Laporan Eksperimen Fisika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA I

INTERFERENSI GELOMBANG ULTRASONIK DENGAN


CERMIN LLOYD
ASISTEN: Gina Fikria

Disusun Oleh:
Nama : Ihzattul Islamiya
NIM : 18640052
Jurusan : Fisika
Kelas :A
Tanggal : 12 Oktober 2020

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020/2021
EF I - 4
INTERFERENSI GELOMBANG ULTRASONIK DENGAN
CERMIN LLOYD

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dilakukan percobaan ini, adalah:


1. Untuk merekam tegangan reflektor U pada setiap step percobaan. Alat geser digunakan
untuk menggerakkan layar reflektor yang diposisikan sejajar dengan garis hubung antara
transmitter dan receiver yang sejajar terhadap dirinya dengan step (0,5 – 1) mm..

2. Untuk menentukan nilai d pada variasi maksimum dan minimum dari grafik U = U(d) dan
dibandingkan dengan nilai ekspektasi secara teoritis.

B. DASAR TEORI

Gambar 4 menunjukkan bagian paket parsial dari gelombang suara yang dipancarkan oleh
transmitter yang mana berinterferensi antara yang satu dengan yang lain pada receiver. Bagian
gelombang itu mencapai receiver secara langsung, dimana bagian yang kedua adalah yang
pertama kali direfleksikan oleh layar logam. Berdasarkan perbedaan panjang dua bagian paket,
maka akan terjadi interferensi baik konstruktif ataupun dekstruktif. Dengan jarak yang konstan
antara transmitter dan receiver, perbedaan panjang Δ (dan dengan kondisi interferensi ini)
adalah fungsi dari jarak d pada reflektor dari sumbu tengah (lihat Gambar 3).(Nurun Nayiroh,
2020)
Persamaan berikut ini adalah valid: (Nurun Nayiroh, 2020)

∆=2( y −x)=2 ( √ x 2+ d 2−x ) (1)

Interferensi konstruktif (maksimum) akan terjadi ketika Δ sama dengan bilangan bulat
panjang gelombang pada gelombang ultrasonik:(Nurun,2020)

∆=nλ=2 ( √ x2 + d2 −x )
2 2
→ d= (√ n λ
4 )
+nλx ; n=0 ,1 , 2 ,3 , … … (2)

Interferensi destruktif akan terjadi ketika Δ sama dengan bilangan ganjil setengah panjang
gelombang pada gelombang ultrasonik:(Nurun,2020)

2 n+ 1
∆= λ=2 ( √ x 2 +d 2−x )
2

2 n+ 1 2 2 2 n+1
→ d= ( √( ) 4
λ+
2 )
λx ; n=0 , 1 ,2 , 3 … . (3)

Gambar 3: Diagram untuk perhitungan perbedaan panjang dua paket parsial ( t = transmitter -
pemancar, r = receiver - penerima, sc = screen - layar).

Gelombang adalah siuatu gejala terjadinya penjalaran suatu gangguan melewatu suatu
medium, dimana setelah ganguan itu lewat keadaan mediumkan kembali ke keadaan semula,
seperti sebelum gangguan itu datang. (Tipler, 1998)
Gelombang bunyi merupakan gelombang yang dihasilkan dari benda yang bergetar yang
disebut sumber bunyi. Sumber bunyi dapat berasal dari makhluk hidup berupa pita suara yang
bergetar, dan juga benda mati yang digetarkan. (Sarah , 2015)
Interferensi gelombang bunyi merupakan sumber bunyi koheren. Perpaduan dua
gelombang yang terjadi apabila terdapat gelombang dengan frekuensi dan beda fase saling
bertemu. Gelombang datang dan gelombang pantul saling berinteraksi dalam medium yang
sama. Peristiwa semacam ini dinamakan interferensi. Interferensi gelombang merupakan salah
satu sifat-sifat umum gelombang. Semua jenis gelombang, baik transversal maupun
longitudinal, memiliki sifat-sifat yang sama. (Young dan Freedman, 2001)
Interferensi ada dua yaitu interferensi konstruktif dan interferensi kontruktif. Interferensi
konstruktif terjadi ketika dua gelombang yang bertemu pada fase yang sama, sedangkan
interferensi destruktif terjadi ketika dua gelombang bertemu pada fase yang berlawanan.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase
kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang berbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika fasenya adalah 180˚, sehingga kedua
gelombang saling menghilangkan. (Young dan Freedman, 2001)

C. METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini, antara lain:

1. Unit ultrasonik 13900.00 1


2. Power supply untuk unit ultrasonik,5 VDC 1
13900.99
3. Transmitter ultrasonik pada batang 1
13901.00
4. Receiver ultrasonik pada batang 1
13902.00
5. Multimeter digital 1
07134.00
6. Bangku optik, l = 60 cm 1
08283.00
7. Pangkalan untuk bangku optik, putaran 08284.00 2
8. Bantalan geser untuk bangku optik, h = 80 mm 2
08286.02
9. Bantalan geser untuk bangku optik 1
08286.00
10. Alat penggeser, horisontal 1
08713.00
11. Lengan ayun 1
08256.00
12. Layar logam, 30x30 cm 1
08062.00
13. Pita pengukur, 2 m 1
09936.00
14. Kabel penghubung, l = 50 cm, merah 1
07361.01
15. Kabel penghubung, l = 50 cm, biru 1
07361.04

b. Langkah Percobaan
Adapun langkah percobaan dalam praktikum ini yaitu:
1) Dirangkai alat percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 , merujuk pada
diagram pada Gambar 2 untuk penjelasan yang lebih detail.
2) Diletakkan bantalan transmitter dan receiver ultrasonik pada bantalan gesernya (h = 80
mm). Atur keduanya pada ketinggian yang sama, kemudian arahkan mereka pada bangku
optik sehingga sumbu tengahnya sesuai dan lurus dengan bangku optik. Gunakan lengan
ayun untuk bantalan layar reflektor pada alat penggeser ( horisontal ) dan yakinkan bahwa
penggeser ini dikondisikan pada skala awal mula.
3) Pada saat memulai percobaan, luruskan layar reflektor sejajar dengan bangku optik dan
pada jarak 2 cm dari sumbu tengah pada transmitter dan receiver. Guanakan alat penyetel
ini dengan memutar lengan ayun, tahan eflektor tetap sejajar dengan bangku optik ketika
ikut bergerak juga.
4) Yang terakhir gerakkan transmitter dan receiver hingga tepi depannya simetri dengan
pinggir layar dan dipisahkan pada jarak 29,4 cm ( lihat Gambar 2). Sebagai bagian yang
bergerak pada kisi, jarak efektifknya sekarang adalah 30 cm.
5) Disambungkan transmitter ke stopkontak dioda TR1 pada unit ultarsonik dan operasikan
unit itu pada mode kontinyu “Con”.
6) Disambungkan receiver ke stopkontak BNC yang kiri (utamakan ke amplifier).
Sambungkan sinyal receiver ke keluaran analog pada multimeter digital agar mempunyai
penguatan dan pembetulan.
7) Untuk meyakinkan kesesuaian antara sinyal masukan dan sinyal keluaran analog, hindari
pengoperasian amplifier pada rentang saturasi (kondisi jenuh). Jika kasus demikian ini
terjadi dan dioda “OVL” menyala, maka kurangi amplitudo transmitter atau amplifikasi
masukan.
8) Untuk memulai, kontrol dan hindari overload, gunakan alat penggeser untuk
menggerakkan layar ke daerah maksimum pertama pada kurva pengukuran.
9) Sekarang untuk merekam kurva pengukuran, gunakan alat penggeser untuk
menggerakkan layar menjauh dari sumbu tengah pada sistem dengan step Δd = (0,5-1)
mm, untuk mengukur tegangan penerima ultrasonik U pada setiap step.
10) Dihitung nilai-nilai d menggunakan persamaan (2) dan (3).

c. Gambar Percobaan

Gambar 1.Pengaturan Percobaan


Gambar 2. Diagram pengaturan percobaan (t = transmitter-pemancar, r = receiver-penerima,
sd = sliding device-alat penggeser, sa = swinging arm-lengan ayun, sc = screen-layar).

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


a. Tabel Hasil Percobaan
1. Tabel 1

No
d (cm) U (volt)
.
1. 2 1,053
2. 2,1 1,238
3. 2,2 1,38
4. 2,3 1,497
5. 2,4 1,569
6. 2,5 1,601
7. 2,6 1,564
8. 2,7 1,473
9. 2,8 1,326
10. 2,9 1,134
11. 3 0,908
12. 3,1 0,659
13. 3,2 0,471
14. 3,3 0,463
15. 3,4 0,696
16. 3,5 0,925
17. 3,6 1,136
18. 3,7 1,282
19. 3,8 1,357
20. 3,9 1,357
21. 4 1,27
22. 4,1 1,111
23. 4,2 0,91
24. 4,3 0,72
25. 4,4 0,596
26. 4,5 0,644
27. 4,6 0,825
28. 4,7 1,017
29. 4,8 1,153
30. 4,9 1,224
31. 5 1,201
32. 5,1 1,088
33. 5,2 0,93
34. 5,3 0,764
35. 5,4 0,67
36. 5,5 0,734
37. 5,6 0,888
38. 5,7 1,044
39. 5,8 1,135
40. 5,9 1,142
41. 6 1,052
42. 6,1 0,91
43. 6,2 0,775
44. 6,3 0,728
45. 6,4 0,808
46. 6,5 0,943
47. 6,6 1,054
48. 6,7 1,095
49. 6,8 1,057
50. 6,9 0,946
51. 7 0,834
52. 7,1 0,775
53. 7,2 0,825
54. 7,3 0,935
55. 7,4 1,03
56. 7,5 1,052
57. 7,6 1,004
58. 7,7 0,914
59. 7,8 0,836
60. 7,9 0,831
2. Tabel 2

Puncak Maksimum Puncak Minimum


n
deks (cm) dteo (cm) deks (cm) dteo (cm)
1. 2,5 3,617305627 3,3 4,445899796
2. 3,8 5,151659927 4,4 5,779759943
3. 4,9 6,353274746 5,4 6,885856882
4. 5,9 7,386365818 6,3 7,860930288
5. 6,7 8,313994227 7,1 8,748898502
6. 7,5 9,168227746

b. Grafik

Hubungan Antara U (volt) dan d (cm)


1.8

1.6 1.6
1.571.56
1.5 1.47
1.4 1.38
1.33 1.36
1.36
1.28 1.27
1.24 1.22
1.2 1.2
1.13 1.14 1.15 1.14
1.14
1.11 1.09 1.1
1.05 1.04 1.05 1.051.06 1.05
1.03
1 1.02 1
0.93 0.93 0.94 0.95 0.94 0.91
0.91 0.91 0.89 0.91
0.83 0.830.83 0.84
0.83
0.8 0.760.73 0.780.81 0.78
0.7 0.72 0.73
0.66 0.64 0.67
0.6 0.6
0.47
0.46
0.4

0.2

c. Perhitungan
Perhitungan dteo maksimum
1. Diket : n=1
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d maksimum?
2 2 2 2
Jawab : d= (√ n λ
4 ) (√
+nλx =
1 0,86
4 )
+1.0,86 .15 =3,617305627 cm

2. Diket : n=2
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d maksimum?
2 2 2 2
Jawab : d= (√ n λ
4 ) (√
+nλx =
2 0,86
4 )
+1.0,86 .15 =5,151659927 cm

3. Diket : n=3
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d maksimum?
2 2 2 2
Jawab : d= (√ n λ
4 ) (√
+nλx =
3 0,86
4 )
+ 1.0,86.15 =6,353274746 cm

4. Diket : n=4
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d maksimum?
2 2 2 2
Jawab : d= (√ n λ
4 ) (√
+nλx =
4 0,86
4 )
+1.0,86 .15 =7,386365818 cm

5. Diket : n=5
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d maksimum?
2 2 2 2
Jawab : d= (√ n λ
4 ) (√
+nλx =
5 0,86
4 )
+ 1.0,86.15 =8,313994227 cm
6. Diket : n=6
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d maksimum?

n2 λ 2 6 2 0,862
Jawab : d= (√ 4 ) (√
+nλx =
4 )
+1.0,86 .15 =9,168227746 cm

Perhitungan dteo minimum


1. Diket : n=1
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d minimum?

2 n+1 2 2 2n+ 1 2.1+1 2 2.1+ 1


Jawab : d=¿
(√( ) 4
λ+
2
λx = ) ( √( ) 4
0,862 +
2
0,86.15 )
¿ 4,445899796 cm

2. Diket : n=2
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d minimum?

2 n+1 2 2 2n+ 1 2.2+1 2 2.2+ 1


Jawab : d=
(√( ) 4
λ+
2
λx = ) ( √( ) 4
0,862 +
2
0,86.15 )
¿ 5,779759943 cm

3. Diket : n=3
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d minimum?

2 n+1 2 2 2n+ 1 2.3+1 2 2.3+1


Jawab : d=
(√( ) 4
λ+
2
λx = ) (√( 4 ) 0,862 +
2
0,86.15 )
¿ 6,885856882 cm

4. Diket : n=4
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d minimum?

2 n+1 2 2 2n+ 1 2.4 +1 2 2.4 +1


Jawab : d=
(√( ) 4
λ+
2 ) (√(
λx =
4 ) 0,862+
2
0,86.15 )
¿ 7,860930288 cm

5. Diket : n=5
λ=0,86 cm
x=15 cm
Ditanya: d minimum?

2 n+1 2 2 2n+ 1 2.5+1 2 2.5+1


Jawab : d=
(√( ) 4
λ+
2 ) (√(
λx =
4 ) 0,862 +
2
0,86.15 )
¿ 8,748898502 cm

d. Pembahasan
Prinsip kerja dari praktikum yang berjudul “Interferensi Gelombang Ultrasonik dengan
Cermin Lloyd” yaitu unit ultrasonic akan menghasilkan gelombang ultrasonic yang akan
dibaca oleh transmitter, gelombang yang dipancarkan akan menyebar kesegela arah,
gelombangnya ada yang lurus dan ada yang terpantul. Yang terpantul akan mengalami
interfrensi dan superposisi, gelombang tersebut akan diterima oleh receiver, dan dapat dibaca
oleh digital multimeter.
Data yang diperoleh interferensi maksimum dan minimum yang dinyatakan dengan
gelombang interval dimana puncaknya dinamakan interferensi destruktif (maksimum) dan
lembah dinamakan interferensi konstruktif (minimum). Dalam data percobaan yang telah
dilakukan diperoleh 6 puncak dan 5 lembah yang menunjukkan hasil percobaan atau disebut
dengan deks kemudian dihitung dteonya dengan menggunakan rumus persamaan 2 untuk
interferensi konstruktif (maksimum) dan menggunakan rumus persamaan 3 untuk interferensi
destruktif (minimum) yang didapatkan hasilnya tidak beda jauh dengan deks.
Grafik pada percobaan ini menunjukkan hasil data yang telah diperoleh dimana dari 60
data perbandingan d (cm) dan U (volt) ditunjukkan interferensi konstruktif sebesar 6 puncak
dan interferensi destruktif sebesar 5 lembah sehingga dapat diketahui bahwa grafik yang
didapat mengalami kestabilan nilai hasil percobaan dan bisa dikatakan sesuai pada teori
percobaan dimana ada interferensi konstruktif (maksimum) dan interferensi destruktif
(minimum).
Perbandingan dteo dengan deks dapat dilihat pada tabel kedua setelah diketahui hasil nilai
maksimum dan nilai minimum dari data yang bisa dibaca dengan grafik, hasil yang
ditunjukkan antara dteo dengan deks adalah hasil nilai dteo lebih besar daripada deks, akan tetapi
hasil yang didapat nilai dteo hampir sama dengan deks baik maksimum maupun minimum hanya
saja nilainya lebih besar. Hal tersebut dapat dikarenakan mungkin adanya kurang ketelitian
saat pengambilan data (human error) akan tetapi keduanya memiliki hasil yang stabil dan
konstan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air sabun akan terlihat berwarna-
warni. Begitu juga genangan minyak tanah diatas permukaan air, akan terlihat sama berwarna
warni.Warna-warni pelangi menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan
gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada
gelombang sabun, lapisan minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan
disebabkan oleh pembiasan. Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari
sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang
paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang.Warna-warni terbentuk karena
adanya interferensi gelombang cahaya yang memasuki lapisan tipis sabun. Karena cahaya
putih seperti sinar matahari memiliki banyak panjang gelombang maka sinar yang masuk
kedalam lapisan sabun dan yang dipantulkan oleh lapisan sabun itu juga akan mengalami
pembiasan dan pemantulan yang tidak sama karena masing-masing panjang gelombang
memiliki indeks bias sendiri-sendiri. Lintasan yang dilalui masing-masing gelombang tidak
sama. Sinar putih ini mengalami dispersi atau penguraian warna dan terbentuklah cahaya
berwarna-warni. Berwarna-warni karena cahaya yang jatuh ke gelembung sabuk dipantulkan
dan dibiaskan secara tidak merata karena indeks bias yang berbeda di tiap titik gelembung
gara-gara tidak samanya ketebalan gelembung sabun.

E. PENUTUP
a. Kesimpulan
Semakin dekat jarak antara reflektor dengan pemancar dan receiver maka sering
terjadi interferensi gelombang baik konstruktif maupun destruktif.
Untuk menentukan cahaya maksimum dan minimum dengan membuat plot grafik
sehingga didapatkan gelombang dengan titik puncak adalah maksimum (konstruktif)
dan titik lembah adalah minimum (destruktif), itu merupakan deks. Untuk menentukan
dteo menggunakan rumus persamaan 2 untuk konstruktif (maksimum) dan persamaan 3
untuk destruktif (minimum) yang ada di modul dengan x= 15 cm dan λ=0.86 cm.
Nilai d yang didapatkan deks hampir sama dengan dteo yang dihitung dengan rumus
yang telah disediakan, hasilnya stabil dan konstan dan nilainya tidak memiliki selisih
banyak.

b. Saran
Semoga praktikum selanjutnya lekas di laboratorium yang sebenarnya alias praktikum
sungguhan.

F. DAFTAR PUSTAKA
Nayiroh, Nurun. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I Semester Ganjil T.A.
2020/2021. Malang: UIN Malang Press.
Sarah, S. 2015. Spektrum Bunyi Alat Musik Kentong Berdasarkan Variasi Jumlah Lubang.
Jurnal Teknologi Technoscientia, 7(2):150-156
Tipler, P. A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan), Jakarta: Penerbit
Erlangga
Young, Hugh D., dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan) Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
G. LAMPIRAN
Link Jurnal:
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1016104

Analisa Jurnal:
1. Judul Jurnal: Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi
Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan Sensor Charge
Couple Device (CCD)
2. Penulis: Warsito, Sri Wahyu Suciyati, dan Aptridio S Yusuf
3. Tahun: 2015
4. Volume dan halaman Jurnal: Vol. 03: 221 – 226
5. Reviewer: Ihzattul Islamiya
6. Tanggal: 14 Oktober 2020
7. Abstraksi:
Deteksi ketebalan bahan transparan akrilik dan kaca dilakukan dengan cara mengamati
perubahan pola frinji yang terbentuk pada interferometer michelson. Pola frinji yang terbentuk
pada saat interferometer michelson belum diberikan sampel, digunakan sebagai data awal atau
dianggap dalam kondisi normal. Perubahan pola frinji tanpa diberikan sampel dengan pola
frinji saat diberikan sampel akrilik dan kaca, digunakan sebagai nilai ketebalan dari sampel
yang diamati. Pengamatan dilakukan dengan bantuan sensor ccd yang terdapat pada kamera.
Hasil dari gambar yang didapatkan, diolah hingga dapat menunjukan nilai perubahan yang
terjadi. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh tebal akrilik 2 mm sebesar 0,8 mm dan
akrilik 3 mm sebesar 1,7 mm. untuk pengukura ketebalan kaca didapatkan tebal kaca 1 mm
sebesar 0,6 mm, kaca 2 mm sebesar 0,8 mm dan kaca 3 mm sebesar 2,1 mm.
8. Tujuan:
Untuk menganalisis pola interferensi pada interferometer michelson sebagai pendeteksi
ketebalan bahan transparan dengan metode image processing menggunakan sensor Charge
Couple Device (CCD).
9. Alat, Bahan dan Metodologi:
Dalam penelitian ini alat dan bahan yang digunakan berupa satu set alat interferometer
Michelson, laser He-Ne, kamera webcam logitech c270, Kaca 1 mm, 2 mm, 3 mm, akrilik 2
mm dan akrilik 3 mm. Proses pertama yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
dengan cara melakukan kalibrasi interferometer Michelson. Kalibrasi alat interferometer
Michelson dilakukan dengan cara mensejajarkan berkas cahaya datang dengan berkas
cahaya pantul tanpa melewati beam splitter. Setelah berkas cahaya datang dan pantul sejajar,
kalibrasi selanjutnya dengan cara mencari dua buah titik dengan cara melewatkan berkas
cahaya melalui beam splitter. Setelah dua buah titik berkas cahaya bersatu dalam satu titik,
pola interferensi berupa pola frinji gelap dan terang dapat terlihat.
10. Hasil:
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan nilai perubahan pola frinji dari pola frinji tanpa
sampel ke pola frinji yang diberikan sampel. pola frinji tanpa sampel dijadikan titik acuan
pengukuran karena merupakan pola frinji asli sebelum diberikan perlakuan. Sampel akrilik 2
mm pada saat dianalisis nilai ketebalannya mendapatkan nilai sebesar 0,8 mm. sedangkan
untuk akrilik 3 mm mendapatkan nilai sebesar 1,7 mm. pengujian sampel kaca 1 mm
mendapatkan nilai sebesar 0,6 mm. pada pengujian sampel kaca 2 mm didapatkan nilai
ketebalan sebesar 0,8 mm. untuk ketebalan kaca 3 mm hasil yang didapatkan sebesar 2,1
mm.
11. Kesimpulan
Pengukuran dilakukan dari pola gelap akan lebih akurat bila dibandingkan dengan pola
terang. Karena bentuk pola gelap 1 dan pola gelap 2 hampir sama, tidak seperti bentuk
terang pertama yang bulat penuh tidak seperti terang kedua. Hal tersebeut dapat
mempengaruhi tingkat kejelasan greylevel yang ditunjukan, karena perbedaannya sangat
mencolok. Pengamatan yang dilakukan mendapatkan nilai ketebalan untuk akrilik 2 mm
sebesar 0,8 mm, akrilik 2 mm sebesar 1,7 mm, kaca 1 mm sebesar 0,6 mm, kaca 2 mm
sebesar 0,8 mm dan kaca 3 mm sebesar 2,1 mm. Perbedaan nilai ketebalan asli dengan yang
didapatkan dalam penelitian dapat ditangulangi dengan cara ala yang dirancang ditambahkan
peredam noise getaran sehingga lebih stabil dan pengambilan data dilakukan pada ruang
kedap cahaya.
12. Kelebihan
Dalam jurnal tersebut metodologi yang dibuatkan diagram alirnya dan hasil penelitian
disampaikan sangat jelas dan detail diperjelas juga dengan gambar dan tabel oleh penulis
sehingga pembaca mudah memahami isi dari jurnal tersebut, dan dalam penutup
disampaikan saran juga sehingga pembaca dapat memperbaiki dan melanjutkan penelitian
tersebut dengan saran dari penulis jurnal
13. Kekurangan
Dalam jurnal ini penyampaian tujuan di awal penulisan kurang disampaikan dengan spesifik.

Anda mungkin juga menyukai