827-Article Text-3605-1-10-20220329

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91

p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

EVALUASI POLA PERESEPAN PADA PASIEN LANJUT USIA


MENGGUNAKAN WHO PRESCRIBING INDICATORS

Mia N. A. Fatin1*, ED. Y. M. Pasha1, Khairunnisa Fadhilah2,


Vera L. Fitriani1
1
Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana, Bandung, Indonesia
2
UPT Puskesmas Pasundan, Bandung, Indonesia

*Email: [email protected]

Artikel diterima: 24 November 2021; Disetujui: 17 Maret 2022


DOI: https://doi.org/10.36387/jiis.v7i1.827

ABSTRAK
Pasien lanjut usia sangat rentan dengan masalah penggunaan obat. Hal ini
berkaitan dengan kondisi fisiologis yang sudah berubah sehingga berpengaruh pada
farmakokinetika dan farmakodinamik obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi pola peresepan obat pada pasien lanjut usia di UPT Puskesmas
Pasundan. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari resep pasien lanjut
usia periode Maret - Juni 2021. Pola peresepan obat pada pasien lanjut usia
dievaluasi menggunakan WHO prescribing indicators dengan lima indikator:
jumlah obat per lembar resep, persentase penggunaan antibiotik, penggunaan obat
generik, persentase pengunaan sediaan injeksi, penggunaan obat esensial. Sejumlah
638 lembar resep yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil diperoleh bahwa rata-rata
jumlah obat per lembar resep adalah 2,8. Mayoritas obat yang diresepkan dari total
1.777 obat berupa obat generik sebesar 83,29% dan obat esensial sebesar 74,28%.
Persentase penggunaan antibiotik sebesar 11,82% dan sediaan injeksi sebesar 0%.
Antibiotik yang paling sering diresepkan secara berturut-turut adalah amoksisilin,
klindamisin, siprofloksasin, betametason, dan mikonazol. Obat yang paling sering
diresepkan secara berturut-turut adalah amlodipin, parasetamol, natrium
diklofenak, klorfeniramin maleat dan multivitamin. Penggunaan obat esensial dan
generik dibawah standar WHO, sedangkan rata-rata jumlah obat per resep diatas
standar WHO.

Kata kunci: lanjut usia, pola peresepan obat, obat esensial, obat generik

ABSTRACT
Older patients are very susceptible to drug use problems. Drug use problems
are related to physiological conditions that affect the pharmacokinetics and
pharmacodynamics of the drug. This study aimed to evaluate drug prescribing
pattern in older patients at Pasundan Health Center Bandung. Data were
retrospectively collected from prescriptions from March to June 2021. The pattern
of prescribing drugs was evaluate using the WHO prescribing indicator with five
indicators: the number of drugs per prescription, antibiotic use, generic drugs, the
percentage of injection preparations, essential drug use. A total of 638
prescriptions met the inclusion criteria. The average number of drugs per

Mia N. A. Fatin, dkk | 84


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

prescription is 2.8. The prescription drugs from a total of 1.777 drugs in the form
of generic drugs amounted to 83.29%, and essential drugs amounted to 74.28%.
The antibiotics and injection use percentage were 11.82% and 0%, respectively.
The most frequently prescribed antibiotics were amoxicillin, clindamycin,
ciprofloxacin, betamethasone, and miconazole. The most frequently prescribed
drugs were amlodipine, paracetamol, diclofenac sodium, chlorpheniramine
maleate, and multivitamins. The use of essential and generic drugs was below WHO
standard, while the average number of drugs per prescription was above WHO
standard.

Keywords: drug prescribing patterns, essential drugs, generic drugs, older

PENDAHULUAN pengobatan. Hal ini disebabkan karena


Ketidakrasionalan pada adanya perubahan fisiologis yang
peresepan obat dapat menyebabkan dapat memengaruhi farmakokinetik
terapi yang tidak efektif dan tidak dan farmakodinamik obat (Karimi et
aman, peningkatan morbiditas dan al., 2014). Pola peresepan obat pada
mortalitas, ketidakpatuhan dalam pasien lanjut usia perlu dievaluasi dan
pengobatan, peningkatan biaya untuk mencegah ketidakrasionalan
pengobatan. Langkah yang dapat penggunaan obat. WHO Prescribing
dilakukan untuk mencegah Indicators merupakan indikator
ketidakrasionalan penggunaan obat kerasionalan peresepan obat. Indikator
adalah dengan mengidentifikasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi
jumlah, tipe, dan keparahan kesalahan dalam peresepan seperti
penggunaan obat yang tidak rasional polifarmasi, penggunaan injeksi dan
(Sköldunger et al., 2015; Barkus and antibiotik yang berlebihan, peresepan
Lisauskienė, 2016). Penggunaan obat obat bermerek dan ketidakpatuhan
yang rasional artinya pasien pada pedoman praktek klinik rasional
mendapatkan obat sesuai dengan yang (Sköldunger et al., 2015; Barkus and
diperlukan dengan dosis yang tepat, Lisauskienė, 2016). Selain itu,
durasi yang tepat, dan dengan biaya indikator ini juga dapat mendeteksi
yang terjangkau oleh pasien dan masalah pada penyedia pelayanan
komunitas (Choonara, 2013). kesehatan (Karimi et al., 2014).
Pasien lanjut usia sangat rentan Tujuan dari penelitian ini adalah
dengan risiko masalah terkait untuk mengevaluasi penggunaan obat

Mia N. A. Fatin, dkk | 85


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

pada pasien lanjut usia dengan melihat Data yang diambil dari resep adalah
pola peresepan obat menggunakan usia pasien, jumlah obat yang
WHO Prescribing Indicators. diresepkan, obat generik, antibiotik,
obat injeksi dan obat esensial.
METODE PENELITIAN Pola peresepan obat pada pasien
Pada penelitian ini digunakan geriatri dievaluasi menggunakan
rancangan penelitian observasional WHO prescribing indicators dengan
potong lintang dengan pengambilan lima indikator:
data secara retrospektif. Penelitian ini Rata-rata jumlah obat per lembar resep
Jumlah obat yang diresepkan
telah disetujui oleh Komisi Etik = jumlah resep

Penelitian Universitas Padjadjaran Persentase penggunaan antibiotik


Jumlah antibiotik yang diresepkan
Bandung (706/UN6.KEP/EC/2021) = Jumlah obat yang diresepkan
× 100%

dan izin penelitian dari Dinas Persentase penggunaan obat generik


Jumlah obat generik yang diresepkan
Kesehatan Kota Bandung = × 100%
Jumlah obat yang diresepkan

(PP.06.02/11432/Dinkes/VII/2021). Persentase pengunaan sediaan injeksi


Jumlah injeksi yang diresepkan
Teknik pengambilan sampel pada = × 100%
Jumlah obat yang diresepkan

penelitian ini menggunakan total Penggunaan obat esensial


Jumlah obat esensial yang diresepkan
sampling. = Jumlah obat yang diresepkan
× 100%

Populasi target pada penelitian


ini adalah seluruh pasien lanjut usia di HASIL DAN PEMBAHASAN
UPT Puskesmas Pasundan, sedangkan Total resep yang memenuhi
populasi terjangkau adalah resep kriteria inklusi dan eksklusi adalah
pasien lanjut usia di UPT Puskesmas sebanyak 638 resep dengan total
Pasundan pada periode Maret – Juni jumlah obat yang diresepkan adalah
2021 (n=696). Kriteria inklusi pada 1.777 obat. Data penggunaan obat
penelitian ini adalah resep untuk pada penelitian ini diambil pada
pasien berusia > 60 tahun periode periode Maret-Juni 2021 (Tabel 1).
Maret – Juni 2021. Kriteria eksklusi Persentase Penggunaan Obat
meliputi pasien berusia > 60 tahun Generik
yang tidak mendapatkan resep, dan Sebanyak 88,50% resep berisi 1-
data pasien yang tidak lengkap (n=58). 3 obat generik (Tabel 2). Persentase

Mia N. A. Fatin, dkk | 86


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

penggunaan obat generik sebesar Jumlah Obat per Resep


83,29%, lebih rendah dibandingkan Sebanyak 77,90% resep berisi 2-
standar WHO (100%). Hal ini dapat 4 obat (Tabel 2). Rata-rata jumlah obat
disebabkan karena tidak semua obat per resep adalah 2,8 (Tabel 3). Nilai
yang perlu diberikan kepada pasien tersebut diatas standar WHO yaitu 1,6-
ada dalam bentuk obat generik. 1,8 tetapi masih dibawah pengertian
Penggunaan obat generik pada polifarmasi yaitu penggunaan obat > 5
penelitian lain di puskesmas yaitu obat. Pada penelitian lain di
sebesar 84,4 - 99,41% (Abdulah et al., puskesmas didapatkan nilai rata-rata
2019; Puspitasari, Hanifah and jumlah obat per resep adalah 1,99-2,1
Sinuraya, 2019; Kilipamwambu et al., (Puspitasari, Hanifah and Sinuraya,
2021). Penggunaan obat generik 2019; Kilipamwambu et al., 2021),
khususnya pada pengobatan penyakit sedangkan penelitian lain di rumah
kronik dapat lebih hemat dan cost- sakit didapatkan nilai rata-rata yang
effective (Shrank et al., 2011). lebih tinggi yaitu 4,91 (Giri and Khan,
2020). Adanya polifarmasi berisiko
Tabel 1. Data Penggunaan Obat
Data Maret April Mei Juni Total
adanya reaksi obat yang tidak
Penggunaan diinginkan dan potensi interaksi obat
Obat
Jumlah (Romana et al., 2012; de Anda-
Resep 187 208 154 89 638
Jumlah Obat Jáuregui, Guo and Hur, 2019; Fatin
yang
diresepkan 538 563 426 250 1777 and Pasha, 2021). Nilai rata-rata obat
Jumlah Obat
per lembar resep lebih tinggi dari
Generik
yang standar WHO dapat disebabkan pada
diresepkan 440 471 361 208 1480
Jumlah pasien lanjut usia dapat terjadi
Sediaan
Injeksi yang beberapa kondisi klinis. Pada
diresepkan 0 0 0 0 0
Jumlah penelitian ini, obat yang paling sering
Antibiotik
yang
diresepkan adalah amlodipin (Tabel
diresepkan 65 62 45 38 210 4), hal ini terkait dengan hipertensi
Jumlah Obat
Esensial sebagai kondisi yang sering dialami
yang
diresepkan 392 418 333 177 1320 pasien lanjut usia (Shukuri, Tewelde
and Shaweno, 2019).

Mia N. A. Fatin, dkk | 87


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

Tabel 2. Peresepan Obat dalam Tabel 4. Obat yang paling sering


Setiap Lembar Resep diresepkan
Deskripsi Obat Per Jumlah % Nama Obat Jumlah %
Resep Amlodipin 218 12,27
Jumlah obat per resep Parasetamol 170 9,57
<2 104 16,30 Natrium
2-4 497 77,90 diklofenak 155 8,72
>4 37 5,80 Klorfeniramin
Jumlah obat generik per Maleat 67 3,77
resep Multivitamin 62 3,49
<1 21 3,29
1-3 514 80,56
>3 103 16,14 Persentase Penggunaan Sediaan
Jumlah antibiotik per
resep Injeksi
<1 447 70,06 Persentase penggunaan sediaan
>1 191 29,94
Jumlah obat esensial injeksi sebesar 0%, lebih rendah
per resep
<1 34 5,33 dibandingkan standar WHO (13,4-
1-3 536 84,01
>3 68 10,66 24,1%). Nilai ini disebabkan di UPT
Puskesmas Pasundan tidak ada
Tabel 3. Pola Peresepan Obat
Berdasarkan WHO Prescribing pelayanan rawat inap, sehingga tidak
Indicators terdapat peresepan sediaan injeksi.
Standar
Indikator Frekuensi Hasil
WHO Persentase Penggunaan Obat
Jumlah obat
per lembar Esensial
1777 2,8 1,6-1,8
resep (rata-
rata) Sebanyak 84,01% resep berisi 1-
Persentase 3 obat esensial (Tabel 2). Persentase
penggunaan
1480 83,29 100
obat obat esensial sebesar 74,28%, lebih
generik (%)
Persentase rendah dibandingkan dengan standar
penggunaan 13,4-
0 0,00 WHO (100%). Obat esensial pada
sediaan 24,1
injeksi (%)
Persentase penelitian ini berdasarkan kepada
pengunaan
210 11,82 20-26,8 Daftar Obat Esensial Nasional
antibiotik
(%) (Kemenkes RI, 2019). Persentase obat
Persentase
penggunaan esensial di beberapa penelitian lain di
obat 1320 74,28 100
esensial puskesmas sebesar 72,83-83,07
(%)
(Abdulah et al., 2019; Puspitasari,
Hanifah and Sinuraya, 2019), dan di
rumah sakit sebesar 99,5% (Kasahun

Mia N. A. Fatin, dkk | 88


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

et al., 2020). Obat esensial merupakan digunakan di fasilitas kesehatan


obat yang terpilih karena paling primer (Akhavan, Khanna and
dibutuhkan dan perlu tersedia di Vijhani, 2020).
fasilitas kesehatan (Kemenkes RI,
2019). Penggunaan obat esensial KESIMPULAN
masih dibawah standar WHO Hasil evaluasi penggunaan obat
berkaitan dengan adanya pada pasien lanjut usia dengan melihat
perkembangan pengobatan. pola peresepan obat menggunakan
Persentase Penggunaan Antibiotik WHO Prescribing Indicators
Tabel 5. Antibiotik yang Paling didapatkan rata-rata jumlah obat per
Sering Diresepkan
Nama Obat Jumlah %
lembar resep adalah 2,8. Mayoritas
Amoksisilin 56 26,67 obat yang diresepkan dari total 1.777
Klindamisin 51 24,29
Siprofloksasin 30 14,29 obat berupa obat generik sebesar
Betametason 16 7,62
Mikonazol 11 5,24 83,29% dan obat esensial sebesar
Azitromisin 10 4,76
Kloramfenikol 6 2,86 74,28%. Persentase penggunaan
Ketokonazol 5 2,38
antibiotik sebesar 11,82% dan sediaan
Sebanyak 70,06% resep berisi < injeksi sebesar 0%.
1 antibiotik (Tabel 2). Persentase
penggunaan antibiotik sebesar UCAPAN TERIMA KASIH
11,82%, lebih rendah dibandingkan Terima kasih penulis sampaikan
dengan standar WHO (20-26,8%), kepada Lembaga Penelitian dan
artinya terdapat batasan peresepan Pengabdian Masyarakat Universitas
antibiotik sesuai dengan Bhakti Kencana yang telah mendanai
kebutuhannya. Penggunaan antibiotik penelitian ini melalui hibah riset
secara tidak rasional merupakan faktor intenal.
terjadinya resistensi (Kemenkes RI,
2011). Pada penelitian ini, antibiotik DAFTAR PUSTAKA
yang paling sering diresepkan adalah Abdulah, R. et al. (2019) ‘Pattern of
medication use in geriatric
amoksisiiln (Tabel 5). Amoksisilin patients at primary health care
merupakan antibiotik dengan facilities in Karawang,
Indonesia’, Drug, healthcare
spektrum luas yang paling sering and patient safety, 11, p. 1.

Mia N. A. Fatin, dkk | 89


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

Akhavan, B. J., Khanna, N. R. and indicators in Iran: A cross-


Vijhani, P. (2020) sectional study’, Journal of
‘Amoxicillin’, StatPearls research in pharmacy
[Internet]. practice, 3(2), p. 39.
de Anda-Jáuregui, G., Guo, K. and Kasahun, G. et al. (2020) ‘Evaluation
Hur, J. (2019) ‘Network-Based of pattern of drug use in
Assessment of Adverse Drug tertiary health care setting in
Reaction Risk in central Tigray Using WHO
Polypharmacy Using High- prescribing indicators’, Adv
Throughput Screening Data’, Pharmacoepidemiol Drug Saf,
International Journal of 9(228), pp. 1052–2167.
Molecular Sciences . doi: Kemenkes RI (2011) Pedoman
10.3390/ijms20020386. Pelayanan Kefarmasian untuk
Barkus, A. and Lisauskienė, I. (2016) Terapi Antibiotik. Jakarta:
‘Inappropriate habits of Kementrian Kesehatan RI.
antibiotic use among medical
Kemenkes RI (2019) Kemenkes RI No.
specialists and students in HK01.07/MENKES/688/2019
Vilnius’, Acta Medica Tentang Daftar Obat Esensial
Lituanica, 23(2), p. 135.
Nasional. Jakarta: Kementrian
Choonara, I. (2013) ‘Rational Kesehatan RI.
prescribing is important in all Kilipamwambu, A. et al. (2021)
settings’. BMJ Publishing ‘WHO/INRUD core
Group Ltd. prescribing indicators and
Fatin, M. N. A. and Pasha, E. D. Y. M. antibiotic utilization patterns
(2021) ‘POTENSI among primary health care
INTERAKSI OBAT facilities in Ilala district,
DENGAN OBAT PADA Tanzania’, JAC-Antimicrobial
PASIEN DEWASA Resistance, 3(2), p. dlab049.
DENGAN PNEUMONIA’, Puspitasari, I. M., Hanifah, A. and
Journal of Pharmacopolium, Sinuraya, R. K. (2019)
4(2). ‘Evaluation of Medication Use
Giri, S. and Khan, G. M. (2020) Patterns among Geriatric
‘Prescribing pattern and Patients using World Health
appropriateness of Prescription Organization Prescribing
among elderly patients in Indicators’, Pharmacology
tertiary care hospital of and Clinical Pharmacy
western Nepal-A Prospective Research, 4(2), pp. 51–55.
cross-sectional study’, Asian J Romana, A. et al. (2012)
Pharm Clin Res, 13(4), pp. ‘Polypharmacy leading to
126–131. adverse drug reactions in
Karimi, A. et al. (2014) ‘Evaluation of elderly in a tertiary care
medicine prescription pattern hospital’, mortality, 6, p. 7.
using World Health
Organization prescribing

Mia N. A. Fatin, dkk | 90


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), Maret 2022, 84-91
p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902

Shrank, W. H. et al. (2011) ‘The use of rural Ethiopia’, Integrated


generic drugs in prevention of blood pressure control, 12, p.
chronic disease is far more 23.
cost-effective than thought, Sköldunger, A. et al. (2015) ‘Impact of
and may save money’, Health inappropriate drug use on
affairs, 30(7), pp. 1351–1357. hospitalizations, mortality, and
Shukuri, A., Tewelde, T. and costs in older persons and
Shaweno, T. (2019) persons with dementia:
‘Prevalence of old age findings from the SNAC
hypertension and associated study’, Drugs & aging, 32(8),
factors among older adults in pp. 671–678.

Mia N. A. Fatin, dkk | 91

Anda mungkin juga menyukai