Askeb Komunitas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

DI DESA PECUK KECAMATAN PAKEL


KABUPATEN TULUNGAGUNG
13 SEPTEMBER s/d 10 OKTOBER 2020

DISUSUN OLEH :

PRITA ALVIANA ROSITA


(18631358)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2020
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

KETUA : Fredila Giantari (18631354)

SEKERTARIS : Irulya Nimas Arsiesta Varizky (18631355)

ANGGOTA : Agung Kurniawati (18631346)

Meylin Nufika Sari (18631348)

Wibi Yulianti (18631349)

Siti Komariah (18631350)

Yeremiati (18631351)

Ariska Ayu Nur Andan Sari (18631352)

Damini Putri Kale (18631353)

Marni Yakoba Seubelan (18631356)

Ningsih Ana Amah Pamilar (18631357)

Prita Alviana Rosita (18631358)

Veronika Hestia Danga Hela (18631359)

Yuliana Alensi Fallo (18631360)

Kania Tantriyani (18631361)

Shinta Silvia Christin Dubu (18631362)

Imro’itus Anifah (19


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan Komunitas di Kelurahan Pecuk Kecamatan


Pakel Kabupaten Tulungagungi telah diperiksa dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Ketua Kelompok

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat, dibawah satu atap dalam keadaan selain ketergantungan.
Prmbangunan keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari
pembangunan nasional. Dimana keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat maka untuk membina masyarakat serta dalam pembinaan yang
dimulai dan ditujukan kepada keluarga. Keluarga yang merupakan unsur
dari masyarakat, karena didalam keluarga terdapat perilaku yang
mendukung kesehatan maupun yang bertolak belakang dengan kesehatan.
Jika perilaku kesehatan tersebut mendukung kesehatan maka akan
tercipta suatu masyarakat yang sehat, tetapi sebaliknya jika tidak
ditanamkan pendidikan tentang kesehatan maka potensial pada keadaan
tidak sehat pada masyarakat akan tinggi. Usaha untuk
meningkatkan suatau kesehatan pada keluarga diperlukan suatu bentuk
manajemen yang ditunjukkan khusus pada keluarga, agar
keluarga bisa meningkatkan mutu pelayanan dan mendekati pelayanan kepa
da masyarakat.  Selain lebih bisa menekankan upaya promotif dan preventif,
manajemen kebidanan keluarga juga lebih cepat dan mudah dalam
melakukan deteksi dini hal-hal yang mengarah pada patologi.
Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diwarnai oleh
rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang
paling rentan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, serta bayi pada masa
perinatal, yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
dan angka kematian Perinatal (AKP).
Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB) atau  Infant Mortality Rate (IMR). Dari hasil
penelitian yang ada, angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan
terkait dengan faktor-faktor lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu
melahirkan,dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak
langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat
perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling
murah adalah ASI atau Air Susu Ibu (Notoatmodjo S, 2007)
Lain halnya dengan Imunisasi dasar pada bayi, saat ini jika
ibu/keluarga menolak mengimunisasi anaknya, 3 dari 100 kelahiran anak
akan meninggal karena Campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal
karena Pertusis, 1dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena Tetanus,
1 dari 200.000 anak akan menderita penyakit Polio, Memberikan suntikan
imunisasi pada bayi tepat pada waktunya adalah faktor yang sangat penting
untuk kesehatan bayi. Yakinlah bahwa dengan membawa bayi untuk
melakukan imunisasi adalah salah satu yang terpenting dari bagian tanggung
jawab sebagai orang tua. Salah satu upaya yang mempunyai dampak relatif
cepat terhadap penurunan AKI dan AKP adalah dengan Penyediaan
pelayanan kebidanan berkualitas yang dekat dengan masyarakat dan
didukung dengan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan rujukan.
Sebanyak 30% bidan memberikan pelayanan praktek  perorangan (IBI,
2002), dengan berbagai jenis pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan
kontrasepsi suntik 58%, kontrasepsi pil, IUD dan implant 25%,
dan pelayanan pada ibu hamil dan bersalin masing-masing 93% dan 66%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran besar
dalam memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan anak di masyarakat. Oleh
karena itu kegiataan keluarga binaan diselenggarakan dalam bentuk
kemitraan antara keluarga ( orang tua, pengasuh anak, dan anggota keluarga
lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga
swadaya masyarakat dsb). Dengan tenaga profesional (kesehatan,
pendidikan sosial) akan meningkatkan pengetahuan, kesehatan, dan
kesejahteraan wanita, bayi, anak usia sekolah, pasangan usia subur
sepanjang daur kehiduoannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti PKL Kebidanan Komunitas di lapangan
mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan bermutu dan
komprehensif kepada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai
dengan budaya setempat.

 1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah selesai mengikuti pratikum asuhan kebidanan komunitas
dilapangan mahasiswa dapat :
1. Mampu melakukan pengkajian data secara lengkap dan sesuai
kebutuhan
2. Mampu melakukan analisa data
3. Mampu menentukan proritas masalah
4. Mampu menggerakkan upaya KIA di wilayah praktek
5. Mampu menyusun perencanaan pemecahan masalah
6. Mampu melaksanakan Implementasi sesuai dengan intervensi yang
dibuat
7. Mampu melakukan evaluasi

1.3  Sasaran, Tempat dan waktu.


Sasaran : Masyarakat kelurahan Pecuk khususnya kesehatan ibu dan anak.
Tempat : Kelurahan Pecuk, RW 1-2
Waktu : Dilaksanakan pada tanggal 13 September 2020 – 10 Oktober 2020

1.4 Teknik Pengumpulan Data


1.4.1 Wawancara
1.4.2 Observasi
1.4.3 Studi Pustaka
1.4.4 Studi Dokumentasi
1.5      Sistematika Penulisan
BAB 1      Pendahuluan yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan
BAB 2      Tinjauan Pustaka yaitu terdiri dari konsep komunitas dan
konsep PKMD.
BAB 3   Asuhan Kebidanan Komunitas terdiri dari pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB 4      Pembahasan
BAB 5      Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunitas


Masyarakat adalah Sekumpulan manusia yang saling bergaul atau
dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu bersifat kontinue dan
terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas
tertentu dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari
anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
Masyarakat adalah Sekelompok manusia yang mendiami teritorial
tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian
kerja dan kebudayaan bersama.

2.2    Ciri- Ciri Masyarakat


Masyarakat mempunyai ciri-ciri :
1. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
2. Menempati wilayah dengan batas- batas tertentu
3. Saling tergantung satu dengan  yang lain
4. Memiliki adat istiadat tertentu/ kebudayaan
5. Memiliki identitas bersama.
6.
2.3   Tipe- Tipe Masyarakat
Menurut Gilin & Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
2.3.1 Dilihat dari sudut perkembangannya
2.3.1.1 Crecive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-
lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat dari
masyarakat, misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama.
2.3.1.2 Enacted Institution
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya: lembaga perdagangan, pertanian.
2.3.2 Dari sudut sistem nilai
2.3.2.1 Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat,
diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagain institusi
dasar pokok.
2.3.2.2 Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap
kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja,
misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda bersama dan
sebagainya.

2.3.3 Dari sudut penerimaan masyarakat


2.3.3.1  Approved atau Social Sanctioned Institution
Adalah lembaga yuang diterima oleh masyarakat seperti sekolah,
perusahaan, koperasi dan sebagainya.
2.3.3.2 Unsanctioned Institution

Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh


masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat
memberantasnya, misalnya kelompok penjahat, pemeras, pelacur,
gelandangan dan pengemis, dll.
2.3.4 Dari sudut penyebarannya
2.3.4.1 General Institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor
penyebarannya, misalnya agama dan dikenal hampir semua masyarakat
dunia.
2.3.4.2 Restriced Institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat
tertentu saja, misalnya Budha banyak dianut oleh Vietnam, Kristen
Khatolik banyak dianut oleh masyarakat Prancis, Italia. Islam banyak
dianut oleh masyarakat Arab dan sebagainya.

2.3.5 Dari sudut fungsimya


2.3.5.1 Operative Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau
tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan, seperti lembaga industri.
2.3.5.2 Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat
atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu
sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan
sebagainya.

2.4 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia


Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia
dibagi  dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :
2.4.1 Masyarakat Desa

1. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat


2. Hubungan didasarkan pada adat- istiadat yang kuat sebagai organisasi
sosial
3. Percaya pada kekuatan- kekuatan gaib
4. Tingkat buta huruf relatif tinggi
5. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh
setiap orang
6. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang tekhnologi dan
keterampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunannya
7. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi
kebutuhan lainnya dan uang berperan sangat terbatas
8. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat

2.4.2 Masyarakat Madya


1. Hubungan keluarga masih tetap kuat dan hubungan masyarakat mulai
mengendor
2.  Adat- istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari
pengaruh luar
3. Timbul rasionalitas pada cara berfikir sehingga kepercayaan terhadap
kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah
kehabisan akal
4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah
5. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun
6. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
7. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarh kepada produksi pasaran
sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat
karenanya uang semakin meningkat penggunaannya
8. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan
keluarga dan tetangga dan kegiatan umum lainnya didasarkan pada
upah.

2.4.3 Masyarakat Modern


1. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi
2. Hubungan antar masyarakat secara terbuka dalam suasana saling
pengaruh-mempengaruhi
3. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang
didapat dan dipelajari serta ditingkatkan dalam lembaga keterampilan
dan kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks
7. Ekonomi hampir seluruhya ekonomi pasar yang didasarkan atas
penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya.

2.4.4 Ciri- Ciri Masyarakat Sehat


1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama
untuk ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh measyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup
4. Peningkatan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peninmgkatan
status sosial ekonomi masyarakat
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.

2.5 Konsep PKMD
2.5.1 Pengertian
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah
rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong
dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan
masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang
lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.

2.5.2 Tujuan
2.5.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.
2.5.2.2 Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya
untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup
mereka
2. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesehatn
mereka sendiri
3. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang
mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan desa
4. Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator
5. Angka kesakitan menurun
6. Angka kematian menurun, terutama kematian Ibu dan bayi
7. Angka kelahiran menurun
8. Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
2.5.3 Ciri-ciri PKMD

1. Kejadian dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa


masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan
untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh
masyarakat sendiri sebagal kebutuhan
2. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah
dan mufakat
3. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya
masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan
sumber daya yang dimiliki
4. Masukan dari luar hanya bersifat memac
5. Memanfaatkan teknologi tepat guna untuk melengkapi dan menunjang
tidak nengakibatkan ketergantungan
6. Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat
7. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8
unsur PHC.

2.5.4 Prinsip-Prinsip PKMD


1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut
bukan merupakan kegiatan kesehatan secara secara langsung. Ini berarti
bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja,
melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara
tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.
2. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang
baik :Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga lainnya
yang bersangkutan.
3. Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga tersebut dengan
masyarakat
4. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau
kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor
yang  bersangkutan

2.5.5 Ruang Lingkup


Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam
rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai
faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya
kegiatan PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja,
akan tetapi menyangkut juga kegiatan di luar kesehatan yang berkaitan
dengan peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup
masyarakat. Misalnya kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi
simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar
dan sebagainya. Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah
pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yang
berpenghasilan rendah.
Kegiatan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pos
pelayanan terpadu 5 program (KIA, KB, gizi, imunisasi dan
penaggulangan diare), juga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan
PKMD.
2.5.6 Strategi pembinaan
1. Tim Pembina PKMD di masing-masing tingkat sekaligus dijadikan
sebagai forum koordinasi di masing-masing tingkat
2. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh
salah satu sektor, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi,
untuk memungkinkan bantuan dari sektor-sektor lain untuk
menghindari tumpang tindih.
3. Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan
pada proporsi kebutuhan masyarakat setempat
4. Seluruh tahap kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, pembinaan, sampai pada perluasaan, dilakukan
oleh masyarakat sendiri dan di mana perlu dibantu oleh pemerintah
secara lintas program dan lintas sektoral.
5. Wadah kegiatan PKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) sesuai Surat Keputusan Presiden nomor 28 tentang
Penyempurnaan dan penempatan fungsi Lembaga Swadaya Desa
menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
6. PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat dari
masyarakat untuk masyarakat. Pengembangan dan pembinaan yang
dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan, bukan program
yang tersendiri.

2.5.7 Pengembangan dan Pembinaan


1. Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman, kepada GBHN.
2. Pengembangan dan pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.
3. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan,
tingkat propinsi oleh gubernur, tingkat kabupaten oleh bupati, tingkat
kecamatan oleh camat.
4. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara
keseluruhan.
5. Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk  mekanisme kerja yang
efektif antara instansi-instansi yang berkepentngan dalam pembinaan
masyarakat desa
6. Puskesmas sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan
berfungsi sebagai dinamisator.

2.5.8 Mekanisme pembinaan peran serta masyarakat dalam PKMD

1. Untuk mengenal masalah dan kebutuhan mereka sendiri, masyarakat


mendapatkan bimbingan dan motivasi dari puskesmas yang
bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan.
2. Pemuka masyarakat diarahkan untuk membahas masalah dan kebutuhan
yang dirasakan oleh mereka dan membimbing untuk memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan sumber daya setempat yang tersedia.
3. Dalam hal masalah, atau kebutuhan hanya sebagian dapat diatasi
sendiri, maka puskesmas bersama dengan sektor yang bersangkutan
memberi bantuan teknis, atau materi yang dibutuhkan dengan catatan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Dalam hal masalah dan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi
sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau
sektor yang bersangkutan.

2.5.9 Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD


1. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang
kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah
2. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan
sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina
kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka
3. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan
terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai
hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri, dalam
meningkatkan mutu hidup dan kesehatan mereka
4. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang
tumbuh di masyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat
5. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan
berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina
dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung
kegiatan PKMD.
2.5.10 Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari Masyarakat sangat penting
artinya. Persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui :
1. Pelatihan leader
2. Kunjungan kerja
3. Studi perbandingan

2.5.11 Pengadaan fasilitas


Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang
disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan sumber daya
yang ada di masyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila
masyarakat tidak memilikinya barulahpara penyelenggara pembinaan
PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergatungan bagi
masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 13 September s/d 10 Oktober 2020
3.1.1 Data Umum
A. Data Geografi
Nama Desa : Pecuk
Kecamatan : Pakel
Kabupaten : Tulungagung
Terdiri dari : 2 dusun, 3 RW 5 RT
Keadaan wilayah : Dataran Rendah
Batas Wilayah :
Batas utara : Sanan
Batas selatan : Bangunmulyo
Batas timur : Kasreman
Batas barat : Suwaluh
Luas wilayah : 18.000 Ha.
Jumlah KK seluruhnya : 100 KK
Jumlah KK yang di Data : 68 KK
Jumlah Responden : 251 Orang

B. Sarana dan Prasarana


1. Sarana dan prasarana keagamaan

Masjid :3
Musholla :8
Gereja : 2`
Pura :0
Wihara :0
2. Sarana dan prasarana pendidikan

TK :1
SD :1
SLTP :1
SLTA :0
3. Sarana dan prasarana kesehatan

Puskesmas Pembantu : 0
POSLINDES :1
BPS :1
Posyandu :2

C. Sumber Daya Manusia Kesehatan


Bidan : 2 orang
Kader Posyandu : 10 orang
Perawat : 6 orang
Dokter : 0 orang

D. Lembaga/ Organisasi Kemasyarakatan


PKK : 29
Kelompok Tahlil : 10
Kelompok Tani : 19
P4K :5

E. Demografi
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Golongan Umur Berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Pecuk Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun
2020
Laki-laki Perempuan Total
Golongan Umur
Frekuensi % frekuensi % Frekuensi %
0-<1 tahun 10 4,38 7 3,07 17 7,4
1-5 tahun 8 3,50 12 5,26 20 8,8
6-7 tahun 4 1,75 7 3,07 11 4,8
8-18 tahun 12 5,26 24 10,52 36 15,8
19-56 tahun 69 30,26 75 32,9 144 63.2
>56 tahun - - - - - -
Jumlah 103 45,1% 125 54,9% 228 100%
SUMBER : survey penduduk 2020.
Tabel 3.2 Disribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan berdasarkan Jenis
Kelamin di Desa Pecuk Kecamatan Pakel Kabupaten
Tulungagung Tahun 2020
Laki-laki Perempuan Total
Pendidikan
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Belum Sekolah 18 7,9 16 7 34 15
TK 3 1,3 5 2,2 8 3,5
Tamat SD 10 4,4 14 6,1 24 10,5
SD 14 6,1 13 5,7 27 11,8
Tamat SMP 23 10,1 17 7,5 40 17,5
SMP 1 0,4 7 3,1 8 3,5
Tamat SMA 30 13,1 38 16,7 68 29,8
SMA - - 2 0,9 2 0,9
Tamat PT 6 2,6 2 0,9 8 3,5
PT - - 7 3,1 7 3,1
Tidak Sekolah 1 0,4 1 0,4 2 0,9
Jumlah 106 46,4% 122 53,6% 228 100%
SUMBER : survey penduduk 2020.

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin di


Desa Pecuk Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun
2020
Laki-laki Perempuan Total
Pekerjaan
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
PNS/ABRI 1 0.4% 1 0.4% 2 0.8%
Swasta 31 13% 16 7% 47 20%
Wiraswasta 2 0.9% 1 0.4% 3 1.3%
Petani 23 10% - - 23 10%
Buruh 6 2.6% - - 6 2.6%
Tidak Bekerja - - 49 21% 49 21%
Belum Bekerja 43 19% 55 24% 98 43%
Pensiunan - - - - - 0
Jumlah 106 46% 122 53% 228 100%
SUMBER: survey penduduk 2020.
Dari table 3.3 dapat disimpulkan bahwa yang tertinggi penduduk belum bekerja
sebanyak 48% dan yang terendah yaitu PNS sebanyak 0.8%.

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Agama di Desa Pecuk Kecamatan Pakel


Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
Agama Frekuensi %
Islam 133 58%
Kristen 86 38%
Katolik 9 3.9%
Budha - -
Hindu - -
Jumlah 228 100%
SUMBER: survey penduduk 2020.
Dari tabel 3.4 didapatkan 58% penduduk beragama islam, 38% penduduk
beragama kristen dan 3.9% beragama katolik.

F. KIA
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Kelahiran dan Kematian Di Desa Pecut
Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
N Indikator Jumlah
o
.
1 Kematian ibu 0
.
2 Kematian bayi 0
.
3 Kelahiran hidup 18
.
4 Kelahiran dengan BBLR 0
.
Jumlah 18
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2020.

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Sasaran KIA Di Desa Pecut Kecamatan Pakel
Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
N Indikator Jumlah
o
.
1 Ibu hamil 24
.
2 Ibu meneteki 16
.

3 Bayi 15
.
4 Balita 22
.
5 PUS 68
.
6 WUS 68
.
7 Peserta KB 25
.
8 Usia lanjut 0
.
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2020.
Tabel 3.7 Distribusi Pencapaian Pelayanan KIA Di Desa Pecuk Kecamatan
Pakel Kabupaten Tulungagung di RW 1-2 tanggal 13 September
s/d 10 Oktober Tahun 2020
Target 1 Pencapaian
No Jumlah
Sasaran tahun(% Jumla % Kesenjangan
. sasaran
) h
1. K1
 Akses 0 0% 1 1% 1%
 Murni 24 100% 23 95,8% -4,7%
2. K4 24 100% 16 66,7% -33,3 %
3. Deteksi resti
 Nakes 26 100% 24 92,3% -7,7 %
 Masyarakat 0 0% 0 0% 0%
4. Persalinan nakes 26 100% 12 85,7% -14,8%
5. Ibu nifas 12 100% 12 100% -
6. KN1 12 100% 12 100% -
7. KN2 12 100% 6 50% -50%
8. Bayi paripurna 2 100% 2 100% -
9. Apras paripurna 13 100% 12 92% -8%
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2020.

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Di Desa Pecuk Kecamatan Pakel
Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
No. Kriteria ibu hamil Jumlah ibu %
hamil
1. Kehamilan resiko rendah 20 83,3 %
2. Kehamilan resiko tinggi 4 16,7%
3. Kehamilan resiko sangat tinggi 0 0%
Jumlah 24 100%

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi ibu hamil Berdasarkan Kelompok Resiko di


Desa Pecuk Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun
2020
Kelompok Resiko Jumlah %
Bumil
FR I
- Jarak kehamilan <2 tahun 8 33,3 %
- Keguguran 2 8,3 %
- Post SC 0 0
- Usia ibu >35 tahun 9 37,5 %
FR II
- Penyakit yang menyertai kehamilan 0 0
- Diabetes 0 0
- Asma 1 4,2 %
- Anemia 4 16,7 %
FR III
- Perdarahan dalam kehamilan 0 0
Jumlah 24 100 %
SUMBER: survey penduduk 2020.

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Tempat Persalinan Di Desa Pecuk


Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
N Tempat persalinan Jumlah
o
.
1 BPS 15
.
2 RS 10
.
3 PUSTU 5
.
4 Puskesmas 15
.
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2020.

Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Penolong Persalinan Di Desa Pecuk


Kecamatan Pakel Kabuaten Tulungagung Tahun 2020
No Penolong Skor KSPR Frekuensi %
persalinan
1. Bidan 20 32 80%
2 Dokter 4 8 20%
.
3. Dukun 0 0 0
Jumlah 40 100%
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2020.

G. KB
Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Peserta KB di Desa Pecuk Kecamatan
Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
Akseptor KB Frekuensi %
Peserta KB 29 42,7%
Bukan peserta KB 39 57,3%
Jumlah 68 100%
SUMBER : survey penduduk 2020.

Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Jenis KB Yang Digunakan di Desa Pecuk


Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
Akseptor KB Frekuensi %
MOW 8 27,5
IUD 5 17,2
Implant 3 10,3
Pil 2 7
Suntik 11 38
Kondom 0 0
Metode alami 0 0
Jumlah 29 100%
SUMBER: survey penduduk 2020.

Tabel 3.14 Distribusi Tempat Mendapatkan Alat Kontrasepsi di Desa


PecukKecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
No. Jenis Tempat pelayanann Jumlah
alkon Tenaga kesehatan Swasta Frekuensi %
Frekuensi % Frekuensi %
1. Pil 2 7 - - 2 7
2. Suntik 11 38 - - 11 38
3. Kalender - - - - - -
4. Implant 3 10,3 - - 3 10,3
5. IUD 5 17,2 - - 5 17,2
6. MOW 8 27,5 - - 8 27,5
Jumlah 29 100% - - 29 100%

SUMBER: survey penduduk 2020.

Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Alasan Tidak Mengikuti KB di Desa Pecut


Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
Alasan tidak KB Frekuensi %
suami pergi 0 0
ingin anak 9 23
Takut 3 7,6
medis 0 0
Hamil 24 61,5
tidak ada keterangan 3 7,6
Jumlah 39 100%
SUMBER : survey penduduk 2020.

H. Data Gizi

Tabel 3.16 SKDN di Desa Pecut Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung


Bulan September Tahun 2020
Keterangan S K D N
Jumlah 22 22 20 19

Keterangan:
S : seluruh balita yang ada di desa tersebut
K : balita yang mempunyai KMS
D : balita yang datang atau di timbang
N : balita yang berat badannya naik
Keterangan Target 1 tahun Pencapaian(%) Kesenjangan
K/S 100 100 0
D/S 80 84,37 +4,37
D/K 80 84,37 +4,37
N/D 60 99,38 +39,38
N/S 60 83,85 +23,85
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2019.

Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Di Desa Pecuk
Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
Indikator Jumlah
Jumlah ibu hamil dengan 4
Hb < 11gr%
LILA < 23,5 cm 0
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2020.

Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Status Gizi di Desa Pecuk Kecamatan Pakel
Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
Gizi Anak Frekuensi %
BGM 0 -
Kurang 2 6,25 %
Baik 28 87,5 %
Lebih 2 6,25 %
Jumlah 32 100 %
SUMBER : data sekunder dari puskesmas 2020.

Tabel 3.19 Distribusi Frekuensi ASI Eksklusif di Desa Pecuk Kecamatan


Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2020
ASI Frekuensi %
ASI eksklusif 21 70
Tidak ASI eksklusif 9 30
Jumlah 30 100%
SUMBER: survey penduduk 2020.
I. Imunisasi
Tabel 3.20 Distribusi Frekuensi Jumlah Imunisasi di Desa Pecuk Kecamatan
Pakel Kabupaten Tulungagung Bulan Desember Tahun 2020

No Imunisasi Jumlah %
1. 12 40
Lengkap
2. 2 6,7
Tidak Lengkap
3. 16 53,3
Belum Lengkap
Jumlah 30 100%
Sumber: Survey penduduk 2020 dan data sekunder dari puskesmas 2020

Tabel 3.21 Distribusi Pencapaian Pelayanan Imunisasi Balita 13 September


s/d 10 Oktober di Desa Pecuk Kecamatan Pakel Kabupaten
Tulungagung Tahun 2020
No. Jenis Jumlah Target Pencapaian Kesenjangan
imunisasi sasaran Jumlah % (%)
1. HB0 2 2 0 0 0,02
2. BCG 8 2 8 36 0,06
3. DPT/HB1 0 8 0 0 0,08
DPT/HB2 3 0 3 14 0
DPT/HB3 0 3 0 0 0
4. POLIO1 8 0 8 36 0,08
POLIO2 3 8 3 13 0,05
POLIO3 0 3 0 0 0,03
POLIO4 1 0 1 4,5 0,01
5. CAMPAK 1 1 0 0 0
SUMBER : data sekunder dari puskesmas 2020

J. Sanitasi
Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Sumber Air di Desa Pule Kecamatan Pule
Kabupaten Trenggalek Tahun 2020
Sumber air Jumlah %
Sumur 30 44
Ledeng / PDAM 25 36
Sumber lain 13 19
Jumlah 68 100%
SUMBER : survey penduduk 2013.

Tabel 3.23 Distribusi Frekuensi Jamban Keluarga di Desa Semarum


Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2013
Jenis Jamban Frekuensi %
Latrin 32 47,1
Cemplung terbuka 17 25
Cemplung tertutup 19 27,9
Jumlah 68 100%
SUMBER : survey penduduk 2020.

Tabel 3.24 Distribusi Pembuangan Sampah Di Desa Pule Kecamatan Pule


Kabupaten Trenggalek Tahun 2020
No. Macam tempat pembuangan Frekuensi %
1. Bak sampah 38 55,9
2. Lubang sampah 25 36,8
3. Sembarang tempat 5 7,3
Jumlah 68 100%
SUMBER: survey penduduk 2020.

Tabel 3.25 10 indikator PHBS


No. Indikator Frekuensi
1. Mencuci tangan dengan air bersih 176
2. Memberantas jentik nyamuk 90
3. Makan buah dan sayur setiap hari 142
4. Melakukan aktifitas fisik 158
5. Merokok 50

3.2 ANALISA DATA


No Data Rumusan
Masalah
1. Jumlah Laki-laki 1405 Terdapat
orang, laki-laki yang warga yang
merokok 944 orang merokok di
(67%) dalam
rumah
2. Jumlah ibu hamil 52 Terdapat
ibu hamil, ibu hamil ibu hamil
yang mederita Anemia yang
5 ibu hamil (6,91%) menderita
anemi
3. Jumlah KK 1520, Terdapat
jumlah KK terdapat rumah yang
jentik nyamuk 181 ada jentik-
(11,90%) jentik
nyamuknya

4. Jumlah KK indikator terdapat


kesehatan lain 1520, warga yang
terdapat KK yang menderita
menderita hipertensi hipertensi
233 (15,32%)

3.3 PRIORITAS MASALAH

Masalah Perhatian Poin Tingkat Kemungkin Sumber Aspek Nilai Urutan


Masyarakat Prevalen Bahaya an Masalah Daya politis Total Prioritas
si Untuk Masyarak Masalah
Diatasi at
Tingginya ++++ (4) +++ (3) +++ (3) ++ (2) +++ (3) +++ (3) 648 1
perokok
Ibu hamil +++ (3) ++ (2) ++++ +++ (3) ++ (2) + (1) 144 2
dengan (4)
anemia
Rumah ++(2) +++ (3) ++ (2) ++ (2) ++ (2) ++(2) 96 3
dengan
jentik
nyamuk
Warga ++(2) ++ (2) +++(3) ++(2) + (1) ++ (2) 48 4
menderita
hipertensi
Dari masalah yang ditemukan kemudian diprioritaskan dengan urutan prioritas:
Prioritas I : Tingginya perokok
Prioritas II : Ibu hamil dengan anemia
Prioritas III : Rumah dengan jentik nyamuk
Prioritas IV : Warga menderita hipertensi
3.4 PERENCANAAN

No Masalah Rencana Ket


1. Tingginya 1. Melakukan penyuluhan
perokok mengenai bahaya merokok dan
cara tips untuk berhenti merokok
2. Memberikan kuisioner untuuk
perokok untuk evaluasi

2. Ibu hamil 1. Melakukan kunjungan rumah


dengan untuk pendataan dan memastikan
anemia ibu apakah benar-benar anemi
2. Memberikan penyuluhan tentang
gizi seimbang dan makanan yang
mengandung zat besi
3. Memberikan PMT untuk ibu
hamil yang menderita anemia
4. Melakukan kerjasama dengan
kader dan pelaporan kepada
bidan wilayah
3. Rumah 1. Melakukan penyuluhan tentang
dengan cara pemberantasan jentik
jentik 2. Melakukan kerja bakti dengan
nyamuk warga

3 Warga 1. penyulu
penderita han tentang
Hipertensi hipertensi
2. cek tensi
dengan
mahasiswa
3.5 PELAKSANAAN

1. Tingginya perokok
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Hadir
1. Melakukan penyuluhan mengenai 8-15 Januari 2020 Disetiap RW Sasaran : 8 RW
bahaya merokok dan cara tips selama 1 minggu terkunjungi : 8RW
untuk berhenti merokok

2. Memberikan 8-15 Januari 2020 Disetiap RW Sasaran : 8 RW


kuisioner untuk selama 1 minggu terkunjungi : 4RW
perokok untuk
evaluasi

2. Ibu hamil dengan anemia


N Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Hadir
o
1 Melakukan 8-15 Januari 2020 Rumah ibu hamil Sasaran : 5
. kunjungan yang anemia Yang dikunjungi : 5
rumah untuk
melakukan
pendataan dan
memastikan
ibu benar
anemia
2 Memberikan 8-15 Januari 2020 Rumah ibu hamil Sasaran : 5
. penyuluhan yang anemia Yang dikunjungi : 5
tentang gisi
seimbang dan
makanan yang
mengandung
zat besi
3 Memberikan 8-15 Januari 2020 Rumah ibu hamil Sasaran : 5
PMT yang anemia Yang dikunjungi : 5
3. Rumah dengan jentik nyamuk

N Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Hadir


o
1 Melakukan Tanggal 9 dan 12 RW 8 dan RW Sasaran : 2
. penyuluhan januari 2020 7 Yang didatangi : 2
tentang cara
memberantas
nyamuk

2 Melakukan Tanggal 9 dan 12 RW 8 dan RW Sasaran : 2


. kerja bakti januari 2020 7 Yang didatangi : 2
4. Warga penderita hipertesi

N Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Hadir


o
1 Melakukan Tanggal 11 dan tanggal RW 5 dan RW Sasaran : 2
. penyuluhan 15 januari 2020 6 Yang didatangi : 2
tentang
hipertensi

2 Cek tekanan Tanggal 11 dan tanggal RW 5 dan RW Sasaran : 2


. darah oleh 15 januari 2020 6 Yang didatangi : 2
mahasiswa di
posyandu
lansia
3.6 EVALUASI

1. Tingginya perokok

INTERVENSI INDIKATOR KEGIATAN EVALUASI


SEBELUM SESUDAH
1. Melakukan penyuluhan Belum teredukasi Mengerti tentang Dari penyuluhan yang
mengenai bahaya Ada : 83% bahayanya dilakukan di 8 RW,
merokok dan cara tips Sudah mengetahui merokok terkunjungi semua.
untuk berhenti merokok sedikit mengenai Ada : 100% masing masing RW
merokok: 27% rata rata dihadiri 20-
30 Orang
Rekomendasi :
mengurangi konsumsi
rokok dan
memastikan merokok
diluar rumah

2.Memberik Kuisioner belum Mengerti tentang Semua warga yang


an kuisioner dibagikan bahaya merokok hadir mau mengisi
untuuk kuisioner.
perokok
untuk
evaluasi

2. Ibu hamil dengan anemia


INTERVENSI INDIKATOR KEGIATAN EVALUASI
SEBELUM SESUDAH
1. Melakukan Belum Mengerti tentang Dari 5 kunjungan rumah,
kunjungan rumah dilakuakan KIE bahaya anemia 5 diantaranya telah
untuk melakukan diberikan KIE dan
pendataan dan mengerti tentang bahaya
memastikan ibu benar anemia
anemia Rekomendasi :
melakukan cek HB ke
Puskesmas

2. Memberikan Belum faham Dari 5 kunjungan rumah,


penyuluhan tentang gisi tentang Mengerti tentang 5 diantaranya telah
seimbang dan makanan pemenuhan pemenuhan mengerti tentang nutrisi
yang mengandung zat nutrisi ibu hamil nutrisi ibu hami yang harus dipenuhi
besi selama hamil
Rekomendasi : komsumsi
makanan yang
mengadung zat besi
(seperti : Bayam, telur,
kacang kacangan, daging)
3. Memberikan PMT Belum diberikan PMT telah Dari 5 kunjungan rumah
diberikan 5 diantaranya telah
diberikan PMT dan mau
mengkonsumsinya.
3. Rumah dengan jentik nyamuk
INTERVENSI INDIKATOR KEGIATAN EVALUASI
SEBELUM SESUDAH
1. Melakukan Belum paham Mengerti tentang Dari 2 RW yang telah
penyuluhan tentang cara cara pemberantasan dilakukan penyuluhan
tentang cara pemberantasan nyamuk sumua warga yang hadir
memberantas nyamuk telah mengerti tentang cara
nyamuk memberantas nyamuk
Rekomendasi : melakukan
3M (menguras, mengubur,
menutup) minimal 1X
seminggu
Dari 2 RW yang dilakukan
2. Melakukan Lingkungan Lingkungan telah kerja bakti, dan lingkungan
kerja bakti tampak kotor bersih sudah bersih
4. Warga penderita hipertesi
INTERVENSI INDIKATOR KEGIATAN EVALUASI
SEBELUM SESUDAH
1. Melakukan Belum mengerti Mengerti tentang Dari 2 RW yang telah
penyuluhan tentang bahaya Bahaya hipertensi dilakukan penyuluhan
tentang hipertensi hipertensi sumua warga yang hadir
telah mengerti tentang apa
itu hipertensi dan bahayanya

Dari 2 RW yang dilakukan


2. Cek tekanan Belum Sudah mengetahui cek tekanan darah semua
darah oleh mengetahui tekanan darahnya mau dilakukan pengecekan
mahasiswa di berapa tekanan dan 65% diantaranya
posyandu lansia darahnya hipertensi
Rekomendasi :
Menganjurkan untuk rutin
kontrol tekanan darah baik
dipuskesmas maupun ikut
posyandu lansia setiap
bulannya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok kami akan membahas tentang hasil pelaksanaan praktek
belajar di Kelurahan pojok Kota Kediri.
Proses asuhan kebidanan komunitas terdiri dari:
Pengkajian : pada tahap pengkajian,data diperoleh melalui observasi dan
wawancara yang dilakukan dari rumah ke rumah, yang dilakukan pada tanggal 23
desember 2019 – 29 Desember 2019. Di kelurahan pojok kami mengambil data
dari RW 1- 8 dari data-data yang dikumpulkan ini kami mendapatkan beberapa
data dari masyarakat berupa. jumlah penduduk di 8 RW 5550 jiwa dan terdiri dari
1520 KK
Analisa Data : pada analisa data membahas tentang data dan rumusan
masalah yang diperoleh di Kelurahan Pojok yang terdiri dari: Data 1. Jumlah Laki
Laki 1405 orang, laki laki yang merokok 944 orang (67%) dengan rumusan
masalah terdapat warga yang merokok di dalam rumah. Data 2. Jumlah ibu hamil
52 ibu hamil, ibu hamil menderita anemia 5 ibu hamil (6,91%) dengan rumusan
masalah terdapat ibu hamil yang menderita anemia. Data 3. Jumlah KK 1520,
jumlah KK terdapat jentik nyamuk 181 (11,90%) dengan rumusan masalah
terdapat rumah yang ada jentik jentik nyamuknya. Data 4 Jumlah KK indikator
kesehatan lain 1520, terdapat KK yang menderita hipertensi 233 (15,32%) dengan
rumusan masalah terdapat warga yang menderita hipertensi.
Prioritas masalah pada prioritas masalah akan membahas tentang masalah
yang akan di tangani terlebih dahulu, dari masalah yang di temukan kemudian di
prioritaskan dengan urtan prioritas sebagai berikut: 1.Merokok di dalam Rumah.
2. Ibu Hamil dengan Anemia 3. Jentik nyamuk 4. Hipertensi.
39
Perencanaan: pada perencanaan ini membahas tentang rencana yang akan di
laksanakan untuk menangani masalah yang terjadi di kelurahan Pojok .antara lain:
1.Merokok di dalam Rumah, Dengan rencana tindakan :1.1 Melakukan
penyuluhan mengenai Bahaya merokok. 1.2. Memberikan kuisioner bagi perokok
untuk evaluasi. 2. Ibu Hamil dengan Anemia, dengan rencana tindakan : 2.1.
melakukan kunjungan rumah dan pendampingan,. 2.2 Memberikan penyuluhan
tentang gizi seimbang dan makanan yang mengandung zat besi 2.3 Pemberian
PMT pada ibu Hamil 3. Jentik Nyamuk, dengan rencana tindakan : 3.1.
Melakukan penyuluhan tentang cara memberantas nyamuk
3.2 Melakukan Kerja Bakti dengan Warga. 4, Hipertensi, dengan rencana
Tindakan : 3.1 Melakukan penyuluhan tentang hipertensi. 3.2. Cek tekanan darah
oleh mahasiswa di posyandu lansia
Pelaksanaan: pada pelaksanaan ini membahas tentang tindakan yang di
lakukan sesuai dengan perencanaan yang ada antara lain:1.Merokok didalam
Rumah. dengan kegiatan:1.1 Melakukan penyuluhan mengenai bahaya merokok
dan cara tips untuk berhenti merokok yang di laksanakan pada tanggal 11 sampai
tanggal 15 Januari 2020 bertempat di rumah RW dan RT dengan sasaran 2 RW
dengan jumlah masing masing RW 20-30 orang yang hadir. 1.2. Memberikan
Kuisioner bagi perokok untuk Evaluasi yang dilaksanakan pada tanggal 8 januari –
15 januari 2020, bertempat di Rumah pak RW dengan sasaran 20 Orang, undangan
20 orang hadir 20 orang, Di setiap RW dari RW 1-8 dengan jumlah Sasaran 8 RW
terkunjungi 4 RW

2. Ibu Hamil dengan Anemia , Dengan kegiatan. 2.1melakukan kunjungan rumah


yang dilaksanakan pada tanggal 8 januari -15 Januari 2020, bertempat di rumah
masing masing ibu hamil dengan sasaran ibu hamil anemi 5 orang, di kunjungi 5
orang dan bersedia di kunjungi 5 orang. 2.2 Memberikan Penyuluhan tentang Gizi
Seimbang dan Makanan yang mengandung zat Besi, di lakukan pada tanggal 8
januari- 15 Januari 2020 di rumah masing masing ibu hamil yang mengalami
anemia dengan jumlah 5 orang, di kunjungi 5 orang, mau di kunjungi 5 orang. 2.3
Memberikan PMT dilaksanakan pada tanggal 8 januari – 15 januari 2020 di rumah
masing masing ibu hamil dengan anemia dengan jumlah 5 orang, di kunjungui 5
orang dan mau di kunjungi 5 orang.

3.Rumah dengan Jentik Nyamuk dengan kegiatan: 3.1 Melakukan penyuluhan


tentang pemberantasan nyamuk, di laksanakan pada tanggal 9 januari dan 12
januari bertempat di lingkungan RW 07 dan RW 08 dengan jumlah sasaran 10-15
orang pada masing masing RW yang datang 10-15 orang.
3.2. melakukan kerja bakti, di laksanakan pada tanggal 9 januari dan 12 januari
bertempat di lingkungan RW 07 dan RW 08 dengan jumlah sasaran 10-15 orang
pada masing masing RW yang datang 10-15 orang. 4. Hipertensi, dengan
kegiatan : 4.1 Melakukan penyuluhan tentang Hipertensi di laksanakan pada
tanggal 11 januari dan 15 januari 2020, bertempat di RW 05 dan RW 06 dengan
jumlah sasaran pada masing masing RW 20 orang yang datang 15 orang pada
masing masing RW. 4.2 Melakukan cek tekanan darah oleh mahasiswa pada
tanggal 11 januari dan 15 januari 2020 , bertempat di posyandu lansia di RW 05
dan RW 06 denagn jumlah sasaran 30 orang setiap RW yang hadir 15 orang setiap
RW.

Evaluasi: evaluasi berisi tentang hasil dari implementasi atau pelaksanaan


kegiatan di Kelurahan Pojok dengan hasil sebagai berikut: I.Merokok di dalam
Rumah.dengan hasil kegiatan dilakukan penyuluahan dari 8 Rw dengan sasaran
20-30 orang yang mau hadir 15- 25 orang, rekomendasinya Mengurangi
konsumsi rokok dan memastikan di luar rumah, dengan hasil kegiatan dari 15 –
20 orang yang hadir pada setiap RW yang saat penyuluhan, dilakukan Tanya
jawab mengenai materi penyuluhan .dan 85% ada feed back. 2. memberikan
kuisioner bagi perokok untuk evaluasi dari 15 -20 orang mengisi kuisioner dengan
benar dan di dapatkan hasil rata rata masih merokok tapi merokok di luar rumah.
II.Ibu Hamil dengan Anemia.1. melakukan kunjungan rumah untuk
melakukan pendataan dan memastikan ibu benar anemia dengan hasil kegiatan
dari 5 kunjungan rumah 5 orang diantaranya telah di mebrikan KIE dan mengerti
tentang bahaya Anemia, rekomendasinya : melakukan cek hb ke puskesmas 2.
Memberikan Penyuluhan tentang gizi seimbang dan makanan yang mengandung
zat besi,dengan hasil kegiatan dari 5 kunjungan rumah 5 orang mengerti apa yang
di sampaikan, rekomendasinya : konsumsi makanan yang mengandung zat besi
setiap hari seperti ( bayam, telur, kacang kacangan). 3. Memberikan PMT dengan
hasil kegiatan dari 5 kunjungan rumah 5 orang mau di beri PMT dan bersedia
untuk mengkonsumsinya.
III. Rumah dengan Jentik Nyamuk, 1. melakukan penyuluhan tentang cara
memberantas nyamuk Dengan hasil kegiatan dari 2 RW dengan jumlah 15- 20
orang yang hadir, dalam sosialisasi setelah di lakukan post test hasilnya 90%
pengetahuan menjadi bertambah. 2. Melakukan kerja Bakti, dengan hasil kegiatan
kerja bakti dilakukan pada 2 RW dengan sasaran masing masing RW 15-20 orang
setelah di lakukan kerja bakti lingkungan tampak bersih dan dari hasil penyuluhan
pengetahuan warga menjadi bertambah.
IV. Hipertensi, 1. Melakukan penyuluhan tentang Hipertensi, dengan
hasil kegiatan dari 2 RW yang dilakukan penyuluhan semua warga yang hadir
telah emngerti tentang apa itu hipertensi dan bahayanya dari penyuluhan yang di
berikan 85 % orang memberikan Feed back yang cukup baik. 2. Melakukan cek
tekanan darah oleh mahasiswa di posyandu lansia, dengan hasil kegiatan dari
jumlah sasaran 15-20 orang dari 2 RW yang hadir bersedia untuk dilakukan cek
tekanan darah dan 65 % di antaranya menaglami hipertensi, dengan rekomendasi:
menganjurkan untuk rutin kontrol tekanan darah baik di puskesmas atau
mengikuti posyandu lansia rutin setiap bulannya.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dari hasil pendataan. Setelah pelaksana di RW :
01-08 di KELURAHAN POJOK KECAMATAN MOJOROTO diperoleh 4
masalah . Dari hasil MMD di sepakati oleh masyarakat untuk diprioritaskan 4
masalah tersebut, yaitu :
1. Merokok di dalam Rumah
2. Ibu Hamil dengan Anemia
3. Rumah dengan Jentik Nyamuk
4. Hipertensi
Rencana tindak lanjut yang telah terlaksana adalah :
1. Merokok didalam Rumah
a. Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok dan tips untguk
berhenti Merokok.
b. Memberi Kuisioner bagi Perokok untuk Evaluasi
2. Ibu Hamil dengan Anemia
a. Melakukan kunjungan rumah untuk pendataan dan memastikan ibu
benar Anemia
b. Melakukan penyuluhan tentang gizi Seimbang dan makanan yang
mengandung zat besi
c. Memberikan PMT

3. Rumah dengan Jentik Nyamuk


a. Melakukan penyuluhan tentang cara memberantas nyamuk.
b. Melakukan kerja bakti bersama warga
4. Hipertensi
a. Melakukan penyuluhan tentang Hipertensi
b. Melakukan cek Tekanan darah oleh Mahasiswa di posyandu Lansia
Hasil evaluasinya adalah semua kegiatan dapat berjalan lancar
dan masyarakat lebih mengerti tentang masalah yang ada di Kelurahanya. Dan
masyarakat berusaha untuk melanjutkan kegiatan yang dibentuk.

5.2 SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan agar sering memberikan penyuluhan di posyandu
tentang bahaya merokok di dalam rumah, Penyuluhan pada ibu hamil
dengan anemia atau pun pada ibu hamil resti lainnya, rumah dengan jentik
nyamuk dan Penyuluhan tentang Hipertensi sehingga diharapkan
masyarakat dapat mendapatkan pengetahuan yang baru.
2. Bagi masyarakt agar lebih peduli terhadap masalah kesehatan dan
terutama pada bahaya merokok di dalam rumah, Penyuluhan pada ibu
hamil dengan anemia atau pun pada ibu hamil resti lainnya, rumah dengan
jentik nyamuk dan Penyuluhan tentang Hipertensi dan juga partisipasi
masyarakt untuk datang ke posyandu setiap bulannya atau pun pertemuan
yang dilakukan tenaga kesehatan.
3. Bagi kader kesehatan agar lebih aktif dalam menjalankan posyandu
dengan kriteria 5 meja baik posyandu lansia ataupun balita, aktif untuk
menjalankan kader jumantik setiap minggunya dan melakukan
pemantauan kesehatan warganya dan rutin melakukan pelaporan kepada
bidan wilayah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Effendi, Nasrul.1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta


:EGC
2. Koentjoroningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara
Baru
3. Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Kesehatan Komuniti. Jakarta :BPKM FKM
UI
4. Soekamto, soerdjono. 1982. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta : CV
Rajawali

Anda mungkin juga menyukai