Makalah Rangkuman Genesa Minerba
Makalah Rangkuman Genesa Minerba
Makalah Rangkuman Genesa Minerba
MAKASSAR
2023
SKEMA PEMBENTUKAN BATU BARA
1. Defenisi batubara
• Secara definisi: Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari material organik
(organoclastic sedimentary rock), dapat dibakar dan memiliki kandungan utama
berupa C, H, O.
• Secara proses (Genesa) : batubara adalah lapisan yang merupakan hasil akumulasi
tumbuhan dan material organik pada suatu lingkungan pengendapan tertentu, yang
disebabkan oleh proses syn-sedimentary dan post-sedimentary, sehingga
menghasilkan rank dan tipe tertentu
Batubara merupakan campuran padatan yang heterogen dan terdapat di alam dalam
tingkat/grade yang berbeda mulai dari lignit, subbituminus, bituminus, dan antrasit.
Tiga karakteristik yang membedakan batubara yang satu dengan yang lainnya, yaitu:
1. Tipe Batu Bara
Tipe batubara terbentuk pada saat proses penggambutan, dan ditentukan oleh jenis
tumbuhan tingkat degradasi (penguraian) sisa tanaman
Tipe batubara dibedakan secara makroskopik dan mikroskopik
Secara makroskopik tipe batubara dibagi berdasarkan lingkungan pengendapannya,
yaitu:
- Batubara Sapropelic
- Batubara Humic
- Batubara Humosapropelik
Secara mikroskopik tipe batubara dibedakan berdasarkan maceral yang terdapat
didalamnya
2. Rank Batu Bara
Rank batubara adalah tingkat kematangan bahan organik dalam proses pembatubaraan
dari lignit sampai antrasit. Makin tinggi tingkat pembatubaraan, makin tinggi rank
batubara
Walaupun tidak selalu linear, kenaikan rank selalu diikuti oleh:
- Naiknya kandungan karbon dan nilai kalor
- Turunnya kandungan hidrogen, oksigen dan zat terbang
- Turunnya kadar inherent moisture (kadar air tertambat)
- Dalam menentuan peringkat batubara dapat dilakukan dengan berbagai metoda dan
parameter, antara lain : kadar air lembab (moisture), zat terbang (volatile matter),
karbon padat (fixed carbon), nilai kalori (caloritific value), reflektansi vitrinit serta
karbon dan oksigen.
- Pada metoda petrogarfi batubara penentuan peringkat batubara mengacu pada hasil
pengukuran reflektansi vitrinit. Selain dalam prakteknya lebih cepat dan mudah,
metoda ini juga lebih tepat dalam menentukan peringkat batubara dibandingkan
dengan metoda yang lain. Hal ini dikarenakan reflektansi vitrinit lebih berkaitan
langsung dengan pengamatan kondisi maupun struktur maseral batubara, yang mana
struktur maseral batubara tersebut lebih mencerminkan seri pembatubaraan yang
dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur.
3. Grade Batu Bara
Grade batubara lebih ditekankan pada pembahasan bahan pengotor anorganik
yang disebut mineral matter. Makin tinggi kadar mineral matter, makin rendah grade
batubara. Sebaliknya makin rendah mineral matter batubara makin tinggi grade
batubaranya.
Pengendapan batubara dapat dibahas dalam dua tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan megaskopik
Dimana sedimentologi batubara ditempatkan dalam sistem sedimentasi sekelilingnya
2. Tingkatan Mikroskopik
Untuk menginterpretasi sedimentologi dalam rawa gambut (Peat swamp)
Faktor-faktor dalam proses sedimentasi yang mempengaruhi karakteristik batubara:
▪ Tipe pengendapan
▪ Komunitas tanaman
▪ Oksidasi reduksi
▪ Aktivitas bakteri, pH, terdapatnya belerang, dll
Tipe Pengendapan batubara
• Autochtonous: Tempat batubara terbentuk sama dengan tempat terjadinya proses
pembatubaraan dan sama pula dengan tempat dimana tumbuhan berkembang (hidup).
Istilah autochtonous dikenal juga dengan istilah “Insitu”. Batubara tipe ini dicirikan
oleh adanya sisa akar, sisa kayu pada posisi tumbuh
• Allochtonous: Endapan batubara yang terdapat pada cekungan sedimen berasal dari
tempat lain. Tempat terbentuknya batubara berbeda dengan tempat tumbuhan semula
berkembang kemudian mati. Istilah ini disebut juga “Drift”. Biasanya dicirikan oleh
tingginya kadar mineral matter.
Reaksi oksidasi-reduksi
• Proses oksidasi-reduksi dari sebuah rawa sangat penting dalam menentukan apakah
gambut terbentuk atau tidak.
• Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan permukaan air tanah secara perlahan. Persyaratan
awal terjadinya proses penggambutan adalah adanya air tergenang. Pada kondisi
tersebut bahan organik mengalami humifikasi