Makalah Mikrobiologi Protista Kel3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MIKROBIOLOGI

TAKSONOMI MIKROORGANISME EUKARIOTIK

Nama Kelompok :

Cilsa Nabila hilal mandaliko 190384205058

Hani chaswindi 190384205045

Nathania cress dachi 190384205008

Prillya dwi sanora 190384205009

Rara mulia syani 190384205011

Dosen Pengampu :

Trisna Amelia S.Pd,.M.Pd

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BIOLOGI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya,
sehingga kami selaku perwakilan dari kelompok 3 dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk dan isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan mengenai nutrisi
mikroba

Kami berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan
juga dapat berguna dalam menambah wawasan mengenai nutrisi mikroba

Tanjungpinang, 2 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka


pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak
dipertahankan lagi.

[1] Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi


semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika
membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang
berbeda-beda

.[2]. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik.
Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah

[3]—baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir


semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae,
adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian
dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya
bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Taksonomi Protista

Keanekaragaman habitat dan cara hidup Protista membuatnya diklasifikasikan menjadi tiga
kategori, yaitu:

1. Protista Mirip Tumbuhan

Dikatakan mirip tumbuhan karena bersifat autotrof dan memiliki klorofil.

Contoh Protista mirip tumbuhan adalah ganggang yang terdiri dari filum Euglenophyta, yaitu:

oospora.

1. Reproduksi seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, sedangkan sperma
dilhasilkan oleh anteridia.

2. Ganggang hijau (Chlorophyta)Ada yang bersel satu, bersel banyak, berkoloni, berbentuk
benang, dan lembaran.Selnya eukariot.Memiliki klorofil a dan b serta pigmen tambahan
karoten.Reproduksi dengan aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembelahan sel,
fragmentasi, pembentukan zoospora, aplanospora, dan autospora. Reproduksi seksual dengan
isogami, anisogami, dan oogami.

3. Ganggang pirang (Chrysophyta)Habitat di air tawar.Uniseluler, berkoloni atau


benang.Dinding sel amngandung silika.Cara hidup sebagai fitoplankton.Memiliki klorofil a dan c
serta pigmen tambahan karoten.

4. Ganggang Merah (Rhodophyta)Habitat di laut.MultiselulerMemiliki klorofil a dan d serta


pigmen tumbuhan fikosianin, fikoerithrin.

5. Ganggang api (Phyrophyta)Sering disebut sebagai Dinoflagellata karena pergerakannya


menggunakan dua flagella mirip cambuk.Utamanya hidup di air laut, meskipun beberapa ada
yang di air tawar.UniselulerBeberapa tidak memiliki dinding sel, namun umumnya memiliki
dinding sel yang terbagi menjadi lempeng selulosa.
Protista Mirip Hewan

Dikatakan mirip hewan karena bersifat heterotrof dan tidak memiliki klorofil. Protista ini
memasukkan makanan dengan menelan melalui mulut pada membran sel

Contoh Protista mirip hewan adalah Protozoa yang terdiri dari kelas:

1. Rhizopoda (Kaki Semu)Alat gerak berupa tonjolan sitoplasma yang disebut pseupodia.Contoh
Rhizopoda: Amoeba, Foraminifera, Radiolaria.

2. Flagellata (Bulu Cambuk)Alat gerak berupa bulu cambuk atau flagellum.Berdasarkan


keberadaan klorofil, flagellata dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu fitoflagellata (memiliki
klorofil) dan zooflagellata (tidak memiliki klorofil).Contoh Flagellata: Euglena viridis, Volvox
globator, Noctiluca miliaris, Trypanosoma gambiense.

3. Ciliata (Rambut Getar)Alat gerak berupa cilia atau rambut getar.Bentuk tubuh tetap.Hidup di
air tawar yang banyak menganduk zat organik dan bakteri.Beberapa hidup dengan bersimbiosis
pada usus hewan vertebrata.Contoh Cilliata: Paramecium caudatum, Stentor, Vorticella,
Didinium, Stylonichia.

4. Sporozoa (Penghasil Spora)Tidak memiliki alat gerak.Dapat menghasilkan spora dalam siklus
hidupnya.Bersifat parasit pada tubuh hewan dan manusia.Reproduksi dengan aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual dengan schizogoni dan sporogoni. Reproduksi seksual seksual
dengan peleburan mikrogamet dan makrogamet.Contoh Sporozoa: Plasmodium vivax,
Plasmodium falcifarum, Plasmodium malaria.
Protista Mirip Jamur

1. Myxomycota (Jamur Lendir)Habitatnya di lingkungan yang lembap.Fase vegetatif berbentuk


seperti lendir.Bersifat seperti amoeba atau disebut dengan amoeboid.Berinti banyak dan tidak
dibatasi oleh dinding yang kuat atau disebut plasmodium.Bereproduksi seperti jamur.Contoh
Myomycota: Dictiostelium discoideum

.2. Acrasiomycota (Jamur Lendir Bersekat)Habitatnya di lingkungan yang lembap.Bentuk tubuh


seperti lendir (plasmodium).Hifa bersekat, berinti banyak.Reproduksi seksual dengan singami
dan aseksual dengan membentuk tubuh buah atau fruiting body.Contoh Acrasiomycota:
Dyctyostelium.

3. Oomycota (Jamur Air)Sturkturnya mirip alga, namun tidak berklorofil.Hifa tidak bersekat,
berinti banyak.Dinding sel berupa selulosa.Reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dengan zoospora, reproduksi seksual dengan menghasilkan zigot.Beberapa hidup
parasit pada ikan.Contoh Oomycota: Phytophythora infestan, Phytium.

A. Kelompok Excavata
Excavata adalah kumpulan utama dari eukariota[1] bersel satu[2]. Kategori filogenetik Excavata
terdiri atas bermacam-macam bentuk yang hidup bebas atau bersimbiosis dan termasuk beberapa
parasit manusia yang penting.

Ciri-ciri

Banyak excavata telah kehilangan mitokondria 'klasik' - organisme ini sering disebut
'amitokondriata' (yang berarti 'tidak bermitokondria'), meski kebanyakan, mungkin semua, tetap
memiliki organel mitokondia dalam bentuk yang sangat termodifikasi. Yang lainnya memiliki
mitokondria dengan krista tubuler, diskoid atau lembaran dalam kasus tertentu. Banyak
excavates memiliki dua, empat atau lebih flagel[3] dan banyak yang mempunyai lekukan
makanan ventral yang mencolok dengan ultrastruktur khas ditunjang oleh mikrotubulus[4]. Akan
tetapi, bermacam kelompok yang tidak punya ciri ini dianggap sebagai excavata berdasarkan
bukti genetis (terutama pohon filogenetik dari sekuensi molekuler).

Pengelompokan

Excavata diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama pada tingkat filum atau superfilum.

A. DIPLOMONAD

Ciri-Ciri Diplomonad :

1. Mitokondria termodifikasi yang disebut mitosom. Organel ini tidak memiliki rantai.
transportation elektron yang fungsional sehingga tidak dapat menggunakan oksigen untuk
membantu mengekstrak energi dari karbohidrat dan molekul organization lainya.

Sebagai gantinya, Diplomonad mendapatkan energi yang mereka butuhkan dari jalur jalur
biokimia anaerobik, seperti glikolisis.

2. Memiliki Dua nukleus ukuran Sama

3. Flagel majemuk

4. Parasit
Contoh: Giardia intestinalis (Giardia lamblia) yang menghuni usually mamalia

B. PARABASALID

Ciri-Ciri Parabasalid :

1. Mitokondria disebut hidrogenosom (menghasilkan energi secara anaerob, melepaskan gas


hidrogen sebagai produk sampingan

Contoh, Trichomonas vaginalis (penularan secara seksual. Begerak disepanjang lapisan mukus
pada saluran reproduksi dan uriner manusia dg pergerakan flagel

C. EUGLENOZOA

Kelompok euglenozoa ini di bagi menjadi 2 yaitu ( Kinetoplastid ) dan ( Euglenid ).

Ciri-ciri Kinetoplastid:

Mitokondria memiliki DNA yang disebut kinetoplastid.

2. Parasit pada hewan, manusia

3. Memiliki batang Kristal

4. Hidup diperairan tawar, laut, dan tempat lembab

5. Bersifat predator bagi protista lainya

6. Pergerakan melalui flagel

7. Contoh: trypanosoma, penyebab penyakit tidur pada manusia yg di infeksi melalui perantara
nyamuk tse the. Selain itu genus trypanosoma in juga menyebabkan penyakit Chagas yang
mengakibatkan gagal jaunting.

Ciri-ciri Euglenid

1. Memiliki kantung tempat keluarnya flage

2 2. Merupakan miksotrof: apabila ada cahaya bersifat autotrof namun jika tidak ada cahaya
bersifat heterotrof
3 3. Memangsa melalui mekanisme fagositosis

4 Contoh: euglena, umunya ditemukan di air kolam

Heterolobosea (Percolozoa) dan Euglenozoa tampaknya berhubungan dan disatukan oleh


keberadaan krista diskoid dalam mitokondrianya (Superfilum Discicristata). Baru-baru ini
hubungan erat telah ditunjukkan antara Discicristata dan Jakobida [5]. Kebanyakan jakobida
berkrista tubuler, seperti kebanyakan protista lain, sedangkan metamonada tidak biasa karena
kehilangan mitokondria klasiknya; sebagai gantinya, mereka memiliki 'hidrogenosom', 'mitosom'
atau organel tak berciri. Selain grup pada tabel di atas, genus Malawimonas umumnya dianggap
sebagai anggota Excavata karena morfologi excavatanya yang khas dan keterkaitan filogenetis
dengan grup-grup excavata pada beebrapa filogeni molekuler. namun, kedudukannya di antara
excavata belum dipahami.

kekerabatan excavata belum pasti; mungkin mereka bukan kelompok yang monofiletik.
kemonofiletikan excavata jauh dari kejelasan, meskipun kelihatannya ada beberapa klad dalam
excavata yang monofiletik.

Excavata tertentu sering dianggap eukariota primitif, sebagian berdasarkan penempatan mereka
pada banyak pohon evolusioner. hal ini dapat mendorong usulan bahwa excavata adalah tingkat
parafiletik yang termasuk moyang dari eukariota yang hidup sekarang. Namun penempatan
excavata tertentu sebagai 'cabang awal' mungkin merupakan artifak analisis yang diakibatkan
oleh tarikan cabang panjang, seperti yang telah dilihat pada beberapa grup lain, contohnya,
microsporidia.

B. Kelompok Amoebozoa

Amoebozoa adalah kelompok utama protozoa amoeboid, termasuk mayoritas yang bergerak
melalui aliran sitoplasma internal. Pseudopodia mereka memiliki karakteristik tumpul dan seperti
jari, dan disebut lobopodia. Sebagian besar uniseluler, dan mereka yang umum di habitat tanah
dan akuatik, dengan beberapa ditemukan sebagai simbiosis dari organisme lain.
Amoebozoa termasuk lendir kapang – bentuk multinukleat atau multiseluler yang menghasilkan
spora dan biasanya terlihat dengan mata terbuka, gymnamoeba, dan Entamoeba. Sel biasanya
dibagi menjadi gumpalan granular pusat, yang disebut endoplasma, dan lapisan luar yang jelas,
disebut ektoplasma. Selama gerak endoplasm mengalir ke depan dan ektoplasma berjalan
mundur di sepanjang luar sel. Banyak amuba bergerak dengan anterior dan posterior tertentu,
pada dasarnya fungsi sel sebagai pseudopod tunggal. Mereka biasanya menghasilkan banyak
proyeksi yang jelas disebut subpseudopodia (atau determinate pseudopodia), yang memiliki
panjang ditentukan dan tidak secara langsung terlibat dalam pergerakan.

1. Gymnamoeba

Gymnamoeba adalah konsumen utama dari bakteri dalam ekosistem tanah dan diyakini
menempati peran kunci sama ada itu flagelata dapat dilakukan di ekosistem perairan (daur ulang
produktivitas bakteri dan memastikan regenerasi nutrisi dalam fungsi lanjutan ekosistem).
Mereka adalah kelompok besar dan beragam ameobazoans, yang heterotrofik. Kebanyakan
memakan bakteri dan protista lainnya, sementara yang lain memakan detritus.

2. Jamur lendir

Jamur lendir adalah istilah yang luas yang menggambarkan protista yang menggunakan spora
untuk mereproduksi. Mereka sebelumnya diklasifikasikan sebagai jamur, tetapi mereka tidak lagi
dianggap sebagai bagian dari kerajaan ini. Nama umum mereka mengacu pada bagian dari
beberapa siklus hidup organisme ‘di mana mereka dapat muncul sebagai gelatin “lendir.”

Jamur lendir secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: jamur lendir plasmodial
dan jamur lendir seluler. Sebuah jamur lendir plasmodial melibatkan berbagai sel-sel individual
melekat satu sama lain, membentuk satu membran besar. Ini “super sel” (sebuah syncytium)
pada dasarnya adalah sebuah kantong sitoplasma berisi ribuan inti individu. Jamur lendir
Plasmoidal sering berwarna cerah. Pada satu tahap dalam siklus hidup mereka, organisme ini
terdiri atas penyebaran, berlendir, massa multinukleat disebut plasmodium yang bergerak
perlahan-lahan di atas substrat nya (misalnya, sisa yang membusuk) menelan makanan dan
bertumbuh seperti ia melakukannya. Akhirnya, plasmodium mengembangkan batang yang
menghasilkan dan mengeluarkan spora. Jika lahan spora di lokasi yang cocok, mereka
berkecambah, membentuk sel tunggal yang bergerak dengan baik flagela dan pseudopodia. Sel-
sel melebur berpasangan dan mulai membentuk plasmodium baru.

Sebaliknya, jamur lendir seluler menghabiskan sebagian besar hidup mereka sebagai individu
protista uniseluler. Namun, ketika sinyal kimia dilepaskan, mereka berkumpul menjadi cluster
yang bertindak sebagai salah satu organisme. Berbeda dengan jamur lendir plasmodial, jamur
lendir seluler haploid, dengan pengecualian zigot, dan mereka mengalami reproduksi vegetatif.
Salah satu anggota jamur lendir selular tercatat Dictyostelium discoideum. Banyak contoh lain,
seperti SH2 domain berbasis sinyal phosphoprotein, dan aktin sitoskeleton tampaknya kompleks,
berfungsi untuk memperkuat gagasan bahwa amuba dan sel-sel hewan amoeboid terkait secara
lebih mendasar dari satu bisa anda duga berdasarkan sifat-sifat fisiologis kotor mereka.

3. Entamoeba

Kelompok ketiga amoebazoa adalah entamoeba, yang meliputi kedua spesies hidup bebas dan
parasit. Inang pada manusia setidaknya enam spesies entamoeba, termasuk Entamoeba
histolytica, patogen hanya dikenal. E. histolytica merupakan parasit usus yang berkolonisasi
lumen usus manusia dan memiliki kapasitas untuk menyerang epitel, menyebabkan disentri
amuba. Konsumsi makanan yang terkontaminasi atau air yang mengandung kista infeksius
menyebabkan excystation dalam usus. Setiap kista menghasilkan delapan trofozoit motil, yang
menjajah usus inang. Dalam kasus tersebut di mana infeksinya tidak sembuh sendiri, disentri
amuba dan pembentukan abses hati dapat terjadi. Meskipun 90% dari infeksi ameobic tidak
menunjukkan gejala dan sembuh sendiri, diperkirakan ada 50 juta kasus infeksi invasif per tahun.
Menurut WHO, E. histolytica berada di peringkat ketiga sebagai penyebab kematian di antara
parasit dengan perkiraan 100.000 kematian setiap tahunnya.

C. Kelompok SAR (Stramenophila, Alveolata, Rhizaria)

SAR merupakan supergrup protista yang didefinisikan oleh kesamaan DNA.

SAR adalah singkatan dari tiga anggota supergrup protista yaitu Stramenopila, Alveolata, dan
Rhizarian.
SAR terdiri dari tiga kelompok yaitu

1/ Stramenopila

Stramenopiles adalah kelompok monofiletik yang sangat beragam, yang meliputi: diatom
planktonik, protista air tawar bersel tunggal atau kolonial kecil (ganggang emas), rumput laut
laut multiseluler besar (alga coklat), dan jamur air . Meskipun kelompok ini beragam, mereka
semua memiliki sifat leluhur yang sama. Yaitu, kehadiran proyeksi seperti rambut pada flagela
mereka "stramen" berarti flagel dalam bahasa Latin, dan "pilos" berarti rambut; karenanya,
stramenopilans.

kingdom stramenopila terdapat beberapa filum:

Phylum Bacillariophyta contoh diatom

Phylum Chrysophyta contoh alga pirang / alga emas

Phylum Oomycota contoh jamur air

Phylum Phaeophyta contoh alga coklat

2/ Alveolata

Alveolata adalah kelompok protista yang monofilinya didukung baik oleh sistematika molekuler.
Alveolata memiliki 3 filum. 

a.    Dinoflagellata

Dinoflagellata merupakan suatu kelompok besar fitoplankton perairan berflagella. Kebanyakan


dinoflagellata menghuni lautan, walaupun juga ada yang menempati perairan tawar. Populasi
mereka terbagi bergantung pada suhu, kadar garam dan kedalaman laut. Sel-sel Dinoflagellata
dilindungi oleh lempengan selulosa.

Dinoflagellata bertanggung jawab atas gejala "pasang merah", peristiwa memerahnya perairan
laut karena ledakan populasi plankton ini yang berakibat kematian massal penghuni laut lainnya
karena mengalami keracunan.
b.    Apicomplexa

Apicomplexa adalah protista yang memiliki organel unik yang disebut apical complex.
Apicomplexa bersifat uniseluler, membentuk spora dan merupakan parasit. Apicomplexa tidak
memiliki flagella atau pseudopoda kecuali pada beberapa tahap gamet. Pada apicomplexa
terdapat organisme seperti coccidia, gregarine, piroplasm, haemogregarine, dan malaria;
beberapa penyakit yang disebabkan oleh organisme apicomplexa adalah:

•    Babesiosis (Babesia)

•    Malaria (Plasmodium)

•    Penyakit yang disebabkan Coccidia, termasuk:

•    Kriptosporidiosis (Cryptosporidium parvum)

•    Siklosporiasis (Cyclospora cayetanensis)

•    Toksoplasmosis (Toxoplasma gondii)

c.    Ciliata

Ciliata (latin, cilia = rambut kecil), Ciliophora atau Infosoria bergerak dengan silia (rambut
getar). Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Cilia
membantu pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma akan
dilanjutkan ke sitofaring. Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan
membentuk vakuola makanan. Sel Ciliata memiliki dua inti: makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus memiliki fungsi vegetatif. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada
konjugasi. Ciliata hidup bebas dilingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata dapat
hidup secara baik parasit maupun simbiosis. Contoh dari Ciliata adalah Balantidium coli,
Vorticella, dan Paramecium. Sitoplasma siliata berdiferensiasi menjadi ektoplasma luar yang
kaku dan endoplasma dalam yang lebih cair. Sebuah pelikel berada di dalam selaput sel.
Beberapa spesies merespon pada rangsangan lingkungan yang tidak bersahabat dengan
melepaskan benang panjang yang disebut trichokista yang menjadi mekanisme pertahanan atau
alat menempelkan protista pada materi kolam yang mengambang saat makan.
3/ Rhizarian

Rhizaria adalah kelompok besar dari protista yang kaya akan spesies.[1] Bentuk mereka sangat
beragam, tetapi kebanyakan dari mereka berupa amoeboid (mirip amoeba) dengan mempunyai
pseudopodia (kaki semu) filosa, retikulosa, atau ditopang mukrotubulus. Banyak rhizaria yang
menghasilkan cangkang atau rangka yang strukturnya bisa cukup kompleks dan rangka atau
cangkang ini merupakan mayoritas dari fosil protozoa. hampir semua anggota rhizaria memiliki
mitokondria dengan krista berbentuk tubuler (seperti tabung).

Ada tiga kelompok utama rhizaria:

Cercozoa - Bermacam rhizaria berflagel dan rhizaria yang mirip amoeba, biasanya
berpseudopodia berbentuk filosa, umum ditemukan di tanah.

Foraminifera - Amoeboid dengan pseudopodia retikulosa, umumnya sebagai bentos di laut.

Radiolaria - Amoeboid dengan aksopoda, umumnya sebagai plankton laut.

Beberapa kelompok lain mungkin termasuk dalam Cercozoa, tetapi pada beberapa pohon tampak
lebih dekat pada Foraminifera. Kelompok ini adalah Phytomyxea dan Ascetosporea, masing-
masing merupakan parasit tumbuhan dan hewan, dan amoeboid Gromia yang ganjil. Kelompok-
kelompok rhizaria ini dianggap berkerabat dekat terutama berdasarkan kemiripan genetik, dan
dianggap sebagai perluasan dari Cercozoa. Nama Rhizaria untuk kelompok yang diperluas
tersebut diperkenalkan oleh Thomas Cavalier-Smith pada tahun 2002,[3] yang juga memasukkan
centrohelida dan Apusozoa.

D. Kelompok Archaeplastida

Archaeplastida (atau kerajaan Plantae sensu lato ) adalah kelompok utama eukariota , yang
terdiri dari fotoautotropik alga merah (Rhodophyta), alga hijau , tanaman darat , dan kelompok
kecil glaucophyta
Semua archaeplastidans memiliki plastida (kloroplas) yang melakukan fotosintesis dan diyakini
berasal dari cyanobacteria endosimbiotik. Pada glaucophytes, mungkin anggota kelompok yang
paling primitif, kloroplas disebut cyanelle dan berbagi beberapa fitur dengan cyanobacteria,
termasuk dinding sel peptidoglikan, yang tidak dipertahankan pada anggota lain dari kelompok.
Kemiripan cyanelles dengan cyanobacteria mendukung teori endosimbiotik .

Arkeplastida :

glaucophyta

Glaucophytes adalah sekelompok kecil ganggang bersel tunggal air tawar. Kloroplas mereka,
yang disebut cyanelles , memiliki lapisan peptidoglikan , membuat mereka lebih mirip dengan
cyanobacteria daripada Archaeplastida yang tersisa.

Rhodophyceae– ganggang merah

Ganggang merah merupakan salah satu kelompok ganggang terbesar. Sebagian besar adalah
rumput laut, yang multiseluler dan laut. Warna merahnya berasal dari fikobiliprotein , yang
digunakan sebagai pigmen aksesori dalam menangkap cahaya untuk fotosintesis.

Kloroplastida

Kloroplastida adalah istilah yang dipilih oleh Adl et al. untuk kelompok yang terdiri dari alga
hijau dan tumbuhan darat (embriofit). Kecuali jika hilang secara sekunder, semua memiliki
kloroplas tanpa lapisan peptidoglikan dan kekurangan fikobiliprotein.
DAFTAR ISI

https://bioearthworm.wordpress.com/2019/09/24/supergrup-protista-sar-
stramenopilaalveolatarhizarian/

https://www.sridianti.com/ciri-ciri-amoebozoa.html

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/16256/1/Andi%20Wirasari%20.AM.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/kingdom-protista/

https://blog.edukasystem.com/kingdom-protista/

Anda mungkin juga menyukai