Wewenang Dan Delegasi
Wewenang Dan Delegasi
Wewenang Dan Delegasi
PERTEMUAN : 5
WEWENANG DAN DELEGASI
A. TUJUAN PEMNBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai wewenang dan delegasi
manajemen anda harus mampu menejelaskan :
5.1 Pengertian wewenang
5.2 Pendelegasian wewenang
5.3 Manfaat dan hambatan pendelegasian
5.4 Delegasi yang efektif
5.5 Prinsip-prinsi pendelegasian
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 5.1:
Pengertian wewenang
PENGANTAR MANAJEMEN 65
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Wewenang
Wewenang mengacu pada hak untuk membuat keputusan tanpa
peretujuan dari manajemen jenjang yang lebih tinggi dan menuntut kepatuhan
dari yang lain. Pelimpahan wewenang secara khusus menunjuk kepada
pengambilan keputusan, bukan melakukan keputusan. Hani Handoko,
memberikan pengertian bahwa wewenang (authority) adalah hak untuk
melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tercapi tujuan tertentu. Sebaliknya, pendelegasian
merupakan proses pengalihan dan pemberian wewenang, tugas dan tanggung
jawab dari manajemen puncakkepada orang lain untuk dapat
dipertanggungjawabkan pelaksanaanya.
Kedua pengertian di atas mengandung arti bahwa seseorang akan bisa
memperoleh wewenang apabila kewenangan itu telah didelegasikan oleh
manajer di atasnya. Wewenang tidak akan pernah dimiliki bawahan manakala
tidak didelegasikan oleh manajer pada tingkat di atasnya. Hubungan ini
mengharuskan seorang manajer untuk bersedia mendelegasikan kekuasaannya
agar tugas-tugas berat yang dipikul akan lebih ringan dan mempermudah
pengawasan pada tingkat yang lebih rendah.
Organisasi yang melakukan pendelegasian wewenang memudahkan
manajer membuat keputusan penting dan meningkatkan bermacam-macam
keterampilan yang pada akhirnya dapat memajukan perusahaan. Dengan hak
mengambilkeputusan berdasarkan ruang lingkup masalahan yang luas, para
manajer mengembangkan keahlian yang memungkinkannya menanggulangi
berbagai masalah manajemen yang lebih besar.
Wewenang Formal
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi) yang
dimiliki oleh manajer. Kedua pandangan tersebut adalah apa yang disebut
sebagai teori formal (classical view) dan teori penerimaan (acceptance view).
Masing-masing pandangan ini saling berlawanan dalam memberikan
argumentasinya menyangkut sumber dari wewenang. Pada bagian iniakan
dijelaskan satu persatu dari kedua pandangan tersebut.
PENGANTAR MANAJEMEN 66
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 67
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 68
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
1. Wewenang lini
Wewenang lini (line authority) merupakan wewenang dimana atasan
melakukannya atas bawahannya langsung. Wewenang ini dimilikioleh
manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi
secara langsung. Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh
garis yang menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen
tingkat bawah. Wewenang lini akan berbeda antar satu organisasi dengan
organisasi lainnya. Perbedaan tersebut sangat tergantungpada jenis dan
ukuran ukuran perusahaan atau organisasi.
2. Wewenang staf
Wewenang staf (staf authority) merupakan hak yang dimiliki oleh satuan-
satuan staf atau para ahli dalam tugasnya memberikan saran, rekomendasi
atau konsultasi. Staf ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian,
pengalaman, atau hasil penelitian dan hasil analisis yang dibutuhkan.
Mereka dapat memberikan bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan
pengendalian. Sebagai contoh, apabila perusahaan menghadapi gugatan
hukum,maka staf ahli hukum dapat dimintai pendapatnya. Mereka juga
dapat diminta untuk membentuk komite yang diperlukan dalam rangka
memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Kedua bentuk wewenang itu kadang-kadang sulit untuk
membedakannya. Tetapi perbedaan yang sangat tampak pada kedua wewenang
itu adalah staf mempunyai fokus pada pemberian jasa dan nasehat kepada
manajer lini, sedangkan manajer lini mengambil keputusan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi secara langsung. Untuk lebih jelasnya, gambar 5.1
berikut ini menunjukan perbedaan antar wewenang lini dan staf.
PENGANTAR MANAJEMEN 69
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Direktur
Utama
Asisten
asisten asisten
asisten asisten
Gambar 5.1
manajer umum Wewenang Lini dan Staf
de
3. Wewenang staffungsional
Tindakan yang tepat untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena
mereka berkaitan dengan tanggun jawab staf khusus disebut sebagai
wewenang fungsional. Wewenang ini banyak dijumpai dalam suatu
organisasimengingat banyak kegiatan organisasi yang harus dilakukan, baik
untuk menyediakan keseragaman sampai tigkat tertentu maupun untuk
mengungkapkan aplikasi keahlian. Keahian yang diperlukan untuk
mengelola hubungan wewenang fungsional dan masalah yang muncul dari
hubungan tersebut hampir sama dengan keterampilan yang diperlukan untuk
mengelola hubungan dua atasan dalam organisasi matriks.
PENGANTAR MANAJEMEN 70
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Gambar 5.2
Wewenang Staf Fungsional
PENGANTAR MANAJEMEN 71
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 72
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
semakin besar ruang lingkupnya hanya dikerjakan oleh satu atau dua orang
saja. Keahlian seseorang bagaimanapun pintarnya, pasti memiliki keterbatasan
kemampuan.
2. Tugas yang terlalubanyak
Tugas pemimpin yang terlalu banyak jika hanya ditangani sendiri oleh
satu orang, maka dapat berakibat pekerjaan tidak dapat diselesaikan secara
cepat atau efektifdan efisien. Efektivitas dan efisiensi penyelesaian pekerjaan
dapat diukur dengan nilai, waktu, biaya (cost) dan hasil yang dicapai. Jika
pekerjaan-pekerjaan terlalu banyak dan hanya diselesaikan oleh satu atau dua
orang saja, maka dapat dipastikan bahwa penyelesaian pekerjaan-pekerjaan itu
memerlukan waktu yang relatif lama.
Penyelesaian yang terlalu lama ini mengandung risiko-risiko antara lain:
a. Hilangnya kesempatan untuk melakukan pekerjaan penting lainnya.
b. Perkembangan perusahaan dapat terhambat.
c. Timbul kecewaan bagi pelanggan karena lamanya penyelesaian pekerjaan.
d. Biaya-biaya yang relatif tinggi.
e. Hasil pekerjaan relatif sedikit.
PENGANTAR MANAJEMEN 73
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
para karyawan. Keputusan yang akan diambil mungkin akan lebih baik apabila
pendelegasian itu dilakukan. Hal ini dikarenakan karyawan berada paling dekat
dengan tempat pekerjaan dilakukan. Terakhir, pendelegasian akan mempercepat
pengambilan keputusan.
Walaupun terdapat beberapa keuntungan dari adanya delegasi, namun
kegiatan pendelegasian tidak bisa lancar seperti yang diharapkan. Berbagai
hambatan tentu akan ditemui dalam proses pendelegasian wewenang. Hal utama
yang menghambat proses pendelegasian adalah keengganan dari seorang
pimpinan. Keengganan ini bisa ditimbulkan oleh beberapa alasan, yaitu: (a)
pimpinan kurang yakin akan kemampuan karyawan; (b) merasa mampu untuk
mengerjakan sendiri; (c) kurang memiliki kemampuan untuk mendidk kader; (d)
takut wewenangnya akan berkurang atau bawahannya melakukan tugas dengan
baik; dan (e) tidak mau menanggung risiko.
PENGANTAR MANAJEMEN 74
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 75
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 76
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
C. PERTANYAAN DISKUSI
1. Hampir semua tugas dapat didelegasikan kepada anak buah atau bawahan.
Tapi tidak semua tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan
oleh pemberi tugas. Walaupun sebuah tugas harus didelegasikan, tapi
mengapa ada sebagian bawahan yang tidak mau menerima dan
melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya?
2. Jelaskan beberapa tugas yang boleh didelegasikan dan tidak boleh
didelegasikan? Dan mengapa tugas-tugas itu tidak dapat didelegasikan.
3. Jika ingin mendapatkan hasil lebih baik, maka lakukan sendiri. Tapi, tidak
semua pekerjaan dapat dilakukan sendiri secara sempurna. Jelaskan maksud
dari pernyataan tersebut.
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Amirullah dan Budiyono, Haris. (2004) Pengantar Manajemen. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
2. Anthony, Robert dan Govindarajan, Vijay. (2005). Management Control
System 11th ed. Jakarta: Salemba Empat.
3. Abdul kadir dan Terra Ch. Triwahyuni (2003). Pengenalan Teknologi
Informasi. Yogyakarta: Andi
4. Bayangkara, IBK. (2008). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi,
Edisi kedua, Jakarta: Salemba Empat.
5. Brantas.(2009). Dasar-dasar Manajemen. Alfabeta Cv.
6. Dessler, Gary. (2003). Human Resources Management. Jakatra Barat: PT
Indeks
7. Fahmi, Irham. (2014). Majanejemen Kepemimpinan teori dan Aplikasi.
Alfabeta. Bandung.
8. Handoko, Hani. (2013). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
9. Hasan, Ali. (2009). Marketing. Yogyakarta: MedPress.
10. Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009. Manajemen Operasional. Jakarta:
Salemba empat.
11. James dan John. (1997). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
PENGANTAR MANAJEMEN 77
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 78