Laporan Akhir Distilasi 18
Laporan Akhir Distilasi 18
Laporan Akhir Distilasi 18
DISTILASI
Oleh:
Kelompok 18
2021
1
ABSTRAK
2
larutan sampel 300 ml dengan konsentrasi metanol sebesar 35%. Kemudian
larutan tersebut diletakkan di alat destilasi. Titik didih dari metanol dan air
berbeda dimana titik didih metanol sebesar 64.7oC dan titik didih air sebesar
100oC. Dari nilai XD dan XB yang telah diperoleh, maka nilai refluks total
percobaan sebanyak 3 dan HETP yang didapat sebesar 0.5 m. Hasil refluks total
perhitungan sebesar 5,5 dan HETP nya sebesar 0.27 m. Hasil refluks total dan
HETP antara percobaan dan perhitungan menunjukkan nilai yang berbeda, nilai
metanol yang dihasilkan pada destilat belum mencapai kemurniaan yang
diinginkan, hal ini dikarenakan waktu yang digunakan untuk destilasi terlalu cepat
sehingga belum menghasilkan destilat dengan kadar kemurnian yang tinggi.
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
2.1. Tujuan................................................................................................................................13
2.2. Sasaran..................................................................................................................................13
4.2 Pembahasan...............................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................................21
5.2 Saran........................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................22
4
LAMPIRAN C SAFETY DATA SHEET..........................................................................................29
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR TABEL
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang
mempunyaisusunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
labolatoriummaupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zatmurni atau beberapa zat murni dari suatu campuran. Destilasi
merupakan salah satu metode pemisahan campuran yang menggunakan prinsip
perbedaan titik didih untuk pemisahannya.
Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah
satu komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang
paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau sering kali disebut
dengan istilah light key component. Sementara itu, komponen yang kurang volatil
pada campuran akan tetap berada di fase cair dan diperoleh sebagai produk bawah
pada menara distilasi, dikenal dengan istilah heavy key component. Di dalam
menara distilasi terjadi proses penguapan dan pengembunan yang berulang-ulang
melalui pertukaran panas yang terjadi pada kondenser, reboiler, dan kontak uap-
cair sepanjang menara.
Secara umum ada dua macam menara distilasi yaitu menara dengan bahan
isian (packed tower) dan menara plate (plate tower). Salah satu cara perancangan
menara bahan isian adalah dengan konsep HETP (Height of packing Equivalent to
a Theoritical Plate). HETP adalah tinggi bahan isian yang akan memberikan
perubahan komposisi yang sama dengan perubahan komposisi yang diberikan
oleh satu plate teoritis. Nilai HETP dapat digunakan untuk menentukan efisiensi
suatu menara bahan isian dan untuk menentukan tinggi dan jenis bahan isian yang
seharusnya digunakan agar memberikan hasil yang maksimum.
8
1.2. Tinjauan Pustaka
1.2.1. Sejarah Destilasi
Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di
Mesopotamia pada millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri
dibawa oleh kimiwan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat
parfum. Pada abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan
kimia yang benar-benar murni melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli
kimia Persia, Jabir ibnuHayam menjadi insprasi dalam destilasi skala mikro,
karena penemuannya di bidang destilasi yang masih dipakai sampai sekarang.
Petroleum pertama kalidi dsetilasi oleh kimiawan muslim yang bernama Al-
Razi pada abad ke-9, untuk destilasi karosin/ minyak tanah pertama ditemukan
oleh Avicenna pada awal abad ke-11.
Sedangkan distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar
abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh
tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandriadipercaya telah
menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria yang
telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar
abad ke-4.
1.2.2. Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan
pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton (Wernen.1987).
9
Secara umum sebuah kolom distilasi terdiri dari:
10
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan
padatekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.
2. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,
untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental
dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak
sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap
11
tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini (Wernen.1987).
12
terjadinya transfer massa maksimum yang mungkin diperoleh untuk suatu
kondisi operasi, maka dapat juga disebut sebagai theoretical plate (plate
teoritis) atau plate ideal.
Dan, HETP = H.t.o.G ; bila m = y/x = Fraksi komponen “I” dalam fase
uap.
Dimana:
I : Suatu komponen yang mudah menguap
Vm, Lm : Kecepatan aliran uap dan cairan
H.t.o.G : Tinggi transfer unit, dievaluasi secara keseluruhan.
Tinggi bahan isian dalam kolom (z) adalah:
13
4. Membuat atau menarik garis stage yang memotong kurva kesetimbangan
yang memotong kurva kesetimbangan xy, garis operasi rectifying dan
stripping yang diawali dari XD dan berakhir pada XB.
14
avg adalah volatilitas relatif rata-rata =
untuk campuran biner ideal AB dapat ditentukan dengan
persamaan:
dengan :
Pao: tekanan uap murni zat A pada suhu tertentu
Pbo:tekanan uap murni zat B pada suhu tertentu
dalam hal ini komponen zat A adalah lebih volatil dari pada komponen
zat B
15
2. Garis q
Keterangan :
q = panas untuk menguapkan 1 mol umpan semula menjadi uap, dibagi
panas laten penguapannya.
Gambar 1.3. Posisi Garis Umpan, Garis Operasi Atas dan Bawah
3. Garis Bawah
16
Jika ketiga garis tersebut sudah dapat dilukis, maka jumlah plat
teoritis dapat dievaluasi.
Dimana:
Lm = laju alir molar liquid stage ke m
Vm+1 = laju alir molar uap stage ke m+1
Xm = fraksi liquid ke n+1 komponen ringan
XB = fraksi bottom produk komponen ringan
B = laju alir molar bottom produk
17
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
2.1. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai Height Equivalent
of Theoritical Plate (HETP) atau tinggi bahan isian dalam suatu kolom
yang memberikan perubahan komposisi sama dengan perubahan
komposisi yang dicapai oleh satu plate teoritis atau ekivalen dengan satu
plat teoritis.
2.2. Sasaran
Untuk mencapai tujuan praktikum, praktikan diharapkan dapat:
1. Menentukan jumlah plat teoritis minimum dengan menggunakan metoda
grafis dan analitis
2. Menentukan tinggi bahan isian yang setara dengan sebuah plat teoritis.
18
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
19
3.3. Ruang Lingkup
Variabel Bebas : Konsentrasi larutan standar , Konsentrasi
umpan .
Variabel Terikat : Densitas larutan standar, Densitas bottom dan top product (komposisi
destilat dan bottom).
20
3.5. Prosedur Percobaan
3.1.1 Persiapan Percobaan
Mulai
Selesai
21
3.1.2 Percobaan Inti
Mulai
Selesai
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengamatan
4.1.1. Penentuan indeks bias
Dari percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan
hasil kurva kalibrasi konsentrasi air terhadap indeks biasnya.
1.2
1
f(x) = 0.03 x + 0.14
Konsentrasi Propanol
R² = 1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30
Indeks Bias
23
Pada tabel disajikan nilai dari fraksi mol yang dalam hal ini adalah fraksi
mol dari methanol. Dimana hasil dari destilat memiliki komposisi
methanol dengan konsentrasi 0,94 dan pada bottom konsentrasi
methanol nya yaitu 0,08. Setelah didapatkan hasil Xd dan Xb maka kita
bisa mengetahui reflux total nya dengan menggnakan grafik
kesetimbangan antara air dan methanol seperti dibawah ini:
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan nilai Height
Equivalent of Theoritical Plate (HETP) atau tinggi bahan isian dalam suatu kolom
yang memberikan perubahan komposisi sama dengan perubahan komposisi yang
dicapai oleh satu plate teoritis atau ekivalen dengan satu plat teoritis. Dengan
metode yang dilakukan adalah destilasi. Dimana destilasi sendiri adalah Proses
pemisahan dua komponen atau lebih berdasarkan perbedaan titik didihnya atau
volatilitas. Pemisahan tepat terjadi pasa saat kondisi setimbang atau equilibrium.
24
Dalam praktikum kali ini larutan yang dipakai adalah metanol dan air,
dengan konsentrasi metanol sebanyak 35% dengan volume larutan 400 ml.
Percobaan pertama yang harus dilakukan adalah membuat larutan sampel yang
akan digunakan untuk menentukan kurva kalibrasi antara konsentrasi air dan
indeks biasnya. Dapat dilihat pada data hasil pengamatan kurva kalibrasi yang
didapatkan menghasilkan persamaan yaitu y = 0,0344x + 0,1409, dengan nilai R 2
adalah 0,9954. Karena nilai R2 yang dihasilkan mendekati 1 maka ketelitian dari
kurva kalibrasi tersebut bisa dikatakan bagus.
Percobaan kedua, yaitu membuat larutan sampel 300 ml dengan
konsentrasi metanol sebesar 35%. Kemudian larutan tersebut diletakkan di alat
destilasi. Titik didih dari metanol dan air berbeda dimana titik didih metanol
sebesar 64.7oC dan titik didih air sebesar 100oC. Sampel destilat kemudian
diambil untuk dihitung indeks biasnya dengan menggunakan refractometer.
Indeks bias pada destilat diperoleh nilai 24% brix, sedangkan nilai indeks bias
pada bottom sebesar 0% brix.
Dari nilai XD dan XB yang telah diperoleh, maka nilai refluks total dapat
ditentukan dengan menggunakan grafik kesetimbangan uap-cair metanol dan air
yang diperoleh dari literatur. Sehingga diperoleh refluks total percobaan sebanyak
3 dan HETP yang didapat sebesar 0.5 m. Pada praktikum ini kita perlu
membandingkan nilai HETP hasil percobaan dengan hasil perhitungan. Untuk
hasil perhitungan, sebelum menentukan nilai refluks total dan HETP. Hasil refluks
total perhitungan sebesar 5,5 dan HETP nya sebesar 0.27 m. Hasil refluks total
dan HETP antara percobaan dan perhitungan menunjukkan nilai yang berbeda,
nilai metanol yang dihasilkan pada destilat belum mencapai kemurniaan yang
diinginkan, hal ini dikarenakan waktu yang digunakan untuk destilasi terlalu cepat
sehingga belum menghasilkan destilat dengan kadar kemurnian yang tinggi.
25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
1. Indeks bias yang didapatkan pada destilat di percobaan destilasi ini adalah
24 % brix sedangkan pada bottom yaitu 0 %brix
2. Konsentrasi fasa uap pada destilat adalah sebesar 94% metanol, sedangkan
pada bottom sebesar 8% methanol.
3. Refluks total percobaan adalah 3 dan nilai HETP didapatkan sebesar 0,5
m.
4. Refluks total perhitungan 5,5 dan nilai HETP sebesar 0,27 m.
5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikum destilasi dilakukan dengan waktu yang lebih lama
agar didapatkan hasil metanol yang lebih murni
2. Sebaiknya lakukan praktikum dengan lebih hati-hati agar didapat hasil
data percobaan yang lebih teliti dan akurat
26
DAFTAR PUSTAKA
Modul Operasi Teknik Kimia II. 2016. Jawa Timur : Laboratorium Riset dan
Operasi Teknik Kimia Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran
27
LAMPIRAN A
DATA PERHITUNGAN
1. Larutan
umpan ke destilasi
Methanol 35% dengan
volume 400ml M1V1=
M2V2
0.998. V1 =
0.35 x 400
ml V1
= 140,28 ml
2. Larutan Kalibrasi
M1 =
0.998
V1 =
10 ml
Larutan 99,8% Methanol
M1V1 = M2V2
0.9. V1
= 0.998 x 10 V1 = 11,08
ml
Larutan 90%
Methanol M1V1
= M2V2
0.8. V1 = 0.9 x
11,08
28
V1 = 12,465
ml
Larutan 80% Methanol
M1V1 = M2V2
0.7. V1
= 0.8 x 12,46
V1 = 14,24 ml
Larutan 70% methanol
M1V1 = M2V2
0.6. V1
= 0.7 x 14,24 V1 = 16,62
ml
Larutan 60% methanol
M1V1 = M2V2
0.5. V1
= 0.6 x 16,62 V1 = 19,94
ml
Larutan 50%
Methanol M1V1
= M2V2 0.4
V1 = 0.5 x
19,94
V1 = 24,93 ml
Larutan 40%
Methanol M1V1
= M2V2 0.3V1 = 0.4
x 24,93
V1 = 33,24 ml
29
Larutan 30% Methanol
M1V1
= M2V2 0.2V1 = 0.3 x
33,24 V1 = 49,86 ml
Larutan 20% Methanol
M1V1
= M2V2 0.1V1 = 0.2 x
49,86 V1 = 99,72 ml
Larutan 10% Methanol dengan volume 10 ml
M1V1
= M2V2
0V1 = 0.1 x 10 ml
V1 = 0 ml
I
Kons n
entra d
si e
meth k
anol s
(%) bi
as
2
0.998 5.
7
2
0.9
2
1
0.8
9
1
0.7
6
30
1
0.6
3
1
0.5
0
0.4 7
0.3 4
0.2 2
0.1 0
31
1. Menentukan fraksi uap dan cair Methanol
Mr air = 18 g/mol
T (K) X Y
373.1
0
5 0
369.5
0.02 0.13
5
366.6
0.04 0.23
5
364.3
0.06 0.3
5
362.4
0.08 0.36
5
360.8
0.1 0.42
5
357.5
0.15 0.52
5
354.8
0.2 0.58
5
351.1
0.3 0.66
5
348.4
0.4 0.73
5
346.2
0.5 0.78
5
344.3
0.6 0.83
5
342.4
0.7 0.87
5
340.6
0.8 0.92
5
339.1
0.9 0.96
5
338.1 0.95 0.98
32
5
337.6
1 1
5
Sumber : Perry et al. (1963), p.13-5
33
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telpon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189, Email: [email protected]
www.itera.ac.id
LAMPIRAN B
LEMBAR KENDALI KESELAMATAN KERJA
N Ba Sifat Bahan Tindakan
o ha Penanggu
n langan
1 Me Titik Menyebab
tha didih kan iritasi
nol 64,7 C pada mata
Viskosit Menyebab
as: kan iritasi
0,54- pada kulit
0,59
Hindari
mpa.s
persinggun
gan/kontak
dengan
kulit
Hindari
jangan
sampai
mengenai
mata
Hindari
bahan
terhirup
2 Aq Tida Massa Tidak
uad k molar memerluk
es berw 18,0153 an
arna g/mol penanggul
Tida Titik angan
k lebur : secara
bera 00C khusus
34
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telpon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189, Email: [email protected]
www.itera.ac.id
sa (273,15
Tida K) (32
k F)
berb Titik
au Didih :
100 C
Kalor
Jenis :
4184
J/(kg.K)
(cairan
pada
200C)
35
LAMPIRAN C
SAFETY DATA SHEET
1. Aquades
36
2. Metanol
37
38