Geometri Euqlide Kelompok

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

BAB I

SEJARAH
A. Biografi Euclid

Tidak lama Pythagoras meninggal, lahirlah Euclid. Euclid dikenali sebagai


Euclides dari Alexandaria mesir dan digelar "Bapa Geometri", ialah seorang ahli
matematikawan Yunani Purba yang dilahirkan pada 300 SM. Beliau aktif di
Iskandariah ketika era pemerintahan Ptolemy I Soter (323-283 SM). Karya beliau
The Elemen merupakan karya yang paling berpengaruh dalam sejarah
Matematika,
Hampir tidak ada yang mengetahui secara pasti apakah Euclid seorang
matematikawan kreatif atau sekedar pandai mengumpulkan dan mengedit
pekerjaan orang lain. Seorang penulis Arab, al-Qifti (1248), mencatat bahwa ayah
Euclid adalah Naucrates dan kakeknya adalah Zenarchus, bahwa ia adalah seorang
Yunani, lahir di Tirus dan tinggal di Damaskus. Kemungkinan ia mengikuti
akademi Plato di Athena, menerima pelatihan matematika dari mahasiswa Plato,
dan kemudian datang ke Alexandria. Ada beberapa bukti bahwa Euclid juga
mendirikan sekolah dan mengajar murid-murid ketika ia berada di Alexandria
The Element dapat dikatakan karya fenomenal pada jaman itu. Terdiri dari 13
buku yang tersusun berdasarkan tema dan topik. Setiap buku diawali dengan
difinisi, postulat (hanya untuk buku I), preposisi, theorema sebelum ditutup
dengan pembuktian dengan menggunakan difinisi dan postulat yang sudah
disebutkan. Buku ini ke luar Yunani tahun 1482, diterjemahkan ke dalam bahasa

Latin dan Arab, serta menjadi buku teks geometri dan logika pada awal tahun
1700-an. Garis besar isi masing-masing buku.

Buku The Elements


Buku I

: Dasar-dasar geometri: teori segitiga, sejajar dan luas

Buku II

: Aljabar geometri

Buku III

: Teori-teori tentang lingkaran

Buku IV

: Cara membuat garis dan gambar melengkung

Buku V

: Teori tentang proporsi-proporsi abstrak

Buku VI

: Bentuk yang sama dan proporsi-proporsi dalam geometri

Buku VII

: Dasar-dasar teori angka

Buku VIII

: Proporsi-proporsi lanjutan dalam teori angka

Buku IX

: Teori angka

Buku X

: Klasifikasi

Buku XI

: Geometri tiga dimensi

Buku XII

: Mengukur bentuk-bentuk

Buku XIII

: Bentuk-bentuk tri-matra (tiga dimensi)

Bagitu hebatnya Euclid menyusun bukunya sehingga dari bentuknya saja


sudah mampu menyisihkan semua buku teks yang pernah dibuat orang
sebelumnya. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa Yunani, kemudian
diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa. Terbitan pertama muncul pada 1482,

sekitar 30 tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Johann Gutenberg. Sejak
penemuan mesin cetak, buku itu diterbitkan dalam ribuan edisi dengan beragam
corak. Buku The Elements jauh lebih berpengaruh ketimbang semua risalah
Aristoteles tentang logika. Buku ini adalah contoh komplit perihal struktur
dedukatif dan buah piker yang menakjubkan dari semua hasil kreasi otak manusia.
Pada umumnya orang-perang Eropa tidak beranggapan bahwa geometri
ala Euclid hanyalah sebuah system abstrak. Mereka justru sangat yakin bahwa
gagasan Euclid benar-benar merupakan kenyataan yang sesungguhnya. Pengaruh
Euclid terhadap Isaac Newtown juga sangat kentara. The prinsipnya karya
Newton mirip dengan The Elements. Selain itu, berbagai ilmuwan juga mencoba
menyamakan diri dengan Euclid. Caranya dengan memperlihatkan bagaimana
semua kesimpulan mereka secara logis berasal dari asumsi asli. Itulah yang antara
lain dilakukan oleh ahli-ahli matematika seperti Bertrand Russel, Alfred North
Whitehead, dan filosof Spinoza. Kini para ahli matematika telah mamaklumi
bahwa geometri Euclid bukan satu-satunya system geometri yang menjadi
pegangan pokok. Mereka maklum bahwa selama 150 tahun terakhir banyak orang
yang merumuskan geometri bukan ala Euclid.

Sekilas Catatan Penting


Defenisi adalah suatu deskripsi atau batasan dari suatu kesepakatan (Kamus;
Cambridge)
Aksioma adalah suatu aturan dalam matematika yang diasumsikan benar tampa
pembuktian, disebut juga postulat (math dictionary provided by azworksheets.com)
Postulat adalah sesuatu ide yang diterima sebagai prinsip datar sebagai
pembentuk atau pengembangan teorema (Kamus; Cambridge).
Teorema adalah pernyataan yang kebenaranya dibuktikan berdasar defenisi,
postulat atau teorema yang telah dibuktikan terlebih dahulu (Dra.
Susanah M.Pd ; Geometri; 2008).
Proposisi adalah suatu pernyataan logis yang harus dibuktikan benar atau salah
(math dictionary provided by a-zworksheets.com).
Lemma adalah proposisi yang berguna untuk pembuktian teorema lain(math
dictionary provided by a-zworksheets.com).

BAB II
GEOMETRI EUCLID
Euclids elements

merupakan risalah yang terdiri dari 13 buku. Ini

merupakan kumpulan definisi, postulat (aksioma), dalil (teorema dan konstruksi),


dan bukti matematika dari dalil-dalil. Tiga belas buku mencangkup geometri
Euclid (buku 1-6 dan 11-13) dan teori bilangan.(buku 7-10). Adapun definisi,
postulat (aksioma), dan dalil (teorema dan konstruksi) yang terdapat dalam buku
1-6 adalah sebagai berikut:
A.

Definisi-Definisi

Def 1 : Titik adalah sesuatu yang tidak punya bagian (sesuatu yang punya posisi
tetapi tidak punya dimensi).
Def 2 : Garis adalah sesuatu yang punya panjang tetapi tidak punya lebar.
Def 3 : Ujung-ujung suatu garis adalah titik.
Def 4 :Garis lurus adalah garis yang terletak secara rata dengan titik-titik pada
dirinya.
Def 5 : Bidang adalah sesuatu yang hanya mempunyai panjang dan lebar.
Def 6 : Sisi-sisi dari bidang berupa garis.
Def 7 : Bidang datar adalah bidang yang terletak secara rata dengan garis-garis
lurus pada dirinya.
Def 8 :Sudut bidang terbentuk dari dua garis pada bidang yang bertemu pada
sebuah titik dan tidak terletak dalam sebuah garis lurus.
Def 9 :Dan ketika garis-garis yang membentuk sudut lurus, sudut tersebut disebut
rectilinear.
Def 10 : Ketika garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus dan membentuk sudut
berdekatan yang besarnya sama, masing-masing sudut tersebut adalah
sudut siku-siku, dan garis yang berdiri dikatakan tegak lurus dengan garis
kurus tempatnya berdiri.
Def 11: Sudut tumpul adalah sudut yang lebih besar dari sudut siku-siku.
Def 12 :Sudut lancip adalah sudut yang lebih kecil dari sudut siku-siku.
Def 13 : Batas adalah sesuatu yang merupakan ujung dari apapun.

Def 14 : Bagun adalah sesuatu yang dibentuk oleh batas atau batas-batas.
Def 15 : Lingkaran adalah bangun datar yang dibentuk oleh satu garis sedemikian
hingga semua garis lurus yang jatuh pada bangun tersebut dari sebuah titik
di dalam bangun tersebut pada bangun tersebut panjangnya sama.
Def 16 : Dan titik tersebut disebut pusat lingkaran.
Def 17 : Diameter lingkaran adalah suatu garis lurus yang digambar melalui
pusat lingkaran dan berakhir di dua arah keliling lingkaran.
Def 18 : Setengah lingkaran adalah bangun yang dibangun oleh diameter dan
keliling lingkaran yang dipotong oleh diameter.
Def 19 : Bangun-bangun rectilinear adalah bangun-bangun yang dibentuk oleh
garis lurus. Bangun segitiga adalah bangun yang dibentuk oleh tiga garis
lurus, bangun segiempat adalah bangun yang dibentuk oleh empat garis
lurus, bangun segibanyak adalah bangun yang dibentuk oleh lebih dari
empat garis lurus.
Def 20 : Dari bangun segitiga, segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki
tiga sisi yang sama, segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua
sisi yang sama, segitiga sembarang (segitiga tak sama panjang) adalah
segitiga yang ketiga sisinya tidak ada yang sama.
Def 21 : Selanjutnya, pada bangun segitiga, segitiga siku-siku adalah segitiga
yang memiliki sudut siku-siku, segitiga tumpul adalah segitiga yang
memiliki sudut tumpul, segitiga lancip adalah segitiga yang memiliki
sudut lancip
Def 22 : Pada bangun segiempat, persegi adalah bangun yang semua sisinya
memiliki panjang yang sama dan memiliki sudut siku-siku, persegi
panjang adalah bangun yang memilik sudut siku-siku tetapi tidak memiliki
dua pasang sisi yang panjangnya sama, belah ketupat adlah bangun yang
semua panjang sisinya sama tetapi tidak memiliki sudut suku-siku.
Def 23 : Garis-garis lurus sejajar adalah garis lurus yang berada pada bidang
datar yang sama, dan jika diperpanjang secara terus menerus pada kedua
arah tidak akan berpotongan di arah manapun.

B.

Postulat-Postulat

Post 1 : Melalui dua titik sebarang dapat dibuat garis lurus.


Post 2 :Ruas garis dapat doperpanjang secara kontinu menjadi garis lurus.
Post 3 : Melalui sebarang titik dan sebarang jarak dapat dilukis lingkaran.
Post 4 : Semua sudut siku-siku sama.
Post 5 : Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut
dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis tersebut jika
diperpanjang tak terbatas, akan bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.

C. Aksioma
Aksio 1 : Hal-hal yang sama dengan hal yang sama, satu dengan yang lainnya
juga sama.
Aksio 2: Jika sesuatu yang sama ditambah dengan sesuatu yang sama, jumlahnya
sama.
Aksio 3 : Jika sesuatu yang sama dikurangi dengan sesuatu yang sama, sisanya
sama.
Aksio 4 : Hal-hal yang berimpit satu sama lain, hal-hal tersebut sama.
Aksio 5 : Seluruh lebih besar dari pada sebagian.
D. Proposisi-Proposisi
Pro 1: Jika diberikan garis lurus dengan panjang terbatas, maka dapat dibuat
segitiga sama sisi

Pro 2 : Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis, maka
melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang panjangnya sama
dengan garis lurus yang diberikan.

Pro 3 : Jika diberikan dua garis lurus dengan panjang berbeda, maka garis lurus
yang lebih panjang dapat dipotong sehingga panjangnya sama dengan
garis lurus yang lebih pendek.

Pro 4 : Jika dua buah segitiga memiliki dua sisi bersesuaian yang panjangnya
sama dan sudut-sudut yang dibentuk oleh kedua sisi tersebut besarnya juga
sama, maka panjang sisi dan besar sudut yang bersesuaian lainnya juga
sama.

Pro 5 : Dalam segitiga sama kaki, sudut-sudut alas besarnya sama dan jika kedua
kaki diperparjang maka sudut-sudut di bawah alas juga sama besar.

Pro 6 : Jika dua sudut dalam sebuah segitiga besarnya sama, maka sisi-sisi yang
berhadapan dengan sudut tersebut pangangnya juga sama.

Pro 7 : Jika alas dua buah segitiga berimpit, dan sisi-sisi yang bersesuaian pada
dalam segitiga-segitiga tersebut sama panjang dan searah, maka titik
potong sisi-sisi yang bersesuaian dalam setiap segitiga berimpit.

Pro 8 : Jika sisi-sisi yang bersesuaian dalam setiap segitiga panjangnya sama,
maka sudut-sudut yang bersesauaian besarnya juga sama.

Pro 9 : Sudut rectilinear dapat dibagi menjadi dua sama besar.

Pro 10 : Garis lurus terbatas dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama panjang

Pro 11 : Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik pada garis lurus
tersebut, maka melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang tegak
lurus pada garis lurus yang di berikan.

Pro 12 : Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis lurus
tersebut, maka melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang tegak
lurus pada garis lurus yang di berikan.

Pro 13 : Jika sebuah garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus, maka akan
membentuk dua sudut siku siku atau sudut yang jumlahnya sama dengan
dua sudut siku siku.

10

Pro 14 : Diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik pada garis tersebut, jika
dua daris lurus melalui titik tersebut dan membentuk sudut yang besarnya
sama dengan dua kali sudut siku-siku, maka kedua garis lurus tersebut
segaris.

Pro 15 : Jika dua buah garis lurus berpotongan, maka akan terbentuk dua sudut
bertolak belakang yang besarnya sama
Akibat : jika dua buah garis lurus berpotongan, maka sudut-sudut pada
titik potong tersebut jumlahnya sama dengan empat sudut siku siku.

Pro 16 : Jika salah satu sisi dalam segitiga diperpanjang, maka sudut eksteriornya
lebih besar dari pada sudut interior yang tidak bersisian.

Pro 17 : Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari dua sudut siku-siku.

11

Pro 18 : Dalam segitiga, sudut dihadapan sisi yang lebih panjang juga lebih besar.

Pro 19 : Dalam segitiga, sisi dihadapan sudut yang lebih besar juga lebih panjang.

Pro 20 : Jumlah dua sisi dalam segitiga lebih besar dari sisi yang lainnya.

Pro 21 : Jika dari ujung-ujung salah satu sisi segitigadibuat dua garis lurus
sedemikian hingga membentuk segitiga baru, maka jumlah kedua sisi
(yang tidak berimpit) segitiga baru lebih kecil daripada jumlah kedua sisi
(yang tidak berimpit) segitiga awal, tetapi besar sudut yang dibentuk lebih
besar.

12

Pro 22 : Jika diberikan tiga garis lurus maka dari garis lurus, maka dapat dibentuk
sebuah segitiga.

Pro 23: Jika diberikan sebuah sudut dan sebuah garis lurus, maka melalui garis
lurus tersebut dapat dibuat sudut yang besarnya sama dengan yang
diberikan.

Pro 24 : Jika dua buah segitiga memiliki dua sisi yang bersesuaian, tetapi sudut
yang dibentuk oleh sisi-sisi tersebut pada segitiga pertama lebih besar,
maka alas segitiga pertama lebih panjang.

Pro 25 : Jika dua buah segitiga memiliki dua bersesuaian sisi yang sama besar,
tetapi sisi lainnya pada segitiga pertama lebih besar daripada yang di
segitiga yang ke dua, maka sudut yang berhadapan dengan sisi yang lebih
besar pada segitiga pertama juga lebih besar daripada yang di segitiga ke
dua.

13

Pro 26 : Jika dua buah segitiga memiliki dua sudut bersesuaian sama besar dan
sisi yang terkait dengan sudut-sudut tersebut sama panjang, maka sudut
dan sisi yang bersesuaian lainnya juga sama besar.

Pro 27 :Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membentuk sudut
dalam bersebrangan yang sama besar, maka kedua garis lurus yang
dipotong btersebut sejajar.

Pro 28 : Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membentuk sudut
eksterior sama dengan sudut interior yang tidak bersisian (sehadap), atau
jumlah sudut interiornya sama dengan dua sudut siku-siku, maka kedua
garis lurus yang dipotong btersebut sejajar.

14

Pro 29 : Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus yang sejajar dan
membentuk sudut dalam bersebrangan yang sama besar, maka sudut
eksterior sama dengan sudut interior yang tidak bersisian (sehadap), dan
jumlah sudut interiornya sama dengan dua sudut siku-siku.

Pro 30 : Jika dua buah garis lurus ssejajar dengan sebuah garis lurus, maka kedua
garis lurus tersebut sejajar satu sama lain.

Pro 31: Melalui sebuah titk di luar garis lurus dapat dibuat garis lurus yang sejajar
dengan garis lurus tersebut.

Pro 32 : Dalam sebuah segitiga, jika salah satu sisi diperpanjang, maka besar
sudut eksterior sama dengan jumlah besar sudutinterior yang tidak
bersisian.

15

Pro 33 : Garis lurus yang terkait denga ujung-ujung garis lurus yang sejajar dan
sama panjang juga sejajar dan sama panjang.

Pro 34 : Dalam jajar genjang, sudut-sudut yang tidak bersisian (berhadapan) sama
besar dan diagonalnya membagi dua daerahnya sama besar.

Pro 35: Jika dua buah jajargenjang terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasanya berimpit maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.

Pro 36 :Jika dua buah jajargenjang terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasanya sama panjang maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.

16

Pro37 :Jika dua buah segitiga terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasanya berimpit maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.

Pro 38 :Jika dua buah segitiga terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasanya sama panjang maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.

Pro 39 : Jika dua buah segitiga memiliki luas yang sama dan alasnya serta sisinya
berimpit, maka kedua segitiga tersebut terletak pada garis-garis sejajar
yang sama.

Pro 40:Jika dua buah segitiga memiliki luas yang sama dan alasnya serta sisinya
sama panjang, maka kedua segitiga tersebut terletak pada garis-garis
sejajar yang sama.

17

Pro 41:Jika sebuah jajargenjang memiliki alas yang berimpit dengan alas sebuah
segitiga dan teletak dalam garis sejajar yang sama, maka luas jajargenjang
sama dengan dua kali alas segitiga.

Pro 42 : Jika diberikan sebuah segitiga dan sebuah sudut rectilinear, maka melalui
sudut rectilinier tersebut dapat dibuat jajargenjang yang luasnya sama
dengan dua kali luas segitiga tersebut.

Pro 43: Dalam jajargenjang, komplemen-komplemen jajargenjang pada diagonal


memiliki luas yang sama.

Pro 44:Jika diberikan sebuah garis lurus, sebuah sudut rectilinear, dan sebuah
segitiga, maka melalui sudut dan garis lurus tersebut dapat dibuat sebuah
jajargenjang yang luasnya sama dengan dua luas segitiga yang diberikan.

18

Pro 45 :Jika diberikan sebuah sudut dan sebuah bidang rectilinear, maka melalui
sudut tersebut dapat dibuat jajargenjang yang luasnya sama dengan bidang
yang diberikan.

Pro 46: Melalui sebuah garis dapat dibuat sebuah jajargenjang.

Pro 47:Dalam segitiga siku-siku, kuadrat sisi di hadapan sudut siku-siku sama
dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lainnya.

19

Pro 48:Jika dalam segitiga kuadrat salah satu sisi sama dengan jumlah kuadrat
dua sisi yang lainnya, maka sudut yang dibentuk oleh dua sisi yang
lainnya tersebut adalah siku-siku.

PEMBUKTIAN PROPOSISI 2, 11, 16,17, 27,42


Proposisi 2
Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis, maka melalui titik
tersebut dapat dibuat garis lurus yang panjangnya sama dengan garis lurus yang
diberikan.

Bukti:
Diberikan garis AB dan titik C di luar AB.
Buat lingkaran L1 dengan pusat B dan jari-jari AB . (postulat 3)
Tarik garis dari B ke C . (postulat 1)
Buat segitiga sama sisi melalui BC . (proposisi 1)
Namakan BCD
Perpanjang BD sampai memotong L1 di E . (postulat 2)
Buat lingkaran L2 dengan pusat D dan jari-jari DE . (postulat 3)
Perpanjang CD sampai memotong L2 di F . (postulat 2)

20

BE = AB . (jari-jari L1)

.1)

DE = DF . (jari-jari L2)
DB + BE = DC + CF . (aksioma 1)
Karena DB = DC . (BCD sama sisi)
Maka BE = CF . (aksioma 2) .2)
Dari 1) dan 2) diperoleh AB = CF
Proposisi 11
Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik pada garis lurus tersebut, maka
melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang tegak lurus pada garis lurus
yang di berikan

Bukti :
Diberikan sebuah garis lurus AB , dan C terletak pada garis tersebut. Akan
dibuktikan bahwa melalui titik C, dapat dibuat garis lurus yang tegak lurus dengan
garis lurus AB.
Misalkan titik D adalah sebarang titik pada AC, maka dapat dibuat garis CE yang
sama dengan CD (Proposisi 2), dan melalui DE dapat dibuat segitiga sama sisi
FDE (Proposisi 1) dengan FC di dalamnya. Akan ditunjukkan bahwa garis lurus
FC membentuk sudut siku-siku terhadap

garis lurus AB dari titik C yang

diberikan.
Karena DC sama dengan CE, dan CF adalah garis persekutuan, maka kedua garis
lurus DC dan CF sama dengan masing-masing dua garis lurus EC dan CF. FDE
adalah segitiga sama sisi, maka DF sama dengan FE, sehingga sudut DCF sama
dengan sudut ECF (proposisi 8), dan mereka saling berdekatan.

21

Berdasarkan definisi 10, ketika garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus dan
membentuk sudut berdekatan yang besarnya sama, masing-masing sudut tersebut
adalah sudut siku-siku, dan garis yang berdiri dikatakan tegak lurus dengan garis
lurus tempatnya berdiri. Sehingga masing-masing sudut DCF dan FCE adalah
sudut siku-siku, dan terbukti bahwa garis lurus FC membentuk sudut siku-siku
terhadap garis lurus AB dari titik C yang diberikan.
Proposisi 16
Jika salah satu sisi dalam segitiga diperpanjang, maka sudut eksteriornya lebih
besar dari pada sudut interior yang tidak bersisian.
A

F
E

D
M

C
H
G

Bukti:
Misalkan diketahui ABC dan D pada perpanjangan BC.
Pertama kita tunjukkan bahwa sudut luar ACD > A.
Potong AC menjadi 2 bagian, misalkan di E .......... (proposisi 10)
Perpanjang BE melalui E hingga ke F sedemikian hingga BE = EF ..........
(postulat 2)
Karena AE = EC,
BE = EF,

AEB = CEF (bertolak belakang)


Maka AEB

CEF (ss-sd-ss) ........... (proposisi 4)

Jadi BAE = FCE (sudut yang bersesuaian)

22

Karena ACD > FCE .......... (aksioma 5)


Maka ACD > BAE = A ............ ( BAE = FCE)
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa ACD > B
Perpanjang AC melalui C hingga ke H
Potong BC menjadi 2 bagian, misalkan di M .......... (proposisi 10)
Perpanjang AM melalui M hingga ke G sedemikian hingga AM = MG ..........
(postulat 2)
Karena BM = MC,
AM = MG,

AMB = CMG (bertolak belakang)


Maka AMB

CMG (ss-sd-ss) ........... (proposisi 4)

Jadi ABM = GCM (sudut yang bersesuaian)


Karena MCH > GCM .......... (aksioma 5)
Maka MCH > ABM = B ............ ( ABM = GCM)
Karena MCH = ACD .......... (bertolak belakang)
Maka ACD > B
Proposisi 17
Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari dua sudut siku-siku.
A

Bukti:
A

23

Misalkan diketahui ABC.


Akan ditunjukkan bahwa A + B < dua sudut siku-siku.
Karena Geo Euclid menitik beratkan pembuktian pada gambar, dapat disimpulkan

ABD = dua sudut siku-siku B ......................... (1)


Menurut aksioma 2, jika sesuatu yang sama ditambah dengan sesuatu yang
sama, nilainya sama sehingga persamaan (1) menjadi:

ABD + B = dua sudut siku-siku B + B


ABD + B = dua sudut siku-siku ......................... (2)
Kemudian perpanjang CB melalui B ke titik D, maka ABD adalah sudut luar

ABC. Berdasarkan Teorema 16 Dalam segitiga jika salah satu sisi


diperpanjang, maka sudut eksteriornya lebih besar dari sudut interior yang tidak
bersisian dengan sudut tersebut maka ABD > A ....................... (3)
Dari (2), (3), dan

aksioma 5, Seluruhnya lebih besar daripada sebagian

diperoleh:

A + B < dua sudut siku-siku ............................... (4)


Dengan cara yang sama dapat diperoleh:

A + C < dua sudut siku-siku ............................... (5)


C + B < dua sudut siku-siku ............................... (6)
Dari (4), (5), dan (6) terbukti bahwa dalam segitiga jumlah dua sudut kurang dari
dua sudut siku-siku.

24

Proposisi 27
Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membentuk sudut dalam
bersebrangan yang sama besar, maka kedua garis lurus yang dipotong tersebut
sejajar.
A
1

C
B

k
m

k
m

1
2

Bukti:
Misalkan sebuah garis transversal memotong dua garis k dan m di titik A
dan B dan membentuk sepasang sudut dalam bersebrangan 1 dan 2
yang sama.
Andaikan k dan m tidak sejajar, maka keduanya berpotongan di titik C, dan
membentuk ABC. Titik C terletak di sebelah kiri AB atau di sebelah
kanannya.
Dalam hal ini sudut luar ABC sama dengan sudut dalam yang tidak
bersisian dengannya ( 1= 2).
Hal ini kontradiksi dengan proposisi16, jadi pengandaian salah. Garis m
dan k sejajar.
Proposisi 42
Jika diberikan sebuah segitiga dan sebuah sudut rectilinear, maka melalui
sudut rectilinier tersebut dapat dibuat jajargenjang yang luasnya sama dengan dua
kali luas segitiga tersebut.
Bukti:
1. Misal diberikan segitiga ABC dan sudut D, akan dibuat jajargenjang
melalui sudut D.
2. Jika BC dipotong di E sehingga terbentuk AE (Pro 10)
3. Kemudian buat sudutCEF yang sama dengan sudut D (Pro 23)
4. Buat garis AG yang sejajar dengan EC (Pro 31) dan garis FG = EC
(Pro 2)
5. Dari (Pro 33), terdapat garis CG yang sejajar dengan EF dan CG = EF
maka EFGC adalah jajargenjang.

25

6. Dari (Pro 38), segitiga ABE sama dengan segitiga AEC karena BE = EC
dan BC // AG, maka segitiga ABC = dua kali segitiga AEC.
7. Dari (Pro 41) jajarngenjang EFGC sama dengan dua kali segitiga AEC
dan berada dalam garis sejajar yang sama.
Jadi : jajarngenjang EFGC sama dengan segitiga ABC, dimana diberikan segitiga
ABC dan sudut rectilinear D.

BAB III
KESEJAJARAN EUCLID

26

Telah kita ketahui bahwa pembuktian geometri yang mengambil


kesimpulan dari gambar geometri dianggap tidak memuaskan saat ini. Para ahli
geometri tedak menemukan ketentuan-ketentuan standard. Sebaliknya, Euclid
seorang ahli logika, masih mendasarkan pada gambar geometri dalam
pembuktiannya.
Penyebab perubahan mendasar adalah perkembangan teori geometri non
Euclid yang kontrdiksi dengan kesejajaran Euclid. Sejauh ini, sebagai mana yang
dipercaya para ahli matematika, geometri Euclid adalah satu-satunya teori ruang
yang mungkin dan betul-betul menggambarkan dunia fisik. Tidak terpikir oleh
mereka bahwa gambar geometri mungkin dapat menyesatkan mereka. Tetapi
ketika kedudukan geometri Euclid yang mutlak dan unik ini dibantah pada awal
abad 19 oleh penemu geometri non Euclid, para ahli matematika seolah
terguncang. Revolusi dalam matemaitika telah terjadi. Ide tentang hakikat
geometri dan kedudukan yang unik dari geometri Euclid yang telah dipegang oleh
para pemikir besar selama lebih dari 2000 tahun dihancurkan pada decade 1820
1830.
A. Pengganti Postulat Kesejajaran Euclid
Pada mulanya postulat kesejajaran tidak digunakan. Perkembangan
selanjtunya , ternyata memebtuhkan postulat kesejajaran tersebut. Tetapi, pada
buku-buku teks sekarang, postulat kesejajaran Euclud biasanya diganti dengan
pernyataan.
Hanya ada satu garis sejajar dengan garis yang diketahui yang melalui
sebuah titik di luar garis yang diketahui.
Pernyataan tersebut disebut Postulat Playfair. Postulat Playfair membahas
kesejajaran garis dan postulat kesejajaran Euclid tentang garis-garis yang
berpotongan.

Namun

keduanya

mempunyai

peran

yang

sama

dalam

perkembangan geometri. Kita bisa mengatakan kedua postulat tersebut ekuivalen.


Ini berarti jika postulat Playfair diambil sebagai postulat maka postulat
kesejajaran Euclid dapat disimpulkan sebagai teorema. Dan sebaliknya apabila

27

postulat kesejajaran Euclid diambil sebagai postulat maka postulat Playfair dapat
disimpulkan sebagai teorema.
B. Ekivalensi Postulat Kesejajaran Euclid dengan Postulat Playfair
Sekarang kita akan membuktikan ekivalensi postulat kesejajaran Euclid
dengan postulat Playfair.
Pertama:
Kita asumsikan postulat kesejajaran euclid dan kita simpulkan menjadi postulat
Playfair.
Jika diketahui garis k dan titik P di luar k. Akan kita tunjukkan hanya ada
satu garis yang melalui P sejajar k.
n
m

P
2 1

Langkah 1:
Dari P ditarik garis tegak lurus k dengan titik kaki di Q, dan melalui P dibuat garis
m tegak lurus

PQ .

Maka m // k.

Langkag 2:
Misalkan n sebarang garis yang melalui P, dan n m, akan ditunjukkan n
memotong k.
Langkah 3:
Garis k dan n dipotong oleh garis transversal

PQ

sehingga membentuk sudut

lancip 1 dan sebuah sudut siku-siku, yang keduanya merupakan sudut dalam
sepihak dari garis transversal. Karena jumlah kedua sudut ini kurang dari 180 0,
sesuai dengan postulat kesejajaran Euclid, kedua garis n dan k akan berpotongan.

28

Jadi m adalah satu-satunya garis yang melalui P sejajar k, yang berarti kita dapat
menyimpulkan postulat Playfair dari postulat kesejajaran Euclid.
Kedua
Kita asumsikan Postulat Playfair, dan kita simpulkan menjadi postulat kesejajaran
Euclid.
P
R

1
Q

Misalkan garis k, m dipotong oleh sebuah garis transversal di Q, P dan


membentuk sepasang sudut dalam sepihak 1 dan 2 yang junlahnya kurang
dari 1800, jadi:
1 + 2 <

1800 ................. (1)

Misalkan 3 adalah suplemen dari 1 ,


Maka:
1 + 3 = 1800

...................(2)

Dari (1) dan (2)diperoleh:


2 < 3

............................(3)

Pada titik P buatlah QPR yang sama dan bersebrangan dalam dengan
3 .

Maka 2 < QPR , jadi RP tidak berimpit dengan garis m (berbeda

dengan garis m). Menurut proposisi 27, RP // k. Sesuai dengan postulat Playfair,
m tidak sejajar k; oleh karena itu m dan k berpotongan.
Misalkan m dan k berpotongan pada pihak yang berlawanan dengan

PQ

dari 1 dan 2 , misalkan titik E. Maka 2 adalah sudut luar PQE ;


oleh karena itu 2 < 3 , kontradiksi dengan (3). Akibatnya pemisalan salah,
jadi m dan l berpotongan pada pihak

PQ

yang memuat 1 dan 2 . Jadi

29

postulat kesejajaran Euclid dapat diperoleh dari postulat Playair, yang berarti
kedua postulat ekuivalen.

BAB IV
APLIKASI

30

Aplikasi geometri Euclid dapat dilihat pada proposisi 47 dan 48 yang


merupakan serapan dari Dalil Phytagoras. Sebelum mengetahui penggunaannnya
lebih kita harus membuktikan kebenarannya. Berikut bukti dari Dalil Phytagoras:
D a
b

b
c

C
a

c
c

a
A

b
a B

Luas daerah yang tidak diarsir = Luas persegi ABCD 4 x Luas daerah yang
diarsir
1
c 2 a b a b 4 x ab
2

c 2 a 2 2ab b 3 2ab
c2 a2 b2

(Terbukti)

Contoh Aplikasi 1:
Seorang anak ingin mengukur tinngi pohon dengan cara seperti pada
gambar dibawah ini

31

tinggi anak dari kaki sampai mata 1,5 m. Anak berjarak 30 m dari pohon. Tongkat
yang tingginya 3,5 m ditancapkan pada jarak 6 m dari anak itu sedemikian
sehingga mata, ujung tongkat dan puncak pohon segaris
sehingga diperoleh segitiga seperti dibawah ini

Tinggi pohon (T) = t + tinggi anak


ADE ~ ABC , maka tinggi sebagian pohon (t) dapat dihitung dengan
mggunakan perbandingan segitiga sebagai berikut.
30 2
AD
DE
6
2

6t 30 t
10
AB
BC
30
t
6

Jadi, tinggi sebagian pohon (t) adalah 10 m


Tinggi pohon (T) = t + tinggi anak
= 10 + 1,5
= 11,5 m
Jadi, tinggi pohon seluruhnya adalah 11,5 m
Contoh Aplikasi 2:

32

Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya


100 meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah layanglayang adalah 60 meter. Hitunglah ketinggian layang-layang.
Tinggi layang-layang = BC

100 m

BC =
=
=
=

600 m

AC 2 AB 2
100 2 60 2
10000 3600

6400

= 80 m
Jadi ketinggian layang-layang 80 m

Contoh Aplikasi 3:

33

Ada tiga orang siswa, sebut siswa A, B, dan C sedang melakukan kegiatan
mengukur lebar suatu sungai. Kegiatan yang mereka lakukan adalah:
-

Mula-mula siswa A dan B berdiri berjajar di salah satu sisi sungai,


kemudian siswa C berada di tepi sungai yang lain untuk mengecek
apakah posisi siswa A dan B telah segaris.

Masing-masing siswa menandai posisi tempat mereka berdiri, dan


mengukur jaraknya menggunakan meteran, sehingga mereka dapat
mengetahui jarak siswa A dengan siswa B yaitu 2 m.

Kemudian siswa B berpindah tempat sejauh 3 m mengikuti tepi sungai,


dan di tepi sungai yang lain, siswa C mengecek apakah posisi siswa A
dan posisi siswa B yg baru telah segaris, sambil mengukur jarak
perpindahannya dari posisi semula, sehingga diketahui jarak siswa C
yang baru dari posisi semula, yaitu 6 m.

Berikut adalah sketsa kegiatan yang mereka lakukan.

Dari kegiatan tersebut mereka dapat menghitung lebar sungan menggunakan teori
kesebangunan. Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
A
2m
3m

6m

Segitiga ABB dan segitiga ACC sebangun, karena :


Sudut BAB = Sudut CAC (seletak)
Sudut ABB = Sudut ACC (sehadap)
Sudut ABB = Sudut ACC (sehadap)

34

maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian segitiga ABB dengan segitiga


ACC adalah sama. Sehingga :
BB
AB
=
AC
CC
3
2
=
AC
6

AC = 4 m

Maka lebar sungai adalah AC AB = 4 m 2 m = 2 m.

DAFTAR PUSTAKA

35

Budiarto, Mega Teguh, and Masriyah. 2012. Sistem Geometri. Surabaya : Unesa
University Press
----------, http://aleph0.clarku.edu/~djoyce/java/elements/bookI/bookI.html#props.
Diakses tanggal 19 September 2012
Bookrags.

Biography

Euclid.

http://www.bookrags.com/biography/euclid/.

Diakses tanggal 19 September 2012.


Coxeter. 1969. Introduction to Geometry. University of Toronto Press: Toronto of
Canada
Fitzpatrick Richard. Euclids Elements of Geometry. 1885. The Greek text,
Heiberg
Kaskus. Geometri. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5979726. Diakses
tanggal 20 September 2012.
Mathopenref. Euclid. http://www.mathopenref.com/euclid.html. Diakses tanggal
20 September 2012.
Themathpage. http://www.themathpage.com/abooki/plane-geometry.htm. Diakses
tanggal 20 September 2012
Univpancasila. Bio Euclid. http://tokoh.univpancasila.ac.id/?p=624. Diakses
tanggal 20 September 2012.
Wikipedia. Geometry. http://ms.wikipedia.org/wiki/Geometri. Diakses tanggal 20
September 2012
Wikipedia.

Geometry

Euclid.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Geometri_Euclid.

Diakses tanggal 20 September 2012


Prenowitz Walter & Meyer Jordan. 1989. Basic Concepts of Geometry. Ardsley
House, United State of America.

36

Anda mungkin juga menyukai