Makalah Keluarga Sehat
Makalah Keluarga Sehat
Makalah Keluarga Sehat
“KELUARGA SEHAT”
OLEH KELOMPOK 3:
Assalamu’alaikum WR.WB
Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas tentang Keluarga Sehat.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca serta penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum WR.WB
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah………………………………………….………………………………4
C. Tujuan...................................................................................................................................5
D. Sasaran..................................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................23
A. Kesimpulan.........................................................................................................................23
B. Saran...................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata
rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut
melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman yang ada, masalah mengenai
pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan masyarakat,
masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok untuk sedini mungkin
diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa sekarang ini pemilihan jamban cemplung masih
menjadi masalah, mengingat jamban cemplung merupakan jenis jamban yang kurang
memenuhi syarat kesehatan.
Di Indonesia presentase keluarga yang menggunakan jamban yang memenuhi syarat
baru sekitar 60% dan yang yang lainnya tidak menggunakan jamban dan lebih suka buang air
besar (BAB) di sungai dan tempat-tempat lainya (Riskesdas, 2007).
Berdasarkan kasus yang kami temukan,masih adanya masyarakat yang menggunakan
jamban tidak sehat yaitu jamban apung seperti pada gambar yang terletak di daerah kamang,
Bukittinggi dan di daerah Geregeh, Kec. Mandiangin koto selayan, Bukittinggi.Umumnya,
masyarakat di daerah tersebut menggunakan jamban cemplung sebagai tempat pembuangan
tinja.
Tidak hanya sebagai tempat pembuangan tinja, namun kolam yang dijadikan tempat
jamban tersebut juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti mandi dan mencuci di sekitar
kolam. Dari gambar tersebut, juga tampak jamban-jamban tetap berdiri bahkan sebagian
kondisi bangunan jambannya banyak kayu yang lapuk, bolong-bolong papannya dan
‘ringkih’ seperti mau rubuh ketika ada orang mempergunakannya. Jamban itu dibuat
menggunakan kayu kurang bagus sehingga cepat lapuk, dan konstruksi bangunannya juga
tidak sesuai standar
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya penguatan kelompok dasawisma dalam pencegahan dan
penanganan dini tindak kekerasan pada anak
2. Bagaimana cara mengurangi tindak kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga
dan masyarakat
3. Bagaimana cara meningkatan peran kelompok dasawisma dalam pencegahan dan
penanganan dini tindak kekerasan terhadap anak.
C. Tujuan
D. Sasaran
1. Tim Penggerak PKK Pusat, Provinsi, Kabupaten atau Kota, Kecamatan dan
Kelurahan atau Desa, Kelompok PKK Lingkungan/Dusun/RW/RT.
2. Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor Pendidikan
Hal ini disebabkan karena faktor pendidikan yang masih rendah pada masyarakat
desa. Faktor pendidikan yang rendah tentunya akan mempengaruhi faktor
pengetahuan, dengan pendidikan rendah maka faktor pengetahuan juga akan ikut
rendah.
2. Faktor Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan dampak dari penggunaan
jamban yang tidak sehat, serta bahaya dari penggunaan jamban apung tersebut.
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari suatu objek. Pengetahuan terjadi setelah
melakukan pengamatan atau penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan
terhadap suatu objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui mata dan telinga. Menurut Budioro yang menyatakan bahwa dengan adanya
rangsangan dari luar seperti informasi/penyuluhan tentang sanitasi dan kesehatan
lingkungan serta dampaknya terhadap kejadian penyakit akibat sanitasi yang buruk
akan membentuk pengetahuan seseorang yang akhirnya dapat segera berubah ke
pengetahuan yang lebih baik, dan menuju perubahan perilaku. Hasil penelitian
lainnya mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu pendorong untuk
seseorang merubah perilaku. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
pengetahuan seseorang tentang jamban akan menentukan perilakunya dalam hal
buang air besar.
3. Dukungan dari tenaga kesehatan
Fungsi atau peran petugas kesehatan adalah membina peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. Dalam hal penggunaan jamban,
kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan antara lain adalah memberikan
penyuluhan secara berkala tentang manfaat dan syarat-syarat jamban sehat, juga
melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan
kemauan masyarakat memiliki dan menggunakan jamban keluarga. Tenaga kesehatan
walaupun sebagai orang yang dipercaya oleh masyarakat, tetapi biasanya mereka
adalah bukan bagian dari masyarakat di daerah tersebut. Faktor-faktor yang
Pemanfaatan jamban tidak terwujud bila masyarakat belum terbentuk keyakinan akan
manfaat dari perilaku tersebut. Bila intensitas penyuluhan tidak kontinyu atau tidak
cukup membentuk keyakinan, maka peran petugas belum dapat membentuk
keyakinan masyarakat dalam merubah perilaku pemanfaatan jamban.
4. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga menjadi penting untuk membentuk perilaku dalam satu keluarga.
Bila perilaku pemanfaatan jamban didukung oleh seluruh keluarga, maka dengan
mudah seluruh keluarga untuk berperilaku pemanfaatan jamban. Keluarga dengan
pendidikan relatif baik dan berpenghasilan baik akan lebih mudah menerima
informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan dalam penggunaan jamban.
5. Kurangnya ketersediaan air bersih
Jamban yang diberikan pemerintah memerlukan air untuk membersihkannya. Bila
masyarakat ketersediaan airnya kurang maka pemanfaatan jamban juga menjadi
kurang. Dalam hal ini diperlukan peningkatan ketersediaan air. Kebutuhan air bersih
sehari-hari untuk keperluan jamban keluarga sebanyak 45 liter perorang perhari.
6. Faktor Ekonomi
Selain itu penyebabnya adalah faktor ekonomi yang kurang pada masyarakat tersebut,
bagi masyarakat sekitar,jamban leher angsa memerlukan biaya yang mahal untuk
membuatnya. Status ekonomi berkontribusi terhadap rendahnya cakupan dan akses
terhadap jamban terutama jamban sehat. Hal inilah yang menyebabkan jumlah
penduduk dengan cakupan kepemilikan dan pemanfaatan jamban rendah.
7. Tindakan Masyarakat
Masyarakat juga mengatakan banyaknya warga yang menggunakan jamban
cemplung sehingga mempengaruhi pembuatan selanjutnya yaitu dengan ikut-ikutan
membuat jamban cemplung
8. Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan
Masyarakat banyak yang belum menyadari bahwa dengan penggunaan jamban
cemplung di kolam yang sama untuk mencuci dan mandi dapat mengakibatkan
berbagai macam dampak negatif seperti terjadinya diare dan penyakit kulit.
9. Gaya hidup dan perilaku masyarakat
Seperti adat istiadat yang tidak menunjang peningkatan kesehatan. Kebiasaan
masyarakat yang turun temurun membuat masyarakat menjadi sulit untuk merubah
perilaku tersebut.
10. Lingkungan masyarakat
Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
Banyaknya masyarakat yang berfikir bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan
hanya menjadi tugas tenaga kesehatan. Sehingga kurangnya kontribusi masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan tersebut.
11. Yang berkaitan dengan system pelayanan kesehatan
a. Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh. Dimanana banyaknya faktor
yang menjadi kendala seperti jauhnya jarak yang di tempuh untuk menuju pusat
pelayanan kesehatan tersebut, dan masih belum meratanya pelayanan kesehatan
ke hingga kepelososk pelosok daerah, akibatnya masyarakat menjadi tidak tahu
dampak dan bahaya penggunaan jamban cemplung dikarenakan tidak adanya
penyuluhan tentang permasalahan tersebut.
b. Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada kuratif. Sehingga
kurangnya penyuluhan atau pemberian edukasi kepada masyarakat tentang
penggunaan jamban sehat dan juga akibat serta bahaya penggunaan jamban tidak
sehat.
12. Kurangnya dukungan dari pemerintah dan tokoh masyarakat
Umumnya, tokoh masyarakat memberikan dukungan positif cukup banyak, tetapi
penggunaan jamban masih belum sebanyak yang menyatakan dukungan oleh tokoh
masyarakat. Dukungan tokoh masyarakat adalah dukungan yang diperoleh dari
hubungan interpersonal yang mengacu pada kesenangan,ketenangan, bantuan
manfaat, yang berupa informasi yang diterima seseorang atau masyarakat dari tokoh
masyarakat yang dapat membawa efek perilaku seseorang. Tokoh masyarakat adalah
role model bagi masyarakat sehingga selain anjuran, tokoh masyarakat juga harus
memberikan contoh perilaku yang dapat diikuti oleh masyarakat.
B. Penanggulangan
Dari berbagai masalah yang terjadi langkah awal yang dilakukan yaitu:
Pada sebagian tempat di desa Tawiri yang masih menggunakan jamban apung
seperti yang terdapat di daerah Garegeh, juga sama-sama dikarenakan kurangnya
ketersediaan sarana dan prasaranajamban di rumahnya. Dan masih banyak juga yang
memiliki persepsi bahwa jika menggunakan jamban leher angsa tidak akan bisa BAB.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tingkat sanitasi di Indonesia masih sangat rendah, terutama penggunan jamban yang
baik dan benar. Dari rendahnya perilaku tersebut Indonesia masih sangat tinggi permasalahan
kesehatan terkait diare. Daerah tersebut tergolong daerah yang masih rendah tingkat
penggunaan jambannya dikarenakan beberapa faktor seperti budaya yang melekat,
keterjangkauan terhadap biaya pembuatan jamban, serta pola pikir masyarkat yang masih
salah. Padahal dari perilaku yang tidak menggunakan jamban sehat (yang baik dan benar)
dapat berdampak kepada kesehatan terutama diare. Hal ini yang merupakan sebagian
gambaran rendahnya penggunaan jamban di Indonesia yang menyebabkan Indonesia masih
tergolong Negara yang rendah terhadap sanitasinya.
B. Saran
Dengan mengucap syukur pada Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu masih
diperlukannya kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47009/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=AB7C162F0F12D494A92EF6AA735CA030?sequence=4
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/download/19900/14202
http://eprints.umpo.ac.id/440/2/BAB%201.pdf
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/download/5223/3956/
http://eprints.ung.ac.id/4984/5/2013-1-14201-841409067-bab2-24072013092751.pdf