Tugas EBG (Genesa Emas Nikel Batu Batubara
Tugas EBG (Genesa Emas Nikel Batu Batubara
Tugas EBG (Genesa Emas Nikel Batu Batubara
Kristalisasi
Gravitasi
Pemisahan cairan
Assimilasi
Seperti pada gambar diatas Larutan hidrothermal tersebut naik ke atas permukaan
melalui zona struktur seperti patahan, sesar, rekahan maupun kontak litologi,
GENESA EMAS, NIKEL, dan BATUBARA
2
Zona silisifikasi
Zona ini biasanya sangat keras, banyak mengandung kuarsa berukuran
kriptokristalin, berwarna putih
Zona argilik
Dicirikan oleh kehadiran mineral lempung (kaolinit), pirit (FeS2), kalkopirit,
kuarsa selalu hadir dan biasanya terbentuk di dekat vein. Warnanya putihkuning muda kecoklatan, permeabilitas cukup besar, jika dipegang agak
lunak.
Zona potasik
Terbentuk karena adanya penambahan unsur Fe dan Mg yang diikuti oleh
adanya sulfida dengan kadar rendah.
Zona propilit
Zona terluar dari sistem hidrothermal, warnanya hijau dan cukup keras,
dengan mineral pengikutnya klorit, epidot, kalsit, pirit, sedangkan mineral
bijih yang sering terkandung adalah galena, sphalerit sinabar.
Hipothermal
Mesothermal
Epithermal
Batuan vulkanik
Batuan sedimen
Pendinginan
Interaksi air dengan batuan samping
Pencampuran fluida
Pendidihan fluida
induk
Kegiatan konsentrasi dilakukan tanpa kehilangan emas berlebihan
Meningkatkan kemampuan ekstraksi emas Proses kominusi ini terutama
diperlukan pada pengolahan bijih emas primer, sedangkan pada bijih
emas sekunder bijih emas merupakan emas yang terbebaskan dari batuan
Proses kominusi ini dilakukan bertahap bergantung pada ukuran bijih yang
akan diolah, dengan menggunakan :
Refractory ore processing, bijih dipanaskan pada suhu 100 110 0C, biasanya
sekitar 10 jam sesuai dengan moisture. Proses ini sekaligus mereduksi sulfur pada
batuan oksidis.
Crushing merupakan suatu proses peremukan ore ( bijih ) dari hasil penambangan
melalui perlakuan mekanis, dari ukuran batuan tambang <40 cm menjadi 1%)
Milling merupakan proses penggerusan lanjutan dari crushing,hingga mencapai
ukuran slurry dari hasil milling yang diharapkan yaitu minimal 80% adalah
-200#, misalnya dengan menggunakan Hammer Mill, Ball Mill, Rod Mill, Disc
Mill , dll.
1. Smelting Furnace,
2. Slag cleaning Furnace,
3. Converting Furnace, lalu masuk ke pembentuk anoda Cu (disebut anoda
furnace) lalu dicetak bentuknya batangan anoda Cu. Proses pertama :
Smelting Furnace, konsetrat yang dihasilkan di freeport akan dilebur,
disini sudah ditambahkan flux SiO2 dan dihembus udara (biasanya udara
bebas dengan kompresor diatur oksigennya 60%). Tujuannya untuk
GENESA EMAS, NIKEL, dan BATUBARA
5
dengan
transfer
proton
(H
+)
dari
air.
1. Metode Cepat
Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan
HNO3 kemudian tambahkan garam dapur untuk mengendapkan
perak sedangkan emasnya tidak larut dalam larutan HNO3
selanjutnya saring aja dan dibakar.
2. Metode Lambat
Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan
menggunakan larutan H2SO4 dan masukkan plat Tembaga dalam
larutan kemudian masukkan Bullion ke dalam larutan tersebut,
maka akan terjadi proses Hidrolisis dimana Perak akan larut dan
menempel pada plat Tembaga (menempel tidak begitu keras/mudah
lepas) sedangkan emasnya tidak larut (tertinggal di dasar), lalu
tinggal bakar aja masing masing, jadi deh logam murni.
e. Proses Perendaman
NaCn = 40 kg
H2O2 = 5 liter
Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg
Ag NO3 =100 gram
Epox Cl = 1 liter
Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
H2O (air) = 20.000 liter
kimia
dari
Bak
disedot
dengan
pompa
dan
4. Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak I
dengan melalui Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc
dass/ zinc koil untuk mengikat/ menangkap logam Au dan Ag (emas
dan perak) dari larutan air kaya
5. Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur
seperti pasir selama 5 10 hari
6. Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan
dimasukkan ke dalam wadah untuk diperas dengan kain famatex
7. Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain
gunakan 200 ml H2SO4 dan 3 liter air panas
8. Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion
f. Teknologi Amalgamasi
Mekanisme Amalgamasi
Air aksa atau merkuri (Hg), pad temperature (suhu) kamar, adalah zat
cair. Bila terjadi kontak antara merkuri (zat cair) deengan logam (zat
padat), maka ai raks membasahi dan menenbus logam untuk
membentuk larutan padat merkuri-logam yang disebut amalgam. Proses
yang terjadi disebut amalgamasi. Logam-logam yang dapat membentuk
amalgam adalah emas, perak, tembaga, timah, cadmium, seng, alkali
dan alkali tanah.
Paduan merkuri emas disebut amalgam emas, yang mempunyai rumus
kimia dari kombinasi 2 atau bahkan 3 dari 4 rumus kimia berikut ini
yaitu AuHg2, Au2Hg, Au3Hg atau AuHg. Kelarutan emas dalam air
raksa bertambah dengan naiknya temperature. Paad temperature kamar
kandungan emas dalam amlgam kira-kira 0,14% Au, sedangkan pada
temperatu 1000C sebesar 0,65% Au. Produk amalgasi bijih emas
Ukuran Butiran
Butiran emas yang bebas, tidak terselubung mineral induk, menjadi
pasyarat dalam amalgasi, sehingga pembasahan emas dalam bijih emas
bervariasi dari yang kasa (bijih emas yang kaya) sampai yang halus
(bijih emas yang miskn). Dengan demikian batuan atau bijih perlu
dipecah atau digerus sampai diperoleh butiran emas yang bebas (tidak
terselubung oleh mineral induk). Namun, kenyataan menunjukkan
bahwa butiran emas yang berukuran lebih besar dari 0,074 mmyang
dapat diolah dengan teknik amalgamasi.
Gangguan Amalgamasi
Keberhasilan amalgamasi ditentukan oleh dua kondisi, yaitu (1) kondisi
mineralogy dari bijih yang diolah dan (2) kondisi pulp (campuran
material padat yang halus dan air). Kondisis yang buruk menyebabkan
butiran emas tidak dapat dibasahi oleh merkuri dam merkuri terpecah
menjadi partikel-partikel halus, sehingga amlgamasi tidak dapat
berlangsung secar baik.
Butiran emas yang berasal dari bijih emas primer yang tidak teroksidasi
biasanya bersih dan mengkilap. Kondisi ini baik untuk amlgamsi.
Namun, butiran emas yang berasal dari bijih yang teroksidasi biasanya
kusam dan sering dilapisi oleh oksida besi. Emas kusam mengurangi
kemampuan beramalgamasi dan emas yang dilapisi oksida besi
cendrung tidak bias beramalgamasi. Untuk menghindari terdapatnya
emas kusam dan emas yang dilapisi oksida besi dapat dicegah secar
mekanik (sambil menggerus).
Penggerusan
Saat penggerusan, kondisi yang perlu diperhatikan adalah jumlah
(volume) media penggerus, kecepatan putar barel (gelundung),
persentase padatan dalam pulp, dan lamanya penggerusan. Volume
media penggerus dapat diatur sehingga media penggers mengisi
barel/gelundung sedikit diats setengah isi barel/gelundung. Keceptan
putar yang sedemikian rupa menyebabkan media penggerus tidak
bergerak di bagian bawah gelundung saja tetappi juga pada suatu posisi
sewaktu berputar media penggerus diberikan kesempatan untuk jatuh.
Alat untuk penggerusn dikenal dengan nama ball mill dan rod mill. Alat
ini seharusnya memakailiner, pelapisan barel di bagaian dalam yang
bergelombang.
Permukaan
bergelombang
ydimaksudkan
untuk
bergantung pada kadar emas dalam bijih dan jumlah merkuri ditambah
apabila kadar emasnya tinggi.
Perolehan Emas
Perolehan emas denag teknologi amlgamasi relative rendah (artinya
apabila dibandingkan dengan teknologi sianida). Untuk memperbaiki
teknologi amalgamasi (perolehan emas dan kehilangan merkuri) dari
tambang rakyat dapat dilakukan dengan penambahan baha kimia dan
pengaturan teknik (berat umpan, persentase padatan, waktu giling, dan
waktu amalgamasi) perolehan emas dapat mencapai 55%. Air raksa
yang hilang sangat kecil (> 1%)
Untuk menentukan perolehan emas perlu diketahui kandungan emas
sebenarnya dalam batuan (bijih) di laboratorium. Ada 2 metode yang
digunakan yaitu metode gravimetric dan metode dengan alat modern
yaitu AAS.
B. GENESA NIKEL
DAN CARA PENGOLAHANNYA
1. Genesa Nikel
a. Genesa Pembentukan Bijih Nickel
Nickel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral yang
mengandung nikel. Ferronickel adalah produk metalurgi berupa alloy (logam
paduan) antara besi (ferrum) dan nikel.
Baja menggunakan produk alloy ini Nickel bisa berasal dari Laterite (Ni Oxides)
hasil proses pelapukan batuan Ultramafik dan Sulfida (Ni Sulphides) hasil dari
proses magmatisme. Sumber batuan Ultramafik bisa dari Dunite, Peridotite,
Lherzolite,Serpentinite, dll.
"gentle"
termasuk
plateua
karena
sirkulasi
air
bagus
untuk
b.
2.
Iklim.
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi
kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan
terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan
temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis,
dimana
3.
akan
terjadi
rekahan-rekahan
dalam
batuan
yang
akan
4.
Struktur.
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah
struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti
diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil
sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahanrekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses
pelapukan akan lebih intensif.
5.
Topografi.
6.
Waktu.
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
No
Karakteristik
Keterangan lain
1.
Nama
Nikel
2.
Lambing
Ni
3.
Nomor atom
28
4.
Deret kimia
Logam transisi
5.
Golongan
VIII B
6.
Periode
7.
Blok
8.
Penampilan
Kemilau, metalik
9.
Massa atom
58,6934(2) g/mol
10.
Konfigurasi electron
11.
2 8 16 2
Millerit, NiS
Smaltit (Fe,Co,Ni)As
Nikolit (Ni)As
Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S
Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
dalam
4. Saprolite
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida
besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang
masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkahbongkah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai
magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit.
Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan
MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang rendah. campuran dari sisa-sisa
batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garnierite,
nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silika
boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke bedrock.
Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral
primer yang terlapukkan, chlorite.
Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal talc dengan
lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal
masih terlihat.
5. Bedrock
Bedrock adalah bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah
yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara
umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah
mendekati atau sama dengan batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan
asal dari nikel laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu
harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 510%, garnierit minor dan silika > 35%.
Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding dengan intensitas
serpentinisasi.Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh
mineral garnierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab
adanya root zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya
tersembunyi.
C. GENESA BATUBARA
DAN CARA PENGOLAHANYA
1. Genesa Batubara
Pengertian umum batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia
yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
GENESA EMAS, NIKEL, dan BATUBARA
25
menjadi
batubara.Perubahan
ini
ditandai
dengan
semakin
mudah terbakar (Volatile Matter) pada tahap ini bakteri tidak lagi berperan
akan tetapi yang berperan adalah aktifitas aktifitas yang terjadi dibumi
seperti perubahan tekanan, suhu, struktur, intrusi dan yang lain-nya.
d. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.
e. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.
menggunakan
sistem
elektronis
dengan