Karakteristik Protista
Karakteristik Protista
Karakteristik Protista
KARAKTERISTIK PROTISTA
ACARA III
Disusun Oleh:
Nama : Dwi Tri Alyani
NPM : E1C023079
Shift/Kelompok : 1(satu)/4(empat)
Hari/Tanggal : Kamis/6 Maret 2024
Dosen : 1. Dr.Ir. Hendri Bustamam, M. Sc
2. Dr.Ir. Tunjung Pamekas, M. Sc
Co-Ass : Hittah Murniati (E1K020020)
3.1.2 Bahan
2 buah gelas objek cekung
2 buah gelas penutup
2 buah pipet karet
Mikroskop
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengamati protista. Protista adalah mikroorganismeeukariota yang
bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung
air. Protista lain bisa menelan bakteri dan mencernanya secara internal, dengan memanjangkan
dinding selnya di sekitar makanannya, untuk membentuk sebuah vakuola makanan. Sebagian protista
berkembang biak secara seksual (konjugasi), sementara lainnya secara aseksual (fisi biner). Salah satu
contoh protista adalah protozoa. Protozoa memiliki habitat di air tawar, kloroplas seperti pita spiral
dan sebuah inti. Reproduksi generatif dengan carafragmentasi dan generatif dengan cara konjugasi.
Protista
Kingdom Protista merupakan kingdom yang mencangkup organisme Eukariot (intinya mempunyai
selaput/membran inti) yang tidak termasuk ke dalam jamur, tumbuhan, dan hewan. Protista terdiri dari
organisme tingkat rendah yang pada dasarnya memiliki kesamaan struktur yang sederhana walaupun
daur hidup, organisasi sel, dan pembelahan selnya berbeda-beda. Protista dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar :
a.Protista mirip hewan (protozoa)
Protozoa merupakan organisme bersel satu yang bersifat eukariotik (memiliki membran inti) dengan
ukuran 3 m – 1.000 m ( 1 m = 10-6 m). Protozoa memiliki bentuk yang bervariasi, seperti oval, bulat,
atau memanjang. Bentuk sel ini berubah-ubah bergantung pada kondisi lingkungannya.
Protozoa merupakan organisme kosmopolitan, artinya dapat ditemukan dimana-mana. Beberapa dari
genus ini mampu bertahan hidup di lingkungan yang kurang menguntungkan dengan membentuk
dinding pelindung (kista). Sifat-sifat protozoa dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya antara lain: 1.
Saprofitik Menyerap makanan hasil dari pembusukan zat organic yang ada di sekelilingnya 2.
Saprozoik Mengambil makanan dari organisme mati yang telah mengalami pembusukan 3.
Holozoik Memakan mikroorganisme lain, seperti bakteri, alga, dan jamur (bersifat hewan) 4.
Penyebaran Alga Penyebaran alga sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperature air,
kandungan oksigen, kandungan karbondioksida, dan kandungan mineral. Beberapa jenis alga
ditemukan di batang pohon atau di lapisan tanah yang lembab. Alga tidak merusak dan merugikan
tumbuhan yang ditempatinya.
Reproduksi Alga Alga dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
alga berlangsung dengan pembelahan sel sederhana, Zoospora, dan Fragmentasi. Pembelahan sel
sederhana, yaitu pembelahan biner, umumnya terjadi pada alga uniseluler. Fragmentasi biasanya
terjadi pada alga multi seluler. Reproduksi Zoospora dilakukan oleh banyak jenis alga.
Reproduksi seksual terjadi melalui peleburan gamet jantan dan gamet betina. Reproduksi
seksual dapat di bedakan menjadi Isogami dan Heterogami. Gamet yang dihasilkan laga yaitu: a)
Isogamet gamet dengan ukuran yang sama b) Anisogamet gamet yang berukuran berbeda dan
berflagel c) Oogamet gamet yang sudah dapat dibedakan jantan dan betinanya Berdasarkan dominasi
pigmennya, protista mirip tumbuhan dikelompokkan menjadi 7 Fillum, yakni: 1.
Euglenophyta 5. Rhodophyta 2.
Chysophyta 6. Phaeophyta 3.
Bacillariophyta (Diatom) 7. Dinoflagellata 4.
Myxomycota
Myxomycota biasa disebut jamur lendir Plasmodial. Sebagian besar spesies Myxomycota
memiliki ciri berpigmen terang, umumnya berwarna kuning atau orange dan semuanya heterotrofik.
Tahapan memperoleh makanan merupakan suatu masa Amoeboid yang disebut Plasmodium.
Plasmodium merupakan suatu massa tunggal sitoplasma yang tidak dibagi oleh membran dan
mengandung banyak nukleus. Plasmodium dapat tumbuh hingga diameternya mencapai beberapa
sentimeter. Meskipun berukuran besar, Plasmodium tidaklah multiseluler. Contoh dari jamur lendir
Plasmodial adalah Physarium. Yang memiliki ciri yang khas, yaitusebelum terjadi singami
(penggabungan) terdapat sel-sel haploid yang menyerupai sel berflagel dan amoeba (sel amoeboid)
Jika habitat duatu jamur lendir plasmodial mengering atau tidak ada makanan yang tersisa,
Plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi suatu tahapan siklus hidupnya
berfungdi dalam reproduksi seksual.
Acrasiomycota
Jamur lendir seluler berbeda dengan jamur lendir palsmodial karena jamur lender seluler
merupakan organisme haploid (hanya zigot saja yanh diploid). Adapun pada jamur lendir Plsmodial,
kondisi diploid lebih dominan dalam siklus hidupnya. Jamur lendir seluler memiliki tubuh buah
(fruiting body) yang berfungsi dalam reproduksi aseksual. Sebagian besar jamur lendir seluler tidak
memiliki tahapan berflagel. Contoh spesiesnya adalah Dyctyostelium.
Oomycota Oomycota contohnya adalah jamur air (water mold), karat putih (white rust), dan
jamur berbulu halus (downy mildew). Oomycota berasal dari kata, Oo = telur dan mycota = jamur.
Istilah
ini lebih dikenal dengan “fungi telur”. Sebagian besar jamur air
merupakan pengurai yang tumbuh seperti kumpulan kapas. Jamur air biasanya terdapat pada
hewan atau alga yang mati, terutama di air tawar. Oomycota merupakan pengurai yang penting dalam
ekosistem air. karat putih, jamur berbulu halus umumnya hidup di tanah sebagai parasit pada
tumbuhan. Contoh spesies Oomycota adalah Saprolegnia. Berdasarkan cara memperoleh makanan,
protista dikelompokkan atas:
Protista autototrof
, yaitu protista yang mempunyai klorofil sehingga dapat membuat makanan sendiri melalui
fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik
menggunakan energi cahaya. Contohnya :
Alga/ganggang
Protista heterotrof
, yaitu protista yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga memerlukan makanan
organik dari lingkungannya. dengan cara : 1.
Fagositosis
, yaitu proses memakan makhluk hidup lain (misal : bakteri) dengan cara memasukkan
makhluk hidup yang dimakan tersebut ke dalam sel. Contohnya:
Protozoa
Protista saprofit dan parasit
, saprofit artinya mencerna makanan organik di luar sel dari sisa-sisa makhluk hidup yang
telah mati dan parasit artinya menyerap sari- sari makanan dari makhluk hidup inangnya. Contoh:
jamur
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil pengamatan
Protista mirip hewan atau juga disebut Protozoa adalah organisme uniseluler (bersel
satu), eukariotik (memiliki inti sel yang terbungkus oleh membran), tidak memiliki dinding
sel, heterotrof, dan pada umumnya dapat bergerak (motif). Protozoa dapat bergerak dengan
menggunakan alat geraknya, yaitu pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela
(bulu cambuk). Protozoa hidup bebas di air tawar dan air laut sebagai komponen biotik.
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, Protista lain, dan sampah
organisme. Sebagai pemangsa bakteri, Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah
bakteri di alam. Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan
pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti yang diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Sebagian Protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan
sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan
penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan harus lebih paham mengenai
teori materi ajarnya. Untuk jumlah siswa tertentu, sebaiknya di gunakan tempat yang lebih
memadahi lagi. Sebaiknya penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium itu lebih seksama
agar bisa fasih dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda. (2019). Buku Siswa Biologi SMA/MA Kelas 10. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suwignyo. (2017). Analysis of Water Quality In Sebangau River Kereng Bengkiray Port
Based On Phytoplanktons Diversity and Composition. Jurnal Ilmu Alam dan
Lingkungan, 9(1).
Suwignyo. (2015). Analisis kualitas air sungai sebangau pelabuhan kereng bengkiray
berdasarkan keanekaragaman dan komposisi fitoplankton. Jurnal Ilmu Alam dan
Lingkungan, 9(17), 48-58.
Purnomo. (2019). Modul Ajar Biologi Sel Dan Peranannya Dalam Kehidupan.
LAMPIRAN