Askeb Keluarga Tn. I

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA

KELUARGA TN. I RT 5B RW 04 KELURAHAN


BANDENGAN KECAMATAN KENDAL KABUPATEN
KENDAL

Pembimbing Institusi : Tri Nurhidayati, S.Si.T., M.Kes

Disusun oleh :
Dian Maya Angelina
NIM. P1337424120259

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan laporan ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. I RT 5B/RW 04
Kelurahan Bandengan” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa selalu
kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna.

Laporan ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga


Tn. I RT 5B/RW 04 Kelurahan Bandengan” ini disusun guna untuk memenuhi tugas
Praktik Kebidanan Komunitas Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Semarang program studi D III Kebidanan Semarang Kampus Kendal di Kelurahan
Bandengan, Kecamatan Kendal.

Penulis ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Sri Setiasih,


S.SiT., M.Kes selaku Koordinator Praktik Kebidanan Komunitas dan Ibu Tri
Nurhidayati, S.Si.T., M.Kes selaku dosen Pembimbing Institusi dan juga saya
ucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu
kami selama proses penyelesaian laporan ilmiah ini hingga rampung.

Selanjutnya dengan rendah hati penulis meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk laporan ilmiah ini supaya selanjutnya dapat di revisi kembali. Karena
penulis sangat menyadari, bahwa yang telah penulis buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Demikianlah yang dapat penulis haturkan, berharap supaya laporan ilmiah


yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Kendal, 27 November 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat,
keberhasilan kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan Kesehatan
ibu, anak dan keluarga bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri.
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau
institusi. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari
pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan
bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan yang
luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya adalah
bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima secara positif
pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta mendukung keluarga agar
dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual berdasarkan informasi
yang telah diberikan.
Peran serta masyarakat proses dimana individu, keluarga, Lembaga
swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada umumnya.
Pergerakan dan pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan akan
menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang Kesehatan, dengan demikian
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses, sedangkan
kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat di bidang
Kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.
Keluarga yang sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik,
diantaranya dapat dipertimbangkan dari segi kesehatan ibu dan anak. Program
pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama pada kelompok yang
paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi
baru lahir (Depkes RI, 2011).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan komunitas yang dilakukan
pada keluarga Tn. I di RT 5B/RW 04 Kelurahan Bandengan?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. I di RT 5B/RW
04 Kelurahan Bandengan dengan menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Tn. I di RT 5B/RW
04 Kelurahan Bandengan.
b. Melakukan pengkajian data objektif pada keluarga Tn. I di RT 5B/RW 04
Kelurahan Bandengan.
c. Menentukan Analisa pada keluarga Tn. I di RT 5B/RW 04 Kelurahan
Bandengan.
d. Menyusun penatalaksanaan paada keluarga Tn. I di RT 5B/RW 04
Kelurahan Bandengan.

D. MANFAAT
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai metode penilaian pada para mahasiswa dalam melaksanakan
tugasnya dalam menyusun laporan ilmiah Praktik Kebidanan Komunitas,
membimbing dan mendidik mahasiswanya agar lebih terampil dalam
memberikan asuhan kebidanan serta sebagai tambahan referensi di
perpustakaan tentang asuhan kebidanan.
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian asuhan
kebidanan komunitas pada keluarga Tn. I di RT 5B/RW 04 Kelurahan
Bandengan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
BAB II
DASAR TEORI

A. KONSEP DASAR KEBIDANAN


KOMUNITAS a. Pengertian
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani
keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah
bidan yang melayani keluarga dan masyarakat diluar rumah sakit. Didalam
konsep tersebut berbagai unsur tercakup didalamnya. Unsur-unsur tersebut
adalah bidan sebagai pelaksana pelayanan, pelayanaan kebidanan, komunitas
sebagai sarana pelayanan , ilmu dan teknologi kebidanan serta faktor yang
mempengaruhi seperti lingkungan. Masing-masing unsur memiliki
karakteristik tersendiri.
Konsep kebidanan kpmunitas terdiri dari beberapa komponen yang
membentuk suatu konsep kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
b. Pelayanan Kebidanan Komunitas
1. Dilakukan diluar rumah sakit, dan juga dapat merupakan bagian atau
kelanjutan pelayanan yang diberikan di rumah sakit.
2. Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita di puskesmas, kunjungan
rumah dan melayani kesehatan ibu, bayi dan anak balita dirumah/
dilingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas
3. Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang ada dikomunitas
c. Tujuan Kebidanan Komunitas
Tujuan umum pelayanan kebidanan komunitas adalah seorang bidan
komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya
kesehatan perempuan / ibu bayi dan balita di wilayah kerjanya. Sedangkan
tujuan khusus:
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan
2. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.
3. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
4. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada ibu, bayi dan anak.
5. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau unsur terkait lainnya.
d. Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas
a. Peningkatan kesehatan (promotif)
b. Pencegahan (preventif)
c. Deteksi dini dan pertolongan tepat guna
d. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai kewenangannya
e. Meminimalkan kecacatan
f. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi)
g. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi
sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk
mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Terutama pada kondisi dimana stigma masyarakat perlu diluruskan (TB,
kusta, AIDS)

B. KONSEP DASAR KELUARGA


a. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan Lingkungan Sosial yang mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan seseorang. Dalam keluarga itulah seseorang
dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi antara satu dengan yang lainnya,
terbentuknya nilai-nilai, dan kebiasaan – kebiasaan yang berfungsi sebagai
saksi segenap budaya dari luar dan mengakomodir hubungan anak dengan
lingkungannya (Bussard dan Ball, 1966). Keluarga adalah anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan (WHO, 1969).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1989).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya (BKKBN, 1999).
b. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton, bahwa ciri-
ciri suatu keluarga antara lain :
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan
perhitungan garis keturunan.
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah

tangga c. Struktur Keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana


suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun
macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :
1. Patrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga Kawin Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
d. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
1. Patriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ayah.
2. Matriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ibu.
3. Equalitarian : yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah
dan ibu.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998), antara lain :
1. FUNGSI AFEKTIF
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam
berhubungan dengan orang lain.
2. FUNGSI SOSIALISASI
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. FUNGSI REPRODUKSI
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
4. FUNGSI EKONOMI
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi
kebutuhan keluarga.
5. FUNGSI PEMELIHARAAN KESEHATAN
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

C. KEHAMILAN
a. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses bertemunya sel telur dengan sel
sperma yang terjadi didalam saluran reproduksi wanita. Kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 230 hari,
40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Sulistyawati, 2011).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional (Prawirohardjo, 2010).
b. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Kehamilan Trimester II
Perubahan yang terdapat pada ibu hamil trimester II sebagai beriku
(Hutahaean, 2013) :
1. Uteruss
Uteruss akan terus membesar seiring dengan bertambahnya janin dalam
rahim. Selama pembesaran ini, uteruss berkomntraksi kekanan, hal ini
disebabkan adanya kolon rektosigmoid disebelah kiri. Setelah bulan
keempat kehamilan, kontraksi uteruss dapat dirasakan melalui dinding
abdomen yang disebut dengan braxton hick.
2. Serviks uteri
Pada kehamilan trimester dua ini, serviks akan mengeluarkan sekresi
lebih banyak. Terjadi hipervaskularisasi akibat peningkatan hormon
estrogen dan progesteron. Serviks juga masih mengalami perlunakan
dan pematangan secara bertahap.
3. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan vaskularisasi yang disebabkan
oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Hal ini menyebabkan
sensitivitas meningkat sehingga dapat membangkitkan keinginan hasrat
seksual. Peningkatan relaksasi dinding pembuluh darah dan semakin
besarnya uteruss dapat menimbulkan edema dan varises pada vulva.
4. Ovarium
Bekas pelepasan ovum dalam ovarium disebut korpus liteum. Pada
kehamilan trimester kedua ini korpus luteum mulai menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron, namun korpus luteum tergantikan fungsinya
setelah plasma terbentuk. Plasma menjadi sumber dari kedua hormon
tersebut. Plasenta membentuk steroid, human chorionic gonadotropin
(HCG), human plasenta laktogen (HPL), atau human chorionic
somatomammothropin (HCS), dan human chorionic thyrotropin (HCT).
Jadi pada ini plasenta mulai menggantikan fungsi korpus luteum.
5. Mammae
Selain payudaya yang membesar sebagian ibu hamil setelah memasuki
usia kehamilan 12 minggu putting susunya mulai mengeluarkan cairan
berwarna putih agak jernih yang disebut colostrum.
6. Kulit
Pada trimester kedua ini sudah mulai terdapat striae gravidarum yang
banyak pada kulit abdomen, yaitu tanda renggang yang terbentuk akibat
serabut-serat elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah dan terputus. Hal
ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu.
7. Sistem kardiovaskuler
Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena adanya retensi
garam dan air di sebabkan sekresi aldosteron dari adrenal dan estrogen.
Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan
perubahan hasil auskultasi. Pada usia kehamilan antara minggu ke-24
dan 20 terjadi peningkatan denyut jantung 10-15 kali permenit
kemudian menetap sampai aterm.
8. Sistem respirasi
Ibu hamil sering mengalami sesak nafas karena penurunan tekanan
karbon dioksida ketika memasuki usia kehamilantrimester II. Kejadian
tersebut dipengaruhi peningkatan hormon progesteron.
9. Sistem pencernaan
Ibu hamil akan mengalami banyak keluhan yang dikarenakan perubahan
anatomi fisiologis sistem pencernaan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Konstipasi yang disebabkan oleh hormon estrogen yang semakin
meningkat.
b. Perut kembung yang disebabkan adanya tekanan uteruss yang membesar
dalam rongga perut, sehingga mendesak organ-organ pencernaan kearah
atas dan lateral.
c. Hemoroid yang disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena-
vena di bawah uteruss.
d. Panas perut yang terjadi aliran balik asam gastric ke dalam esofagus
bagian bawah
10. Sistem perkemihan
Vaskularisasi meningkat membuat mucosa kandung kemih menjadi
mudah luka dan berdarah. Pembesaran kandung kemih menimbulkan
rasa ingin berkemih walaupun kemih hanya berisi sedikit urine.
11. Sistem muskuloskeletal
Mobilisasi sendi berkurang terutama pada daerah siku dan pergelangan
tangan terjadi penambahan berat badan sehingga bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang
lebih lentur sehingga ibu hamil terlihat seperti penderita lordosis. Sering
juga ibu hamil mengeluh mengenai kram kaki yang terjadi akibat tekanan
dari rahim pada pembuluh darah terutama menuju kaki membuat darah
mengalir kembali kearah kaki, menyebabkan terjadinya kram.
c. Perubahan dan Adaptasi Psikologi Kehamilan Trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman
karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester
ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu
yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
(PusDikNaKes, 2003: 27)
Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik,
kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan
perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum
menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti
tentang kehamilannya (Tri Rusmi Widayatun, 1999:154)

D. ANTENATAL CARE
(ANC) a. Pengertian ANC
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan Kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya
Kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010).
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil
secara berkala untuk menjaga Kesehatan ibu dan bayinya.
b. Tujuan Dan Manfaat ANC
Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya pemeriksaan antenatal
yaitu:
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial
ibu dan bayi.
c) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Manfaat dilakukannya ANC adalah :
1. Untuk memastikan kehamilan
2. Mengetahui apakah kehamilan berada didalam Rahim

3. Mengetahui usia kehamilan

4. Mengetahui posisi janin

5. Mengetahui perkembangan janin

6. Mengetahui kelainan yang terjadi pada janin

7. Mengetahui penyakit dalam kehamilan


c. Dampak Jika Tidak Melakukan ANC
1. Ibu hamil kurang atau tidak mengetahui tentang cara perawatan selama
hamil yang benar
2. Bahaya kehamilan tidak terdeteksi secara dini
3. Anemia pada saat kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan tidak
terdeteksi
4. Kelainan bentuk panggul, kelainan pada tulang belakang atau kehamilan
ganda yang dapat menyebabkan sulitnya persalinan secara normal yang
tidak terdeteksi
5. Komplikasi atau penyakit penyerta selama masa kehamilan seperti penyakit
kronis dan penyakit genetic tidak dapat terdeteksi (Depkes, 2002)
d. Jadwal Kunjungan ANC
Pelayanan Antenatal Care (ANC) pada kehamilan normal minimal 6x
dengan rincian :
1. 2× di Trimester 1
2. 1× di Trimester 2
3. 3× di Trimester 3
4. Minimal 2× diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan
saat kunjungan ke-5 di Trimester 3
e. Pemeriksaan 10T
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index). Total pertambahan
berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi
badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan
yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm. Rekomendasi WHO
pada wanita dinegara berkembang, kenaikan BB selama kehamilan 5-9
kg atau minimal 1 kg setiap bulan selama 2 trimester terakhir kehamilan.
b) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap
ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan
normal (120 / 80 mmHg). Hal yang harus diwaspadai adalah apabila
selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang
tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia atau
eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan
ancaman kematian bagi ibu dan janin / bayinya. Hal yang juga harus
menjadi perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi), seringkali
disertai dengan keluhan pusing dan kurang istirahat.
c) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan
beberapa pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa kehamilan
akan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Dengan
pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan menapis
risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui
penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA
sebagai berikut :
Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil
kurang, misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi
Kronis) atau anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi
BBLR.
Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi
ibuhamil baik, dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah
d) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
Pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan
dilakukan pemeriksaan abdominal/perut secara seksama. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara melakukan palpasi (sentuhan tangan secara
langsung di perut ibu hamil) dan dilakukan pengukuran secara
langsung untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur

kehamilan bertambah.
Usia Kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus Uteri
28 minggu 25 cm 3 jari diatas pusat
32 minggu 27 cm Pertengahan pusat dengan PX
36 minggu 30 cm 1 jari dibawah PX
40 minggu 33 m 3 jari dibawah PX
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan
janin selama masa kehamilan.
e) Tentukan presentasi janin dan denyut janin (DJJ)
Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) sebagai acuan untuk
mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin, khususnya denyut
jantung janin dalam rahim. Denyut jantung janin normal permenit
adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung janin harus
dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat didengar
pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan
denyut jantung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG
adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik (gelombang yang memiliki frekuensi yang tinggi
yaitu 250 kHz – 2.000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam
layar monitor.
f) Skrining status imunisasi tetanus dan beikan imunisasi tetanus toksoid
(TT) bila diperlukan.
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh
penyakit tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
- Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum.
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun)
dan menyerang sistim saraf pusat.
- Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka
Antigen Interval (Selang Waktu Lama
Minimal) Perlindungan

TT 1 Pada kunjungan anc -


pertama

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun


TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun

g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.


Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin,
abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada
bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi.
Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila
prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai
penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat
suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu
cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia
dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah
(TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet
setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi
elemental dan 0.25 mg asam folat.
h) Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
pemriksaan protein urin (bila ada indikasi) yang pemberian pelayanan
disesuaikn dengan trimester kehamilan.
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan
kehamilan adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau
tidak pada ibu hamil. Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak
trimester I, sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat
segera diterapi dengan tepat.
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan
seperti darah tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes melitus, maka
dapat dilakukan tes laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar
protein (albumin dan globulin), kadar gula darah dan urin lengkap.
i) Tatalaksana/penanganan kasus sesuia kewenangan.
Bagi ibu hamil dengan risiko tinggi, maka aka nada tatalaksana
kasus yang sesuai untuk memastikan calon ibu mendapatkan perawatan
dan fasilitas Kesehatan yang memadai. Pihak pelayanan Kesehatan akan
mendiskusikan opsi-opsinya dengan ibu.
j) Temu wicara (konseling)
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu
wicara, antara lain :
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencana proses kelahiran
h. Persiapan dan biaya
persalinan (Permenkes,2016).
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis prioritas masalah diperoleh masalah utama yaitu ibu


hamil dengan resiko tinggi hamil dengan usia > 35 tahun. Ibu hamil berusia 35 tahun
atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat – alat
kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Sleain itu ada kecenderungan didapatkan
penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi tekanan darah tinggi dan
pre-eklamsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancer atau macet, perdarahan
setelah bayi lahir. (Indrawati, 2016).

Selain itu ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care yang sesuai
dengan anjuran. Pelayanan Antenatal Care (ANC) pada kehamilan normal minimal
6x dengan rincian : 2× di Trimester 1, 1× di Trimester 2, 3× di Trimester 3, dan
minimal 2× diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan
ke-5 di Trimester 3 (Kemenkes RI, 2020).

Penatalaksanaan masalah yang ada yaitu diskusi dengan keluarga mengenai


hal-hal yang dapat terjadi dari hamil usia > 35 tahun, jadwal antenatal care, tujuan
dan manfaat antenatal care, dampak jika tidak melakukan antenatal care, dan
pemeriksaan 10T. Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas tampak tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif meliputi :
- Pengkajian terhadap keluarga Tn. I khususnya masalah kehamilan
- Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. I
- Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
- Menentukan antisipasi masalah
- Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
- Melaksanakan perencahaan yang telah dibuat
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
B. SARAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas saran yang ingin
disampaikan penulis yaitu :
a. Bagi Institusi Pendidik
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat
untuk institusi, meningkatkan kualitas mahasiswanya, dan menambah bahan
bacaan.
b. Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya laporan ilmiah ini dapat meningkatkan
kualitas dan pengetahuan penulis, khususnya keterampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan komunitas.
c. Bagi Keluarga
Untuk Ny. S diharapkan lebih memperhatikan lagi mengenai
pentingnya pemeriksaan ANC secara rutin dan keluarga diharapkan untuk
memperhatikan Kesehatan dan mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan
ANC secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, Lusiana El Sinta, dkk. 2017. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Padang:
Penerbit Erka

Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pelayanan ANC Terpadu. Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI

Pinem, Srilina. 2017. Modul Askeb Komunitas. Medan: Akademi Kebidanan Mitra
Husada Medan

Runjati. Asuhan Kebidanan Komunitas. Semarang: Repository Poltekkes Kemenkes


Semarang

Setyawan, Dodiet Aditya. 2012. Asuhan Kebidnan I Konsep Dasar Keluarga.


Surakarta: Prodi DIV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes
Surakarta

Turrahmi, Hirfa. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Pusdik SDMKes Badan
PPSDMKes Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Yuliani, Diki Retno, Elfirayani Saragih, dkk. 2021. Asuhan Kehamilan. Medan :
Yayasan Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai