Pre Eklamsi Ringan (Nifas)
Pre Eklamsi Ringan (Nifas)
Pre Eklamsi Ringan (Nifas)
OLEH
OLEH
MENGETAHUI
Kordinator CI CI Ruangan
2016). Nifas (puerperium) berasala dari bahasa latin. Puerperium berasal dari
2 suku kata yakni peur dan parous. Peur berarti bayi dan porous berarti
melahirkan. Puerperium atau masa nifas juga dapat diartikan sebagai masa
postpartum atau masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
kasus (5,1%) dari 1413 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31
13 kasus eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesei
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil (Yusari Asih, 2016).
Nifas (puerperium) berasala dari bahasa latin. Puerperium berasal dari 2 suku kata
yakni peur dan parous. Peur berarti bayi dan porous berarti melahirkan. Jadi
masa nifas juga dapat diartikan sebagai masa postpartum atau masa sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai 6 minggu berikutnya
asih,2016).
setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil dan terjadi kira-kira 6 minggu (Buku Acuan Nasional
fisiologis terutama pada alat-alat genetalia eksterna maupun interna, dan akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan yang
a. Uterus
Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar karena telah
yaitu :
1. Ischemia myometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus
2. Autolysis
yang sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali
fundus uteri dan berat uterus menurut involusi terlihat pada tabel dibawah
ini :
2 uri / placenta lahir Dua jari bawah pusat 750 gram 12,5 cm Lunak
simfisis
simfisis
simfisis mpit
b. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas mempunyai reaksi
(Yusari Asih, 2016). Lochea mempunyai bau anyir atau amis, meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda pada setiap wanita, lochea
juga mengalami perubahan karena proses involusi (Yusari Asih, 2016).
Lochea ini keluar pada hari ke pertama sampai hari kedua masa post-
partum. Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel desidua (selaput
seperti salep,terdiri sel epitel, yang menyelimuti kulit bayi), lanugo (bulu
halus pada janin), mekonium (isi usus janin cukup bulan terdiri atas getah
kelenjar usus dan air ketuban berwarna hijau kehitaman (Yusari Asih,
2016).
b. Lochea sanguilenta
2016).
c. Lochea serosa
serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali
dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga, himen
kolon menjadi kosong, hal tersebut dapat diatasi dengan diet tinggi serat,
konstipasi, hal ini terjadi karena inaktivitas dan motilitas usus akibat
(Bahiyatun,2009).
Pada masa kehamilan, perubahan hormon yaitu kadar steroid tinggi yang
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
Dalam satu hari post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,5-38ºc)
akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit
selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi, saat suhu tubuh
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relatif bertambah. Keadaan ini menyebabkan beban pada jantung dan akan
8. Hematologi
hari post partum. Jumlah sel-sel darah putih bisa naik menjadi 25.000/mm
atau 30.000 /mm tanpa patologis, jika wanita tidak mengalami persalinan
berubah ubah pada awal masa nifas sebagai hasil ketidak seimbangan
volume darah, volume plasma, dan volume sel darah merah yang
dipengaruhi oleh status gizi, volume cairan yang diperoleh saat persalinan
(Ai yeyeh,2011).
1. Puerperium Dini
2. Puerperium intermedial
3. Remote puerperium
Menurut (Kemenkes RI, 2015) tahapan masa nifas terbagi menjadi tiga
periode yaitu :
1. Periode pasca salin segera (immediet post partum)
0-24 jam. Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
2. Periode pasca salin awal (early post partum) 24 jam – 1 minggu pada
normal.
3. Periode pasca salin lanjut (late post partum) 1 minggu – 6 minggu. Pada
Proses adaptasi psikologi ibu dimulai sejak hamil. Dimana adaptasi antara
ibu satu dengan ibu yang lainnya berbeda. Seorang wanita sebelumnya
menjalani fase sebagai anak kemudian menjadi istri dan sebentar lagi
mempersiapkan sebagai ibu. Proses adaptasi ini memerlukan waktu untuk bisa
menguasai perasaan dan pikiran. Semakin lama akan timbul rasa memiliki pada
janinnya sehingga ada rasa ketakutan akan kehilangan bayinya atau kecemasan
psikologis. Ikatan antara ibu dan bayi yang sudah lama terbentuk sebelum
pentingnya rawat gabung atau rooming inpada ibu nifas agar ibu dapat leluasa
menumpahkan segala kasih sayang kepada anaknya tidak hanya dari segi fisik
seperti menyusui, mengganti popok tapi juga dari segi psikologis seperti
menatap, mencium, menimang sehingga kasih sayang ibu tetap terjaga
(Suherni,2009).
sebagaiberikut :
1. Periode Taking in
pertama sampai kedua. Dimana ibu berfokus pada diri sendiri seperti,
kurang tidur, perlu dukungan keluarga dan kehadiran suami serta petugas
perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sensitif sehingga kita perlu
berhati hati menjaga komunikasi dengan ibu. Pada fase ini merupakan
3. Periode letting go
Pada fase ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan
1. Kalori
2. Protein
protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, 5 putih telur
3. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot,
4. Karbohidrat
jagung pipil satu porsi sereal, satu iris roti dan kacang-kacangan
5. Cairan
liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari
6. Vitamin
Nugroho, 2014).
7. Zink (Seng)
b. Kebutuhan Ambulasi
Jika tidak ada kelainan lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu 2 jam
setelah persalinan normal (Yusari Asih, 2016). Pada ibu nifas dengan
partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam post
partum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dini
c. Kebutuhan Eliminasi
hari ke-5 post partum karena volume darah ekstra yang dibutuhkan
ibu tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan
5-7 hari post partum. Ibu harus berkemih spontan dalam 6-8 jam
d. Kebutuhan istirahat
Ibu postpartum membutuhkan istirahat untuk memulihkan keadaan
bayinya nanti.
ibu untuk melakukan secara mandiri. Pada tahap awal bidan dapat
irirtasi pada kulit bayi. Kulit ibu yang kotor dan terkena keringat
luka terbuka dalam rahim dan vagina sebagai satu satunya port
kemaluannya (Sulistyawati,2009).
f. Kebututah seksual
maka coitus bisa dilakukan bisa dilakuka 3-4 minggu post partum.
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri jika darah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu dua jarinya kedalam vagina
g. Senam nifas
ibu (Anggraini,2009).
kandungan.
persalinan.
masa nifas yang dilakukan untuk mengetahui status gizi bayi baru lahir untuk
Tujuan :
Tujuan :
dibawah umbilical (pusat), tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
Tujuan:
1. Perdarahan Postpartum
macet, terbukanya luka pada uterus pada kejadian sectio caesarea atau
2. Infeksi Nifas
genetalia dalam masa nifas. Penyebab terbanyak dari 50% infeksi nifas
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran
ini dapat tanpa atau disertai oleh infeksi. Abses payudara merupakan
penyakit yang susah untuk sembuh sekaligus mudah untuk kambuh. Baik
manusia ini dapat masuk jika terdapat luka pada payudara. Pada ibu post
partum sering terjadi disekitar puting yang rusak pada awal proses laktasi.
tubuh melalui robekan dan liang senggama pada saat persalinan, sehingga
luka terasa nyeri dan mengeluarkan nanah. Penyebab tersering dari infeksi
luka perenium adalah karena keadaan yang kurang bersih dan tindakan
2) Kejang
dini.
Flour Albus :-
HPHT :
HPL :
4. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil pertama
6 x periksa rutin di BPS
5. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum hamil dan saat hamil
Nutrisi
Eliminasi
Aktivitas
Istirahat
Kebersihan
Personal Hygiene
Seksualitas
6. Riwayat Sosial
Hubungan dengan tetangga baik
7. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan
Ada acara selamatan 3 bulan dan 7 bulanan
8. Keadaan Psikososial
Ibu cemas dengan keadaan bayinya
1. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Inspeksi
- Kepala - Mulut - Ekstremitas
- Muka - Leher - Anogenital
- Mata - Payudara
- Hidung - Abdomen
2. Palpasi
Leopoid I : 32 cm teraba bokong
Leopoid II : Pu ka
Leopoid III : let kep
6. Implementsi
Sesuai dengan intervensi
7. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tanggal MRS : 15 juli 2019
3.1 Pengkajian
1. Biodata
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
2. Keluhan utama
3.Riwayat Kesehatan
keluar lendir darah dari pervaginam sejak tanggal 15 Juli 2019. Lalu
cm, LK: 32 cm, LD: 31 cm, A-S: 7-9, plasenta lahir lengkap Pasien
sudah terpasang infus RL dan terpasang DC, produksi urine 500 cc.
4. Riwayat Obstetric
a. Haid
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Warna : merah
b. Riwayat pernikahan
Ibu menikah dengan suami saat usia 22 tahun dan suami berumur 24
Bayi
Bidan 2900
I Aterm Normal ♀ - - Baik hidup
PKM gr
sehat
Bayi
II Aterm Normal RS ♂ 3200 - - Baik hidup
sehat
III - - - - - - - - - -
1. Nutrisi
Selama hamil
protein dengan lauk pauk ( tempe, ayam), zat besi dengan sayur
(bayam), vitamin dengan buah ( pisang, jeruk ), air putih
±1600cc/hari.
Selama nifas
2. Pola elaiminasi
Selama hamil
Ibu buang air kecil 2-3X/hari, warna kuning, jernih, bau khas
urin. Buang air besar 1X/hari, dengan konsistensi lunak, bau khas
feses
Selama nifas
Ibu belum buang air besar selama 2 hari, ibu buang air kecil
jernih.
3. Pola mobilisasi
Selama hamil
Selama nifas
4. Pola Istirahat
Selama hamil
Selama hamil
Ibu mandi 2X/hari, gosok gigi 2X/hari, ganti baju 2X/hari dan
keramas 3X/minggu
Selama nifas
f. Psikologi
1. Pemeriksaan umum
KU : Cukup
Kesadaran : Composmentis
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 37,20C
2. Pemeriksaan Khusus
limfe.
- Ekstremitas
ada varises.
3. Pemeriksaan penunjang
UL
Keton : +1 pos
DL
HCT 38,9%
4. Therapy
Terapi injeksi :
Terapi oral :
Diagnosa Kebidanan
Ds :
normal
Do :
1. K/u: cukup
2. Kesadaran : composmentis
RR : 20 x/menit
S : 37,2 °C
N : 80 x/menit
Genetalia : lochea rubra, bau khas, ada laserasi jalan lahir sudah diheating.
3.5 Intervensi
Kriteria Hasil:
Kesadaran : composmentis
Nadi : 80 x/m
Suhu : 37,20C
Respirasi : 20 x/m
Intervensi
hubungan kerjasama yang baik dan ibu akan lebih kooperatif dalam
cemas.
3.6 Implementasi
Nadi : 80 x/m
Suhu : 37,20C
Respirasi : 20 x/m
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus (+) keras, skala nyeri 2-3
Terapi injeksi :
3.7 Evaluasi
O :
KU : Cukup
TD : 140/90 mmHg
S : 37,20C
RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit
Lochea rubra
A : P3003 Post partum hari pertama dengan Preeklamsia ringan, albumin (+) 3
P:
1. Merawat payudara
3. Memantau TTV
4. Infuse (RL)
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal 16-07-2019
- TFU 2 jari dibawah pusat, UC baik teraba bulat keras, lochea rubra.
- lanjutkan intervensi:
- lanjutkan terapi
CATATAN PERKEMBANGAN II
- Lochea rubra
-lanjutkan intervensi:
- hasil dr visite : Pasien boleh pulang tanggal 17 Juli 2019 pukul 15.00
WIB.
BAB 4
PEMBAHASAN
1. Pengkajian.
2. Interprestasi data.
3. Masalah potensial.
4. Kebutuhan segera.
5. Intervensi.
6. Implementasi.
7. Evaluasi.
Pada kasus ini tidak ada penyimpangan yang mencolok dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.Hal ini dikarnakan Ny.”S” cukup kooperatif sehingga
mudah dilakukan pengkajian dengan lengkap dan dapat ditentukan diagnosa /
masalah yang sesuai dengan kasus yang ada sebenarnya. Pada implementasi
sebagian besar intervensi yang telah dibuat dapat dilaksanakan sehingga Ny.”S”
dapat melewati proses dengan baik.
BAB 5
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).Preeklampsia merupakan
sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005).
Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga
timbul kapan saja pertengahan kehamilan.
4.2 Saran
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2001
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC.
Jakarta, 1998.
Hanifa. Ilmu Kebidanan ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta
2005