Lap. Ayakan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM GRADASI BUTIRAN

(AYAKAN DAN HIDROMETER)


ANALISA AYAKAN

1.1 Standar Acuan


1.2 Tujuan
Tujuan Pembelajaran Umum dari laporan praktikum Analisa Ayakan ini adalah untuk
mendapatkan distribusi butiran dari suatu sampel tanah.
Tujuan Pembelajaran Khusus dari laporan praktikum Analisa Ayakan ini adalah
sebagai berikut :
- Dapat melakukan tes laboratorium untuk mendapatkan distribusi butiran tanah
dengan menggunakan ayakan.
- Dapat melakukan perhitungan tes analisa ayakan.
- Dapat menggambar grafik distribusi butiran dari hasil tes ayakan.
- Dapat menghitung Cu (Coefficient of Uniformaty) dan Cc (Coefficient of
Curvature).
- Dapat menjelaskan arti well grade, poorly graded dan gap graded.
1.3 Dasar Teori
Percobaan analisa ayakan dipakai untuk diameter butiran tanah lebih besar dari 0.075
mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan USCS sedangkan untuk standart MIT
dipakai untuk diameter butiran lebih besar dari 0.06 mm. Dapat kita lihat
perbandingannya dari keempat standart tersebut seperti dibawah ini.
Ada dua macam cara yang umum dipakai untuk menentukan pembagian butir dari
suatu tanah di laboratorium, yaitu :
1. Dengan analisa ayakan
2. Dengan hydrometer test
Analisa ayakan biasanya dipakai untuk yang butir-butiranya mempunyai diameter
lebih besar dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan USCS sedangkan
untuk standart MIT dipakai untuk diameter butiran lebih besar dari 0.06 mm.
Standart ukuran butiran dan distribusi ukuran butiran tanah dapat diklasifikasikan
melalui beberapa percobaan. Dan percobaan analisa ayakan ini adalah merupakan
klasifikasi tanah berdasarkan gradasi butiran.
Dari ukuran butiran ini dapat ditentukan tingkat keseragaman dan tingkat kemampatan
tanah tersebut yaitu disebut Cu dan Cc (Cu = koefisien keseragaman, dan Cc =
koefisien concavity). Cu dan Cc digunakan untuk menentukan bahwa gradasi butiran
itu baik atau buruk.
Hasil dari analisa ayakan umumnya digambarkan dalam kertas semilogaritmik yang
dikenal sebagai kurva distribusi ukuran-butiran (particle-size distribution curve).
Diameter partikel (butiran) digambarkan dalam skala logaritmik, dan persentase dari
butiran yang lolos ayakan digambarkan dalam skala hitung biasa.
Kurva distribusi ukuran butiran dapat digunakan untuk membandingkan beberapa
jenis tanah yang berbeda-beda. Selain itu ada tiga parameter yang dapat ditentukan
dari kurva tersebut, dan parameter-parameter tersebut dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan tanah berbutir kasar. Parameter-parameter tersebut adalah:
a. Ukuran efektif (effective size)
Ukuran efektif atau D10 adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran
yang bersesuaian dengan 10% yang lebih halus (lolos ayakan).
b. Koefisien keseragaman (uniformity coefficient)
Tanah bergradasi baik akan mempunyai koefisien keseragaman lebih besar dari 4
untuk kerikil dan lebih besar dari 6 untuk pasir. Dan koefisien gradasi antara 1
sampai 3 (untuk kerikil dan pasir).

Standart ukuran butiran dan distribusi ukuran butiran tanah diklasifikasikan menurut
table berikut:

Tabel 2.1 Table Standart Ukuran Butiran dan Distribusi ukuran Butiran Tanah
1.4 Metode Pelaksanaan
A. Alat dan Bahan
1. Timbangan dan neraca

2. 1 set ayakan, dengan urutan 3/8’’, 4”, 10”, 20”, 30”, 40”, 50”, 100”, 200”, pan

3. Cawan

4. Mesin pengguncang ayakan (ayakan mekanis)

5. Kuas
6. Sendok
7. Tanah sampel

B. Langkah Kerja
Test Analisa Ayakan:
1. Sediakan alat-alat yang akan digunakan,
2. Timbanglah cawan yang akan digunakan sebagai tempat untuk mengambil tanah
kering,
3. Ambil tanah kering sebanyak 1000 gr,
4. Timbanglah cawan + tanah kering,
5. Masukkan tanah yang telah ditimbang ke dalam ayakan susun,
6. Guncang-guncangkan ayakan selama +10menit dengan mesin pengguncang
ayakan (ayakan mekanis),
7. Menimbang tanah yang tertinggal pada masing-masing ayakan.

Anda mungkin juga menyukai