Level Kontrol
Level Kontrol
Level Kontrol
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN PROSES
LEVEL CONTROL
DISUSUN OLEH
NAMA / NIM : 1. KARINA NUR EKA PUTRI 17 644 027
2. LINTANG NORFITRIA 17 644 029
3. MUHAMMAD AMJAD FADLIAN 17 644 038
4. INZIRAH 17 644 054
5. EGY TRYSIA YULANDA 17 644 059
KELAS : IV B
KELOMPOK : 6 (ENAM)
PROGRAM STUDI : S1 TERAPAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN
y-
Keterangan gambar :
r+ = Nilai acuan atau setpoint value (SV)
e = Sinyal galat (error) dengan e = r –y
y = Sinyal pengukuran
u = Sinyal kendali
M+ = Variabel termanipulasi (Laju Alir Keluar Tangki)
W- = Variabel gangguan (Laju Alir Masuk Tangki)
C = Variabel proses (Level Air)
GC = Unit pengendali (Komputer)
GV = Katup pengendali (Solenoid Valve)
GP = Sistem Proses (Tangki)
H = Transmiter
Grafik Respon
52
51
50
49
Level (mm)
PB 10
48 PB 20
47 PB 30
46
45
44
0 100 200 300 400 500 600 700
Elapsed Time (s)
3.2 Pembahasan
Pada praktikum control dengan menggunakan alat PCT 40 level control ini
bertujuan untuk mempelajari mekanisme control level pada PCT 40, mempelajari
perbedaan mode direct dan reverse pada control level dan memepelajari karakter
kerja proportional level sensor.
Pada praktikum level control ini, proses variabelnya adalah level air
(ketinggian permukaan air) dalam tangki proses dan flow out (laju alir keluar)
sebagai manipulated variable. Terdapat pula disturb (Gangguan) yaitu besaran
fisika atau kimia yang mempengaruhi proses kadang diukur dan kadang tidak, dan
dapat menyebabkan penyimpangan pada proses dalam hal ini adalah flow in (laju
alir masuk). Metode pengendalian yang digunakan adalah reverse action, yaitu
kondisi dimana manipulated variable naik maka proses variable akan turun.
Prinsip utama praktikum control level ini adalah berusaha mengatur flow out
agar level air pada tangki operasi tetap berada pada nilai set point. Terdapat tiga
hal yang menjadi tolak ukur dalam praktikum ini yaitu sensivitas, stabilitas dan
akurasi dengan proportional band yang divariasikan yaitu PB (10%, 20%, dan
30%).
Proportional band (PB), yaitu presentase perubahan error atau pengukuran
yang menghasilkan perubahan sinyal kendali atau manipulated variable sebesar
100%. Proportional gain atau sensitivitas proportional adalah perbandingan antara
perubahan sinyal kendali dan error atau sinyal penukuran. Pada proses cepat
(volume kecil), perlu lebih gain kecil agar diperoleh kestabilan. Sebaliknya pada
proses lambat (volume besar), perlu gain lebih besar agar diperoleh respon yang
baik.
Data pada grafik menunjukkan bahwa tingkat sensitivitas, stabilitas dan
akurasi pada metode reverse action cukup baik bila digunakan dalam
pengendalian. Namun dengan PB yang divariasikan yaitu PB (10%, 20%, dan
30%) diketahui bahwa metode pengendalian reverse action dengan PB 10% lebih
baik jika di bandingkan dengan PB 20% dan PB 30%. Berdasarkan tingkat
sensitivitasnya, PB 30% memiliki nilai sensitivitas yang lebih baik dikarenakan
pada PB 30% memiliki kecepatan respon yang paling baik dalam mencapai nilai
set point dimana pada PB ini mampu mencapai nilai set point dengan waktu 0,49
detik. Kemudian berdasarkan stabilitasnya PB 30% dapat dikatakan stabil karena
apabila dilihat dari osilasi yang terjadi pada setting PB 30% terlihat lebih stabil di
antara ketiga variasi PB walaupun ketiganya mampu mencapai nilai set point dan
mempertahankan nilai set point tersebut hingga menit ke 10. Berdasarkan tingkat
akurasinya, PB 10% memiliki akurasi yang lebih baik karena selisih nilai antara
proses variabelnya dengan set point merupakan yang terkecil (terjadi error
terkecil) data tersebut dapat dilihat pada grafik yang terlampir pada lampiran.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, hasil rekomendasi pengendalian level
dengan metode reverse action adalah dengan PB 10% dimana pada setting PB
10% memiliki hasil yang lebih baik dilihat dari tingkat akurasi dibandingkan
dengan PB 20% dan 30%. Hal ini dikarenakan akurasi merupakan hal yang
menjadi prioritas dalam pengendalian karena jumlah error nya lebih kecil.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar PB maka sensitivitas dan stabilitas akan semakin baik.
2. Semakin kecil PB maka akurasinya akan semakin baik.
3. Pengendalian reverse action yang direkomendasikan adalah pengendalian
reverse action dengan PB yang lebih kecil dikarenakan nilai sesitivitas,
stabilitas hampir sama dengan pengendalian dengan nilai PB lebih besar
akan tetapi pengendalian dengan nilai PB lebih kecil memiliki akurasi
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA