Materi Bahan Ajar
Materi Bahan Ajar
Materi Bahan Ajar
Oleh :
Nama Mahasiswa : Alex Iswahyudi BL, S.Pd
NIM :-
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Manajemen Kontruksi Kegiatan Belajar
3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ini dapat terselesaikan.
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Manajemen Kontruksi Kegiatan
Belajar 3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ini penulis susun untuk memenuhi tugas mahasiswa
PPG Dalam Jabatan tahun 2021 Universitas Pendidikan Indonesia pada tahap Pendalaman
Materi yaitu Penyusunan Materi Ajar Berbasis Masalah untuk mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran yang dialami Siswa yang disebabkan oleh materi yang sulit dipahami dan
miskonsepsi. Dalam materi ajar ini penyusun menyajikan beberapa referensi dan solusi untuk
mengatasi materi yang sulit dipahami dan miskonsepsi dalam pembelajaran Modul 6 Manajemen
Kontruksi Kegiatan Belajar 3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan. Materi ajar ini dikembangkan
dengan mengedepankan pendekatan higher order thinking skill (HOTS)
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Terimakasih atas kerja keras dan masukan berharganya dan
semoga materi ajar ini bermanfaat untuk mahasiswa PPG, ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Dr. Nandan Supriatna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing.
Akhir kata semoga materi ajar ini bermanfaat bagi siswa SMK.
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
2. Relevansi
3. Petunjuk Belajar
B. Inti
1. Capaian Belajar
2. Sub Capaian Belajar
3. Uraian Materi : Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
3.1 Komponen Penetu Harga Satuan
3.1.1 Upah Kerja
3.1.2 Harga Material
3.1.3 Koefisien SNI
3.1.4 Material Konstruksi
3.1.5 Teknologi Konstruksi
3.2 Work Breakdown Structure (WBS)
3.2.1 Pengertian WBS
3.2.2 Tujuan WBS
3.3 Menjelaskan Metode Perhitungan RAB Bangunan
3.3.1 Pengertian Metode Perhitungan RAB
3.3.2 Fungsi Perhitungan RAB
3.3.3 Cara Menyusun RAB Bangunan .
4.Rangkuman
5.Tugas Terstruktur
6. Forum Diskusi
C. Penutup
1. Tes Sumatif
2. Kunci Jawaban
3. Daftar Pustaka
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Analisa harga satuan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan
konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah
kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan pekerja
dan harga sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi.
Dalam setiap lingkup pekerjaan/proyek terdiri dari pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Dalam lingkup pekerjaan bagunan gedung termasuk bangunan rumah
tinggal terdiri dari pekerjaan-pekerjaan : pekerjaan Persiapan; pekerjaan pondasi,
pekerjaan beton; pekerjaan dinding, pekerjaan atap, pekerjaan lantai, pekerjaan
plapond, dst. Pada setiap pekerjaan tersebut masih ada sub pekerjaan, misalnya
pada pekerjaan pondasi : pekerjaan galian pondasi, pasangan pondasi batu kali,
pondasi tiang pancang, dst. Pada setiap pekerjaan atau sub pekerjaan terdiri dari
komponen bahan material, upah kerja, sewa alat dsb. Untuk menentukan harga
satuan pekerjaan tersebut maka harus menggunakan AHS SNI. Dalam AHS-SNI
ukuran untuk menentukan harga satuan pekerjaan, maka setiap bahan atau tenaga
yang diperlukan diberi angka koefisien. Angka koefisien inilah sebagai rumus atau
pedoman yang dijadikan alat pengali terhadap volume pekerjaan, harga material,
dan upah kerja sehingga menghasilkan harga satuan untuk setiap pekerjaan.
Yang biasa menggunakan AHS-SNI adalah para konsultan perencana,
konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana konstruksi dalam rangka
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi kewenangan
masing-masing dalam melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi.
Analisa harga Satuan Pekerjaan Konstruksi (AHS-SNI) diterbitkan setiap
tahun. Yang berubah dari setiap terbitan AHS-SNI biasanya harga satuan bahan dan
upah, sedangkan koefisien AHS relatif tidak berubah. Jadi, apabila kita sudah punya
AHS-SNI tahun 2011 dalam bentuk file excel, maka untuk updatenya kita hanya
perlu mengedit harga satuan material dan upah kerja. Biasanya para konsultan dan
kontraktor hanya mendapatkan AHS-SNI terbaru dari Dinas PU dalam bentuk
cetakan, bukan bentuk file excel.
AHS-SNI aslinya dalam format file excel. AHS disimpan dalam
sheet. Sheet-sheet AHS terdiri dari : Analisa Harga Satuan Pekerjaan,
Harga Satuan
Upah, harga Satuan Bahan, dan Harga Satuan Pekerjaan. Analisa Harga Satuan
terdiri dari uraian pekerjaan, volume (koefiseien) pekerjaan, harga satuan upah, dan
harga satuan bahan. gabungan hasil perkalian antara koefisien/volume dengan harga
satuan menjadi harga satuan pekerjaan. Harga bahan material dan upah kerja
merupakan standard harga yang ditetapkan oleh instansi terkait, dan setiap tahun
biasanya berubah sesuai perkembangan harga pasar. Harga satuan pekerjaan adalah
hasil perhitungan berdasarkan analisa harga satuan, harga satuan bahan, dan harga
satuan upah.
Dalam melakukan pendalaman materi Modul 6 Kegiatan Belajar 3 Analisa
Harga Satuan Pekerjaan penulis mengidentifikasi adanya masalah yang ditemukan
dan dirumuskan sebagai berikut:
1. Penulis menganggap cara menyusun RAB Bangunan adalah masalah yang
sulit dipahami karena hanya berupa teori saja.
2. Penulis mengalami miskonsepsi Pemahaman rencana,anggaran dan biaya.
2. Relevansi
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu :
1. Mengerti dan memahami cara menyusun RAB dengan syarat yang
ditentukan.
2. Mengerti dan memahami perbedaan antara Rencana, Anggaran dan biaya.
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu memahami materi ajar ini perhatikan petunjuk belajar
berikut:
a. Bacalah uraian materi tentang Analisa Harga Satua Pekerjaan yang mencakup
pokok bahasan Harga Satuan, WBS(Work Breakdown Structure) dan Metode
perhitungan RAB.
b. Untuk memudahkan pemahaman bacalah materi terlebih dahulu.
c. Bacalah masalah yang muncul dalam materi ajar ini yang terdiri dari masalah
yang secara umum muncul ketika mempelajari materi Analisa Harga Satuan
Pekerjaan.
B. Inti
Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta diharapkan:
1. Mampu menentukan komponen penentu harga satuan pada suatu
pekerjaan konstruksi.
2. Mampu mengidentifikasi Work Breakdown Structure
pada suatu pekerjaan konstruksi.
3. Mampu mengidentifikasi tahapan RAB (Rencana
anggaran biaya) pada suatu pekerjaan konstruksi.
1. Metode BOW
Contoh dari perhitungan analisa anggaran biaya dengan metode BOW adalah
sebagai berikut :
Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K-225 :
1. Bahan
0,96 m³ kerikil @ Rp 100.000,00 = Rp 96.000,00
8,17 zak semen PC 50 kg @ Rp 60.000,00 = Rp 490.200,00
0,54 m³ Pasir @ Rp 75.000,00 = Rp 40.500,00
Jumlah total harga bahan = Rp 626.700,00
2. Upah
1,00 tukang batu @ Rp 80.000,00 = Rp 80.000,00
0,10 kepala tukang batu @ Rp 100.000,00 = Rp 10.000,00
6,00 pekerja @ Rp 60.000,00 = Rp 360.000,00
0,30 mandor @ Rp 90.000,00 = Rp 27.000,00
Jumlah total upah = Rp 477.000,00
3. Peralatan
0,4819 concrete mixer @ Rp 40.000,00 = Rp 19.276,00
0,0633 water tanker @ Rp 120.000,00 = Rp 7.596,00
0,4819 concrete vibrator @ Rp 22.000,00 = Rp 10.601,80
1,0000 alat bantu @ Rp 2.100,00 = Rp 2.100,00
Jumlah total alat = Rp 39.573,80
1. Bahan
2. Upah
3. Peralatan
0,4819 concrete mixer @ Rp 40.000,00 = Rp 19.276,00
3. Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang
hingga beton yang tidak bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-
bahan yang digunakan, yaitu:
a) Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar
berdasarkan Asosiasi Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus
benar-benar fresh atau belum mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak
cepat mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
b) Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang
memenuhi syarat dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan
bahan kimia lainnya yang merusak mutu beton.
c) Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai
bahan campuran beton, kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971
yaitu memiliki gradasi yang baik, syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung
lumpur > 1%, dan tidak berpori.
d) Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat
mutu dari PBI 1971 diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu
atau pasir alam, memiliki gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak
berpori, serta tidak mengandung lumpur > 5%.
e) Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga
harus memenuhi syarat PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak /
karat / bebas cacat.
f) Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan
adalah kayu yang bentuk dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan
memenuhi syarat dan ketentuan PPKI NI-5.
Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap
yang meliputi kuda-kuda, gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai
rancangan proyek. Perlu diketahui, bahan atap yang baik digunakan adalah yang
bertaraf Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti atap genteng berbahan metal
roof serta nok metal roof. Selain itu, atap harus ditopang dengan kerangka berbahan
kayu kelas 11 berkualitas baik.
4. Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen
konstruksi serta rancangan proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka
kontraktor harus mengikuti petunjuk dari manajemen konstruksi. Pada dasarnya,
pemasangan lantai keramik harus mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus
bersih, tidak retak ataupun bergelombang. Apabila pemasangan keramik tidak rapi
atau tidak sesuai dengan rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan dipasang
ulang.
6. Pekerjaan Penutup
Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan.
Pada masa pekerjaan pembersihan, kontraktor wajib membersihkan seluruh bagian
dari proyek yang meliputi lantai, dinding, atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya
hingga bangunan siap untuk dihuni. Sedangkan pada masa pemeliharaan,
kontraktor berkewajiban mengganti material-material yang rusak ataupun tidak
berfungsi sebagai mana target proyek.
3.2 WBS (Work Breakdown Structure)
3.2.1 Pengertian WBS
Work Breakdown Structure (WBS) adalah daftar kegiatan atau target dari ruang
lingkup suatu proyek yang terorganisir dan biasa dibuat dengan menggunakan project
management tools. Menurut (Satzinger, et al., 2012) ada dua pendekatan umum untuk
membuat WBS, yaitu berdasarkan tujuan proyek atau berdasarkan timeline proyek.
Pendekatan pertama dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh tujuan yang harus
diselesaikan sesuai dengan iterasi yang telah dibuat. Kemudian WBS mengidentifikasi
setiap tugas yang diperlukan untuk membuat setiap tujuan. Sedangkan pendekatan yang
kedua, setiap tugas dikerjakan sesuai dengan urutan timeline dari aktifitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan akhir.
WBS menyediakan sebuah struktur hirarki yang bertindak sebagai jembatan atau
penghubung antara ruang lingkup proyek dan rencana rinci proyek yang akan dibuat
dengan menggunakan sebuah software project management. Salah satu software yang
biasa digunakan untuk membuat WBS yaitu Microsoft Project. WBS mengurai atau
membagi proyek ke dalam komponen lebih kecil dan lebih mudah diatur yang biasa
disebut work packages (Marchewka, 2015). Work package memberikan dasar logis
untuk mendefinisikan kegiatan proyek dan menugaskan sumber daya yang dimiliki ke
dalam setiap kegiatan tersebut jadi seluruh pekerjaan proyek teridentifikasi. Modul ini
akan membahas beberapa hal yaitu (l) memahami pengertian work breakdown structure,
(2) volume pekerjaan bangunan, (3) Analisa harga satuan, (4) Metode perhitungan RAB
Bacalah dengan seksama capaian pembelajaran maupun sub capaian
pembelajaran untuk mengetahui apa yang akan diperoleh setelah mempelajari
materi ini. Pada bagian uaraian materi anda mempelajari materi pelajaran yang
harus anda kuasai. Pelajari dengan seksama materi tiap kegiatan belajar, jika ada
informasi yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari
setiap materi, sebaiknya berkonsultasi pada pengajar. Pahami setiap materi yang
akan menunjang dalam penguasaan suatu kompetensi dengan membaca secara
teliti. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar anda
mendapatkan tambahan pengetahuan.
4. RANGKUMAN
Analisa harga satuan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan
konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja,
dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
6. Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau
perkalian volume dengan total upah.
C.PENUTUP
1. TES FORMATIF
5. Jika diketahui berat besi ø16 adalah 20 meter, berapakah berat besi tersebut :
a. 31,60 Kg.
b. 25,67 Kg.
c. 30,31 Kg.
d. 32,67 Kg.
e. 31,54 Kg.
10. Estimasi biaya satuan per meter kubik adalah termasuk dalam estimasi :
a. Estimasi Detail.
b. Estimasi Pekerjaan Tambah Kurang.
c. Estimasi Kemajuan.
d. Estimasi sub-kontraktor.
e. Estimasi Konseptual.
2. Kunci Jawaban
1. A 6.B
2. E 7.C
3. A 8.A
4. E 9.C
5. A 10.E
3. Daftar Pustaka
Marchewka, J. T., 2015. INFORMATION TECHNOLOGY PROJECT
MANAGEMENT. 5th ed. Hoboken: John Wiley.
Satzinger, J. W., Jackson, R. B. & Burd, S. D., 2012. SYSTEM ANALYSIS AND
DESIGN IN A CHANGING WORLD. 6th ed. Boston: Joe Sabatino.
http://wila-education.blogspot.com/2013/12/manfaat-dan-tujuan-wbs.html
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/rencana-anggaran-biaya-rab-
definisi-fungsi-dan-cara-penyusunan-96
http://meisyasalsabila.blogspot.com/2011/07/mengapa-sni-mengalahkan-
bow.html
http://strong-indonesia.com/artikel/tahapan-metode-pelaksanaan-konstruksi-
bangunan/