Laporan Praktikum Peledakan
Laporan Praktikum Peledakan
Laporan Praktikum Peledakan
PENDAHULUAN
1
2
Oleh karena kuat tarik batuan lebih kecil daripada kuat tekan, maka akan
peledakan maka rekahan radial utama (tahap II) akan diperbesar secara
cepat oleh efek kombinasi dari tegangan tarik yang disebabkan kompresi
maka tegangan tekan tinggi berada dalam batuan akan dilepaskan, seperti
tegangan tekan ini akan menimbulkan tegangan tarik yang besar di dalam
yang mudah diangkut dan dibuang dengan peralatan yang tersedia atau
tambang terbuka dilakukan dengan dua atau lebih arah bidang bebas
lingkungan.
tunneling ?
1.3 TUJUAN
tunneling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan
dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan.
6
pembuatan parit.
membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau
membuat lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga
berulang kali. Dan ini merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
Burden ( B )
Kb×De
ft
12
B=
Atau
9
Kb×De
m
39 ,3
B=
Keterangan :
B = Burden
Kb = Burden ratio
Keterangan :
Dstd
Af1 =
[ ]
D
¿
¿1/3 ¿ ¿
Keterangan :
SG×Ve 2
Af2 =
[ SGstd×Vestd 2 ] ¿
¿1/3 ¿ ¿
Keterangan :
Jadi
Kbkoreksi×De
m
B= 39 ,3
Spacing ( S )
S = Ks x B
Keterangan :
S = Spacing
B = Burden (m)
1. Peledakan serentak, S = 2 B
S=B
4. Jika terdapat kekar yang tidak saling tegak lurus, S antara 1,2 B
– 1,8 B
Stemming ( T )
gas hasil ledakan menuju atmosfir dengan mudah dan cepat, juga
T = Kt x B
Keterangan :
T = Stemming (m)
B = Burden (m)
Subdrilling ( J )
12
sebatas dengan lantainya dan lantai yang dihasilkan rata. Bila jarak
berikut :
J = Kj x B
Keterangan :
J = Subdrilling (m)
B = Burden (m)
H = Kh x B
Keterangan :
B = Burden
E = PC x de x N .... Lbs
Keterangan:
13
W = A x L x dr……Ton
Keterangan:
A = Luas area
L = Tinggi jenjang
Blasting Ratio ( BR )
Powder Faktor ( PF )
Burden
diledakkan ).
rekahan (discontinue ).
Dimana :
Keterangan :
J = Subdrilling
T = Tinggi Stemming
L = Tinggi Jenjang
Spacing
dalam satu baris (row) dan diukur sejajar terhadap pit wall,
S = 1,25 B
Short periode Ks = 1 – 2
2B
S = ( 1,0 – 1,5 ) B
Dimana :
17
Stemming
menggunakan persamaan :
T = Kt X B
T = ( 0,5 – 1,0 ) B
Sub Drilling
sub drilling.
J = Kj X B
J = ( 0,2 – 0,3 ) B
Dimana :
yang dipakai.
19
H = Kh x B
Dimana :
Tinggi Jenjang ( L )
oleh peralatan bor dan alat muat yang tersedia. Ketinggian jenjang
berikut:
L=H–J
Dimana :
L = Tinggi Jenjang ( m )
J = Sub Drill ( m )
Powder Colomb ( Pc )
Pc = H - T
Dimana :
Pc = Powder Colomb( m )
T = Stamming ( m )
H+ 2 B
H < 4B S =
3
H > 4B S = 2B
(inci).
lubang ledak dalam satu baris dengan lubang ledak pada garis
a. Mengurangi getaran.
sebagai berikut:
a. Box Cut , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan
b. ”V“ Cut , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan.
d. Flat Face, flat face adalah pola peledakan dengan waktu tunda yang
lainnya.
24
jalan, saluran, ruangan untuk gudang dan sebagainya serta juga untuk
emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang
umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk
1. Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari
bawah tanah.
25
2. Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope
menjadi tugas tim ventilasi tambang. Selain mensuplai jumlah oksigen yang
cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar semua udara kotor hasil
peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir
cara untuk membuat lubang bukaan atau terowongan. Salah satunya adalah
material yang mudah diangkut dan dibuang dengan peralatan yang tersedia
dilakukan dengan dua atau lebih arah bidang bebas sedangkan pada
peledakan tambang bawah tanah hanya mempunyai satu arah bidang bebas.
tanah yaitu :
lingkungan.
bahan yaitu :
lain-lain.
diperhatikan faktor-faktor :
4. Besarnya biaya.
28
suatu campuran kimiawi atau komposisi kimia dari bahan-bahan yang tak
dalam satu tabung metal sehingga tahan terhadap air dan harganya lebih
murah.
dan ammonium nitrat, bahan bakar sebagai sensitizer dan air kurang lebih
15%. Water gels sangat cocok digunakan pada tambang bawah tanah
oleh karena ketahanannya terhadap air. Kelebihan lain water gels adalah :
4. Dinamit, terdiri dari granular dinamit, semi gelatin dan gelatir dinamit.
tanah, sehingga arah peledakan dan arah lemparnya batuan harus benar-
benar di control, yaitu tepat di depan bidang ledak (face tambang atau
tercipta bidang bebas kedua, dan kemudian baru lubang kedua meledak,
menciptakan bidang bebas ketiga, dan lubang tiga meledak. Sehingga, Inti
bidang bebas. Bidang bebas ini sangat penting sebagai bidang dimana
bebasnya tentu saja lereng tambang yag akan diledakan dan langit, sehingga
cocok.
Lebih besar, bisa
Terbatas, karena dibatasi oleh
mencapai ratusan ribu
luas permukaan bukaan,
Volume hasil meter kubik per
diameter mata bor dan
pledakan peledakan, sehingga
kedalaman pengeboran,
dapat di rencanakan
sehingga produksi kecil.
target yang besar
Tidak bermasalah
Supply Udara Tergantung pada jaminan sistem
karena dilakukan pada
segar ventilasi yang baik
udara terbuka.
Kritis, diakibatkan oleh ruang Relatif lebih aman
dua atau lebih arah bidang bebas sedangkan pada peledakan tambang
bawah tanah hanya mempunyai satu arah bidang bebas. Dalam kegiatan
bebas kedua yang dinamakan cut. Cut itu sendiri dapat dibagi menjadi
beberapa persegiempat.
terowongan.
sukses tidaknya peledakan “cut”. Cut dapat dibuat melalui beberapa pola
lubang tembak. Nama-nama pola ini disebut sesuai dengan jenis “cut”
yang dibentuk. Dalam memilih tipe “cut” yang sesuai maka pertimbangan
a. Pembuatan Cut
1) Cut 1
a = 1,5 Ǿ
2) Cut 2
√2 B1 = W 1
W =a
33
C – C = 1,5 W1 W2 = 1,5 W1
3) Cut 3
B2 = W2
C – C = 1,5 W2
W3 = 1,5 W2
4) Cut 4
B3 = W3
C – C = 1,5 W3
W4 = 1,5 W3 √2
Dimana :
Dengan rumus :
Keterangan :
1) Floor
Lebar Terowongan
n=
Spasi Floor
35
2) Wall
3) Roof
K−burden
n=
SpasiWall
d. Stopping
1) Upwards
Lebar Terowongan
n=
SpasiUpwards
2) Horizontal
Lebar Terowongan
n=
Spasi Horizontal
3) Downwards
Lebar Terowongan
n=
Spasi Roof
E = ( L – T ) x LD x n à (kg)
Dengan,
Keterangan :
T = Stemming (m)
satu bidang bebas, maka harus dibuat suatu pola pengeboran yang
bahwa minimal terdapat dua bidang bebas agar proses pelepasan energi
induknya lebih ringan. Pada bukaan bawah tanah umumnya hanya terdapat
satu bidang bebas, yaitu permuka kerja atau face. Untuk itu perlu dibuat
peledak kuat.
sangat efektif untuk betuan kuat, tetapi konsumsi bahan peledak banyak
dan mempunyai efek gegaran tinggi yang disertai oleh lemparan batu-
batu kecil.
38
Setiap pasang dari empat atau enam lubang dengan diameter yang
sama dibor ke arah satu titik, tetapi lubang bor antar pasangan sejajar,
sehingga terbentuk baji. Cara mengebor tipe ini lebih mudah dibanding
pyramid cut, tetapi kurang efektif untuk meledakkan batuan yang keras.
bukaan, tetapi terletak pada bagian lantai atau dinding bukaan. Cara
Pola ini sangat cocok untuk batu yang keras dan regas seperti
batupasir (sandstone) atau batuan beku. Pola ini tidak cocok untuk
variasi.
peledakan dengan pola burn cut ini, namun untuk memperoleh hasil
berikut:
1) Pola lubang harus benar-benar akurat dan tidak boleh ada lubang
bor yang konvergen atau divergen, jadi harus benar-benar lurus dan
sejajar.
metode yaitu :
yaitu center drift, side drift, top drift, dan bottom drift.
digali.
face). Oleh karena itu perlu dibuat bidang bebas kedua yang dapat
tengah yang terdiri dari sejumlah lubang-lubang bor yang diisi dan
adalah pengembangan dari burn-cut yang terdiri dari satu atau lebih
sudut pada polanya yang lebar agar tersedia tempat kerja untuk alat
bor.
advance
face
advance
face
untuk membuat lubang yang miring pada front. Fan cut dapat
peledakan berikutnya.
advance
face
tembak yang membentuk sudut dan bertemu pada satu titik atau
2.3 FRAGMENTASI
lebih kuat.
fragmentasi kecil
terpakai di dalam massa batuan dan saat pelepasan energi juga tepat agar
46
terjadi interaksi yang tepat. Lebih jauh, distribusi energi di dalam massa
batuan terpecah ke dalam dua tahap yang berbeda. Pertama harus ada energi
jumlah bahan peledak yang tepat. Bahan peledak juga harus ditempatkan
peledakan. Pelepasan energi pada waktu yang salah dapat mengubah hasil
strategis diseluruh massa batuan dalam pola yang tepat. Jika waktu inisiasi
tidak tepat, maka dapat terjadi perbedaan pada pecahan batuan, getaran,
diolah secara ekonomis, aman dan efisien dengan alat-alat angkut dan muat.
parameter:
47
dengan mengadopsi salah satu atau lebih langkah berikut (diterapkan dalam
peledakan bench):
dalam baris.
2.3.1. KUZRAM
48
0.8
V
x̄=Ax o
Q() ¿
xQalignl¿ 0.167 ¿ ¿
Dengan :
A = Faktor batuan
menjadi:
0 .8
V E −0 ,63
()
x̄= Ax o
Q
xQalignl¿ 0 .1667 ¿
¿
( )
115
¿
Dengan:
X n
−( )
Xc
R= e
Dengan:
n = Indeks Keseragaman
x
Xc=
( 0 , 693)1/ n
Indeks n adalah indeks keseragaman yang dikembangkan oleh
14 B W A−1 PC
(
n= 2,2−
D )(1−
B
1+ )(
2 H )( )
Dengan:
yang diberikan oleh Lily (dalam Hustrulid, 1999), yaitu : Rock mass
o Powdery / Friable 10
o Blocky 20
o Totally massive 50
2. Joint Mass Description (JPS)
o Horizontal 10
20
51
SGI = 25 x SG – 50
5. Hardness (H) 1 – 10
9 Corondum
10 Diamond (Intan)
52
BI = 0,5 (RMD+JPS+JPO+SGI+H)
sebagai berikut :
RF = 0,12 x (BI)
untuk menganalisa ukuran fragmen batuan. Split Desktop Trial 2.0 adalah
Arizona, Amerika Serikat. Pada penelitian ini program Split Desktop Trial
1. Dapat membaca file gambar dengan format : TIF, JPEG atau Windows
BMP.
Framegrabber.
53
sebagainya).
UK).
atau teknisi di lokasi tambang dengan mengambil input data berupa foto
digital fragmentasi. Sistem Split Desktop Trial 2.0 terdiri dari software,
BAB III
3.1 HASIL
a. Panel 1 (Echelon)
c. Panel 3 (V-Cut)
2. Hasil
2. Hasil (6 gambar)
3.2 PEMBAHASAN
1. Panel 1 (Echelon)
3. Panel 3 (V-Cut)
3.2.3 FRAGMENTASI
BAB IV