Resep Tidak Terbaca
Resep Tidak Terbaca
Resep Tidak Terbaca
KEYWORDS ABSTRACT
Medication Error Medication error is a condition that can harm and even endanger patient safety
Prescribing carried out by medical workers, especially in terms of patient treatment services.
Dispensing This study aims to determine the percentage of medication errors during the
Interna Station prescribing and dispensing phase at the Interna station of X Hospital in Manado
City. This research is a descriptive analysis with prospective data collection. The
results showed that medication errors that occurred during the prescribing phase
included the recipe cannot be read 3%, no doctor's name in prescription 0.33%,
no doctor's initial 0.33%, incorrect/unclear patient name 4.98%, no patient age
72.75%, no concentration/dosage of drugs 12.62%, no amount of drugs 0.33%,
no dosage form 11.62%, and no complete prescription of prescription only
medicine 0.66%. While medication errors in the dispensing phase include taking
the wrong drug 0.33% and the amount of drug delivered is less than 1.66%. Based
on the results of the study, it can be concluded that the incidence of medication
errors at Interna station of X Hospital in Manado city mostly occurs in the
prescribing phase.
TERSEDIA ONLINE
01 Februari 2020
Tabel 1. Persentase Hasil Penilaian Medication Error pada Fase Prescribing pada resep Poli Interna RS X di
Kota Manado
JUMLAH
NO PARAMETER YANG DINILAI PERSEN (%)
KEJADIAN
1 Tulisan resep tidak terbaca 9 3
2 Tidak ada nama dokter penulis resep 1 0,33
3 Paraf dokter 1 0,33
4 Salah/tidak jelas nama pasien 15 4,98
5 Tanggal lahir (Usia) 219 72,75
6 Tidak ada konsentrasi/dosis sediaan 38 12,62
7 Tidak ada jumlah obat 1 0,33
8 Tidak ada aturan pakai 0 0
9 Tidak ada bentuk sediaan 35 11,62
10 Tidak ada tanggal pembuatan resep 0 0
11 Tidak lengkap penulisan resep obat keras 2 0,66
12 Interaksi Obat 0 0
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa harus lebih kecil dari dosis maksimum (Syamsuni,
pada fase prescribing yang berpotensi menimbulkan 2006).
medication error yang terjadi karena tulisan resep Dosis atau takaran suatu obat adalah banyaknya
tidak terbaca 3%, tidak ada nama dokter penulis suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan
resep 0,33%, tidak ada paraf dokter 0,33%, kepada seseorang penderita untuk obat dalam
salah/nama pasien tidak jelas 4,98%, tidak ada usia maupun obat luar (Syamsuni, 2006). Tidak ada dosis
pasien 72,75%, tidak ada konsentrasi/dosis sediaan sediaan berpeluang menimbulkan kesalahan oleh
12,62%, tidak ada jumlah obat 0,33%, tidak ada transcriber, karena beberapa obat memiliki dosis
bentuk sediaan 11,62%, dan tidak lengkap penulisan sediaan yang beragam. Hasil penelitian
resep obat keras 0,66%. Terdapat 3 indikator yang menunjukkan sebanyak 12,62% resep yang tidak
mempunyai tingkat kejadian sebanyak 0%. tercantum konsentrasi/dosis sediaan. Apabila dosis
Kesalahan yang terjadi karena tulisan resep yang diberikan kurang, berakibat pada lama pasien
tidak terbaca dapat berakibat fatal. Hal ini dapat tersebut sembuh.
menyebabkan kesalahan penerjemahan resep yang Tidak adanya jumlah obat pada resep akan
akan berakibat lebih buruk lagi pada fase-fase menyebabkan kesalahan interpretasi petugas dalam
selanjutnya, sehingga kemungkinan terjadinya menyiapkan obat sehingga standar terapi
medication error menjadi lebih besar. Hasil pengobatan tidak tercapai juga dapat memperlambat
penelitian ditemukan sebanyak 3% resep yang tidak pelayanan di Instalasi Farmasi. Penulisan jumlah
terbaca. obat harus jelas karena jumlah obat tersebut
Sebanyak 0,33% resep yang tidak terdapat diharapkan dapat menghasilkan efek terapi pada
nama dokter penulis resep dan terdapat 0,33% resep fungsi tubuh yang mengalami gangguan (Pernama,
yang tida ada paraf dokter. Hal ini dikarenakan 2017). Pada penelitian ditemukan sebanyak 0,33%
dokter cenderung lupa menulis namanya dan resep yang tidak mencantumkan jumlah obat.
mebubuhkan paraf di resep. Menurut Peraturan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
Menteri Kesehatan (2014), persyaratan administrasi adanya bentuk sediaan 11,62%. Tidak adanya
resep wajib mencantumkan nama dokter, nomor SIP bentuk sediaan ini sangat merugikan pasien.
dokter, dan paraf dokter penulis resep. Sulit bagi Pemilihan bentuk sediaan ini disesuaikan dengan
farmasis yang ingin berkomunikasi dengan dokter kondisi pasien (Susanti, 2013). Perlu diperhatikan,
penulis resep apabila ada obat yang tidak terbaca. bentuk sediaan yang akan digunakan dan efek
Nama pasien tidak jelas juga dapat samping yang mungkin terjadi (Aslam dkk., 2003).
menyebabkan medication error karena identitas Penulisan resep obat keras juga harus diperhatikan
ataupun obat yang akan diberikan bisa saja tertukar. agar tidak menimbulkan kesalahan. Pada penelitian
Hasil penelitian menunjukkan 0,57% resep yang ini terdapat 0,66% resep yang tidak mencantumkan
nama pasiennya tidak jelas. Umur diperlukan dalam penulisan obat keras.
penulisan resep. Pada penelitian ini ditemukan
bahwa terdapat 72,75% resep tidak ada usia pasien.
Umur sangat mempengaruhi dalam penentuan dosis
obat (Susanti, 2013). Pasien lanjut usia yang fungsi
fisiologi tubuhnya mulai menurun, pemberian dosis
36 JURNAL MIPA 9 (1) 33 - 37
Tabel 2. Persentase Hasil Penilaian Medication Error pada Fase Dispensing pada resep Poli Interna RS X di Kota
Manado
JUMLAH
PARAMETER YANG DINILAI PERSEN (%)
KEJADIAN
Pengambilan obat yang salah (jenis/konsentrasi
1 0,33
berbeda)
Penyerahan obat yang salah 0 0
Pemberian etiket yang salah atau tidak lengkap 0 0
Pemberian obat diluar instruksi dokter 0 0
Jumlah obat yang diserahkan kurang 5 1,66
Obat yang diserahkan kadaluarsa/rusak 0 0