BAB I Dan 3 Azhar
BAB I Dan 3 Azhar
BAB I Dan 3 Azhar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bentuk dan konsistensi tinja, dari lembek hingga cair, meningkatnya frekuensi
buang air besar lebih dari biasanya, yaitu tiga kali atau lebih dalam satu hari.
Hingga saat ini diare masih dianggap sebagai masalah utama di dunia.
Dimana diare menjadi penyebab nomor satu kematian pada anak di dunia dan
serta frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. Diare pada anak merupakan
masalah kesehatan dengan angka kematian yang tinggi terutama pada anak
dan juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan
kematian anak di dunia. Kejadian Diare dapat terjadi di seluruh dunia dan
Faktor risiko untuk diare akut bervariasi berdasarkan konteks dan memiliki
2
Yitayih, 2016)
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur (WHO,
2013). Data UNICEF menunjukkan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia
3,5 persen dan 7,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan period prevalen
diare tertinggi adalah Papua (6,3% dan 14,7%), Sulawesi Selatan (5,2% dan
10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%), Sulawesi Barat (4,7% dan 10,1%), dan
adalah 10,2 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi pada balita
adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan
tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%),
seperti adanya infeksi yang disebabkan bakteri, virus dan parasit atau adanya
yaitu kekebalan tubuh yang menurun serta penyebab lain (Aziz, 2006). Faktor
3
penyebab terjadinya diare akut pada balita ini adalah antara lain faktor
mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur). Kelompok anak yang mulai aktif
bermain dan rentan terkena infeksi penyakit terutama diare. Anak pada
kelompok umur ini dapat terkena infeksi bakteri penyebab diare pada saat
bermain di lingkungan yang kotor serta melalui cara hidup yang kurang
kesadaran orang tua untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta pemberian
ASI menjadi faktor yang penting dalam menurunkan angka kesakitan diare
Gejala yang paling berbahaya dari diare infeksi adalah dehidrasi, yang
dan anak kecil. Beberapa faktor yang menyebabkan kejadian diare pada balita
yaitu infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit, adanya gangguan
pertama oleh ibu balita dalam penangan diare pada balita disebabkan banyak
rumah sakit/klinik.
oleh berbagai faktor termasuk faktor keluarga, sosial, dan budaya. Peran ini
semakin penting karena mengingat diare adalah penyakit yang dapat dicegah.
Puskesmas Wa Ode Buri angka kejadian diare pada balita mengalami masih
sangat cukup tinggi. Pada bulan Januari-Mei ditemukan angka kasus kejadian
diare pada balita adalah 54 kasus dengan kondisi dehidrasi akut sebanyak 42
balita. Dan dari jumlah kasus tersebut rata-rata pasien yang datang adalah
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja
B. Rumusan Masalah
penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di Wilayah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
penyakit diaere akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja
2. Tujuan Khsusus
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian diare
sangat banyak, bisa mencapai lebih dari 500 gram/hari. Diare adalah buang
air besarencer lebih dari 3 (tiga) kali dalam sehari yang dapat disertai
bertambahnya frekuensi buang air besar yang dari biasa, yaitu 3 kali atau
lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah dan tinja
berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama
pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3
2. Etiologi
1. Agent
Diare dapat disebabkan oleh jenis bakteri, virus, parasit dan jamur
b. Virus penyebab diare adalah rota virus, purvo virus dan lain-lain
9
3) Jamur : Kandidia
3. Kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila
2011) :
masuk ke dalam botol pada saat susu dimasukan ke dalam botol susu.
d. Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari feses, hal ini
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, membuang fese, atau
3. Klasifikasi Diare
1) Diare Akut
dengan pengeluaran tinjak lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai
lendir atau darah. Diare akut dapat menyebabkan dehidrasi dan bila kurang
2) Diare Kronik
atau lebih dari 14 hari secara umum diikuti kehilangan berat badan secara
3) Diare persisten
Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah berlanjut
sampai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat
Diare persisten dibagi menjadi dua yaitu diare persisten berat dan diare
persisten tidak berat atau ringan. Diare persisten berat merupakan diare
berat atau ringan merupakan diare yang berlangsung selama 14 hari atau
1) Diare sekresi
Diare sekresi disebabkan karena infeksi virus baik yang patogen maupun
selain itu juga dapat disebabkan defisiensi imun atau penurunan daya tahan
2) Diare osmotik
dan pemanis obat berupa karbohidrat yang tidak diabsorbsi seperti sorbitol
atau fruktosa (Octa, dkk, 2014). Diare osmotik dapat terjadi akibat
4. Manifestasi Klinik
Gejala keadaan diare yaitu berat badan menurun, turgor kulit ≥ 2 detik , mata
dan ubun-ubun cekung, mulut dan kulit menjadi kering, nafsu makan menurun,
anak tampak gelisah dan suhu badannya meningkat, konsistensi tinja encer
berlendir atau berdarah, warna tinja tampak kehijauan akibat tercampurnya dengan
12
cairan empedu, anak mengalami gangguan gizi akibat kurangnya intake (asupan)
5. Komplikasi
Kompikasi yang sering terjadi pada anak yang menderi diare (Hertina, 2012):
b. Renjatan hipovolemik.
d. Hipoglikemi
g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan
6. Penatalaksanaan
makanan, mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, mencuci
memasak makanan dengan benar, disimpan dalam suhu yang tepat agar
atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat
3. Memberikan makanan
sehingga akan membantu memberi daya tahan tubuh serta energi untuk
mencegah gizi buruk. Sedangkan ASI tetap diberikan pada penderita diare.
Memberikan nasehat kepada keluarga untuk mengenali tanda dan ciri serta
a. Dehidrasi
2. Gangguan gizi.
Hal ini akan bertambah berat bila pemberian makanan dihentikan atau
Bila kehilangan cairan lebih dari 10 % berat badan, penderita dapat jatuh
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
1) Cara kuno
dipecahkan
membuktikan kebenarannya.
2) Cara modern
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau
1) Faktor internal
a) Pendidikan
b) Pekerjaan
c) Umur
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
b) Sosial budaya
sangat mempengaruhi sikap ibu dalam mengatasi diare pada balita. Penelitian
penanganan diare di rumah oleh ibu ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
ibu, semakin baik pengetahuan ibu, semakin baik pula tindakannya terhadap
penanganan diare
ibu memberikan dampak positif pada kesehatan anak dengan diare, karena
ibu dalam merawat anak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk faktor
keluarga, sosial, dan budaya. Peran ini semakin penting karena mengingat
diare adalah penyakit yang dapat dicegah. Ibu perlu mengidentifikasikan dan
17
selama di rumah. Penelitian yang dilakukan oleh Mwambete & Joseph (2010)
2. Dukungan Keluarga
informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan
Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
yang terlibat dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan
atau anggota keluarga sebagai balas jasa atas apa yang dikerjakan.
19
Jarak adalah ukuran jauh dekatnya antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain dan diukur dengan satuan meter (Jannah, 2012). Jarak
dan penumpang. Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan
ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta (dengan
faktor yang berkaitan dengan kunjungan ibu dalam menimbang bayi dan
faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh
(baik jarak secara fisik maupun sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang
sedang, jarak 801-1000 meter termasuk jauh. Dalam penelitian ini peneliti
hanya menggunakan dua kriteria jarak yaitu jarak dekat dan jarak jauh.
Dengan kriteria jarak dekat yaitu ≤ 4 km dan jarak jauh yaitu > 4 km
C. Kerangka Teori
Faktor Individu
- Pengetahuan Ibu
- Dukungan Keluarga
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Pendapatan
Pemilihan dalam
Faktor Pelayanan Kesehatan pengobatan diare
- Kelengkapan sarana pada balita :
pelayanan - Pengobatan Balita mendapatkan
- Petugas kesehatan dengan pengobatan yang
- Ketersediaan Obat Yankes/Medis baik dan benar
- Program penyuluhan - Pengobatan
- Pendapatan melalui
tradisional/dukun
Faktor Lingkungan/Masyarakat
- Budaya Masyarakat
- Keadaan geografis
- Ketersediaan transpotasi
- Jarak tempat tinggal
masyarakat
(Sumber : Siti Kholifah, 2017, Notoadmodjo, 2014 dan Friendman 2012)
Pengetahuan ibu
Pemilihan pengobatan
Diare Pada Balita
Dukungan Keluarga
F. Hipotesis Penelitian
1. Pengetahuan
penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja
diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas
2. Dukungan Keluarga
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah
penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja
pengobatan penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah
penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
analitik. Metode yang digunaakan adalah rancangan cross sectional study, dimana
kedua variabel independen dan dependen diteliti sekaligus pada satu waktu yang
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita
usia 1-4 tahun yang pernah menderita diare di Wilayah Kerja Puskesmas
Waode Buri Kabupaten Buton Utara di tahun 2019 yang berjumlah 149
ibu balita
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
25
N
n= 2
1+ N (d )
149
n= 2
1+149(0,10 )
149
n=
1+1,49
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
3. Sampling penelitian
sampling, dimana tiap ibu yang mempunyai balita umur 1-4 tahun
D. Pengumpulan Data
1. Data primer
2. Data sekunder
antara lain yaitu data geografis, demografis serta data tentang populasi.
analisis yang kemudian dilengkapi dengan narasi dari setiap tabel yang
disajikan.
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian di analisis dengan beberapa tahap
sebagai berikut:
1. Deskriptif.
Analisa deskriptif adalah pengolahan data yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi kejadian variabel yang diteliti. Sedangkan data yang tidak dapat
disajikan dalam bentuk tabel akan disajikan dalam bentuk narasi atau
penjelasan.
2. Analitik.
antara variabel penelitian dilakukan uji statistik chi square. Kemudian hasil
( O−E ) ²
X2 = ∑
E
Dimana:
O = nilai observasi
pengujian x
G. Instrument Penelitian
penelitian dari Siti Kholifah (2016), Malikha, dan Sri Linda Lestari (2016)
H. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian mengacu pada para ahli yaitu (Sugiono, 2010), yaitu
mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
3. Kerahasiaan (confidentiality)
a. Personalia
Tabel 3.1
Personalia Dalam Penelitian
b. Jadwal penelitian
Berikut jadwa penelitian yang dilaksanakan :
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
13. Pengesahan X
BAB IV
1. Letak geografis
pantai dengan luas 4900 km2 yang terletak di tengah dari pemukiman
Kulisusu)
2. Demografi
Buri pada tahun 2018 berjumlah 5.025 jiwa yang terhimpun dalm 1.309
30
penduduk yang terbanyak berada pada Desa Waode Buri dengan jumlah
1.115 jiwa serta 376 KK. Sedangkan desa dengan jumlah penduduknya
sangat sedikit adalah Desa Petetea’a dengan jumlah 147 jiwa dan 47 KK.
terdiri dari suku Buton, selebihnya adalah Muna, Jawa dan Bajo. Untuk
B. Hasil Penelitian
1. Analisis univariat
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Wa Ode Buri Kabupaten Buton Utara
Tahun 2019
Jumlah Persentase
Kelompok Umur
(n) (%)
20-29 Tahun 20 33,3
30-39 Tahun 38 63,3
40-49 Tahun 2 3,3
Total 60 100,0
Sumber : data primer, 2019
31
umur responden yang banyak adalah kelompok umur 30-39 tahun sebesar
sebesar 3,3%.
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wa Ode Buri Kabupaten Buton Utara
Tahun 2019
Jumlah Persentase
Tingkat Pendidikan
(n) (%)
SD 4 6,7
SMP 9 15,0
SMA 38 63,3
DIPLOMA/SARJANA 9 15,0
Total 60 100
Sumber : data primer, 2019
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Pengobatan Diare di
Wilayah Kerja Puskesmas Wa Ode Buri Kabupaten Buton Utara
Tahun 2019
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wa Ode Buri Kabupaten Buton Utara
Tahun 2019
Jumlah Persentase
Pengetahuan
(n) (%)
Baik 42 70,0
Kurang 18 30,0
Total 60 100,0
Sumber : data primer, 2019
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Wa Ode Buri Kabupaten Buton Utara
Tahun 2019
Jumlah Persentase
Dukungan keluarga
(n) (%)
Mendukung 38 63,3
Tidak Mendukung 22 36,7
Total 60 100,0
Sumber : data primer, 2019
33
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak di Wilayah Kerja
Puskesmas Wa Ode Buri Kabupaten Buton Utara
Tahun 2019
Jumlah Persentase
Jarak
(n) (%)
Jauh 17 28,3
Dekat 43 71,7
Total 60 100,0
Sumber : data primer, 2019
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.7
Analisis Pengaruh Pengetahuan Dengan Pemilihan Pengobatan Penyakit
Diare Akut Pada Balita Usia 1-4 tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Waode Buri Kabupaten Buton Utara Tahun 2019
5,714 dan nilai ρ = 0,017 dan dibandingkan dengan nilai X2 tabel = 3,841
pada α = 0,05 dan df= 1 diperoleh sebagai berikut 5,714 > 3,841 dan
Tabel 4.8
Analisis Pengaruh Dukungan Keluarga Dengan Pemilihan Pengobatan
Penyakit Diare Akut Pada Balita Usia 1-4 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara tahun 2019
7,033 dan nilai ρ = 0,008 dan dibandingkan dengan nilai X2 tabel = 3,841
pada α = 0,05 dan df= 1 diperoleh sebagai berikut 7,033 > 3,841 maka
tahun 2019.
Tabel 4.9
Analisis Pengaruh Dukungan Keluarga Dengan Pemilihan Pengobatan
Penyakit Diare Akut Pada Balita Usia 1-4 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara tahun 2019
tinggal ibu balita dengan sarana pelayanan kesehatan pada kategori jauh
Sebaliknya jarak tempat tinggal ibu balita pada kategori dekat, memiliki
6,936 dan nilai ρ = 0,008 dan dibandingkan dengan nilai X2 tabel = 3,841
pada α = 0,05 dan df= 1 diperoleh sebagai berikut 6,936 > 3,841 maka
C. Pembahasan
melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, orang lain, media massa maupun
pengetahuan orang lain dengan melihat, mendengar, atau melalui alat - alat
komunikasi seperti radio, buku, majalah dan lain – lain termasuk pengetahuan
Pada tabel 4.7 hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa ibu balita
non medis. Lebih lanjut, pada tabel tersebut ditemukan juga bahwa
pengobatan secara non medis. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian oleh
Susi Hartati (2018) yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan
38
pemahaman yang berbeda terhadap objek yang diamati yang pada akhirnya
pengobatan baik secara medis atau non medis disebabkan pula oleh tingkat
pencegahaanya agar terhindar pada kejadian fatal seperti dehidrasi akut yang
ini berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu balita tentang pengobatan
medis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang
Pada tabel 4.8 hasil penelitian diperoleh informasi bahwa ibu balita
medis dibandingkan dengan non medis, sebaliknya bahwa ketika ibu balita
balitanya. Hal ini berarti bahwa seorang ibu balita dalam melakukan
Hasil diskusi saya dengan responden, menyatakan bahwa sebagian ibu balita
adalah melakukan pengobatan non medis atas anjuran keluarga. Selain itu,
medis disebabkan karena jarak tempat tinggal dengan Puskesmas sangat dekat
40
mendapat dukungan dari keluarga. Hal ini berarti bahwa peran dukungan
atau non medis. Semakin baik dukungan keluarga akan semakin baik ibu
merupakan ukuran jauh dekatnya antara tempat yang satu dengan tempat
jarak tempat tinggal ibu balita yang dekat dengan sarana kesehatan akan lebih
secara non medis. Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa jarak
segalah keterbatasan sarana trasnportasi, medan yang sulit serta akses lainya
pengobatan non medis terlebih dahulu dalam setiap kali menangani suatu
tempat tinggat terhadap pemilihan pengobatan penyakit diare pada balita. Hal
ini dapat berarti bahwa semakin dekat jarak tempat tinggal ibu dengan sarana
akan yakin pula dengan pemilihan pengobatan non medis sebagai alternatif
pertama dalam pengobatan diare yang diderita oleh anaknya. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri, A.M., (2016)
datang ke sarana pelayanan kesehatan adalah umur balita, umur ibu, peran
Menurut Mamik (2010) ada tiga faktor dari penyedia layanan kesehatan
Karenanya semakin jauh jarak tempat tinggal dengan Puskesmas maka akan
dalam memperoleh pengobatan secara tepat dan cepat (Siti Kholifah, 2017).
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri
Kabupaten Buton Utara tahun 2019 dengan nilai ρ < α (0,017< 0,05)
diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Waode
Buri Kabupaten Buton Utara tahun 2019 dengan ρ < α (0,008< 0,05)
penyakit diare akut pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Waode Buri Kabupaten Buton Utara tahun 2019 dengan ρ 0,008< 0,05
B. Saran