BAB 1, 2, 3 Sempro
BAB 1, 2, 3 Sempro
BAB 1, 2, 3 Sempro
BAB I
PENDAHULUAN
dan kematian dalam waktu yang relative singkat. Penyakir menular termasuk
penyakit menular yaitu penyakit diare. Diare merupakan salah satu penyebab
kedua kematian pada anak balita sekitar 760.000 setiap tahun, sebagian besar
disebabkan oleh sumber air minum dan makanan yang tercemar. Sekitar 780
juta orang tidak memiliki akses sumber air minum yang memadai dan sekitar
2,5 milyar orang tidak memiliki sanitasi yang baik (Angsyi, 2018).
Diare adalah bertambahnya frekuensi buang air besar sebanyak tiga kali atau
lebih perhari dan bentuknya lebih cair dari bentuk normal pada individu. Diare
biasanya merupakan gejala infeksi pada saluran usus, yang dapat disebabkan
melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari orang ke
perawatan kebersihan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku
kaki dan tangan, kulit, dan perawatan tubuh secara keseluruhan. Literatur
2
buang air besar dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih
dari tiga kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare
kematian didunia. Diare merupakan gejala dari infeksi di saluran usus yang
disebabkan oleh organisme seperti bakteri, virus dan parasit. Infeksi bisa
ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau air minum, atau dari
orang ke orang karena higiene yang buruk. Diare dapat dicegah antara lain
(hygiene) dan mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi resiko penyakit
global tahunan sekitar 2,6 juta orang. Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare yang
terjadi terjadi pada tahun 2018 tercatat sebanyak 22 kali yang tersebar di 12
kematian sebanyak 34 orang (CFR 1,97%) (Kemenkes RI, 2018). Jawa Timur
78.463 kasus hampir 50% dari total kasus diare di Jawa Timur (Kemenkes RI,
2018).
Data dari Kemenkes RI (2019) dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) untuk
tahun 2018, kelompok umur 1-4 tahun (12,8%) dan jenis kelamin perempuan
kedua angka kejadian terbanyak diare sebanyak 355.298 jiwa pada kelompok
semua umur (diatas 5 tahun) adalah 226.003 jiwa dan pada kelompok usia
balita 129.295 jiwa (Kemenkes RI, 2018). Pada tahun 2019 angka kejadian
diare di Provinsi Lampung meningkat dari tahun 2018 menjadi 400.905 jiwa,
pada kelompok semua umur (diatas 5 tahun) sebesar 152.510 dan pada
Kemudia Dinas Kesehatan Pesisir Barat, telah terjadi kenaikan kasus dari
tahun 2020 sampai dengan tahun 2022. Pada tahun 2020 jumlah kasus Diare
sebanyak 560 kasus, 2021 sebanyak 648 kasus, dan tahun 2022 sebanyak 758
persyaratan, sehingga hal tersebut masih menjadi pemicu untuk kasus diare
bertambah setiap tahunnya. Data pada tahun 2021 dari Puskesmas Lemong
Kabupaten Pesisir Barat , kasus diare pada anak menjadi urutan ke-8 yang
4
mendapat perhatian khusus dari berbagai aspek. Data tertinggi ditemukan pada
tahun 2021 ditemukan 246 kasus diare pada anak. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi lonjakan kasus diare dari tahun sebelumnya tahun 2020
ditemukan 186 kasus. Pada tahun 2021 juga telah terjadi KLB yang
berlangsung selama 3 hari di desa Batu Bulan dengan jumlah kasus sebanyak
faktor utama tentang kurangnya pemantauan terhadap kualitas air bersih dan
Oleh karena itu faktor perilaku hygiene pada ibu dan anak sangatlah penting.
makan dan sesudah buang air sabun tentunya dengan sabun yang
yang memenuhi syarat keseahatan dan berjarak minimal 10 meter dari sumber
air, membuang tinja penderita secara benar, yaitu ke jamban agar tidak
tahun 2023"
1. Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare yang terjadi terjadi pada tahun 2018
3. Dinas Kesehatan Pesisir Barat mencatat telah terjadi kenaikan kasus dari
tahun 2020 sampai dengan tahun 2022. Pada tahun 2020 jumlah kasus
Diare sebanyak 560 kasus, 2021 sebanyak 648 kasus, dan tahun 2022
4. Pada tahun 2021 data tertinggi dipuskemas lemong ditemukan 246 kasus
diare pada anak.juga telah terjadi KLB yang berlangsung selama 3 hari di
desa Batu Bulan dengan jumlah kasus sebanyak 28 orang dirawat dan 1
balita meninggal.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
2023
1. Bagi Peneliti
Indonesia.
diare.
7
1. Bagi Masyarakat
bidang Diare dan dapat ditemukan solusi yang baik guna pencegahan.
Masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
Puskesmas Lemong Kabupaten Pesiisr Barat tahun 2023. Jenis penelitian ini
penelitian ini adalah pasien anak rentan umur 5-11 tahun dengan diagnosa
diare serta waktu pada penelitian ini adalah dilaksanakan pada bulan Juni
tahun 2023.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diare adalah bertambahnya frekuensi buang air besar sebanyak tiga kali
atau lebih perhari dan bentuknya lebih cair dari bentuk normal pada individu.
Diare biasanya merupakan gejala infeksi pada saluran usus, yang dapat
menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari
orang ke orang sebagai akibat dari kebersihan yang buruk(WHO, 2017). Diare
wilayah di dunia dan semua usia (Walker et al., 2010). Enteropatogen yang
2011).
tinja, dan limbah. Ketiga faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku
Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair (lendir dan tidak
terjadi dehidrasi berat maka volume darah berkurang, nadi cepat dan kecil,
denyut jantung cepat, tekanan darah turun, keadaan menurun diakhiri dengan
syok), berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun
dan faktor psikologis (Putra, 2017). Infeksi merupakan penyebab utama diare
akut akibat bakteri, virus, dan parasit. Menurut Djarokoni (2014), faktor-
a. Faktor infeksi
b. Faktor malabsorsi
2) Malabsorpsi lemak
3) Malabsorpsi protein
d. Faktor psikologis: rasa takut, cemas, dan tegang pada anak dapat
menyebabkan diare.
Menurut WHO (2005) Diare anak dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
Menurut Maryunani (2010) sebagai akibat dari diare akan terjadi beberapa hal
sebagai berikut:
11
intraseluler.
singkat, hal ini disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang
tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat, walaupun
encer ini diberikan terlalu lama, makanan yang diberikan sering tidak
12
hiperperistaltik.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016), tanda dan gejala diare pada anak
a. Diare akut
3) Diare tanpa dehidrasi: keadaan umum baik dan sadar, mata tidak
Marissa (2015):
a. Status Gizi,
manusia. Orang yang menderita gizi buruk atau gizi kurang akan lebih
tubuh akan mudah sakit. Selain itu, kurang gizi berpengaruh terhadap
yang dialami.
b. Kondisi Lingkungan
dan beberapa zat kimia telah secara klasik dibuktikan pada berbagai
c. Perilaku
d. Sosial Ekonomi
yang besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk,
penanggulangan diare.
14
melekat pada dinding usus pada diare akut. Penularan diare bisa melalui fekal
osmotik. Ini artinya, makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare.
Selain itu muncul juga gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
atau feses bergerak sepanjang usus dengan bantuan gerakan peristaltik dan
15
coli, vibrio disentri dan virus entero yang masuk ke dalam usus dan
dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, dan cairan yang keluar
Patogenesisnya :
a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
diare.
setelah buang air kecil atau buang air besar, serta setelah memegang benda
kotor
pencernaannya
rehidrasi atau penggantian cairan yang hilang akibat dehidrasi karena diare.
Rehidrasi dapat dilakukan dengan pemberian obat oralit dan zinc. Perbaikan
mengganti cairan dan garam yang hilang, sampai perjalanan alamiah penyakit
muntah yang sering akan menghambat terapi rehidrasi secara oral. Anak yang
cairan melalui nasogastrik juga tidak dapat dilakukan (Kemenkes RI, 2011)
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi Personal hygiene atau kebersihan
diri adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan
Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor
masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Sanitasi lingkungan yang
enterobakteri, parasit usus, virus, jamur, dan beberapa zat kimia telah secara
diantaranya :
1. Perawatan kulit
dari kuman atau trauma, sekresi, ekskresi, dan pengatur suhu tubuh. Tujuan
2. Mandi
Perawatan pada mulut disebut juga oral hygiene, melalui perawatan pada
maka sangat penting untuk menggosok gigi minimal dua kali sehari, sangat 6
Tangan, kaki, dan kuku yang bersih menghindarkan kita dari berbagai
macam penyakit, tangan dan kuku yang kotor dapat menyebabkan bahaya
5. Cuci tangan
penting, yaitu sebelum makan, sebelum memegang bayi, setelah buang air,
6. Kebersihan pakaian
Pakaian banyak menyerap keringat dan debu kotoran, dalam sehari saja,
mengganti pakaian bersih setiap hari agar kebersihan tubuh juga terjaga.
(Sutanto, 2017).:
1. Body image
bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang
kebersihan kakinya.
5. Budaya, yaitu pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
6. Kondisi fisik atau psikis, yaitu pada keadaan tertentu atau sakit
melakukannya.
Cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
Perpaduan kebersihan dan bau wangi dan perasaan segar merupakan hal
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang tidak bersih
kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman
Cuci tangan pakai sabun merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya
dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini (Proverawati dan Rahmawati,
2011). Beberapa alasan mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun, yaitu
diperolehnya
a. Lima waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus
diperhatikan:
1) Sebelum makan
b. Beberapa waktu lain juga penting dan harus dilakukan cuci tangan:
Cara yang tepat untuk mencuci tangan ada 7 langkah menurut kementrian
Berdasarkan fenomena yang ada terlihat bahwa anak anak usia sekolah
langsung makan makanan yang mereka beli di sekitar sekolah tanpa cuci
Tidak sedikit orang yang mencuci tangan belum baik dan benar, ada yang
tidak pakai sabun, ada yang dengan air tidak bersih dan sebagainya, seperti
cuci tangan pada air yang menggenang atau air yang tidak mengalir.Pernyataan
tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang
tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila
digunakan, kuman berpindah tangan, pada saat makan, kuman dengan cepat
Bagian tubuh kita yang paling banyak tercemar kotoran dan bibit
penyakit yang melekat pada kulit tangan kita. Sehabis memegang pintu kamar
kecil (sumber penyakit yang berasal dari tinja manusia), saat mengeringkan
tangan dengan lap di dapur, memegang uang, lewat pegangan kursi kendaraan
hampir pasti tercemar bibit penyakit jenis apa saja (Sunardi & Ruhyanuddin,
2017). Tangan yang kotor dapat memindahkan bakteri dan virus pathogen dari
tubuh, feses atau sumber lain ke makanan, oleh karena itu kebersihan tangan
dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun hal
24
kebersihan tangan selain mencuci tangan, juga harus menjaga kebersihan kuku
Orang tua juga harus ikut peran serta dalam kebiasaan potong kuku
pada anak usia SD karena tidak semua anak bisa menggunting kukunya sendiri.
kuman maupun bakteri (Sutanto, 2017). Tangan, kaki, dan kuku yang bersih
menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat
individu dan perilaku hidup bersih dan sehat.Sanitasi yang buruk dapat memicu
diare.Penyakit diare sebagian besar disebabkan oleh kuman seperti virus dan
bakteri. Kuman atau bakteri penyakit diare (Escherichia coli) biasanya akan
utama diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang
terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang
tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
(Sutanto, 2017)
seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa tumbuh kembang
individu yang berada dalam masa perubahan tumbuh kembang yang dimulai
dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5
tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja
(11-18 tahun). Dalam hal in, anak-anak belum memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai apa itu diare. sehingga faktor orang tua sangat berpengaruh
dalam menjaga kebersihan diri untuk menghindarkan diri dari berbagai sumber
penyakit.
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur
26
dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
a. Faktor genetik
kelainan kromosom .
b. Faktor lingkungan
1) Lingkungan prenatal:
Gizi ibu saat hamil, adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress,
metabolisme, hormon.
0,003<0,05
kejadian diare.
kejadian diare.
No.1096/Menkes/PER/VI/2011
Faktor
Personal
Hygiene
Perilaku Buang Air Besar
(BAB)
K Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)
Kebersihan tangan dan kuku
Sakit Sehat
Kejadian Diare
Keterangan
= Variabel Dependen
= Variabel Independen
Ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian diare pada anak di
2. Hipotesis 0
Tidak ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian diare pada
2023
BAB III
METODE PENELITIAN
37
Pesisir Barat.
3.3.1 Populasi
objek atau subje yang mempunyai kualitas dan akarkteristik tertentu yan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak pasien diare pada rentan
waktu bulan Januari 2023 - Mei 2023 yaitu sebanyak 121 anak.
3.3.2 Sampel
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
keterangan
n = Jumlah sampel
N= Jumlah Populasi
n = N/(1+Ne2)
n = 121/(1 + 121(0,1) 2)
n = 121/2,21
n = 55 sampel
variavel lainnya. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas yaitu personal
hygiene yang meliputi perilaku CTPS, Perilaku buang air besar, perilaku
variabel lainnya. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas, yaitu kejadian
diare.
Tabel 3.1
lembar persetujuan menjadi responden. Jika orang tua dan anak menolak
menghormatinya.
full disclosure)
atau menolak, jika responden setuju untuk ikut serta maka responden
1. Wawancara
2. Lembar Observasi
atau tidaknya tempat cuci tangan, ketersediaan air bersih dan sabun.
adalah bersih atau tidaknya kuku dan panjang kuku responden. Kebersihan
3. Kuesioner
seperti kebiasaan Buang Air Besar (BAB), kebiasaan Cuci Tangan Pakai
1. Editing
keseragaman jawaban.
2. Coding
kategori.
3. Entry data
Yaitu tahap ketika data yang telah dikategorikan lalu dimasukkan kedalam
4. Cleaning
5. Tabulating
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
KUISIONER PENELITIAN
2023
Nama (Inisial)
46
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Tanggal Wawancara
No Responden
PERSONAL HYGIENE
pribadi
pribadi
+ 10 m
47
BAB
sebelum/setelah makan
bermain
memegang hewan
benar
No PERTANYAAN YA TIDAK
48
minggu sekali
keluar rumah
2018)
Indikator Penilaian
jumlah soal
0. Buruk (<60%)