Analisa Saringan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18

BAB VI
ANALISA SARINGAN
6.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar (diameter >
0,075 mm atau tertahan saringan No.200).
2. Untuk mengklasifikasikan tanah.
6.2 Teori Dasar
Sifat – sifat tanah berbutir (Granular soil), sangat dipengaruhi oleh ukuran
butirannya. Salah satu metode untuk mengelompokkan jenis tanah adalah
berdasarkan distribusi ukuran butirannya (gradasinya). Analisa saringan adalah

CIVIL ENGINEERING 2018/2019


cara mekanis untuk menganalisa distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar
(yaitu butiran yang tertahan saringan No. 200).
Tanah dikeringkan terlebih dahulu kemudian gumpalan-gumpalannya
dipecahkan sampai tidak terdapat lagi butiran yang melekat satu sama lain.
Gumpalan tanah dipecahkan dengan menggunakan palu karet atau menggunakan
cawan dan penumbuk porselin.Setelah itu, disaring dengan satu rangkaian
saringan dengan ukuran tertentu, disusun mulai yang kasar sampai yang halus.
Rumus yang digunakan adalah :

Wtertahan
%Tertahan = Wtotal × 100% ……(6.1)

Distribusi ukuran butiran tanah digambarkan pada grafik semilogarithmic


dimana sumbu vertical menunjukkan persen lolos saringan dan sumbu mendatar
(dalam skala logaritma) menunjukkan ukuran butiran.

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18

CIVIL ENGINEERING 2018/2019


Gambar 6.1 Kurva Distribusi Ukuran Butiran
Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah I,2019

D10= diameter butiran yang bersesuaian dengan 10 % lebih halus (lolos ayakan)
disebut ukuran efektif (effective size).
D30 = diameter butiran yang bersesuaian dengan 30 % lebih halus (lolos ayakan).
D60 = diameter butiran yang bersesuaian dengan 60 % lebih halus (lolos ayakan).
Indikasi penyebaran (range) dari ukuran butiran dinyatakan oleh koefisien
keseragaman (uniformly coefficient) :
D 60
CU =
D 10 ……(6.2)

Nilai CU yang besar menunjukkan bahwa rentang ukuran D60 dengan D10
besar. Bentuk kurva antara D60 dan D10 ditandai oleh D30 dan koefisien gradasi CC
(coefficient of gradation) :
D
30 2

CC =
D 60×D10
……(6.3)
CU > 4 (untuk kerikil)
CU > 6 (untuk pasir ) dan CC antara 1-3, tergolong bergradasi baik (well graded)

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18

Tabel 6.1 Klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO

CIVIL ENGINEERING 2018/2019

Sumber : Buku prinsip-prinsip mekanika tanah I

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18

Tabel 6.2 Klasifikasi tanah berdasarkan USCS

CIVIL ENGINEERING 2018/2019

Sumber : Buku prinsip-prinsip mekanika tanah I

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18

6.3 Alat Yang Digunakan


1. Satu set saringan.
2. Alat pengguncang saringan (sieve shaker).
3. Penadah dan penutup saringan.
4. Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
5. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu 110 ± 5ºc.
6. Cawan untuk menimbang.
7. Sikat / kuas untuk membersihkan saringan

CIVIL ENGINEERING 2018/2019


6.4 Persiapan Sampel
a. Saringan secara kering :
1. Mengambil contoh tanah secukupnya (untuk pasir minimal 500 gram).
2. Contoh tanah dioven pada t 105ºc s/d 110ºc ,selama 24 jam.
3. Memisahkan gumpalan tanah dengan menggunakan cawan porselin dan
penumbuk karet, sampai butiran tanah terpisah satu sama lain (tidak ada
lagi yang melekat).
b. Saringan Secara basah :
Bila contoh tanah mengandung butiran halus yang susah dipisahkan (misalnya
mengandung fraksi lempung).
1. Mengambil contoh tanah secukupnya (untuk tanah kepasiran minimal 500
gram).
2. Contoh tanah di oven pada t 105ºc s/d 110ºc, selama 24 jam.
3. Menimbang dan mencuci diatas saringan No 200.
4. Menampung air bekas cucian dan diendapkan untuk percobaan hydrometer.
5. Yang tertahan saringan No 200 di oven pada t 105ºc s/d 110ºc, selama 24
jam.
6. Memisahkan butiran yang masih melekat dengan menggunakan penumbuk
karet.

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18

6.5 Cara Melakukan Percobaan


1. Memasang rangkaian saringan didalam alat pengguncang, mulai dari yang
paling kasar sampai yang paling halus.
2. Memasukkan contoh tanah kering pada saringan yang paling atas.
3. Menutup dan jalankan mesin pengguncang saringan selama 10 menit.
4. Menimbang tanah yang tertahan pada masing – masing saringan.
5. Menghitung presentasi butiran yang lolos pada setiap saringan.

CIVIL ENGINEERING 2018/2019


Catatan : Untuk saringan berukuran kasar, ukuran lebar lubang saringan
dinyatakan dalam inci. Untuk saringan halus, dinyatakan dalam nomor
saringan. Nomor saringan menyatakan jumlah lubang dalam setiap inci lebar
saring

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18
6.9 Kesimpulan dan Saran
6.9.1 Kesimpulan
Analisa saringan adalah cara mekanis untuk menganalisa distribusi ukuran
butiran tanah berbutir kasar (yaitu butiran yang tertahan saringan No. 200).
1. Dari hasil analisa saringan diperoleh tanah yang lolos saringan No.200
sebesar 4,586%. Sehingga dari grafik diperoleh nilai Cu = 10 (Cu > 6, Pasir)
dan Cc =1.252 (Cc 1-3, Bergradasi Baik).
2. Berdasarkan sistem klasifikasinya tanah ini dapat diklasifikasikan menurut
AASHTO DAN USCS
Berdasarkan Klasifikasi AASHTO :

CIVIL ENGINEERING 2018/2019


a. Hasil analisa saringan diperoleh tanah yang lolos saringan No.200 sebesar
4,586%, dan termasuk tanah berbutir kasar (<35% lolos saringan no.200),
sehingga masuk dalam kelompok A-1, A-2, maupun A-3.
b. Pada presentase Lolos Saringan No.40 sebesar 26.486 % yang mana
termasuk kedalam kelompok A-1.maka untuk klasifikasi tipe materialnya
adalah pecahan batu,kerikil dan pasir
c. Untuk mengklasifikasikan tipe materialnya yang paling dominan,
membutuhkan nilai batas-batas atterberg yaitu nilai Indeks Plastisitas (PI)
Berdasarkan Klasifikasi USCS :
a. Berdasarkan klasifikasi USCS, dengan hasil analisa saringan yang tertahan
saringan No. 200 sebesar 4,586% (<50%). Kemudian persentase lolos
saringan No.4 sebesar 99.907% (>50%), sehingga tanah ini tergolong tanah
berbutir kasar dengan kategori pasir (SW, SP, SM dan SC). Klasifikasi
berdasarkan persentase butiran halus yaitu lolos saringan No.200 sebesar
4,586% kurang dari 5% maka dikelompokkan sebagai SW dan SC.
b. Dari hasil nilai Cu=10 dan Cc=1,252, maka dapat diklasifikasikan jenis tanah
ini adalah SW atau pasir gradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tidak
mengandung butiran halus.

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18
6.9.2 Saran
1. Dalam melakukan percobaan, sebaiknya saat menimbang benda uji yang
tertahan di atas masing-masing saringan, diusahakan tidak tumpah dan tidak
tertinggal di dalam ayakan.
2. Dan pada saat memisahkan setiap saringan, sebaiknya berhati-hati agar benda
uji tidak berkurang. Sehingga dalam melakukan percobaan dapat diperoleh
data yang lebih teliti.
3. Sebaiknya dalam melakukan percobaan, saringan nomor 4 digunakan. Agar
praktikan bias mengklasifikasikan jenis tanah yang diuji menurut sistem
AASHTO dan USCS.

CIVIL ENGINEERING 2018/2019


4. Sebaiknya alat penggetar saringan di perbaiki atau di beli yang baru agar
praktikan tau cara menggunakannya, dan tidak manual lagi.

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013


MEKANIKA TANAH 1 TEKNIK SIPIL 18
ANALISA SARINGAN

CIVIL ENGINEERING 2018/2019


Gambar 6.2 Satu set saringan
Sumber : Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Universitas Tadulako

PUTU ARDHI SETIAWAN / F 111 18 013

Anda mungkin juga menyukai