Teori Akuntansi Syariah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEORI AKUNTANSI SYARIAH.

Disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Praktik Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu : Ahmad Winanto,M.Ak

Oleh :

Ahmad Wahfiuddin (NPM : DI181110065)

Mahatir Mohammad (NPM : DI181110034)

Rakha Andi Wiguna (NPM : DI181120005)

Tri Wahyudi Setiawan (NPM : DI181110020)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI BISNIS


KONSENTRASI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

INSTITUT STIAMI KAMPUS MARDANI


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TEORI AKUNTANSI
SYARIAH”.

Makalah ini berisikan tentang informasi Beberapa Dimensi Akuntansi Menurut


Alquran, Ilahiyah, Sejarah Islam, dan Kini, Prinsip-Prinsip Akuntansi Islam,
Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam, Menuju Perumusan kerangka Teori
Akuntansi Islam, Perbedaan Akuntansi Islam dan Akuntansi Konvensional, Riset
Akuntansi Islam

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 30 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumus Masalah .............................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dimensi Akuntansi Menurut Alquran, Ilahiyah, Sejarah Islam, dan Kini...... 3
2.2 Prinsip-Prinsip Akuntansi Islam ..................................................................... 4

2.3 Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam............................................ 8


2.4 Menuju Perumusan kerangka Teori Akuntansi Islam..................................... 11

2.5 Perbedaan Akuntansi Islam dan Konvensional............................................... 11

2.6 Riset Akuntansi Islam...................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi sebagai salah satu ilmu yang pada zaman sekarang sering diterapkan
dalam aset keuangan, telah dikenal sejak dahulu, salah satu tokoh yang berperan
penting dalam mengembangkan ilmu ini adalah Luca Paciolli yang berkebangsaan
Italia. Namun sebenarnya pengetahuan tentang hal ini, sudah jauh diterapkan oleh
Bangsa Arab.Dalam perkembangan akuntansi itu sendiri bangsa Arab juga telah
memberikan sumbangannya, bahkan tidak menutup kemungkinan juga bahwa
Bangsa Arablah yang telah terlebih dahulu menerapkan konsep akuntansi di
dunia. Maka dari itu berkembanglah konsep akuntasi syariah, dimana dalam
pelaksanaannya berdasarkan ajaran-ajaran Islam atau ketentuan-ketentuan dalam
Islam.Namun meskipun demikian, akuntansi syariah yang merupakan suatu ilmu
yang hanya bisa diterapkan oleh Negara-negara Islam, karna akuntansi syariah itu
sendiri lebih berkembang pesat di Negara yang bukan Negara Islam yaitu
Australia. Hal ini menandakan bahwa ajaran tersebut juga bersifat umum,
selagimemberikan kepada masyarakat tidak hanya kepada orang tertentu saja.Jadi
sangat penting bagi kita untuk melihat bagaimana awalnya akuntansi syariah itu
dikembangkan, dan tentunya untuk mengetahui bagaimana cara besar akuntansi
syariah di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


 Beberapa Dimensi Akuntansi Menurut Alquran, Ilahiyah, Sejarah Islam, dan
Kini
 Prinsip-Prinsip Akuntansi Islam
 Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam
 Menuju Perumusan kerangka Teori Akuntansi Islam
 Perbedaan Akuntansi Islam dan Akuntansi Konvensional

 Riset Akuntansi Islam

1
2

1.3 Tujuan Penulisan


 Memahami beberapa Dimensi Akuntansi Menurut Alquran, Ilahiyah, Sejarah
Islam, dan Kini
 Memahami Prinsip-Prinsip Akuntansi Islam
 Memahami Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam
 Memahami Menuju Perumusan kerangka Teori Akuntansi Islam
 Memahami Perbedaan Akuntansi Islam dan Akuntansi Konvensional

 Memahami Riset Akuntansi Islam


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dimensi Akuntansi Menurut Alquran, Ilahiyah, Sejarah Islam, dan Kini
 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi konvensional menurut
Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 (Belkaoui,1985):
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi
kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai
dasar memilih di antara beberapa alternatif.” American Accounting Association
mendefinisikan akuntansi sebagai: “ Proses mengidentifikasikan, mengukur,
dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut”.
 Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Dalam buku ini
yang dimaksud dengan kesatuan ekonomi adalah badan usaha.Informasi
ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-pihak dalam
perusahaan itu sendiri maupun pihakpihak di luar perusahaan.
 Kegiatan akuntansi meliputi: Pengidentifikasian dan pengukuran data yang
relevan untuk suatu pengambilan keputusan. Pemprosesan data yang
bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan.
Pengkomunikasian informasi kepadapemakai laporan.
 Pengertian Syariah Dalam KDPPLK Pengertian Syariah merupakan
ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas manusia yang berisi perintah
dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan
maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk

3
4

 Akuntansi (kapitalis) dalam Al-Qur’an Akuntansi yang terdapat dalam


AlQur‟an terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 282: 43 “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu bermualmalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah ia orang yang
berhutang itu mengimlakkan apa yang ditulisnya itu, dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau lemah keadaannya
atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah wakilnya
mengmlakkan dengan jujur dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang laki-laki diantara kamu. Jika tidak ada dua orang laki-laki maka bolehlah
seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridhoi, supaya
jika seorang lupa seorang lagi mengingatnya”.
 Akuntansi Ilahiyah Allah adalah Maha Akuntan, karena dia Maha Cepat
(Hasib) perhitungannya, mencatat semua kejadian, dari yang besar sampai yang
kecil. Seperti yang terdapat dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah :202 dan surah
An-nisa‟:86
2.2 Prinsip-prinsip Akuntansi Islam
Adapun prinsip akuntansi syariah adalah sebagai berikut:
 Transakasi yang menggunakan prinsip bagi hasil seperti mudharabah dan
musyarakah.
 Transaksi yang menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah, salam dan
istishna.
 Transaksi yang menggunakan prinsip sewa, seperti ijarah
 Transaksi yang mengunakan prinsip titipan, seperti wadiah
 Transaksi yang menggunakan prinsip penjaminan, seperti rahn
Prinsip Umum Akuntansi Islam, Berdasarkan Surat Al Baqarah 282 :
5

 Prinsip Pertanggungjawaban (accountability) Implikasi dalam bisnis dan


akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dala praktik bisnis harus selalu
melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat
kepada pihak-pihak yang terkait.
 Prinsip Keadilan Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat
282 surat Al-Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi
yang dilakukan oleh perusahan harus dicatat dengan benar. Dengan kata lain
tidak ada window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.
 Prinsip Kebenaran Dalam akuntansi selalu dihadapkan pada masalah pengakuan
& pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila
dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan nilai
keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam
ekonomi
Menurut pandangan beberapa kalangan yang lain akuntansi Islam (syari‟ah)
mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut adalah:
 Prinsip Legitimasi Muamalat, yaitu sasaran-sasaran, transaksi-transaksi,
tindakantindakan dan keputusan-keputusan itu sah dan benar menurut syariat.
 Prinsip Entitas Spiritual, adalah adanya pemisahan kegiatan investasi
daripribadi yang melakukan pendanaan terhadap kegiatan investasi dalam
aktivitas perusahaan.
 Prinsip Kontinuitas, yaitu prinsip yang keberadaanya dapat
memberikanpandangan bahwa perusahaan itu akan terus menjalankan
kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui, dan dilikuidasinya merupakan
masalah pengecualian, kecuali jika terdapat indikasi yang mengarah kepada
kebalikannya.
 Prinsip Kontinuitas (Going Concern), merupakan kaidah umum dalam
investasi. Prinsip ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan agar
perusahan terus beroperasi.
6

 Prinsip Matching, yaitu suatu cermin yang memantulkan hubungan sebab


akibat antara dua sisi, dari satu segi, dan mencerminkan juga hasil atau dari
hubungan tersebut dari segi lainnya.
Prinsip-prinsip akuntansi islam ada 9 yaitu :
 Kebebasan Individu Kebebasan merupakan modal utama bagi muslim untuk
membentuk kehidupan ekonomi yang Islami. Tanpa kebebasan seorang muslim
tidak dapat melaksanakan kewajiban mendasar sebagai seorang khalifah,
Kebebasan manusia yang didasarkan atas pengabdian kepada Allah akan
membedakan keberanian dan kepercayaan diri.
 Hak dan kepemilikan terhadap harta Kekayaan merupakan amanah Allah
yang diberikan kepada manusia untuk dipergunakan untuk kebaikanPemilikan
hanya atas manfaatnya. Pengelolaan harta yang menjadi hak milik harus
memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain maupun kepentingan
umum, tidak boleh berlebihan-lebihan dan melampaui batas.
 Keseimbangan dan Keselarasan
 Sederhana
 Hemat
 Menjauhi pemborosan
 Keadilan dan Kesamaan Sosial Keadilan dan Kesamaan Sosial Berarti
kebebasan bersyarat akhlak Islam yang harus diterapkan di semua fase kegiatan
ekonomi sehingga dapat di Alokasikan sejumlah hasil kepada yang tak mampu
masuk pasar atau tak sanggup membeli menurut kekuatan pasar.
 Ketidaksamaan Ekonomi yang Wajar Islam mengakui adanya ketidaksamaan
ekonomi diantara orang perorang dan Islam tidak mengajurkan kesamaan
ekonomi, tetapi ia mendukung dan menggalakkan kesamaan sosial, sehingga
Islam tidak mengajurkan adanya perbedaan pemberlakuan antara sesamanya,
satu dengan yang lain mempunyai hak dan kewajiban ekonomi sama dalam
meningkatkan kesejahteraannya.
7

 Jaminan Sosial Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah
negara; dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan
pokoknya masing-masing. Tugas dan tanggungjawab utama bagi sebuah negara
adalah menjamin setiap warga negaranya dalam memenuhi kebutuhan sesuai
dengan prinsip "hak untuk hidup“
 Distribusi Kekayaan Sumberdaya alam adalah hak manusia untuk
dipergunakan bagi kemaslahatannya, upaya ini tidak akan menjadi masalah bila
tidak ada usaha untuk mengoptimalkan segala aspek ekonomi yang ada,
sehingga Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil
masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan
masyarakat. (Lihat QS : An Nahl:71 )
 Larangan Menumpuk (Menimbun) Harta Sistem ekonomi Islam melarang
individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Sikap sederhana dan
tidak melampaui batas dalam memiliki materi merupakan sikap manusia yang
sehat karena Menimbun harta secara berlebihan dilarang karena akan merusak
mekanisme pasar. (Lihat QS : Al Maidah:87, Al Humazah:1-4, Al
Baqarah:143)
 Kesejahteraan Individu dan Masyarakat Dunia Akhirat Kehidupan
individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain sehingga
Kepentingan individu tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat
dan sebaliknya. Islam menghendaki terwujudnya perekonomian yang
memenuhi kebutuhan semua orang, pembagian pendapatan dan kekayaan yang
adil, pemberian kesempatan kerja penuh, setiap individu mendapatkan haknya
sesuai dengan kontribusi (kewajiban) masing-masing, tidak ada eksploitasi
individu oleh individu lainnya dan perlindungan alam sekitar. ( Lihat QS : Al
Qashash:77 )
Jenis laporan keuangan akuntansi syariah yang memenuhi criteria ini menurut
Harahap (2000) meliputi :
8

 Neraca, yang menyajikan pula Laporan Sumberdaya Manusia.


 Laporan Nilai Tambah (Value Added Reporting) yang menyajikan semua hasil
yang diperoleh perusahaan darikontribusi semua pihak yang terkait dengan
entitas, dan kemudian mendistribusikannya secara adil.
 Laporan Arus Kas (Cash Flow). Laporan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan (Socio Economy Accounting Reporting).
 Catatan atas Laporan Keuangan, mengenai implementasi syariah misalnya
zakat, infaq, shodaqoh, transaksi haram, dan laporan dewan syariah.Melaporkan
good governance, mengenai produksi, efisiensi, produktivitas, dan laporan
lainnya yang relevan
2.3 Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam
 Akuntansi Sosial Ekonomi
Akuntansi Social Ekonomi (ASE) menurut Belkaoui (1984) lahir dari anggapan
bahwa akuntansi sebagai alat manusia dalam kehidupannya harus juga sejalan
dengan tujuan social hidup manusia. ASE berfungsi untuk memberikan
informasi “social report” tentang sejauh mana unit organisasi, Negara dan dunia
memberikan kontribusi yang positive dan negative terhadap kualitas hidup
manusia. ASE sebagai suatu penerapan akuntansi di bidang ilmu social
termasuk bidang sosiologi, politik ekonomi.
Faktor penyebab munculnya ASE
Kesadaran masyarakat akan perlunya dijaga kelestarian lingkungan untuk
kelangsungan hidup manusia dan penekanan pada kelestarian hidup dan
kesejahteraan sosial semakin tinggi menjadi pendorong munculnya ASE. b.
Faktor pendorong munculnya ASE adalah:
 Adanya kesadaran dan komitmen terhadap kesejahteraan social tidak hanya
mengejar pertumbuhan ekonomi.
 Adanya paradigma kesadaran lingkungan tidak seperti selama ini lingkungan
diabdikan untuk perusahaan, untuk mengejar keuntungannya.
9

 Munculnya perspektif ecosystem, dimana system global tidak bisa berjalan


sendiri sendiri tanpa memperhatikan system lain. Sistem ekonomi harus
berjalan
 Munculnya perhatian terhadap perlindungan kepentingan social. Dengan
gencarnya pertumbuhan ekonomi maka sering melupakan kepentingan social
yang merugikan masyarakat, namun lama kelamaan muncul kesadaran akan
pentinganya diperhatikan kepentingan social tidak hanya kepentingan
ekonomi.
Perkembangan Akutansi Sosial Ekonomi
Pemikiran ASE dapat dirujuk ke Pasca Perang Dunia ke II dimana semakin
dituntut kualitas hidup tidak saja pertumbuhan ekonomi.Tahun 1960an sudah
muncul beberapa pengembangan indikator social, akutansi sosial, pengukuran
kualitas hidup, monitoring perubahan social, dan pelaporan social.Pelaporan
ASE ini sudah mulai diikuti dan menjadi lazim bagi beberapa perusahaan besar
khususnya di Negara- Negara maju baik karena kebijakan untuk mengambil
hati Publik atau secara sukarela maupun karena rekomendasi atau saransaran
atau kewajiban dari regulator (SEC, BAPEPAM). Di Indonesia menunjukan
bahwa perusahaan masih sangat rendah dalam melakukan pengungkapan aspek
sosial.
 Akuntansi Islam
Akutansi Islam atau Akutansi Syariah pada hakekatnya adalah penggunaan
akutansi dalam menjalankan syariah Islam. Shahata (Harahap, 1997:272)
misalnya mendefinisikan Akutansi Islam sebagai berikut: “ Postulat, standar,
penjelasan dan prinsip akutansi yang menggambarkan semua hal…sehingga
akutansi Islam secara teoritis memiliki konsep, prinsip, dan tujuan Islam juga.
Semua ini secara serentak berjalan bersama bidang ekonomi, social, politik,
idiologi, etika, kehidupan, keadilan dan hukum Islam. Akutansi dan bidang lain
itu adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain,.” Sesuai dengan
10

penjelasan Hayashi (1989) Akutansi dalam bahasa Arab disebut Muhasabah


terdapat 48 kali disebut dalam Alquran. Kata Muhasabah memiliki 7 pengertian
menurut Hayashi (1989):
 Yahsaba yang berarti menghitung, to compute, atau mengukur atau to
measure pencatatan dan perhitungan perbuatan seseorang secara terus
menerus
 Hasaba adalah selesaikan tanggung jawab
 Tahasaba berarti menjaga
 Mencoba mendapatk
 Mengharapkan pahala diakhira
 Menjadikan perhatian atau mempertanggungjawabkan
2.4 Menuju perumusan kerangka teori akutansi islam

Hanfiffa dan Hudaib (2000)mengemukakan bahwa kerangka konsep teori


Akuntansi syariah itu terdiri dari beberapa level yang saling mempengaruhi:

 Level I : Al-quran dan Hadist,qiyas,Ijtihad dan Ijma


 Level II : Syariat Islam. Tujuan dari syariat ini adalah Menciptakan keadilan
sosial dan kebaikan, b. Merealisir kebaikan kepada masyarakat baik di dunia
maupun di akhirat (al-falah)
 Level III : Etika dan Moralitas. Ini terdiri dari : Iman, Taqwa, Kebaikan,
Ibadah, Kewajiban, Ikhtiar, Hubungan dengan Allah, Hubungan dengan
Manusia
 Level IV : Bangunan Politik, Ekonomi dan Sosial · Politik berdasarkan
musyawarah dan tanggung jawab · Ekonomi yang halal, tanpa riba, menunaikan
zakat · Sosial menekankan kepentingan publik dan amanah.
11

2.5 Perbedaan Akuntansi Islam dan Akuntansi Konvensional

 Perbedaan dari segi pengertian,


yaitu: Akuntansi islam lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan
usaha, kemudian juga perhitungan dan perdebatan (Tanya jawab) berdasarkan
syarat-syarat yang telah disepakati dan selanjutnya penentuan imbalan atau
balasan yang meliputi semua tindaktanduk danpekerjaan, baik yang berkaitan
dengan keduniaan maupun yang berkaitan dengan keakhiratan. Akuntansi
konvensional ialah seputar pengumpulan dan pembukuan, penelitian tentang
keteranganketerangan dari berbagai macam aktivitas.
 Perbedaan dari segi tujuan,
yaitu: Akuntansi islam bertujuan menjaga harta yang merupakan hujjah atau
bukti ketika terjadi perselisihan, membantu mengarahkan kebijaksanaan,
merinci hasilhasil usaha untuk perhitungan zakat, penentuan hak-hak mitra
bisnis dan juga membantu menetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian
evaluasi kerja dan motivasi. Akuntansi konvensional menjelaskan utang
piutang, untung rugi, sentral moneter dan membantu dalam mengambil
ketetapan-ketetapan manajemen.
 Perbedaan dari segi karakteristik,
yaitu: Akuntansi islam berdasarkan pada nilai-nilai akidah dan akhlak, maka
sudah menjadi tugas seorang akuntan untuk memberikan data-data dalam
membantu orang-orang yang bersangkutan tentang sejauh mana hubungan
kesatuan ekonomi dengan kaidah-kaidah dan hukumhukum syariat islam dalam
bidang muamalah.

2.6 Riset Akuntansi Islam

Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang
akuntansi.Hasil dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena
sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi.Dimana fenomena sosial
12

tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi


teori. Metode-metode yang digunakan dalam riset akuntansi islam, yaitu :

 Metode Kuantitatif Yaitu metode yang menggunakan rumus-rumus statistik


dalam mengidentifikasi dan mengolah variabel yang muncul dari suatu problem
atau masalah yang akan dijawab.
 Metode Kualitatif Yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variabel
yang akan dibahas tanpa harus melakukan pengukuran terlebih dahulu.
 Metode Campuran antara Kuantitatif dan Kualitatif Metode ini
menggambungkan dari dua metode diatas, yaitu sebagian menggunakan metode
kualitatif dan sebagian lagi menggunakan metode kuantitatif
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dibahas pada bab, maka dapat kita simpulkan bahwa
ternyata selama ini, kebanyakan masyarakat tidak tahu bahwa akuntansi itu telah
diterapkan dulu diterapkan oleh Bangsa Arab.Perkembangan akuntansi itu sendiri
tidak dapat dilepaskan dari sumbangsih dari Bangsa Arab itu sendiri.Seperti Yang
kita tahu bahwa tak sedikit, ilmuwan-ilmuwan yang berasal dari Bangsa Arab,
contoh Ibnu Sina.Maka dari itu muncullah sebuah konsep yang dinamakan konsep
akuntansi syariah, yang didasarkan pada ketentuan dalam agama Islam.Seiring
dengan berjalannya waktu, akuntansi syariah ini Tidak hanya diterapkan oleh
Negara dengan Islam saja namun juga oleh Negara lain, karna akuntansi syariah
ini merupakan suatu konsep yang baik.

Akuntansi Syariah adalah pengelolaan semua aspek kehidupan yang lebih luas
tidak hanya, praktek ekonomi dan bisnis dalam sistem kapitalis. Akuntansi Syariah
sebenarnya lebih luas dari hanya perhitungan angka, informasi keuangan atau
pertanggungjawaban. Dia mengatur semua penegakan hukum sehingga tidak ada
hukum baik hukum sipil maupun hukum yang berkaitan dengan ibadah.

Sementara di Indonesia, perkembangan akuntansi syariah ini juga meningkat pesat


di tandai dengan seringnya kita menemukan seminar, lokakarya, diskusi, dan
berbagai pelatihan yang membahas berbagai kegiatan ekonomi dan akuntansi
Islam, mulai dari perbankan, asuransi, pegadaian, sampai pada bidang pendidikan
semua berlabel syariah .Dan pada saat ini dapat kita lihat begitu banyak berdiri
bank atau keuangan lainnya yang berlandaskan akuntasi syariah, hal ini
menandakan bahwa konsep akuntansi syariah itu sudah sangat
berkembang.Apalagi IAI juga mengeluarkan aturan mengenai Akuntansi Syariah
yang dituangkan dalam PSAK Syariah.

Hal universal yang mempengaruhi perkembangan akuntansi syariah adalah


pemenuhan kebutuhan dasar dari negara tersebut, misalnya dalam hal pendirian
kantor-kantor pemerintahan, spesialis kemampuan, dan juga kebutuhan akan
tenaga kerja yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang memadai. Selain hal
universal yang harus dipenuhi tersebut, perkembangan akuntansi syariah juga

13
14

dilatarbelakangi oleh kebutuhan pribadi dari seorang muslim itu sendiri yaitu
faktor zakat.Penghitungan zakat itu sendiri harus dilakukan dengan cermat dan
tepat, karena zakat itu termasuk dalam rukun Islam.

Anda mungkin juga menyukai