MAKALAH Poned Ponek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

TENTANG

PONED DAN PONEK

Oleh Kelompok III

1. 1. Eni Elvera
2. 2. Fadhilah Dato

II A

D III KEBIDANAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur Tim Penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan dan menyusun
makalah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan dengan judul “PONED DAN PONEK”

Pada kesempatan ini Tim Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan,
yaitu kepada :
1. Yani Maidelwita, SKM, M. Biomed , sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan petunjuk, nasihat, dan bimbingan selama penyusunan makalah ini.
2. Orang tua dan keluarga, yang telah memberikan motivasi, dan memberikan fasilitas
kepada Tim Penulis.
3. Rekan-rekan sejawat yang telah memberikan dukungan dan pihak-pihak lainnya.

Tim Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu Tim
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kelengkapan makalah ini agar
berguna bagi semua pihak.

Padang, April 2013

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

1. PONED

a) Pengertian PONED

b) PONED di puskesmas

c) Hambatan dan Kendala dalam penyelenggaraan PONED

1. PONEK

a) Pengertian PONEK

b) Kriteria Rumah Sakit PONEK 24 Jam

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI).
Angka Kematian Ibu adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil hingga 6
minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan. Angka Kematian Ibu menunjukkan
kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas
pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta
hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Tingginya AKI dan
lambatnya penurunan angka ini menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas
pelayanannya.

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu
di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000
kelahiran hidup. Sesuai dengan target MDG’s (Millenium Development Goals), hasil tersebut
masih jauh diatas target yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015, 102 per 100.000
kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi baru lahir (AKB) 23 per 1.000 kelahiran hidup.

Di Indonesia, pada tahun 2008, penyebab langsung kematian maternal terkait kehamilan dan
persalinan terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain, yaitu eklampsi 24%, infeksi 11%,
partus lama 5%, dan abortus 5%. Kondisi Angka Kematian Bayi juga belum
menggembirakan. Saat ini, Angka Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup dan terjadi
stagnasi penurunan dibandingkan dengan data SDKI tahun 2003, yakni 35 per 1.000
kelahiran hidup. Kecenderungan angka kematian ibu bersalin (AKI) dari tahun-ketahun,
menunjukkan bahwa sekalipun ada penurunan sejak 1990 terdapat indikasi bahwa sasaran
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 (penurunan AKI sebesar 75% dari tahun
1990) akan sulit dicapai (Tirza, 2011).

Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
berupa upaya mempertemukan penyediaan pelayanan kesehatan di satu sisi (supply side)
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di sisi lain (deemand side). Pada saat ini, supply
memang masih didominasi oleh pemerintah, yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit
(hampir setiap kabupaten/kota terdapat Rumah Sakit Umum Daerah). Kenyataan
menunjukkan bahwa pemanfaatan kedua jenis sarana kesehatan tersebut oleh masyarakat
untuk kesehatan ibu dan bayi masih sangat rendah.

1. B. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian PONED?
3. Bagaimana PONED di puskesmas?
4. Hambatan dan Kendala dalam penyelenggaraan PONED
5. Apa itu PONEK?
6. Upaya Pelayanan PONEK :

1. C. Tujuan

Tim Penulis menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan menambah wawasan pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

1. A. PONED (Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Enensial Dasar )

a) Pengertian PONED

Poned adalah pelayanan kegawatdaruratan obstetri neonatal enensial dasar, yang dilakukan
pada tingkat pelayanan primer. Komponen didalam PONED adalah agar pada tingkat
pelayanan primer mampu memberikan pertolongan kegawatdaruratan pada kasus – kasus :

1. Infeksi nifas
2. Perdarahan post partum
3. Pre-eklamsia
4. Eklamsia
5. Distosia bahu dan ekstraksi vakum
6. Resusitasi neonatus

Pertolongan pada kasus kegawatan obstetri neonatal secara tepat akan mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Seperti telah diketahui bahwa
penyebab terbanyak kematian ibu (90%) disebabkan oleh komplikasi obstetri, seperti pre-
eklamsia, eklamsia, perdarahan, infeksi, dan partus macet. Untuk itulah Departemen
Kesehatan melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi serta mengupayakan pelayanan tersebut sedekat mungkin pada ibu, termasuk ibu hamil.

Dengan demikian upaya PONED merupakan terobosan pelayanan kesehatan ibu supaya
pemerintah mampumendekatkan pelayanan kegawatdaruratan obstetri sedekat mungkin pada
masyarakat. Dengan cara itu pemerintah mampu mencegah keterlambatan dalam pertolongan
dan keterlambatan dalam merujuk kasus-kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.
PONED yang dilakukan dalam rangka upaya pencapaian 3 pesan kunci Making Pregnancy
Safer (MPS), yaitu :

1. Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih


2. Setiap komplikasi obstetri mendapat pelayanan oleh tenaga kesehata terlatih
3. Setiap wanita subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran

Oleh karenanya di dalam konsep PONED setiap tenaga kesehatan di unit pelayanan
kesehatan dasar, khususnya puskesmas rawat inap harus dapat memberikan pelayanan yang
terampil dalam penanganan komplikasi obstetri neonatal sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

Dalam pengembangan PONED harus melibatkan secara aktif pihak-pihak terkait, seperti :

1. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota


2. Rumah Sakit Kabupaten/ Kota
3. Organisasi Profesi : IBI. IDAI, POGI, IDI
4. Lembaga swadaya masyarakat (LSM)

b) PONED di puskesmas

1. Syarat Puskesmas PONED


2. Pelayanan buka 24 jam
3. Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap melayani 24 jam
4. Tersedia alat transportasi siap 24 jam
5. Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis
Obgyn dan spesialis anak sebagai

Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan obstetric dan
neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas, perlu
ditetapkan beberapa Kriteria pengembangan :

1. Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan


tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.
2. Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.
3. Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan
4. Melayani sekitar 50.000 – 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas
(termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).
5. Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa
ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum
setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.
6. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang
dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON.
Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar lokasi puskesmas mampu PONED.
7. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :

Alat dan obat


Ruangan tempat menolong persalinan

1. Ruangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh pengelola
program KIA.
2. Luas minimal 3 x 3 m
3. Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat
4. Suasana aseptik bisa dilaksanakan
5. Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan
tindakan.
6. Air bersih tersedia
7. Kamar mandi/ WC tersedia
8. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang utama
yaitu : perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan sebab kematian
neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum dan hipotermia.
1. Tugas Puskesmas PONED
2. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu
dan Pondok bersalin Desa
3. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
4. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra
hospital.
1. Indikator Kelangsungan dari Puskesmas PONED
2. Kebijakan tingkat puskesmas
3. SOP (Sarana Obat Peralatan)
4. Kerjasama RS PONED
5. Dukungan Diskes
6. Kerjasama SpOG
7. Kerjasama bidan desa
8. Kerjasama Puskesmas Non PONED
9. Pembinaan
10. Jarak Puskesmas PONED dengan RS
1. Faktor pendukung keberhasilan PONED Puskesmas antara lain
:

a) Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)

b) Peran serta aktif bidan desa

c) Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai

d) Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.

e) Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu


pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart
pelayanan minimal

c) Hambatan dan Kendala dalam penyelenggaraan PONED

1. Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan yaitu :


2. Mutu SDM yang rendah
3. Sarana prasarana yang kurang
4. Ketrampilan yang kurang
5. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non
PONED belum maksimal
6. Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
7. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai

1. B. PONEK ( Peayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Emergency


Komprehensif )
2. a. Pengertian PONEK

Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS


kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah
sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan PONEK (Pelayanan
obstetric dan neonatal emergensi komprehensif).

Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS


kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah
sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan (tidak berarti perlu NICU)
setiap saat. PONEK dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima rujukan dari oleh
tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit.

Ponek adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif. Tujuan utama
mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam
satu wilayah.

Artinya adalah bahwa setiap tenaga kesehatan di unit pelayanan menengah, khususnya rumah
sakit tingkat kabupaten harus dapat memberikan pelayanan yang terampil dalam penanganan
kasus rujukan komplikasi obstetri dan neonatal dari unit pelayanan dasar, sehingga tidak
terjadi keterlambatan pertolongan di tingkat pelayanan rujukan yang seharusnya mampu
menangani kasus-kasus komplikasi obstetri.

Upaya Pelayanan PONEK

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif


2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat
4. Perawatan intensif ibu dan bayi.
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

1. b. Kriteria Rumah Sakit PONEK 24 Jam

No Kriteria Ketersediaan
Kriteria Umum
Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi
1 √
baik secara umum maupun emergensi obstetrik-neonatal
Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di
2 rumah sakit melipti resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan √
neonatus
Mempunyai Standard Operating Prosedur (SOP) penerimaan dan
3 √
penanganan pasien kegawat-daruratan obstetric dan neonatal
4 Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu √
Mempunyai standar respon time di UGD 10 menit, di kamar bersalin
5 √
kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam
Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi
6 √
bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum
Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu
7 √
kurang dari 30 menit
Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas
8 √
sewaktu-waktu meskipun on call
Adanya dukungan semua pihak dalam pelayanan PONEK, antara lain
9 dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anestesi, dokter penyakit √
dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat
10 Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam √
Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
11 laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat √
dan alat penunjang yang selalu siap sedia
12 Semua perlengkapan harus bersih, berfungsi baik dan siap pakai √
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
13 √
memenuhi semua kebutuhan
Kriteria Khusus
1 Sumber Daya Manusia
Memiliki tim PONEK esensial
yang terdiri dari:
1 dokter spesialis kebidanan
* √
dan kandungan
* 1 dokter spesialis anak √
* 1 dokter di UGD √
3 orang bidan (1 koordinator
* √
dan 2 penyelia)
* 2 orang perawat √
Tim PONEK Ideal ditambah
1 dokter spesialis
* √
anestesi/perawat anestesi
* 6 bidan pelaksana √
10 perawat (tiap shift 2-3
* –
perawat jaga)
* 1 petugas laboratorium –
* 1 pekarya kesehatan –
* 1 petugas administrasi –
2 Sarana dan Prasarana
* Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman √
Ruang tindakan gawat darurat dengan instrument dan bahan yang
* –
lengkap
* Ruang pulih / observasi pasca tindakan –
Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk
*
koordinasi internal

BAB III

PENUTUP

1. A. Kesimpulan
Poned adalah pelayanan kegawatdaruratan obstetri neonatal enensial dasar, yang dilakukan
pada tingkat pelayanan primer. Komponen didalam PONED adalah agar pada tingkat
pelayanan primer mampu memberikan pertolongan kegawatdaruratan pada kasus – kasus
:Infeksi nifas, Perdarahan post partum, Pre-eklamsia, Eklamsia, Distosia bahu dan ekstraksi
vakum, Resusitasi neonatus.

Ponek adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif. Tujuan utama
mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam
satu wilayah. Upaya Pelayanan PONEK antara lain Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk
pengobatan definitif, Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang
tindakan, Penanganan operatif cepat dan tepat, Perawatan intensif ibu dan bayi, Pelayanan
Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi.

1. B. Saran

Tim Penulis sadar akan kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu, Tim Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai