Materi Bahan Ajar

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BIDANG STUDI TEKNOLOGI KONSTRUKSI DAN PROPERTI


KEGIATAN BELAJAR 3
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

Oleh :
Nama Mahasiswa : Alex Iswahyudi BL, S.Pd
NIM :-

PENDIDIKAN PROFESI GURU DAN JASA KEPROFESIAN


(PPGJK)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Manajemen Kontruksi Kegiatan Belajar
3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ini dapat terselesaikan.
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Manajemen Kontruksi Kegiatan
Belajar 3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ini penulis susun untuk memenuhi tugas mahasiswa
PPG Dalam Jabatan tahun 2021 Universitas Pendidikan Indonesia pada tahap Pendalaman
Materi yaitu Penyusunan Materi Ajar Berbasis Masalah untuk mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran yang dialami Siswa yang disebabkan oleh materi yang sulit dipahami dan
miskonsepsi. Dalam materi ajar ini penyusun menyajikan beberapa referensi dan solusi untuk
mengatasi materi yang sulit dipahami dan miskonsepsi dalam pembelajaran Modul 6 Manajemen
Kontruksi Kegiatan Belajar 3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan. Materi ajar ini dikembangkan
dengan mengedepankan pendekatan higher order thinking skill (HOTS)
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Terimakasih atas kerja keras dan masukan berharganya dan
semoga materi ajar ini bermanfaat untuk mahasiswa PPG, ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Dr. Nandan Supriatna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing.

Akhir kata semoga materi ajar ini bermanfaat bagi siswa SMK.

Surabaya, 3 Juni 2021

Alex Iswahyudi BL, S.Pd


DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
2. Relevansi
3. Petunjuk Belajar
B. Inti
1. Capaian Belajar
2. Sub Capaian Belajar
3. Uraian Materi : Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
3.1 Komponen Penetu Harga Satuan
3.1.1 Upah Kerja
3.1.2 Harga Material
3.1.3 Koefisien SNI
3.1.4 Material Konstruksi
3.1.5 Teknologi Konstruksi
3.2 Work Breakdown Structure (WBS)
3.2.1 Pengertian WBS
3.2.2 Tujuan WBS
3.3 Menjelaskan Metode Perhitungan RAB Bangunan
3.3.1 Pengertian Metode Perhitungan RAB
3.3.2 Fungsi Perhitungan RAB
3.3.3 Cara Menyusun RAB Bangunan .
4.Rangkuman
5.Tugas Terstruktur
6. Forum Diskusi
C. Penutup
1. Tes Sumatif
2. Kunci Jawaban
3. Daftar Pustaka
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Analisa harga satuan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan
konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah
kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan pekerja
dan harga sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi.
Dalam setiap lingkup pekerjaan/proyek terdiri dari pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Dalam lingkup pekerjaan bagunan gedung termasuk bangunan rumah
tinggal terdiri dari pekerjaan-pekerjaan : pekerjaan Persiapan; pekerjaan pondasi,
pekerjaan beton; pekerjaan dinding, pekerjaan atap, pekerjaan lantai, pekerjaan
plapond, dst. Pada setiap pekerjaan tersebut masih ada sub pekerjaan, misalnya
pada pekerjaan pondasi : pekerjaan galian pondasi, pasangan pondasi batu kali,
pondasi tiang pancang, dst. Pada setiap pekerjaan atau sub pekerjaan terdiri dari
komponen bahan material, upah kerja, sewa alat dsb. Untuk menentukan harga
satuan pekerjaan tersebut maka harus menggunakan AHS SNI. Dalam AHS-SNI
ukuran untuk menentukan harga satuan pekerjaan, maka setiap bahan atau tenaga
yang diperlukan diberi angka koefisien. Angka koefisien inilah sebagai rumus atau
pedoman yang dijadikan alat pengali terhadap volume pekerjaan, harga material,
dan upah kerja sehingga menghasilkan harga satuan untuk setiap pekerjaan.
Yang biasa menggunakan AHS-SNI adalah para konsultan perencana,
konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana konstruksi dalam rangka
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi kewenangan
masing-masing dalam melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi.
Analisa harga Satuan Pekerjaan Konstruksi (AHS-SNI) diterbitkan setiap
tahun. Yang berubah dari setiap terbitan AHS-SNI biasanya harga satuan bahan dan
upah, sedangkan koefisien AHS relatif tidak berubah. Jadi, apabila kita sudah punya
AHS-SNI tahun 2011 dalam bentuk file excel, maka untuk updatenya kita hanya
perlu mengedit harga satuan material dan upah kerja. Biasanya para konsultan dan
kontraktor hanya mendapatkan AHS-SNI terbaru dari Dinas PU dalam bentuk
cetakan, bukan bentuk file excel.
AHS-SNI aslinya dalam format file excel. AHS disimpan dalam
sheet. Sheet-sheet AHS terdiri dari : Analisa Harga Satuan Pekerjaan,
Harga Satuan

Upah, harga Satuan Bahan, dan Harga Satuan Pekerjaan. Analisa Harga Satuan
terdiri dari uraian pekerjaan, volume (koefiseien) pekerjaan, harga satuan upah, dan
harga satuan bahan. gabungan hasil perkalian antara koefisien/volume dengan harga
satuan menjadi harga satuan pekerjaan. Harga bahan material dan upah kerja
merupakan standard harga yang ditetapkan oleh instansi terkait, dan setiap tahun
biasanya berubah sesuai perkembangan harga pasar. Harga satuan pekerjaan adalah
hasil perhitungan berdasarkan analisa harga satuan, harga satuan bahan, dan harga
satuan upah.
Dalam melakukan pendalaman materi Modul 6 Kegiatan Belajar 3 Analisa
Harga Satuan Pekerjaan penulis mengidentifikasi adanya masalah yang ditemukan
dan dirumuskan sebagai berikut:
1. Penulis menganggap cara menyusun RAB Bangunan adalah masalah yang
sulit dipahami karena hanya berupa teori saja.
2. Penulis mengalami miskonsepsi Pemahaman rencana,anggaran dan biaya.

2. Relevansi
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu :
1. Mengerti dan memahami cara menyusun RAB dengan syarat yang
ditentukan.
2. Mengerti dan memahami perbedaan antara Rencana, Anggaran dan biaya.

3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu memahami materi ajar ini perhatikan petunjuk belajar
berikut:
a. Bacalah uraian materi tentang Analisa Harga Satua Pekerjaan yang mencakup
pokok bahasan Harga Satuan, WBS(Work Breakdown Structure) dan Metode
perhitungan RAB.
b. Untuk memudahkan pemahaman bacalah materi terlebih dahulu.
c. Bacalah masalah yang muncul dalam materi ajar ini yang terdiri dari masalah
yang secara umum muncul ketika mempelajari materi Analisa Harga Satuan
Pekerjaan.
B. Inti
Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta diharapkan:
1. Mampu menentukan komponen penentu harga satuan pada suatu
pekerjaan konstruksi.
2. Mampu mengidentifikasi Work Breakdown Structure
pada suatu pekerjaan konstruksi.
3. Mampu mengidentifikasi tahapan RAB (Rencana
anggaran biaya) pada suatu pekerjaan konstruksi.

Sub Capaian Pembelajaran


1. Menentukan spesifikasi upah pekerjaan pada suatu pekerjaan
konstruksi .
2. Mengevaluasi hasil WBS pada suatu pekerjaan konstruksi.
3. Mengevaluasi hasil perhitungan rencana anggaran
baiaya (RAB) untuk pekerjaan konstruksi berdasarkan
bestek sesuai dengan SNI
3.URAIAN MATERI
3. 1 Komponen Penentu Harga Satuan
3.1.1 Upah kerja
Upah merupakan imbalan dari pihak perusahaan yang telah menerima
pekerjaan dari tenaga kerja. Bila tiada upah biasanya juga tidak ada hubungan kerja,
misalnya pekerjaan yang dilakukan secara gotong royong.

Secara umum upah merupakan pendapatan yang sangat berperan dalam


kehidupan karyawan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, maka sudah
selayaknya kalau seorang karyawan:
a. Memperoleh sejumlah pendapatan yang cukup yang dipertimbangkan agar
dapat menjamin kebutuhan hidupnya yang pokok beserta keluarganya.
b. Merasakan kepuasan berkenaan adanya kesesuaian dengan pendapatan orang
lain yang mengerjakan perkerjaan yang sejenis di perusahaannya ataupun
ditempat usaha lain dimasyarakat.
Dalam menjalin suatu hubungan kerja yang baik, mengenai masalah upah
pihak karyawan hendaknya memikirkan pula keadaan dalam perusahaannya, jika
perusahaannya tidak mampu membayar upah yang sama seperti di perusahaan-
perusahaan lainnya maka sebagai karyawan tidak boleh menuntut pembayaran
upah yang sama seperti di perusahaan lainnya, namun pada waktu sekarang ini
masih banyak juga pengusaha-pengusaha yang lain yang masih mengandalkan
tenaga kerja dengan upah yang sedikit yang tidak sesuai dengan kerja karyawan.
Dibawah ini adalah contoh pengupahan pekerjaan bangunan rumah (tahun
2019):
3.1. 2 Harga material
Seperti sudah banyak orang ketahui, bahan untuk bangunan merupakan
setiap bahan yang digunakan dengan tujuan konstruksi. Bahan untuk bangunan ini
ada yang dari bahan alami dan juga buatan. Untuk bahan alami diantaranya ada
tanah urug, batu, pasir, kayu. Ada banyak industry pembuatan bahan yang ada di
Indonesia. Penggunaan bahan ini biasanya dibagi dalam perdagangan khusus
tertentu, seperti pertukangan, pekerjaan isolasi, pipa, dan atap. Berikut adalah
beberapa contoh harga bahan material di Kota Surabaya berdasarkan HSPK Kota
Surabaya tahun 2019.
3.1.3 Koefisien SNI
Berkembangnya kegiatan konstruksi membuat ruang lingkup pekerjaan
konstruksi juga semakin berkembang. Lingkup pekerjaan konstruksi sendiri
memuat unit-unit pekerjaan tertentu yang tidak bisa disamakan. Pekerjaan
konstruksi ini membutuhkan adanya Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang
berfungsi untuk mengetahui berapa besarnya biaya bangunan konstruksi dari suatu
bangunan gedung, jalan, jembatan, dll.
Apa itu Analisa BOW? Pengertian analisa Burgerlijke Openbare Werken
(BOW) adalah sistem koefisien analisa harga satuan bangunan produk zaman
hindia belanda yang banyak digunakan dalam menghitung RAB untuk
pelaksanaan pembangunan zaman itu.
Analisa SNI merupakan pembaharuan atau revisi dari analisa BOW.
Analisa SNI adalah sistem koefisien analisa harga satuan bangunan yang
dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. Prinsip yang
mendasar pada metode SNI adalah, daftar koefisien bahan bangunan, upah tenaga,
dan sewa peralatan sudah ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang
diperlukan dalam membuat harga satu satuan pekerjaan bangunan.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan konstruksi dapat dihitung
dengan dua metode analisa, yaitu analisa BOW dan analisa SNI. Berikut ini
adalah contoh perhitungan analisa anggaran biaya dengan jenis pekerjaan 1 m³
pembangunan beton dengan mutu K-225.

1. Metode BOW
Contoh dari perhitungan analisa anggaran biaya dengan metode BOW adalah
sebagai berikut :
Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K-225 :

1. Bahan
0,96 m³ kerikil @ Rp 100.000,00 = Rp 96.000,00
8,17 zak semen PC 50 kg @ Rp 60.000,00 = Rp 490.200,00
0,54 m³ Pasir @ Rp 75.000,00 = Rp 40.500,00
Jumlah total harga bahan = Rp 626.700,00
2. Upah
1,00 tukang batu @ Rp 80.000,00 = Rp 80.000,00
0,10 kepala tukang batu @ Rp 100.000,00 = Rp 10.000,00
6,00 pekerja @ Rp 60.000,00 = Rp 360.000,00
0,30 mandor @ Rp 90.000,00 = Rp 27.000,00
Jumlah total upah = Rp 477.000,00
3. Peralatan
0,4819 concrete mixer @ Rp 40.000,00 = Rp 19.276,00
0,0633 water tanker @ Rp 120.000,00 = Rp 7.596,00
0,4819 concrete vibrator @ Rp 22.000,00 = Rp 10.601,80
1,0000 alat bantu @ Rp 2.100,00 = Rp 2.100,00
Jumlah total alat = Rp 39.573,80

Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton mutu K-225 adalah:


= Jumlah harga bahan + Jumlah harga upah + Jumlah harga peralatan
= Rp 626.700,00 + Rp 477.000,00 + Rp 39.573,80
= Rp 1.143.273,80
Contoh perhitungan rencana anggaran biaya dengan metode SNI yaitu :
Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K-225 :

1. Bahan

0,96 m³ kerikil @ Rp 100.000,00 = Rp 96.000,00

8,17 zak semen PC 50 kg @ Rp 60.000,00 = Rp 490.200,00

0,54 m³ Pasir @ Rp 75.000,00 = Rp 40.500,00

Jumlah total harga bahan = Rp 626.700,00

2. Upah

1,00 tukang batu @ Rp 80.000,00 = Rp 80.000,00

0,10 kepala tukang batu @ Rp 100.000,00 = Rp 10.000,00

6,00 pekerja @ Rp 60.000,00 = Rp 360.000,00

0,30 mandor @ Rp 90.000,00 = Rp 27.000,00

Jumlah total upah = Rp 477.000,00

3. Peralatan
0,4819 concrete mixer @ Rp 40.000,00 = Rp 19.276,00

0,0633 water tanker @ Rp 120.000,00 = Rp 7.596,00

0,4819 concrete vibrator @ Rp 22.000,00 = Rp 10.601,80

1,0000 alat bantu @ Rp 2.100,00 = Rp 2.100,00

Jumlah total alat = Rp 39.573,80

Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K–225 adalah:


= Jumlah harga bahan + Jumlah harga upah + Jumlah harga peralatan
= Rp 558.950,00 + Rp 131.270,00 + Rp 39.573,00
= Rp 729.793,8
Perbedaan perhitungan dari metode BOW dan Metode SNI adalah pada prinsip
yang mendasar dari metode SNI ialah daftar koefisien bahan dan upah tenaga sudah
ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang diperlukan dalam membuat harga
satu satuan pekerjaan bangunan. Analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken) 28
Februari 1921, perlu diadakan revisi atau perbaikan. Pedoman tersebut dirasakan
sudah tidak relevan lagi karena analisa BOW hanya dapat digunakan apabila
pekerjaannya berupa pekerjaan padat karya yang memakai peralatan konvensional
serta tenaga kerja yang kurang profesional, sehingga apabila analisa tersebut masih
digunakan secara murni mengakibatkan perencanaan biaya menjadi sangat mahal.
Untuk mengefisiensi dana pembangunan masih ada metode lain yang dapat digunakan
dalam penyusunan anggaran biaya misalkan dengan menggunakan metode SNI.

3.1.4 Material Konstruksi


Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses
konstruksi. Peralatan Konstruksi meliputi seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
menylesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses
kostruksi. Sistem Pengelolaan Material dan Peralatan Konstruksi adalah suatu sistem
yang merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan untuk menjamin agar
material dan peralatan konstruksi dapat diperoleh dalam jumlah yang tepat, sesuai
dengan spesifikasi, dengan harga yang pantas dan tersedia pada saat dibutuhkan.
Material konstruksi sangat penting dalam menghasilkan produk konstruksi
yang berkualitas tinggi. Pengelolaan komoditas material jasa konstruksi yang baik
adalah suatu keharusan guna menjamin ketersediaan material yang cukup untuk
pelaksanaan proyek konstruksi. Pusat Pembinaan Usaha dan Kelembagaan
mempunyai tugas meningkatkan aspek pemanfaatan peralatan jasa konstruksi dalam
rangka mewujudkan industri konstruksi yang kokoh, handal, dan berdaya saing tinggi.

Asosiasi material konstruksi diharapkan mengembangkan pola pembinaan


kepada anggotanya dengan memperhatikan hal-hal penting dalam
mengoptimalisasikan penggunaan material dalam bisnis sektor konstruksi seperti:
 Sebaran Material Konstruksi
 Jumlah Produksi Material Konstruksi
 Inovasi Material Konstruksi
 Distribusi Material Konstruksi, dan seterusnya.
Menurut Wikipedia bahan bangunan adalah setiap bahan yang digunakan
untuk tujuan konstruksi. Banyak bahan alami seperti tanah liat, pasir, kayu, dan
daun telah digunakan untuk membangun bangunan. Selain dari bahan alami,
produk buatan banyak digunakan dan beberapa lagi kurang sintetik. Industri
pembuatan bahan bangunan didirikan di banyak negara dan penggunaan bahan-
bahan tersebut biasanya dibagi ke dalam perdagangan khusus tertentu, seperti
pertukangan, pipa, atap dan pekerjaan isolasi. Acuan ini berhubungan dengan
tempat tinggal manusia dan struktur termasuk rumah.
Berikut merupakan contoh gambar material bangunan:

Gambar 4.1 Pasir Pasang


Sumber: google.com (2019)
Gambar 4.2 Pasir Hitam
Sumber: google.com (2019)

Gambar 4.3 Batu Pecah


Sumber: google.com (2019)
Gambar 4.4 Portland Cement (PC)
Sumber: google.com (2019)

Gambar 4.5 Besi Ulir (kiri) dan Besi Polos (kanan)


Sumber: google.com (2019)
Gambar 4.6 Bata Ringan
Sumber: google.com (2019)

Gambar 4.6 Baja Ringan (galvalum)


Sumber: google.com (2019)
Gambar 4.6 Baja WF (wide flange)
Sumber: google.com (2019)

Gambar 4.7 Kayu Jati


Sumber: google.com (2019)

3.1.5 Teknologi Konstruksi


Konstruksi merupakan suatu kegiatan
membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik
sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau
satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas
konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangun(an) yang terdiri dari
bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah
bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi
Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)
suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya)[1] Walaupun kegiatan
konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi
merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur
disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan
pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang
mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang
efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan
pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada
lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan
/ anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan
kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait
dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll
Dalam menyelesaikan suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan efektif
dan efisien, diperlukan sistem manajemen yang baik. Untuk menerapkan sistem
manajemen yang baik, diperlukan berbagai metode sesuai jenis bangunan yang
diselesaikan. Pihak manajemen menyusun dan mengarahkan metode-metode agar
dapat menyelaraskan antara sumber daya dan penggunaan peralatan untuk
mencapai tujuan proyek. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan penggunaan
peralatan dan pemanfaatan sumber daya di antaranya biaya, waktu, dan sosial.
Untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, maka manajemen konstruksi
melibatkan tahapan-tahapan metode yang standar digunakan pada setiap bangunan
(rumah, gedung, dll). Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib dilakukan
dalam melaksanakan suatu proyek. Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan
untuk proses pembangunan telah diurus serta segala sesuatu yang menyangkut
kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum
melaksanakan pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
Kontraktor juga harus mempertimbangkan situasi lapangan sebagai berikut:
a) Volume pekerjaan yang merujuk pada batasan minimal yang wajib
terpenuhi. Hal ini agar proyek tidak menyimpang dari perencanaan.
b) Kontraktor meneliti situasi lapangan seperti kontur tanah, sifat dan luasan
proyek hingga hal-hal yang bersangkutan agar tidak berpengaruh pada
estimasi biaya dan waktu.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan proyek, kontraktor juga
wajib melakukan pengukuran yang sesuai dengan target dan estimasi waktu serta
biaya proyek.
Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran dan
mutu bangunan yang sesuai dengan syarat dan rencana kerja. Akan tetapi, jika
terjadi ketidakcocokan, kontraktor tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan
pembetulan sebelum mendapatkan persetujuan dari manajemen konstruksi.
Selanjutnya, pada tahap ini perlu diambil langkah pembersihan yang mana
kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari hal-hal yang dapat menghambat
proses pembangunan. Contohnya, lokasi harus bersih dari pepohonan sampai ke
akarnya agar tidak merusak struktur tanah pada bangunan.

2. Pekerjaan Tanah dan Pasir


Tahap ini meliputi penggalian fondasi, hingga penimbunan galian serta pemadatan
setiap lapisan mencapai titik peil yang telah direncanakan. Dalam tahap ini, terdapat
beberapa ketentuan yang wajib di penuhi kontraktor seperti:
a) Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar serta
mendapatkan persetujuan dewan pengawas lapangan.
b) Penggalian tanah fondasi dimulai setelah pemasangan bouwplank dan
patok-patok disetujui direksi / pengawas lapangan. Fondasi yang dibangun
menggunakan batu gunung yang bermutu tinggi serta mengandung lumpur
dan pada bagian entrance menggunakan dengan batu bata.
c) Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari akar-akar kayu,
kotoran-kotoran serta bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat)
d) Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan urugan
kembali bekas tanah galian sesuai dengan gambar proyek.

3. Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang
hingga beton yang tidak bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-
bahan yang digunakan, yaitu:
a) Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar
berdasarkan Asosiasi Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus
benar-benar fresh atau belum mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak
cepat mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
b) Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang
memenuhi syarat dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan
bahan kimia lainnya yang merusak mutu beton.
c) Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai
bahan campuran beton, kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971
yaitu memiliki gradasi yang baik, syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung
lumpur > 1%, dan tidak berpori.
d) Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat
mutu dari PBI 1971 diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu
atau pasir alam, memiliki gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak
berpori, serta tidak mengandung lumpur > 5%.
e) Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga
harus memenuhi syarat PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak /
karat / bebas cacat.
f) Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan
adalah kayu yang bentuk dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan
memenuhi syarat dan ketentuan PPKI NI-5.
Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap
yang meliputi kuda-kuda, gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai
rancangan proyek. Perlu diketahui, bahan atap yang baik digunakan adalah yang
bertaraf Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti atap genteng berbahan metal
roof serta nok metal roof. Selain itu, atap harus ditopang dengan kerangka berbahan
kayu kelas 11 berkualitas baik.

4. Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen
konstruksi serta rancangan proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka
kontraktor harus mengikuti petunjuk dari manajemen konstruksi. Pada dasarnya,
pemasangan lantai keramik harus mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus
bersih, tidak retak ataupun bergelombang. Apabila pemasangan keramik tidak rapi
atau tidak sesuai dengan rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan dipasang
ulang.

5. Pekerjaan Instalasi Listrik


Salah satu komponen yang tidak kalah penting adalah instalasi listrik.
Pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan listrik yang berlaku di
Indonesia. Pada tahap ini, pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh
komponen-komponen kelistrikan tidak terkecuali sakelar, stop kontak, lampu, panel
listrik, hingga tahap percobaan sampai listrik dapat menyala dengan baik.

6. Pekerjaan Penutup
Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan.
Pada masa pekerjaan pembersihan, kontraktor wajib membersihkan seluruh bagian
dari proyek yang meliputi lantai, dinding, atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya
hingga bangunan siap untuk dihuni. Sedangkan pada masa pemeliharaan,
kontraktor berkewajiban mengganti material-material yang rusak ataupun tidak
berfungsi sebagai mana target proyek.
3.2 WBS (Work Breakdown Structure)
3.2.1 Pengertian WBS
Work Breakdown Structure (WBS) adalah daftar kegiatan atau target dari ruang
lingkup suatu proyek yang terorganisir dan biasa dibuat dengan menggunakan project
management tools. Menurut (Satzinger, et al., 2012) ada dua pendekatan umum untuk
membuat WBS, yaitu berdasarkan tujuan proyek atau berdasarkan timeline proyek.
Pendekatan pertama dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh tujuan yang harus
diselesaikan sesuai dengan iterasi yang telah dibuat. Kemudian WBS mengidentifikasi
setiap tugas yang diperlukan untuk membuat setiap tujuan. Sedangkan pendekatan yang
kedua, setiap tugas dikerjakan sesuai dengan urutan timeline dari aktifitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan akhir.
WBS menyediakan sebuah struktur hirarki yang bertindak sebagai jembatan atau
penghubung antara ruang lingkup proyek dan rencana rinci proyek yang akan dibuat
dengan menggunakan sebuah software project management. Salah satu software yang
biasa digunakan untuk membuat WBS yaitu Microsoft Project. WBS mengurai atau
membagi proyek ke dalam komponen lebih kecil dan lebih mudah diatur yang biasa
disebut work packages (Marchewka, 2015). Work package memberikan dasar logis
untuk mendefinisikan kegiatan proyek dan menugaskan sumber daya yang dimiliki ke
dalam setiap kegiatan tersebut jadi seluruh pekerjaan proyek teridentifikasi. Modul ini
akan membahas beberapa hal yaitu (l) memahami pengertian work breakdown structure,
(2) volume pekerjaan bangunan, (3) Analisa harga satuan, (4) Metode perhitungan RAB
Bacalah dengan seksama capaian pembelajaran maupun sub capaian
pembelajaran untuk mengetahui apa yang akan diperoleh setelah mempelajari
materi ini. Pada bagian uaraian materi anda mempelajari materi pelajaran yang
harus anda kuasai. Pelajari dengan seksama materi tiap kegiatan belajar, jika ada
informasi yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari
setiap materi, sebaiknya berkonsultasi pada pengajar. Pahami setiap materi yang
akan menunjang dalam penguasaan suatu kompetensi dengan membaca secara
teliti. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar anda
mendapatkan tambahan pengetahuan.

3.2.2 Tujuan Work Breakdown Structure


Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan
secara hirarkis menerangkan komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang
berkaitan denganya. Contohnya sebagai berikut:

Model WBS memiliki keuntungan antara lain:


1. Memberikan daftar pekerjaan yg harus diselesaikan
2. Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya,
menyusun jadwal, dan menghitung biaya
3. Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum
membangun suatu proyek .
Manfaat WBS :
1. Untuk mempercepat proses penyelesaian suatu proyek
2. Mengetahui pencapaian apa saja yang diinginkan suatu proyek
3. Dapat merencanakan proyek kedepannya
Namun terdapat manfaat utama dari WBS, yaitu sebagai berikut :
1. Analisa WBS yang melibatkan manajer fungsional dan personel yang lain
dapat membantu meningkatkan akurasi dan kelangkapan pendefinisian
proyek.
2. Menjadi dasar anggaran dan penjadwalan.
3. Menjadi alat control pelaksanaan proyek, karena panyyimpanan biaya dan
jadwal paket kerja tertentu dapat dibandingkan dengan WBS.
Tujuan WBS :
1. Melengkapi komunikasi antar personal proyek
2. Menjaga konsistensi dalam pengendaliandan pelaporan proyek
3. Cara efektif untuk melengkapi tugas manajemen
Setelah WBS berhasil disusun dan perkiraan lama waktu pelaksanaan telah
dihitung, selanjutnya dilakukan penyusunan jadwal kerja.

3.3 Menjelaskan metode perhitungan RAB Bangunan


3.3.1 Pengertian Metode Perhitungan RAB
Menurut J. A. Mukomuko (1985) dalam bukunya “Dasar Penyusunan
Anggaran Bangunan”, dalam menyusun rencana anggaran biaya diperlukan data-
data sebagai berikut :
a. Gambar rencana
b. Daftar harga upah
c. Daftar harga bahan (material)
d. Daftar analisa (buku pedoman analisa)
e. Daftar jumlah (voume) tiap jenis pekerjaan
Sebelum menghitung harga satuan pekerjaan, estimator harus mampu
menguasai penggunaan analisa SNI. Analisa SNI merupakan pembaharuan dari
analisa BOW, sehingga terdapat perbedaan nilai indeks baik indeks bahan maupun
indeks tenaga kerja.
Dalam pelaksanaan proyek pemerintah maupun swasta seringkali
dibutuhkan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) agar diperoleh estimasi
biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Perbedaan RAB
dengan HPS adalah RAB pada TOR/KAK dan Standar Harga ditetapkan oleh
Kepala Daerah dan hanya digunakan untuk menyusun anggaran, sedangkan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) diperoleh dari hasil survei pasar terkini.
Dalam penyusunan RAB dengan pagu anggaran tertentu harga yang dipakai
adalah harga dari BPS+PPn+PPh+keuntungan 15%+inflasi 7% lebih cocok untuk
penyusunan harga atau anggaran (RKAP) untuk tahun anggaran mendatang bukan
untuk tahun anggaran berjalan. Selain itu, besaran inflasi juga tergantung pada
besaran inflasi yang ditentukan oleh lembaga keuangan negara yang artinya setiap
tahun tidak sama.
Prinsip pada metode SNI yaitu perhitungan harga satuan pekerjaan yang
berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia, berdasarkan harga satuan bahan dan
harga satuan alat di daerah setempat. Harga satuan pekerjaan yang diperoleh
kemudian disesuaikan dengan gambar teknis dan rencana kerja untuk memperoleh
biaya suatupekerjaan konstruksi. Prinsip perhitungan harga satuanpekerjaan dengan
metode SNI hampir sama dengan metode BOW, akan tetapi terdapat perbedaan
pada besarnya nilai koefisien bahan dan koefisien tenaga kerja.

3.3.2 Fungsi Perhitungan RAB


Menyusun RAB sebelum mengerjakan proyek merupakan hal yang penting.
Mengapa? RAB berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari
pemilihan penyedia/kontraktor yang sesuai, pembelian barang/jasa, sampai
pengawasan lelang agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan
awal/kontrak.
Tanpa adanya RAB, sangat mungkin terjadi pembengkakan biaya
dikarenakan pembelian bahan bangunan yang tidak sesuai dengan volume
pekerjaan, upah pekerja yang tidak terkontrol, pengadaan peralatan yang tidak
tepat, dan berbagai dampak negatif lainnya. Tidak mau kan hal itu terjadi? Maka
membuat RAB merupakan solusi yang terbaik.

Item Rincian yang wajib ada dalam RAB


Dalam pembuatan RAB ada beberapa item rincian pekerjaan yang
dimasukkan ke dalam tabel, baik pengadaan barang maupun jasa. Berikut di bawah
ini komponen rincian yang harus ada dalam RAB:

1. Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan sub jenis pekerjaan. Contoh:


pekerjaan persiapan, galian, dan urugan dan pekerjaan pondasi beton. Hal ini
tergantung jenis pekerjaan, jika pengadaan barang maka akan lebih sederhana,
sedangkan pekerjaan jasa konstruksi dari setiap bagian uraian pekerjaan
memiliki rincian pekerjaan lainnya yang lebih detail.
2. Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan untuk
pengukuran suatu item barang/objek. Volume pekerjaan umumnya dapat
dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit..
3. Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua bagian, harga jasa atau
harga jasa berikut materialnya. Setelah itu, kalikan volume pekerjaan dengan
harga satuan pekerjaan.
4. Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu
pekerjaan x total pekerja.
5. Total material bahan bangunan.
6. Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan
total material atau perkalian volume dengan total upah.

3.3.3 Cara menuyusun RAB bangunan


Menyusun RAB memang susah-susah gampang. Dikatakan gampang
karena RAB sebenarnya hanya merupakan perkalian antara volume pekerjaan
dengan harga satuan pekerjaan. Dikatakan susah karena ada jenis pekerjaan (misal
konstruksi) yang mengharuskan untuk mendaftar item pekerjaan/sub jenis
pekerjaan untuk disertakan di dalam RAB. Oleh karena itu, dalam pembuatan RAB
diperlukan ketelitian dalam pembuatannya. Mengacu pada penjelasan mengenai
komponen yang harus ada di dalam RAB, ada lima langkah yang harus Anda
perhatikan dalam menyusun RAB.
1. Mempersiapkan Gambar Kerja Detail (DED)
Untuk pekerjaan konstruksi, gambar kerja detail atau biasa disebut detail
engineering design (DED) dibutuhkan untuk beberapa keperluan proyek, termasuk
dalam penyusunan RAB. Selain itu, DED ini nantinya juga bisa digunakan untuk
mengurus keperluan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan pembuatan
Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK). Penggunaan gambar kerja pada RAB untuk
proyek konstruksi diperlukan untuk menentukan berbagai jenis pekerjaan,
spesifikasi dan ukuran material bangunan. Berbeda jika pelaksanaan proyek
pengadaan barang, tidak dibutuhkan gambar kerja detail. Dengan mempersiapkan
DED pada proyek konstruksi akan memudahkan untuk menghitung volume
pekerjaan.
DED inilah yang menjadi rujukan dalam menentukan item-item pekerjaan yang
akan dihitung dalam penyusunan RAB.

2. Menghitung Volume Pekerjaan


Setelah semua item yang diperlukan terlist dengan baik, maka langkah
selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan. Penghitungan ini dilakukan
dengan cara menghitung banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan, misalkan
per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan nantinya dikalikan dengan harga satuan
pekerjaan, sehingga didapatkan jumlah biaya pekerjaan.

3. Membuat dan Menentukan Harga Satuan Pekerjaan


Untuk pekerjaan konstruksi, harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan
menjadi harga upah dan material. Kita hanya butuh untuk memasukkan harga
berdasarkan harga survei pasar yang berlaku di daerah. Sebagai contoh, harga
satuan pekerjaan per tahun 2019 untuk pekerjaan pengecatan cat dinding adalah Rp.
10.500,- per m2, pekerjaan rangka atap adalah Rp. 110.000,- per m2, dan pekerjaan
pemasangan plafon adalah Rp. 26.000,- per m2. Namun, kita juga harus
mengantisipasi adanya peningkatan harga apabila pekerjaan bangun atau renovasi
belum dimulai.

4. Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan


Setelah volume dan harga satuan kerja sudah bisa ditemukan, maka langkah
selanjutnya adalah mengalikan angka tersebut sehingga akan didapat jumlah biaya
dari masing-masing pekerjaan (volume pekerjaan x harga satuan). Contohnya
pekerjaan pembuatan pondasi batu kali, Anda bisa menghitung volumenya sebesar
10 m3 dengan harga satuan sebesar Rp. 400.000. Maka dari sini Anda bisa
mengetahui bahwa biaya pekerjaan pembuatan pondasi batu kali adalah 10m3 x Rp.
400.000= Rp. 4.000.000.
5. Menghitung Keseluruhan Jumlah Total Masing-masing Sub Pekerjaan
Langkah terakhir dalam membuat RAB adalah menghitung jumlah total masing-
masing sub pekerjaan, seperti pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, atau
pekerjaan beton. Sub pekerjaan tersebut dapat diuraikan lagi secara lebih detail.
Setiap pekerjaan kemudian ditotalkan sehingga didapatkan jumlah total biaya
pekerjaan yang kemudian dikurangai dengan biaya pajak.

6. Harga Satuan Jadi


Harga satuan jadi merupakan biaya nyata atau real cost yang
dikeluarkan dalam rangka penyelesaian suatu jenis pekerjaan. Singkatan
Kepanjangan Istilah atau arti

Singkatan Kepanjangan Istilah/arti


Cm Centimeter Satuan panjang
Kg Kilogram Satuan berat
M1 Meter panjang Satuan panjang
M2 Meter persegi Satuan luas
M3 Meter kubik Satuan volume
OH Orang hari Satuan tenaga kerja per hari
PC Portland cement Semen portland
PU Pasir urug Pasir yang digunakan untuk
urugan
PP Pasir pasang Agregat halus ukuran < 5mm
KP Kapur padam Kapur tohor yang dipadamkan
KR Kerikil Agregat kasar untuk 5mm –
40mm
SM Semen Merah Semen hasil tumbukan bata
merah
PB Pasir beton Agregat halus ukuran < 5mm

4. RANGKUMAN
Analisa harga satuan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan
konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja,
dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan

pekerja dan harga sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan


pekerjaan konstruksi.
Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan
upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Dalam penyusunan RAB dengan pagu anggaran tertentu harga yang dipakai
adalah harga dari BPS+PPn+PPh+keuntungan 15%+inflasi 7% lebih cocok untuk
penyusunan harga atau anggaran (RKAP) untuk tahun anggaran mendatang bukan
untuk tahun anggaran berjalan. Selain itu, besaran inflasi juga tergantung pada
besaran inflasi yang ditentukan oleh lembaga keuangan negara yang artinya setiap
tahun tidak sama.
5. Tugas Terstuktur
Kerjakan Soal di bawah ini:
Misalkan hendak membangun senderan dengan menggunakan pasangan batu kali 1 :
5 dengan volume 5 m3. Maka perhitungan menjadi :
Pembahasan :
Berdasarkan Analisa Harga Satuan sebagai tabel di bawah ini :
6. Forum Diskusi
Sesuai dengan materi yang sulit dipahami dan miskonsepsi pada Kegiatan Belajar 3
yaitu Cara penyusunan RAB dan pemahaman rencana, anggaran dan biaya maka dapat
dijelaskan bahwa :
Dalam pembuatan RAB ada beberapa item rincian pekerjaan yang dimasukkan ke
dalam tabel, baik pengadaan barang maupun jasa. Berikut di bawah ini komponen rincian
yang harus ada dalam RAB:
1. Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan sub jenis pekerjaan. Contoh: pekerjaan
persiapan, galian, dan urugan dan pekerjaan pondasi beton. Hal ini tergantung jenis
pekerjaan, jika pengadaan barang maka akan lebih sederhana, sedangkan pekerjaan jasa
konstruksi dari setiap bagian uraian pekerjaan memiliki rincian pekerjaan lainnya yang
lebih detail.
2. Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan untuk pengukuran suatu
item barang/objek. Volume pekerjaan umumnya dapat dihitung dalam satuan meter persegi
(m2), meter kubik (m3), atau unit..
3. Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua bagian, harga jasa atau harga
jasa berikut materialnya. Setelah itu, kalikan volume pekerjaan dengan harga satuan
pekerjaan.
4. Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x
total pekerja.
5. Total material bahan bangunan.

6. Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau
perkalian volume dengan total upah.

Sedangkan untuk pemahaman rencana, Anggaran dan biaya adalah


a. Rencana, adalah himpunan planning, termasuk detail/penjelasan dan tata cara
pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan, terdiri dari : bestek dan gambar bestek
b. Anggaran, adalah perkiraan/perhitungan biaya suatu bangunan berdasarkan
bestek dan gambar bestek.
c. Biaya, adalah besar pengeluaran yang berhubungan dengan borongan yang
tercantum dalam persyaratanpersyaratan yang terlampir

C.PENUTUP
1. TES FORMATIF

1. RAB tersusun berdasarkan :


a. Harga Dasar Upah dan Bahan – Analisis Harga – Rincian Harga – Rekapitulasi Biaya.
b. Harga Dasar Upah dan Bahan – Rincian Harga – Analisa Harga – Rekapitulasi Biaya.
c. Harga Dasar Upah dan Bahan – Analisa Harga – Rekapitulasi Biaya – Rincian Harga.
d. Analisa Harga – Harga Dasar Upah dan Bahan – Rincian Harga – Rekapitulasi Biaya.
e. Analisa Harga – Harga Dasar Upah dan Bahan – Rekapitulasi Biaya – Rincian Harga
2. Suatu denah bangunan diketahui panjang keseluruhan bangunan adalah 50 m.
Direncanakan untuk membuat galian pondasi dengan dimensi lebar 0,5 m dan tinggi 1
m, berapakah volume galian pondasi tersebut ?
a. 20 m3.
b. 30 m3.
c. 10 m3.
d. 15 m3.
e. 25 m3.
3. Rumus untuk mengetahui berat besi dalam kg/m adalah :
a. ¼ . ∏ (D)2 . 7856
b. ¼ . ∏ (D) . 7856
c. ¼ . ∏ (D) . 7850
d. ¼ . ∏ (D)2 . 7850
e. ¼ . ∏ (D)2 . 7800

4. Berapakah berat besi ø16 dalam setiap meternya :


a. 1,82 Kg.
b. 2,95 Kg.
c. 2,53 Kg.
d. 0,55 Kg.
e. 1.58 K

5. Jika diketahui berat besi ø16 adalah 20 meter, berapakah berat besi tersebut :
a. 31,60 Kg.
b. 25,67 Kg.
c. 30,31 Kg.
d. 32,67 Kg.
e. 31,54 Kg.

6. Estimasi adalah suatu kegiatan dalam proyek konstruksi untuk


mengetahui:
a. Berapa lama proyek konstruksi dapat dilaksanakan.
b. Berapa besar dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan.
c. Menentukan bentuk bangunan yang akan dibangun.
d. Untuk mengetahui lokasi kegiatan proyek konstruksi
e. Kapan proses lelang / tender dapat dilaksanakan.
7. Beberapa factor dari dalam mengenai ketepatan biaya sebuah bangunan
adalah, kecuali :
a. Tingkat kompleksitas bangunan.
b. Lokasi Proyek.
c. Keamanan public.
d. Ketersediaan alat.
e. Sistem dalam perusahaan.
8. Langkah awal untuk membuat Rencana Anggaran Biaya adalah dengan
mempelajari :
a. Gambar dan Spesifikasi. d. Gambar dan jumlah tenaga kerja.
b. Harga Dasar dan Spesifikasi. e. Gambar dan lokasi kerja.
c. Gambar dan Harga Dasar.

9. Seseorang yang berprofesi khusus dalam pembuatan anggaran biaya disebut


sebagai :
a. Narator. d. Operator.
b. Kurator. e. Direktur.
c. Estimator.

10. Estimasi biaya satuan per meter kubik adalah termasuk dalam estimasi :
a. Estimasi Detail.
b. Estimasi Pekerjaan Tambah Kurang.
c. Estimasi Kemajuan.
d. Estimasi sub-kontraktor.
e. Estimasi Konseptual.
2. Kunci Jawaban
1. A 6.B
2. E 7.C
3. A 8.A
4. E 9.C
5. A 10.E

3. Daftar Pustaka
Marchewka, J. T., 2015. INFORMATION TECHNOLOGY PROJECT
MANAGEMENT. 5th ed. Hoboken: John Wiley.
Satzinger, J. W., Jackson, R. B. & Burd, S. D., 2012. SYSTEM ANALYSIS AND
DESIGN IN A CHANGING WORLD. 6th ed. Boston: Joe Sabatino.
http://wila-education.blogspot.com/2013/12/manfaat-dan-tujuan-wbs.html
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/rencana-anggaran-biaya-rab-
definisi-fungsi-dan-cara-penyusunan-96
http://meisyasalsabila.blogspot.com/2011/07/mengapa-sni-mengalahkan-
bow.html
http://strong-indonesia.com/artikel/tahapan-metode-pelaksanaan-konstruksi-
bangunan/

Anda mungkin juga menyukai