Jurnal Penelitian Perawat Profesional: Volume 3 Nomor 4, November 2021 e-ISSN 2715-6885 p-ISSN 2714-9757

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 3 Nomor 4, November 2021


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA PROFESI NERS TENTANG


PEMBERIAN OBAT 10 BENAR
Dustriani Sidauruk*, Debilly Yuan Boyoh
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia, Jl. Kolonel Masturi No. 288, Cihanjuang
Rahayu, Kec. Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40559, Indonesia
*[email protected]

ABSTRAK
Pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan masih tergolong rendah mengenai pemberian
obat 10 benar. Pemberian obat dengan prinsip 10 benar dapat mengurangi terjadinya kesalahan
akibat pemberian obat. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan hubungan pengetahuan dan
sikap mahasiswa profesi ners tentang pemberian obat 10 benar. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 51 orang. Instrument yang digunakan
adalah kuesioner pemberian obat 10 benar. Data dianalisis dengan pearson product moment
correlation. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa
profesi ners tentang pemberian obat 10 benar dengan nilai sig 0,114 (p < 0,05) dengan nilai
coefficient correlation 0,224.

Kata kunci: pemberian obat 10 benar; pengetahuan; profesi; sikap

KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF NERS STUDENTS ABOUT THE


ADMINISTRATION OF MEDICINE WITH 10 RIGHTS

ABSTRACT
The knowledge and attitudes of nursing students are still relatively low regarding the correct
administration of drugs. Administration of drugs with the principle of 10 correct can reduce the
occurrence of errors due to drug administration. The aim of the study was to find out the
relationship between knowledge and attitudes of nursing profession students about drug
administration. Sampling using purposive sampling technique with a total of 51 people. The
instrument used was a questionnaire on drug administration 10 correct. Data were analyzed by
Pearson product moment correlation. There is no significant relationship between the
knowledge and attitudes of nursing profession students about giving drugs 10 correctly with a
sig value of 0.114 (p < 0.05) with a correlation coefficient of 0.224.

Keywords: 10 correct medication; attitude; knowledge; profession

PENDAHULUAN kematian pasien (Hariyati, Indriani, &


Kejadian medication error adalah salah Ningrum, 2019). Keputusan Menteri
satu kejadian yang selain dapat Kesehatan Nomor 1027/ MENKES / SK
membahayakan pasien tetapi juga / IX /2004 menyatakan, kejadian yang
merugikan pasien karena sesuatu yang dapat menimbulkan ancaman
dilakukan oleh petugas kesehatan, keselamatan pasien antara lain kejadian
khususnya dalam pelayanan pengobatan kesalahan dalam pemberian obat atau
pasien (Oktarlina & Wafiyatunisa, Medication Error (Permana & Suryani,
2017). Kesalahan pemberian obat 2020).
adalah kasus serius yang dapat
menimbulkan kecacatan bahkan

727
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 727 - 734, November 2021
Global Health Science Group

World Health Organitation (WHO) pada bentuk pelayanan yang diberikan.


tahun 2013 melaporkan bahwa beberapa Perawat harus bisa mengerti cara kerja
negara terjadi kasus sebanyak 70% obat dan efek samping yang disebabkan
kesalahan pengobatan hingga oleh obat tersebut, memberikan obat
menyebabkan kecacatan permanen pada dengan tepat, meninjau respon klien
pasien (Halawa, 2018). Institute of terhadap pengobatan, dan membantu
Medication (IOM) melaporkan adanya klien menggunakan obat secara tepat
kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan berdasarkan pengetahuan yang telah
pada pasien rawat inap di Amerika diberikan (Pudjowati & Widodo, 2016).
sebanyak 44.000 bahkan 98.000 orang
meninggal karena kesalahan (medical Pemberian obat pada dasarnya
error) dalam pelayanan medis dan 7.000 merupakan salah satu bentuk
kasus karena medication error pelimpahan tugas dan wewenang yang
(Khairuirrijal, 2018). Sedangkan, dilakukan oleh dokter ataupun apoteker
laporan peta nasional insiden dan petugas kefarmasian. Namun tugas
keselamatan pasien, didapati tingkat pemberian obat tetap dilaksanakan oleh
medication error di Indonesia cukup seorang perawat yang lebih banyak
tinggi, karena menduduki peringkat menghabiskan waktu di bangsal
pertama sebanyak 24,8% dari 10 besar perawatan bersama dengan pasien. Oleh
kejadian yang dilaporkan (Jannah, sebab itu, menjadi tanggung jawab
2020). seorang perawat untuk dapat
melaksanakan pemberian obat dengan
Pemberian obat adalah salah satu baik dan tepat, sehingga perawat harus
prosedur keperawatan yang paling memperhatikan prinsip pemberian obat
sering dilakukan, oleh sebab itu dengan 10 benar untuk menghindari
ketelitian sangatlah penting dalam kesalahan yang bisa saja terjadi akibat
memberikan obat untuk mendapatkan dari pemberian obat. Selain itu, untuk
efek pengaruh obat yang maksimal mencegah terjadinya kesalahan akibat
(Permana & Suryani, 2020). Sebelum pemberian obat, maka seorang perawat
pemberian obat kepada pasien, terdapat juga harus mengikuti Standar
6 prinsip yang harus diperhatikan, Operasional Prosedur (SOP) yang telah
diantaranya benar pasien, benar obat, ditetapkan di rumah sakit tempat
benar dosis, benar cara pemberian, berkerja (Feriani, 2020).
benar waktu dan benar dokumentasi
(Septikasari, 2018) Berdasarkan pengamatan awal penulis
masih ditemukan beberapa orang
Rendahnya pengetahuan tentang perawat yang tidak mengecek obat
farmakologi, miskomunikasi antara sesuai dengan prinsip pemberian obat
perawat dengan dokter atau sebaliknya, 10 benar dengan tepat sehingga
kelelahan seorang perawat, salah berpotensi menimbulkan kesalahan.
membaca label pada sebuah obat, dan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
kesalahan dalam melaksanakan prinsip mengetahui hubungan antara
benar pemberian obat merupakan pengetahuan dan sikap mahasiswa
faktor-faktor yang menyebabkan profesi ners tentang prinsip pemberian
medication error (Hutasoit & obat 10 benar.
Sudharmono, 2014). Salah satu tugas
dari seorang perawat yaitu memberikan
obat kepada pasien sebagai salah satu

728
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 727 - 734, November 2021
Global Health Science Group

METODE hubungan antara kedua variabel dengan


Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan rumus pearson product
dengan jenis kuantitatif dengan desain moment correlation. Data yang
penelitian deskriptif korelasi. Teknik dikumpulan yaitu data demografi
pengambilan sampel yang digunakan mahasiswa seperti jenis kelamin dan
yaitu purposive sampling dengan umur, pengetahuan tentang prinsip
kriteria mahasiswa profesi ners yang pemberian obat 10 benar serta sikap
telah praktek yang bersedia mengikuti terhadap prinsip pemberian obat 10
penelitian sejumlah 51 orang. Variabel benar. Instrument penelitian yang
dalam penelitian ini yaitu pengetahuan digunakan adalah kuesioner tingkat
dan sikap mahasiswa profesi ners pengetahuan dan sikap tentang prinsip
tentang prinsip pemberian obat 10 pemberian obat 10 benar yang diadopsi
benar. Penelitian dilakukan setelah dari Nola (2013) yang telah dimintai ijin
mendapatkan persetujuan dari Komite untuk penggunaan kuesioner tersebut.
Etik Penelitian Kesehatan Universitas
Advent Indonesia dengan nomor surat HASIL
No. 170/KEPK-FIK.UNAI/EC/VIII/21. Distribusi data demografi responden
Analisa univariat dilakukan untuk berdasarkan jenis kelamin dan usia
menentukan frekuensi dan nilai rata-rata responden dapat dilihat pada tabel 1.
dari masing-masing variabel. Analisa
bivariat dilakukan untuk mencari

Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Responden
Variabel Kategori f %
Jenis Kelamin Laki-laki 9 17,65
Perempuan 42 82,35
Umur 13 – 18 tahun 0 0
19 – 25 tahun 32 62,75
26 – 44 tahun 17 33,33
45 – 59 tahun 2 3,92

Tabel 1 profil demografi responden rentang usia 19 – 25 tahun dengan


dalam penelitian ini adalah 82,35 % jumlah sebanyak 62,75 %, kemudian
responden merupakan responden diikuti oleh responden yang berusia 26
perempuan dan 17,65 % responden – 44 tahun dengan jumlah sebanyak
merupakan responden laki-laki. Usia 33,33 % dan responden berusia 45 – 59
responden terbanyak berada pada tahun dengan jumlah sebanyak 3,92 %.

Tabel 2.
Persentase Pengetahuan dan Sikap
Variabel Kategori f %
Rendah 13 25,49
Tingkat Pengetahuan Cukup 27 52,94
Tinggi 11 21,57
Kurang 5 9,80
Sikap Sedang 37 72,55
Baik 9 17,65

729
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 727 - 734, November 2021
Global Health Science Group

Data yang ditampilkan pada tabel 2 cukup dengan nilai rata-rata 51,04. Data
menunjukkan bahwa 52,94 % pada tabel 2 juga menampilkan sikap
responden yang memiliki tingkat responden terhadap prinsip pemberian
pengetahuan dengan kategori sedang obat 10 benar. Sebanyak 72,55 %
mengenai prinsip pemberian obat 10 responden memiliki sikap yang sedang
benar atau sebanyak 27 orang, 25,49 % atau sebanyak 37 orang. 17,65 %
responden memiliki tingkat responden memiliki sikap baik atau
pengetahuan rendah atau sebanyak 13 sebanyak 9 orang dan sebanyak 9,80 %
orang, dan 21,57 % responden memiliki responden memiliki sikap kurang atau
tingkat pengetahuan tinggi atau sebanyak 5 orang.
sebanyak 11 orang. Adapun rata-rata
tingkat pengetahuan responden yaitu
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Pearson Variabel Mean SD Sig Correlation Coeficient
rank Pengetahuan 32,31 7,745
0,114 0,224
Sikap 51,04 4,968

Tabel 3 menunjukkan hasil pengolahan sifat yang lebih teliti dan lebih
data hubungan antara kedua variabel. memperhatikan hal-hal yang mendetail
Hasilnya didapati bahwa tidak terdapat dibandingkan dengan laki-laki pada saat
hubungan yang signifikan antara tingkat bekerja (Mahfudhah, 2018).
pengetahuan dan sikap mahasiswa
profesi ners tentang prinsip pemberian Hasil penelitian tersebut didapati hasil
obat 10 benar dengan nilai sig 0,114 (p bahwa jumlah responden terbanyak
< 0,05). Dalam penelitian ini juga berada pada usia 19 - 25 tahun dengan
didapati bahwa nilai coefficient jumlah sebanyak 62,75 %. Pada masa
correlation yaitu 0,224 dengan tanda usia seperti itu merupakan masa usia
positif yang berarti bahwa terdapat yang produktif untuk melakukan
hubungan yang searah dengan tingkat pekerjaan karena merupakan usia yang
keeratan hubungan sangat lemah. ideal serta usia yang tepat karena telah
mendapatkan ilmu sebelumnya setelah
PEMBAHASAN sekolah dan kemudian ilmu yang
Tabel 1 dalam penelitian ini didapati didapatkan bisa diterapkan ketika mulai
bahwa jenis kelamin terbanyak yaitu bekerja (Suherman & Febrina, 2018).
perempuan dengan jumlah sebanyak Selain itu, semakin bertambahnya usia
82,35 % dari jumlah responden yang seseorang maka disertai dengan
ada. Dalam penelitian yang dilakukan peningkatan pengalaman dan
oleh Suherman dan Febrina (2018) keterampilan sehingga kemampuan
didapati bahwa perempuan memiliki perawat dalam memerhatikan prinsip
kecenderungan yang lebih tinggi untuk pemberian obat akan meningkat
melaksanakan tugas memberikan obat sehingga dapat menimbulkan
dibandingkan laki-laki. Selain itu, hal kewaspadaan yang dapat mencegah
ini diakibatkan oleh karena jumlah terjadinya kesalahan akibat pemberian
perawat lebih banyak perempuan obat (Pundar, 2019).
dibandingkan laki-laki. Jenis kelamin
juga merupakan salah satu faktor Tabel 2 dalam penelitian ini didapati
penting dalam dalam kepatuhan hasil yaitu 52,94 % responden memiliki
pemberian obat. Perempuan memiliki tingkat pengetahuan cukup mengenai

730
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 727 - 734, November 2021
Global Health Science Group

prinsip pemberian obat 10 benar atau merupakan keadaan di mana seorang


sebanyak 27 orang, 25,49 % responden perawat hanya sesekali melaksanakan
memiliki tingkat pengetahuan rendah prinsip pemberian obat 10 benar
atau sebanyak 13 orang, dan 21,57 % ataupun tidak melakukannya sama
responden memiliki tingkat sekali. Sikap merupakan perasaan yang
pengetahuan tinggi atau sebanyak 11 dimiliki seseorang yang akan
orang. Pengetahuan merupakan salah memberikan dampak atau respon
satu hal penting yang harus dimiliki khusus kepada seseorang yang
oleh seseorang. Pendidikan seorang menerimanya. Sikap seorang perawat
perawat yang tinggi akan dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan
memotivasinya untuk memberikan atau orang lain yang berada di
kontribusi yang baik dalam sekitarnya. Jika seorang mahasiswa
melaksanakan pemberian obat yang perawat diberikan pengaruh yang baik
benar, hingga pasien dapat terhindar dan sesuai maka mahasiswa tersebut
dari kesalahan yang terjadi akibat akan mengikuti ajaran yang telah
pemberian obat. Pendidikan dalam diberikan tersebut, dan demikian juga
keperawatan harus sesuai dengan sebaliknya. Jika diberikan ajaran yang
standar komptensi yang telah ditetapkan tidak tepat atau tidak diajarkan maka
sehingga seorang perawat harus akan mempengaruhi sikap mahasiswa
memiliki pengetahuan yang baik perawat dalam melaksanakan
mengenai pemberian obat (AIPNI, pemberian obat (Hardianti &
2016). Mappanganro, 2016).

Penelitian ini juga didapati bahwa Tabel 3 dalam penelitian ini didapati
sebanyak 17,65 % responden yang hasil bahwa tidak ada hubungan yang
memiliki sikap yang baik atau sebanyak signifikan antara pengetahuan dan sikap
9 orang, 72,55 % responden memiliki mahasiswa profesi ners tentang prinsip
sikap yang sedang terhadap prinsip pemberian obat 10 benar dengan tingkat
pemberian obat 10 benar atau sebanyak keeratan sangat lemah antara kedua
37 orang. dan sebanyak 9,80 % variabel dengan tanda yang searah. Hal
responden memiliki sikap yang kurang ini berarti jika pengetahuan meningkat
terhadap prinsip pemberian obat 10 maka sikap juga akan meningkat. Hal
benar atau sebanyak 5 orang. Sikap ini sejalan dengan penelitian yang
yang baik dalam pemberian obat dilakukan oleh Pudjowati dan Widodo
merupakan keadaan di mana seorang (2016) mengenai hubungan
perawat melaksanakan atau pengetahuan penerapan 7 benar
memperhatikan prinsip 10 benar dalam pemberian obat pada pasien di mana
pemberian obat seperti benar obat, didapati ada hubungan yang signifikan
benar pasien, benar dosis, benar waktu, antara pengetahuan dan penerapan
benar rute benar evaluasi dan pemberian obat dengan menggunakan 7
sebagainya. Sikap yang sedang benar. Namun hal ini berbeda dengan
merupakan sikap yang dimiliki oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
seorang perawat di mana dalam Marianna (2019) yang menyatakan
melaksanakan prinsip 10 benar bahwa terdapat hubungan yang
pemberian obat, perawat tersebut hanya signifikan antara tingkat pengetahuan
melakukan sebagian dari 10 benar atau dengan sikap terhadap keselamatan
jarang melakukan secara menyeluruh. pasien dalam pemberian obat. Demikian
Sedangkan sikap yang kurang juga dengan penelitian yang dilakukan

731
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 727 - 734, November 2021
Global Health Science Group

oleh Wahyuni (2015) di mana Feriani, P. (2020). Ketepatan Pemberian


ditemukan bahwa terdapat hubungan Obat Oleh Perawat Dipengaruhi
yang signifikan antara sikap dengan Lingkungan Kerja Di Ruang
pelaksanaan 6 benar pemberian obat. Rawat Inap Rsud Kanujoso
Menurut teori yang dikemukakan oleh Balikpapan. JIKO (Jurnal Ilmiah
Notoatmodjo bahwa sikap atau perilaku Keperawatan Orthopedi), 4(1),
seseorang dipengaruhi oleh 34–40.
pengetahuan atau pengalaman yang https://doi.org/10.46749/jiko.v4i1.
dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi 38
atau semakin baik pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang mahasiswa Hardianti, A. Mappanganro, A. 2016.
perawat mengenai prinsip pemberian Hubungan Pengetahuan dan Sikap
obat 10 benar, maka semakin baik juga Dengan Motivasi Perawat Dalam
sikap atau perilakunya terhadap Menerapkan Prosedur
pemberian obat (Notoatmodjo, 2010). Pelaksanaan Pemberian Obat Di
Rumah Sakit Ibnu Sina Yw- Umi
Selain itu motivasi untuk memberikan Makassar. 2016;9:196–204.
obat diperlukan sehingga setiap perawat
Hutasoit A. Sudharmono U. Gambaran
yang memberikan obat kepada pasien
penerapan prinsip benar
dapat meninjau kembali prinsip yang
pemberian obat di rumah sakit
telah dipelajari untuk mencegah
advent bandar lampung. E-Journal
terjadinya hal yang tidak diinginkan
Stikes Borromeus Vol 7 No. 1
akibat kesalahan dalam pemberian obat.
Maret 2019 :7–10.
Pemberian obat memerlukan
keterampilan dan keahlian khusus untuk Indriani S. Penggunaan Electronic
memeriksa kembali hal-hal yang Medication Management (EMM)
diperlukan seperti nama obat, dosis, rute dalam Menurunkan Kejadian
pemberian, waktu pemberian obat, efek Medication Error di Keperawatan.
samping pemberian obat dan sebagainya Jurnal Surya. 2020;11(03):33–9.
sehingga dapat meningkatkan prestasi
dalam pekerjaan dan dapat menjaga Jannah H. Primawati S. N. Identifikasi
keselamatan pasien selama menjalani Tanaman Obat Untuk Menunjang
perawatan di rumah sakit (Potter & Kesehatan Anak Sejak Dini.
Perry, 2015, Pudjowati & Widodo, Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi
2016). Vol. 8 No. 1 2020.

SIMPULAN Khairurrijal MAW, Putriana NA.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Review: Medication Erorr Pada
tidak terdapat hubungan yang signifikan Tahap Prescribing, Transcribing,
antara pengetahuan dan sikap terhadap Dispensing, dan Administration.
prinsip pemberian obat 10 benar oleh Farmasetika.com (Online).
mahasiswa perawat profesi ners. 2018;2(4):8.
Mahfudhah AN, Mayasari P. Pemberian
DAFTAR PUSTAKA Obat Oleh Perawat Diruang
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Indonesia. (2016). Kurikulum Inti Kota Banda Aceh. JIM FKep.
Pendidikan Ners Indonesia. 2018;III(4):1–9.
Jakarta: AIPNI.

732
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 727 - 734, November 2021
Global Health Science Group

Marianna S. Hubungan Tingkat Setianingsih, Septiyana R. Hubungan


Pengetahuan Perawat Terhadap Tingkat Pendidikan dan Lama
Manajemen Keselamatan Pasien Kerja Perawat dengan Penerapan
Dalam Pemberian Obat Prinsip “Enam Tepat” dalam
Kewaspadaan Tinggi Di Rumah Pemberian Obat. Jurnal Unimus
Sakit Menteng Mitra Afia Jakarta. Ac Id. 2019;7:177–87.
Jurnal Online Keperawatan
Indonesia Jurnal. Online Suherman H., Febrina. 2019. Pengaruh
Keperawatan Indonesia. Faktor Usia, Jenis Kelamin, Dan
2019;2(1):165–73. Pengetahuan Terhadap
Swamedikasi Obat. Viva Med J
Notoatmodjo, S. 2010. Perilaku Kesehatan, Kebidanan dan
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Keperawatan. 2019;10(2):94–108.
Oktarlina RZ, Wafiyatunisa Z. Kejadian Suryani L, Permana L. Peningkatan
Medication Error pada Fase Perilaku Perawat Melalui
Prescribing di Poliklinik Pasein Pengetahuan dalam Menjalankan
Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Prinsip Pemberian Obat Dua
Mayjend HM Ryacudu Kota Belas Benar. J Heal Sci.
Bumi. Fakultas Kedokteran 2020;V(II):78–85.
Universitas Lampung.
2017;1(3):540–5.
Potter, P. A. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Pudjowati VE, Widodo DW. Hubungan
pengetahuan perawat tentang
pemberian obat dengan penerapan
prinsip 7 (tujuh) benar pada
pasien di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang. Nurse
News (Meriden). 2016;1:358–68.
Pundar, et al. (2019). Analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi
kepatuhan perawat melakukan
hand hygiene sesuai SPO di ruang
Kelimutu dan Cempaka RSUD
Prof. DR. W. Z. Johannes
Kupang. CHMK Nursing
Scientific Journal 3(2) September
2019.
Septikasari M. 2018. Konsep Dasar
Pemberian Obat Untuk Bidan.
Cilacap: Stikes Al Irsyad Al
Islamiyah Cilacap.

733
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 727 - 734, November 2021
Global Health Science Group

734

Anda mungkin juga menyukai