LP Trauma Abdomen
LP Trauma Abdomen
LP Trauma Abdomen
DISUSUN OLEH:
WELDA ANJELINA
P05120218086
Diketahui oleh,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan
DISUSUN OLEH:
WELDA ANJELINA
P05120218086
Diketahui oleh,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga makalah laporan dengan judul “Trauma Abdomen” ini
dalam memenuhi tugas laporan kegawatdaruratan dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih
kepada bapak Ns.Sahran,M.Kep selaku pembimbing pendidikan dalam praktik
klinik kegawatdaruratan dan ibu Ns.Ernawati,S.Kep selaku pembimbing dilahan
praktek Rumah Sakit Kepahiang yang telah memberikan arahan dan bimbingan
serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat..................................................................................................................2
A. Definisi...............................................................................................................3
B. Etiologi...............................................................................................................3
C. Klasifikasi............................................................................................................4
D. Manifestasi Klinis..............................................................................................4
E. Patofisiologi.......................................................................................................6
F. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................8
G. Penatalaksanaan.................................................................................................9
H. Komplikasi.......................................................................................................11
A. Pengkajian........................................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................15
C. Intervensi Keperawatan....................................................................................16
ii
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
A. Kesimpulan..........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
iii
iv
DAFTAR LAMPIRAN
NO Daftar Lampiran
4 ADL
5 Absensi mahasiswa
7 Lembar konsultasi
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma merupakan keadaan yang disebabkan oleh luka atau cidera.
Trauma juga mempunyai dampak psikologis dan sosial. Pada
kenyataannya, trauma adalah kejadian yang bersifat holistik dan dapat
menyebabkan hilangnya produktivitas seseorang.
1
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya yaitu :
C. Tujuan
Penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas laporan
kegawatdaruratan dan meningkatkan pemahaman penulis maupun
pembaca mengenai trauma abdomen/
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman mengenai truma abdomen sehingga dapat diterapkan dalam
menangani kasus-kasus trauma abdomen diklinik sesuai kompetensi
tenaga medis terutama perawat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak
disengaja.
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi
dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada
penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula
dilakukan tindakan laparatomi.
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ
abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi
gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai
organ.
B. Etiologi
Penyebab trauma abdomen adalah, sebagai berikut :
a. Penyebab trauma penetrasi
1. Luka akibat terkena tembakan
2. Luka akibat tikaman benda tajam
3. Luka akibat tusukan
b. Penyebab trauma non-penetrasi
1. Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
2. Hancur (tertabrak mobil)
3. Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
4. Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah raga
3
4
C. Klasifikasi
Trauma pada dinding abdomen terdiri dari :
a. Kontusio dinding abdomen
Disebabkan trauma non-penetrasi. Kontusio dinding abdomen tidak
terdapat cedera intra abdomen, kemungkinan terjadi eksimosis atau
penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darah dapat
menyerupai tumor.
b. Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga
abdomen harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ
abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga
terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan
faal berbagai organ.
Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut Suddarth & Brunner
(2010) terdiri dari:
a) Perforasi organ viseral intraperitoneum
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya
cedera pada dinding abdomen.
b) Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik
ahli bedah.
c) Cedera thorak abdomen
Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri
diafragma, atau sayap kanan dan hati harus dieksplorasi
D. Manifestasi Klinis
a. Pada trauma non-penetrasi (tumpul) biasanya terdapat adanya:
1. Jejas atau ruftur dibagian dalam abdomen
2. Terjadi perdarahan intra abdominal.
5
E. Patofisiologi
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat
kecelakaan lalulintas, penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara
faktor – faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat
trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang
ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya
perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan
disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan yang
menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada
elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah
kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya.
Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya
walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung
pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung
kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan
jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya
trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal
tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan
beberapa mekanisme :
1. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh
gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang
letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ
padat maupun organ berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior
dan vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.
3. Terjadi gaya akselerasi – deselerasi secara mendadak dapat
menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel vaskuler.
7
Pohon masalah:
Trauma
(kecelakaan)
↓
Penetrasi & Non-Penetrasi
↓
Terjadi perforasi lapisan abdomen
(kontusio, laserasi, jejas, hematom)
↓
Menekan saraf peritonitis
↓
Nyeri akut
Terjadi perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen → ↓
Motilitas usus
↓
Disfungsi usus → Resiko infeksi
↓
Refluks usus output cairan berlebih
↓
Gangguan cairan
Hipovolemia
dan eloktrolit
↓
Nutrisi kurang
Nutrisi dari dari
kurang
kebutuhan tubuhtubuh
kebutuhan
↓
Kelemahan
Kelemahan fisik fisik
↓
Gangguan
Mobilitas
Fisik
8
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
2. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan
terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit.
Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi
menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura
lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya
trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase
menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
3. Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas
retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran
usus.
4. Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri.
Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran
urogenital.
5. VP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan
trauma pada ginjal.
6. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat
diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut :
a) Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya
b) Trauma pada bagian bawah dari dada
9
G. Penatalaksanaan
a. Penanganan Awal
Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang
mengancam nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di
lokasi kejadian. Paramedik mungkin harus melihat Apabila sudah
ditemukan luka tikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus segera
ditangani, penilaian awal dilakuakan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika
korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan jalan napas.
1. Airway, dengan Kontrol Tulang Belakang
Membuka jalan napas menggunakan teknik ‘head tilt chin lift’ atau
menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda
asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan napas. Muntahan,
makanan, darah atau benda asing lainnya.
2. Breathing, dengan Ventilasi Yang Adekuat
10
H. Komplikasi
a. Trombosis Vena
b. Emboli Pulmonar
c. Stress Ulserasi dan perdarahan
12
d. Pneumonia
e. Tekanan ulserasi
f. Atelektasis
g. Sepsis
h. Pankreas : Pankreatitis, Pseudocyta formasi, fistula pancreas-duodenal,
dan perdarahan.
i. Limfa : perubahan status mental, takikardia, hipotensi, akral dingin,
diaphoresis, dan syok.
j. Usus : obstruksi usus, peritonitis, sepsis, nekrotik usus, dan syok.
k. Ginjal : Gagal ginjal akut (GGA)
A. Pengkajian
a. Data subyektif
1. Riwayat penyakit sekarang :
a. Nyeri di RUQ ,hipokondria atau region epigastrik ( cedera pada
hati)
b. Nyeri pada kuadran kiri atas (LUQ ), tanda Kehr (nyeri pada
kuadran kiri atas yang menjalar ke bahu kiri) pada cedera limfa
c. Nyeri pada area epigastrik atau bagian belakang, mungkin
asimptomatik kecuali terdapat peritonitis, tanda mungkin tidak
ditemukan sampai 12 jam setelah cedera pada cedera pancreas
d. Nyeri pada abdomen ,mual dan muntah pada cedera usus
e. Mekanisme cedera trauma tumpul atau tajam
2. Riwayat medis :
a. Kecenderungan terjadi pendarahan
b. Alergi
c. Penyakit liver / hepatomegali pada cedera hati
13
b. Data objektif
a) Data Primer
1. A : Airway
Tidak ada obstruksi jalan nafas
2. B : Breathing (pernapasan)
Ada dispneu, penggunaan otot bantu napas dan napas cuping
hidung.
3. C : Circulation (sirkulasi)
Hipotensi, perdarahan , adanya tanda “Bruit” (bunyi abnormal pd
auskultasi pembuluh darah, biasanya pd arteri karotis), tanda
Cullen, tanda Grey-Turner, tanda Coopernail, tanda
balance.,takikardi,diaforesis
4. D : Disability (ketidakmampuan )
Nyeri, penurunan kesadaran, tanda Kehr
b) Data sekunder
1) E : Exposure
Terdapat jejas ( trauma tumpul atu trauma tajam) pada daerah
abdomen tergantung dari tempat trauma
2) F : Five intervension / vital sign
Tanda vital : hipotensi, takikardi, pasang monitor jantung, pulse
oksimetri, catat hasil lab abnormal
Hasil lab :
1) Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari
kelainan pada darah itu sendiri
2) Penurunan hematokrit/hemoglobin
3) Peningkatan Enzim hati: Alkaline
fosfat,SGPT,SGOT,
4) Koagulasi : PT,PTT
5) MRI
6) Angiografi untuk kemungkinan kerusakan vena
hepatik
14
7) CT Scan
8) Radiograf dada mengindikasikan peningkatan
diafragma,kemungkinan pneumothorax atau
fraktur tulang rusuk VIII-X.
9) Scan limfa
10) Ultrasonogram
11) Peningkatan serum atau amylase urine
12) Peningkatan glucose serum
13) Peningkatan lipase serum
14) DPL (+) untuk amylase
15) Penigkatan WBC
16) Peningkatan amylase serum
17) Elektrolit serum
18) AGD
3) G : Give comfort (PQRST) :
1) Nyeri di RUQ ,hipokondria atau region epigastrik( cedera
pada hati),
2) Nyeri pada kuadran kiri atas (LUQ ) ,Tanda Kehr (nyeri pada
kuadran kiri atas yang menjalar ke bahu kiri) pada cedera
limfa
3) Nyeri pada area epigastrik atau bagian belakang, mungkin
asimptomatik kecuali terdapat peritonitis,tanda mungkin tidak
ditemukan sampai 12 jam setelah cedera pada cedera pancreas
4) Nyeri pada abdomen
5) Nyeri yang dirasakan sifatnya akut dan terjadi secara
mendadak bisa diakibatkan oleh trauma tumpul atau trauma
tajam.
4) H : Head to toe
1) Inspeksi :
Adanya ekimosis
Adanya hematom
15
2) Auskultasi :
Menurun/tidak adanya suara bising usus
3) Palpasi :
Pembengkakan pada abdomen
Adanya spasme pada abdomen
Adanya masa pada abdomen
Nyeri tekan
4) Perkusi :
Suara dullness
5) I : Inspeksi posterior surface
Dikaji jika ada yang mengalami cedera pada bagian
punggung (spinal)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera mekanik (trauma
abdomen atau luka penetrasi abdomen)
3. Kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan factor mekanik
C. Intervensi Keperawatan
Dx. Keperawatan SLKI SIKI
1 Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI : Manajemen Hipovolemia
Berhubungan Dengan ...x.. jam, Tindakan :
Kehilangan Cairan Aktif Ekspektasi : Membaik 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
SLKI : Status cairan (misalnya frekuensi nadi meningkat, nadi
Gejala dan Tanda Mayor : Deskripsi Level : teraba lemah, tekanan darah menurun,
Subjektif : tidak tersedia 1. Menurun tekanan nadi menyempit, turgor kulit
Objektif : 2. Cukup menurun menurun, membran mukosa kering,
b. Frekuensi nadi 3. Sedang volume urine menurun, hematokrit
meningkat 4. Cukup meningkat meningkat, haus, dan lemah)
c. Nadi teraba lemah 5. Meningkat 2. Monitor intake dan output cairan
d. Tekanan darah
menurun Kriteria Hasil : Teraupetik:
e. Tekanan nadi 1. Kekuatan nadi 1. Hitung kebutuhan cairan
menyempit 2. Turgor kulit 2. Berikan posisi modified trendelenburg
f. Turgor kulit menurun 3. Output urine 3. Berikan asupan cairan oral
16
g. Membrane mukosa 4. Pengisian vena
kering Edukasi :
h. Volume urine Deskripsi Level 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
meningkat 1. Memburuk oral
i. Hematocrit meningkat 2. Cukup memburuk 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi
3. Sedang mendadak
Gejala dan Tanda Minor 4. Cukup membaik
Subjektif : 5. Membaik Kolaborasi:
a. Merasa lemah 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis,
b. Mengeluh haus Kriteria Hasil : misalnya NaCl, RL
Objektif : 1. Frekuensi nadi 2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis,
a. Pengisian vena 2. Tekanan darah misalnya glukosa 2,5%, NaCl 0,4%
menurun 3. Tekanan nadi 3. Kolaborasi pemberian cairan koloid,
b. Status mental berubah 4. Membrane mukosa misalnya albumin, plasmanate
c. Suhu tubuh meningkat 5. JVP 4. Kolaborasi pemberian produk darah
d. Konsentrasi urine 6. Kadar Hb
meningkat 7. Kadar Ht
e. Berat badan turun tiba- 8. Intake cairan
tiba 9. Status mental
17
10. Suhu tubuh
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI : Manajemen Nyeri
dengan agen cedera fisik selama ... x .. jam diharapkan :
Observasi
SLKI :Tingkat Nyeri
Gejala dan Tanda Mayor 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Subjektif : mengeluh Dipertahankan ke level frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
Ditingkatkan ke level
Objektif : 3. Identifikasi respon nyeri non verrbal
a. Tampak meringis Deskripsi Level : 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
b. Bersikap protektif memperingani nyeri (mis. Suhu ruangan,
1. Meningkat
c. Gelisah pencahayaan, Kebisingan)
2. Cukup Meningkat
d. Frekuensi nadi 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
3. Sedang
meningkat tentang nyeri
4. Cukup Menurun
e. Sulit tidur 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
5. Menurun
respon nyeri
Dengan Kriteria Hasil :
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
1. Keluhan nyeri hidup
Gejala dan Tanda Minor 2. Meringis 8. Monitor efek samping penggunaan
Subjektif : tidak tersedia 3. Sikap protektif analgetik
18
Objektif : 4. Gelisah 9. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
a. Tekanan darah 5. Kesulitan tidur mengurangi rasa nyeri seperti tehnik
meningkat relaksasi nafas dalam dan relaksasi otot
b. Pola napas SLKI : Kontrol nyeri progresif
berubah
Dipertahankan ke level
c. Nafsu makan
Terapeutik :
berubah Ditingkatkan ke level 4
d. Proses berpikir 1. Kontrol lingkungan yang memperberat
Deskripsi Level :
terganggu rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
e. Menarik diri 1. Menurun pencahayaan, kebisingan)
f. Berfokus pada diri 2. Cukup menurun 2. Fasilitas istirahat dan tidur
sendiri 3. Sedang 3. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri
g. diaforesisi 4. Cukup meningkat dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
5. Meningkat
Kriteria Hasil :
Edukasi :
1. Melaporkan nyeri terkontrol
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
2. Kemampuan mengenali onset nyeri
nyeri
3. Kemampuan mengenali penyebab nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
4. Kemampuan menggunakan teknik
19
nonfarmakologi 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
5. Dukungan orang terdekat 4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
20
Objektif : 5. Menurun 3. Bersihkan jaringan nekrotik
1. Nyeri 4. Pasang balutan sesuai jenis luka
Dengan Kriteria Hasil :
2. Perdarahan 5. Pertahankan teknik steril saat
1. Kerusakan jaringan
3. Kemerahan melakukan perawatan luka
2. Kerusakan lapisan kulit
4. Hematoma 6. Ganti balutan sesuai eksudat dan
3. Nyeri drainase
4. Perdarahan Edukasi :
5. Kemerahan 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma abdomen adalah truma yang terjadi pada daerah abdomen
yang meliputi daerah retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal.trauma
abdomen adalah cedera vicera abdominal yang disebabkan karena luka
penetratife atau trauma tumpul. Akibat dari trauma abdomen dapat
berubah perforasi ataupun perdarahan. Kematian pada trauma abdomen
biasanya terjadi akibat sepsis atau perdarahan.
Kecelakaam yang terjadi pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan
oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan,
deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan
trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul lainnya.
Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak
yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka
tembak, trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk. Akan
tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal
diabdomen.
Menurut Musliha 2010, penilaian awal yang dilakukan adalah ABC,
yang meliputi :
a. Airway, dengan cara membuka jalan napas menggunakan metode head
tilt chin lift atau menengadakan kepala dan mengangkat dagu, periksa
apakah ada benda asing yang mengakibatkan tertutupnya jalan nafas,
seperti muntahan, makanan, darah, atau benda asing lainnya.
b. Breathing, dengan cara memeriksa pernapasan dengan cara look,
listen, and feel, selanjutnya periksa status respirasi klien
c. Circulation, jika pernapasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka
berikan bantuan pernapasan.
22
B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan
memahami serta menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan trauma abdomen.
22
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pojok SDKI DPP PPNI, 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Tim Pojok SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pojok SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
23
LEMBAR KONSULTASI
24