Intranatal Care
Intranatal Care
Intranatal Care
A. Pengertian
Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh
ibu ( Nugroho, 2011). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Rukiyah, dkk (2012).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelepasan plasenta (Saifuddin, dkk
2006).
Persalinan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Persalinan spontan adalah persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
melalui jalan lahir.
2. Persalianan buatan adalah persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan operasi cesarean.
3. Persalianan anjuran adalah persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione.
B. Tanda–tanda Persalinan
1. Tanda Pendahuluan
a. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.
c. Perasaan sering–sering atau susah BAK (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi lemah di
uterus, kadang–kadang di sebut “ traise labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga
bercampur darah (bloody show)
2. Tanda Pasti Persalinan
a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat,sering, dan teratur
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil
pada serviks
c. Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.
D. Pathway
E. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
1. Power
His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi ini yang bersifat
otonomtidak dipengaruhi kemauan, walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar
misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi.Pembagian
His dalam persalinan dan sifat-sifatnya :
a. His Pendahuluan
His tidak kuat, tidak teratur menyebabkan “show“.
b. His Pembukaan (Kala I)
His pembukaan serviks sampai terjadi pembukan lengkap 10 cm.
Mulai kuat, teratur dan sakit.
c. His Pengeluaran (His Mengedan) Kala II
Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama.His untuk pengeluaran
janin.Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, diafragma dan ligament
d. His Pelepas Uri (Kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
e. His Pengiring (Kala IV)
Kontraksi lemah, masih sedikit pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
2. Passege (Jalan Lahir)
Agar anak dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan tersebut harus normal.
a. Tulang Panggul
Ukuran panggul dalam :
- PAP (pintu atas panggul) : Promontorium / conjugata diagonalis (normal -
12,5 cm Linia inominata normal teraba - ½ lingkaran).
- RTP (Ruang tengah panggul) : Spina ischiadica (normal tidak menonjol)
lengkung sacrum (normal cukup).
- PBP (Pintu Bawah Panggul):Arcus pubis (normal 90o) mobilitas os cocygeus
(normal cukup).
b. Dasar Panggul
Terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan untuk dapat dilalui anak dengan
mudah.Jika terjadi kekakuan pada jaringan dan otot. Hal ini akan menjadi robek
atau ruptur.
c. Uterus dan Vagina
Uterus yang normal harus dapat menyesuaikan dengan isinya tanpa adanya
rintangan di dalam uterus, misalnya tumor. Vagina yang normal dapat merupakan
saluran yang bebas dilalui anak.
3. Passanger (Janin)
Isi uterus yang akan dilahirkan adalah janin, air ketuban dan plasenta. Agar persalinan
dapat berjalan lancar maka faktor passanger harus normal.
4. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling
tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya.
F. Proses Persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu:
1. Kala I (Kala Pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik mulai
membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis
servikalis. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten :
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secar bertahap.
- Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm
- Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif :
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bartahap
(kontraksi dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam
waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
2. Kala II (Pengeluaran Janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum
sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala
janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1,5-2 jam, pada multi 0.5 jam. Mekanisme pengeluaran janin :
a. Engagement
- Diameter biparietal melewati PAP
- Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
- Multipara terjadi permulaan persalinan
- Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi
Ringan
b. Descent (Turunnya Kepala)
- Turunnya presentasi pada inlet disebabkan oleh 4 hal :
- Tekanan cairan ketuban
- Tekanan langsung oleh fundus uteri
- Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
- Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
c. Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar
panggul, flexi (dagu lebih mendekati dada).
d. Rotation Internal
- Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
- Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir(Bidang
tengah dan PBP)
- Terjadinya bersama dengan majunya kepala
- Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.
e. Extension
Defleksi kepala, karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas.
f. Rotation External
Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk
menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam.Ukuran bahu menempatkan
pada ukuran muka belakang dari PBP.
g. Expulsi
Bahu depan di bawah symphisis sebagai hypomoklion, lahir bahu belakang, bahu
depan, badan seluruhnya.
3. Kala III (Pengeluaran Plasenta)
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras,
plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir
secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh
proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Tanda-tanda lepasnya plasenta:
perubahan ukuran dan bentuk uterus, tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba.
Kala III terdiri dari 2 fase:
a. Fase Pelepasan Uri
- Schultze :l epasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi.
Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma
yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya.
Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
- Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah
akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan
pinggir plasenta.
b. Fase Pengeluaran Uri
- Kustner : dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis.
Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas,
bila diam atau maju artinya sudah lepas.
- Klein : sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya
belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
- Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam.
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b. Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500
cc.Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.Dengan menjaga kondisi
kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.Tugas uterus ini dapat
dibantu dengan obat-obat oksitosin.
https://plus.google.com/105886992862385319195/posts/6jv5M1UFMtn
http://nsmuhammadakbarnugraha.blogspot.co.id/2016/04/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan.html