Hasbudi Muhammad Syah-Fkik PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 85

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TENTANG ASI


EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CIPUTAT KOTA
TANGGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Hasbudi Muhammad Syah


NIM : 1113103000085

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta;

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; dan

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 18 November 2016

Materai

6000

Hasbudi Muhammad Syah

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL


PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI PUSKESMAS CIPUTAT, TANGERANG SELATAN, BANTEN.
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh
Habudi Muhammad Syah
NIM: 1113103000085

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Risahmawati, Ph.D dr. Riva Auda, Sp.A, M.kes


NIP. 19770913 200604 2 001 NIP. 19761217 200801 2 015

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU


HAMIL PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TENTANG ASI
EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CIPUTAT, TANGERANG SELATAN,
BANTEN yang diajukan oleh Hasbudi Muhammad Syah (NIM 1113103000085),
telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada
tanggal 18 November 2016. Laporan penelitian ini telah diperbaiki sesuai dengan
masukan dan saran penguji, serta telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.) pada Program Studi Kedokteran
dan Profesi Dokter.

Ciputat, 18 November 2016


DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang

dr. Risahmawati, Ph.D


NIP. 19770913 200604 2 001
Pembimbing I Pembimbing II

dr. Risahmawati, Ph.D dr. Riva Auda, Sp.A, M.kes


NIP. 19770913 200604 2 001 NIP. 19761217 200801 2 015

Penguji I Penguji II

dr. Taufik Zain, Sp.OG (K) Onk dr. Marita Fadhilah, Ph.D
NIP. 19780314 200604 2 001

PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSKPD

Dr. Arif Sumantri,S.K.M.,M.Kes. dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.O.T


NIP. 19650808 198803 1 002 NIP. 19780507 200501 1 005

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah untuk pemuka para nabi dan imam para rasul, Muhammad S.A.W.,
keluarga dan para sahabatnya, serta untuk para pengikutnya hingga akhir zaman.
Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul “Perbandingan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida
dan Multigravida Tentang ASI Ekslusif Di Puskesmas Ciputat, Tangerang
Selatan, Banten”. Begitu banyak penghargaan dan rasa terima kasih yang ingin
penulis ungkapkan, kepada :
1. Allah SWT, atas limpahan anugerah-Nya, penulis dapat melewati ujian demi
ujian menyelesaikan penelitian ini.
2. Kedua orang tua saya, H. S. Zainuddin S.K.M., M.Kes., dan Hj. Hasnah Supiah
S.K.M., M.Kes., dan kedua kakak saya Muhammad Nur Hasan Syah S.GZ.,
M.Kes dan Mahatir Muhammad Syah A.Md yang selalu setia memberikan
semangat, dukungan, doa, dan bimbingan dalam menjalani setiap langkah
kehidupan untuk menjadi pribadi yang selalu bersyukur serta tangguh dalam
menghadapi setiap nikmat yang diberikan Sang Pemilik Kehidupan.
3. Dr. Arif Sumantri S.K.M., M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan kesempatan kepada saya
untuk menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.O.T selaku Ketua Program Studi Kedokteran dan
Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen di
prodi ini yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama
menjalani masa pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. dr. Risahmawati, Ph.D dan dr. Riva Auda, M.kes, Sp.A selaku dosen
pembimbing penelitian saya, yang telah mengarahkan, membimbing, memberi
saran, dan motivasi dalam penyelesaian penelitian ini.
6. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab (PJ) modul riset PSKPD
2013, yang telah memberikan izin pada penelitian ini.

v
7. Dosen pembimbing akademik, Ibu Endah Wulandari M.Biomed yang telah
menjadi dosen pembimbing akademik yang baik dalam memberikan masukan,
motivasi, kritik, dan saran mengenai perkuliahan.
8. Rekan-rekan seperjuangan, Sakinah Ramadhaniah, Wahyu Arifiyanti. Terima
kasih untuk semangat dan diskusi dengan kalian semua.
9. Terimakasih penulis ucapkan kepada Kepala Puskesmas Ciputat, Ibu-ibu
Bidan dan Segenap petugas puskesmas yang telah banyak membantu penulis
saat pengambilan sampel berlangsung.
10. Seluruh mahasiswa PSKPD 2013, terima kasih atas semangat, motivasi, dan
kisah klasik untuk masa depan.
11. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya
harapkan. Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 18 November 2016

Penulis

vi
ABSTRAK
Hasbudi Muhammad Syah. Program Studi Kedokteran Dan Profesi Dokter.
Perbandingan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida dan
Multigravida Tentang ASI Eksklusif. 2016.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan ideal, unik dan terbaik untuk bayi.
ASI eksklusif murni tanpa adanya bahan campuran makanan. ASI mempunyai nilai
tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia atau susu yang
berasal dari hewan. Bayi yang mendapat ASI lebih jarang mengalami sakit karena
ASI mengandung antibodi dan faktor kekebalan non-spesifik untuk membantu
melawan infeksi, namun cakupan pemberian ASI di Indonesia masih kurang.
Tingkat pengetahuan salah satu faktor penentu keberhasilan untuk memberikan
ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan
ibu hamil primigravida dan multigravida tentang ASI eksklusif. Metode : Penelitian
yang digunakan adalah kuantitatif dengan design Cross-Sectional. Sampel dalam
penelitan ini adalah ibu hamil primigravida dan multigravida di Puskesmas Ciputat.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan jumlah
total sampel 66. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Chi-Square dan
Independent T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna (p < 0,05) dan ibu hamil multigravida memiliki rerata tingkat
pengetahuan ASI eksklusif lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan ibu hamil primigrvaida dan
multigravida tentang ASI eksklusif dan pengetahuan ibu hamil primigravida lebih
baik. Dari hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan bisa lebih meningkatkan
informasi tentang ASI khususnya kepada ibu hamil primigravida.

Kata kunci: ASI, ASI Eksklusif, kehamilan, Pengetahuan.

ABSTRACT
Hasbudi Muhammad Syah. Medical Education Program. Comparison of
Knowledge Level primigravid Pregnancy and multigravida On exclusive
breastfeeding. 2016.
Breastfeeding is an ideal food, unique and best for the baby. Exclusive
breastfeeding pure without any mixture of food. Breastfeeding has a higher value
than the baby food made by man or milk derived from animals. Breastfeeding
babies get sick less often because contains antibodies and non-specific immune
factors to help fight infection, but breastfeeding coverage in Indonesia is still
lacking. The level of knowledge of one of the critical success factors for breast-
feeding. This study aimed to compare the level of knowledge multigravida and
primigravida about exclusive breastfeeding. Methods : The research is quantitative
with cross-sectional design. The sample in this research is a primigravida and
multigravida in Puskesmas Ciputat. Sampling was done by consecutive sampling
by the total number of samples 66. The data were analyzed using Chi-square and
Independent T-test. This study shows that there is a significant difference (p <0.05)
and multigravida had a mean rate of exclusive breastfeeding knowledge better. It
can be concluded that there are significant differences in the level of knowledge
multigravida and primigrvaida about exclusive breastfeeding and knowledge
primigravidae better. From the results of this study are expected paramedics could

vii
further improve information about breastfeeding, especially for pregnant women
primigravida.

Keywords: breastfeeding, exclusive breastfeeding, pregnancy, Knowledge

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Hipotesis ............................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian. .............................................................................. 4
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................ 4
1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan .......................................................... 5
1.5.2 Bagi Peneliti ........................................................................... 5
1.5.3 Bagi Institusi .......................................................................... 5
1.5.4 Bagi pengembang bidang penelitian ...................................... 5
1.5.5 Bagi bidang pelayanan kesehatan .......................................... 5
1.5.6 Bagi Masyarakat..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6


2.1 Landasan Teori................................................................................... 6
2.1.1 Kehamilan .............................................................................. 6
2.1.2 Pengetahuan .......................................................................... 12
2.1.3 Fisiologi Produksi ASI .......................................................... 15
2.1.4 ASI Eksklusif ......................................................................... 15
2.2 Kerangka Teori .................................................................................. 30
2.3 Kerangka Konsep ............................................................................... 31
2.4 Definisi Operasional .......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 33


3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 33
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 33
3.3 Waktu Penelitian ............................................................................. 33
3.4 Populasi Penelitian .......................................................................... 33
3.5 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ................................................ 33
3.6 Kriteria Penelitian ............................................................................ 33

ix
3.6.1 Kriteria Inklusi ..................................................................... 33
3.6.2 Kriteria Eksklusi .................................................................. 34
3.7 Besar Sampel ................................................................................... 34
3.8 Variabel Penelitian .......................................................................... 35
3.9 Cara pengumpulan data ................................................................... 35
3.9.1 Instrument ............................................................................ 35
3.10 Uji validitas dan Reliabilitas............................................................ 35
3.11 Jenis Data ......................................................................................... 37
3.12 Cara Kerja ........................................................................................ 37
3.13 Alur Penelitian ................................................................................. 39
3.14 Analisa Data..................................................................................... 40
3.14.1 Analisa Univariat ................................................................. 40
3.14.2 Analisa Bivariat ................................................................... 40
3.15 Interpretasi Data .............................................................................. 40
3.16 Manajemen Data .............................................................................. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 42


4.1 Gambaran Umum Puskesmas Ciputat .............................................. 42
4.2 Analisi Responden ............................................................................ 43
4.3 Karakteristik Sampel .......................................................................... 43
4.4 Analisis Data Hasil Penelitian .......................................................... 49
4.5 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 53


5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 53
5.2 Saran .................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54


LAMPIRAN .................................................................................................... 59

x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Analisis Kuesioner I ............................................................... 36
Tabel 3.2 Hasil Analisis Kuesioner II ............................................................. 37
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Usia ................................ 43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Usia Kehamilan .............. 45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Pendidikan Terakhir ....... 46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Pekerjaan ........................ 47
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Yang Mendapat Edukasi ASI ........ 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Chi-Square........................................................................ 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Independent T-test ............................................................ 50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Posisi Menyusui Ibu .................................................................... 21


Gambar 2.2 Posisi Menyusui Bayi Kembar ..................................................... 22
Gambar 2.3 Perlekatan Efektif ........................................................................ 22
Gambar 2.4 Perlekatan Tidak Efektif............................................................... 22

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ...................................................................................................... 59
Lampiran 2. ..................................................................................................... 61
Lampiran 3. ..................................................................................................... 65
Lampiran 4. ..................................................................................................... 67
Lampiran 5. ..................................................................................................... 70
Lampiran 6. ..................................................................................................... 72
Lampiran 7. ..................................................................................................... 73

xi
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
MDGs : Mellenium Development Goals
FIGO : International Federation of Gynecology and Obstetrics
SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
UNICEF : united nations international children’s emergency fund
UK : United Kingdom
BFHI : Baby Friendly Hospital Initiative
Depkes : Departemen Kesehatan
FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kemenkes : Kementrian Kesehatan
hCG : human Chorionic Gonadotropin
LiLA : Lingkar Lengan Atas
TT : Tetanus Toksoid
GALT : Gut-associated lymphatic tissue
BALT : Bronchus-associated lymphatic tissue
SIDS : Sudden Infant Death Syndrome
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
LMKM : Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
PKM : Pusat Kesehatan Masyarakat
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
UKGS : Usaha kesehatan Gigi Sekolah
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
IRT : Ibu Rumah Tangga
PNS : Pegawai Negeri Sipil
n : Sampel
PSKPD : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
WHO : World Health Organization

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa bayi, terutama pada awal 6 bulan pertama kehidupan merupakan


periode yang sangat penting untuk pemberian nutrisi yang baik, dengan
memberikan ASI eksklusif, sesuai dengan rekomendasi dari United Nations
International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan World Health
Organitation (WHO) bahwa pemberian ASI pada bayi selama paling sedikit 6
bulan. ASI merupakan makanan ideal, unik dan terbaik untuk bayi. ASI eksklusif
adalah murni tanpa adanya bahan campuran makanan. ASI mempunyai nilai tinggi
dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia atau susu yang
berasal dari hewan. 1

Pemberian ASI memiliki berbagi kelebihan, baik nutrisional maupun non-


nutrisional kelebihan non-nutrisional adalah membetuk ikatan batin antara ibu dan
anak. Bayi yang mendapat ASI lebih jarang mengalami sakit karena ASI
mengandung antibodi dan faktor kekebalan non-spesifik untuk membantu melawan
infeksi. Hal ini dibuktikan dari penelitian Kramer MS (2004) bayi yang terus
diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dapat mengurangi resiko infeksi saluran
pencernaan dibandingkan dengan pemberian 3-4 bulan saja.2

Telah diketahui bersama bahwa manfaat ASI untuk mengurangi resiko dari
penyebab angka kematian bayi, tetapi jumlah cakupan pemberian ASI eksklusif
masih kurang dari target. Di Indonesia jumlah angka kematian bayi tahun 2012
sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini masih kurang dari target Mellenium
Development Goals (MDGs) 2015, yaitu < 23/1.000 kelahiran hidup. Kematian
bayi di kota Banten sebesar 32 per 1.000 kelahian hidup. Di Tangerang selatan
sebanyak 41 total bayi laki-laki dan perempuan. Berbagai upaya dilakukan oleh
pemerintah dalam menurunkan Angka Kematian Bayi, salah satu dengan program
pemberian ASI eksklusif yang diatur dalam peraturan pemerintah nomor 33 tahun
2012 tentang pemberian ASI eksklusif. 1,3,4

1
2

Data pada cakupan ASI eksklusif yang cenderung mengalami fluktuatif


berdasarkan usia . Data dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesai (SDKI)
tahun 2012 menunjukkan bahwa presentase bayi yang medapatkan ASI eksklusif
(untuk umur bayi dibawah 6 bulan ) sebesar 41%, ASI eksklusif pada bayi umur 4-
5 bulan sebesar 27% dan yang melanjutkan menyusui anak sampai umur 2 tahun
sebesar 55%. Data lain menujukkan cakupan pola menyusui untuk ASI eksklusif
kelompok usia 0 bulan sebesar 39,8% dan untuk kelompok usia 5 sebesar 15,3%
tergolong rendah dibandingkan dengan pola menyusui Parsial. Data di Provinsi
Banten keseluruan menujukkan presentasi ASI eksklusif sebesar 47,9%, juga
didapatkan data untuk jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di kota tangerang
selatan sebesar 49,2%, hasil persen didapatkan dengan melihat total bayi laki-laki
dan perempuan di 25 puskesmas sebanyak 25,989 dan hanya 12,665 yang diberikan
ASI eksklusif , tentunya masih jauh dari target, maka perlu dilakukan lagi upaya
agar dapat meningkatkan cakupan dalam pemberian ASI eksklusif. 1,4

Melihat angka inisiasi menyusui dengan cankupan pemberian ASI eksklusif


sepanjang tahun berdasarkan data laporan Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2013
bahwa terdapat 19 provinsi yang mempunyai presentase ASI eksklusif di atas angka
nasional (54,3%), presentase tertinggi terdapat pada provinsi Nusa Tenggara Barat
(79,7%), terendah pada provinsi Maluku (25,5%), dan provinsi Banten termasuk
provinsi yang presentase ASI ekslusif di bawah angka nasional. Perlu dilakukan
upaya agar provinsi yang masih dibawah angka nasional agar dapat meningkatkan
cakupan ASI eksklusif. Data presentase menyusu pada anak 0-23 bulan menurut
provinsi menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir
semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah
pada anak umur 6 bulan (30,2%). Dari angka tersebut banyak faktor penyebab
sehingga terjadinya penurunan cakupan pemberian ASI ekslusif, salah satunya
kurangnya informasi pentingnya pemberian ASI eksklusif. Hasil dari penelitian
yang dilakukan Rasti (2013), menunjukkan bahwa masih banyak petugas kesehatan
yang tidak memberikan informasi mengenai ASI eksklusif sehingga sebagian besar
ibu tidak mengetahui informasi mengenai ASI eksklusif. Hasil penelitian lain juga
menyebutkan pengetahuan dan pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang
3

berhubungan. Semakin tinggi pengetahuan ibu maka makin tinggi dalam pemberia
ASI eksklusif. 1,5,6,7

Dukungan dalam pemberian ASI kepada bayi sangat diharapkan, terutama


bagi ibu yang berperan penting dalam pemberian ASI eksklusif, setiap ibu harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI eksklusif terlebih lagi buat
ibu yang sedang mengandung atau dalam masa kehamilan, baik kehamilan pertama
kali (primigravida) atau kedua dan ketiga kalinya (mulitgravida). Selama
kehamilan, terjadi pula proses produksi ASI, maka setiap ibu hamil harus
mengetahui informasi dalam pemberian ASI dan pasca persalinan siap untuk
memberikan ASI sehingga tidak terjadi kesalahan dan kekeliruan nantinya tentang
ASI eksklusif sehingga bayi akan tetap sehat, namun melihat keadaan di lapangan
berbeda apa yang diharapkan masih terdapat ibu yang dengan pengetahuan tentang
ASI kurang, khususnya ibu yang sedang hamil. Maka perlu kita tinjau kembali
pengetahuan yang dimiliki ibu tersebut, baik ibu primigravida dan multigravida.
Ibu hamil primigravida akan menjadi ibu primipara yaitu ibu dengan anak pertama,
penelitian yang dilakukan Yuli (2012) dalam Suryati (2015) menemukan perbedaan
yang signifikan antara ibu primipara dengan ibu multipara di Rumah Sakit Umum
Daerah A. Yani Metro. Ibu primipara cenderung mengalami masalah dalam
meyusui karena kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. 8,9

Penelitian yang meneliti perbandingan tingkat pengetahuan ibu hamil


primigravida dan multigravida tentang ASI eksklusif belum pernah ada sebelumnya
dilakukan di puskesmas Ciputat, untuk itu peneliti tertarik meneliti “ Perbandingan
tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida dan multigravida tentang ASI eksklusif
di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan.

1.1. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian ini, permasalahan yang dibahas
adalah :
1.2.1 Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan antara ibu hamil
primigravida dan multigravida tentang ASI eksklusif ?
4

1.2.2 Apakah ibu hamil multigravida memiliki pengetahuan yang lebih


tinggi dibandingkan dengan ibu hamil primigravida tentang ASI
esklusif ?
1.2. Hipotesis
1.3.1 Terdapat perbedaan pengetahuan antara ibu hamil primigravida dan
ibu hamil multigravida tentang pemberian ASI eksklusif
1.3.2 Ibu hamil multigravida memiliki pengetahuan yang lebih baik
tentang pemberian ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu hamil
primigarvida
1.3. Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
Meneliti perbandingan tingkat pengetahuan antara ibu
hamil primigravida dan ibu hamil multigravida tentang pemberian
ASI eksklusif
1.4.2 Tujuan khusus
a. Mengetahui bagaimana pemahaman ibu hamil primigravida
dan multigravida terhadap ASI eksklusif
b. Mengetahui bagaimana hasil rerata pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang ASI eksklusif
c. Mengetahui bagaimana hasil rerata pengetahuan ibu hamil
multigravida tentang ASI eksklusif.
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu
hamil primigravida dan multigravida tentang ASI eksklusif
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat bagi ilmu pengetahuan
a. Subyek mendapat informasi dan pengetahuan lebih bagaimana
cara pemberian ASI eksklusif dengan baik dan benar.
b. Subyek mendapat informasi dan pengetahuan mengenai
kandungan ASI eksklusif dengan benar.
c. Meningkatkan pengetahuan mengenai ASI eksklusif responden
atau masyarakat.
5

d. Peneliti dapat mengamalkan ilmunya mengenai bagaimana cara


pemeberian ASI eksklusif serta apa saja kandungan ASI
eksklusif kepada responden atau masyarakat.
1.5.2 Manfaat bagi peneliti
a. Menjadi salah satu bentuk perwujudan peneliti dalam
melaksanakan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b. Memberi pengetahuan dan menambah wawasan serta
pengalama nyata pada peneliti dalam melaksanakan
penelitian khususnya tentang ASI eksklusif
1.5.3 Manfaat penelitian bagi institusi
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan data referensi penelitian
di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bidang
kedokteran.
b. Hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam dengan tema serupa di
masa yang akan dating.
1.5.4 Manfaat di bidang pengembangan penelitian
Hasil penelitian dapat menjadi data untuk penelitian
selanjutnya dalam pengembangan pengetahuan tentang ASI
Eksklusif.
1.5.5 Manfaat di bidang pelayanan kesehatan
Memberikan informasi dan penyuluhan tentang
pentingnya pemberian ASI Eklusif buat nutrisi awal bayi.
1.5.6 Manfaat bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi


masyarakat untuk semakin meningkatkan pengetahuannya, serta
mampu mengubah perilaku masyarakat dalam pemberian ASI
eksklusif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kehamilan

2.1.1.1 Definisi

a. Definisi kehamilan menurut WHO keadaan seorang wanita membawa


embrio yang berkembang dan janin selama sembilan bulan atau lebih dalam
rahimnya. Atau kehamilan yang berlangsung rata-rata 40 minggu (280 hari)
dari hari pertama periode menstruasi sampai melahirkan.
b. Menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) ,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat
fertilisasi sampai kelahiran. 10

2.1.1.2 Syarat terjadinya kehamilan


1. Kualitas sperma yang baik.
Sperma yang dikeluarkan harus bagus dan tidak cacat dan mempunyai
daya tahan yang lama, sekitar 2 hari agar dapat membuahi sel telur.
2. Sel telur dan saluran telur yang baik.
Kondisi ini sangat diharapkan, berguna dalam proses pembuahan. Sel
telur yang baik biasanya ditandai dengan siklus menstruasi yang teratur.
3. Kondisi rahim yang bagus.
4. Adanya interaksi yang baik antara sperma dan sel telur.
Kondisi sperma dan sel telur yang baik belum tentu dapat teradi
kehamilan, hal ini dikarenkan ibu memiliki antibodi terhadap sperma
suami yang menyembabkan sel sperma di tolak. 11

2.1.1.3 Proses terjadinya kehamilan. 10,12


Untuk terjadinya kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
(konsepsi) dan nidasi. Berikut penjelasan proses terjadinya kehamilan :
1. Spermatogenesis dan oogenesis

6
7

Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa yang


berawal dari spermatogonium kemudian membelah dua menjadi dua
spermatosit primer dan spermatosit primer membelah menjadi dua
menjadi spermatosit sekunder, kemudian spermatosit sekunder
membelah dua lagi menghasilkan dua spermatid. Kemudian spermatid
tumbuh menjadi spermatozoa yang berfungsi dalam fertilisasi nantinya.
Oogenesis proses pembentukan ovum yang berawal dari
oogenium kemudian bermitosis menjadi oosit primer, selanjutnya oosit
sekunder bersama dengan pematangan folikel siap terjadinya ovulasi.
Ovulasi adalah proses lepasnya ovum, ovum yang terlepas akan disapu
oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba ke arah
ostium tuba abdominalis dan disalurkan ke arah medial. Kemudian
ovum menjadi matang dan siap untuk dibuahi.
2. Fertilisasi (pembuahan)
Fertilisasi adalah proses penyatuan antara ovum (oosit sekunder)
dan spermatozoa. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam
ovum, hanya satu spermatozoa yang mampu melakukan penetrasi
membran ovum. Fertilisasi umumnya terjadi di tuba uterina. Masuknya
spermatozoa menyebabkan penyatuan pronukleus antara ovum dan
spermatozoa sehingga membentuk zigot. Zigot ini memiliki bahan
genetik dari perempuan dan laki-laki. Zigot sebagai hasil pembuahan
yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh
sebagai janin perempuan, sedang memilki 44 kromosom otosom serta 1
kromosom Y akan tumbuh sebagai janin laki-laki. Zigot ini akan terus
membelah hingga menjadi blastokista kemudian ketahap selanjutnya
yaitu nidasi.
3. Nidasi (implantasi)
Implantasi embrio ke dalam dinding rahim, embrio yang
terbentuk berawal dari pembelahan zigot hingga menjadi blastokista.
Blastokista memilki dua bagian, bagian luar adalah trofoblas dan
dibagian dalam inner cell, massa inner cell yang nantinya akan
berkembang menjadi janin. Trofoblas ini yang akan melakukan proses
8

kompleks nidasi dengan endometrium. Nidasi atau implantasi terjadi 6


– 7 pasca fertilisasi. Terbagi 3 fase : (1) Aposisi-perlekatan dini
blastokista ke dinding uteri; (2) Adhesi-meningkatnya kontak fisis
antara blastokistas dengan epitel uterus; dan (3) Invasi- penetrasi dan
invasi sinsitiotrofoblas ke dalam endometrium. Setelah nidasi berhasil,
hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium
hingga ke tahap organonegesis dan tahpa pembentukan sistem
kardiovaskular.
4. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan stuktur dan jenis
plasenta. Plasentasi dimulai setelah proses nidasi selesai. Pada manusia
plasentasi terjadi sampa 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2
minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasif telah
melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Terbentuklah
ruang-ruang yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah
yang dihancurkan atau disebut sinus intertrofoblastik. Tiga minggu
pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat diidentifikasi dan dimulai
pembentukan vili korealis. Sirkulasi darah janin berakhir di lengkung
kapilar (capillary loops) di dalam vili korialis yang ruang intervilinya
dipenuhi dengan darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan
dikeluarkan melaluli vena uterina. Vili korialis ini akan tumbuh menjadi
suatu massa jaringan yaitu plasenta. Plasenta yang matur berfungsi
sebagai anyaman kapiler janin yang berkontak langsung dengan darah
ibu, terdiri atas hubungan vaskular. Dalam hal ini sistem oksigenasi
darah bagi bayi dapat melalui plasenta. Darah ibu dan darah janin
dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Darah janin yang terdeoksigenasi seperti darah vena yang mengalir ke
plasenta melalui dua arteri umbilikalis. Pada titik tempat tali pusat
bergabung dengan plasenta, pembuluh-pembuluh umbilikal ini
bercabang di dalam vilus pembagi, dan akhirnya membentuk jalinan
kapiler pada bagian terminal. Darah yang megandung oksigen dengan
kadar yang lebih tinggi akan kembali ke janin dari plasenta melalui vena
9

umbilikalis tunggal. Sirkulasi maternal, dimana darah ibu mengalir ke


dalam ruang intervilus dalam semburan-semburan berbentuk corong.
Pertukaran dengan darah janin terjadi saat darah maternal mengalir di
sekitar vili. Darah arteri yang mengalir ke dalam mendorong darah vena
ke dalam vena-vena endometrium, yang tersebar di seluruh permukaan
desidua basalis dan arteri umbilikasi membawa darah janin yang
terdeoksigenasi ke plasenta dan vena umbilikasi membawa darah yang
teroksigenasi ke janin.

2.1.1.4 Tanda-tanda dugaan kehamilan. 11,13,14


1. Amenorea ( tidak mendapat haid), gejala yang menandakan wanita
sedang hamil karena adanya konsepsi dan nidasi sehingga tidak
terjadinya ovulasi.
2. Mual dan muntah. Keadaan ini sering terjadi pada pagi hari namun tidak
selalu keadaan ini disebut “morning sickness”.
3. Sering kencing. Penyebab sering kencing karena uterus yang membesar
dan menekan uterus.
4. Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri, akibat dari pengaruh
hormon estrogen, progesteron, somatotrofin yang merangsang duktus
dan alveoli mammae menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara.
5. Striae dan hiperpigmentasi kulit.
6. Konstipasi, pengaruh hormon progesteron menghambat peristaltik usus.
7. Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir, pada daerah genitalia
eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.

2.1.1.5 Tanda kemungkinan hamil. 10,13,14,15,16


1. Perut membesar
2. Perubahan bentuk, ukuran, serta konsistensi uterus
3. Tanda Hegar, pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan 2 jari pada
forniks posterior dan tangan lain di dinding perut diatas simpisis pubis,
maka terasa perlunakan dan kompresibiltas ismus serviks sehingga
10

ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah
yang berlawanan.
4. Tanda Piskacek, pembesaran asimetris dan penonjolan salah satu kornu
uterus.
5. Tanda Braxton hicks, kontraksi uterus akibat peningkatan aktin-miosin
pada uterus.
6. Tanda Ballotement, fenomena bandul atau pantulan balik tanda adanya
janin di dalam uterus.
7. Tanda Chadwick, perubahan warna menjadi kebiruan dan keunguan
pada vulva, vagina, dan serviks.
8. Hasil tes human chorionic gonadotropin (hCG) positif dan likakukan
beberapa hari setelah menstruasi berhenti.

2.1.1.6 Tanda pasti kehamilan. 11


1. Terdengar detak jantung janin, dengar dengan stetoskop laenec, alat
kardiotografi, alat dopler.
2. Terasa gerakan janin dalam rahim
3. Lihat dengan Ultrasonografi : tampak kerangka, jantung, janin dan gerak
janin.

2.1.1.7 Klasifikasi kehamilan. 10


1. Kehamilan Trimester Pertama : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu
(selama 12 minggu)
2. Kehamilan Trimester Kedua : umur kehamilan 13 sampai 27 minggu
(selama 15 minggu)
3. Kehamilan Trimester Ketiga : umur kehamilan 28 sampai 40 minggu
( selama 13 minggu)

2.1.1.8 Ibu hamil primigravida dan multigravida. 9,17


Primigravida adalah orang yang hamil untuk pertama kalinya dan
Multigravida adalah kehamilan kedua atau pernah hamil beberapa kali.
11

2.1.1.9 Asuhan pada ibu hamil


Antenatal care bertujuan untuk mengetahui data kesehatan ibu
hamil dan perkembangan bayi intrauterin dan menjamin perlindungan
terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penangangan dini komplikasi kehamilan. 18
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar
meliputi :
1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan;
2. Ukur tekanan darah;
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA);
4. Ukur tinggi fundus uteri;
5. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT);
6. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan;
7. Penentuan presentasi janini dan denyut jantung janin (DJJ);
8. Tes laboratorium sederhana;
9. Temu wicara dalam rangkan persiapan rujukan
10. Tatalaksana kasus

Untuk jadwal kunjungan yang disarankan 4 kali selama masa kehamilan,


distribusi waktu pada kehamilan trimester I minimal 1 kali (usia 0-12 minggu),
trimester II minimal 1 kali ( usias kehamilan 12 – 24 minggu), dan untuk kehamilan
trimester III minimal 2 kali (usia kehamilan 24 minggu – lahir).18
12

2.1.2 Pengetahuan

2.1.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan yang ada didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya dan berbeda dengan kepercayaan (beliefes), takhayul
(superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation).19

Pengetahuan (knowloedge) juga diartikan sebagai hasil tahu atau hasil dari
pengindaraan manusia. Sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek 20 .

2.1.2.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang mencakupi dalam domain kognitif ada 6 tingkatan20 :

1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) sesuatu yang
khusus dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
2. Memahami
Memahami suatu objek tidak hanya tahu terhadap objek tersebut,
tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepetasikan secara benar tentang
objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek
yang dimaksud kemudian dapat menggunakan materi yang telah diterima.
4. Analsisi
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan dan mencari hubungan antara komponen yang terdahap dalam
suata masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan telah
sampai pada sebuah analisa orang tersebut dapat membedakan dan
mengelompokkan terhadap pengetahuan ata objek tersebut.
13

5. Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk dapat menguhubungkan dan
merangkum bagian-bagian dalam suatu bentuk untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi
Evaluasi kemampuan seseorang untuk dapat melakukan justifikasi
atau penialain terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteri yang telah ditentukan sendiri.

2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,


yaitu21 :

a. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka makin mudah mereka dalam menerima
informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, jika seseorang dengan pendidikan rendah akan menghambat
perkembangan sikap terhadap penerimaan informasi dan nilai yang baru.
Semakin banyak informasi yang didapat semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat khsusunya menganai kesehatan. Peningkatan pengetahuan
tidak mutlak didapat dari pendidikan formal, dapat juga diperoleh dari
pendidikan nonformal. Pemberian informasi mengenasi ASI yang dilakukan
secara non-formal baik melalui iklan atau sebaran leaflet dapat memberi
dampak dalam meningkatkan pengetahuan tentang ASI.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman baik secara langsung dan tidak langsung.
c. Umur
Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psiskis dan psikologis (mental). Pada segi psikologis dan mental taraf
berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
14

d. Minat
Suatu kencenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Sehingga menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
akhirnya akan memperoleh pengtahuan yang lebih dalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jika pengalaman terhadap objek
tersebut menyenankan maka secara psikologis akan memberikan bekas
dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan
Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin akan memiliki sikap yang sama yaitu dengan menjaga kebersihan
lingkungannya dari masyarakat sekitar yang akhirnya akan saling
mempengaruhi.
g. Informasi
Kemudahan dalam memperoleh sebuah informasi akan dapat
membantu cepatnya seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2.1.2.4 Cara pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, yang


menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Tingkat
pengetahuan dapat ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif yaitu 22 :

1. Pengetahuan baik : 76-100 %


2. Pengetahuan cukup : 56-76 %
3. Pengetahuan kurang : ≤ 55%

Dapat juga digunakan perhitungan sebagai berikut 23 :

1. Baik : bila nilai responden yang diperoleh (X) > mean +1 SD


2. Cukup : bila nilai mean -1SD ≤ x ≤ mean +1 SD
3. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (X) < mean – 1 SD
15

2.1.3 Fisiologi produksi ASI

Air Susu Ibu merupakan nutrien esensial bagi kelangsungan hidup bayi.
Pembentukan susu oleh kelenjar mammae atau payudara dipersiapkan selama masa
gestasi. Kemampuan menghasilkan susu tidak ditentukan dari ukuran payudara.
Akibat pengaruh hormonal selama hamil, payudara yang mampu menghasilkan
susu memilki duktus dan lobulus. Setiap lobulus terdiri dari alveolus, susu dibentuk
oleh sel epitel kemudian disekresikan ke dalam lumen alveolus, lalu dialirkan ke
duktus pengumpul ssusu yang membawa susu ke permukaan puting payudara. 24

Dalam mempertahakan laktasi terdapat dua hormon yang berperan,


pengeluaran air susu diawali oleh rangsangan penghisapan mulut bayi pada putting
susu ibu. Setiap kali bayi menghisap terjadi rangsangan ke hipotalamus yang
selanjutnya akan merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan hormon
prolaktin, hormon prolaktin akan merangsang peningkatan sekresi susu. Selain
hormon prolaktin, juga terdapat hormon oksitosi yang berasal dari rangsangan
hipofisi posterior, hormon ini menyebabkan kontraksi sel mioepiteliel yang
mengelilingin alveolus sehingga terjadi penyemprotan susu. 24

2.1.4 ASI Eksklusif

2.1.4.1 Definisi ASI Eksklusif

Air susu ibu yang selanjutnya disebut ASI adalah cairan hasil sekresi
kelenjar payudara ibu. Makanan ideal, unik dan terbaik bagi bayi. ASI eksklusfi
atau lebih tepat pemberian ASI secara Ekskulsif adalah bayi hanya mendapatkan
ASI saja. Pemberian ASI eksklusif sepenuhnya tanpa disertai tambahan atau
selingan apapun sejak bayi lahir hingga umur tertentu. Sesuai rekomendasi dari
WHO, ASI eksklusif dilakukan selama 6 bulan adalah cara optimal untuk memberi
makan pada bayi. Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap (MP-ASI)
dengan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih.18,25,26

Menyusui Eksklusif adalah bila anak umur 0-6 bulan hanya diberi Asi saja
pada 24 jam terakhir dan tidak diberi makanan prelakteal. Penelitian khamer (2012)
durasi optimal dalam pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat
mengurangi morbiditas dari infeksi gastrointestinal dari pada mereka yang
16

memberikan hanya tiga atau empat bulan saja. Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
bayi kecukupan asupan ASI sangat perlu diperhatikan, ASI yang cukup dapat
dinilai dari pola buang air kecil dan air besar. Buang air kecil sebanyak 6-8 kali
sehari. 1,26,27,28,29

2.1.4.2 Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah memberikan ASI segera setelah bayi
dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit sampai 1 jam pasca bayi dilahirkan,
dengan tujuan, (1) sentuhan atau kontak antara kulit ibu dan kulit bayi membuat
keadaan lebih tenang, (2) saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang
akan membentuk koloni di kulit dan usus bayi sebagai perlindungan diri, (3) kontak
antara kulit ibu dan kulit bayi akan meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi,
(4) dengan IMD dapat mengurangi perderahan setelah melahirkan, (5) dan dapat
mengurangi terjadinya anemia.1

2.1.4.3 Komposisi ASI

a. Kolostrum
Produksi kolostrum diperkirakan ada sejak minggu ke-16 kehamilan
(laktogenesis I), nantinya merupakan cairan yang pertama kali disekresikan
oleh kelenjar payudara dari hari ke- 1 sampai ke-3 , berwarna kuning/jingga
yang sangat pekat, volumenya kecil sehingga memberikan koordinasi
pengisapan, menelan, dan bernapas pada bayi di hari awal kehidupan, juga
sebagai pencahar yang ideal untuk membersikan mekonium di usus bayi
dalam persiapan proses pencernaan. Kolostrum merupakan produksi ASI
dengan kelebihan yang banyak dibandingkan dengan produksi ASI lainnya
(matur, transisi) , hal tersebut terbukti dengan lebih banyaknya mengandung
protein (gamma globulin), antibodi yang dapat berguna sampai umur 6
bulan, mineral, vitamin dan total lemak dan karbohidrat yang rendah dari
ASI yang matur.30
b. Transitional milk/ susu transisi/ peralihan, diproduksi dalam 2 minggu awal
(laktogensis II) merupakan asi peralihan dari kolostrum ke ASI matur
dengan kadar protein rendah dan lemak, karbohidrat meningkat.31,32
17

c. Mature milk / susu matang, ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan
seterusnya. Kandungan yang bervariasi antara waktu awal menyusu dan saat
Selanjutnya menyusui. Cairan berwara putih-kekuningan yang bersal dari
Ca-kasein,riboflafin, dan karoten. Kandungannya antara lain : antimikroba
(antibodi terhadap bakteri dan virus), sel fagosit berperan memakan bakteri
patogen, granulosit dan makrofag serta limfosit T yang berperan
mengelurakan antibodi dalam meningkatkan imunitas, juga terdapat
lisozime, laktoperosidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase,
fosfodiesterase, alkalifosfatase.30

Kandungan lain seperti Laktoferin yang bersifat bakteriostatik kuat terhadap


Escherichia coli juga menghambat pertumbuhan Candida albicans kemudian
faktor resisten terhadap stafilokokus, komplemen yang memperkuat kegiatan
fagosit, sel penghasil interferon dapat menghambat pertumbuhan virus,
lactobacillus bifidus koloni kuman yang memetabolisme laktosa menjadi asam
laktat menyebabkan pH menjadi rendah sehingga menghambat patogen dan
tentunya kaya akan Imunoglobulin terutama Ig A.30

d. Kandungan zat makro dan mikro. 26,30,31


1. Lemak 4,0 g/dL, dibandingkan dengan susu sapi lemak tak-jenuh dalam
asi 7-8 kali lebih besar yang membantu dalam perkembangan otak dan
mata, serta saraf dan sistem vaskuler.
2. Protein 1,1 g/dL, terdiri dari 40 % protein kasei dan 60 persen protein
dadih. Protein dadih mengadung anti infeksi, sedangkan kasein berguna
dalam mengangkut kalsium dan fosfat.
3. Karbohidrat 7,2 g/dl, kandungan utama laktosa, dibandingkan susu sapi
karbohidrat asi lebih tinggi.
4. Mineral
a. Kalsium 290 mg/L
b. Fosfor 140 mg/L
c. Natrium 8,0 mEq/L
d. Vitamin D bervariasi
e. Osmolalitas 253 mOsm/L
f. Renal solute load 75 mOsm/L
18

5. Vitamin larut dalam lemak, kandungan vitamin dalam asi yaitu, A, B,


C, D, dan K. Namun yang lengkap dan cukup hanya A dan E, untuk
vitamin D dan K jarang dalam jumlah yang diinginkan.
6. Imunoglobulin (sIgA, antibodi dari hasil infeksi ibu, gut-associated
lymphatic tissue (GALT) dan bronchus-associated lymphatic tissue
(BALT).
7. Air sekitar 88% asi terdiri dari air yang berguna dalam melarutkan zat-
zat yang terdapat di dalamnya juga berguna dalam meredahkan
ransangan haus bayi.

2.1.4.4 Manfaat ASI Eklusif

Banyak manfaat kesehatan yang didapatkan dari pemberian asi pada bayi
diantaranya, dapat menurunkan risiko penyakit seperti : diare dan infeksi saluran
pernapasan, dermastitis atopik dan asma, obesitas dan diabetes I dan II, sindrom
kematian bayi mendadak (SIDS), dan enterokolitis nekrotikan. Pada bayi yang
menyusui berperan penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan
kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan
bagi ibu, menyesui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses
menyusui akan merangsang konstraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan
pascapersalinan. Penelitian lain mendapatkan manfaat ASI dapat meningkatkan IQ.
27

Adapun manfaat lain dari ASI 5,29,31 :

a. Bagi bayi. 32
1. Kolustrum yang didapatkan mengandung antibodi yang sangat baik
terutama IgA dapat melindungi bayi dari infeksi.
2. Mudah untuk dicernah dan diserap
3. Melindungi bayi dari alergi
4. Mencegah hipotermia pada bayi baru lahir.
5. Asi menunjang perkembangan motorik
6. Meningkatkan kecerdasan
19

b. Bagi ibu.33
1. Pemberian ASI memberikan 98% menjadi metode kontrasepsi yang
efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya
ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
2. Dapat menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium,
3. Membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan
4. Pemberian ASI sangat ekonomis dan mudah
5. Mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah
melahirkan
6. Mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana saja dan kapan
saja
7. Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi
c. Bagi keluarga
1. Gratis dan ramah lingkungan
2. Biaya perawatan lebih sedikit karena bayi sehat.
d. Bagi negara
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dengan melindungan
bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.
2. Menghemat devisa negara, jika semua ibu menyusui dapat menghemat
biaya untuk susu formula.

2.1.4.5 Cara pemberian ASI/teknik menyusui

Bayi akan mendapatkan ASI maksimal jika ibu cerdas akan hal menyusui,
adapun cara menyusui yang benar diantaranya :

Cara menyusui yang benar :

1. Susui bayi sesering mungkin, semau bayi dan paling sedikit 8 kali sehari
2. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam bangunkan, kemudian susui
3. Susui sampai terasa payudara kosong, kemudian pindah ke payudara sisi
yang lain
4. Bila bayi sudah kenyang, tapi payudar masih tersa penuh/kencang segera
kosongkan dengan diperah unutk disimpan, agar payudaraa memproduksi
asi yang cukup. 34
20

Posisi, perlekatan dan pengisapan yang nyaman merupakan faktor yang harus
diperhatikan pada saat menyusui, mengusahakan ibu agar dapat menyusui dengan
baik dan benar serta mempertahankannya secara efektif. Posisi yang buruk dan
tidak nyaman akan berakibat dalam penyeluaran ASI dan menimbulkan trauma.
Menyusui yang baik dilihat dari posisi dan perlekatan yang baik pula, untuk posisi
ibu harus mengambil posisi yang dapat dipertahankan, bila tidak nyaman durasi
penyusuan akan cepat. Untuk posisi kepala dan leher harus berada pada satu garis
lurus, biarkan bayi menggerakkan kepala secara bebas dengan menghindari
memegang kepala bayi bagian belakang agar penyusuan dapat berlangsung dengan
sukses. Selanjutnya dekatkan bayi, bukan payudara yang mendekat ke bayi,
kemudian hidung harus menghadap ke arah puting dan dekatkan bayi kepayudara
dengan dagu terlebih dahulu. 31

Bayi dapat menyusu dalam berbagai posisi beberapa posisi pada umumnya
yaitu, posisi mendekap atau menggendong (cradle position), posisi menggendong
silang (cross cradle), posisi di bawah lengan (underarm hold) dan posisi
menyamping. Ibu tetap harus menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum
dan setelah menyusui. 34,35

Perlekatakan yang efektif menjamin penyusuan yang efektif, perlekatan tersebut


meliputi :

1. Mulut terbuka lebar;


2. Lidah didasar mulut;
3. Payudara mengisi mulut dengan penuh;
4. Dagu melekukkan payudara kedalam;
5. Bibir bawah menjulur keluar dan bibir atas berada dalam posisi netral;
6. Pipih penuh;
7. Terdengar suara menelan;
8. Terlihat susu pada sudut-sudut mulut;
9. Areola lebih banyak terlihat diatas bibi atas dibandingkan bibir bawah;
21

Posisi menyamping Posisi menggendong silang

Posisi di bawah lengan Posisi menggendong

Gambar 2.1 : Posisi Menyusui Ibu, UNICEF BFHI (2009).


22

Gambar 2.2 : Posisi Menyususi Bayi Kembar, Kemenkes (2016).

Gambar 2. 4 : Perlekatan Efektif, UNICEF BFHI (2009).

Gambar 2.4 : Perlekatan Tidak Efektif, UNICEF BFHI (2009).


23

2.1.4.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

Faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI37:

1. Perubahan sosial-budaya
a. Ibu-ibu yang bekerja, adanya emansipasi dalam hal bidang kerja
membuat khusunya wanita telah mengambil alih salah satu bagian di
dalamnya sehingga ibu yang bekerja menyebabkan turunya kesadaran
kesedian untuk menyusui dan durasi menyusui.
b. Ibu-ibu dengan kesibukan lainnya, era modern ini ibu-ibu tidak ingin
merasa ketinggalan zaman sehingga kesibukan sosial kadang lebih
diutamakan, pada akhirnya ibu yang sedang menyusui akan terganggu
menyebabkan turunya waktu untuk menyusui.
c. Meniru teman, tetangga, orang terkemuka yang memberikan bayinya
dengan susu botol. Berawal dari pandangan dari kalangan tertentu
tentang baiknya susu botol dibandikan ASI, hal ini dapat mempengaruhi
satu sama lain sehingga hal tersebut dapat dilakukan juga atas dasar gaya
hidup meniruh.
d. Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bainya. Pengetahuan yang
rendah dan seringnya mengadopsi perilaku negara barat sehingga
memili air susu buatan untuk bayinya.
2. Faktor psikologis
a. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. Beberapa ibu
beranggapan bahwa menyusui nantinya akan menyebabkan perubahan
fisik dari payudara, sehingga daya tarik sebagai wanita akan kurang,
namun menyusui atau tidak akan tetap mengubah bentuk fisik dari
payudara.
b. Tekanan batin. Sebagian ibu merasa adanya tekanan batin jika akan
menysusui bayinya.
c. Faktor fisik ibu , ibu sakit, misalnya mastitis.
d. Kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang
mendapatkan penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian asi.
Penyuluhan serta konseling tetang asi akan menurun sehingga
pengetahuan tentang asi dan bagaimana sikap ibu akan kurang.
24

e. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagi pengganti asi.


Perkembangan tekhnologi era modern ini mengakibatkan peningkatan
marketing promosi bagi susu formula, berefek menjamurnya hingga ke
pelosok desa.
f. Penerangan yang salah justru datang dari petugas kesehatan sendiri yang
menganjurkan penggantian asi dengan susu kaleng. Pentinganya
pendidikan awal sebagai petugas kesehatan harus memanfaatkan ilmu
yang didapat sehingga tidak saah arah dalam promosi tentang susu bayi.

2.1.4.7 Faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi ASI

Hal ini dapat dilakukan untuk meningkatkan stimulasi payudara dan


mengosongkan payudara secara efektif guna menberikan kecukupan nutrisi bayi
dengan melaukan kontak kulit-ke-kulit, meningkatkan frekuensi menyusui dalam
sehari, bila pertumbuhan bayi tidak pesat dan harus memberikan suplemen maka
idealnya tetap diberikan asi setelah menyusui, melatih memperbaiki posisi dan
perlekatan, jika terdapat masalh seperti lidah terika haru diluruskan, menambah
stimulasi dan mengosongkan payudara dengan tuntas, dan bilan dibutuhkan
penggunaan obat galactagogue seperti domperidon untuk menaikkan kadar
prolaktin. 31

Adapun faktor-faktor yang lain seperti :

1. Makanan Ibu
Dalam masa menyusui makanan yang dikonsumsi seorang ibu tidak
secara langsung mempengaruhi mutu atau jumlah air susu ibu. Berbagai zat
gizi dari ibu yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu jika diperlukan. Ibu
harus memperhatikan makanan yang dimakan, jika makanan ibu terus
menerus tidak mengandung cukup zat gizi tentunya akan berpengaruh
terhadap produksi ASI
2. Ketentraman jiwa dan pikiran
Jiwa dan pikiran yang tentram sangat mempengaruhi dalam
pembuahan air susu ibu. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang
percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional,
mungkin akan gagal dalam menyusui.
25

3. Pengaruh prsalinan dan klinik bersalin


Masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Pengaruh
buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau
poster yang memuji penggunaan susu buatan. Dan masalah yang lain di
rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar
persalinan dapat berlangsung dengan baik dan anak berada dalam keadaan
selamat dan sehat.
4. Perawatan Payudara
Menjelang masa laktasi perawatan fisik payudara perlu dilakukan,
perawatan dilakukan dengan massage payudaara selama 6 minggu terkahir
masa kehamilan berguna menghindari penyumbatan pada duktus laktiferus
sehingga ASI akan keluar dengan lancar. 38
5. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
Tidak dianjurkan menggunakan kotrasepsi pil yang mengandung
hormon estrogen, karena dapat menyebabkan penurunan jumlah produksi
ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI. Alat kontrasepsi yang tepat
digunakan adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. 37

2.1.4.8 Memerah ASI

Kesulitan dalam menyusui mungkin akan terjadi, ibu yang bekerja dan
sedang menyusui akan merasakannya, namun hal tersebut dapat dihadapi dengan
solusi memberikan cadangan asi yang telah disimpan, tetapi perlu diketahui asi
yang disimpan pada suhu tertentu terlebi dahulu dikeluarkan dengan cara memerah
asi, cara mengeluarkan asi ada 2 cara yaitu mengeluarkan asi dengan tangan dan
mengeluarkan asi dengan pompa. 31

a. Dengan tangan
1. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum memerah, tetapi payudara
tidak perlu dicuci.
2. Sediakan tempat penampungan buat air susu dan sebuah handuk
diletakkan di bawah payudara.
26

3. Dorong ibu jari agar merasakan daerah sekeliling aerola dengan lembut
agar ia dapat merasakan perbedaan konsistensi jaringan.
4. Ibu jari dan telunjuk membentuk huruf C pada arah jam 6 dan jam 12,
sekitar 2-3 cm di atas puting
5. Kemudian dengan perlahan lakukan pijatan dan lepaskan (perah) unutk
mengeluarkan asi
6. Tidak disarankan untuk menjepit atau meluncurkan jari-jarinya ke kulit
payudara serta menarik puting karena dapat menyebabkan jaringan
rusak.
b. Dengan pompa
1. Terlebih dahulu ibu memilih memompah ganda atau tunggal, perbedaan
hanya ada di waktu saja. Untuk memompah ganda (kedua payudara
sekaligus) membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit sedangkan untuk
memompah tunggal kira-kira 15 menit untuk setiap payudara.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air, dan gunakan seperangkat pompa
yang bersih (jika dirumah sakit hanya digunakan untuk satu orang saja).
3. Payudara dipijat untuk mendorong terjadinya refleks let-down.
4. Cari posisi nyaman yang dapat dipertahankan.
5. Sanggalah payudarah dengan jari-jari yang mendatar pada iga, dibawah
payudara dan dengan ibu jari membentuk sudut yang tepat terhadap jari-
jari;
6. Pastikan puting berada ditengah corong pelindung payudara, sehingga
terbebas dari trauma;
7. Kemudian vakum dari tingkatan rendah dan bertahan dinaikkan.
8. Jangan melepas pelindung dari payudara pada saat masih vakum
bekerja.
9. Setelah selesai, cuci tangan dan cuci peralatan pompa payudara dalma
air sabun panas. 35,38,39

Sebelum memerah ASI hal perlu dilakukan di awal adalah memijat


payudara untuk menstimulus agar air susu dapat keluar. UNICEF UK BFI,
menjelaskan bagaimana tahapan yang harus dilakukan ibu :

1. Terlebih dahulu ibu harus nyaman dan santai


27

2. Pijat dengan gerakan lembut pada payudara lakukan dengan ujung jari anda
atau kepalan tertutup pada tangan dengan gerakan memutar dari dasar
menuju puting.
3. Lakukan di seluruh payudara, termasuk di bawahnya. Jangan geser
jari-jari anda di sepanjang payudara karena hal ini dapat merusak kulit.
4. Setelah memijat payudara, selanjutnya dengan lembut menggulung puting
antara jari pertama dan ibu jari. Hal ini mendorong pelepasan hormon yang
merangsang payudara untuk memproduksi dan melepaskan susu. 35,38,39

2.1.4.9 Penyimpanan ASI perahan

Penyimpanan ASI harus benar-benar diperhatikan kebersihannya,


dianjurkan untuk mencuci tangan yang baik sebelum memompah/memerah untuk
mengeluarkan air susu. Mencuci semua wadah penampung yang akan digunakan
dengan air sabun panas, membilasnya, dan membiarkan kering di udara, lebih
dianjurkan menggunakan gelas/kaca atau plastik keras yang bertutup. Wadah
tersebut harus meninggalkan cukup ruang kosong, memberi tempat ASI untuk
memuai ketika membeku. Wadah- wadah harus diberi label tanggal dan nama jika
penyimpapan bukan dirumah. Tiap wadah, jumlah yang dibutuhkan yang harus
disimpan sekitar 50-100 ml. Untuk suhu ruangan 60°-85°F (16°-29°C), lemari es
<39°F (<4°C), freezer <0°F (<-17°C), untuk waktu suhu ruangan 4 - 8 jam, lemari
es (susu segar 72 jam 3-8 hari), freezer 6 – 12 bulan (29). Berbeda dengan
penyimpanan asi di unit neonatal, ASI disimpan dalam lemari yang khusus, suhu
harus dicatat setiap hari dan tidak boleh melebihi 2-4ᵒC, digunakan dalam 24 jam
dan dibekukan dalam freezer pada suhu -20ᵒC, maksimal 6 bulan. 32,40

2.1.4.10 Menghangantkan dan mencairkan ASI


ASI hanya dapat dihangatkan dalam sebuah tempat yang telah diisi air
panas atau wadah susu, ditempatkan di bawah air panas yang mengalir selama
beberapa menit. ASI beku juga dapat dibiarkan dalam lemari es untuk mencair. Hal
yang perlu dihindari ASI tidak boleh dipanaskan dalam microwave atau langsung
di atas kompor . Microwave menyebabkan hangat yang tidak merata. Untuk
pemanasan ideal, susu kurang dari 5 menit, dengan suhu hingga 98,6°F (37° C) di
28

air hangat pada suhu di bawah 120°F (48,9°C). Pemanasan yang tidak merata
mengakibatkan kandungan baik dalam ASI menjadi berkurang. 40
2.1.4.11 Menyusui selama kehamilan

Menyusui selama masa kehamilan dalam batas aman, ibu disarankan untuk
menjaga asupan makanan selama kehamilan berlangsung, selama mengkonsumsi
makanan yang baik, bayi yang berada didalam kandungan tidak akan kehilangan
nutrisinya. Selama kehamilan dan durasi menyusui berjalan, akan menyebabkan
kontraksi rahim namun tidak akan menimbulkan resiko untuk mengalami
keguguran, karena jumlah oksitosin yang dikeluarkan saat menyusui tidak cukup
untuk membuka leher rahim. Dan pada dasarnya kehamilan yang normal dan sehat,
tetap bisa memberika asi pada bayi. 41

2.1.4.12 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM )

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor /


KEMENKES/ SK/IV/2004 tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi di
Indonesia:

1. Menetapkan kebijakan peningkatan pemberian air susu ibu yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
talaksananya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur
2 tahun.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan
di ruang bersalin.
5. Membantu ibu memahami cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis
6. Tidak memberikan makanan atau minman apapun selain asi kepada bayi
bari lahir
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24
jam sehari
8. Membantu ibu menyusui semua bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap
lama dan frekuensi menyusui
29

9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi asi
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di masyarakat dan
merujuk ibu kepada kelompol tersebut ketika pulang dari rumah sakit/rumah
bersalin/sarana pelayanan kesehatan.
30

2.2 Kerangka Teori

Faktor yang Tingkat


mempengaruhi pengetahuan :
Pengetahuan :
a. Tahu
Pengetahuan
a. Pendidikan b. Memahami
b. Pekerjaan c. Aplikasi
c. Umur d. Analisis
d. Pengalaman e. Sintesis
Definisi Gravida f. evaluasi
e. informasi

Definisi Definisi
Multigravida Primigravida

Teori Kehamilan: Teori Asi Eksklusif :

a. Definisi a. Definisi
b. Syarat terjadinya b. Komposisi Asi
kehamilan c. Manfaat Asi
c. Proses d. Cara pemberian Asi
terjadinya e. Faktor yang
kehamilan mempengaruhi Asi
d. Tanda-tanda f. Cara memerah Asi
g. Cara penyimpanan Asi
kemungkinan
h. Menyusui selama
e. Klasifikasi
kehamilan
kehamilan i. 10 Langkah Menuju
f. Asuhan pada Keberhasilan
ibu hamil Menyusui (LMKM)
31

2.3 Kerangka Konsep

Pengetahuan
Tingkat Baik
pengetahuan ibu
Faktor yang
mempengaruhi hami primigrafida
Pengetahuan : dan ibu hamil
multigravida
f. Pendidikan tentang Asi
g. Pekerjaan Eksklusif di
h. Umur
Puskesmas Ciputat,
i. Pengalaman
Tangerang Selatan.
j. informasi Kurang
Banten

Rerata skor
pengetahuan
32

2.4 Defenisi Operasional

2.4.1 Responden adalah ibu-ibu hamil primigravida dan multigravida di


Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
2.4.2
No . Variabel Definisi operasional Alat ukur
Cara Skala
pengukuran pengukuran
1. Tingkat Yang dimaksud dengan Kuesioner Pengisian Nominal/
pengetahuan pengetahuan adalah kuesuiner ; Kategorik
ibu hamil fakta atau ide yang Jawaban
primigravida didapat melalui benar diberi
dan observasi, belajar, atau skor 1;
multigravida penelitian. jawaban
mengenai Hasil dari proses yang salah diberi
ASI eksklusif tersirat dalam sebuah skor 0.
informasi, yang
meliputi informasi
tentang :
a. Pengertian ASI
b. Manfaat ASI
c. Komposisi asi
d. Faktor yang
mempengaruhi
produksi asi
e. Cara
pemberian asi
f. Cara
pengeluaran
asi
g. Cara
penyimpanan
asi
2. Pengetahuan Yang dimaksud dengan Kuesioner Pengisian Nominal/
baik dan pengetahuan baik kuesuiner ; Kategorik
Pengetahuan adalah jika nilai rerata Jawaban
kurang pengetahuan > 50%. benar diberi
Yang dimaksud dengan skor 1;
pengetahuan kurang jawaban
jika nilai rerata salah diberi
pengetahuan < 50%. skor 0.

3. Primigravida Kehamilan untuk Kuesioner Riwayat Kategori


pertama kali. kehamilan
Multigravida Kehamilan kedua atau
lebih.
33

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Disain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Cross-Sectional Study. Penelitian


ini merupakan penelitian deskriptif komparatif.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas Pisangan, Kota Tangerang Selatan,


Banten.

3.3. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-September tahun 2016.

3.4. Populasi

a. Populasi target adalah semua ibu yang berkunjung di Puskesmas


Kecamatan Ciputat.
b. Populasi terjangkau adalah semua ibu yang hamil yang berkunjung
di Puskesmas Kecamatan Ciputat.

3.5. Sampel dan cara pemilihan sampel

Sampel adalah (subset) bagian populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan adalah ibu hamil primigravida dan multigravida yang
berkunjung di Puskesmas Kecamatan Ciputat dengan cara pemilihan sampel yaitu
consecutive sampling bagian dari non-probability sampling. 42

3.6. Kriteria Penelitian

3.6.1. Kriteria inklusi

a. Ibu yang sedang mengandung atau hamil.


b. Ibu yang sedang hamil primigravida atau kehamilan pertama.
c. Ibu yang sedang hamil multigravida atau kehamilan kedua atau
lebih.
34

d. Ibu yang sedang hamil primigravida dan multigravida pada trimester


I,II dan III kehamilan.
e. Dalam keadaan sehat mental dan fisik
f. Dapat membaca
g. Bersedia menerima perlakuan

3.6.2. Kriteria eksklusi

a. Ibu hamil menolak dilakukan wawancara


b. Ibu yang memiliki kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengisi
lembar wawancara.

3.7. Besar Sampel

Untuk mementukan besar sampel dalam penelitian ini di gunakan rumus


besar sampel analitik sebagai berikut :

2
(𝑧𝛼√2𝑃𝑄+𝑧𝛽√𝑃1 𝑄1 +𝑃2 𝑄2 )
𝑛1 = 𝑛2 = (𝑃1 −𝑃2 )2

N : Jumlah sampel

zα : tingkat kemaknaan yang ditentukan oleh tingkat kepercayaan pada α = 5%;

Zα = 1,96

P2 : Proporsi standar dari pustaka = 0,242

P1 : Proporsi yang diteliti (clinical judgement) = 0,59

zβ : power yang ditentukan oleh peneliti = 0,8

P = ½ (P1 + P2)

Q:1–P

2
(1,96√2(0,416)(0,584)+0,8√(0,59)(0,41)+(0,242)(0,758)
𝑛1 = 𝑛2 = = 29,83
(0,59−0,242)2

Berdasarkan rumus besar sampel diatas, maka jumlah sampel minimun yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 29,83 responden dibulatkan menjadi 30
orang untuk masing-masing kelompok dan penambah 3 orang setiap kelompok
35

untuk menghindari data yang tidak lengkap, jadi untuk total sampel yang
dibutuhkan 66 orang.

3.8. Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Variable terikat:
1. Pengetahuan Asi Eksklusif
b. Variabel bebas
1. ASI
2. Ibu hamil primigravida dan multigravida

3.9. Cara pengumpulan data

3.9.1 Instrumen

Materi dan alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Surat permohonan menjadi responden


2. Surat pernyataan bersedia menjadi responden
3. Lembar identitas
Untuk pertanyaan biodata berisi, nama, alamat, usia, usia kehamilan,
status kehamilan, pendidikan, pekerjaan, agama darin responden
4. Kuesioner penelitian
Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui skor dari hasil
pengetahuan responden tentang asi eksklusif. kuesioner ini adalah kuesioner
pengukuran tingkat pengetahuan yang telah dirancang kembali oleh peneliti
berdasar sumber kepustakaan. Kuesioner ini diuji validitasnya dengan
metode judgement expert dan IMB SPSS. Kuesioner yang digunakan terdiri
dar 16 pertanyaan yang telah divalidasi.

3.10. Uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas kuesioner dilakukan dengan mengambil sampel di puskesmas


pisangan, uji validitas dilakukan sebanyak dua kali. Total sampel pada uji validitas
awal sebanyak 30 responden dengan populasi yang sama dalam penelitian ini yaitu
ibu hamil. Validasi awal dilakukan dengan 25 item soal yang diujikan dengan
36

menggunakan program IBM SPSS 22 dan hasil item soal yang diuji hanya 11 item
soal yang valid dan 14 item yang tidak valid, kemudian kuesioner diperbaiki dan
beberapa item soal yang dihilangkan dan dilakukan kembali uji validasi dengan
total item soal sebanyak 22 dengan 16 item soal tidak valid dan 6 item soal valid,
selanjutnya dilakukan penggabungan item soal yang valid pada ujia validitas
pertama dan validitas kedua hasilnya didapatkan 15 item soal yang valid termasuk
satu item soal yang berasal dari judgement expert. Berikut item soal validasi :

Tabel 3.1 Hasil Analisis Item Soal Kuesioner Pertama

No.soal R hitung R tabel R tabel Hasil


5% 1%
Item_1 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_2 ,012 0,361 0,463 Tidak valid
Item_3 -,058 0,361 0,463 Tidak valid
Item_4 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_5 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_6 ,561 0,361 0,463 Valid
Item_7 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_8 ,462 0,361 0,463 Valid
Item_9 ,608 0,361 0,463 Valid
Item_10 ,584 0,361 0,463 Valid
Item_11 ,541 0,361 0,463 Valid
Item_12 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_13 ,498 0,361 0,463 Valid
Item_14 ,503 0,361 0,463 Valid
Item_15 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_16 ,476 0,361 0,463 Valid
Item_17 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_18 -,137 0,361 0,463 Tidak valid
Item_19 ,312 0,361 0,463 Tidak valid
Item_20 a 0,361 0,463 Tidak valid
Item_21 ,105 0,361 0,463 Tidak valid
Item_22 ,072 0,361 0,463 Tidak valid
Item_23 ,449 0,361 0,463 Valid
Item_24 ,439 0,361 0,463 Valid
Item_25 ,584 0,361 0,463 Valid
37

Tabel 3.2 Hasil Analisis Kuesioner Kedua

No.soal R hitung R tabel R tabel Hasil


5% 1%
Item_1 ,443 0,514 0,641 Tidak valid
Item_2 ,508 Tidak valid
Item_3 a Tidak valid
Item_4 ,127 Tidak valid
Item_5 a Tidak valid
Item_6 ,465 Tidak valid
Item_7 ,515 Valid
Item_8 ,603 Valid
Item_9 ,364 Tidak valid
Item_10 ,549 Valid
Item_11 ,424 Tidak valid
Item_12 a Tidak valid
Item_13 ,543 Valid
Item_14 ,157 Tidak valid
Item_15 ,667 Valid
Item_16 ,512 Tidak Valid
Item_17 ,243 Tidak valid
Item_18 , 306 Tidak valid
Item_19 ,025 Tidak valid
Item_20 ,264 Tidak valid
Item_21 a Tidak valid
Item_22 ,636 Valid

3.11. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data registrasi ibu
hamil di puskesmas. Data primer adalah data yang didapat dari responden setelah
pengisian dari kuesioner yang diberikan. Data registrasi adalah data yang didapat
dari cacatan regitrasi ibu hamil mengenai riwayat kehamilan ibu dan riwayat partus.

3.12. Cara kerja

Pengambilan data dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan penjelasan


atau informed consent dari subjek penelitian.
Setelah itu responden, diminta untuk mengisi kuesioner tentang tingkat
pengetahuan ibu hamil mengenai ASI. Hasil pengisian kuesioner digunakan untuk
mengkategorikan tingkat pengetahuan ibu hamil menjadi kelompok ibu hamil
38

dengan tingkat pengetahuan tinggi dan ibu hamil dengan tingkat pengetahuan
rendah. Responden mendapat reward untuk menjadi subjek penelitian sebagai cara
untuk mendapat isi data yang lengkap, serta untuk meningkatkan angka partisipasi
aktif pada saat konfirmasi.
39

3.13. Alur penelitian

Validasi pertama di Puskesmas Pisangan


dengan 30 sampel ibu hamil

Validasi kedua di Puskesmas Pisangan


dengan 15 sampel ibu hamil

Pengambilan data di Puskesmas Ciputat

Ibu hamil memenuhi kriteria yang ditentukan

Menerima surat permohonan

Menyetujui informed consent

Pengisian lembar identitas responden

Pengisian
kuesioner yang
tervalidasi

Ibu hamil primigravida Ibu hamil multigravida

Konfirmasi tentang
pemberian asi

Input data

Pengolahan dan
analisis data
40

3.14. Analisis data

Sebelum dilakukan pengolahan data, variabel diberi skor sesuai dengan


bobot jawaban dari pertanyaan yang disediakan pengolahan data yang dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :

Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Tahap editing, yaitu dengan mengedit data yang tersedia. Tahap ini
mencakup pengecekan kembali kuesioner yang telah diisi, lengkap atau
tidak.
2) Tahap coding, yaitu menuliskan kode untuk masing-masing item.
3) Tahap entry, yaitu memasukan data yang berupa kode ke dalam program
komputer kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengukuran.
4) Tahap cleaning, yaitu pengecekan kembali data yang telah dimasukkan dan
diperiksa adanya kejanggalan.
5) Analisis data.

Analisi data dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS


Statistics 22. Adapaun analisis yang dilakukan adalah :

3.15.1 Analisa univariat

Analisa yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari
variable-variable yang yang diamati.

3.16.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel.


Dalam penelitian ini akan dibandinkang distribusi silang antara dua variabel yang
berhubungan. Kemudian akan dilakukan uji statistik dua variabel untuk
menyimpulkan hubungan antara kedua variabel tersebut bermakna atau tidak.

3.15. Interpretasi data

Interpretasi data dilakukan secara deskriptif.


41

3.16 Manajemen data

Data dianalisis menggunakan SPSS versi 22.0, data merupakan data awal
dianalisi secara univariat dalam bentuk frekuensi dan persen. Kemudian dilakukan
analisis bivariat antara hubungan variabel terkait menggunakan Chi-Square
dengan tabel 2 x 2 untuk mendapatkan niali p-value dan interval kepercayaan. Uji
Independent T-test untuk mendapatkan rerata skor pengetahuan tentang asi.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
pada bulan September-Oktober tahun 2016. Puskesmas Ciputat yang beralamat di
Jl.Ki Hajar Dewantoro No.7, Ciputat, berjarak lebih kurang 27 Km sebelah tenggara
Tangerang, dengan luas wilayah : 13.311 Ha, dengan sebagian besar tanah darat
(93,64%).

Letak Puskesmas Ciputat berada dengan batas-batas sbb :


a. Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah (Kelurahan Sawah
Lama)
b. Selatan: Wilayah Kerja PKM Pamulang (Kelurahan Pondok Cabe Ilir)
c. Barat: Wilayah Kerja PKM Pamulang (Kelurahan Kedaung)
d. Timur: DKI Jakarta
Puskesmas Kecamatan Ciputat memiliki pelayanan kesehatan yang diantaranya:
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Ibu dan Anak
c. Immunisasi
d. Balai Pengobatan Umum
e. Balai Pengobatan Gigi
f. Kosultasi Gizi
g. Konsultasi Kesehatan Remaja dan Usia
h. Pencegahan dan Pemberatasan Penyakit
i. Kesehatan Lingkungan
j. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGS
k. Kesehatan Jiwa
l. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
m. Kesehatan Mata
n. Kesehatan Telinga

42
43

4.2 Analisis responden

Responden yang dilibatkan adalah ibu-ibu hamil primigravida dan


multigravida yang melakukan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat, Tangerang
Selatan, Banten. Untuk keseluruhan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah 60 orang, dengan rincian 30 orang pada kelompok ibu hamil primigravida
dan 30 orang pada kelompok ibu hamil multigravida. Dengan perkiraan drop out
sebesar 10% (6 orang) , maka jumlah sampel yang diambil adalah 66 sampel atau
33 sampel untuk masing-masing kelompok.

Selama penelitian berlangsung jumlah sampe tidak terpenuhi. Jumlah


sampel yang didapatkan hanya 64 sampel dari total sampel 66 sampel atau 32
sampel untuk masing-masing kelempok.

4.3 Karakteristik Sampel

Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan


kuesioner diperoleh gambaran karakteristik sampel di Puskesmas Ciputat, kota
Tangerang Selatan, provinsi Banten. Adapun karakteristik sampel yang diteliti
adalah umur, usia kehamilan, pendidikan terakhir, pekerjaan, edukasi tentang ASI
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, dapat dilihat pada penjelasan
dibawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi ibu hamil multigravida dan primigravida menurut
usia di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten tahun 2016

Multigravida Primigravida
Usia Jumlah (n) Persen (%) Jumlah (n) Persen (%)
< 20 0 0 5 15,6
20 - 35 27 84,4 25 78,1
>35 5 15,6 2 6,3
Total 32 100,0 32 100,0
44

Tabel 4.1 memperlihatkan distribusi usia responden untuk ibu hamil


primigravida dari 32 subyek yang diteliti. Responden terbanyak yang menjadi
subyek penelitian adalah kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 25 responden
(78,1%). Usia kurang dari 20 tahun sebanyak 5 responden (15,6%) dan usia lebih
dari 35 tahun sebanyak 2 responden (6,3%).

Hasil distribusi usia responden untuk ibu hamil multimigravida terbanyak


yang menjadi subyek penelitian adalah kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 27
responden (84,4%) , untuk usia lebih dari 35 tahun sebanyak 5 responden (37,5%).

Usia tentunya mempengaruhi pola pikir seseorang. Bertambahnya usia


seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psiskis dan psikologis (mental). Pada
segi psikologis dan mental taraf berfikir eseorang semakin matang dan dewasa.
Kematangan usia, seseorang akan lebih aktif dalam kehidupan sosial dan banyak
melakukan kegiatan serta persipan demi suksesnya upaya beradaptasi menuju usia
tua. Usia yang aman dalam menyusui adalah 20-35 tahun dengan masa reproduksi
yang sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberia ASI eksklusif, sedangkan
umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental
dan psikologis dalam menghadapi kehamilan serta pemberian ASI. Umur yang
lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya ditinjau dari alat reproduksi maupun fisik
jauh berkurang dan menurun, dan akhirmya beresiko pada kehamilan, persalinan
dan nifas44.

Usia yang produktif seorang ibu akan berpengaruh pada kelancaran


produksi ASI, sehingga ibu dengan usia dalam resiko tinggi yaitu kurang dari 20
dan lebih dari 35 akan mempengaruhi pelaksanaan IMD dan pemberian ASI15 .
Sesuai yang dikemukana Novita (2008) bahwa usia > 30 tahuan berkaitan erat
dengan regresi kelenjar alveovus dalam memperoduksi ASI sehinggan cenderung
menghasilkan ASI yang lebih sedikit53.

Menurut penelitian Wadud (2013) dari hasil analisis bivariat dengan uji
statistik chi-square menunjukkan ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif p value sebesar 0,026, kelompok umur tua yang lebih
dari 30 tahun sebanyak 13 responden (54,2%) yang memberikan ASI dan 22
45

responden umur muda kurang dari 30 sebanyak 4 responden (18,2) yang


memberikan ASI, dengan total responden 46. 43

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi ibu hamil multigravida dan primigravida menurut
usia kehamilan di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten tahun 2016

Usia Multigravida Primigravida


kehamilan Jumlah (n) Persen (%) Jumlah (n) Persen (%)
Trimester 1 2 6,3 1 3,1
Trimester 2 23 71,9 24 75,0
Trimester 3 7 21,9 7 21,9

Total 32 100,0 32 100,0

Tabel 4.3 memperlihatkan distribusi usia kehamilan responden untuk ibu


hamil Primigravida dari 32 subyek yang diteliti. Responden terbanyak yang
menjadi subyek penelitian adalah kelompok usia trimester 2 sebanyak 24 responden
(75,0%) , untuk usia kehamilan trimester 1 sebanyak 1 responden (3,1%) dan
trimester 3 sebanyak 7 responden (21,9%). Hasil distribusi usia responden untuk
ibu hamil multimigravida dari 32 subyek yang diteliti. Responden terbanyak yang
menjadi subyek penelitian adalah kelompok usia trimester 2 sebanyak 23 responden
(71,9%) , untuk usia kehamilan trimester 1 sebanyak 2 responden (6,3%) dan usia
trimester 3 tidak berbeda dengan kelompok primigravida sebanyak 7 responden
(21,9%).

Usia kehamilan berguna untuk mengetahui sudah sampai tahap


perkembangan apa dari janin yang dikandung. Selain untuk mengetahui
perkembangan janin, selama kehamilan juga khusunya kelenjar mammare atau
payudara dipersiapkan untuk laktasi (pembentukan susu). Pada kehamilan, estrogen
kadar tinggi mendorong perkembangan ekstensif duktus juga meningkatkan
konsentrasi prolaktin , sementara progesteron kadar tinggi merangsang
pembentukan alveolus-lobulus dan human chorionic somatomammotropin ikut
berperan dalam perkembangan kelenjar mammae untuk memproduksi susu. Selama
masa kehamilan ini sangat baik untuk diberikan penjelasan kepada ibu agar tetap
46

sehat sehingga kehamilan dapat terjaga dan terhindar dari komplikasi kehamilan,
seperti preeklamsi jika terkena akan menyebabkan pemberian ASI dihentikan24.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi ibu hamil multigravida primigravida menurut


pendidikan terakhir di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten tahun 2016

Pendidikan Multigravida Primigravida


Ibu Jumlah (n) Persen (%) Jumlah (n) Persen (%)
SD/SMP 4 12,5 9 28,1
SMA 22 68,8 22 68,8
PT 6 18,8 1 3,1

Total 32 100,0 32 100,0

Tabel 4.5 memperlihatkan distribusi pendidikan responden terbanyak untuk


ibu hamil Primigravida adalah tamatan SMA sebanyak 22 responden (68,8%) , dan
yang paling sedikit tamatan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 1 respondn (3,1%),
sisanya tamatan dari SD/SMP sebanyak 9 responden (28,%). Hasil distribusi
pendidikan responden terbanyak untuk ibu hamil multigravida tidak berbeda
dengan primigravida adalah tamatan SMA sebanyak 22 responden (68,8%) , dan
yang paling sedikit tamatan SD/SMP sebanyak 4 respondn (12,5%), sisanya
tamatan dari Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 6 responden (18,8%).

Hasil penelitian Baroroh (2013) mendapatkan bahwa ada hubungan yang


bermakna antara pedidikan ibu dengan sikap terhadap pemberia ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil Uji Korelasi Spearman makan diperoleh nilai sig= 0,000 yang
menunjukkan bahwa korelasi pendidikan dengan pemberian ASI adalah bermakna.
Berdasarkan data penelitian yang didapat, responden yang berpedidikan SD 7
responden (33,3%), SMA 11 responden (36,7%), D3 1 respomdem (3,3%), S1 1
responden (3,3%). Hal ini menunjukkan semakin rendah pendidikan semakin
rendah kemampuan dasar seseorang dalam berfikir untuk mengambil keputusan
khususnya dalam pemberian ASI eksklusif. Perlu perhatikan seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah 45,45,47.
47

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Ibu hamil multigravida dan primigravida menurut
pekerjaan di Puskesmas Ciputat, Tangerang Selatan, Banten tahun 2016

Multigravida Primigravida
Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%) Jumlah (n) Persen (%)
PNS 2 6,3 0 0
IRT 26 81,3 26 81,3
Pegawai swasta 4 12,5 4 12,5
Pengusaha 0 0 2 6,3
Total 32 100,0 32 100,0

Tabel 4.7 memperlihatkan distribusi pekerjaan responden terbanyak untuk


ibu hamil Primigravida adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 26 responden
(81,3%) sedangkan distribusi pendidikan responden terbanyak untuk ibu hamil
Multigravida tidak berbeda dengan primigravida adalah ibu rumah tangga (IRT)
sebanyak 26 responden (68,8%).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang seperti


lingkungn dan ibu yang bekerja akan beradaptasi lingkungan baik fisik, biologis
maupun sosial, seperti hal lingkungan pekerjaan. Lingkungan akan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dilingkunga
tersebut, akibat dari adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap orang20 .

Pada penelitian ini responden yang terbanyak didapatkan adalah pekerjaan


Ibu rumah tangga. Hal ini dapat terjadi pengambilan dilakukan pada jam kerja
Puskesmas Ciputat yaitu dari jam 08.00-12.00 WIB. Bagi ibu yang bekerja, jam
buka puskesma sama dengan jam kerja mereka, oleh karena responden yang datang
dan didata kebayakan adalah ibu rumah tangga. Namun terdapat pula ibu yang
sebagai pegawai swasta dan pegawai negeri yang terdata karena kunjungan ke
puskesma pada hari sabtu dan bebera responden izin saat ditanyakan. Pekerjaan
akan mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar dalam artinya ibu yang sebagai
pekerja Ibu rumah tangga khususnya dalam pemberian ASI akan lebih baik
dikarenakan waktu dan kesempatan yang banyak untuk dimanfaatkan dalam
pemberian ASI eksklusfis dan sebaliknya ibu yang bekerja selain ibu rumah tangga
48

mungkin akan kurang dalam pemberian ASI. Tetapi dalam penelitan oleh Lestari
(2013) didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara antara
pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif, nilai (p=0,754)48.

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi ibu hamil multigravida dan primigravida yang
mendapat edukasi tentang ASI Eksklusif usia di Puskesmas Ciputat, Tangerang
Selatan, Banten tahun 2016

Edukasi ASI Multigravida Primigravida


eksklusif Jumlah (n) Persen (%) Jumlah (n) Persen (%)
Iya 28 87,5 13 40,6
Tidak 4 12,5 19 59,4
Total 32 100,0 32 100,0

Tabel 4.9 memperlihatkan distribusi responden ibu hamil Primigravida


yang telah mendapat edukasi atau penyuluhan dan penjelasan tentang ASI Eksklusif
dari sebanyak 13 responden (40,6%) dan yang tidak sebanyak 19 responden
(59,4%) Sedangkan distribusi ibu hamil Multimigravida yang telah mendapat
edukasi atau penyuluhan dan penjelasan tentang ASI Eksklusif sebanyak 28
responden (87,5%) dan yang tidak sebanyak 4 responden (12,5%). Jika
dibandingkan kedua kelompok responden dari tabel diatas memperlihatkan bawah
kelompok ibu hamil multigravida lebih banyak dari jumlah responden yang telah
mendapat edukasi atau penyuluhan dan penjelasan tentang ASI Eksklusif yaitu 28
responden (87,5%).

Dari distribusi dan frekuensi ibu hamil yang telah mendapatkan


penjelasan/penyuluhan tentang ASI eksklusif bahwa kelompok ibu hamil
multigravida adalah responden terbanyak yang telah mendapat informasi tentang
asi eksklusif. Penyebab banyaknya dikarenakan kelompok tersebut telah
memberikan asi eksklusif pada bayi kedua atau ketiga yang sebelumnya telah
mendapatkan edukasi tentang ASI dari petugas kesehatan dan tentunya lebih
berpengalaman dalam pemberian ASI.

Adapun tujuan edukasi dengan memberi informasi baru sehingga dapat


terjadi perubahan dalam pola pikir atau pengetahuan khusunya dengan pemberian
49

ASI akan lebih baik lagi. Dari penelitian Vyronica (2013) terdapat perbedaan
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan ditinjau dari analisis statistik yang digunalan yaitu wilcoxon dengan hasil
nilai p sebesar 0,000.44 .

4.3 Analisi data hasil penelitian


Data mengenai tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada kelompok
Ibu hamil Primigravida dan kelompok Multigravida. Analisi dilakukan dengan Uji
statistik Chi-square.

Tabel 4.11. Tingkat pengetahuan ibu hamil primigravdia dan multigravida


Variabel Pengetahuan ASI Jumlah p-value RR CI 95%
Eksklusif
Tinggi Rendah
Kategori kehamilan 0.011 1,334 -
Multigravida 24 8 32 11,157
Primigravida 14 18 32

Tabel 4.11 memperlihatkan dari total responden yang mengisi kuesioner


didapatkan sebanyak 64 responden dan 32 responden setiap kelompok. Tingkat
pengetahuam ASI ibu hamil primigravida berkategori tinggi sebanyak 14 responden
dan rendah sebanyak 18 responden sedangkan ibu hamil multigravida dengan
pengetahuan yang tinggi sebanyak 24 responden, yang cukup yang kurang
sebanyak 8 responden. Jika dibandingkan kedua kelompok responden dari tabel
diatas memperlihatkan bawah kelompok ibu hamil multigravida memiliki
pengetahuan tinggi tentang ASI lebih banyak yaitu 24 responden sedangkan
kelompok primigravida hanya 14 responden dan pengetahuan yang rendah tentang
ASI lebih sedikit pada kelompok ibu hamil multigravida yaitu 8 responden
dibandingkan dengan kelompok ibu hamil primigravida sebanyak 18 responden.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,011 dan nilai CI 95% = 1,334-11,157
dengan demikian variabel tingkat pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna
dengan kategori kehamilan dengan angka yang signifikan. Dilakukan uji rerata
pada penelitian ini dengan Independent T-test, maka hasil yang didapat sebagai
berikut :
50

Tabel 4.4. Perbandingan rerata skor pengetahuan ibu hamil primigravida


dan multigravida

Rerata Skor Pengetahuan


Ibu hamil
Primigravida 13,9 (±5,59 SD)
Multigravida 19,7 (±5,40 SD)

Tabel 4.4 Memperlihatkan Ibu hamil primigravida memiliki rerata skor


pengetahuan sebesar 13,9 (±5,59 SD) sedangkan Ibu hamil multigravida memiliki
pengetahuan sebesar 19,7 (±5,40 SD). Hasil tersebut menunjukkan bahwa rerata
skor pengetahuan ibu hamil multigravida lebih tinggi dibandingkan rerata skor ibu
hamil primigravida, maka hasil Uji T menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna anatara rerata skor ibu primigravida dan multigravida (p-value < 0,005,
sehingga hipotetsi Ho dapat ditolak.

Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan sehingga terjadi perbedaan


tingkat pengetahuan di setiap individu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan antara lain : pendidikan, informasi, media massa, sosial budaya,
ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan umur. Pengetahuan (knowloedge) sendiri
diartikan sebagai hasil tahu atau hasil dari penginderaan manusia. Pengetahuan
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Pengetahuan yang harus diketahui oleh responden mengenai ASI, yaitu


manfaat ASI, komposisi ASI, faktor yang mempengaruhi produksi ASI, cara
pemberian ASI, cara pengeluaran dan penyimpanan ASI. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil multigravida yang baik tentang ASI
lebih banyak artinya ibu hamil multigravida sudah mengerti tentang manfaat ASI,
komposisi ASI, faktor yang mempengaruhi produksi ASI, cara pemberian ASI, cara
pengeluaran dan penyimpanan ASI. Hal ini dikarenakan responden sudah
mendapatkan informasi dan edukasi tentang ASI eksklusif berdasar hasil distribusi
ibu yang telah mendapat edukasi ASI eksklusif yang dimana ibu hamil multigravida
lebih banyak 28 responden (87,5%) dibandingkan ibu hamil prmigravida 13
responden (40,6%) dan pengalaman dari ibu hamil multigravida dari anak
51

sebelumnya dapat pempengaruhi pola pengetahuan mengenai ASI eksklusif dan


juga didapatkan hasil distribusi menurut pendidikan ibu hamil multigravida yang
kemungkinan akan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu yang berada hingga
jenjang pendidikan perguruan tinggi lebih banyak 6 responden (18,8%)
dibandingkan ibu hamil primigravida 1 responden (3,1%). Pendidikan akan
mempengaruhi setiap individu karena pengetahuan didapat dari pendidikan.
Semakin tinggi pengetahuan semakin baik dalam pemberian ASI nantinya, dari
penelitian Susiloretni (2015) ibu dengan tingkat pengetahuan yang tinggi dengan
hasil pengetahuan skor > 80 memiliki durasi exclusive breastfeeding (EBF)
kesempatan lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki skor pengetahuan
< 60.

Sedangkan tingkat pengetahuan yang kurang lebih banyak pada kelompok


primigravida, hal ini dikarenakan responden pertama kali untuk kehamilannya
maka bisa jadi responden tidak terlalu peduli informasi mengenai ASI dan kurang
berpengalaman. Perlu edukasi tentang ASI untuk ibu hamil primigravida dengan
harapan nantinya akan siap dalam pemberian ASI eksklusif juga peranan dari
keluarga untuk mendukung dalam pemberian ASI. Faktor lain yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan salah satunya karena lingkungan keluarga, terutama suami,
tampaknya memiliki pengaruh besar pada keputusan ini. Dorongan dari anggota
keluarga lain atau rekan kerja juga dikaitkan dengan tingkat inisiasi menyusui lebih
tinggi serta perilaku individu masa kini yang lebih dekat dengan informasi melalui
internet media sosial memungkinkan indvidu lebih mudah dalam mendapat
pengetahuan yang lebih banyak tetapi perlu tindakan kritis dalam mengolah
informasi tersebut. Dengan demikian, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan ibu
hamil primigravida dan multigravida tentang ASI eksklusif dan ibu hamil
mutligravida memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. 50

4.5 Keterbatasan penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang memiliki kelemahan,


yaitu responden tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang
terlewati dan tidak dijawab, hal ini dapat diatasi dengan metode wawancara.
Kesalahan dapat terjadi pada saat ibu hamil meninggalkan kuesioner pada saat
52

nomor antrian pemeriksaan dipanggil sehingga suasana menjadi tidak kondusif.


Beberapa identitas responden masih kurang sehingga peneliti melengkapi data
dengan meninjau kembali data responden dengan melihat rekam medik responden.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasar hasil pembahasan dapat disimpulakan bahwa : Terdapat perbedaan
tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida dan multigravida. Ibu hamil
multigravida memiliki tingkat pengetahuan ASI eksklusi lebih tinggi dibandingkan
ibu hamil primigravida dengan melihat hasil uji bivariat dan rerata pengetahuan ibu
hamil primigravida dan multigravida menunjukkan nilai kemaknaan p-value <
0,005 pada masing-masing Uji dan nilai CI 95% = 1,334-11,157 pada uji Chi-
square.

5.2 Saran
1. Diperlukan adanya kerjasama antara institusi kesehatan, pendidikan dan
pemerintah untuk terus meningkatkan upaya peningkatan pengetahuan
tentang ASI eksklusif dengan memberikan pendidikan dasar tentang
ASI eksklusif kemudian aktif dalam mensosialisasikan dan konseling.
2. Perlunya informasi tentang manfaat dan cara pemberian ASI eksklusif
terutama untuk ibu hamil primigravida dengan menggunakan Leaflet
sehingga dapat diberikan pada pelayanan ANC di Puskesmas. Leaflet
tersebut dapat dibaca oleh ibu saat ibu menunggu panggilan untuk
pemerikasaan.
3. Penelitian ini sebaiknya dilakukan di tempat yang lebih kondusif agar
ibu dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan nyaman.
4. Setelah melakukan penelitian ini dan didapatkan hasil tingkat
pengetahuan ibu hamil primigravida di Puskesmas Ciputat yang kurang
lebih banyak dan beberapa pada ibu hami multigravida. Maka peneliti
menyarankan kepada pihak terkait terutama Puskesmas untuk
melakukan edukasi mengenai ASI eksklusif, pada ibu hamil
primigravida dengan harapan nantinya akan siap dalam pemberian ASI
pasca persalinan dan tidak melupakan juga untuk terus melakukan
edukasi kembali kepada ibu hamil muligravida dan menjadi motivator
untuk ibu hamil primigravida agar pemberian ASI tetap terjaga.

53
54

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian kesehatan.Infodatin. Situasi dan Analisa ASI Eksklusif Pusat


Data dan Informasi Kesehatan Republik Indonesai. Jakarta ; Pusat Data dan
Informasi ; 2004
2. Kramer MS, kakuma R. The optimal duration of exclusive breastfeeding : a
systematic review. 2004; 554: p 63-77.
3. _________. Ringkasan eksekutif;Pusat Data dan Informasi Kesehatan
Provinsi Banten;Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan.
4. _________. Profil Kesehatan Provinsi Banten tahun 2012 ; Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV
INSI_2012/16_Profil_Kes.Prov.Banten_2012.pdf. diakses : 1/09/2016
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
; 2013.
6. Oktora, Rasti. Description of Exclusive Breastfeeding among Working
Mother in Serua Indah Village Jombang Subdistric, Tangerang Selatan.
Jakarta;UIN Syarif Hidayatulla ; 2013
7. Eva yani, Irma,. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Laktasi
Ddalam Memebrikan ASI di 6 abupaten/kota di Provinsi Sumatra Barat.
2009. PGM;32(2) ; p 101-11.
8. Rai Suryati, Ni Made Ra. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Dengan Motivasi Ibu Primipara Untuk Memberikan ASI eksklusif di RS
BaliMed. Diploma thesis, Universitas Udayana ; 2015
9. Taber, ben-zion, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi
(Manual of Gnycology and Obstetric emergencies) jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC ; 1994
10. Sarwono,Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan ed 4, Cet ke-4: Jakarta; PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2014
11. Siwi walyani, Elisabeth. Perawatan kehamilan dan Menyusui Anak Pertama
Agar Bayi Lahir dan Tumbuh Sehat; Yogyakarta;Penenrbit Pustaka Baru
Press ; 2015
55

12. Cunningham,F Gary.et all. Obsteri Williams ed 23. Jakarta; Penerbit Buku
Kedokteran,EGC ; 2012
13. Manuaba, Ida Bagus Gde. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta; Penerbit
Buku Kedokteran,EGC ; 2007
14. Wiknjosastro, hanifa. Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo ; 2010
15. Manuaba, Ida Bagus Gde. Penuntun Kepanitraan Obstetri dan Ginekologi
ed 2.Jakarta;Penerbit Buku Kedokteran,EGC ; 2003
16. Sinclair, Constance. Buku Saku Kebidanan. Jakarta; Penerbit Buku
Kedokteran,EGC ; 2009
17. Dorlan, W. A. Newman.et all.Kamus Saku Kedokteran Dorlan. Jakarta;
Penerbit Buku Kedokteran,EGC ; 2011
18. Kementerian Kesehatan RI, Sekretariat Jendral. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI ; 2014
19. Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada
; 2003
20. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta;Rineka Cipta
; 2007
21. Mubarak, Wahid Iqbal. Promosi Kesehatan. Jogjakarta; Graha Ilmu; 2007
22. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika ; 2008
23. Riwidikdo, H. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian.Yogyakarta. Rohima Press ; 2013
24. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem, ed 6. Jakarta;
Penerbit Buku Kedokteran, EGC ; 2011
25. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2013 Tentang Susu Formula dan Produk Bayi Lainnya.
Jakarta;Menteri Kesehatan ; 2013
26. Budiasih, K. Handbook Ibu Menyusui. Bandung: Hayati Qualita ; 2008.
27. Marcdante, K. J., Kliegman, R. M., Jenson, H. B & Behrman, R. E. Nelson
Ilmu Kesehatan Anak Esensial, ed 6. Singapore; Elsevier ; 2014.
56

28. World Health Organization’s. Breastfeeding Topic avaliabler from


http://www.who.int/topics/breastfeeding/en/ diakses : 1/09/2016.
29. Kramer MS, Kakuma R. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding
: a systematic review. 2012 Aug ;15 : p 8.
30. Bahiyatun. Buku Asuhan kebidanan Nifas Normal. Jakarta;EGC;2009
31. Pollard, Maria. ASI asuhan berbasis bukti/Evidence-base care for
breastfeeding mothers. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran,EGC ; 2015
32. Jafar, Nurhaedar. ASI Eksklusif. Maksaar; Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasanuddin ; 2011
33. Aprilia, Y. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi
Eksklusif Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Tesis Universitas
Diponegoro Semarang ; 2009
34. World Health Organization, UNICEF, Wellstart International.Baby friendly
hospital initiative : revised., updated and expanded for intergrated care.
Section 3 , Breastfeeding promotion and support in a baby friendly hospita:
a 20 hour cours for maternity staff ; Switzerland;WHO Press ; 2009
35. World Health Organization, UNICEF, Wellstart International.Baby friendly
hospital initiative : revised., updated and expanded for intergrated care.
Section 3 , Breastfeeding promotion and support in a baby friendly hospita:
a 20 hour cours for maternity staff ; Switzerland;WHO Press ; 2009
36. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta; Kementrian Kesehatan ; 2016
37. Arifin, Siregar, Muhammad. Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya, Medan; FKM USU ; 2004
38. UNICEF. Breastfeeding Your Baby, Important information for new
mothers. London : UNICEF UK BFI Baby Friendly Initiative.
39. Soetjiningsih. ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta; Penerbit
Buku Kedokteran EGC ; 1997
40. La Leche League International. The Breastfeeding Answer Book 3rd Ed.
LLLI ; 2012
57

41. La Leche League International. Breastfeeding During Pregnancy; 2008.


Available online at http://www.llli.org/nb/nbjanfeb08p32.html diakses:
1/09/2016.
42. Sastroasmoro, S,. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta ;
Sagung Seto ; 2011
43. Wadud, M.A.Hubungan Umur Ibu dan Paritas dengan Pemberian ASI
Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan.Palembang ; Poltekkes Kemenkes ;
2013
44. Arini, H.Hubungan Umur Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pemberian Asi
Eksklusif;2012.
45. Baroroh, Umi,. Dwi Arti, Tias., Hestini, Tri. Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif Pada Kelas Ibu Hamil.
Kebidanan Poltek Harapan Bersama ; 2013
46. Widiyanto, S. Aviyanti, D. T, A, Merry. Hubungan Pendidikan dan
Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Sikap terhadap Pemberian
ASI Eksklusif.Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1 ;
2012
47. Purbasari, Endah. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dalam
Penangan awal diare pada balita di Puskesma Ciputat; Jakarta; FKIK UIN
Jakarta ; 2009
48. Lestari, D., Zuraida, R., Larasati, TA. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif.
Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 4 Feb ; 2013
49. Vyronica, R., Wagiyo., Pornomo. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang ASI Eksklusif Sebelum dan Setelah Diberikan Pedidikan
Kesehatan. STIKES Telogorejo Semarang ;2013
50. Susiloretni, KA.,Hadi, H., Prabandari YS., Soenarto YS., Wilopo SA. What
Works to improve duration of exclusive breastfeeding: lesson from the
exclusive breastfeeding promotion program in rural Indonesia. Maternal
and Child Healt Journal;2015, Volume 19, pp 1515–1525
51. Otmani C, Ibanez G, et all. Role of Mother’s Family Environmental in the
Initiation of Breastfeeding. 2015 ; 27(6): 785-95.
58

52. The World Health Organization's infant feeding recommendation.2011.


Available from:
http://www.who.int/nutrition/topics/infantfeeding_recommendation/en/index.
html. 01.01.2011. 2011. diakses : 01/09/2016
53. Novita, D. Hubungan Karakteristik Ibu, Faktor Pelayanan Kesehatan,
Immediate Breastfeeding Dan Pemberian Kolostrum Dengan Praktek
Pemberian ASI Eksklusif. FKM UI ; 2008.
59

Lampiran 1
Surat Izin Penelitian
60

(Lanjutan)
61

Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI


RESPONDEN
Kepada Yth.Ibu-ibu hamil calon responden
Di puskesmas
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Hasbudi Muhammad Syah
NIM : 1113103000085
Alamat : JL. Tarumanegara no.48 C kav. 12 Ciputat
Adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta yang sedang
melakukan penelitian dengan judul “PERRBANDINGAN TINGKAT
PENGETAHUAN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DAN
MULTIGRAVIDA TENTANG ASI EKSKLUSIF’’. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan dan perbadingan dari tingkat pengetahuan ibu
hamil primigravida dan multigravida tentang ASI Eksklusif. Pada penelitian ini, ibu
diminta untuk mengisi kuesioner penelitian yang terlampir dan dalam rangka
menyelesaikan penelitian tersebut, saya memohon bantuan ibu-ibu untuk dapat
menjadi responden dalam penelitian ini. Dalam pengisian kuesioner diharapkan ibu
dapat mengisi sesuai keadaan yang sebenarnya. Data dari hasil kuesioner ini adalah
data yang tidak akan dipublikasikan kecuali untuk kepentingan ilmiah. Apabilah
berkeberatan, ibu berhak mengundurkan diri.

Demikian permohonan ini saya buat. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan
saya mengucapkan banyak terima kasih.

Ciputat , Mei 2016


Peneliti
,

(Hasbudi Muhammad Syah)


62

(Lanjutan)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI


RESPONDEN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama :
Alamat :
No.tlp :
Setelah mendapat keterangan yang jelas mengenai tujuan dan manfaat pada
penelitian :
“Perbandingan Tingkat Pengetahuan antara Ibu Hamil Primigravidan dan
multigravida tentang Asi Eksklusif’’
Menyatakan denga sesungguhnya bersedia menjadi responden dalam penelitian
dengan memeberikan data yang sebenarnya serta berharap bahwa hasil penelitian
ini bersifat pribadi/rahasia dan tidak akan mencantumkan nama subyek dalam
publikasi. Segala hal yang saya isikan dalam kuesioner ini adalah benar dan saya
bertanggungjawab atas hal tersebut.

Ciputat, Mei 2016

Responden

(....................)
63

(Lanjutan)
Lampiran identitas responden
Petunjuk pengisian :
1. Isilah titik dibawah ini dan beri tanda silang ( X ) pada pada salaha satu
pilihan huruf sesuai dengan jawaban yang menurut ibu itu benar.
2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditayakan kepada peneliti.
Puskesmas :
Tanggal :
Identitas responden
1. Nama : ...............................................

2. Alamat : ...............................................
3. Umur :
a) <20 tahun
b) 20-30 tahun
c) >30 tahun
4. Usia kehamilan saat ini :
a) Trimester I
b) Trimester II
c) Trimester III
5. Kehamilan :
a) Kehamilan pertama kali
b) Kehamilan kedua kali atau lebih
6. Pendidikan terakhir :
a) SD : tamat/tidak tamat
b) SMP : tamat/tidak tamat
c) SMA : tamat/tidak tamat
d) PT : tamat/tidak tamat
7. Apakah anda bekerja :
a) Ya
b) Tidak
8. Jika, YA :
A. PNS
B. IRT
C. Pegawai swasta
D. Pengusahan
E. Polisi/TNI
F. Dll
9. Jika kehamilan kedua atau lebih, berapa jumlah anak yang pernah
dilahirkan :
a) 1-2
64

(Lanjutan)

b) 3-4
c) >5
10. Agama : ............................................
11. Apakah ibu pernah mendapatkan penjelasan/penyuluhan tentang ASI
eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak
65

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN


TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL
PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA.

Berikan tanda cheeklist ( √ ) pada salah satu kolom ya atau tidak yang menjadi
jawaban ibu!
No Pertanyaan
.
Iya Tidak Tidak
tahu
Pengetahuan ASI Eksklusif
Tentang Manfaat Asi
1. Pemberian ASI pasca bersalin dapat
mengurangi resiko perdarahan.
2. Dengan menyusui dapat menurukan resiko
kanker payudara.
3. Pemberian ASI dapat mengembalikan bentuk
tubuh, rahim dan mencegah kelebihan berat
badan.
4. Pemberian ASI eksklusif dapat menjadi alat
KB yang baik untuk menurunkan resiko
kehamilan.
Tentang Komposisi ASI
5. ASI mengandung anti infeksi yang dapat
mencegah penyakit yang terjadi pada bayi
seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.
6. Dalam ASI tidak mengandung zat taurin,
vitamin, dan mineral.

Tentang Faktor yang mempengaruhi


produksi ASI
7. Ibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri,
tertekan mungkin akan gagal dalam
pemberian ASI.
8. Ibu yang memberikan ASI dianjurkan
menambah masukan makanan seperti ikan,
telur, dan kacang-kacangan.
66

(Lanjutan)

Tentang Cara pemberian ASI


9. Apakah ASI langsung dapat diberikan kepada
bayi beberapa menit setelah bayi lahir.
10. Bayi dapat mengosongkan payudara ibu setiap
10-15 menit disetiap payudara.
11. Asi yang sudah diperah dapat disimpan dalam
suhu kamar lebih dari 4 jam.
Tentang Cara pengeluaran Asi
12. Jumlah ASI yang dihasilkan tergantung
ukuran payudara ibu
Tentang Cara penyimpanan
13. ASI yang sudah diperah disimpan di dalam
lemari es selama 8 hari
14. Penyimpanan ASI perahan dilakukan dengan
menggunakan kantung plastik ( misalnya :
plastik gula)
15. Setelah di perah ASI dapat disimpan selama :
4-8 jam dalam temperature ruangan ( 19-25
derajat celcius) 2 minggu sampai 4 bulan di
freezer.
67

Lampiran 4
Hasil Uji SPSS
Hasil uji distribusi dan frekuensi
Kategori ibu hamil primigravida

Usia_primigravida

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 20 5 15,6 15,6 15,6

20 - 35 25 78,1 78,1 93,8

> 35 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

usia_kehamilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Trimester 1 1 3,1 3,1 3,1

Trimester 2 24 75,0 75,0 78,1

Trimester 3 7 21,9 21,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 26 81,3 81,3 81,3

Pegawai swata 4 12,5 12,5 93,8

pengusaha 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

pendidikan_terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD/SMP 9 28,1 28,1 28,1

SMA 22 68,8 68,8 96,9

PT 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0


68

(Lanjutan)

Edukasi_asi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Iya 13 40,6 40,6 40,6

Tidak 19 59,4 59,4 100,0

Total 32 100,0 100,0

Kategori ibu hamil multigravida

Usia_multigravida

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 - 30 27 84,4 84,4 84,4

> 35 5 15,6 15,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

usia_kehamilan_multigravida

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Trimester 1 2 6,3 6,3 6,3

Trimester 2 23 71,9 71,9 78,1

Trimester 3 7 21,9 21,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

pendidikan_terakhir_multi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD/SMP 4 12,5 12,5 12,5

SMA 22 68,8 68,8 81,3

PT 6 18,8 18,8 100,0

Total 32 100,0 100,0


69

(Lanjutan)

pekerjaan_multigravida

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PNS 2 6,3 6,3 6,3

IRT 26 81,3 81,3 87,5

PEGAWAI SWASTA 4 12,5 12,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Edukasi_asi_multigravida

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IYA 28 87,5 87,5 87,5

TIDAK 4 12,5 12,5 100,0

Total 32 100,0 100,0


70

Lampiran 5
Hasil uji analisis
71

(Lanjutan)

\
72

Lampiran 6
Identitas peneliti
Riwayat penulis
Identitas
Nama : Hasbudi Muhammad Syah
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Pangkep, 25 Desember 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Perintis kemerdekaan Km 13. Perumahan Az zahran Green land B7.
Makassar.
E-mail : [email protected]

Riwayat pendidikan
1999-2001 : TK Bhayangkara Pangkep
2001-2007 : SDN 28 Tumammpua II Pangkep
2007-2010 : MTs Pondok Pesantren Modern Immim Putra Makassar
2010-2013 : MA Pondok Pesantren Modern Immim Putra Makassar
2013-sekarang : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
73

Lampiran 7
Dokumentasi penelitian

Anda mungkin juga menyukai