Hal 1-13 Isma

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Geomtri Euclid
Euclid (± 325−265 SM) dari Alexandria, Mesir, adalah
matematikawan kuno yang menghasilkan karya
monumental dalam Geometri, yaitu The Elements.
Buku itu menjadi buku teks sekolah yang memuat
Geometrid dan Teori Bilangan, buku itu terdiri dari 13
bagian.

Bagian 1 sampai 6 memuat tentang Geometri Datar yaitu segitiga,


segiempat, lingkaran, segibanyak, perbandingan dan kesebangunan. Buku 7
sampai dengan 10 tentang teori bilangan. Buku 11 tentang geometri ruang yang
berhubungan dengan geometri datar. Buku ke-12 membahas tentang limas,
kerucut dan tabung dan buku ke-13 membahas bidang banyak. Buku 1 sampai 6
memuat 2 definisi, 5 postulat, 5 aksioma, dan 48 dalil. Pada buku Euclid
dibedakan antara aksioma dan postulat. Postulat berlaku untuk sains tertentu
sedangkan aksioma berlaku umum.
Contoh definisi yang dikemukakan diantaranya “suatu bidang adalah
yang hanya mempunyai panjang dan lebar”. Definisi ini mempunyai kelemahan
yaitu perlu adanya penjelasan tentang panjang dan lebar, untuk itu perlu
didefinisikan panjang dan lebar. Masih banyak definisi yang dikemukakan
Euclide yang masih perlu adanya definisi baru.
Euclide juga mengemukakan 5 aksioma dan 5 postulat. Aksioma (berlaku
umum) yang dikemukakan Euclide ada lima yaitu:
1. Benda-benda yang sama dengan benda yang sama, satu dengan yang lain juga
sama.
2. Jika suatu yang sama ditambah dengan suatu yang sama, jumlahnya sama.
3. Jika suatu yang sama dikurangi dengan suatu yang sama, sisanya sama.
4. Benda-benda yang berimpit satu sama lain, benda-benda tersebut sama.
5. Keseluruhan lebih besar dari bagiannya.
Postulat-postulat (berlaku khusus pada sains tertentu) yang dikemukakan
Euclide ada lima yaitu:
1. Melalui dua titik sebarang dapat dibuat garis lurus.
2. Ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis lurus.
3. Melalui sebarang titik dan sebarang jarak dapat dilukis lingkaran.
4. Semua sudut siku-siku sama.
5. Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut
dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis itu jika
diperpanjang tak terbatas, akan bertemu di pihak tempat kedua sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.

Berikut ini definisi yang dikemukakan oleh Euclide.


Definisi 1.1
Sebuah titik tidak dapat dibagi lagi.
Definisi 1.2
Sebuah garis adalah panjang tanpa lebar.
Definisi 1.3
Ujung-ujung dari sebuah garis adalah titik-titik.
Definisi 1.4
Sebuah garis lurus adalah sebuah garis yang terletak merata dengan titik-titik
pada dirinya sendiri.
Definisi 1.5
Sebuah permukaan hanya memiliki panjang dan lebar.
Definisi 1.6
Tepi/batas dari sebuah permukaan adalah garis-garis.
Definisi 1.7
Sebuah permukaan bidang adalah sebuah permukaan yang terletak merata
dengan garis lurus pada dirinya sendiri.
Definisi 1.8
Sebuah sudut bidang adalah kemiringan dari 2 garis terhadap satu sama lain di
dalam sebuah bidang yang bertemu satu sama lain dan tidak terletak pada
sebuah garis lurus.
Definisi 1.9
Dan ketika garis-garis memuat sudut yang lurus, sudut tersebut disebut
rectilinier/sudut lurus.
Definisi 1.10
Ketika sebuah garis lurus terletak tegak pada garis lurus yang lain sehingga
menghasilkan sudut-sudut yang berdekatan besarnya masing-masing sama,
setiap sudut yang besarnya sama tersebut adalah siku-siku, dan garis lurus
yang terletak tegak pada garis yang lain disebut tegak lurus terhadap garis lain
tersebut.
Definisi 1.11
Sebuah sudut tumpul adalah sebuah sudut yang lebih besar dari sebuah sudut
siku-siku.
Definisi 1.12
Sebuah sudut lancip adalah sebuah sudut yang kurang dari sebuah sudut siku-
siku.
Definisi 1.13
Sebuah batas adalah suatu extrimitas/maksimal dari sesuatu.
Definisi 1.14
Sebuah bangun adalah apa yang terkandung oleh sebarang 1 atau lebih batas.
Definisi 1.15
Sebuah lingkaran adalah bidang datar yang terkandung oleh sebuah garis
sedemikian hingga setiap garis lurus yang ditarik dengan sebuah titik tertentu
ke sembarang tittik pada garis tersebut terletak didalam bangun dengan
masing-masing memiliki panjang yang sama.
Definisi 1.16
Dan titik tertentu yang berada pada lingkaran tersebut dosebut titik pusat dari
lingkaran tersebut.
Definisi 1.17
Sebuah diameter dari lingkaran adalah sembarang garis lurus yang digambar
melalui pusat linhkaran dan berakhir pada kedua ujungnya di keliling dari
lingkaran tersebut, dan garis lurus tersebut membagi 2 lingkaran.
Definisi 1.18
Sebuah sericircle/setengah lingkaran adalah sebuah bangun yang terkandung
oleh diameter dan keliling lingkaran yang dipotong oleh diameter tersebut.
Dan pusat dari setenggah lingkaran tersebut sama dengan titik pusat
lingkarannya.
Definisi 1.19
Bangun Rectilinier adalah bangun yang terkandung oleh garis-garis lurus,
bangun trilateral/segitiga adalah bangun yang terkandung oleh 3 garis lurus,
bangun quadrilateral/segi empat adalah bangun yang terkandung oleh 4 garis
lurus, dan bangun multitrilateral/segibanyak adalah bangun yang terkandung
oleh lebih dari 4 garis lurus.
Definisi 1.20
Dari bangun trilateral/3 sisi, sebuah segitiga samasisi adalah segitiga yang
ketiga sisinya sama panjang, sebuah segitiga samakaki adalah segitia yang dua
sisinya sama panjang, dan segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga
sisinya tidak ada yang sama panjang.
Definisi 1.21
Lebih jauh lagi, dari bangun segitiga, sebuah segitiga siku-siku adalah sebuah
segitiga yang memiliki subuah sujut siku-siku, sebuah segitiga tumpula adalah
segitiga yang memiliki sebuah sudut tumpul, dan segitiga lancip adalah
segitiga yang memiliki 3 sujud lancip.
Definisi 1.22
Dari bangun segi empat, sebuah persegi adalah segiempat yang semua sisinya
sama dan salah satu sudutnya siku siku; sebuah persegi panjang adalah
segiempat yang kedua sisi berhadapan sejajar dan sama panjang serta salah
satu sudutnya siku-siku; sebuah belahketupat adalah segiempat yang semua
sisinya sama panjang tapi tidak memiliki sudut siku-siku; dan sebuah layang-
layang adalah segiempat yang memiliki sisi berhadapan dan sudut berhadapan
yang sama besar tetapi keempat isinya tidak sama panjang dan tidak memiliki
sudut siku-siku. Jajar genjang adalah segiempat yang dua sisi berhadapan
sejajar dan sama panjang. Dan untuk segiempat diluar itu semua kita sebuat
trapesium.
Definisi 1.23
lurus sejajar adalah garis lurus-garis lurus yang berada dibidamg yang sama
dan diperpanjang tak hingga pada kedua arah ujungnya yang tidak bertemu di
kedua keduaa arah.

Diskusikan definisi-definisi tersebut dan ubah sehingga tidak mempunyai


kelemahan lagi.

B. Geometri Non-Euclid
Geometri Non-Euclides muncul karena para ahli matematika berusaha
membuktikan kebenaran dari postulat yang kelima daei Euclid dengan
mendasarkan keempat postulat sebelumnya. Postulat kelima itu adalah ”Jika
suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak
terbatas, akan bertemu di pihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari
dua sudut siku-siku”.

Garis m memotong garis g dan k


sedemikian hingga

m∠ P1 +m ∠Q 1<180 °

. Jika garis g dan k diperpanjang maka kedua garis itu berpotongan di pihak
tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari 180 °

Beberapa matematikawan menganggap bahwa postulat kelima di atas bukan


postulat, tetapi dapat dibuktikan menggunakan empat postulat yang lain.
Matematikawan tersebut di antaranya Proclus (412-485) dari Aleksandria,
Girolamo sacceri (1607-1733) dari Irlandia, Karl Friedrich Gauss (1777-1855)
dari Jerman. Wolfgang Bolyai (1775-1856), Yanos Bolyai (1802-1860) dari
Honggaria, dan Ivanoviteh Lobachevsky (1793-11856) dari Rusia. Usaha
matematikawan tersebut mengakibatkan munculnya geometri Non-Euclid.
Saccheri meninggal tahun 1733. Hasil karyanya nampaknya hanya sedikit
mempengaruhi perkembangan geometri sebab para penggantinya sampai dengan
abad 19 harus mencoba membuktikan postulat kesejajaran Euclides. Pada
gilirannya usaha-usaha membuktikan pada abad itu dilakukan oleh para ahli-ahli
matematika sekaliber Gauss (1777-1855) dan Legendre (1752-1833). Meskipun
demikian, kegagalan-kegagalan yang terjado pada abad 20 pada akhirnya
menimbulkan keraguan di benak para ahli matematika. Sehingga pada tahun
1830, J.Bolyai (1802-1860), seorang perwira AD Hungaria, N.l Lobachevsky
(1793-1856), seorang profesor matematika Rusia pada Universitas Kazan, dan Si
Raksasa Gauss sendiri telah mengembangkan teori-teori Geometri yang
berdasarkan pada suatu kontradiksi postulat kesejajaran Euclides. Secara khusus,
mereka beranggapan bahwa lebih dari satu garis yang sejajar dengan suatu garis
tertentu yang melalui suatu titik di luar garis tersebut. Gauss, yang tidak suka
pertentangan, enggan menerbitkan ide-idenya, oleh karena itu Bolyai dan
Lobachevskylah yang biasanya dianggap sebagai pencipta teori baru itu.
Selanjutnya pada tahun 1854 ahli matematika terkenal dari Jerman B. Riemann
(1826 - 1866) memperkernal kan suatu teori baru non-Euclides yang lain yang
mendasarkan pada asumsi bahwa tidak ada garis-garis yang sejajar.
Dengan mendasar bahwa postulat kelima susah dipahami maka Proclus
berusaha mengganti dengan postulat yang ekuivalen yaitu "Jika suatu garis lurus
memotong salah satu dari dua garis paralel maka ia juga memotong yang lain".
Dan postulat pengganti lainnya yaitu "Garis-garis lurus yang paralel dengan suatu
garis lurus yang sama adalah paralel satu sama lain"

Proclus dilahirkan di konstantinopel pada tanggal 8


Februari 412. Ia tinggal di keluarga yang status
sosialnya tinggi. Ayahnya memiliki kedudukan yang
sangat penting di pengadilan Byzantine Empire's.
Karena Proclus ingin memiliki kedudukan yang sama,
ia memutuskan belajar mengenai pidato, filosofi dan matematika di Alexandria,
Mesir.

Setelah menyelesaikan belajarnya, ia kembali ke Konstantinopel dan bekerja


sebagai pengacara selama 1 periode. Ketika menjadi seorang pengacara, ia baru
menyadari bahwa ia lebih menyukai filsafat. Karena itu, ia kembali ke Alexandria
dan memulai mempelajari Aristoteles. Pada periode yang sama, ia juga memulai
mempelajari matematika. Karena merasa tidak puas dengan cara mengajar ilmu
filosofi yang ada di Alexandria, akhirnya ia pergi ke Atena. Proclus memutuskan
menetap di Atena. Hidupnya sangat makmur dan terkenal sangat dermawan
terhadap teman-temannya. La tidak pernah menikah sampai akhir hidupnya.
Proclus lebih banyak mengomentari dialog dari Plato. la berpikir bahwa sistem
ilmu filsafat lebih kompleks dan rumit dibandingkan yang dikatakan Plato.
Komentar-komentar tersebut dikumpulkan dan dibukukan. Buku pertamanya
berisi mengenai Euclides yang berjudul The Elements of Geometry. Proclus
menulis dua hal yang utama kerja sistematis pada bukunya yang berjudul
Elemernts of Theology. Proclus meninggal dunia pada tanggal 17 April 485
ketika berusia 73 tahun
Di samping Proclus, matematikawan John Playfair juga mencoba mengganti
postulat kelima dengan Aksioma Playfair yaitu:
1. melalui satu titik yang diketahui, tidak pada suatu garis yang diketahui, hanya
dapat dibuat suatu garis paralel dengan garis itu. Atau,
2. dua garis yang berpotongan tidak mungkin paralel dengan garis yang sama.

Melalui titik P di luar garis m hanya dapat dibuat sebuah garis yang sejajar
dengan m. Jika g dan k berpotongan maka g dan k tidak mungkin sejajar.
John Playfair dilahirkan pada tanggal 10 Maret
1748 di Benvie, Angus, Skotlandia. Dia mempunyai
dua saudara laki-laki yaitu James Playfair (seorang
Arsitek) dan William Playfair (seorang Insinyur).
Playfair mendapatkan pendidikannya di rumah hingga umur 14 tahun.Kemudian
ia masuk Universitas St Andrews. Pada tahun 1766, ketika usianya 18 tahun, ia
mencalonkan untuk jabatan pada pada matematika di Perguruan Tinggi
Marischal, Aberden. Tetapi ia tidak berhasil sehingga tuntutannya pun menjadi
lebih tinggi. Enam tahun kemudian, ia melamar untuk jabatannya sebagai filosofi
alam, tetapi ia tidak berhasil lagi. Lalu pada tahun 1773, ia ditawari dan diterima
sebagai penasehat pada perkumpulan gereja Liff dan Benvie namun ia berhenti
melakukan kegiatannya ketika ayahnya meninggal. kemudian ia melanjutkan
kembali penelitiannya pada pelajaran matematika dan fisikanya. Pada tahun
1782, 1a berhenti lagi dari kegiatannya la berencana menjadi tutor di Ferguson
dari Raitn. Karena rencananya ini, ia seringkali berada di Edinburgn untuk
berkecimpung di bidang kesusastraan dan ilmiah, sehingga membuat ia menjadi
terkenal.
Pada tahun 1795, Playfair berhasil menciptakan Suatu rumusan tentang
postulat persamaan Euclid yang disebut "Aksioma Playfai”. Pada tahun 1795
juga, Playfair selesai menulis bukunya yang berjudul "Element's of Geometry.
John Playfair yang tinggal di Matthew Stewart. Hutton, Robison akhirnya
meninggal pada tanggal 20 Juli 1819.
Ada dua macam Geometri Non-Euclides. Yang pertama adalah yang
ditemukan dalarn waktu yang hampir bersamaan oleh 3 tokoh berlainan yang
masing-masing bekerja sendiri. Tokoh-tokoh itu adala Karl Friedrich Friedrich
Gauss dari Jerman, Yonos Bolyai dari Hongaria dan Nicolay Ivanovitch
Lobachevsky dari Rusia. Geometri ini disebut Geometri Hiperbolik atau terkenal
juga dengan Geometri Lobachevsky.
Geometri Non-Euclides yang kedua ialah Geometri yang diketemukan oleh
G.F.B Bernhard Riemann (1826 1865) dari Jerman, Geometri ini disebut
Geometri Eliptik atau Geometri Riemann.
Jika kita perhatikan kembali postulat paralel dari Geometri Euclides
bunyinya kurang lebih adalah sebagai berikut "dari sebuah garis yang diberikan,
melalui satu titik di luar sebuah garis dapat dibuat tidak lebih dari satu garis yang
paralel dengan garis tersebut" Sedangkan postulat paralel dari Geometri
Hiperbolik atau Geometri Lobachevsky yang ditemukan dalam tahun 1826
adalah sebagai berikut: "Melalui satu titik di luar sebuah garis dapat dibuat lebih
dari satu garis (tepatnya dua garis) yang parallel dengan garis tersebut". Perlu
kita perhatikan bahwa dalam Geometri Hiperbolik garis yang tidak memotong
garis yang lain tidak berarti bahwa garis itu parallel dengan garis tersebut.
Dalam tahun 1854 G.F., Benhard Riemann mengumumkan penemuannya. la
tidak mengindahkan postulat paralel dan dalam geometrinya setiap dua garis
berpotongan dan tidak ada garis-garis yang paralel. Geometri Riemann ini
disebut Geometri Elipt Jika ditulis dalam bentuk seperti postulat parallel maka
didapat: "melalui Suatu titik di luar sebuah garis tidak ada garis yang dapat
dibuat yang parallel dengan garis tersebut".
Demikianlah salah satu perbedaan antara Geometri Euclides, Geometri
Lobachevsky, dan Geometri Riemann yang dapat disebut pula sebagai Geometri
Parabolik, Geometri Hiperbolik, dan Geometri Eliptik.

C. Kekurangan Logika dalam Geometri Euclides


Hampir dua ribu tahun, unsur-unsur karya Euclides (300 M) dipandang
sebagai suatu model penalaran matematik. Sejak itu, pelajaran tentang unsur-
unsur "elemen" atau teks yang ekuivalen menjadi faktor yang esensial dalam
pendidikan liberal. Dari generasi ke generasi generasi diajar dengan
menggunakan pemikiran deduktif dari pengajaran Geometri Euclides. Pada akhir
abad ke-19, dari penelitian secara mendalam terhadap ide-ide dasar dari Euclides,
para ahli matematika menemukan kekurangan-kekurangan dalam generasi
Euclides. Hal tersebut tidak dianggap "tepat (mutlaky" saat ini. Materi atau objek
yang dibahas di sini adalah untuk memberikan ilustrasi dan menjelaskan
kekurangan logika tertentu pada Geometri Euclides serta menunjukkan mengapa
hal itu tidak sesuai dengan standar yang baku (kebakuan).
Banyak siswa matematika beranggapan bahwa Geometri Euclides merupakan
model yang sempurna dari pemikiran yang logis. Perkembangan tersebut dimulai
dengan pernyataan dari asumsi dasar, kemudian setiap teorema dibuktikan,
sehingga langkah-langkah logika diturunkan dari asumsi-asumsi ini. Namun
dalam Euclides dan dalam buku teks sekolah lanjutan yang standar, terdapat
beberapa kejanggalan logis dalam berpikir yang tidak diketahui secara pasti.
Perbedaan tersebut muncul disebabkan asumsi-asumsi yang berdiri sendiri-sendiri
yang didasarkan pada bukti yang nampak (terlihat) atau pandangan intuisi yang
dibuat. Hal tersebut mematahkan (merusak) susunan yang terurut dari
penyimpulan-penyimpulan yang logis. Kita akan menjelaskan hal tersebut dengan
menunjukkan bahwa penggunaan secara sendiri-sendiri dari bukti pengamatan
dalam cara yang biasa digunakan pada geometri sekolah lanjutan barangkali
ditemukan bukti dari teorema yang menakjubkan sebagai berikut:

Setiap segitiga adalah samakaki


Terdapat suatu segitiga dengan dua sudut siku-siku

Kita juga akan membahas beberapa teorema Geometri yang buktinya dalam
buku teks sekolah lanjutan kurang logis dengan menunjukkan di mana asumsi-
asumsi yang berdiri sendiri tersebut dibuat dan menunjukkan bagainmana bukti-
bukti perlu diperbaiki agar menjadi logis.
1. Bukti bahwa setiap segitiga adalah samakaki Andaikan ∆ABC tidak
samakaki, maka garis bagi sudut B tidak tegak lurus pada AC´ , sebaliknya
´ , maka ∆ABC harus samakaki.
jika garis bagi sudut B tegak lurus pada AC
Selanjutnya garis bagi dari sudut B memotong garis Sumbu AC di titik E
yang mungkin terletak di dalam atau di luar ∆ABC. (Gambar 1.7)
Dari E dibuat tegak lurus *AB di F dan tegak lurus *BC di G.

Pada segitiga siku-siku BFE dan BGE didapatkan:


∠ FBE ≅ GBE (definisi garis bagi sudut) dan
BE=BE (identitas), sehingga
∆ BFE=∆ BGE (hipotenusa, sudut lancip)
sehingga diperoleh:
( ¿ ) BF=BG (bagian dari ∆ yang kongruen)
Pada segitiga siku-siku FAE dan GC diperoleh:
AE=CE (E sebuah titik pada garis sumbu AG)
FE=¿ (E sebuah titik pada garis bagi ∠ B)
∆ FAE ≅ ∆ GCE (hipotenusa, kaki sudut)
sehingga diperoleh:
¿ (bagian dari ∆ yang kongruen)
Dalam kasus tiga diagram yang pertama, dengan menjumlah kan (*) dan
(**) didapatkan:
BF+ FA =BG +GC atau BA=BC
Dalam kasus diagram ke empat, dengan mengurangkan (**) dari (*)
diperoleh:
BF−FA =BG−GC juga didapat BA=BC .
Dalam hal ini ∆ ABC samakaki.

2. Di mana letak kesalahannya


Bukti bahwa setiap segitiga adalah segitiga siku-siku terlihat sesuai
dengan bukti-bukti standar dalam geometri sekolah lanjutan dan lebih
efektif dari beberapa langkah yang bertentangan dengan kenyataan sehari-
hari. Hal ini mungkin terjadi pada kita bahwa suatu ketelitian menggambar
diagram mungkin tidak memperhatikan kunci terjadinya paradox (suatu
hal yang berlawanan). Misalnya kita menggambar salah satu dan
perhatikan diagram bahwa titik E terletak di luar ∆ABC, F terletak pada
perpanjangan AB ´ di belakang A, dan G terletak di antara B dan C. Maka
seperti di atas,
∆ BFE ≅ ∆ BGE ,
∆ FAE ≅ ∆ GCE ,
BF=BG ,
FA=GC

Sekarang kita dapat menentukan BA = BC dari persamaan sebelumnya


baik dengan menjumlahkan maupun dengan pengurangan. Dengan
menjumlahkan, didapatkan:
BF+ FA =BG +GC
Walaupun BG+GC benar sama dengan BC , BF+ FA tidak sama dengan
BA, karena BF sendiri lebih panjang dari BA. Melalui cara yang sama,
dengan pengurangan didapatkan:
BF−FA =BG−GC
Dapat dilihat bahwaBF−FA=BA, tetapi BG−GC < BC
Apakah pengguguran tersebut suatu paradoks? Jawabnya adalah tidak.
Kita telah menunjukkan secara sepintas bahwa ilustrasi seperti pada
gambar 1.8 pembuktiannya keliru dan demikian juga kenyataannya tidak
setiap segitiga adalah samakaki. Kita tidak mengetahui, apakah dalam
segitiga sebarang pasti salah dalam pembuktiannya seperti itu. Hal itu
mungkin tepat untuk salah satu dari bentuk sebelumnya dan dengan
demikian buktikan menjadi segitiga samakaki.
Kita dapat menyelesaikan paradoks (lawan azas) dengan membuktikan
bahwa masalah pada gambar 1.8, secara esensial hanya suatu kasus (suatu
bentuk kejadian khusus). Karena itu untuk suatu segitiga sebarang ABC,
garis bagi ∠ B memotong garis sumbu AC di titik E yang terletak diluar
segitiga dan garis tegak lurus dari E ke AB ´ dan BC´ sedemikian hinga
salah satu kakinya jatuh pada salah satu sisi segitiga dan sekaligus terletak
diantara dua titik, sedangkan kaki yang lainnya terletak pada
perpanjangan sebuah sisi segitiga dan tidak terletak di antara dua titik.
(Hal ini betul-betul perlu diperhatikan pada latihan di akhir bab ini)
Analisis kita menunjukkan bahwa dalam penggunaan logika yang
komplit pada geometri, kita mesti memahami konsep-konsep "di dalam"
dan "di luar" suatu segitiga, dan konsep sebuah titik pada sebuah garis
yang terletak di antara dua titik pada garis tersebut.

3. Sebuah Segitiga dengan Dua Sudut Siku-Siku


Selanjutnya perhatikan "bukti" bahwa terdapat suatu segitiga dengan
dua sudut siku-siku. Dua buah lingkaran berpotongan di titikA dan B
´ dan CD
(lihat gambar 1.9). Misal AC ´ Sebagai diameternya, yang masing-
´ memotong kedua lingkaran masing-masing di
masing melalui titik A. CD
E dan F.

∠ AEC adalah siku-siku, selama ∠AEC sudut keliling pada setengah


lingkaran AEC. Dengan cara yang sama, ∠AFD juga merupakan sudut siku-
siku. Dengan demikian, ∆AEF mempunyai dua sudut siku-siku. Dalam hal
ini, ketelitian menggambar suatu diagram dapat memberi kesan bahwa CD ´
´ melalui
akan melalui titik B. Tetapi kita tidak dapat membantah bahwa CD
titik B, sebab CD´ memang harus melaluinya jika suatu diagram dilukis
dengan amat teliti.

4. Bukti Suatu Teorema


Hasil-hasil di atas tidak terpikirkan di sekolah lanjutan sebagai suatu
teorema, dan tentu saja mereka tidak melakukannya. Hasil-hasil tersebut
adalah teorema. Namun demikian, pembuktiannya tidak cukup logis.
Sebagai contoh, perhatikan pembuktian berikut ini yang diambil dari
sebuah buku teks dalam Geometri Bidang.
Teorema:
Sudut alas suatu segitiga samakaki
Diketahui: ∆ABC, AC = BC

Anda mungkin juga menyukai