Proposal & Laporan Magang Kwu
Proposal & Laporan Magang Kwu
Proposal & Laporan Magang Kwu
JUDUL:
BUDIDAYA DAN PEMASARAN ANGGREK DI KEBUN
ANGGREK SINGOSARI
Diajukan oleh:
Ega Erianes Ristanti 201710070311152
Nenti Rohmatul Maulidiyah 201710070311154
Anindiya Ayu Mardaniya 201810070311005
1
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN
KEGIATAN MAGANG
Diajukan oleh:
Ega Erianes Ristanti 201710070311152
Nenti Rohmatul Maulidiyah 201710070311154
Anindiya Ayu Mardaniya 201810070311005
Menyetujui,
Direktur Perusahaan
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Prodi
Pendidikan Biologi Dosen Pembimbing Magang
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Pemagangan Biologi “Budidaya dan Perawatan Anggrek
di Kebun Anggrek Singosari” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis
3
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 3
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 4
DAFTAR TABEL..............................................................................................................5
BAB I....................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 6
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................6
1.2 Tujuan................................................................................................................................ 7
1.3 Manfaat Kegiatan............................................................................................................... 7
BAB II...................................................................................................................................... 8
KAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA......................................................................................8
2.1 Kajian Lembaga................................................................................................................. 8
2.2 Kajian Pustaka................................................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................... 13
METODE PEMAGANGAN....................................................................................................13
3.1 Jenis Lembaga................................................................................................................... 13
3.2 Waktu Pemagangan dan Tempat Pemagangan...................................................................13
3.3 Matriks Jadwal Pemagangan.............................................................................................13
3.4 Prosedur/Langkah-Langkah Pemagangan..........................................................................16
3.5 Analisis Data..................................................................................................................... 16
BAB IV................................................................................................................................... 18
HASIL PEMAGANGAN.........................................................................................................18
4.1 Prosedur Pemagangan.......................................................................................................18
4.2 Hasil Kegiatan PKL.......................................................................................................... 20
BAB V.................................................................................................................................... 27
PENUTUP.............................................................................................................................. 27
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 27
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 28
LAMPIRAN KEGIATAN MAGANG......................................................................................29
LAMPIRAN AKHIR DI HARI MAGANG..............................................................................33
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pemagangan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal budidaya anggrek bagi mahasiswa
pemagangan.
2. Bidang Penelitian
Untuk mengetahui proses pemasaran anggrek
Untuk mengetahui cara perawatan anggrek
3. Bidang Pengabdian
Untuk membantu Kebun Anggrek Singosari dalam menyilangan,
mengembangbiakan dan memelihara anggrek.
Membantu dalam melakukan proses pembudidayaan anggrek yang meliputi proses pembuatan
media, kultur jaringan, overplanting, aklimatisasi, polinasi, overpot, serta pemeliharaannya.
Bagi Mahasiswa
Memperoleh pengalaman kerja dan soft skill dalam melakukan budidaya anggrek dan
pemeliharaannya.
Melatih mahasiswa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang handal dan berpengalaman serta
dapat menjalin kerja sama yang baik dengan Kebun Anggrek Singosari.
8
BAB II
KAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA
Secara Umum:
Kebun Anggrek Singosari merupakan salah satu home industry yang bergerak dibidang
budidaya anggrek serta pemeliharaan dan pemasarannya, sudah berdiri sejak tahun 2005. Kebun
Anggrek Singosari tidak hanya menjual berbagai jenis anggrek yang sudah siap menjadi indukkan,
tetapi Kebun Anggrek Singosari juga menjual anggrek dalam bentuk bibit, baik bibit yang sudah
siap ditanam maupun bibit yang masih didalam botol kultur. Usaha usaha yang ada di lokasi
pemagangan di Kebun Anggrek Singosari adalah sebagai berikut :
1. Persilangan Tanaman Anggrek
Menyilangkan tanaman anggrek
2. Pembuatan Media
Membuat media vacin and went
3. Pembibitan Tanaman
Produksi bibit (subkultur 1 dan 2)
4. Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman
Melakukan pengecekan
Pemeliharaan (penyemprotan)
Pembersihan gulma
Secara Khusus:
Kegiatan pemagangan yang akan dilakukan di Kebun Anggrek Singosari adalah
membudidayakan anggrek untuk bibit siap tanam maupun bibit yang akan dikembang biakkan
melalui proses kultur jaringan, pembuatan media kultur jaringan, pembuatan media aklimatisasi,
serta pemaliharaan anggrek. Kegiatan pemagangan yang dilakukan di Kebun Anggrek Singosari
adalah aklimatisasi, peremajaan, perawatan, polinasi, kultur jaringan dan membuat media untuk
kultur jaringan.
Pembuatan media yang digunakan untuk kultur jaringan mengguakan media hitam dan media
putih. Pembuatan media tersebut sudah di motivasi oleh Kebun Anggrek Singosari dengan cara
mengkombinsikan bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami yang digunakan untuk membuat
media tersebut yaitu air kelapa muda, ekstrak pisang, dan ekstrak kentang. Kemudian untuk bahan
sintetis yang digunakan yaitu pupuk daun, minyak ikan, carbon aktif dan lain-lain. Penggunaan
media putih ini digunakan sebagai media tebar benih dari buah anggrek. Sedangkan penggunaan
media hitam digunakan ketika anggrek sudah tumbuh batangnya.
Kegiatan aklimatisasi di Kebun Anggrek Singosari dilakukan pemindahan bibit dari botol ke
polibag kecil. Media yang digunakan yaitu mosh hitam atau mosh putih. Kegiatan peremajaan
anggrek di Kebun Anggrek Singosari memindahkan dari polibag kecil ke dalam pot, dengan
mengunakan media arang. Untuk perawatan yang dilakukan di Kebun Anggrek Singosari yaitu
melakukan penyiraman setiap hari, pemberian pupuk, pengendalian hama tanaman. Pemberian
pupuk yang di lakukan tidak menggunakan satu jenis pupuk melainkan pupuk yang sudah
dimodifikasi oleh Kebun Anggrek Singosari sehingga pemberian pupuk pada anggreknya
maksimal. Pemberian pupuk ini dilakukan 2 kali dalam 1 minggu. Pengendalian hama tanaman
dilakukan 2 minggu sekali. Persilangan anggrek di Kebun Anggrek Singosari terdapat 3 jenis yaitu
Selfing, Crossing, dan Sibling. Bunga yang digunakan untuk persilangan umurnya 2 sampai 3 hari
setelah bunga tersebut bermekaran.
Umumnya, tanaman anggrek monokotil dan tulang daun sejajar dengan helaian daun dengan
bentuk daun bervariasi. Daun dari tipis sampai tebal berdaging (sekulen), melekat pada batang
dengan kedudukan satu helai tiap buku, dan berhadapan atau berpasangan, artinya setiap buku
terdapat dua helai daun yang berhadapan (Suryansyah, 2006). Batang tunggal, pangkal batang
akhirnya mati, tetapi bagian yang ke ujung (monopodial), biasanaya dapat di stek asal cukup
panjanganya untuk menjadi tanaman baru. Tunasnya tidak langsung menjadi umbi semu,
melainkan menjalar dan mejadi batang (Situmorang, 2010). Sedangkan akar anggrek menurut
Bartels (2007), menyatakan bahwa akar anggrek menempel pada substrat (bagian media yang
dipakai sebagai tempat tumbuh), tetapi apabila menempel bentuknya seperti belahan bambu dengan
bagian datar melekat pada permukaan medium.
Bunga berbentuk seperti tandan, tumbuh disis samping batang, ketiak daun, menembus sarung
daun, bunga besar, kadang-kadang agak kecil dan sedang, resupinat, daun kelopak dan mahkota
bebas. Bibir berspora (terdapat bintik-bintik yang menyerupai spora), biasanya berbentuk kerucut
tertekan menghadap ke belakang, kerapkali sebelah dalam berambut, bertaju tiga taju samping
tidak berarti, taju tengah terdiri atas dua bagian yang membulat, biasa dengan penebalan
membujur. Gynostemium pendek, kedua sisi pangkal membesar. Pollinum dua, beralur dalam,
punya tangkai dan lempeng rekat (Thursina, 2005). Sedangkan buah anggrek disebut juga buah
kotak. Jika telah masak, buah akan pecah menjadi enam celah (tiga buah katup kecil dan tiga buah
katup lebar). Bulu-bulu halus berada diantara biji yang satu dengan biji yang lainnya, kemudian
akan lepas apabila sudah masak dengan cara mendesak agar biji keluar (higroskopis). Dengan
peranatara angin, biji akan keluar dan mengalami penyebaran, jumlah biji sangat banyak dan kecil,
tapi hanya sedikit yang dapat tumbuh, sebagaian besar lainnya akan mati (Situmorang, 2010).
Melihat tipe pertumbuhan batangnya, anggrek dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu anggrek simpodial yaitu anggrek yang mempunyai pertumbuhan batang terbatas seperti:
Dendrobium, Cattleya, dan Oncidium; serta anggrek tipe monopodial yaitu anggrek yang
mempunyai pertumbuhan batang yang tidak terbatas seperti: Vanda dan kerabatnya.
Berdasarkan habitatnya tanaman anggrek dibagi dalam dua golongan yaitu epifit dan
terestrial. Anggrek epifit adalah anggrek yang hidup menumpang pada batang pohon atau
sejenisnya, namun tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya dan membutuhkan naungan.
Anggrek terestrial adalah anggrek yang hidup dan tumbuh diatas permukaan tanah dan
membutuhkan cahaya matahari langsung (Widyastoety, 2004).
Bulan
Prapemagangan
Pemagangan (Desember)
(November)
KEGIATAN
Minggu Ke
NO
4 1 2 3 4
Persiapan (survey
2 X
lapangan)
Pembuatan proposal
magang dan surat izin X
magang dan
3 pemagangan
Pelaksanaan
4 X X X X X
kegiatan magang
Evaluasi kegiatan
5
Magang
Penyusunan laporan
7
Awal
Revisi laporan
8
Penyelesaian
9
laporan akhir
Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam proses pemagangan adalah sebagai berikut:
Persiapan Awal
Survey Lokasi
Pembuatan Proposal
Kegiatan Magang
Evaluasi
Laporan Akhir
B. Analisis hasil penjualan dan perwatan dengan studi literatur, observasi lapang dan wawancara.
BAB IV
HASIL PEMAGANGAN
Persiapan Awal
Survey Lokasi
KegiatanMagang
Evaluasi
PembuatanProduk
1. Persiapan Awal
Persiapan awal dalam hal ini yaitu pengumpulan informasi dengan cara
menggunakan referensi sosial media maupun dari mulut ke mulut untuk mengetahui
tempat-tempat di sekitar tempat tinggal yang dapat dijadikan sebagai tempat
pemagangan. Metode ini dilakukan dengan cara membaca sumber-sumber yang terkait
dengan tempat pemagangan kewirausahaan baik sumber elektronik misalnya sosial
media maupun mencari dan melihat langsung tempat-tempat pemagangan disekitar
tempat tinggal.
2. Survey Lokasi
Survey lokasi merupakan salah satu bentuk metode observasi dimana salah
satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Survey lokasi dilakukan untuk memperoleh data
yang aktual dan sesuai fakta dilapangan sebelum dilaksanakannya kegiatan magang.
3. Pembuatan Surat Pengantar
Surat pengantar magang merupakan sebuah surat tertulis yang berisi suatu
kegiatan yang sifatnya sebagai rekomendasi maupun pemberitahuan dari dosen atau
kampus kepada suatu perusahaan atau tempat pemagangan untuk memberitahukan
bahwa benar adanya diadakan kegiatan pemagangan tersebut. Jadi pembuatan surat
pengantar magang tersebut dilakukan sebagai rekomendasi maupun pemberitahuan
serta sebagai bukti administrasi untuk pihak kampus.
4. Kegiatan Magang
Kegitan magang merupakan suatu aktivitas yang perlu dilakukan di lapang.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan praktek kerja pada lembaga-lembaga yang
relevan dalam bidang ilmu Pendidikan Biologi kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
produk sesuai dengan bahan atau judul yang diambil dalam kegiatan ini. Kegiatan magang
dilakukan mulai dari tanggal 03 Desember 2020 sampai dengan 04 Januari 2021 di Kebun
Anggrek Singosari.Waktu pemagangan yaitu dimulai pukul 08.00-16.00. Mahasiswa
magang melakukan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan mulai dari proses pembibitan,
menanam, penyilangan, merawat , cara pembuatan media, proses packing, cara penjualan,
dan cara melayani pembeli . Target dari pelaksanaan magang ini yaitu mahasiswa mampu
menemukan masalah, mendeskripsikan, melakukan analisa, dan mampu memberikan
rekomendasi secara sederhana kepada pihak usaha atau instansi. Kewirausahaan bertujuan
untuk melengkapi pengetahuan mengenai kerja lapang yang sebenarnya dan merupakan
bentuk nyata dari teori-teori yang didapat selama mengikuti perkuliahan di kampus.
Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan, maka
mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu pengalaman yang telah diperoleh dan lebih siap untuk
bersaing di dunia kerja..
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menentukan nilai suatu hal dalam hal ini kegiatan
magang yang dilakukan.Evaluasi juga dilakukan dengan maksud untuk perencanaan
suatu produk kewirausahaan yang akan dibuat setelah melalui kegiatan pemagangan.
6. Pembuatan Produk
Pembuatan produk dibuat bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah
kewirausahaan dan sebagai inovasi terbaru dari mahasiswa setelah melalui kegiatan
pemagangan yang nantinya bisa menjadi bekal untuk berwirausaha.
7. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan dibuat bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah
kewirausaahaan dan sebagai evaluasi mahasiswa setelah melalui tahapan-tahapan yang
telah dirancang atau direncanakan pada kegiatan magang.
4.2 Hasil Kegiatan PKL
4.2.1 Penyusunan Perencaan Kegiatan Produksi Anggrek Dendrobium
Mahasiswa sebelum ikut serta dalam berbagai proses kegiatan produksi
bibit anggrek Dendrobium.sp secara in vitro di Kebun Anggrek Singosari Malang.
Mahasiswa Dituntut untuk membuat perencanaan kegiatan selama PKL berlangsung.
berisi berbagai kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan selama mahasiswa
melaksanakan PKL, Konsepan tersebut kemudiaan dimasukkan dalam kegiatan atau
lampiran pada laporan yang sudah masuk dalam format laporan.
Perencanaan kegiatan PKL yang ada di dalam proposal di periksa oleh
pembimbing lapang dari Kebun Anggrek Singosari. Hasil dari pemeriksaan proposal
tentang kegiatan PKL ternyata di setujui oleh pemilik dari Kebun Anggrek Singosari,
sehingga kami bisa langsung melakukan kegiatan PKL dan perencanaan tersebut bisa
dijadikan pedoman/acuan dasar dalam berbagai kegiatan yang menyangkut
pelaksanaan PKL di Kebun Anggrek Singosari. Perencanaan kegiatan tersebut
kemudian di tanda tangani oleh pembimbing lapang.
Proposal berisikan konsepan tersebut mejadi acuan kami dalam melakukan
dan juga menyelesaikan kegiatan PKL. Dan kegiatan tersebut akan berlangsung
selama satu bulan dihitung dari tanggal 3 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari
2021.
4.2.2 Pembuatan Media Anggrek Dendrobium
Keberhasilan dalam penggunaan metode kultur in vitro, sangat bergantung
pada media yang digunakan. Media kultur tidak hanya menyediakan unsur unsur
hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula
untuk menggantikan karbon yang biasanya didapat dari atmosfer melalui fotosintesis.
Pembuatan media tanam dalam perbanyakan tanaman secara in vitro merupakan
kegiatan awal yang paling penting sehingga memerlukan ketelitian serta pemahaman
yang jelas dalam proses pembuatannya.
Pembuatan media kultur anggrek Dendrobium harus dilaksanakan dengan
cermat, sabar dan teliti dalam mengerjakannya, terutama dalam penimbangan bahan,
sehingga komposisi media tepat dan baik untuk pertumbuhan tanaman yang di
kulturkan. Pembuatan media kultur anggrek di Kebun Anggrek Singosari dilakukan
mulai dari pembersihan botol kultur jaringan. Botol ini dicuci mengunakan detergen
sampai bersih lalu dibilas menggunakan air sampai benar-benar bersih dan
dikeringkan di rak-rak botol kultur. Jika sudah benar-benar kering botol kultur sudah
siap digunakan sebagai wadah media. Setelah botol siap digunakan, botol langsung
ditata sesuai tatanan yang telah di tentukan oleh pihak industri. Kegiatan selanjutnya
setelah botol disiapkan adalah pembuatan larutan stok media yaitu ZPT, Unsur hara
mikro dan unsur hara makro.
Komposisi media kultur in vitro anggrek Dendrobium mengunakan
komposisi dasar media VW (Vacin and Went) dan menambahkan bahan-bahan
organik lain yang dibutuhkan anggrek Dendrobium. Komposisi media tersebut dibagi
menjadi komposisi organik, anorganik dan hormon-hormon alami seperti pisang, air
kelapa, dan lain-lain. dalam pembuatan media seperti media akhir dan media sub
kultur dibedakan dari komposisi penyusun media tersebut. Karena fungsinya juga
berbeda, media sub kultur digunakan untuk proses sebar benih dari anggek.
Komposisi media dapat dilihat pada lampiran.
4.2.3 Pembuatan Media Sub Kultur dan Media Akhir Anggrek Dendrobium
Pembuatan media kultur anggrek Dendrobium secara umum dimulai dari
penyiapan alat dan bahan. Alat yang digunakan dalam pembuatan media yaitu:
Timbangan neraca, baker glass, sendok pengaduk, autoclave, kompor gas, botol,
tutup botol, palu karet, corong, spidol, kapas, rak botol, kertas lakmus digunakan
sebagai pengukur pH dan bahan yang digunakan untuk pembuatan media adalah air,
air kentang, air kelapa, air pisang, B1, atonik, arang aktif, agar-agar, gula, CA3,
KNO3, KH2(PO2), NH4(SO4), FE, MN(SO4), MG(SO4)
Langkah selanjutnya untuk buat larutan sub kultur jaringan adalah merebus
kentang dan di ambil air nya sebanyak 3 liter sesuai dengan jumlah botol yang
dimasak pada hari itu. Dan tambah air sebanyak 8-10 liter, air kelapa 3 liter
menyesuaikan dari jumlah botol yang akan diisi larutan, B1 sebanyak 15cc, atonik
10cc, agar agar 75 gram, gula 300 gram, CA3 20 gram, KNO3 52,5 gram, KH2(PO4)
25 gram, (NH4)SO4 50gram, FE 28 gram, (MN)SO4 0,75 gram, (MG)SO4 25 gram.
Untuk pembuatan media akhir bahannya kurang lebih sama dengan bahan pembuatan
media sub kultur jaringan. Tetapi yang membedakan yaitu hanya hanya
menggunakan air sebanyak 3 liter, ditambah air pisang 3 liter dan arang aktif
sebanyak 20 gram.
Setelah semua bahan ditambahkan, langkah selanjutnya yaitu bahan di
masak hingga mendidih sambil diaduk agar busanya tidak tumpah saat mendidih.
Setelah itu bahan yang di masak tadi dibagi (dimasukan ke botol media) sebanyak
200 atau 300 botol dan ditutup dengan tutup karet yg sudah diberi kapas. Dan media
pada tekanan di sterilisasikan di dalam autoclave dengan manual pada tekanan 15 –
20 Psi dengan suhu 121oC selama 15 menit. Media yang telah di sterilkan kemudian
disimpan di Rak pencetakan media.
Media kultur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
perbanyakan tanaman secara in-vitro (Yusnita, 2003). Kebutuhan nutrisi mineral
untuk tanaman yang dikulturkan secara in vitro Pada dasarnya sama dengan
kebutuhan yang di tumbuhkan di tanah meliputi unsur hara makro dan mikro. Unsur
hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak meliputi: N, P, K, Ca,
Mg, dan S. Sedangkan unsur-unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah sedikit meliputi : Fe, Cu, Mn, Zn, B, Mo dan Co. Hasil yang lebih baik akan
didapatkan bila menambahkan vitamin, Asam amino, dan Zat pengatur tumbuh. Hal
ini cukup sinergis dengan apa yang dilakukan di Kebun Anggrek Singosari.
Media dasar yang digunakan anggrek Dendrobium yaitu komposisi media
VW. Media tersebut diberi tambahan vitamin B Kompleks dan myo-inositol serta
bahan bahan organik lain seperti : Air kelapa, pisang, air rebusan toge, dan lain lain.
banyak peneliti mengemukakan bahwa myo-inositol dapat mempengaruhi
morfogenesis kultur. Selain bisa di dapatkan langsung myo-inositol di temukan di air
kelapa. Air kelapa mengandung diphenyl urea yang mempunyai aktivitas seperti
sitokinin (Tuhuteru et al, 1994).
Pisang juga merupakan bahan organik yang kaya akan unsur hara yang
diperlukn oleh tanaman, seperti : protein, Lemak, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin C,
Vitamin B1, air dan kalori. Selain pisang dan air kelapa, bahan lain yang digunakan
yaitu arang aktif. Tujuan penambahan arang aktif pada komposisi anggrek
Dendrobium adalah sebagai anti racun terhadap senyawa fenolik yang
dihasilkanpisang. Arang aktif juga berpengaruh dalam merangsang perakaran dan
mengurangi tingkat cahaya yang sampai ke bagian eksplan yang terdapat dalam
media (Livy Winata, 1988).
Agar-agar adalah campuran polisakarida yang dipeoleh dari beberapa
spesies algae. Hasil analisis unsur diperoleh data bahwa agar-agar mengandung
sedikit unsur : Ca, Mg, K dan Na. (Deberegh,1982 dalam gunawan 1992). Air yang
digunakan adalah air ledeng, berbeda dengan air yang digunakan oleh perusahaan
negara yaitu menggunakan air aquades, air ledeng ini dapat dikonsumsi oleh
manusia, sehingga dapat digunakan untuk tanaman juga dan juga hal ini bertujuan
untuk meghemat biaya.
Faktor penting yang juga perlu diperhatikan dalam pembuatan media
anggrek Dendrobium yaitu pH, pH adalah nilai yang menyatakan derajat keasaman.
pH yang dibutuhkan Tanaman anggrek Dendrobium yaitu 5,3 , pH yang digunakan
dalam kultur in vitro mempunyai toleransi sempit yang berkisar antara pH 5,0 – 6,0
(Hendaryono dan Wijayani, 2006). pH ˂ 5,3 akan menyebabkan media menjadi
encer, sedangkan pH yang ˃ 5,3 akan menyebabkan media menjadi keras sehingga
media mudah pecah dan tidak dapat digunakan.
4.2.4 Penyiapan Eksplan Anggrek Dendrobium
Indukan sumber eksplan yang digunakan untuk produksi bibit Anggrek
Dendrobium. sp dalam kultur embrio berasal dari tanaman anggrek Dendrobium
yang jelas jenis, varietas, dan juga spesiesnya serta harus bebas dari hama dan
penyakit. Indukan yang telah siap di polinasi, berumur antara 1-2 tahun pada saat
berbunga.
Eksplan yang digunakan yaitu berupa buah hasil persilangan. Persilangan dapat
dilakukan pada indukan yang sudah mekar bunganya selam 3 hari atau pada bunga
yang sudah mulai mekar sempurna. proses persilangan di mulai dari kastrasi yaitu
pengambilan pollen dari indukan betina, setelah itu pollen indukan jantan diambil
dan di tempelkan pada benang sari.
Pelabelan dengan menuliskan kode tanaman yang di silangkan, dan tanggal
dilakukannya persilangan. Lalu diikatkan pada batang tanaman betina. Setelah
dilakukan persilangan perlu dilakukan perawatan mulai dari pengontrolan buah,
pemupukan, penyiraman, serta pengendalian hama penyakit. Buah siap dipanen
ketika berumur 4-5 bulan setelah dilakukan polinasi atau dapat dilihat dari warna
buah yang berwarna kekuningan pada ujung buah.
Memilih tanaman indukan juga merupakan kegiatan yang tidak kalah
pentingnya dalam kegiatan kultur in vitro Menurut Widiastoety et al. (2010) dalam
pemilihan induk jantan dan betina yang akan disilangkan harus disertai dengan
penguasaan sifat-sifat kedua induk tersebut, termasuk sifat yang dominan, seperti
ukuran bunga, warna dan bentuk bunga, yang akan muncul kembali pada turunannya.
Agar penyilangan berhasil, sebaiknya dipilih induk betina yang mempunyai kuntum
bunga yang kuat, tidak cepat layu atau gugur, mempunyai tangkai putik dan bakal
buah yang lebih pendek agar tabung polen (pollen tube) dapat dengan mudah
mencapai kantong embrio yang terdapat pada bagian bawah bakal buah.
Penentuan buah anggrek yang siap dipanen dan siap di sebar pada media
kultur jika sudah memenuhi kriteria yang di tetapkan seperti masak fisiologis dan
masak kalender. Apabila dilihat dari masak kalender buah yang siap di panen
berumur antara 4 – 4,5 bulan, dan apabila dilihat dari segi masak fisiologisnya buah
itu memeliki tanda antar lain seperti, keteganggan permukaan buah tinggi, berwarna
kekuningan, dan apabila dibuka buah sudah tidak lengket. Buah anggrek yang bagus
adalah buah yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. (Herdayono, 2007).
Mengambil pollen indukan jantan, menempelkan pollen jantan kebenang sari, Buah
anggrek Dendrobium
4.2.5 Sterilisasi Eksplan dan Tebar Benih Anggrek Dendrobium
Inisiasi kultur yang bebas dari kontaminan merupakan langkah yang sangat
penting dalam kegiatan kultur in vitro, oleh karena itu eksplan buah anggrek
Dendrobium yang akan dikulturkan sebelumnya disterilisasi, sterilisasi ini bertujuan
agar bakteri, jamur dan mikroorganisme kontaminan mati. Buah anggrek di potong
dari tangkainya dan labelnya juga di ambil.
Adapun perlengkapan dan bahan yang di gunakan antara lain: enkas,
Bunsen, korek api, tissue, kapas, kawat, spatula, wrapping, LAF (Laminar Air,
Flow), Karet, rak botol, media kultur jaringan, tutup botol, alcohol, bayclean, spirtus
dan buah yang sudah siap ditebar. Enkas dan perlatan yang lain dibersihkan terlebih
dahulu menggunakan tisu yang dibasahi dengan alkohol 96 % dan beberapa alat
dibakar seperti pinset dan spatula menggunakan bunsen. kemudian membuka tutup
botol media sebar benih dan membersihkan bagian sekitar dari tutup botol tersebut,
mulai dari dalam dan luar area mulut botol dengan bayclean.
Dan setelah itu mulut botol di bakar menggunakan pelita spirtus atau
bunsen hingga merata.. Buah anggrek yang sudah siap ditebar , di belah secara
sejajar dan melintang agar buah bisa di buka dan benih dapat di ambil. Benih yang
ada pada buah tersebut kemudian diambil dan disebar di media secara merata.
Setelah selesai proses menebar, kemudian botol di tutup dan sebelumnya tutup botol
telah dibersihkan atau di sterilkan menggunakan bayclean. Botol kemudian di beri
nama/inisial penebar, tanggal mulai tebar dan kode Anggrek. Botol hasil tebar
kemudian di tutup plastik atau wrapping lalu disimpan di ruang inkubasi. setelah
semua selesai kotoran bekas tisu dan kapas tadi di buang dari dalam enkas agar enkas
tetap bersih.
4.2.6 Sub Kultur Tanaman Anggrek Dendrobium
Sub kultur pada prinsipnya bertujuan untuk menggandakan PLB
(Protocormlike bodies) atau bahan tanam yang di perbanyak serta memeliharanya
dalamkeadaan tertentu sehingga sewaktu waktu dapat dilanjutkan untuk tahapan
berikutnya. Proses sub kultur hampir sama dengan teknik sterilisasi dan penyiapan
enkas pada sterilisasi eksplan. Alat dan bahan yang digunakan sama dengan tebar
benih.
PLB yang sudah mencapai umur 4 bulan setelah tebar benih saatnya di
subkulturkan. PLB yang sudah berwarna hijau dan banyak diambil menggunakan
spatula kemudian dipindahkan ke dalam media sub kultur secara meratasehingga
PLB menempel pada media. Mulut botol kemudian di olesi dengan bayclean lalu
ditutup dengan tutup dengan tutup botol yang sebelumnya sudah di celupkan kaporit.
Botol hasil tebar kemudian di tutup plastik atau wrapping lalu disimpan di rak
khusus sub kultur. Setelah semua selesai kotoran bekas tisu dan kapas tadi di buang
dari dalam enkas agar enkas tetap bersih.
Sub kultur ini merupakan tahap dari perbanyakan untuk menggandakan
PLB atau bahan tanam seperti tunas atau embrio serta memeliharanya dalam keadaan
tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahapan berikutnya (Yusnita,
2004). Kegiatan yang berhubungan dengan penanaman termasuk sub kultur yang di
lakukan di Kebun Anggrek Singosari dilakukan pada sebuah enkas. Enkas
(sterilehood) adalah bentuk lama dari alat penabur, sehingga fungsinya tetap sama
dengan laminar air flow cabinet. Kesterilan bisa tetap terjaga karena di dalamnyadi
semprot dengan alkohol 96%.
Sub kultur dilakukan apabila media dalam botol telah menipis atau hampir
habis. Oleh karena itu sub kultur harus segera dilakukan karena hal tersebut
berhubungan dengan persediaan makanan berupa unsur hara yang dibutuhkan oleh
embrio dalam botol untuk melakukan pertumbuhan. Sub kultur biasa dilakukan pada
masa 4 bulan setelah tebar. Menurut Yusnita (2004) menyebutkan bahwa sub kultur
yang terlalu banyak dapat menurunkan mutu tunas seperti terjadinya vitrifikasi (suatu
gejala ketidaknormalan fisiologis) dan aberasi (Penyimpangangenetik). Keadaan ini
terjadi karena semakin besar sub kultur dilakukan berarti semakin sering tanaman
dikondisikan dalam media yag mengandung sitokinin, sehingga daya regenerasi
meningkat.
Penyimpanan hasil sub kultur ditempatkan dalam ruang inkubasi yang tidak
steril dalam green house yang mempunyai suhu kamar 27 oC dan diberi rak-rak. Hal
ini tentu saja bertolak belakang dengan yang dikemukakan Daisy dan Ari dalam
bukunya “ teknik kultur Jaringan”, mengatakan bahwa suatu ruangan tidak mutlak
steril seperti ruang inkubasi membutuhkan lingkungan atau suasana serba bersih dan
tidak berdebu meskipun lantainya tidak perlu di sterilkan menggunakan alkohol,
pada aplikasinya di lapang, penyimpanan kultur dalam kondisi yang tidak terlalu
terkontrol ternyata bisa tetap dilakukan dan hasil kultur jaringan nya juga masih bisa
tetap hidup. Menurut Ir. Budi Sugiarto (2008) hal tersebut karena botol.
4.2.7 Trasnplanting Tanaman Anggrek Dendrobium
Transplanting merupakan tahap pembesaran dan pengakaran PLB hasil sub
kultur. Transplanting dilakukan pada umur 4/5 bulan setelah dilakukannya proses
sub kultur. Pada kegiatan transplanting alat dan bahan hampir sama dengan sterilisasi
eksplan dan media sub kultur. Alat yang digunakan antara lain : enkas, Bunsen,
kawat, spatula, LAF (Laminar Air, Flow), rak botol, tutup botol. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah korek api, tissue, kapas, media kultur jaringan, wrapping,
alcohol, bayclean, spirtus, tanaman hasil sub kultur
Media sub kultur yang sudah dibersihkan, pinset, spatula. Sama seperti
proses tebar benih, semua alat yang akan digunakan dibersihkan dengan tisu yang
sudah di celupkan alkohol kemudian dibakar secara merata sampai 3 menit atau
dirasa cukup. Pada saat sub kultur mulut botol media dan indukan dan di oleskan
secara merata.
Itu hasil tanaman yang sudah di sub kultur di pindahkan media ke media
MA (Media Akhir) satu persatu kurang lebih sebanyak 30-35 tanaman dan ditata
sedemikian rupa sehingga tanaman tertata rapi dan tidak akan menggangu
pertumbuhan tanaman lainya. setelah selesai ditata di dalam MA, kemudian botol di
tutup kembali dan sebelum di tutup. Botol hasil tebar kemudian di tutup plastik atau
wrapping dan kemudian diberi nama/inisial penanam, kode dan tanggal dengan
menggunakan spidol. Setelah semua selesai kotoran bekas tisu dan kapas tadi di
buang dari dalam enkas agar enkas tetap bersih. Botol hasil transplanting kemudian
di simpan di tempat khusus transplanting yang telah di sediakan.
Transplanting merupakan tahap pembesaran dan pengakaran PLB hasil sub
kultur. Transplanting juga bisa dikatakan sebagai kegiatan pemindahan anggrek yang
masih sangat kecil yang bertujuan agar anggrek tersebut mendapatkan unsur hara
untuk pertumbuhannya (Daisy dan Ari, 1994). Transplanting dilakukan dalam
ruangan enkas sama halnya dengan tebar benih dan sub kultur dengan mengusahakan
hasil kultur yang steril. PLB-PLB yang masih belum siap untuk di transplanting
kembali di sub kulturkan.
Kontaminasi merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan dalam
bentuk kultur embrio yaitu munculnya mikroorganisme seperti jamur atau bakteri
pada permukaan eksplan atau pada media. Hal ini bisa di sebabkan oleh human
error, media, tempat penyimpanan dan lain-lain kurang steril. kotaminasi yang
disebabkan oleh jamur ditandai dengan munculnya benang benang berwarna putih
yang merupakan miselium dari jamur, sedangkan kontaminasi yang disebabkan oleh
bakteri ditandai munculnya bercak-bercak putih pada medium terlihat koloni
berlendir dan bergelembung.
Menurut Trubus (2005) ruangan yang sudah steril dapat saja berubah
menjadi tidak steril pada saat musim hujan, sehingga dapat membawa masuknya
bakteri dan jamur dari luar serta dapat meningkatkan kelembaban yang akan
mempercepat perkembangan mikroorganisme. tingkat kontaminasi juga berasal dari
eksplan baik intenal maupun eksternal, seperti : air yang digunakan, botol kultur dan
juga alat-alat yang digunakan kurang steril, dan faktor kecerobohan manusia (Human
Error).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan magang kerja merupakan salah satu penerapan dari pengetahuan yang
didapatkan selama perkuliahan. Dengan adanya magang kerja diharapkan mahasiswa
mendapatkan keterampilan dan pengalaman kerja serta mampu memahami dan
memecahkan suatu permasalahan yang terjadi di lapangan.
Pelaksanaan magang akan dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2020 sampai dengan
4 Januari 2021 bertempat di Kebun Anggrek Singosari
Rencana kegiatan magang yang akan kami lakukan adalah pertama pengenalan jenis
tanaman anggrek, kedua cara perawatan tanaman anggrek, ketiga pembuatan bibit
tanaman anggrek dan keempat penjualan tanaman anggrek.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya program pemagangan ini dapat membina hubungan dengan
baik antara mahasiswa dengan pemilik tempat magang maupun dengan jurusan dan
universitas.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, L. Y. 2005. Pengaruh konsentrasi dan frekuensi penyemprotan pupuk daun terhadap
pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium (Dendrobium jade Gold) pada tahap aklimatisasi.
Jurnal Agronomi. 10 (1). 51-54
Anggelina, Riska. 2014. Budidaya Anggrek. (online)
http://riskaaanggelina.blogspot.com/ (diakses 2 November 2016).
Nanda. 2010. Cara Menanam Anggrek Untuk Hasil yang Baik. (online)
http://jualanggrekmurah.wordpress.com/ (diakses 28 November 2016).
Setiawan, H. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya. Situmorang, P. 2010.
Keragaman Jenis Anggrek di Kawasan
Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Sukma, D. 2010. Pengaruh waktu dan frekuensi aplikasi pupuk daun terhadap pertumbuhan anggrek
Dendrobium “Tong Chai Gold”. Jurnal Hort Indonesia. 1 (2). 97-104
Suriansyah. 2006. Tentang Anggrek. (online) http://surya61.wordpress.com/ (diakses 28 Oktober
2016).
Suryani, R. 2015. Outlook komoditas pertanian subsektor hortikultura anggrek. Pusat data dan sistem
informasi pertanian sekretariat jenderal kementerian pertanian.
Tuhuteru, S.; Hehanussa, L.; Raharjo,S. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Anggrek Dendrobium
anosmum pada Media Kultur In Vitro dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia,
Vol. 1(1): 1-12
Widiastoetuy, D. 2004. Permasalahan Anggrek dan solusinya. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
1. Media banyak yang terkontaminasi dikarenakan bebrbagai macam hal yang bisa mengakibatkan
kontamnya sebuah media. Media sangat rawan terserang mikroorganisme kontaminan yang dapat
menyebabkan tanaman tidak tumbuh bahkan mati atau cara pembuatan media yang tidak sesuai,
misalnya bahan kurang tercampur saat pengadukan media akan dimasukkan kedalam botol (Zahra,
2018). Hal yang lain dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pada proses akhir sebelum
botol dimasukkan dalam autoclave yaitu kurang kuatnya dalam penutupan botol dan tempat tempat
penyimpanan media. Penutupan tutup botol yang kurang kuat dapat mengakibatkan terjadinya
pertukaran udara dari dalam dan luar botol, sehingga terjadinya kontaminasi, untuk meminimalisir
terjadinya kontaminasi, pekerja harus menutup botol dengan kuat. Lalu pada tekanan autoclave juga
berpengaruh kontamnya sebuah media.
2. Pada bahan yang digunakan adalah air, air kentang, air pisang, B1, atonik, arang aktif, agar-agar,
gula, CA3, KNO3, KH2(PO2), NH4(SO4), FE, MN(SO4), MG(SO4).
Air berfungsi untuk menjadi pelarut semua bahan
Air kentang berfungsi sebagai zat organic kompleks yang ditambahkan kedalam media kultur in-
vitro, dimana air rebusan kentang ini dapat meningkatkan pertumbuhan explan. Hal ini
dikarenakan adanya kandungan vit. A, vit. B, vit B2, vit B6, vit C, asam amino, protein, kalsium,
magnesium, fosfor dan besi (Molnar, 2011)
Air pisang berfungsi untuk memperkaya unsur hara yang diperlukan oleh tanaman seperto protei,
lemak, Ca, D, Fe, vit A, vit C, vit B1, air dan kalori.
Air kelapa berfungsi mempunyai kemampuan besar untuk mendorong pembelahan sel dan proses
diferensiasi.
Arang aktif berfungsi pada komposisi anggrek Dendrobium adalah sebagai anti racun terhadap
senyawa fenolit yang dihasilkan pisang. Arang aktif juga berpengaruh dalam merangsang
perakaran dan mengurangi tingkat cahaya yang sampai kebagian explan yang terdapat dalam
media (Liug, Winata, 1988)
Agar-agar berfungsi sebagai tempat untuk hidupnya tanaman karena agar-agar mengandung
banyak air serta gabungan polisakarida yang didapat dari spesies algae (Rahmah, 2018)
LAMPIRAN KEGIATAN MAGANG
Dokumentasi hasil
dari kultur jaringan
Menimbang bahan untuk
pembuatan media agar
Melakukan penyilangan
bunga anggrek
Melakukan penyilangan
bunga anggrek
LAMPIRAN AKHIR DI HARI MAGANG