak
penghargaan 4.Sekola 2. Status soaial
1. Pekerjaan 2. Dukungan 5.Kesehatan ekonomi
2. Penghasila fasilitas. 6.Persepsi 3. Hubungan sosial
n orang tua 3. Dukungan terhadap dalam keluarga
3. Tingkat informasi atau kesehatan secara 4. Kondisi individu
pengetahun menyeluruh anak
pendidikan
4. Jumlah
anak dalam
keluarga
Positif Negatif
Normal Beresiko
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak di teliti
: Hubungan
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian hubungan dukungan orang tua dengan
Kualitas Hidup Anak yang menderita thalasemia di RSUD Dr.
Soeroto Ngawi.
55
56
anak. Dukungan orang tua dapat berupa dukungan emosional, penilaian, informasi
yang berbeda-beda antara positif dan negatif. Faktor internal dan eksternal
merupakan faktor yang mempunyai hubungan dengan tingkat dukungan orang tua.
keluarga, sosial ekonomi dan latar belakang budaya. Tidak hanya dengan
dukungan orang tua saja, kualitas hidup anak juga mempunyai hubungan dengan
hubungan soaial dalam keluarga, kondisi individu anak. Beberapa faktor tersebut
akan mempengaruhi tingkat kualitas hidup anak yang normal dan bahkan sampai
beresiko.
3.2 Hipotesis
Ngawi.
BAB 4
METODE PENELITIAN
teori yang ada. Peneltian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif
cross sectional. Cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya pada
satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan
pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2016).
laporan skripsi pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2017.
Penelitian ini dilakukan di ruang Poli anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi.
57
58
4.3.1 Populasi
telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
orang tua dan anak yang menderita thalasemia di RSUD Dr. Soeroto Ngawi per
4.3.2 Sampel
ini sampel yang digunakan adalah sebagian orang tua dan anak yang menderita
1. Kriteria inklusi
a. Orang tua dan anak yang menderita thalasemia yang bersedia diikut
b. Orang tua dan anak yang menderita thalasemia dengan kunjungan rutin
2. Kriteria eksklusi
a. Orang tua dan anak yang menderita thalasemia yang dirawat dengan
b. Orang tua dan anak yang menderita thalasemia yang sedang dirawat di
3. Besar sample
dipengaruhi oleh desain dan kesediaan subyek dari penelitian itu sendiri
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
Diketahui :
n = 27
orang d =
0,05 Maka :
27
n=
1+ 27 ( 2)
n= 27
1+ 27 (0,052)
60
n=
27
1+ 27 (0,0025)
27
n = 1.0675 = 25 responden
4.3.3 Sampling
populasi yang ada. Cara pengambilan sampling ada dua yaitu probability sampling
dalam kurun waktu tertentu sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi.
61
Kerangka kerja merupakan suatu abstrak, logika secara arti harfiah dan akan
Perumusan masalah
Populasi
Seluruh orang tua dan anak yang menderita thalasemia di RSUD Dr. Soeroto
Ngawi per tahun sejak tahun 2013 sampai tahun 2016 sejumlah 27 orang.
Sampling
Consecutive sampling
Sampel
Sebagian orang tua atau dan anak yang menderita thalasemia di RSUD Dr. Soeroto
Ngawi sebanyak 25 orang.
Desain Penelitian
Analitik Cross Sectional
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisa data
Uji Chi-square
Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan dukungan orang tua dengan kualitas
hidup anak penderita thalasemia di ruang Poli Anak RSUD Dr.
Soeroto Ngawi.
62
sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian
(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini dibedakan antara variabel independen dan
dependen.
oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan dukungan orang tua dengan kualitas
Definisi Alat
No Variabel Parameter Skala Skor
Operasional ukur
1 Independent Informasi Dukungan orang Kuesion Nomi Pengukuran
Dukungan verbal atau non tua er nal dukungan orang
orang tua verbal, saran, 1. Dukungan tua dengan skala
bantuan yang Emosional dan likert
nyata atau penghargaan Selalu :3
tingkah laku 2. Dukungan Sering :2
yang diberikan fasilitas. Kadang :1
oleh keluarga 3. Dukungan Tidak pernah:0
dalam informasi atau Hasil skor nilai
lingkungan pengetahun jawaban
sosialnya. kemudian
dikategorikan
dalam bentuk:
Positif : jika hasil
skor T ≥ mean
Negatif: jika
hasil T skor ≤
mean
(Azwar, 2011)
2. Dependent Lingkungan 1. Fisik Observa Nomi Pengukuran
Kualitas anak dimana 2. Emosi si nal kualitas hidup
Hidup dia hidup yang 3. Sosial dengan dengan
dihubungkan 4. Sekolah PedsQL menggunakan
dengan tujuan, 5. Kesehatan skala likert.
harapan dan 6. Persepsi Tidak pernah :0
perhatian yang terhadap Hampir :1
dimiliki. kesehatan Kadang :2
secara Sering :3
menyeluruh Selalu :4
Pada setiap
jawaban
dikonversikan
dalam skala 0 –
100 untuk
intrepetasi
standar 0 =100. 1
= 75, 2 = 50, 3
=25, 4 =0.
kemudian
dikategorikan
dalam bentuk:
Normal: ≥ 65.49
Beresiko: ≤
65.48
Dalam (Bulan,
2009)
64
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada responden, dimana
responden dan juga mudah di olah dengan bentuk variasi pertanyaan multiple
choice yaitu pertanyaan ini menyediakan beberapa jawaban atau alternatif dan
(Notoatmodjo, 2010).
ditujukan kepada orang tua dan anak yang mederita thalasemia di ruang Poli anak
berisi:
skala likert, yang digunakan untuk mengukur dukungan orang tua. Penilaian
semua bidang.
Quality of Live Inventory (Peds QL) yang terdiri dari 30 pertanyaan yaitu: fisik (8
pertanyaan). dengan rentang nilai 1 – 100. Kualitas hidup normal jika Peds QL ≥ -
1 SD. Nilai Peds QL populasi anak sehat 81, 83 standar deviasi 15,90 (81, 83 ±
15, 90) kategori normal ≥ 65, 49, dan kategori beresiko ≤ 65, 48.
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment
r= ∑ − (∑ )(∑ )
2]
√ [ ∑ 2 − ( 2)][ ∑ 2 − (∑ )
Keterangan:
r = Korelasi
n= Jumlah sampel
x = Variabel independen
y = Variabel dependen
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
(Sujarweni & Endrayanto. 2012). Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel. Dengan
r= k 1 ∑2
(k – 1) 2
Keterangan :
r = Reliabilitas
2
= Total varian
1
Jombang.
Ngawi.
3. Klien yang akan dijadikan responden adalah orang tua dan anak yang
1. Editing
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian
pada lembar pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik sebagai upaya
menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut. Editing pada
pengolahan data.
c. Relevan jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka
2. Coding
a. Responden
Responden 1 : R1
Responden 2 : R2
Responden n : Rn
69
b. Jenis kelamin
Laki-laki : J1
Perempuan : J2
c. Usia anak
06 – 10 tahun : U1
11 – 15 tahun : U2
16 – 20 tahun : U3
Petani : T2
Pegawai swasta : T3
Wirausaha : T4
PNS : T5
28 – 32 tahun : O1
33– 38 tahun : O2
>39 tahun : O3
f. Agama
Islam: A1
Kristen: A2
Katolik: A3
Hindu: A4
Budha: A5
70
Paud/sederajat: B1
TK/sederajat: B2
SD/sederajat: B3
SMP/sederajat: B4
SMA/sederajat: B5
SD/sederajat: C1
SMP/sederajat: C2
SMA/sederajat: C3
Perguruan tinggi : C4
i. Status perkawinan
Kawin: P1
Negatif: D1
Normal: K1
Beresiko: K2
71
3. Scoring
mean.
mean.
Hampir: 1
Kadang: 2
Sering: 3
Selalu: 4
semua bidang.
4. Tabulating
Tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel yang terdiri dari
1. Analisis Univariate
Untuk pengukuran dukunga orang tua dan kualitas hidup anak penderita
2. Analisis bivariate
digunakan adalah Chi Square. Dalam penelitian ini variabel – variabel yang
uji statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala nominal dapat
Keterangan :
2
X : Chi Quadrat
For Windows.
Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan
nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,
2009).
75
1. Penelitian ini hanya meneliti kualitas hidup anak yang di lihat dari
jenis kelamin, usia, dan pendidikan. Masih terdapat banyak faktor lain
dalam satu keluarga, status gizi, kadar feritin, dan ukuran lampa.
Pada bab ini akan disajikan tentang hasil penelitian sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian yang menyajikan hasil pengumpulan data dari
responden di ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi. Hasil pengumpulan data
orang tua dengan kualitas hidup anak penderita thalasemia di ruang Poli Anak
Data yang telah dikumpulkan lalu diolah dan didapatkan hasil sebagai
berikut:
responden orang tua memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (68%).
76
77
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden orang tua berdasarkan usia di ruang Poli Anak RSUD Dr.
Soeroto Ngawi tahun 2017.
Umur orang tua Frekuensi Persentase %
28 – 32 Tahun 3 12
33 – 38 Tahun 5 20
> 39 tahun 17 68
Jumlah 25 100
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden anak berdasarkan usia di ruang Poli
Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi tahun 2017.
11. Distribusi frekuensi responden orang tua dan anak berdasarkan agama
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden orang tua dan anak berdasarkan
agama
Agama Frekuensi Persentase %
Islam 25 100
Kristen 0 0
Katholik 0 0
Hindu 0 0
Budha 0 0
Jumlah 25 100
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi dukungan orang tua di Poli Anak RSUD
Dr. Soeroto Ngawi 2017.
Dukungan orang tua Frekuensi Persentase %
Positif 17 68
Negatif 08 32
Jumah 25 100
Sumber : Data Primer, 2017
80
3. Hubungan dukungan orang tua dengan kualitas hidup anak yang menderita
thalasemia.
kualitas hidup anak penderita thalasemia di ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto
Ngawi 2017.
kualitas hidup beresiko. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden
yang mendapatkan dukungan orang tua positif memiliki kualitas hidup yang
normal. Hasil uji korelasi chi square didapatkan nilai p = 0.001 yang lebih kecil
dari alpha (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara
variabel dukungan orang tua dan kualitas hidup anak yang menderita thalasemia
di mana semakin positif dukungan orang tua maka kualitas hidup anak akan
semakin sehat. Hasil ini disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Dukungan Orang Tua dengan Kualitas Hidup Anak Penderita Thalasemia di ruang
5.2 Pembahasan
dilakukan dari 25 responden, sebagian besar dari responden orang tua yang
Hal ini menunjukan bahwa dukungan orang tua pada anak yang
menderita thalasemia di ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi sudah
perhatian dan pujian kepada anak, orang tua tetap mencintai dan
memperhatikan keadaan anak, dan orang tua juga memaklumi bahwa sakit
yang dialami anak sebagai suatu musibah. Serta dukungan fasilitas yang
orang tua berperan aktif dalam setiap pengobatan dan perawatan sakit anak,
82
orang tua yang bersedia membiayai perawatan dan pengobatan anak, serta
orang tua juga mau selalu berusaha untuk mencarikan kekurangan sarana
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara orang tua dengan
status kesehatan anggotanya dimana peran dan dukungan orang tua sangat
penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga mulai dari
strategi – strategi hingga fase rehabilitas. Serta teori (Friedman, 2010) yang
sebagian besar dari responden orang tua memiliki jenis kelamin perempuan
pada orang tua yang berjenis kelamin laki - laki, ini dikarenakan perempuan
antara orang tua dengan jenis kelamin laki – laki dengan orang tua yang
yang normal sejumlah 21 (84%) yang dapat dilihat dari tabel 5.11. ini juga
83
Selain faktor jenis kelamin orang tua yang dapat berpengaruh dalam
dukungan yang positif, faktor pendidikan orang tua juga sangat berperan.
Berdasarkan tabel 5.5 pendidikan terakir orang tua hampir dari setengah 11
bagian dukungan itu sendiri, dukungan yang positif juga didapatkan salah
penyakit anggota keluarga. Terlihat dari hasil tabel 5.10 didapatkan hasil
dukungan orang tua yang positif sejumlah 17 responden atau (68 %).
Sesuai teori Azwar (2007) bahwa pendidikan yang tinggi yang dimiliki
petugas kesehatan maupun dari media – media lain. Dan penelitian yang
dilakukan oleh (Paplia . 2008) dalam penelitian (Noviarini N.A, Dewi. M.A,
lebih tinggi memiliki kapasitas pendidikan yang lebih banyak dan bisa
Tidak hanya faktor jenis kelamin dan faktor pendidikan saja yang
akan tetapi faktor pekerjaan orang tua juga mempengaruhi. Karena orang tua
Terlihat dari tabel 5.7 yang didapatkan hasil bahwa hampir dari
yang dilakukan (Amriel, 2008) dalam penelitian (Noviarini N.A, Dewi. M.A,
dan Prabowo H. 2013) yang menyatkan bahwa pendapatan orang tua yang
mencukupi akan berpengaruh pada dukungan orang tua yang baik, tingkat
responden untuk bertahan hidup. Dari tabel 5.12 kualitas hidup bernilai
85
mereka kurang baik. Ada pun faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup
anak adalah usia. Responden yang masih berusia dini memiliki kualitas
hidup yang lebih baik karena anak belum mengerti tentang apa yang akan
tahun sebanyak 12 (48%) responden. Moons, dkk (2014) dan Dalkey (2012)
dalam (Nofitri, 2016) mengatakan bahwa usia adalah salah satu faktor yang
Abbot, & Lett (2014) dalam (Nofitri, 2016) menemukan adanya perbedaan
yang terkait dengan usia dalam aspek - aspek kehidupan yang penting bagi
(1998) dalam (Nofitri, 2016), Umur penduduk dengan usia > 75 tahun 32%
24 tahun Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, dkk (2011) dalam (Nofitri,
2016) menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua terhadap kualitas
hidup subjektif.
laki memiliki kualitas hidup yang lebih baik pula karena anak laki – laki
cenderung aktif dalam kegitan sehari – hari dan juga aktif bergaul dengan
Terlihat dari tabel 5.2 bahwa sebagian besar anak yang menderita
Moons, dkk (2014) dalam (Nofitri, 2016) mengatakan bahwa gender adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Bain, dkk (2013)
antara laki - laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki - laki cenderung
Menderitai Thalasemia
positif memiliki kualitas hidup yang normal. Hasil uji korelasi chi square
didapatkan nilai p = 0.001 yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka H0
orang tua dan kualitas hidup anak di mana semakin positif dukungan orang
tua maka kualitas hidup anak akan semakin sehat. Hasil ini disimpulkan
Tua dengan Kualitas Hidup Anak Penderita Thalasemia di ruang Poli Anak
anak yang menderita thalasemia di ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto
Ngawi 2017 menunjukan adanya hubungan yang positif. Hal ini dibuktikan
penghargaan dari orang tua menunjukan hasil yang positif ini akan
menjadikan anak merasa berani, senang, tidak mudah marah, serta tidak
cemas tentang apa yang akan terjadi. Selain dukungan emosional dan
positif yang berupa penyediaan waktu dan fasilitas yang diperlukan anak
untuk pengobatan, orang tua yang juga berperan aktif (memantau kesehatan
kualitas hidup anak yang menderita thalasemia di Ruang Poli Anak RSUD
Dr. Soeroto Ngawi. Ini dibuktikan dari hasil penelitian yang pertama
anak mudah bergaul dengan anak lain, anak mampu mengerjakan sesuatu
hal yang dapat dikerjakan anak seusianya, serta anak mampu bertahan lama
saat bermain dengan anak lain. Yang ke dua kualitas hidup anak yang
merasa dirinya baik - baik saja, anak merasa dirinya sehat, anak merasa
mendapat dukunga dari keluarga dan teman, anak merasa kesehatanya akan
membaik dimasa yang akan datang. Yang ke tiga kualitas hidup anak yang
berkaitan dengan emosinya yaitu, anak merasa lebih berani, anak merasa
senang, anak tidak mudah marah, dan anak tidak cemas tentang apa yang
akan terjadi. Yang ke empat kualitas hidup anak yang berkaitan dengan
kesehatan dan aktivitas seperti, anak dapat melakukan tugas rumah sehari –
hari, anak tidak sulit untuk berjalan lebih dari seratus meter, anak dapat
berlari dan berolahraga ringan serta anak tidak merasa mudah lemah. Yang
sekolahnya meliputi, anak sulit perhatian pada pelajaran, anak tidak selalu
pekerjaan sekolah, anak tidak masuk sekolah karena merasa tidak sehat dan
harus pergi ke dokter atau rumah sakit. Yang ke enam kualitas hidup anak
Sesuai dengan teori Friedman, 2003, dukungan orang tua adalah sikap,
tindakan dan penerimaan orang tua terhadap penderita yang sakit. Orang tua
adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan. Dan menurut
Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang
Hubungan dukungan Orang Tua dengan Kualitas Hidup anak yang menderita
thalasemia di ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi 2017. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan di ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi
6.1 Kesimpulan
1. Dukungan orang tua pada anak yang menderita thalasemia di ruang Poli
Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi 2017 bahwa sebagian besar responden
2. Kualitas hidup anak yang menderita thalasemia di ruang Poli Anak RSUD
Dr. Soeroto Ngawi 2017 bahwa hampir seluruh responden anak memiliki
3. Ada hubungan antara dukungan orang tua dengan kualitas hidup anak yang
menderita thalasemia di ruang Poli Anak RSUD Dr. Soeroto Ngawi 2017.
6.2 Saran
berperan aktif untuk mencari informasi terkait dari dokter, perawat atau
89
90
2. Bagi perawat
dukungan orang tua dengan kualitas hidup anak penderita thalasemia serta
dapat memotivasi para penderita dan orang tua untuk mau mempertahankan
peningkatan pengetahuan.
ilmiah pada penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan dukungan orang
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, L. 2013. Hubungan Lama Sakit Terhadap Kualitas Hidup Anak Penderita
Thalasemia di RSUD dr. Moewardi 2013. Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Bulan Sandra. 2009 Faktor – Factor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup
Anak Thalasemia Beta Mayor. Tesis Program Pasca Sarjan Megister
Ilmu Biomedik Dan Progam Pendidikan Dokter Spesialis 1 Ilmu
Kesehatan Anak Universitas Diponegoro Semarang.
Chung, M. C., Killingworth, A., & Nolan, P. 2012. A Critique of The Concept of
Quality of Life. International Care Quality Assurance. 80-84. ISSN 0952-
6862.
Cohen, Sheldon & McKay, Garth. 2008. Social Support, Stress and The Buffering
Hypothesis: A Theoretical Analysis.Dalam Baum, A. Taylor, S., & Singer,
J. Handbook of Psychologyand Health. New York : Hillsdale.
Genie, R. A. 2004. Kajian DNA Thalasemia Alpha di Medan. Medan: USU Pers.
Hassan R, Alatas H. 2005. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta: Infomedika.
Hidayat, H.A .A . 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika. 43-149.
Hong Liu dan Zhong Zhao, 2011. Parental Job Loss and Children’s Health: Ten
Years After The Massive Layoff Of The Soes’ Workers In China. China:
IZA.
Mashudi, sugeng. 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan, Konsep dan aplikasi.
Jakarta: EGC.
Narwoko dan Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta :
Kencana Media Group
Nofitri. 2016. Gambaran Kualitas Hidup Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah
di Jakarta. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Royhanaty. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Balita Atau Tumbuh
Kembang Anak. Diakses 07 Maret 2017.
Saragih, Ita Daryanti. 2016. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
lansia yang menderita penyakit kronis di RSUP. H. Adam Malik Medan.
Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Supartini Y, Sulastri T, dan Sianturi Y. 2013. Kualitas hidup anak yang menderita
thalasemia. Jurnal Keperawatan. Vol. 1 No. 1 Nopember, hlm 1 – 11.
Tsitsis, N., & Lavdanity, M. (2015). Definitions and conceptual Model of Quality
of Life in Cancer Patient. Health Science Journal. Vol 9. No. 26. ISSN
1791- 809X. http://journalsime dpub.com.
Kepada :
NIM : 13.321.0034
menjadi responden dalam penelitian ini. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga
dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya berharap anda
menjawab dengan jawaban yang jujur tanpa menutupi hal yang sebenarnya.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas kesediaan dan bantuan
Ngawi, …….
Hormat saya
Dengan hormat,
Inisial nama :
Umur :
Alamat :
Saya telah diberi tahu oleh peneliti, bahwa angket ini hanya digunakan
Ngawi , ……
Responden
( )
DATA DEMOGRAFI ANAK
Tanggal pengisisan :
No. Responden :
Alamat :
Jenis kelamin :L/P
Usia anak : Tahun
Pendidikan terakir anak :
Paud/sederajat SD/sederajat
TK/sederajat SMP/sederajat
SMA/sederajat Tidak bersekolah
Petunjuk pengisian:
Untuk pilihan jawaban yang menurut Bapak/ Ibu sesuai, dengan memberikan
checlist (√) pada kolom jawaban yang paling sesuai.
Keterangan jawaban: Tidak pernah = Dalam tiga bulan terakhir tidak pernah
Hampir = 1 kali dalam 2 atau 3 bulan
Kadang = 1 kali dalam sebulan
Sering = 1 kali dalam seminggu
Selalu = setiap hari
Petunjuk pengisian:
Untuk pilihan jawaban yang menurut Bapak/ Ibu sesuai, dengan memberikan
checlist (√) pada kolom jawaban yang paling sesuai.
Keterangan jawaban: Tidak pernah = Dalam tiga bulan terakhir tidak pernah
Kadang = 1 kali dalam sebulan
Sering = 1 kali dalam seminggu
Selalu = setiap hari
Tidak
No. DUKUNGAN Selalu Sering Kadang
pernah
Saya selalu mendampingi anak dalam
1
perawatan
Saya selalu memberi pujian dan perhatian
2
kepada anak
Saya tetap mencintai dan memperhatikan
3
keadaan anak selama anak sakit
Saya memaklumi bahwa sakit yang dialami
4
anak sebagai suatu ujian
Saya selalu meyediakan waktu danfasilitas
5 jika anak memerlukan untuk keperluan
pengobatan
Saya sangat berperan aktif dalam setiap
6
pengobatan dan perawatan sakit anak
Saya bersedia membiayai biaya perawatan
7
dan pengobatan
Jumlah
Variabel Indicator Nomor
pertanyaan
Kualitas hidup Berkaitan dengan aktivitas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
anak
Berkaitan dengan emosi 9, 10, 11, 12, 13
Berkaitan dengan sosial 14, 15, 16, 17, 18,
Berkaitan dengan 19, 20, 21, 22, 23 30
sekolahnya
Berkaitan denhgan dirinya 24, 25, 26, 27, 28,
29
Secara umum 30
Data umum responden orang tua
Karakteristik
No. Status
Jenis kelamin Usia Pendidikan Agama Pekerjaan
perkawainan
1 2 3 2 1 1 4
2 1 3 3 1 1 1
3 2 3 2 1 1 4
4 2 1 3 1 1 4
5 1 3 1 1 1 1
6 1 2 1 1 1 3
7 2 2 2 1 1 2
8 1 3 2 1 1 2
9 2 3 3 1 1 4
10 2 3 2 1 1 3
11 2 3 1 1 1 4
12 2 3 1 1 1 4
13 2 2 1 1 1 4
14 1 3 4 1 1 5
15 2 3 3 1 1 4
16 2 3 3 1 1 4
17 2 1 2 1 1 2
18 2 1 3 1 1 1
19 2 2 1 1 1 2
20 1 2 3 1 1 2
21 2 3 3 1 1 1
22 2 2 1 1 1 2
23 1 3 3 1 1 4
24 2 3 3 1 1 1
25 1 3 3 1 1 2
jumlah Laki – laki : 28 – IRT / tidak
32 th : SD : 7 Islam : 25 Kawin : 25
8 bekerja : 5
3
33 –
Perempuan :
38 th : SMP : 6 Kriten: - Tidak kawin : - Petani : 7
17
5
>39 th Pegawai
SMA : 11 Katholik : -
: 17 swasta : 2
Perguruan Wirausaha:
Hindu : -
tinggi: 1 10
Tidak sekolah:
Budha : - PNS : 1
-
Data umum responden anak
Karakteristik
No.
Jenis kelamin Usia Pendidikan
1 2 2 3
2 1 1 3
3 2 2 4
4 2 1 3
5 2 1 3
6 2 1 2
7 2 1 2
8 2 2 3
9 1 1 3
10 2 2 4
11 1 2 3
12 2 1 3
13 1 1 2
14 2 2 4
15 2 3 3
16 2 2 4
17 1 1 1
18 1 2 1
19 1 2 4
20 2 2 4
21 2 2 4
22 1 1 3
23 1 1 3
24 2 3 3
25 2 2 4
Jumlah Laki – laki : 9 06 – 10 th: 11 Paud : 2
Perempuan : 16 11 – 15 th: 12 TK : 3
16 – 20 th: 2 SD : 12
SMP : 8
SMA : -
KETERANGAN :
a. Responden 1 : 1
Responden 2 : 2
Responden n : n
b. Jenis kelamin :
Laki – laki : 1
Perempuan : 2
c. Usia :
28 – 32 tahun : 1
33 – 38 tahun : 2
>39 tahun :3
d. Pendidikan : SD :
8 SMP : 7 SMA : 9
Perguruan tinggi: 1
e. Agama :
Islam : 1
Kristen : 2
Katholik : 3
Hindu : 4
Budha : 5
f. Status perkawinan :
Kawin : 1
Belum kawin : 2
g. Pekerjaan :
Petani : 2
Pegawai swasta : 3
Wirausaha : 4
PNS : 5
a. Responden 1 : 1
Responden 2 : 2
Responden n : n
b. Jenis kelamin :
Laki – laki : 1
Perempuan : 2
c. Usia :
06 – 10 thn : 1
11 – 15 thn : 2
16 – 20 thn : 3
TABULASI KUESIONER DUKUNGAN ORANG TUA
Item kuesioner
Dukungan emosional dan
Nomor penghargaan Dukungan fasilitas
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3
7 1 1 1 1 2 1 1 1
8 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 2 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 2 3
12 3 3 3 3 3 3 3 3
13 3 3 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 3 3 3 3
15 3 3 3 3 3 3 3 3
16 3 2 3 3 3 3 3 3
17 3 3 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 1 3 3 3 3
19 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 3 3 3 3 3 3 3
21 3 3 3 3 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 3 3 3 2 3 3
24 3 3 3 3 3 3 3 3
25 3 3 3 3 3 3 3 3
jumlah 73 72 73 71 74 70 72 73
rata - rata 2.92 2.88 2.92 2.84 2.96 2.8 2.88 2.92
rata - rata
2.89 2.89
parameter
Keterangan:
Positif : 17
Negatif : 08
Dukungan informasi / pengetahuan
Skor T_Skor Kriteria
9 10 11 12
3 3 3 3 36 55.235 Positif
2 3 3 2 33 48.58 Negatif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 2 2 34 50.799 Positif
1 1 1 3 15 8.6526 Negatif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
2 3 3 2 33 48.58 Negatif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
0 3 3 0 29 39.708 Negatif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
2 1 1 2 30 41.926 Negatif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 3 3 35 53.017 Positif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 3 1 32 46.362 Negatif
3 3 3 1 34 50.799 Positif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
1 2 2 0 29 39.708 Negatif
2 3 3 2 33 48.58 Negatif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
3 3 3 3 36 55.235 Positif
64 70 69 60 841 1250.002
2.56 2.8 2.76 2.4 33.64 50
2.63 2.803333
Tabulasi kualitas hidup anak penderita thalasemia
Item kuesioner
Kesehatan dan aktivitas Emosi
Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 25 25 0 25 100 50 100 50 100 100 25 100 25
2 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
3 100 100 100 0 100 0 50 50 100 100 25 50 100
4 50 50 50 25 100 25 100 50 100 100 50 100 100
5 100 100 0 0 100 100 50 25 25 50 50 100 50
6 100 50 50 50 100 100 50 50 100 50 50 100 50
7 100 50 50 100 100 25 50 50 50 50 50 100 50
8 25 25 0 25 100 50 100 50 100 100 25 100 50
9 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
10 100 100 100 0 100 0 50 50 100 100 25 50 100
11 100 100 50 25 100 25 100 50 100 50 75 100 100
12 100 100 0 0 100 100 50 25 25 50 50 100 50
13 100 100 100 100 100 100 100 50 100 100 100 100 100
14 100 75 75 75 100 100 75 75 100 75 75 100 100
15 100 100 100 0 100 100 100 50 100 50 25 25 25
16 25 0 25 25 100 75 50 25 25 50 25 100 50
17 100 100 75 100 100 75 100 100 75 100 75 100 75
18 100 100 100 100 100 100 25 50 0 50 0 50 50
19 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 50 100
20 100 100 100 100 100 0 100 100 100 100 100 100 100
21 100 50 50 50 100 50 50 50 50 50 25 100 25
22 50 50 50 25 100 50 50 25 50 25 50 100 100
23 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
24 100 100 100 0 100 100 100 50 100 50 25 25 25
25 100 100 100 100 100 0 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 2025 1825 1525 1175 2350 1475 1800 1375 1850 1750 1275 2000 1675
Rata - rata 81 73 61 47 94 59 72 55 74 70 51 80 67
Rata - rata
67.75 68.4
parameter
Sosial Sekolah Diri sendiri
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
100 100 25 100 100 100 50 75 75 75 75 100 100 100 100 25
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
100 100 100 100 100 100 100 100 25 25 75 75 100 100 100 100
100 100 100 100 100 25 25 25 50 50 75 75 50 100 100 50
100 100 50 100 100 100 50 100 25 25 75 100 100 100 50 50
50 100 100 50 50 50 50 50 50 50 100 100 100 100 100 100
50 50 100 100 100 50 50 50 50 50 50 50 25 50 50 50
100 100 25 100 100 100 50 75 25 25 75 100 100 100 100 25
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
100 100 100 100 100 100 100 100 25 25 75 75 100 100 100 100
100 100 100 100 75 100 100 100 50 50 75 75 100 100 100 100
100 100 50 100 100 100 50 100 25 25 75 100 100 100 50 100
100 100 100 100 100 100 100 100 50 50 100 100 100 100 100 100
75 100 75 100 100 75 100 100 75 50 100 100 100 100 100 100
100 100 50 50 50 25 100 25 25 25 100 25 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 50 25 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 75 100 75 100 75 100 100 100 100 75 100
100 100 100 100 100 50 50 50 25 25 75 50 50 100 50 100
100 100 100 100 100 100 100 50 100 50 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 50 50 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 50 100 50 50 50 50 50 100 50 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 50 50 75 50 50 75 50 50
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
100 100 50 50 50 25 100 25 25 25 100 25 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 50 50 100 100 100 100 100 100
2225 2300 1975 2200 2125 1925 1875 1800 1200 1075 2000 1950 2075 2275 2075 2000
89 92 79 88 85 77 75 72 48 43 80 78 83 91 83 80
86.6 63 82.5
Secara umum
Total Nilai Kriteria
30
50 2075 69.16667 Positif
50 1500 50 Negatif
50 2325 77.5 Positif
50 2075 69.16667 Positif
25 2000 66.66667 Positif
50 2150 71.66667 Positif
100 1850 61.66667 Negatif
25 1975 65.83333 Positif
25 1475 49.16667 Negatif
50 2325 77.5 Positif
50 2450 81.66667 Positif
25 2050 68.33333 Positif
50 2800 93.33333 Positif
50 2625 87.5 Positif
100 2050 68.33333 Positif
50 2100 70 Positif
75 2750 91.66667 Positif
25 1975 65.83333 Positif
75 2825 94.16667 Positif
50 2750 91.66667 Positif
50 2050 68.33333 Positif
25 2000 66.66667 Positif
50 1500 50 Negatif
100 2050 68.33333 Positif
50 2750 91.66667 Positif
1300 54475 1815.833
52 2179 72.63333
52 2179 72.63333