Diare 7
Diare 7
Diare 7
*Korespondensi: [email protected]
Abstrak
Penyakit diare sering menyerang balita dan jika tidak dilakukan penanganan lebih lanjut akan me-
nyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan
terjadinya penyakit diare pada balita. Faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih, sanitasi
jamban, kondisi rumah, kualitas air minum dan personal hygiene yang buruk dapat menyebabkan
terjadinya kasus diare pada balita. Prevalensi diare pada balita di Puskesmas Sering mengalami
peningkatan setiap bulannya. Tahun 2017 jumlah kasus diare pada balita usia 1-4 tahun sebanyak 26
kasus, tahun 2018 berjumlah 123 kasus dan menduduki peringkat ke 3 dari 10 penyakit terbesar di
Puskesmas Sering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan
personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sering. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif analitik dengan desain crosssectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan (p=0,001) dan personal hygiene ibu (p=0,002) dengan
kejadian diare pada balita. Disarankan kepada ibu dari anak balita responden untuk selalu menjaga
lingkungan dan sadar akan kebersihan tubuh juga makanan.
Abstract
Diarrhea often attacks toddlers and if not done further treatment will cause dehydration which
results in death. Many risk factors are thought to cause diarrhea in infants. Environmental factors
which include clean water facilities, latrine sanitation, housing conditions, drinking water quality and
poor personal hygiene can cause cases of diarrhea in infants. The prevalence of diarrhea in children
under five in the Puskesmas Sering increases every month. In 2017 the number of cases of diarrhea in
infants aged 1-4 years was 26 cases, in 2018 there were 123 cases and was ranked 3rd of the 10
biggest diseases in the Puskesmas Sering. This study aims to determine the relationship of
environmental sanitation and maternal personal hygiene with the incidence of diarrhea in infants.
This type of research is analytic descriptive with cross-sectional design. The results showed that there
was a relationship between environmental sanitation (p = 0.001) and maternal personal hygiene (p =
0.002) with the incidence of diarrhea in infants. It is recommended to mothers of respondent toddlers
to always protect the environment and be aware of body hygiene as well as food.
12 |
Jurnal Prima Medika Sains p-ISSN : 2686-3502
Vol. 01 No 1 (2019) e-ISSN : -
13 |
Jurnal Prima Medika Sains p-ISSN : 2686-3502
Vol. 01 No 1 (2019) e-ISSN : -
14 |
Jurnal Prima Medika Sains p-ISSN : 2686-3502
Vol. 01 No 1 (2019) e-ISSN : -
Tabel 2. Hasil uji statistik hubungan sanitasi lingkungan dan personal hygiene dengan kejadian diare pada
balita
Kejadian Diare
Variabel Jumlah p-value
Diare % Tidak Diare % %
Sanitasi Lingkungan 0,001
Tidak baik 21 75 7 25 28 100
Baik 0 0 5 100 5 100
Personal Hygiene
Tidak baik 20 76,9 6 23,1 26 100 0,002
Baik 1 14,3 6 85,7 7 100
Keluarga yang memiliki sanitasi lingkungan karena status kesehatan suatu lingkungan yang
tidak baik dan yang mengalami kejadian diare mencakup perumahan, pembuangan kotoran,
pada balita sebanyak 21 orang (75%) dan yang dan penyediaan air bersih. Hal ini dapat me-
tidak mengalami kejadian diare pada balita nyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang
sebanyak 7 orang (25%). Sedangkan responden besar karena dapat menyebabkan mewabah-
yang memiliki sanitasi lingkungan baik dan nya penyakit diare dan mempengaruhi kondisi
tidak mengalami kejadian diare pada balita se- kesehatan masyarakat.10
banyak 5 orang (100%). Setelah dilakukan uji Penelitian Tambuwun dkk. (2015) yang di-
statistik dengan Chi square didapatkan nilai laksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bahu
p<α (0,001 > 0,05), dengan demikian dapat Manado menunjukkan bahwa terdapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara hubungan yang bermakna antara sanitasi ling-
sanitasi lingkungan terhadap kejadian diare kungan dengan kejadian diare pada anak usia
pada balita. sekolah. Nilai odds ratio (OR) sebanyak 10.769
Responden dengan kategori personal hy- mengindikasikan sanitasi lingkungan yang
giene tidak baik mengalami kejadian diare pada buruk memiliki peluang 10.769 kali menyebab-
balita sebanyak 20 orang (76,9%) dan res- kan diare dibandingkan sanitasi ling-kungan.11
ponden yang tidak mengalami kejadian diare Hasil yang sama didapatkan pada penelitian
pada balita sebanyak 6 orang (23,1%). Sedang- Lidiawati (2016) yang dilaksanakan di wilayah
kan responden yang memiliki personal hygiene kerja Puskesmas Meuraxa. Hasil uji statistik
baik dan tidak mengalami kejadian diare pada menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
balita sebanyak 6 orang (85,7%), dan respon- bermakna antara sanitasi lingkungan dengan
den yang mengalami kejadian diare pada balita kejadian diare pada anak usia sekolah di
sebanyak 1 orang (14,3%). Dari hasil uji statis- wilayah kerja Puskesmas Meuraxa.12
tik didapatkan nilai p<α (0,002 < 0,05). Dengan Hasil pengamatan selama pengambilan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat data di lapangan menunjukkan bahwa sumber
hubungan antara personal hygiene ibu terha- air bersih pada responden belum memiliki
dap kejadian diare pada balita. syarat yang baik sehingga menjadi sarana
penyebaran beberapa bibit penyakit menular.
Pembahasan Sebagian kuman infeksius penyebab diare
Kondisi lingkungan yang buruk adalah dapat ditularkan melalui jalur fecal oral bakteri
salah satu faktor meningkatnya kejadian diare tersebut yaitu bakteri E.coli. Bakteri ini banyak
15 |
Jurnal Prima Medika Sains p-ISSN : 2686-3502
Vol. 01 No 1 (2019) e-ISSN : -
16 |
Jurnal Prima Medika Sains p-ISSN : 2686-3502
Vol. 01 No 1 (2019) e-ISSN : -
17 |