Teori Perhitungan Volume

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ZULFADLI BATUBARA

NIM : 2005141003
KELAS : MRKG 5B

1. Perhitungan Volume
Volume pekerjaan adalah besaran satuan volume pekerjaan sesuai dengan masing-masing
item pekerjaan. Volume dihitung untuk memperoleh besarnya biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini. Agar menghasilkan perhitungan volume benar, estimator harus
mengerti dan memahami gambar desain yang definitif. Gambar tersebut meliputi gambar
denah, potongan dan detail yang ketiganya saling melengkapi.

2. Fungsi Perhitungan dalam Bangunan


Menyusun perencanaan perhitungan dalam bangunan sebelum mengerjakan proyek
merupakan hal yang penting. Mengapa hal itu begitu penting? Perencanaan pehitungan
berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, di antaranya adalah sebagai berikut:
 Untuk menentukan pemilihan penyedia jasa kontraktor yang sesuai.
 Untuk menentukan pembelian barang/jasa dalam proyek konstruksi.
 Untuk menentukan pengawasan lelang agar berjalan sesuai dengan rancangan dan
kesepakatan awal atau kontrak dalam suatu proyek konstruksi.
Tanpa adanya perencanaan perhitungan dalam bangunan, akan terjadi berbagai risiko
yang dapat merugikan pengerjaan proyek tersebut. Oleh karena itu, keberadaan perhitungan
pada bangunan sangalah penting.

3. Jenis-jenis Perhitungan dalam Bangunan Sebuah Proyek Konstruksi


Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan terkain jenis-jenis perhitungan dalam
bangunan:
a. Volume Pekerjaan Pondasi
 Lantai Kerja
merupakan suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah pondasi. Cara
perhitungannya adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3 (V= L x tebal).
 Pasangan Pondasi
yang merupakan pondasi batu kali (stal) untuk bangunan rumah pada lantai dasar.
Cara menghitung volume hitung semua panjang fondasi kemudian dikalikan tinggi
fondasi, dan dikalikan (lebar atas+lebar bawah dibagi 2) dengan satuan m3.
b. Volume Pekerjaan Tangga
 Menghitung Volume Anak Tangga
Volume satu anak tangga = ½ x tinggi anak tangga x lebar anak tangga x lebar
tangga/panjang anak tangga. Kita ambil contoh sebuah tangga yang berjumlah 12
anak tangga, dengan lebar tangga sebesar 1 m, kemudian tinggi anak tangga adalah 20
cm, dan lebar anak tangga adalah 25 cm. Sehingga perhitungan untuk volume anak
tangga adalah: ½ x 0,2 x 0,25 x 1 = 0,025 m
Ini akan menjadi volume 1 anak tangga, sehingga untuk 12 anak tangga, maka
volume totalnya menjadi: 0,025 x 12 = 0.3 m3
 Menghitung Volume Pelat Tangga
Untuk menghitung volume beton untuk pelat pinggang kita perlu mengetahui panjang
pelat tersebut, ketebalannya, dan lebarnya. Untuk mengetahui volumenya, Anda akan
bisa mengalikan ketiganya. Contohnya adalah sebuah tangga yang memiliki lebar 1 m
akan memiliki panjang pelat berjumlah 2,55 m, dan juga ketebalan sebesar 10 cm.
Untuk bisa mengetahui volumenya, cara yang bisa kita lakukan adalah: 2,55 x 0,1 x 1
= 0,255 m3
 Menghitung Volume Landing/Bordes
Menghitung volume bordes tidak terlalu sulit, rumusnya adalah: Panjang bordes x
lebar bordes x tinggi (ketebalan) bordes. Contohnya adalah sebuah bordes yang
memiliki panjang 2 m dan lebar 1 m. Bordes ini akan dibuat dengan ketebalan 12 cm.
Maka volume dari bordes ini adalah 2 x 1 x 0,12 = 0,24m3
 Volume Total Tangga
Sehingga, secara keseluruhan volume dari 1 tangga adalah penjumlahan dari
volume anak tangga dan volume pelat tangga. Dari contoh di atas maka volume
totalnya adalah:
0,025 + 0,255 = 0,28 m3
Dan jika tangga tersebut menggunakan bordes, artinya akan ada tangga kedua,
sehingga volume diatas akan dikalikan dengan 2 dan ditambah dengan volume
bordes. Maka volume total dari contoh tangga ini adalah: 
(0,28 x 2) + 0,24 = 0,8 m3
.
c. Volume Pekerjaan Sloof
 Cara Menghitung Volume Material Sloof
Ukuran dimensi sloof rumah 1 lantai biasanya berukuran 15 x 20 cm dengan besi
tulangan 4 buah diameter 10mm (4d 10) sedangkan untuk begel menggunakan
diameter 8 mm berjarak 15cm (d 8-15) dan untuk rumah 2 lantai ukuran dimensi sloof
menggunakan 20x30cm dengan besi tulangan besi beton utama 6mm sd 12mm, begel
d8-10cm.
Rasio campuran beton yang digunakan untuk mix dengan rasio campuran 1 semen : 2
pasir : 3 split (koral). Agar mendapatkan adonan mix dengan standart yang baik.
 Cara Menghitung Kebutuhan Semen Untuk Sloof
Cara menghitung kebutuhan semen ini bisa kita lakukan dengan cara menghitung
volume struktur yang akan menggunakan semen. Untuk sekarang karena
pembahasannya tentang sloof maka kita harus mengetahui volume dari sloof terlebih
dahulu.
Kita ambil contoh panjang sloof 6m, lebar sloof 15cm dan tinggi sloof adalah
20cm. Penghitungannya adalah P x L x T = 6 x 0.15 x 0.2 = 0.18m3. Berdasarkan
SNI tahun 2008 bahwa per 1m3 itu membutuhkan semen 276kg. sehingga
perhitungan diatas adalah 276 X 0,18 (volume sloof) = 49,68kg. Sehingga contoh
diatas membutuhkan 50kg / 1zak semen untuk membuat sloof dengan panjang
6meter.
 Cara Menghitung Kebutuhan Pasir Untuk Sloof
Sama halnya dengan cara menghitung kebutuhan semen, kebutuhan pasir dihitung
dengan satuan m3. Sebelumnya sudah diketahui volume dari sloof seperti contoh
sebelumnya, yaitu 0,18m3. Sedangkan peraturan SNI tahun 2008 bahwa kebutuhan
pasir per 1m3 itu membutuhkan 828kg.
Jadi, kebutuhan pasir pada sloof dengan ukuran 6 x 0.15 x 0.2 adalah pasir per
1m3 x volume sloof = 828 x 0,18 = 149,04kg. Berat jenis pasir itu sendiri
adalah 1400kg/m3. Jika hasil tadi dikonversi ke satuan m3 maka hasilnya seperti
ini 149,04 : 1400 = 0,1m3. Sehingga kebutuhan pasir untuk membuat sloof dengan
panjang 6m ialah 149,04kg atau 0,1m3
 Cara Menghitung Kebutuhan Split / kerikil untuk Sloof
Sama seperti bahan material sebelumnya, untuk menghitung kebutuhan
split/kerikil pun kita harus tau volume dari struktur yang akan dibangun. Berdasarkan
SNI 2008 bahwa per 1m3 itu membutuhkan split/kerikil sebanyak 1012kg.
Sedangkan ukuran split berkisar antara 20mm-30mm.
Jika volume sloof 0,18m3, maka kebutuhan split/kerikil adalah split per 1m3 x
volume sloof = 1012 x 0,18 = 182kg. Berat jenis kerikil itu sendiri adalah 1350
kg/m3. Jika hasil tadi dikonversi kedalam satuan m3 maka hasilnya sperti ini 182 :
1350 = 0.13m3. Jadi kebutuhan split/kerikil untuk membuat sloof dengan panjang 6m
adalah 182kg atau 0.13m3.
d. Volume Pekerjaan Kolom
Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom kemudian dikalikan
tinggi kolom,sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x tinggi = volume kolom
satuan m3.
Rumus menghitung volume pekerjaan kolom:
Contoh
 Volume pekerjaan kolom = tinggi kolom x luas penampang
 Volume pekerjaan kolom = 0,20 m x 0,12 m
 Volume pekerjaan kolom = 0,024 m2
Jika total tinggi kolom pada lantai 1 dan 2 adalah 35 titik (lihat pada rancangan
konstruksi di atas) dengan ketinggian 3 meter maka total tinggi kolom adalah 105 m.
Jadi, total volume pasangan kolom = 0,024 m2 x 105 m = 2,52 m3

e. Volume Pekerjaan Ring Balok


Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom.
Contoh Perhitungan
Sebagai contoh, mari kita andaikan bahwa panjang atau keliling suatu denah bangunan
adalah sebagai berikut:
 P = 5 m + 5 m + 2,5 m + 2,5 m + 2,5 m + 2,5 m + 5 m + 12 m + 7,2 m + 1,5 m + 12
m = 62,7 m
Untuk lebar dan tinggi dari balok tersebut adalah sebagai berikut: 
 T = 20 cm = 0,2 m
 L = 30 cm = 0,3 m

Dari keterangan angka-angka yang ada, kita bisa memasukkannya ke dalam rumus seperti
di bawah ini: 
 V=PxLxT
 V = 62,7 m x 0,3 m x 0,2 m = 3,762 m3
f. Pekerjaan Plat Lantai
 Volume Beton (m3)
Dalam menghitung volume beton plat lantai kita harus cari luasan plat per masing-masing
type nya lalu kita kalikan dengan tebal platnya
Rumus : Luas Plat x Tebal Plat
 Volume Bekisting (m2)
Jika plat basement atau plat yang paling bawah, tentu tidak ada volume bekistingnya, karena
di bawahnya langsung lantai kerja, jika plat di atas, untuk rumus volume bekisting plat ini
sangat mudah, karena kita tinggal cari luasan type plat itu sendiri.
Rumus : Luas Plat Lantai
Plat lantai secara sederhana merupakan bagian konstruksi bangunan dasar. Plat lantai
dibentuk untuk menutupi permukaan tanah pada bagian dasar konstruksi. Selanjutnya
ditumpuk dengan keramik atau bisa saja hanya diperhalus permukaannya.
 Volume Besi (kg)
Dalam mencari volume besi plat ini, kita menggunakan system rasio saja, maksudnya seperti
ini, kita cari dulu volume besi plat per m3 (kg/m3). Baru setelah kita mendapatkan volume
besi kg/m3 kita tinggal kalikan dengan volume beton plat itu sendiri
Rumus : kg/m3 x Vol Beton

Anda mungkin juga menyukai