Bsi Proposal
Bsi Proposal
Bsi Proposal
Oleh:
JOHANES CEVIN GINTING
F1D116008
Disetujui:
Diketahui:
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah........................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 3
1.4 Manfaat................................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian...............................................4
2.2 Keadaan Topografi....................................................................................5
2.3 Keadaan Morfologi....................................................................................6
2.4 Keadaan Cuaca dan Iklim........................................................................6
2.5 Geologi Regional.......................................................................................6
2.6 Metode Open Pit ......................................................................................8
2.7 Sistem Penyanggaan Tambang Bawah Tanah ........................................14
2.8 Sistem Penyanggaan Menggunakan Splitset dan Shotcrete......................14
2.9 Klasifikasi Massa Batuan Sistem Rock Mass Rating (RMR)......................11
2.10 Penentuan Klasifikasi Geomekanika RMR.............................................22
2.11 Klasifikasi Stand-up Time.....................................................................26
2.12 Tinggi Runtuh dan Beban Keseluruhan................................................28
2.13 Rancangan Sistem Penyanggaan Dengan Baut Batuan.........................28
2.14 Pemakaian Splitset dan Shotcrete Pada Lubang Bukaan.......................29
2.15 Faktor Keamanan (Safety Factor)..........................................................29
III. METODE PENELITIAN................................................................................32
3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................32
3.2 Bahan dan Peralatan..............................................................................33
3.3 Metode Penelitian...................................................................................33
3.4 Diagram Alir Proses Penelitian................................................................36
Daftar Pustaka................................................................................................ 38
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Teknik Friction Anchored Rock Bolt - Splitset.................................... 15
2. Hubungan RQD dan Kualitas.................................................................. 19
3. Petunjuk Klasifikasi Kondisi Bidang Diskontinyu.................................... 21
4 . Kondisi Air Tanah................................................................................... 22
5. Parameter Klasifikasi RQD dan Parameter Bobotnya............................... 23
6. Efek Orientasi Jurus dan Kemiringan Diskontinyu.................................. 24
7. Penyesuaian Rating untuk Orientasi Bidang Diskontinyu........................ 24
8. Kelas Massa Batuan yang Ditentukan Dari Rating Total.......................... 24
9. Panduan Rekomendasi Penyanggaan Berdasarkan Sistem RMR.............. 25
10. Arti Dari Kelas Massa Batuan................................................................. 27
11. Rumus Tinggi dan Besar Beban Runtuh.................................................. 28
12. Rumus Rekomendasi Pemasangan Splitset.............................................. 29
13. Rumus Rekomendasi Pemasangan Shotcrete........................................... 29
14. Rumus Perhitungan Faktor Keamanan Menggunakan Splitset................. 31
15. Rencana Pelaksanaan Tugas Akhir.......................................................... 32
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta Lokasi PT. Agincourt Resources Martabe Gold Mine Project............. 4
2. Delay interval kontrol peledakan menggunakan Software Shotplus.......... 10
3. Energi Vertical Distribusi......................................................................... 11
4. Rancangan Geometri untuk Kedalaman Lubang Trim yang Efektif.......... 11
5. Proses Pemecahan Batuan Akibat Peledakan........................................... 15
6. Pola Rangkaian Peledakan Echelon ......................................................... 16
7 . Diagram Alir Proses Penelitian................................................................ 22
iv
I. PENDAHULUAN
1
2
hasil yang optimal dan juga efisien dari dilakukannya peledakan tersebut, dan
juga mengurangi konsumsi bahan peledak yang berlebihan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari uraian yang terdapat di latar belakang maka identifikasi masalah
pada penelitian ini yaitu kajian teknis mengenai trim blast sebagai metode
controlled dalam upaya membentuk bench di PT. Bumi Suksesindo Copper Gold
untuk membentuk bench yang stabil dari pengukuran geoteknik yang sesuai
target diinginkan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana cara mengatasi masalah pembentukan bench pada proses
peledakan?
2. Mengapa trim blast dipakai dalam membentuk bench?
3. Apakah isian bahan peledak berpengaruh terhadap bench yang akan
dibentuk?
4. Apakah arah lemparan peledakan sangat berpengaruh terhadap hasil
tersebut?
5. Apakah semakin tinggi delay yang dipakai semakin baik untuk
pembentukan bench?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui teknis kerja trim blast sebagai metode controlled blasting
dalam pembentukan bench pada tambang
2. Dapat mengetahui teknis trim blast sebelum dan setelah dilakukan trim
blast dengan menggunakan parameter-parameter yang diamati
3. Dapat mengetahui bentuk bench yang diinginkan setelah dilakukan trim
blast
1.4 Manfaat
Bagi Mahasiswa dan Penulis
Menambah pengetahuan mengenai trim blast dalam kegiatan peledakan
berdasarkan kejadian real dilapangan serta dapat mengaplikasikan ilmu teori
yang didapat kedalam dunia kerja.
4
5
Massa dasar (bagian batu yang lebih halus) dari tonalite muda lebih
kasar dari massa dasar tonalite tua dimana tonalite tua lebih teralterasi dan
termineralisasi dibanding tonalite menengah dan tonalite muda. Bagian tengah
dari cebakan didominasi oleh mineral kalkopirit dan bornit sedangkan di arah
luar cebakan lebih dominan kalkopirit dan pirit. Hasil studi mineralogi awal
menunjukkan adanya hubungan kuat antara kuarsa, tembaga, dan emas.
Hasil studi difraksi sinar-X menunjukkan persentase kuarsa berkisar antara
40-50 % pada bagian yang berkadar tinggi, terutama di area dasar bagian
tengah cebakan. Dilihat melalui mikroskop diketahui bahwa kandungan emas
teridentifikasi sebagai bagian kecil di dalam bornite, calcophyrite dan selebihnya
adalah partikel gangue (pengotor).
2.4 Metode Open Pit
Sistem penambangan yang diterapkan di PT. Bumi Suksesindo adalah
tambang terbuka dengan metode Open Cut (Gambar 4.4). Open Cut adalah
metode penambangan terbuka yang di lakukan untuk lereng bukit atau
perbukitan, Medan kerja yang digali dari arah atas ke bawah atau sebaliknya
(Side Hill Type). Tujuan utama dari operasi penambangan itu sendiri adalah
menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan
yang maksimal. Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam
pengambilan bijih melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit.
Dibutuhkan suatu pengambilan keputusan yang optimal antara
memaksimalkan perhitungan ekonomis dengan adanya parameter pembatas
karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Gambar 4.6 Desain Peledakan Wall Treatment dengan Metode Pre-split Drilling
(Sumber: Arsip PT.Bumi Suksesindo)
b. Line Drilling
Metode line drilling pada prinsipnya hampir sama dengan pre-split
drilling dan bertujuan untuk mengurangi pengaruh vibrasi terhadap
9
Gambar 4.7 Desain Peledakan Wall Treatment dengan Metode Line Drilling
(Sumber: Arsip PT. Bumi Suksesindo)
Peledakan dilakukan dengan menggunakan primer booster (200 gr)
dengan sistem peledakan NONEL (Non-Electronic) dengan in hole delay 500 ms
dan panjang tube 18 m pada sisi timur dan produksi serta I-Kon pada sisi barat
dan di trim. Hasil peledakan selanjutnya digali, dimuat, dan diangkut ke tempat
yang sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Kegiatan penggalian,
pemuatan, dan pengangkutan dipantau dan diatur oleh dispatcher dan datanya
tercatat pada data dispatch.
Setelah selesai dilakukan pengeboran (drilling), tahap selanjutnya yang
akan dilakukan untuk persiapan peledakan adalah charging (pengisian bahan
peledak). Sebelum dilakukan pengisian bahan peledak, lubang ledak terlebih
dahulu diisi dengan bahan peledak peka detonator (booster) yang berfungsi
menginisiasi bahan peledak. Booster yang digunakan adalah DAYAPRIME-200
yang memiliki 2 slot untuk detonator. Slot tersebut disambungkan pada non-
electric detonator sepanjang 6 m dengan in-hole delay 67 ms dan pada
elektronik detonator i-Kon II dengan panjang 65 ft. (Gambar 4.7)
10
produksi meledak maka akan menimbulkan gelombang kejut atau Shock waves
kearah lubang trim. Ketika lubang trim meledak maka akan menimbulkan
gelombang kejut pula. Pada saat lubang produksi meledak maka akan
menimbulkan energi yang besar dan membuat rekahan – rekahan pada massa
batuan itu sendiri. Gelombang kejut yang berasal dari lubang produksi akan
menyebarkan energi keseluruh massa batuan tersebut, termasuk ke lubang
trimnya. Namun, dikarenakan isian bahan peledak pada lubang trim itu sedikit,
maka energi yang dihasilkan tidaklah sebesar energi dari lubang produksinya.
Akibat energi yang dihasilkan tidak terlalu besar, maka tidak adanya backbreak
pada dinding/bench yang akan dibentuk. dikarenakan pada lubang trim
tersebut kunci dari terbentuknya bench yang stabil. Untuk mendapatkan hasil
lubang stabil dilakukannya suatu observasi tersendiri untuk mendapatkan
kedalaman dari keterbentukan sudut menggunakan rumus phytagoras dan
software autocad sebagai desainan rangkaian tersebut. (Dyno Nobel, 2018)
Untuk membentuk suatu bench yang stabil perlu diperhatikan atas beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam pendesainan trim blast, yaitu:
1. Geometri peledakan CR ( Crest ke row)
Dalam Geometri peledakan untuk trim blast ini memiliki persamaan yang
harus digunakan dalam trim blast, yaitu:
Spacing (menurut A.Bauer dan William A Crosby (1989) dirumuskan:
St = (12-16) ×D
Dimana: St = Spacing pada lubang Trim (m)
D = Diameter Lubang Ledak ( mm)
Burden Trim menurut JC.Konya (1995) Burden dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Bt=St
Dimana: Bt = Burden trim (m)
St = Spacing trim (m)
Steamming merupakan lapisan penutup untuk menahan laju dari
peledakan yang mengakibatkan fly rock berlebih. Steaming dapat
dirumuskan sebagai berikut:
T = 0,7 ×b
Dimana: T = Steamming (m)
B = Burden (m)
Kolom Isian (PC) merupakan Panjang Kolom untuk pegisian bahan
peledak atau Charge Length.
PC = H−T
Dimana: H = Kedalaman dari lubang ledak (m)
13
T = Steamming (m)
2. Spasi pada trim row yang besarnya lebih kecil dari burden
Dalam hal pendesainan trim blast sebenarnya berfokus pada
mengendalikan peledakan sebisa mungkin untuk membentuk suatu bench
dengan kepekaan yang tinggi. Terkhusus pada geometri peledakan, yaitu
spasinya haruslah lebih kecil dari pada burden, tujuannya adalah untuk
mengkombinasikan antara bahan peledak yang digunakan dengan takaran yang
sedikit terhadap area cakupan yang diledakkan dengan energi distribusi bahan
peledak atau gelombang kejut yang memanfaatkan rongga-rongga kosongnya.
Dalam Geomterinya spasi pada lubang trim ini harus lebih kecil dari pada
burdennya, dikarenakan untuk memanfaatkan ruang – ruang kosong kecil yang
ada dari energi distribusi yang dihasilkan dari bahan peledaknya. (Dyno Nobel
Explossive)
3. Timing delay
Timing Delay merupakan Waktu tunda yang dipakai dalam hal
rancangan untuk performa peledakan itu sendiri. Tujuan dari Timing Delay itu
sendiri adalah untuk mengkontrol peledakan agar hasilnya tercapai oleh target
yang diinginkan. Waktu tunda tersebut memiliki tujuan untuk meminimalisir
terjadinya getaran tanah (Ground Vibratio), mengurangi suara dari ledakan
(noise), serta untuk mengarahkan lemparan fragmentasinya atau batuan hasi
peledakan sesuai yang ditentukan dan menghindari terjadinya fly rock yang
memiliki dampak terhadap lingkungan dan juga keamanan sekitar. Untuk
mengkontrol/mengendalikan fly rock nya dan fragmentasinya walau konsumsi
bahan peledak dipakai banyak dapat dilakukan dengan timing delay ikon tube
pemakaian delay CD #025 dan CD#065. Tujuan nya adalah semakin lama delay
yang digunakan maka semakin baik pula hasil yang didapat. (Blast Dynamic,inc
– Dyno Nobel)
14
terkekarkan oleh peledakan. Berikut tabel rekomendasi isian Bahan Ledak dan
Geometri Peledakan yang sesuai untuk dilakukan kontrol peledakan (trim blast)
Tabel 1. Rekomendasi Isian Bahan Ledak dan Geometri Peledakan untuk trim
blasting
Blast Hole Charge Suggested Blasthole Burden
Diameter (mm) Load Catridge Spacing (m) (m)
(Kg/m) diameter (mm)
75 0,50 22* 1,15 1,50
90 0,70 25* 1,35 1,80
100 0,85 29* 1,50 2,00
115 1,05 32* 1,70 2,20
125 1,20 38* 1,80 2,40
150 1,70 55 2,20 2,80
200 2,75 55* 2,80 3,70
230 3,30 55* 3,30 4,20
250 3,75 80 3,60 4,60
270 4,15 80 3,90 5,00
310 4,80 90* 4,40 5,60
Stemming adalah kolom material penutup lubang ledak di atas kolom isian
bahan peledak. Menurut J.C Konya rumusan dalam menentukan stemming
adalah:
Batuan massive, T = B ............................................................................. 2.13
Batuan berlapis, T = 0,7 B ....................................................................... 2.14
Keterangan :
T = stemming (m)
B = burden (m)
Subdrilling
Subdrilling adalah merupakan panjang lubang ledak yang berada di bawah garis
lantai jenjang. Subdrilling berfungsi untuk membuat lantai jenjang relatif rata
setelah peledakan. Adapun persamaan untuk mencari jarak subdrilling adalah
sebagai berikut:
J = 0,30 x B ............................................................................................. 2.15
Keterangan :
B = burden (m),
J = subdrilling (m)
Charge Length ( PC )
Charge length merupakan panjang kolom isian bahan peledak. Persamaan
dalam penentuan PC adalah:
PC = H – T ............................................................................................... 2.16
Keterangan :
PC = panjang kolom isian bahan peledak (m)
H = kedalaman lubang ledak (m)
T = stemming (m)
Powder Factor ( PF )
PF = Whandak / B x S x BH ..................................................................... 2.17
Keterangan :
PF = powder factor
Whandak = jumlah pemakaian handak
2.8 Mekanisme Proses Pecahnya Batuan Akibat Proses Peledakan
Suatu batuan yang pecah akibat dari bahan peledak akan mengalami
beberapa tingkatan dalam prosesnya, diantaranya :
Proses Pemecahan Tingkat I
Ketika bahan peledak berada berada dalam ledak meledak, maka akan
menimbulkan tekanan yang tinggi disekitaran lubang ledak tersebut.
Gelombang kejut yang dihasilkan dari peledakan itu sendiri akan merambat
dengan kecepatan 3000 – 5000 m/s sehingga akan mengakibatkan tegangan
18
yang arahnya tegak lurus dengan dinding lubang ledak. Dari tegangan tersebut
maka akan menimbulkan rekahan radial yang merambat di lubang tembak
dalam kurun waktu 1 – 2 ms.
Proses Pemecah Tingkat II
Tekanan yang dihasilkan dari pemecah tingkat I adalah akan menimbulkan
gelombang kejut dan juga akan bernilai positif. Bila gelombang kejut mencapai
bidang bebas maka akan dipantulkan kembali sehingga akan turun dan bernilai
negative, kemudian akan kembali kedalam batuan itu sendiri. Batuan akan
mengalami ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan dari pada tarikan,
sehingga gelombang tarik tersebut akan menimbulkan suatu rekahan didalam
batuan tersebut.
Proses Pemecah Tingkat III
Akibat dari tekanan yang sangat tinggi dari gas – gas yang dihasilkan peledakan
itu sendiri maka rekahan yang terbentuk dari I dan II akan semakin cepat
melebar. Apabila suatu masa batuan didepan lubang ledak gagal dalam
mempertahankan posisinya dan bergerak ke depan maka tegangan tekan tinggi
yang berada didalam batuan akan dilepas. Dan efek dari tersebut akan
tegangan tarik tinggi sebagai kelanjutan tingkat II itu sendiri. Rekahan yang
terbentuk akan menyebabkan bidang – bidang lemah untuk memulai reaksi –
reaksi fragmen utama dari proses peledakan.
19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mempelajari teori-teori
Studi yang berkaitan dengan
1
Literatur proses pengambilan
data
22
23
Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan
informasi umum mengenai metode trim blast dalam membentuk bench, geometri
peledakan, isian bahan peledak, dan fragmentasi batuan dengan maksud
literatur tersebut yang digunakan seperti buku-buku, jurnal (paper) dan juga
data perusahaan yang erat kaitannya dengan penelitian ini.
Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dilakukan sebelum dan saat penelitian.
Data yang dibutuhkan berupa data yang berkaitan dalam kegiatan perencanaan
peledakan trim blast, yang mana terdapat dua data yang diambil oleh penulis,
yaitu:
Data Primer. Data primer merupakan data yang penulis dapat langsung
dari observasi dilapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan beserta
karyawan yang terkait. Data primer yang dikumpulkan yaitu :
24
1. Data geometri peledakan dari row to crest untuk lubang trim dan
lubang produksi dengan mengukur dan mengamati langsung jarak
yang ditemukan secara aktual dilapangan.
2. Data isian bahan peledak yang dipakai perusahaan untuk
mengestimasikan keterbentukan bench dan juga energi distribusi
vertical nya terhadap isian bahan peledak perlubang. Data ini
didapatkan dengan cara yaitu :
a. Mengamati jenis dan banyaknya bahan peledak apa yang dipakai
oleh perusahaan.
b. Mengamati Geometri peledakan yang dilakukan perusahaan dan
diameter lubang bor (inchi) dan banyaknya lubang bor yang
dilakukan setiap peledakan.
3. Data aktual ukuran fragmentasi batuan ditentukan untuk
mengetahui ukuran fragmentasi batuan yang diinginkan perusahaan
dalam peledakan trim blast didapatkan dengan pengambilan foto hasil
peledakan terutama pada hasil yang boulder.
Data Sekunder. Data Sekunder merupakan data pendukung dari data
primer ataupun data yang telah tersedia yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk menguatkan data primer yang didapatkan. Data sekunder yang
dikumpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Data geometri peledakan yang telah ditetapkan perusahaan yang
didapatkan dari dokumen resmi perusahaan.
2. Data sifat fisik batuan didapatkan dari dokumen resmi perusahaan
untuk membantu dalam mengetahui karakteristik batuan yang ada di
perusahaan.
3. Data geoteknik untuk membentuk sudut bench yang diinginkan
perusahaan.
Dimana data yang akan diolah merupakan data utama atau data primer itu
sendiri dengan menggunakan perhitungan J.C Konya.
Adapun Analisa data yang dilakukan yaitu menggunakan :
1. Software shotplus untuk mendesain Rangkaian peledakan dan
mengendalikan fly rock juga ground vibration.
2. Software Autocad untuk mendesain geometri trim
3. Software Split desktop untuk mendapatkan penggambaran hasil
fragmentasi yang diingikan dan dilakukan perhitungan menggunakan
metode Kuz-ram
26
Start
Studi Literatur
Pengamatan langsung
dilapangan
Pengambilan Data
Data Sekunder :
Data Primer : 1. Gambaran daerah penelitian
1. Isian perlubang 2. Keadaan Umum perusahaan
2. Geometri Peledakan ( jarak 3. Data Geoteknik
row pertama dari crest ) 4. Metode peledakan
3. Fragmentasi
Pengolahan Data
Analisa data:
1. Menggunakan software Shotplus untuk rangkaian peledakan dan penggunaan
delay interval untuk meminimalkan getaran dan fly rock
2. Memakai software autocad untuk mendesain geometri trim blast
3. Menggunakan software split dektstop untuk mendapatkan size/ukuran
fragmentasi sesuai dengan keinginan perusahaan
Pembahasan:
1. Data yang dianalisa dari penelitian ini adalah data primer, yaitu: geometri
peledakan, isian bahan peledak perlubang menggunakan software shotplus
dimana untuk mendapatkan isian perlubang baik dari lubang trim dan lubang
produksinya untuk membentuk bench dan delay interval untuk mengurangi
getaran dan fly rock nya .
2. Dan Software autocad untuk mendesain geometri trim, tujuannya adalah untuk
mendapatkan desainan yang begitu efesien dalam keterbentukan bench yang akan
dibentuk tanpa adanya backbreak yang terjadi.
3. Untuk perhitungan fragmentasi menggunakan software split desktop dalam
penggambaran hasil ukuran fragmentasi rata-rata yang diinginkan, yaitu P80
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA