3 Faktor2 Pembentukan Batubara

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

3/24/2020

GEOLOGI BATUBARA
3
Faktor-faktor pembentuk batubara

Faktor-faktor yang berpengaruh


1. Posisi geotektonik.
2. Topografi (morfologi).
3. Iklim. LINGKUNGAN
4. Penurunan. PENGENDAPAN
5. Tumbuh-tumbuhan.
6. Dekomposisi.
7. Umur geologi.
8. Sejarah sesudah pengendapan.
9. Struktur cekungan batubara.
10. Metamorfosis organik.
(Hutton dan Jones, 1995)

1
3/24/2020

1. Posisi Geotektonik
 Posisi geotektonik adalah suatu tempat yang merupakan
cekungan sedimentasi yang keberadaannya dipengaruhi oleh
gaya-gaya tektonik lempeng.
 Dalam Pembentukan cekungan batubara, posisi geotektonik
merupakan faktor yang dominan. Posisi ini akan
mempengaruhi ilkim lokal dan morfologi cekungan
pengendapan batubara maupun kecepatan penurunannya.
 Pada Fase terakhir, posisi geotektonik mempengaruhi proses
metamorfosa organik dan struktur dari lapisan batubara
melalui masa sejarah pengendapan akhir.

2
3/24/2020

 Adanya gaya – gaya tektonik ini akan mengakibatkan


cekungan sedimentasi menjadi lebih luas apabila terjadi
proses penurunan dasar cekungan atau menjadi lebih
sempit apabila terjadi proses penaikan dasar cekungan.
 Proses tektonik dapat pula diikuti oleh perlipatan perlapisan
batuan ataupun patahan.
 Apabila proses yang disebut terakhir ini terjadi, satu
cekungan sedimentasi akan dapat terbagi menjadi dua atau
lebih sub cekungan sedimentasi dengan luasan yang relatif
kecil. Kejadian ini juga akan berpengaruh pada penyebaran
lapisan (seam) batubara yang terbentuk.
 Makin dekat cekungan sedimentasi batubara terbentuk atau
terakumulasi terhadap posisi kegiatan tektonik lempeng,
maka kualitas batubara yang dihasilkan akan semakin baik.

3
3/24/2020

Figure 3.4.

PALEOGEOGRAPHY

Paleogeography condition in Oligocene shows that the lower Kutai Basin Paleogeography condition in Mio/Plio shows that the Lower Kutai
is a part of bathyal zone Basin is a part of shelf zone

(Modified from Rose & Hartono, 1975)

Historical Geology

4
3/24/2020

HUBUNGAN ANTARA TATANAN TEKTONIK DAN


GCT SERTA LAPISAN BATUBARA TEBAL

GROSS COAL KELIMPAHAN LAPISAN


TATATAN TEKTONIK
THICKNESS BATUBARA TEBAL

Fore-arc Basin Sedang Sedikit

Retro-arc Basin Tebal Sedang

Marginal Rift Tebal Banyak

Intra Continental
Sedang Sedang
Sag

Grabens within
Tipis Banyak
Cratons

HUBUNGAN ANTARA TATANAN TEKTONIK DAN


COAL RANK SERTA KUALITAS BATUBARA
SPESIFIKASI
TATATAN TEKTONIK DERAJAT BATUBARA KUALITAS
BATUBARA

Fore-arc Basin Rendah-Tinggi Sedang-tinggi

Retro-arc Basin Sedang-Tinggi Sedang-tinggi

Marginal Rift Rendah-Sedang Tinggi

Intra Continental
Rendah-Sedang Sedang
Sag
Grabens within Sedang-
Rendah
Cratons Rendah

5
3/24/2020

HUBUNGAN ANTARA TATANAN TEKTONIK DAN


KEHADIRAN SERTA TEBAL COAL MEASURES
KELIMPAHAN KETEBALAN
LAPISAN PEMBAWA LAPISAN
TATATAN TEKTONIK
BATUBARA (COAL PEMBAWA
MEASURES) BATUBARA

Fore-arc Basin Tidak umum Sedang-Tebal

Retro-arc Basin Umum dijumpai Tebal


Marginal Rift Umum dijumpai Tebal
Intra Continental
Umum dijumpai Tipis-Sedang
Sag
Grabens within
Umum dijumpai Tipis
Cratons

2. Topografi
 Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut
sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa
dimana batubara tersebut terbentuk.
 Daerah tempat tumbuhan berkembang biak merupakan
daerah yang relatif tersedia air. Oleh karenanya tempat
tersebut mempunyai topografi yang relatif lebih rendah
dibandingkan daerah yang mengelilinginya.
 Makin luas daerah dengan topografi relatif rendah, maka
makin banyak tanaman yang tumbuh, sehingga makin banyak
terdapat bahan pembentuk batubara.

6
3/24/2020

 Apabila keadaan topografi daerah ini dipengaruhi oleh gaya


tektonik, baik yang mengakibatkan penaikan ataupun
penurunan topografi, maka akan berpengaruh pula terhadap
luas tanaman yang merupakan bahan utama sebagai bahan
pembentuk batubara. Hal ini merupakan salah satu faktor
yang mengakibatkan penyebaran batubara berbentuk
seperti lensa.
 Topografi mungkin mempunyai efek yang terbatas terhadap
iklim dan keadaannya bergantung pada posisi geotektonik.

3. Iklim Daerah
 Kelembaban memegang peranan penting dalam
pembentukan batubara dan merupakan faktor
pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang
sesuai.
 Iklim tergantung pada posisi geografi dan lebih
luas lagi dipengaruhi oleh posisi geotektonik.
 Temperatur yang lembab pada iklim tropis dan sub-
tropis pada umumnya sesuai untuk pertumbuhan
flora dibandingkan wilayah yang lebih dingin.

7
3/24/2020

8
3/24/2020

 Di daerah beriklim tropis hampir semua jenis tanaman dapat


hidup dan berkembang baik. Oleh karenanya, di daerah yang
mempunyai iklim tropis pada masa lampau, sangat
dimungkinkan didapatkan endapan batubara dalam jumlah
banyak, sebaliknya daerah yang beriklim sub tropis mempunyai
penyebaran endapan batubara relatif terbatas.
 Kebanyakan luas tanaman yang keberadaannya sangat
ditentukan oleh iklim akan menentukan penyebaran dan
ketebalan lapisan (seam) batubara yang nantinya akan
terbentuk.
 Hasil pengkajian menyatakan bahwa hutan rawa tropis
mempunyai siklus pertumbuhan setiap 7 – 9 tahun dengan
ketinggian pohon sekitar 30 m. Sedangkan pada iklim yang
lebih dingin ketinggian pohon hanya mencapai sekitar 5 – 6 m
dalam selang waktu yang sama.

9
3/24/2020

10
3/24/2020

4. Penurunan
 Penurunan cekungan batubara dipengaruhi oleh gaya-
gaya tektonik.
 Proses penurunan dasar cekungan sedimentasi lebih
sering terjadi, akan terbentuk penambahan luas
permukaan tempat tanaman mampu hidup dan
berkembang
 Penurunan dan pengendapan gambut seimbang akan
dihasilkan endapan batubara tebal.
 Pergantian transgresi dan regresi mempengaruhi
pertumbuhan flora dan pengendapannya. Hal tersebut
menyebabkan adanya infiltrasi material & mineral yang
mempengaruhi mutu dari batubara yg terbentuk.

Plate motions & boundaries

Peat Accumulation

11
3/24/2020

5. TUMBUH-TUMBUHAN

 Batubara yang terbentuk dari tumbuhan keras dan berumur


tua akan lebih baik debandingkan dengan batubara yang
terbentuk dari taanaman berbentuk semak dan hanya
berumur semusim.
 Makin tinggi tingkataan tumbuhan dan makin tua umur
tumbuhan tersebut, apabila menalami proses coalification,
akan menghasilkan batubara dengan kualitas baik.

Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya


menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
 Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batu bara dari periode ini.
 Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batu bara dari periode ini.
 Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk
batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa
bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
 Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus,
mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti
gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.
 Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,
buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga secara umum, kurang dapat terawetkan.

12
3/24/2020

6. Dekomposisi
 Dekomposisi flora yang merupakan bagian dari transformasi biokimia dari
organik merupakan titik awal untuk seluruh altrasi.
 Dlm pertumbuhan gambut, sisa tumbuhan akan mengalami perubahan,
baik sifat fisik maupun kimiawi.
 Stlh tumbuhan mati, proses degradasi biokimia lebih berperan.
 Proses pembusukan (decay) oleh kerja mikrobiologi (bakteri anaerob) yg
bekerja dlm suasana tanpa oksigen menghancurkan bagian yg lunak dari
tumbuhan (spt.celulosa, protoplasma dan pati).
 Pada suasana kekurangan oksigen terjadi proses biokimia yang berakibat
keluarnya air (H2O) & sebagian unsur karbon akan hilang dalam bentuk
carbon dioksida (CO2), carbon monoksida (CO dan metan (CH4)
 Dari Proses diatas terjadi perubahan dari kayu menjadi lignit dan
batubara berbitumen,

7. Umur Geologi
 Proses geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan
berbagai macam tumbuhan.
 Makin tua umur batuan makin dalam penimbunan yang terjadi,
sehingga terbentuk batubara yang bermutu tinggi.
 Batubara yang memiliki umur geologi lebih tua selalu ada resiko
mengalami deformasi tektonik (lipatan, sesar) pada lapisan
batubara, serta faktor erosi akan merusak bagian endapan
batubara.
 Zaman Karbon (± 350 juta tahun yang lalu), >> Awal munculnya
tumbuhan di dunia
 Di Indonesia batubara terdapat di Cekungan Tersier (± 70 juta
tahun yang lalu).

13
3/24/2020

FAKTOR UMUR
SIMPLIFIED GEOLOGICAL TIME SCALE

PERIODE KURUN WAKTU


Quarternary Sekarang – 2 Juta tahun yang lalu
Tertiary 2 – 65 Juta tahun yang lalu
Cretaceous 65 – 135 Juta tahun yang lalu
Jurrasic 135 – 180 Juta tahun yang lalu
Triasic 180 – 225 Juta tahunyang lalu
Permian 225 – 275 Juta tahun yang lalu
Carboniferous 275 – 350 Juta tahun yang lalu
Devonian 350 – 410 Juta tahun yang lalu

FAKTOR UMUR

Zaman Tertiary dibagi menjadi 6 sub-zaman yang disebut


Epoch.
PEMBAGIAN EPOCH

Epoch Periode (Juta tahun) Kurun Waktu


Paleocene 65 - 59 6 Juta Tahun
Eocene 59 - 34 25 Juta Tahun
Oligicene 34 - 25 9 Juta Tahun
Miocene 25 - 12 13 Juta Tahun
Pliocene 12 – 2.5 9.5 Juta Tahun

EVOLUSI TUMBUHAN
- Evolusi sangat panjang (Karbon Tersier)
- Algae/ganggang (Pra-karbon Tersier)

14
3/24/2020

8. Sejarah Sesudah Pengendapan

 Sejarah cekungan batubara secara luas bergantung pada


posisi geotektonik yang mempengaruhi perkembangan
batubara dan cekungan batubara.
 Secara singkat proses geokimia dan metamorfosa organik
terjadi setelah pengendapan gambut.
 Sejarah geologi endapan batubara bertanggung jawab
terhadap terbentuknya struktur cekungan batubara, spt.
Lipatan, sesar, intrusi dan sebagainya.

15
3/24/2020

9. Struktur Cekungan Batubara


 Terbentuknya Batubara pada cekungan batubara pada
umumnya mengalami deformasi oleh gaya tektonik,
yang akan menghasilkan lapisan batubara dalam bentuk-
bentuk tertentu (geometri tertentu).
 Proses perlipatan dan pensesaran tersebut akan
berpengaruh pada proses metamorfosis batubara dan
batubara akan menjadi lebih keras dan lapisannya
terpatah-patah.
 Makin banyak perlipatan dan pensesaran yang terjadi di
lapisan sedimen yang mengandung batubara, secara
teoritis akan meningkatkan kualitas dari batubara
tersebut

10. Metamorfosa Organik

 Tingkat kedua dalam pembentukan batubara adalah penimbunan oleh


sedimen baru.
 Pada tingkat ini proses degradasi biokimia tidak berperan lagi tetapi
lebih didominasi oleh proses dinamokimia.
 Selama proses ini terjadi pengurangan air lembab, oksigen, dan zat
terbang ( CO2, CO, CH4 dan gas lain) serta bertambahnya karbon
padat, belerang dan kandungan abu.
 Terubahan mutu batubara diakibatkan oleh faktor P dan T.
 Proses metamorfosa organik akan dapat mengubah gambut menjadi
batubara dalam berbagai mutu sesuai dengan perubahan sifat kimia,
fisik dan optiknya.

16
3/24/2020

Coal Formation

33

Coal Rank

34

17
3/24/2020

Tekanan

Lignite Temperature

Sub bituminous
PEAT
Bituminous
Anthracite Umur

35

Temperature

• Geothermal Gradient

• Igneous Intrusion

• Tectonic Activity

36

18
3/24/2020

Temperature

• Geothermal Gradient

Adalah Sumber panas yang berasal dari perut Bumi.


Semakin dalam ke perut bumi, maka semakin panas
temperaturnya. Kenaikan temperature yang normal
adalah 3-4 derajat Celsius untuk setiap kedalaman 100
meter.

37

Geothermal Gradient

oC (-)

oC (+)

BUMI
38

19
3/24/2020

Temperature
Igneous Intrusion

Adalah kontak antara lelehan magma dengan


batubara sebagai akibat dari aktifitas vuklanik.
• Intrusi yang memotong dengan arah vertikal
terhadap seam batubara disebut Dyke
• Intrusi yang memotong dengan arah horisontal
terhadap seam batubara disebut Sill

39

Temperature

Tectonic Activity

Aktifitas tektonik dapat menghasilkan panas


sebagai akibat suatu gesekan atau pergeseran
lempeng bumi atau blok batuan. Proses pergeseran
atau gesekan tersebut sering disebut Patahan atau
Faulting

40

20
3/24/2020

Faktor Tekanan

• Kedalaman, selain menimbulkan efek temperature juga


dapat menimbulkan efek tekanan sebagai akibat dari berat
beban diatasnya (overburden)
• Aktifitas tektonik juga dapat menimbulkan efek tekanan
terutama pada shearing force atau gaya lintang.

41

Thank You
Quality improvement
Safe working
Environmental friendly

21

Anda mungkin juga menyukai