Laporan Anatomi Pemeriksaan Fisik
Laporan Anatomi Pemeriksaan Fisik
Laporan Anatomi Pemeriksaan Fisik
MANUSIA
PEMERIKSAAN FISIK
DISUSUN OLEH:
NAMA : NORHALIDA
NPM : 182114155
KEL/GROUP : D2/4
NAMA ASISTEN : 1. KEVIN IHZA ABDULLAH
2. ERICK STEVEN
3. INDAH AFRIANI
4. ADE JULIANDI
5. IRVAN ANDREANSYAH
6. NURUL DAHLIA HARAHAP S. Farm
7. ELSA MAHARANI
2. Pemeriksaan nadi/arteri
Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi tubuh (dari ventrikel kiri)
dan ke paru (dari ventrikel kanan). Melalui ventrikel kiri, darah disemburkan
melalui aorta dan kemudian diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Sebagai
akibatnya, timbullah suatu gelombang tekanan yang bergerak cepat pada arteri
dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi denyut
nadi, dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam 1 menit.
3. Pemeriksaan Pernafasan
Bernafas adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh
batang otak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan, Saat inspirasi,
diafragma dan otot-otot interkostalis berkontraksi, memperluas kavum thoraks
dan mengembangkan paru-paru. Dinding dada akan bergerak ke atas, ke depan
dan ke lateral, sedangkan diafragma terdorong ke bawah. Saat inspirasi berhenti,
paru-paru kembali mengempis, diafragma naik secara pasif dan dinding dada
kembali ke posisi semula
Pertimbangan khusus
Teknik dasar pemeriksaan fisik terdiri atas inspeksi (periksa lihat), palpasi
(periksa raba), perkusi (periksa ketuk), dan auskultasi (periksa dengar). Pada
umumnya, teknik dasar ini dilakukan secara berurutan atau sistematis. Namun,
pada keadaan tertentu urutan pemeriksaan tidak harus demikian. Usia pasien dapat
mempengaruhi urutan pemeriksaan tersebut, terutama jika pasien masih sangat
muda (bayi dan anak-anak) atau sangat lanjut usia.
Persiapan pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang dan dengan cahaya yang
cukup terang. Pemeriksa berada di sebelah kanan penderita yang terlentang. Posisi
tidur penderita diatur sedemikian rupa agar merasa nyaman. Misalnya, pada
pasien yang sesak nafas, posisi tidur diatur setengah duduk. Pakaian dibuka
seperlunya, sesuai dengan bagian tubuh yang diperiksa.
2. Palpasi
Palpasi adalah penggunaaan sensasi taktil untuk menentukan ciri-ciri suatu
sistem organ. Palpasi dilakukan dengan menyentuh atau meraba menggunakan
telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak tangan
serta jari tangan.
3. Perkusi
Perkusi berkaitan dengan sensasi taktil dan bunyi yang dihasilkan apabila
suatu pukulan keras dilakukan pada suatu daerah yang diperiksa. Tindakan ini
dapat memberikan informasi berharga mengenai struktur organ atau jaringan di
bawahnya. Adanya perbedaan suara ketuk dapat digunakan untuk menentukan
batas-batas suatu organ, misalnya paru, jantung, dan hati atau mengetahui batas-
batas massa abnormal di rongga abdomen.
4. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh organ dalam. Suara yang didengar
dibedakan berdasarkan frekuensi (pitch), intensitas (keraslemahnya), durasi,
kualitas (timbre), dan waktunya. Dengan auskultasi dapat didengar suara
pernapasan, bunyi atau bising jantung, peristaltik usus, serta aliran darah dalam
pembuluh darah (Sutejo, 2016).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
a. Senter 1 buah
b. Stetoskop 2 buah
3.2 Bahan
3. Hidung
a. Memeriksa sptum hiding berada ditengah atau tidak
b. Adakah benda asing, secret hidung, perdarahan, polip mulut dang
kerongkongan
5. Telinga
a. Memeriksa kebersihan kanalis
b. Memeriksa radang atau cairan yang keluar
c. Memeriksa adakah benda asing
6. Leher
a. Inspeksi : untuk melihat kesimetrisan, pergerakan, adakah masa kekakuan
b. Kelenjar tiroid : melihat besar nya juga bentuk nya
c. Palpasi : kelenjar tiroid dengan cara satu tangan dari samping atau dua tnagan
dari arah belakang, lalu jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien
diminta untuk menelan bila yang teraba saat diminta ikut tertelan hal itu
menandakan kelenjar tiroid yang membesar
d. Vena jugularis : untuk melihat apakan vena jugularis tersebut
mengembangkan secara nyata.
e. Kelenjar limfe : bila ada tentukan ukuran, bentuk, morbiditas, dan
konsistensinya
7. Dada
a. Inspeksi : apakah pola pernapasan normal, apakah ada tanda-tanda ketidak
nyamanan bernafas
b. Palpasi : sistem fermitus, ada tidaknya bagian thorax yang tertinggal.
c. Perkusi : suara sonok atau pekak
d. Auskultasi : dinding thorax dengan menggunakan stetoskop yaitu pasien
diminta bernapas dalam dengan mulut terbuka lalu diletak secara sistematis
dari atas kebawah dengan membandingkan antara kiri dan kanan.
8. Ketiak
a. Inspeksi dan palpasi : adakah benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening
(sarung tangan).
9. Abdomen
a. Ispeksi : regio abdomen, simetris, adakah benjolan venektasi.
b. Palpasi : dimulai dari palpasi umum keselurruhan dari abdomen untuk
mencari tanda nyeri umum ( peritioniutis, pankreatistis) lalu cari adakah
masa, bengkolan, tumor.
c. Melakukan pemeriksaan tugor kulit hepar dengan menggunakan jari tangan
kanan bawah berangsur- angsur naik mengikuti irama nafas dan gembungan
perut, rasakan sentuhan tepi hepar pada jari telunjuk, bila normal maka hepar
tidak bisa teraba, lien dengan bimanual dimana jari-jari tangan kiri
mengangkat dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah belakang,
sedangkan tangan kanan berupaya meraba lien ( bila normal maka tidak akan
teraba ).
d. Perkusi : dengan cara mengetuk, jari tengan tangan kiri ditempelkan di
dinding abdomen, masa padatan atau cair akan menimbulkan suara pekak.
e. Auskultasi : mendengarkan suara bising usus
10. Ekstemitas
a. Inspeksi : adakah udema bila ada udema lakukan pemeriksaan dengan
penekanan pada daerah yang dianggap terdapat udema biala ada cekungan hal
tersebut menandakan adanya udema. Amati ekstremitas simestris atau tidak,
pergerakan bebas atau tidak, kelainan – kelainan lain. Ada nya varises atau
tidak.
b. Perkusi : estremitas bawah tungkai direfleksikan dan digantung, misalnya
pada tempat tidur kemudian diketok pada tendon maskulus kuardiseptis
vemoris, di bawah atau diatas patella.
DAFTAR PUSTAKA
Sutejo, 2016. Modul Keterampilan Klinik Dasar Blok 6 Pemeriksaan Fisik Dasar
Dan BLS. Universitas Jember.